be/czqdmFr5xmA
PENDAHULUAN
Peningkatan Jumlah penduduk perkotaan di 33,4%
Indonesia menurut BPS diperkirakan pada
tahun 2020 sebesar 56,7% dan
diperkirakan pada tahun 2035 penduduk 66,6%
perkotaan mencapai 66,6%.
Perkotaan Pedesaan
KORBAN?
LOADING ......
HUTAN KOTA
PENGERTIAN HUTAN
rapat di dalam wilayah perkotaan, baik pada tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan
sebai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
MALAYSIA
Hutan kota dapat didefinisikan sebagai semua pohon milik publik
dan pribadi di dalam wilayah perkotaan
KONTRADIKTIF
HUTAN KOTA
SEBEUM INDONESIA
MERDEKA
Awal mula terbentuknya hutan kota telah
dimulai sebelum Indonesia merdeka. Saat
itu, pemerintahan Hindia Belanda
melakukan penanaman pohon secara
teratur pada setiap pinggiran jalan. Bukti
dari program penanaman tersebut masih
dapat kita lihat di banyak tempat, seperti
Bogor, Bandung, Medan dan kota lainnya.
Fungsi pepohonan yang ditanam tersebut
ialah sebagai peneduh jalan.
TAHUN 1963
Selanjutnya, pada masa kemerdekaan
penanaman pohon di perkotaan
dimulai ketika Indonesia menjadi
penyelenggara Games of the New
Emerging Forces (GANEFO) pada
tahun 1963. Panitia acara tersebut
melakukan program penanaman di
sekitar area senayan dengan berbagai
jenis pohon. Bahkan, hingga saat ini
kita masih dapat menjumpai pohon-
pohon yang ditanam tersebut.
TAHUN 1978
Kemudian pada Kongres Kehutanan Sedunia
ke-7 yang diadakan di Jakarta pada tahun
1978 menjadi awal mula nama “Hutan
Kota” secara resmi dikenal. Pada waktu itu,
pemerintah mencanangkan pembangunan
hutan kota di daerah senayan yang
dilakukan oleh peserta kongres pada lahan
seluas 5 hektar. Lahan yang digunakan
adalah halaman gedung Manggala
Wanabakti atau Kantor Kementerian
Kehutanan.
TAHUN 1980
Isu menurunnya kualitas lingkungan
perkotaan mulai digalakan
Program/kegiatan penghijauan
perkotaan. Dinas Pertamanan DKI
Jakarta memprogramkan
pembangunan jalur hijau dan
pertamanan kota, sedangkan Dinas
Kehutanan DKI Jakarta mulai
menerapkan program pembangunan
dan pengembangan hutan kota.
TAHUN 1990
Semakin meningkatnya pencemaran udara,
mulai disadarinya pentingnya hutan kota.
Pada Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke
30 di Pulai Sulawesi Tengah, Presiden RI
mencanangkan pembangunan hutan kota.
Pembangunan hutan kota ditumbuhkan di 11
kota besar, dengan diawali pembangunan
hutan kota Jakarta seluas 2.327 Ha.
TAHUN 1999
Dibuatnya Undang-undang Nomor 41
Tahun 1999 yang mengatur tentang
Hutan Kota dalam pasal 9 ayat (1)
bahwa untuk kepentingan pengaturan
iklim mikro, estetika dan resapan air,
disetiap kota ditetapkan kawasan
tertentu sebagai hutan kota.
TAHUN 2002
Dibuatnya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia (PP) No.63 Tahun 2002 tentang
Hutan Kota, mengamanatkan presentase
penyediaan hutan kota di suatu wilayah
seluas paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus) dari wilayah perkotaan dan atau
disesuaikan dengan kondisi setempat.
TAHUN 2007
Dibuatnya Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang mengatur Ruang Terbuka Hijau
(RTH) sebagai bagian dari Tata Ruang
Wilayah Kota. Ruang Terbuka Hijau,
terdiri dari ruang terbuka hijau public
dan ruang terbuka hijau privat.
Proporsi ruang terbuka hijau pada
kota paling sedikit 30 % dari luas
wilayah dan proporsi ruang terbuka
hijau pada wilayah kota paling sedikit
20 % dari luas wilayah kota.
TAHUN 2007
Dibuatnya Pertaruan Menteri Dalam Negeri
No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan (RTHKP) meliputi kegiatan
peencanaan, pemanfaatan dan
pengamanan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari rencana tata ruang
wilayah propinsi dan kabupaten/kota. Luas
ideal RTHKP minimal 20 % dari luas
kawasan perkotaan yang mencakup RTHKP
public dan privat.
TAHUN 2008
Dibuatnya Pertaruan Menteri Pekerjaan
Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan yang menjadi
acuan pemangku kepentingan baik
pemerintah kota, perencana maupun
pihak-pihak terkait, dalam
perencanaan, perancangan,
pembangunan, dan pengelolaan ruang
terbuka hijau.
TAHUN 2009
Dibuatnya Pertaruan Menteri Kehutanan
Nomor P.71/Menhut-II/2009 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota
yang menjadi rujukan dalam
penyelenggaraan hutan kota meliputi
penujukan, pembangunan, penetapan dan
pengelolaan hutan kota.
TAHUN 2009
Telah dibangun Hutan Kota seluas
20.379 Ha dengan dana APBN, APBD
dan swadaya.
TAHUN 2010
Telah dibangun Hutan Kota Seluas 1.117,56
Ha dengan dana APBN.
TAHUN 2010
Telah dibangun Hutan Kota Seluas
1.444 Ha dengan dana APBN.
TAHUN 2020
Pada 20 Mei 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah
menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun
2020 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. Dimana
pelaksanaan rehabilitasi hutan termasuk didalamnya adalah
penghijauan dalam Pasal 27 sala satunya adalah
Pembangunan Hutan Kota.
RENCANA ZONA LINDUNG PERMEN ATR NO.16 TAHUN 2018
RUANG TERBUKA HIJAU
UU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENANTAAN RUANG
Dalam Pasal 29 menjelaskan bawah Ruang Terbuka Hijau (RTH)
terdiri dari RTH Publik paling sedikit 30% dan RTH Privat paling
sedikit 20% dari luas wilayah Kota.
Mengapa demikian?
Karena infrastruktur adalah
suatu sarana yang mendukung
perkembangan suatu kota,
baik perkembangan ekonomi,
pendidikan, sosial dan
budaya.
PENGERTIAN
INFRASTRUKTUR
(Menurut PP No.38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur)
HUTAN KOTA
INFRASTRUKTUR
HIJAU KOTA
MANFAAT HUTAN KOTA SEBAGAI
INFRASTRUKTUR HIJAU KOTA
Manfaat dan penggunaan hutan dan pohon perkotaan (diadaptasi dari Tyrväinen 1999)
Perbaikain
Peluang Rekreasi
1. Lingkungan
Rumah dan
Pekerjaan
MANFAAT
SOSIAL
Berdampak Nilai budaya
Pada Kesehatan dan Sejarah
Fisik dan Mental Kawasan Hijau
MANFAAT HUTAN KOTA SEBAGAI
INFRASTRUKTUR HIJAU KOTA
Manfaat dan penggunaan hutan dan pohon perkotaan (diadaptasi dari Tyrväinen 1999)
MANFAAT
ESTETIKA DAN
ARSITEKTUR
Mendefinisikan ruang
terbuka, membingkai dan
Menyaring pandangan
bangunan lansekap
MANFAAT HUTAN KOTA SEBAGAI
INFRASTRUKTUR HIJAU KOTA
Manfaat dan penggunaan hutan dan pohon perkotaan (diadaptasi dari Tyrväinen 1999)
3. dan kelembaban
MANFAAT
Pengurangan
Polusi Udara IKLIM DAN Kontrol Suara
FISIK
4.
MANFAAT
EKOLOGIS
Biotop untuk flora burung yang menjadikan
dan fauana di hutan kota sebagai
lingkungan habitat hidupnya sangat
perkotaan baik untuk keseimbangan
eksosistem di perkotaan.
MANFAAT HUTAN KOTA SEBAGAI
INFRASTRUKTUR HIJAU KOTA
Manfaat dan penggunaan hutan dan pohon perkotaan (diadaptasi dari Tyrväinen 1999)
MANFAAT
EKONOMI
Pariwisata
TAHAP PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
HIJAU KOTA
1. PERENCANAAN
Dalam studi kajian perencanaan aspek yang diteliti meliputi : lokasi, fungsi dan
pemanfaatan, aspek tehnik silvikultur, arsitektur lansekap, sarana dan prasarana,
tehnik pengelolaan lingkungan. Bahan informasi yang dibutuhkan dalam studi
meliputi:
Rencana Tahun
Rencana Jangka Rencana Detail Pertama Kegiatan
Panjang
Mudah tumbuh Tidak Tahan terhadap Dahan dan Pohon tidak Buah tidak
pada tanah mempunyai akar hembusan angin ranting tidak mudah tumbang terlalu besar
yang padat yang besar di yang kuat mudah patah
permukaan
tanah
Serasah yang Tahan terhadap Luka akibat Cukup teduh, Kompatibel Daun, bunga,
dihasilkan sedikit pencemar dari benturan mobil tetapi tidak dengan tanaman buah, batang dan
kendaraan mudah sembuh terlalu gelap lain percabangannya
bermotor dan secara
industri keseluruhan indah
TANAMAN JALUR HIJAU
Berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
• Zone l akan mengakomodasi pohon hias untuk menghindari konflik antara pohon dan
kabel listrik.
• Zona 2 disarankan pohon berukuran sedang sebagai yang terbaik untuk meningkatkan
penampilan rumah dan properti.
• Zona 3 adalah tanah di belakang rumah, yang cocok untuk berbagai pilihan pohon,
termasuk jenis yang lebih besar yang tidak direkomendasikan untuk zona lain
PENANAMAN TEPI JALAN
PENANAMAN DI AMBANG PINTU
PENANAMAN DI JALUR LALU LINTAS
JARAK TANAMAN TERHADAP PERKERASAN
Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan 3 Arah Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan 4 Arah
2. Persimpangan Bersinyal
Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan 3 Arah Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan 4 Arah
KONFLIK INFRASTRUKTUR KOTA
KONFLIK DENGAN
1. LAYANAN ATAS
(Arieal Service)
Konflik antara pohon dengan infrastruktur
layanan atas seperti kabel listik, lampu
penerangan jalan, kamera CCTV, rambu-
rambu lalulintas yang disebabkan ukuran
pohon akan bertambah tinggi di masa
depan dan berpotensi menghalangi atau
bahkan merusak fasilitas tersebut.
SOLUSI KONFLIK INFRASTUKTUR
LAYANAN ATAS (Arieal Service)
KONFLIK INFRASTRUKTUR KOTA
KONFLIK DENGAN
2. LAYANAN PERMUKAAN
(Surface Service)
Infrastuktur perkotaan seperti trotar, jalan,
tempat parkir dan pagar bangunan
berpotensi rusak oleh akar pohon,
dimana akar pohon dapat mengangkat
area permukaan yang telah dibangun
fasilitas tersebut.
KONFLIK INFRASTRUKTUR KOTA
KONFLIK DENGAN
3. LAYANAN BAWAH
TANAH (Underground
Service)
Pemetaan layanan bawah tanah perlu
dilakukan untuk menentukan lokasi pipa,
kabel, dan sarana layanan lain yang
berada dibawah tanah. Karena pohon
yang tumbuh disekitar fasilitas tersebut
menjadi rusak.
SOLUSI KONFLIK INFRASTUKTUR
LAYANAN BAWAH TANAH (Underground Service)