Anda di halaman 1dari 37

CHAPTER - 4

UNDERSTANDING
EMOTIONS & MOOD
KASUS
• Seorang manajer dikenal baik oleh bawahannya, memiliki sifat sabar, ramah dan
dekat dengan bawahan.
• Suatu ketika manajer tersebut diberikan tugas tambahan diluar tugas pokoknya
yaitu sebagai ketua proyek X dengan segala tekanan kerja baik dari atasan
maupun bawahan.
• Ketika kondisi beban kerja manajer sekaligus ketua proyek berada dalam kondisi
berlebihan, manajer tersebut menjadi lebih sensitif dalam menanggapi masalah
bawahannya, sehingga hubungan atasan dan bawahan yang dulunya harmonis
menjadi renggang. Contoh:
1. Ketika bawahan meminta izin berkonsultasi mengenai kesulitan yang dialami,
oleh manajer dijawab “Lain kali saja, saya sibuk”.
2. Ketika ada perbedaan pendapat antara atasan dengan bawahan, manajer
tersebut menjadi gampang marah misalnya membanting pintu.
3. Manajer yang biasanya ramah menjadi tidak bisa senyum.
Latar Belakang
• Emosi seseorang berpengaruh di tempat kerja.
• Mitos Rasionalitas
• Emosi Negatif yang kuat terutama marah dapat
mengganggu kemampuan karyawan untuk bekerja secara
efektif.
Apa itu Emosi dan Suasana Hati
Robbins (2015), terdapat tiga hal yang sangat erat maknanya:
❑ Afeksi adalah istilah umum yang mencakup macam perasaan
yang dialami seseorang, meliputi emosi maupun suasana hati.
❑ Emosi adalah perasaan intens yang diarahkan pada seseorang
atau sesuatu
❑ Suasana hati adalah perasaan yang kurang intens dibandingkan
emosi dan sering kali (meski tidak selalu) muncul tanpa sebuah
peristiwa spesifik sebagai stimulus.
• Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat datang dan pergi
dibandingkan suasana hati.
– Contohnya jika seseorang kasar kepada Anda, Anda akan
merasa marah. Emosi intens ini mungkin datang dan pergi
dengan cepat (hitungan detik atau menit). Ketika Anda dalam
suasana hati yang buruk, Anda dapat merasa sedih selama
beberapa jam.
– Sebaliknya, suasana hati biasanya tidak diarahkan pada orang
atau peristiwa.
– Emosi dapat berubah menjadi suasana hati saat Anda
kehilangan fokus pada peristiwa atau objek yang memulai
perasaan itu.
Afeksi, Emosi dan Suasana hati
AFEKSI
Didefinisikan sebagai beragam perasaan yang dialami seseorang.
Afeksi dapat dialami dalam bentuk emosi dan suasana hati.

EMOSI SUASANA HATI


1. Disebabkan oleh kejadian spesifik. 1. Penyebabnya seringkali umum dan
2. Sangat cepat durasi nya(detik atau tidak jelas
menit). 2. Berakhir lebih lama dari emosi (jam
3. Spesifik dan banyak (Kemarahan, atau hari)
rasa takut, kesedihan, kebahagiaan, 3. Lebih umum (dua dimensi utama
rasa jijik, rasa terkejut) afeksi positif dan afeksi negatif yang
4. Biasanya disertai ekspresi wajah terdiri dari berbagai emosi spesifik)
yang jelas 4. Biasanya tidak diindikasikan oleh
5. Berorentasi tindakan ekspresi yang jelas
5. Bersifat Kognitif
Emosi Dasar
• Emosi meliputi rasa marah, benci, sedih, cemburu, takut, frustasi, tidak
setuju, malu, jijik, terkejut, bahagia, berharap, gembira, suka, bangga,
antusias..
• Sejumlah penelitian psikologi mencoba mengindentifikasi emosi dasar
dengan mempelajari ekspresi wajah. Tetapi dalam pendekatan ini
beberapa emosi terlalu kompleks untuk secara mudah diekspresikan
melalui wajah.
• Selain itu budaya setempat juga memiliki norma-norma yang mengatur
ekspresi emosi, sehingga cara kita mengalami sebuah emosi tidak akan
selalu sama dengan bagaimana kita menunjukkannya.
Suasana Hati dasar: Afeksi Positif dan Negatif
Afek positif sebagai suatu dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi-emosi posi
seperti bersemangat, kewaspadaan, kegembiraan pada ujung tertinggi serta kebosana
depresi dan kelesuan pada ujung terenda

Afek Negatif adalah dimensi suasana hati yang terdiri atas kegugupan, stre
kecemasan pada ujung tertinggi dan kepuasan, ketenangan, kedamaian pada ujun
terenda

Label yang digunakan adalah Afeksi Positif dan Negatif yang merupakan suasa
hati, bukan suasana hati positif atau suasana hati nega
Struktur Suasana Hati
Afek Negatif Tinggi Afek Positif Tinggi
Tegang Waspada
Gugup Bersemangat
Tertekan Gembira
Marah Bahagia

Sedih Puas

Depresi Tenteram
Rileks
Bosan
Lelah Tenang

Afek Positif Rendah Afek Negatif Rendah


Emosi negatif mungkin menjadi
suasana hati negatif. Seseorang Sehingga
berpikiran bahwa mengingat seseorang
peristiwa tentang emosi negatif akan lebih
lima kali lebih kuat dari pada
mengingat peristiwa yang positif
mudah
mengingat
pengalaman Positivity Offset
negatifnya dari (kompensasi positifitas):
pada Pada masukan nol (saat
pengalaman tidak ada hal yang terjadi)
kebanyakan individu
positifnya mengalami suasana positif
yang ringan
Fungsi Emosi

Apakah emosi membuat kita tidak rasional?


• Emosi kita memberikan informasi penting mengenai bagaimana
kita memahami dunia sekitar kita.
• Kunci dari keputusan yang baik adalah dengan
mempergunakan pikiran dan perasaan.
Apakah emosi membuat kita bersikap etis?
• Orang yang berperilaku etis setidaknya membuat keputusan
berdasarkan emosi dan perasaan mereka.
• Ada hubungan antara emosional dan sikap moral.
Sumber Emosi dan Suasana Hati
1. Kepribadian
2. Waktu dalam hari
3. Hari dalam minggu
4. Cuaca
5. Stres
6. Aktivitas sosial
7. Tidur
8. Olahraga
9. Umur
10. Gender
Emosi Pekerja
Sebuah situasi dimana seorang pekerja menampilkan
emosi yang diinginkan organisasi selama interaksi-
interaksi interpersonal di tempat kerja.

Konsep emosi pekerja muncul dari studi atas pekerjaan jasa

Disonansi emosi adalah inkonsistensi antara emosi yang


dirasakan orang dan emosi yang ditampilkan. Emosi pekerja
menciptakan dilema bagi pekerja
Ketidaksesuaian Emosional
Merupakan Inkonsistensi antara emosi yang
dirasakan dan emosi yang ditampilkan

Felt emotion adalah emosi aktual individu. Sedangkan


displayed emotion adalah emosi yang dituntut oleh
organisasi untuk ditunjukkan oleh pekerja dan dianggap
pantas untuk pekerjaan itu.

Kita diharapkan menampilkan emosi-emosi positif


seperti kebahagiaan dan semangat serta meredam
emosi-emosi negatif seperti rasa takut, amarah,
jijik, dan rasa tidak suka
Emosi Yang Ditampilkan

Surface Acting (berpura-pura Ex: Seorang pekerja


dipermukaan) adalah tersenyum kepada
menyembunyikan perasaan terdalam
seseorang dan menyembunyikan pelanggan walaupun
ekspresi emosional sebagai respon pada saat itu ia tak ingin
terhadap aturan penampilan. melakukannya
Deep Acting (Berpura-pura secara
mendalam) mencoba untuk memodifikasi
perasaan di dalam diri yang sebenarnya
berdasarkan aturan-aturan.

Ex: Seorang penyedia pelayanan


kesehatan yang berusaha secara
tulus merasakan empati terhadap
pasiennya.
Affective Event Theory (Teori Peristiwa Afektif)
• Sebuah model yang menyatakan bahwa peristiwa tempat kerja menyebabkan
reaksi emosional pada bagian pekerja, yang kemudian mempengaruhi sikap
dan perilaku tempat kerja.
• AET menunjukan bahwa pekerja bereaksi secara emosional pada hal-hal yang
terjadi di tempat kerja, dan reaksi ini mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja
mereka
• AET menawarkan dua pesan penting:
– Emosi menyediakan wawasan yang berharga, bagaimana perselisihan/
percekcokan dan acara menggembirakan akan mempengaruhi prestasi dan
kepuasan karyawan.
– Karyawan dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa
yang menyebabkannya, bahkan ketika muncul kecil/sepele, karena hal
tersebut berakumulasi.
Affective Event Theory
LINGKUNGAN KERJA
• Karekteristik pekerjaan
• Tuntutan pekerjaan
• Syarat untuk kerja
emosional

Kepuasan
Kerja
PERISTIWA-PERISTIWA KERJA REAKSI-REAKSI EMOSIONAL
• Percekcokan harian • Positif
• Kegembiraan Harian • Negatif
Penampilan
kerja

KECENDERUNGAN PRIBADI
• Kepribadian
• Suasana hati
Kecerdasan Emosional
• Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi
dan mengelola petunjuk dan informasi emosional.
• Dalam kecerdasan emosional seseorang harus:
– Memahami emosional dalam dirinya sendiri dan orang lain
– Memahami tentang makna emosional tersebut
– Mengatur emosional seseorang dalam model alur
• Beberapa penelitian menyatakan bahwa EI memainkan peran penting dalam
kinerja pekerjaan.
• Studi lain mengatakan keberhasilan dan kegagalan dievaluasi dari 6 kualitas
: Komunikasi, organisasi, kemampuan berpolitik, pandangan kedepan,
pengetahuannya dan KECERDASAN EMOSIONAL (EI)
• EI Mengkarateristikkan kinerja tinggi.
Kasus Mendukung EI
• Kecerdasan Emosional mempunyai pendukung dan penentang.
Argumen-argumen yang mendukung dan menentang
keberadaan EI dalam PO
• Daya tarik Intuitif : Intuisi menyatakan orang yang dapat
mendeteksi emosi orang lain, mengendalikan emosinya sendiri,
dan mengendalikan interaksi sosial dengan baik akan
mempunyai posisi yang kuat dalam dunia bisnis
Aplikasi Perilaku Organisasi terhadap
Emosi dan susana Hati
• Dalam bagian ini kita menilai bagaimana sebuah
pemahaman atas emosi dan suasana hati dapat
meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan
meramalkan pengambilan keputusan, kreativitas, motivasi,
kepemimpinan, konflik antar personal, negosiasi, pelayanan
pelanggan, sikap-sikap kerja dan perilaku-perilaku
menyimpang di tempat kerja
Pengambilan Keputusan

Para peneliti PO semakin


menemukan bahwa emosi dan
suasana hati mempunyai peran Seseorang yang memiliki suasana hati bagus dan
penting dalam pengambilan pengalaman emosional yang positif dari pada
keputusan yang lain akan melakukan pengambilan
keputusan yang lebih cepat. Emosi yang positif
juga menambah kemampuan dalam memecahkan
masalah, orang yang positif menemukan solusi
yang baik dalam pemecahan masalah
Kreativitas
• Seseorang yang berada dalam suasana hati yang baik
lebih kreatif dibandingkan dengan orang-orang yang
mempunyai suasana hati buruk
• Mereka menghasilkan lebih banyak ide dan banyak
pilihan ide-ide mereka yang original
• Seseorang yang memiliki suasana hati atau emosi positif,
lebih fleksibel dan terbuka dalam berpikir. Hal ini
menjelaskan mengapa mereka lebih kreatif.
Motivasi
• Beberapa studi menyoroti bahwa suasana hati dan emosi
sangat penting dalam motivasi
• Suasana hati yang positif mempunyai harapan yang tinggi
dalam menyelesaikan masalah
• Seseorang yang diberi umpan balik atas penampilannya
berpengaruh kepada suasana hati yang kemudian
berpengaruh kepada motivasi.
Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosi
untuk membantu menyampaikan pesan mereka.

Ekspresi emosi dalam berpidato bisa menjadi elemen penting


dalam membuat orang menerima atau menolak pesan yang
disampaikan.

Para eksekutif perusahaan mengetahui pentingnya kandungan


emosional jika menginginkan para karyawannya percaya akan
visi perusahaan dan meneriama perubahan
Negosiasi

Negosiasi adalah sebuah proses emosional, namun


sering dikatakan sebuah skill dalam negosiasi.

Beberapa penelitian seorang negosiator yang berpura-


pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka

Memperlihatkan emosi negatif seperti marah memang


efektif, tetapi akan terlihat buruk dalam penampilan
sehingga akan merusak negosiasi berikutnya.
Pelayanan Pelanggan

Keadaan emosi seorang pekerja dapat mempengaruhi


pelayanan pelanggan. Yang berpengaruh kepada bisnis
dan tingkat kepercayaan pelanggan

Kondisi emosional seorang pekerja dapat ditularkan atau


dipindahkan ke pelanggan. Kondisi tersebut di namakan
(emotional contagion)
Sikap Kerja
• Hasil dari penelitian yang mengatakan seseorang yang
mempunyai hari baik di tempat kerja cenderung berada
dalam suasana hati yang baik di rumah pada malam
harinya
• Tetapi jika seseorang yang memiliki hari kurang baik di
tempat kerjanya akan mendapatkan masalah
relaksasi/istirahat setelah selesai berkerja
Perilaku Menyimpang di tempat kerja
Seseorang yang memiliki banyak waktu dalam
suatu organisasi, memungkinkan seseorang
tersebut memiliki banyak jalan untuk
melanggar sesuatu yang dianggap
mengancam suatu organisasi.

Sebuah contoh, iri adalah emosi


yang terjadi jika anda marah
kepada seseorang untuk memiliki
sesuatu yang anda tidak punyai
tetapi anda sangat
menginginkannya
Keselamatan dan Kecelakaan Kerja
• Suasana hati yang tidak baik berkontribusi dalam
kecelakaan kerja.
• Individu dengan suasana hati yang negatif cenderung
lebih cemas, yang mana dapat membuat mereka kurang
mampu secara efektif mengatasi hal yang berbahaya.
Pembahasan
• Sifat pemimpin, keterampilan dan gaya kepemimpinan adalah sumber
dari kepemimpinan yang efektif. Situasi mempengaruhi hubungan antara
gaya kepemimpinan dan keefektifan kepemimpinan. (Thanh, 2015).
• Penelitian Daniel Goleman tahun 2000 menyimpulkan bahwa pencapaian
kinerja suatu organisasi ditentukan hanya 20% dari IQ sedangkan 80%
ditentukan oleh kecerdasan emosi. (Goleman, 2002)
• Frederick Perls dalam bukunya Psycho-Analisa yang mengembangkan
pendekatan “gestalf” berpendapat bahwa kematangan emosi terletak
pada bagaimana seseorang membuka “ego boundary” yakni “pagar
egoisme” terhadap orang lain. (Corey, 2003)
• Lussier and Achua (2005) mengemukakan bahwa pemimpin yang stabil
ditunjukkan dengan self-aware secara emosional, kemampuan
mengendalikan ekspresi emosi, kenyamanan, dan positif. Seluruh
atribut tersebut akan menjadikan seorang pemimpin mampu untuk
menyadari kelemahan dan kelebihannya. Pemimpin yang stabil secara
emosi akan menggunakan anger atau kemarahannya serta
kekecewaannya dengan baik dan bijaksana. Pemimpin juga akan
memanfaatkan bagaimana mengekspresikan emosinya secara tepat.
• Goleman (2007) mengungkap bahwa emosi pemimpin itu menular ke
seluruh organisasi. Bila seorang pemimpin memancarkan energi dan
antusiasme, kinerja organisasi atau perusahaan akan meningkat, jika
seorang pemimpin memancarkan negativitas dan ketidaknyamanan,
kinerja organisasi atau perusahaan akan merosot.
• Berdasarkan tinjauan kasus dan teori yang dikemukakan, manajer tersebut
berada dibawah tekanan pekerjaan yang membuatnya berperilaku “emosi
negatif”. Emosi negatif yang kuat, terutama marah dapat mengganggu
kemampuan karyawan untuk bekerja secara efektif, sehingga akan
mempengaruhi terhadap hasil kerja yang kurang optimal.
• Emosi negatif cenderung diartikan dengan suasana hati negatif pada saat
kehilangan fokus pada objek konstektual (dalam hal ini jika Manajer
cenderung marah-marah akibat beban kerja yang meningkat namun
kebingungan menyelesaikan masalah yang datang bersamaan).
• Karyawan akan bereaksi secara emosional dengan apa yang terjadi pada
mereka ditempat kerja. Reaksi ini akan mempengaruhi terhadap prestasi dan
kepuasan kerja mereka.
• Bekerja pada situasi yang tidak nyaman akibat manajer yang marah akan
memberikan dampak negatif pada hubungan personal dan suasana kerja
yang terintimidasi sehingga iklim motivasi yang seharusnya diciptakan oleh
manajer menjadi tidak terbentuk.
Solusi masalah
• Seorang manajer harus memiliki pemahaman dan aplikasi tentang emosi
dan suasana hati, sehingga akan memberikan pengaruh terhadap :
1. Pengambilan keputusan
2. Memberikan ide kreatif
3. Motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan masalah
4. Daya tarik emosi sehingga membantu menyampaikan pesan kepada
bawahan. (Misal: ekspresi emosi saat berpidato untuk menarik hati).
5. Negosiasi tanpa berpura-pura marah.
6. Keadaan emosi berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan.
7. Sikap kerja yang baik
8. Menghindari perilaku menyimpang di tempat kerja, dan
9. Keselamatan dan kecelakaan kerja.
Lanjutan......
• Manajer harus mampu menunjukkan emosi dan suasana hati
yang baik meskipun sedang dalam situasi tekanan
pekerjaan.
• Seorang manajer harus memiliki kecerdasan emosional (EI)
untuk memahami emosional dalam dirinya, memahami
makna emosional tersebut dan mampu mengatur emosional
seseorang.
• Jika seorang manajer telah memahami konsep emosi dan
suasana hati yang baik, maka manajer tersebut tidak akan
melakukan hal yang akan merusak suasana kerja menjadi
tidak nyaman.
Six Keys to Increasing Your Emotional Intelligence
(Preston Ni, 2014)
1. Kemampuan untuk mengurangi emosi negatif
2. Kemampuan untuk tetap tenang dan mengelola stres
3. Kemampuan untuk menjadi asertif dan ekspresikan emosi yang sulit
ketika perlu
4. Kemampuan untuk tetap proaktif, tidak reaktif dalam menghadapi orang
yang sulit
5. Kemampuan untuk kembali bangkit dari kesulitan
6. Kemampuan untuk mengekspresikan kedekatan, hubungan personal
Kesimpulan
• Pimpinan dan manajer suatu organisasi jika mengharapkan
pencapaian kinerja maksimal di organisasinya, upaya yang paling
tepat adalah bagaimana membina diri dan membina SDM/orang-
orang yang dipimpinnya untuk memiliki kecerdasan emosi yang
baik.
• Kecerdasan emosi yang baik adalah suatu keadaan yang mampu
memahami diri dan orang lain secara sesuai, memiliki jati diri,
kedewasaan, tidak iri hati, tidak benci, tidak sakit hati, tidak
dendam, tidak memiliki perasaan bersalah berlebihan, tidak
cemas, tidak mudah marah dan tidak mudah frustrasi.

Anda mungkin juga menyukai