Anda di halaman 1dari 3

Nama: Doktria Thamarisca Simanjuntak (K011191096)

Topik 1: Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Definisi Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Permenkes No. 44 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan PKRS, Promosi


Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat menlalui suatu kegiatan
menginformasikan, memengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk
mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan
menuju derajat kesehatan yang optimal.

Visi dan Misi Promosi Kesehatan Menurut Fitriani (2011)

1. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya


2. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
3. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya.

Misi promosi kesehatan adalah (Siregar dkk, 2020):

a. Advokasi: Merupakan perangkat terencana yang ditujukan kepada para penentu


kebijakan dalam rangka menentukan dan mendukung suatu isu kebijakan yang
spesifik.
b. Menjembatani: Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya
suatu kerja sama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun intas
sektor yang terkait.
c. Kemampuan/keterampilan: Diberikan untuk masyarakat agar mereka mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Faktor yang memengaruhi perilaku promosi kesehatan

1. Social Cogniitve Theory: Menjelaskan bahwa perilaku individu terbentuk sebagai


respon terhadap pembelajaran observasional dari lingkungan sekitarnya.
2. Theory of Olanned Behavior: Menyatakan bahwa perilaku merupakan hasil dari niat.
3. Health Belief Model: Menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh nilai dan harapan.

Peran dan Kedudukan Promosi Kesehatan


Ada 3 peran promosi kesehatan, yaitu menggerakkan advokasi (advocate), mediasi
(mediate), dan memampukan (enable).

Topik 2: Konsep Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

Komponen Promosi Kesehatan Menurut Para Ahli dan World Health Organization
(WHO)

1. Pendidikan Kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Perlindungan kesehatan

Tujuan Promosi Kesehatan

Menurut World Health Organization, tujuan umumnya adalah mengubah perilaku


individu/masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan khususnya adalah menjadikan kesehatan
sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat, menolong individu agar mampu secara
mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, serta
mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada.

Prinsip Promosi Kesehatan

a) Pengembangan kebijakan public e) Penataan kembali arah pelayanan


yang berwawasan kesehatan kesehatan
b) Penciptaan lingkungan yang f) Lintas sektor
kondysif g) Keadilan sosial
c) Penguatan gerakan masyarakat h) Holistis
d) Pengembangan kemampuan i) Berkelanjutan
individu j) Menggunakan berbagai strategi

Adapun sasaran promosi kesehatan

1. Sasaran primer: contohnya kepala keluarga untuk masalah umum, ibu hamil dan
menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak.
2. Sasaran sekunder: para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.
3. Sasaran tersier: para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat
maupun daerah
Topik 3: Perilaku Kesehatan di Tempat Kerja

Definisi Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmojo (2012), perilaku merupakan suatu aktivitas seseorang yang


bersangkutan dan mempunyai kapasitas yang sangat luas mencakup: berjalan, berjalan,
bereaksi, dan berpakaian. Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman serta
lingkungan.

Aspek-askpek yang berhubungan dengan Perilaku Kesehatan di Tempat Kerja

1. Hubungan faktor predisposisi dengan perilaku.


a. Hubungan umur
b. Hubungan masa kerja
c. Hubungan tingkat pengetahuan
d. Sikap
e. Frekuensi pelatihan K3
2. Hubungan faktor penguat dengan perilaku

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), budaya keselamatan


dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga
membentuk kebiasaan keselamatan kerja yang berkesinambungan. Berikut beberapa
bentuk usaha yang dapat membangun Budaya K3:

a. Komitmen manajemen terhadap d. Keterlibatan pekerja dalam


keselamatan kerja keselamatan kerja
b. Peraturan dan prosedur e. Lingkungan sosial pekerja
keselamatan kerja f. Perilaku keselamatan kerja
c. Komunikasi g. Kepemimpinan keselamatan

Budaya K3 dalam dunia usaha memiliki tujuan untuk meningkatkan produktifitas


kerja. Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap
keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai