Anda di halaman 1dari 54

2.1.

Promosi Kesehatan
2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan
Istilah promosi kesehatan selama ini selalu dihubungkan dengan
penjualan (sales), periklanan (advertising), dan dipandang sebagai
pendekatan propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa.
Dalam konteks kesehatan, promosi berarti upaya memperbaiki
kesehatan dengan cara memajukan, mendukung, dan menempatkan
kesehatan lebih tinggi dari agenda, baik secara perorangan maupun
kelompok. Determinan pokok promosi kesehatan adalah aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan yang seringkali berada di luar kontrol perorangan
atau masyarakat secara kolekti.
!leh karena itu aspek promosi kesehatan yang mendasar adalah
melakukan pemberdayaan sehingga indi"idu lebih mampu mengontrol
aspek#aspek kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan ($%les
dan &imnett, 1''(). )enurut pengertian tersebut terdapat dua unsur
tujuan dan proses kegiatan promosi kesehatan dan memiliki kontrol
yang lebih besar terhadapnya (aspek#aspek kehidupan mempengaruhi
kesehatan). Deinisi *+!, berdasarkan piagam !tta%a (!ta%a ,harter,
1'-.) mengenai promosi kesehatan sebagai berikut/
0health promotion is the process of enabling people to control
over and improve their health. To reach a state of comlete physical,
mental, and social well-being, an individual or group must be able to
identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or
cope with the environment.
1erdasarkan deinisi di atas *+! menekankan bah%a promosi
kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan
indi"idu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis ilosoi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri (self empowerment).
1atasan ini menekankan bah%a promosi kesehatan adalah
program masyarakat yang menyeluruh, bukan hanya perubahan
1
perilaku, melainkan juga perubahan lingkungan. Perubahan perilaku
tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan eekti dan juga dapat
dipastikan tidak akan bertahan lama. !leh sebab itu promosi kesehatan
bukan hanya mengubah perilaku, tetapi juga mengharapkan perubahan
lingkungan, system dan kebijakan kesehatan.
2ambar 1. Proses promosi kesehatan (&umber/ Depkes 3I, 2445)
2.1.2. &asaran Promosi Kesehatan
&asaran Promosi Kesehatan diarahkan pada indi"idu atau
keluarga, masyarakat atau lintas sektoral atau politis atau s%asta, dan
petugas atau pelaksana program.
1. Indi"idu 6 keluarga
1) )emperoleh inormasi kesehatan melalui berbagai saluran
(baik langsung maupun melalui media massa).
2) )empunyai pengetahuan dan kemauan untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.
3) )empraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (P+1&).
4) 1erperan serta dalam kegiatan sosial, khususnya yang berkaitan
dengan lembaga s%adaya masyarakat (7&)) kesehatan.
2. )asyarakat
1) )enggalang potensi untuk mengembangkan gerakan atau
upaya kesehatan.
2) 1ergotong royong me%ujudkan lingkungan sehat.
2
3. Pemerintah 6 lintas sektoral 6 politisi 6 s%asta
1) Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat.
2) )embuat kebijakan sosial yang memperhatikan dampak di
bidang kesehatan.
4. Petugas 6 pelaksana program
1) )emasukkan komponen promosi kesehatan dalam setiap
program promosi kesehatan.
2) )eningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang member
kepuasan kepada masyarakat.
2.1.3. &trategi Promosi Kesehatan
Penerapan promosi kesehatan dalam program#program
kesehatan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan strategi
global, yang dijabarkan dala berbagai kegiatan. &trategi global dari
*+! (1'-() dikenal dengan strategi 812 (8, 8d"okasi Kesehatan9
1, 1ina &uasana9 2, 2erakan )asyarakat).
a) 8d"okasi kesehatan
:paya pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan supaya dapat memberikan dukungan, kemudahan, dan
semacamnya pada upaya pembangunan kesehatan.
b) 1ina suasana (social support)
:paya membuat suasana yang kondusi atau menunjang
pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (P+1&).
c) 2erakan masyarakat (empowerment)
:paya memandirikan indi"idu, kelompok dan masyarakat
agar berkembang kesadaran, kemauan, dan kemampuan di bidang
3
kesehatan atau agar secara proakti, masyarakat mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat (P+1&).
Ketiga strategi di atas merupakan satu kesatuan meskipun
ruang masing#masing memiliki okus yang berbeda. (;abel 1.1)
;abel 1. &asaran Promosi Kesehatan 1erdasarkan ;atanan
;atanan P+1& &asaran primer &asaran sekunder &asaran tersier Program prioritas
3umah tangga 8nggota rumah KK, !rang Ketua 3;63*, KI8, gi<i,
tangga yang tua6mertua, kader, kepala desa kesehatan,
memiliki masalah toma6toga, 7&), lingkungan, gaya
kesehatan, petugas kesehatan hidup, =PK),
terutama ibu, bayi
dan balita
Institusi &is%a dan 2uru, karya%an, Kepala sekolah, Kesling, gaya
pendidikan mahasis%a 1P, !rganisasi pemilik hidup, gi<i, =PK)
sis%a6mahasis%a
;empat kerja Karya%an, Karya%an, Direktur, Kesling, gaya
manajer, serikat manajer6pengelola, pemilik6pimpinan hidup
kerja perusahaan
;empat#tempat Pengunjung, Petugas kesehatan Kepala daerah, Kesling, gaya
umum pengguna jasa, direksi hidup
masyarakat
&asaran6institusi Pasien, pengantar, Pimpinan6direktur Kesling, gaya
kesehatan keluarga pasien 3&, Ka Daerah, hidup
1appeda, DP3D
(&umber/ Depkes 3I, 2444)
2.1.(. 3uang 7ingkup Promosi Kesehatan
1erdasarkan Konerensi Internasional Promosi Kesehatan di
!tta%a, Kanada tahun 1'-. yang menghasilkan Piagam !tta%a,
promosi kesehatan dikelompokkan menjadi lima area berikut/
1) Kebijakan pembangunan ber%a%asan kesehatan (healthy public
policy)
4
Kegiatan ditujukan bagi para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan. +al ini berarti setiap kebijakan pembangunan dalam
bidang apapun harus mempertimbangkan dampak kesehatan bagi
masyarakat.
2) )engembangkan jaringan kemitraan dan lingkungan yang
mendukung (create partnership and supportive environment)
Kegiatan ini bertujuan mengembangkan jaringan kemitraan
dan suasana yang mendukung terhadap kesehatan. Kegiatan ini
ditujukan kepada pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola
tempat#tempat umum dan diharapkan memperhatikan dampaknya
terhadap lingkungan, baik lingkungan isik maupun lingkungan
nonisik yang mendukung atau kondusi terhadap kesehatan
masyarakat.
;abel 2. >okus &trategi Promosi Kesehatan
>okus &trategi
1. 8d"okasi kesehatan &trategi promosi tersebut diarahkan untuk
&asaran tersier dengan output adanya )engembangkan kebijakan guna me%ujudkan
kebijakan masyarakat yang sehat
2. 1ina suasana )embina suasana, iklim, dan lingkungan yang
&asaran sekunder dengan iuran adanya mendukung
kemitraan dan suasana yang )emperkuat, mendukung, dan mendorong
mendukung kegiatan masyarakat
?. Pemberdayaan masyarakat
)eningkatkan kemampuan dan keterampilan
&asaran primer dengan iuran adanya
perorangan
kegiatan masyarakat
)engupayakan pembangunan kesehatan yang
lebih memberdayakan masyarakat
c) 3eorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan merupakan tanggung
ja%ab bersama antara pemberi dan penerima pelayanan. !rientasi
pelayanan diarahkan dengan menempatkan masyarakat sebagai
subjek (melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan) yang
5
dapat memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya
sendiri. +al tersebut berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan
pada pemberdayaan masyarakat. 1entuk#bentuk pemberdayaan
masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
ber"ariasi, mulai dari terbentuknya 7&) yang pedul kesehatan,
baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan teknis, sampai
upaya#upaya s%adaya masyarakat.
d) )eningkatkan keterampilan indi"idu (increase individual skills)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri
atas, kelompok keluarga dan indi"idu. Kesehatan masyarakat
ter%ujud bila kesehatan kelompok, keluarga dan indi"idu
ter%ujud. !leh sebab itu, peningkatan keterampilan anggota
masyarakat atau indi"idu sangat penting untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatannya.
e) )emperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action)
Derajat kesehatan masyarakat akan ter%ujud secara eekti
jika unsur#unsur yang terdapat di masyarakat tersebut bergerak
bersama#sama. )emperkuat keguatan masyarakat berarti
memberikan bantuan terhadap kegiatan yang sudah berjalan di
masyarakat sehingga lebih dapat berkembang. Di samping itu
tindakan ini memberikan kesempatan masyarakat untuk
berimpro"isasi, yaitu melakukan kegiatan dan berperan serta akti
dalam pembangunan kesehatan.
1erbagai hasil penelitian memberikan bukti yang meyakinkan
mengenai hasil kerja promosi kesehatan. Pendekatan yang
menyeluruh dalam pembangunan kesehatan, dengan menggunakan
lima ruang lingkup tersebut jauh lebih eekti dibandingkan dengan
menggunakan pendekatan tunggal. Pendekatan melalui tatanan
memudahkan implementasi penyelenggaraan promosi kesehatan.
Peran serta masyarakat sangat
6
penting untuk melestarikan bnerbagai upaya. )asyarakat harus
menjadi subjek dalam promosi kesehatan dan pengambilan
keputusan. 8kses pendidikan dan inormasi sangat penting untuk
mendapatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
2.1.@. Kode $tik Praktik Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai "isi, misi
dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam &K )enkes 3I
Ao. 11'?6244( tentang Kebijakan Aasional Promosi Kesehatan. Bisi,
misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan
lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma
&ehat menuju Bisi Indonesia &ehat.
Bisi Promosi Kesehatan sesuai Keputusan )enteri Kesehatan
3I Ao. 11'?6)enkes6&K6C6244( adalah Perilaku Hidup Bersih &
Sehat 2010 atau PHBS 2010. Dang dimaksud dengan 0P+1&
2414E adalah keadaan dimana indi"idu#indi"idu dalam rumah tangga
(keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam rangka /
1. )encegah timbulnya penyakit dan masalah#masalah kesehatan
lainnya
2. )enanggulangi penyakit dan masalah#masalah kesehatan lain,
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
3. )emanaatkan pelayanan kesehatan
4. )engembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat
)isi Promosi kesehatan guna pencapaian "isi yang telah
ditetapkan antara lain/
1. )emberdayakan indi"idu, keluarga, dan kelompok#kelompok
dalam masyarakat, baik melalui pendekatan indi"idu dan
keluarga, maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan
masyarakat
7
2. )embina suasana atau lingkungan yang kondusi bagi
terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat
3. )engad"okasi para pengambil keputusan dan penentu
kebijakan serta pihak#pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders) dalam rangka /
1- )endorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan
perundang#undangan yang ber%a%asan kesehatan
2- )engintegrasikan promosi kesehatan, khususnya
pemberdayaan masyarakat, dalam program#program
kesehatan
3- )eningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan
masyarakat (termasuk 7&)) dan dunia usaha.
4- )eningkatkan in"estasi dalam bidang promosi kesehatan
pada khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya
2.1... +ambatan#+ambatan dalam Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
Penelitian tentang tujuan kesehatan selama tahun 1''4#an (di
8merika) memperlihatkan semakin pentingnya promosi kesehatan.
Kurangnya program promosi kesehatan tampaknya merupakan
alasan masih banyaknya hambatan yang muncul. )enurut ;aylor,
hambatan dalam penyelenggaraan tersebut diuraikan berikut ini/
1) &truktur dan sikap
Medical establishment berarti lebih mendorong penyembuhan
daripada pencegahan, akibatnya upaya pendidikan, pencegahan
dan promosi kesehatan diabaikan. 7ebih lanjut kadang
menemukan orang yang berisiko memerlukan %aktu serta biaya
dan bagi seorang dokter lebih mudah memberikan pengobatan
bagi para pasien untuk menurunkan tekanan darah daripada
meyakinkan pasien untuk berhenti merokok.
2) +ambatan indi"idual
8
+al ini berkaitan dengan kebiasaan dan persepsi. Kebiasaan
kesehatan yang dipelajari sejak kecil terkadang sulit diubah,
demikian halnya juga dengan persepsi.
3) =aring koperasi dan perencanaan yang rumit
+al ini mencakup pelaku riset dan praktisi dari berbagai disiplin
ilmu yang berbeda, serta policy maker (pembuat kebijakan) pada
masing#masing tingkat.
2.2. Model Perencanaan Promosi Kesehatan
1anyak model yang dikembangkan untuk mencoba menerangkan
bagaimana aktor#aktor dapat mempengaruhi kesehatan serta bagaimana
pengetahuan membantu memperbaiki inter"ensi pencegahan dan promosi
kesehatan. ;erdapat tiga jenis model yang termasuk dalam pengertian model
kesehatan antara lain model kesehatan, model perilaku kesehatan, dan model
pendidikan dan promosi kesehatan (&chmidt dkk., 1''49 &imnett, 1''().
Dalam memahami kontribusi perilaku manusia untuk mengembangkan
dan memelihara kesehatan dan kesakitan, terjadi perubahan dari pendekatan
aktor tunggal, menjadi pendekatan yang lebih interakti serta komprehensi.
Para ahli kesehatan setuju bah%a kita perlu mengadopsi sebuah model yang
mampu mengenal hubungan timbal balik dan interaksi dinamis antara aktor
isiologis, kogniti, perilaku, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan. +al ini dikenal dengan istilah biopsikososial.
9
2ambar 2. Perubahan model linier ke multifactorial-systemic model
(&umber/ adaptasi dari Ban !ost, 1''1 dalam &met 1''()
&atu masalah yang berkaitan dengan aplikasi promosi kesehatan
adalah mengoperasionalisasikan tujuan dan metode ke dalam kampanye
yang sesuai dan eekti. ;erdapat banyak upaya untuk mengubah promosi
kesehatan menjadi konsep yang lebih operasional. &ecara umum model
untuk operasionalisasi promosi kesehatan (&chmidt dkk., 1''49 &imnett,
1''() adalah model kesehatan terapan dan model P3$,$D$#P3!,$$D.
Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri
dari tiga ase yaitu/ a) perencanaan, b) implementasi, dan c) e"aluasi, di
mana ketiga ase tersebut akan mempengaruhi hasil.
1) Perencanaan promosi kesehatan &uatu ase di mana secara rinci
direncanakan ja%aban atas pertanyaan#pertanyaan yang muncul
2) Implementasi
&uatu %aktu di mana perencanaan dilaksakan. Kesalahan#kesalahan
se%aktu membuat perencanaan akan terlihat semasa proses
implementasi, demikian pula halnya dengan kekuatan dan kelemahan
yang muncul selama periode implementasi merupakan releksi dari
proses perencanaan.
1
0
3) >ase e"aluasi
&uatu masa di mana dilakukan pengukuran hasil (outcome) dari promosi
kesehatan. Pada ase ini juga dilihat apakah perencanaan dan
implementasi yang telah dilaksanakan dapat dilanjutkan. &elain itu
e"aluasi diperlukan untuk pemantauan eisiensi dari promosi kesehatan
dan sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya.
2.3. Model Precede-Proceed
)odel yang dikembangkan oleh 2reen dan Kreuter (1''1) pada tahun
1'-4, merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan
e"aluasi promosi kesehatan, yang dikenal dengan model P3$,$D$
(redisposing, !einforcing and "nabling #auses in "ducational $iagnosis and
"valuation). P3$,$D$ merupakan kerangka untuk membantu perencanaan
mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan
program. Pada tahun 1''1, model ini disempurnakan menjadi model
P3$,$D$#P3!,$$D$. P3!,$$D$ merupakan singkatan dari
olicy, !egulatory, and %rganizational #ontructs in "ducational and
environmental $evelopment. 2ambar 1 meringkas gambaran model
P3$,$D$#P3!,$$D.
2reen menganalisis perilaku manusia dimulai dari tingkat kesehatan,
bah%a kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 aktor
pokok, yaitu aktor perilaku (behavior causes) dan aktor luar perilaku (non
behavior causes). )eskipun model ini mendasarkan diri pada )odel
Kepercayaan Kesehatan atau &ealth 'elief Model dan sistem#sistem
konseptual lain, namun model Precede merupakan model sejati, yang lebih
mengarah kepada upaya#upaya pragmatik mengubah perilaku kesehatan
daripada sekedar upaya pengembangan teori. 2reen dan rekan#rekannya
menganalisis kebutuhan kesehatan komunitas dengan cara menetapkan lima
diagnosis berbeda, yaitu diagnosis sosial, diagnosis epidemiologi, diagnosis
perilaku, diagnosis pendidikan, dan diagnosis administrasi6 kebijakan.
1
1
Dalam aplikasinya, P3$,$D$#P3!,$$D dilakukan bersama#sama
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan e"aluasi. P3$,$D$
digunakan pada ase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan
program, sedangkan P3!,$$D digunakan untuk menetapkan sasaran dan
kriteria kebijakan, pelaksanaan, dan e"aluasi. )enurut &chmidt dkk, model
ini paling banyak diterima dan telah berhasil diterapkan dalam perencanaan
program#program komprehensi dalam banayak susunan yang berlainan,
serta model ini dianggap lebih berorientasi praktis. 1erdasarkan pemikiran
tersebut, 7a%rence 2reen mengusulkan perencanaan promosi kesehatan
melalui P3$,$D$ framework dan P3!,$$D framework sebagai terapi
terhadap perilaku lama. =ika P3$,$D$ merupakan diagnosis, P3!,$$D
adalah terapi dalam promosi kesehatan.
2.?.1. Pengertian )odel P3$,$D$#P3!,$$D
2reen (1'-4) telah mengembangkan suatu model pendekatan
yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan e"aluasi
kesehatan yang dikenal P3$,$D$. !"#"$" adalah singkatan
redisposing (predisposisi), !einforcing ()emperkuat), "nabling
()engaktikan), #auses (Penyebab), "ducational $iagnosis
(Pendidikan Diagnosa) dan "valuation ($"aluasi). P3$,$D$
memberikan serial langkah yang menolong perencana untuk
mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan sampai
pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Aamun demikian pada tahun 1''1 2reen menyempurnakan kerangka
tersebut menjadi P3$,$D$#P3!,$$D. P3!,$$D (Policy,
3egulatory, !rgani<ational ,onstruct in $ducational and
$n"ironmental De"elopment). P3$,$D$#P3!,$$D harus
dilakukan secara bersama.
1
2
2.?.2. ;ujuan )odel )odel P3$,$D$#P3!,$$D
1agian paling penting dari perencanaan program adalah
analisis komunitas atau yang biasa dikenal sebagai analisis
kebutuhan (need assessment). Keberhasilan program promosi
kesehatan tergantung dari data yang didapat tentang indi"idu,
kelompok atau sistem yang akan menjadi okus dari program.
1erdasarkan data tersebut perencana program dapat memahami
masalah kesehatan yang perlu diatasi dan sumberdaya yang tersedia.
)odel rocede dan roceed juga berperan penting dalam
perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan karena menyediakan
bentuk untuk mengidentiikasi aktor#aktor yang berkaitan dengan
masalah kesehatan, perilaku dan pelaksanaan program.
)odel P3$,$D$ adalah kerangka untuk proses
perkembangan sistematis dan program#program edukasi kesehatan,
dikembangkan antara tahun 1'.- # 1'5(. ;ujuan P3$,$D$ pada
ase diagnosis masalah, menetapkan prioritas masalah dan diagnosis
program. P3$,$D untuk diagnosa dan perencanaan memimpin
edukator kesehatan untuk berpikir secara dedukti, untuk memulai
dengan konsekuensi inal dan bekerja kembali ke penyebab asli.
P3!,$$D ditambahkan pada model ini pada akhir 1'-4#an
berdasarkan pada percobaan 7a%rence *. 2reen bersama dengan
)arshall Krueter pada berbagai macam posisi dengan pemerintahan
ederal dan (aiser )amily )oundation. ;ujuan P3!,$$D
digunakan untuk menetapkan untuk menetapkan sasaran dan criteria
kebijakan, serta implementasi dan e"aluasi. Kerangka P3$,$D$
didirikan pada persyaratan dari empat disiplin/
1)$pidemiologi
2)Ilmu pengetahuan sosial dan tindakan (beha"iour),
3)8dministrasi
4)$dukasi
1
3
Dalam penerapan P3$,$D$, dua proporsi dasar ditekan/
Pertama, kesehatan dan tindakan kesehatan disebabkan oleh aktor#
aktor ganda, dan kedua, karena kesehatan dan tindakan kesehatan
ditentukan oleh aktor#aktor ganda, upaya#upaya edukasi kesehatan
untuk mempengaruhi tindakan harus multidimensional.
2.3.3. 7angkah#7angkah )odel P3$,$D$#P3!,$$D
Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan
Dilakukan dengan menggunakan kerangka P3$,$D$#
P3!,$$D sesuai gambar (.1 dan (.2. P3$,$D$ digunakan pada
ase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, penetapan
prioritas masalah, dan tujuan program, sedangkan P3!,$$D
digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta
implementasi dan e"aluasi.
2ambar ?. Kerangka P3$,$D$#P3!,$$D
(&umber/ 2reen, 7a%rence, dan )arshall, 1''1)
1
4
2ambar (. Indikator, dimensi, hubungan di antara aktor#aktor yang diidentiikasi pada
ase 1,2,? pada kerangka P3$,$D$#P3!,$$D
a) >ase 1 (Diagnosis sosial)
Diagnosis sosial adalah proses menetukan persepsi masyarakat
terhadap kebutuhannya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidupnya,melalui partisipasi dan penerapan berbagai
inormasi yang didesain sebelumnya.
Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus ataupun vital
statistic yang ada, maupun dengan melakukan pengumpulan data
secara langsung dari masyarakat. 1ila data langsung dikumpulkan dari
masyarakat, maka pengumpulan datanya dapat dilakukan dengan cara/
%a%ancara dengan inorman kunci, orum yang ada di masyarakat,
focus group discussion (>2D), nominal group process, dan sur"ei.
Pada ase ini, praktisi dapat menggunakan kumpulan data
multipel dari akti"itas#akti"itas (hasil %a%ancara dengan inorman,
diskusi kelompok, obser"asi terhadap partisipan, dan sur"ei), untuk
memahami kebutuhan masyarakat. >ase ini secara subjekti berupaya
mendeinisikan kualitas hidup dalam masyarakat. >okus pada ase ini
1
5
adalah untuk mengenali dan menge"aluasi permasalahan sosial yang
mempengaruhi kualitas hidup target populasi. ;ahap ini membutuhkan
perencana program untuk mendapatkan pengertian dari permasalahan
sosial yang mempengaruhi kehidupan pasien, konsumen, sis%a, atau
komunitas, sebagaimana mereka memandang permasalahan tersebut.
+al ini diikuti oleh pembentukan penghubung antara permasalah
tersebut dan permasalahan kesehatan spesiik yang dapat menjadi
okus dari edukasi kesehatan. Penghubung ini sangat penting dalam
hidup dan, sebagai timbal balik, bagaimana kualitas hidup
mempengaruhi permasalahan sosial. )etode yang digunakan untuk
diagnosis sosial dapat menggunakan satu atau beberapa cara pada
*#ommunity +ssessment.
b) >ase 2 (Diagnosis epidemiologi)
Pada tahap ini, masalah#masalah kesehatan yang didapatkan dari
tahap pertama tadi digambarkan secara rinci berdasarkan data yang
ada, baik yang berasal dari data lokal, regional, maupun nasional.
Dalam tahap ini dilihat bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah#
masalah kesehatan tersebut dengan mengacu pada mortalitas,
morbiditas, tanda dan gejala yang ditimbulkan. Dari tahap inilah
perencana menetapkan suatu prioritas masalah yang nantinya akan
dibuat suatu perencanaan yang sistematis.
Pada ase ini, siapa atau kelompok mana yang terkena masalah
kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, dan suku) diidentiikasi. Di
samping itu, dicari pula bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah
kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disabilitas, tanda dan gejala
yang timbul) dan cara menanggulangi masalah tersebut (imunisasi,
pera%atan atau pengobatan, modiikasi lingkungan atau perilaku).
Inormasi ini sangat penting untuk menetapkan prioritas masalah, yang
didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang ditimbulkan,
serta kemungkingan untuk diubah. Prioritas masalah harus
1
6
tergambar pada tujuan program dengan ciri 0who eill benefit how
much of what outcome by whenE.
Diagnosis epidemiologi mencakup analisis data sekunder atau
kumpulan data asli untuk memprioritaskan kebutuhan akan kesehatan
masyarakat serta mempertahankan tujuan dan target dari program.
Praktisi mengamankan dan menggunakan data statistik yang spesiik
dari populasi target dalam rangka mengidentiikasi dan mengurutkan
masalah dan tujuan kesehatan yang dapat memberikan kontribusi
terhadap kebutuhan masyarakat yang teridentiikasi. Diagnosis
epidemiologi membantu identiikasi aktor#aktor perilaku dan
lingkungan yang berhubungan dengan kualitas kehidupan. >okus pada
ase ini adalah untuk mengidentiikasi permasalahan kesehatan yang
spesiik dan aktor non#medis yang berhubungan dengan kualitas
kehidupan yang buruk. )enjelaskan permasalahan kesehatan tersebut
dapat/ 1. membentuk hubungan antara permasalahan kesehatan,
kondisi kesehatan lain, dan kualitas kehidupan9 2. )endorong
penyusunan prioritas masalah yang akan memandu okus dari program
dan pemanaatan sumber daya secara eekti9 dan ?. )enyusun
ke%ajiban yang jelas pada masing#masing pihak. Prioritas#prioritas ini
dijelaskan sebagai sebagai sebuah program objekti yang menjelaskan
target populasi (,&%), outcome yang diinginkan (,&+T), dan
seberapa banyak (&%, M-#&) keuntungan yang harus didapatkan
target populasi, dan kapan (,&".) keuntungan tersebut terjadi.
,ontoh data#data epidemiologi/
1 &tatistik "ital
2 :sia rentan meninggal
3 Kecacatan
4 8ngka kejadian
5 )orbiditas
6 )ortalitas
1
7
Dari ase 1 dan 2 objekti program disusun, objekti program
adalah tujuan#tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil dari
implementasi inter"ensi#inter"ensi. ,ontoh diagnosis epidemiologi
dalam promosi kesehatan diare adalah banyaknya penduduk terutama
balita dan anak#anak yang menderita mencret#mencret6diare dan angka
kematian anak akibat diare cukup tinggi.
c) >ase ? (Diagnosis perilaku dan lingkungan)
Diagnosis perilaku adalah analisis hubungan perilaku dengan
tujuan atau masalah yang diidentiikasi dalam diagnosis epidemiologi
atau sosial. &edangkan diagnosis lingkungan adalah analisis paralel
dari aktor lingkungan sosial dan isik daripada tindakan khusus yang
dapat dikaitkan dengan perilaku.
>ase ini mengidentiikasi aktor#aktor, baik aktor internal
maupun eksternal dari indi"idu yang dapat berpengaruh terhadap
masalah kesehatan. >okus ase ini ditujukan pada identiikasi
sistematis praktek kesehatan dan aktor#aktor lain yang berhubungan
dengan permasalahan kesehatan yang telah dijelaskan pada ase 2.
>aktor#aktor ini mencakup penyebab non#perilaku (aktor indi"idu
dan lingkungan) yang dapat berkontribusi pada permasalahan
kesehatan, tetapi tidak dikontrol oleh perilaku. +al ini dapat mencakup
predisposisi genetik, umur, jenis kelamin, penyait yang diderita, iklim,
tempat kerja, ketersediaan asilitas kesehatan yang adekuat, dan lain#
lain. Perilaku yang menyebabkan permasalahan kesehatan juga dinilai.
1agian penting lain pada ase ini adalah kecenderungan terjadinya
perubahan pada tiap permasalahan kesehatan pada ase 2. )engulang
kembali untuk membaca literatur#literatur yang telah ada maupun
menerapkan teori#teori yang ada, merupakan elemen penting pada ase
ini.
)atriF Perilaku, untuk membantu mengenali target#target dimana
inter"ensi yang paling eekti dapat diterapkan. )atriks ini membantu
1
8
dalam mengidentiikasi sasaran dimana tindakan inter"ensi yang
paling eekti dapat diterapkan. 7angkah yang harus dilakukan dalam
diagnosis perilaku dan lingkungan antara lain/
1. )emisahkan aktor perilaku dan non#perilaku penyebab
timbulnya masalah kesehatan.
2. )engidentiikasi perilaku yang dapat mencegah timbulnya
masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan dengan
tindakan pera%atan6pengobatan, sedangkan untuk aktor
lingkungan dengan mengeliminasi aktor#aktor lingkungan yang
tidak dapat diubah seperti aktor genetis dan demograis.
3. :rutkan aktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya
pengaruh terhadap masalah kesehatan.
4. :rutkan aktor perilaku dan lingkungan berdasarkan kemungkinan
untuk diubah.
5. ;etapkan perilaku dan lingkungan yang menjadi sasaran program.
&etelah itu tetapkan tujuan perubahan perilaku dan lingkungan
yang ingin dicapai program. Indikator masalah perilaku yang
memengaruhi status kesehatan seseorang adalah pemanaatan pelayanan
kesehatan (utilization), upaya pencegahan (prevention action), pola
konsumsi akanan (consumption pattern), kepatuhan (compliance), dan
upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care). Dimensi perilaku yang
digunakan adalah earliness, /uality, persistence, fre/uency, dan range.
Indikator lingkungan yang digunakan adalah keadaan sosial, ekonomi,
isik dan pelayanan kesehatan, sedangkan dimensi yang digunakan terdiri
atas keterjangkauan, kemampuan, dan pemerataan.
d) >ase ( (Diagnosis pendidikan dan organisasi)
&esuai dengan perspekti perilaku, tahap diagnosis pendidikan
dan organisasional model Precede memberi penekanan pada aktor#
aktor predisposisi, pendukung, dan penguat. Dua aktor pertama
berkaitan dengan anteseden dari suatu perilaku tersebut, sedangkan
1
9
aktor penguat merupakan sinonim dari istilah konsekuen yang dipakai
dalam analisis perilaku.
>aktor predisposisi (predisposing factors)
>aktor yang mempermudah atau mendasari untuk terjadinya
perilaku tertentu. )erupakan anteseden dari perilaku yang
menggambarkan rasional atau moti"asi melakukan suatu tindakan,
nilai dan kebutuhan yang dirasakan, berhubungan dengan moti"asi
indi"idu atau kelompok untuk bertindak.
>aktor pemungkin (enabling factors)
>aktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu
atau memungkinkan suatu moti"asi direalisasikan. Dang termasuk
dalam kelompok aktor pemungkin adalah ketersediaan pelayanan
kesehatan, aksesibilitas dan kemudahan pencapaian pelayanan
kesehatan baik dari segi jarak maupun segi biaya dan sosial serta
adanya peraturan#peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tersebut.
>aktor penguat (reinforcing factors)
>aktor yang memperkuat (atau kadang#kadang justru dapat
memperlunak) untuk terjadinya perilaku tersebut. )erupakan actor
yang memperkuat suatu perilaku dengan memberikan penghargaan
secara terus menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya
pengulangan. )erupakan aktor yang berperan setelah suatu perilaku
telah dimulai. >aktor ini mendukung pengulangan atau tetapnya suatu
perilaku dengan memberikan suatu penghargaan (re%ard) atau insenti
secara berkelanjutan serta hukuman (punishmen) sebagai konsekuensi
dari suatu perilaku. +al tersebut digunakan untuk memoti"asi dan
menguatkan perilaku sehat dan outcome.
!einforcement bisa datang dari indi"idu atau kelompok, seseorang
atau institusi dalam lingkungan isik atau sosial seperti keluarga,
guru, akademis, dan lain#lain.
2
0
+al penting untuk memahami reinforcing factor adalah sejauh
mana ketidakadannya akan berarti kehilangan dukungan untuk
tindakan dari indi"idu atau kelompok. $lemen penting pada ase ini
adalah pemilihan aktor yang dapat dimodiikasi, yang paling dapat
menghasilkan perubahan perilaku Proses pemilihan mencakup
mengidentiikasi, memilah aktor#aktor ini ke dalam kategori#
kategori (positi dan negati), menempatkan prioritas pada tiap
kategori, dan memprioritaskan salah satu kategori. Prioritas aktor
bergantung kepada tingkat kepentingan (importance) dan
kemampuan untuk diubah (changeability). 0earning ob1ectives dari
aktor#aktor terpilih ini kemudian dikembangkan.
Pemilihan aktor#aktor mana yang harus diubah untuk
memulai dan menjaga (maintain) perubahan perilaku dilakukan
pada ase ini karena inter"ensi spesiik juga disusun pada ase ini.
Diagnosis edukasi dan organisasi ini lah yang digunakan untuk
melihat hal#hal spesiik yang dapat meningkatkan atau menurunkan
perilaku#perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
,ontoh diagnosis pendidikan dan organinasional/
redisposing factors
1- Kurangnya pengetahuan tentang cara hidup bersih dan sehat
2- Kebiasaan ),K di sungai
3- Penggunaan air sungai sebagai sumber air minum dan
masak
4- Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dan
setelah 181
5- Kurangnya pengetahuan tentang diare
"nabling factors
1- ;erbatasnya sumber6asilitas air bersih
2- ;erbatasnya asilitas jamban
3- ;erbatasnya daya jangkau ke pusat kesehatan
4- Kegiatan PKK dan karang taruna yang tidak terlaksana dengan
baik
2
1
!einforcing factors
# Perilaku tokoh masyarakat yang juga tidak memberikan contoh
yang baik
7angkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai berdasarkan aktor predisposisi yang telah
diidentiikasi, dan menetapkan tujuan organisasional berdasarkan
aktor penguat dan aktor pendorong yang telah diidentiikasi elalui
upaya pengembangan organisasi dan sumber daya.
e) >ase @ (Diagnosis administrasi dan kebijakan)
Pada ase ini, dilakukan analisis kebijakan, sumber daya, dan
peraturan yang berlaku yang dapat memasilitasi atau menghambat
pengembangan program promosi kesehatan. :ntuk diagnosis
administrati, dilakukan tiga penilaian, yaitu sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang terdapat
di organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan program.
:ntuk diagnosis kebijakan, dilakukan identiikasi dukungan dan
hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memasilitasi
program serta pengembangan lingkungan yang dapat mendukung
kegiatan masyarakat yang kondusi bagi kesehatan.
Pada ase ini kita melangkah dari perencanaan dengan
P3$,$D$ ke implementasi dan e"aluasi dengan P3!,$$D.
P3$,$D$ digunakan untuk meyakinkan bah%a program akan sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan indi"idu atau masyarakat sasaran.
&ebaliknya, P3!,$$D untuk meyakinkan bah%a program akan
tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima dan dapat
dipertanggungja%abkan kepada penentu kebijakan, administrator,
konsumen atau klien, dan stakeholder terkait. +al ini dilakukan untuk
menilai kesesuaian program dengan standar yang telah ditetapkan.
Diagnosis administrati dilakukan dengan tiga penilaian, yaitu/
sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakn program, sumber
2
2
daya yang ada di organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksana
program. &edangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identiikasi
dukungan dan hambatan politis, peraturan dan organisasional yang
memasilitasi program dan pengembangan lingkungan yang dapat
mendukung kegiatan masyarakat yang kondusi bagi kesehatan.
)isalnya, adanya kebijakan pemerintah dalam pemberantasan
penyakit diare antara lain bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
angka kematian, dan penanggulangan kejadian luar biasa (K71).
1 &umber Data
Data masyarakat yang dibutuhkan oleh seorang perencana
promosi kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber seperti /
Dokumen yang ada
7angsung dari masyarakat, di mana kita bisa mendapatkan
data mengenai status kesehatan masyarakat, perilaku
kesehatan dan determinan dari perilaku tersebut,
Petugas kesehatan di lapangan
;okoh masyarakat
2 ,ara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah/
1. (ey informant approach
Inormasi yang diperoleh dari inorman kunci melalui
%a%ancara mendalam atau >ocus 2roup Discussion(>2D) sangat
menolong untuk memahami masalah yang ada. ,ara ini cukup
sederhana dan relati murah, karena inormasi yang diperoleh
dapat me%akili berbagai perspekti dan inorman kunci sendiri
selain memberikan data yang dapat digunakan dalam membuat
perencanaan, juga akan membantu dalam mengimplementasikan
promosi kesehatan.
2
3
b. #ommunity forum approach
,ara lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
adalah melalui orum diskusi. Di sini health promotor bersama#
sama masyarakat mendiskusikan masyarakat yang ada.melalui
cara ini dapat dicari jalan keluar dari masalah yang ada. 1ila
dilihat dari sudut program, cara ini sangat ekonomis, di samping
itu promotor kesehatan juga dapat memahami masalah dari
berbagai sudt pandang masyarakat.
c. 2ample survey appproach
)erupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat
yang paling "alid dan akurat, karena estimasi kesalahan bisa
diseleksi. Aamun demikian cara ini merupakan cara yang paling
mahal. )etode yang dapat digunakan adalah %a%ancara dan
obser"asi (terutama bila ingin melihat keterampilan atau skill).
6) >ase . (Implementasi)
Pada tahap ini, merencanakan suatu inter"ensi (secara besar pada
ase#ase sebelumnya), berdasarkan analisis. &ekarang, yang harus kita
lakukan adalah menjalankannya. >ase ini hanya berupa pengaturan
dan pengimplementasian inter"ensi yang telah direncanakan
sebelumnya. Pada ase ini, inter"ensi yang telah disusun pada ase
kelima diterapkan secara langsung pada masyarakat.
g) >ase 5 ($"aluasi proses)
>ase ini bukanlah mengenai hasil, tetapi mengenai prosedur.
$"aluasi disini berarti apakah kita sedang melakukan apa yang telah
kita rencanakan sebelumnya. =ika, sebagai contoh, kita mena%arkan
melakukan pelayanan kesehatan diare tiga hari dalam sepekan pada
daerah pedesaan, apakah dalam kenyataannya kita benar#benar
melakukan pelayanan kesehatan tersebut. Kita juga menetapkan untuk
2
4
memberikan penyuluhan setiap hari senin dan khamis untuk melakukan
penyuluhan tentang diare dan penanganannya di puskesmas berdekatan,
setiap selasa dan rabu melakukan penyuluhan ke sekolah#sekolah apakah
kita benar# benar melaksanakan sesuai yang direncanakan.
h) >ase - ($"aluasi dampak)
Pada ase ini, kita mulai melakukan e"aluasi terhadap sukses a%al
dari upaya kita. 8pakah inter"ensi tersebut menghasilkan eek yang kita
inginkan pada aktor perilaku atau lingkungan yang kita harapkan untuk
berubah. )engukur eektiitas program dari sudut dampak menengah dan
perubahan#perubahan pada aktor predisposing, enabling, dan
reinforcing. )enge"aluasi dampak dari inter"ensi pada aktor#aktor
pendukung perilaku dan pada perilaku itu sendiri.
>aktor#aktor predisposisi (redisposing factor)
>aktor#aktor ini mencakup, pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal#
hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya. Ikh%al ini dapat dijelaskan sebagai berikut. :ntuk
berperilaku kesehatan, misalnya/ pemeriksaan kesehatan bagi ibu
hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang
manaat pemeriksaan hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan
janinnya. Disamping itu, kadang#kadang kepercayaan, tradisi dan
sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu
untuk periksa hamil. )isalnya, orang hamil tidak boleh disuntik
(pemeriksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus), karena
suntikan bisa menyebabkan anak cacat. >aktor#aktor ini terutama
yang positi akan mempermudah ter%ujudnya perilaku baru maka
sering disebut aktor yang memudahkan.
2
5
>aktor#aktor pemungkin ("nabling factors)
>aktor#aktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana
atau asilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya/ air bersih,
tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, tersedianya
makanan yang bergi<i, dan sebagainya. ;ermasuk juga asilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek suasta
(1P&), dan sebagainya. :ntuk berperilaku sehat, masyarakat
memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya/ perilaku
pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak
hanya karena ia tahu dan sadar manaat periksa hamil saja,
melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh
asilitas atau tempat periksa hamil, misalnya/ puskesmas, polindes,
bidan praktik, ataupun rumah sakit. >asilitas ini pada hakikatnya
mendukung untuk atau memungkinkan ter%ujudnya perilaku
kesehatan, maka aktor#aktor ini disebut aktor pendukung atau
aktor pemungkin.
1 >aktor#aktor penguat (!einforcing factors)
>aktor#aktor ini meliputi aktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan. ;ermasuk juga di sini undang#undang, peraturan#
peraturan baik dari pusat maupun pemerintahan daerah yang terkait
dengan kesehatan. :ntuk berperilaku sehat, masyarakat kadang#
kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positi serta
dukungan asilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)
dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih#lebih
para petugas kesehatan. Disamping itu undang#undang juga diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. !leh sebab itu
inter"ensi pendidikan hendaknya dimulai mendiagnosis ? aktor
penyebab (determinan) tersebut kemudian inter"ensinya juga
diarahkan terhadap tiga aktor tersebut.
2
6
i) >ase ' ($"aluasi hasil)
08pakah inter"ensi kita sungguh bekerja dalam menghasilkan
outcome yang teridentiikasi pada komunitas pada ase 1 sebelumnyaGE.
Inter"ensi ini mungkin dapat secara sukses dilakukan, prosesnya sesuai
dengan yang direncanakan, dan terjadi perubahan yang memang
diharapkan. Aamun, hasilnya secara keseluruhan tidak memiliki dampak
pada masalah yang lebih luas. Dalam hal ini, kita harus memulai kembali
prosesnya sekali lagi, untuk melihat mengapa aktor yang kita okuskan
bukanlah aktor yang tepat, dan untuk mengidentiikasi aktor lain yang
mungkin berhasil. )engukur perubahan dari keseluruhan objek dan
perubahan dalam kesehatan dan keuntungan sosial atau kualitas
kehidupan (outcome) yang menentukan eek terbesar pada inter"ensi
terhadap kesehatan dan kualitas kehidupan suatu populasi. Dibutuhkan
%aktu yang panjang untuk mendapatkan hasil, dan mungkin beberapa
tahun untuk benar#benar melihat perubahan kualitas hidup pada populasi
atau masyarakat.
1eberapa outcome mungkin tidak terlihat nyata dalam beberapa
tahun atau dekade. 1ila outcome tidak terlihat dalam jangka %aktu
yang lama, maka kita harus bersabar dan tetap menga%asi proses dan
dampak dari inter"ensi kita, dengan keyakinan bah%a outcome
tersebut akan terlihat dengan nyata nantinya.
7angkah#langkah untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan
meliputi hal#hal berikut.
1) )enentukan status kesehatan masyarakat.
2) )enentukan pola pelayanan kesehatan msyarakat yang ada.
3) )enentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan
kesehatan di masyarakat
4) )enentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi
tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geograis,
kebiasaan atau perilaku dan kepercayaan yang dianut).
2
7
1eberapa aktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
prioritas masalah antara lain beratnya masalah dan akibat yang
ditimbulkan, pertimbangan politis, dan sumber daya yang ada di
masyarakat.
Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan
8. )enentukan tujuan promosi kesehatan
Pada dasarnya, tujuan utama promosi kesehatan mencakup tiga hal
yaitu peningkatan pengetahuandan atau sikap masyarakat, peningkatan
perilaku masyarakat, dan peningkatan status kesehatan masyarakat.
1) ;ujuan :mum
8cuan bagi lintas program dan lintas sektor dalam rangka
pengembangan program P+1& percontohan untuk meningkatkan
cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat secara
bertahap dan berkesinambungan menuju Kabupaten6Kota &ehat.
2) ;ujuan Khusus
1 ;ersedianya pedoman pelaksanaan program P+1&
Kabupaten6Kota percontohan untuk meningkatkan cakupan rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
2 ;erlaksananya pengembangan Kabupaten6Kota percontohan
program P+1&.
3 )eningkatnya cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat
4 )eningkatnya Desa6Kelurahan dan Kabupaten6Kota &ehat
8gar tujuan dapat dicapai dan dijalankan sesuai keinginan,
penetapan tujuan harus memenuhi syarat/ 2pecific, Measurable,
+ppropriate, !easonable, Time bound, dan dinyatakan dalam bentuk
performance bukan effort.
2
8
1erdasarkan luang lingkupnya tujuan promosi kesehatan terdiri
atas tiga tingkatan (2reen, 1''1), yaitu/
1) ;ujuan program
;ujuan program merupakan releksi dari ase sosial dan
epidemiologi, berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan.tujuan ini harus mencakup 0who will in how much of
what by when. ;ujuan program juga sering disebut sebagai
tujuan jangka panjang. (contohnya mortalitas akibat kecelakaan
kerja pada pekerja menurun @4H setelah promosi kesehatan
berjalan lima tahun).
2) ;ujuan pendidikan
)erupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar
tercapai perilaku yang diinginkan. ;ujuan pendidikan disebut juga
tujuan jangka menengah. (contohnya cakupan angka kunjungan ke
klinik perusahaan meningkat 5@H setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun).
3) ;ujuan perilaku
)erupakan tujuan jangka pendek, yang merupakan gambaran
perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.
;ujuan perilaku berhubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan
(contohnya pengetahuan pekerja tentang tanda#tanda bahaya di
tempat kerja meningkat .4H setelah promosi kesehatan berjalan
enam bulan).
2. )enentukan sasaran promosi kesehatan
Pada tahap ini, ditentukan sasaran langsung (primer) dan sasaran
tidak langsung (sekuder dan tersier). &asaran promosi kesehatan adalah
indi"idu dan kelompok, atau keduanya.
2
9
,. )enentukan isi promosi kesehatan
Komponen isi promosi kesehatan berisi bahan yang akan
disampaikan kepada sasaran untuk meningkatkan pencapaian tujuan.
8dapun persyaratan isi promosi kesehatan meliputi berorientasi pada
tujuan (khususnya tujuan jangka pendek), dan harus disusun
berdasarkan masing#masing tujuan jangka pendek paling sedikit
jumlahnya sama dengan tujuan jangka pendek yang dirumuskan.
Isi pesan dapat dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa
setempat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh sasaran
sehingga mereka merasa pesan tersebut benar#benar ditujukan untuk
mereka dan diharapkan sasaran maumelaksanakan isi pesan tersebut.
D. )enentukan metode yang akan digunakan
1eberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
metode promosi kesehatan adalah sebagai berikut/
1) 8spek yang akan dinilai
1 8spek pengetahuan, metode yang dapat digunakan
misalnya penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk dan
penyebaran pamplet.
2 8spek sikap, metode yang dapat digunakan berupa contoh
konkret yang dapat menggugah emosi, perasaan, dan sikap
sasaran, misalnya memperlihatkan oto, slide, ilm, atau "ideo.
3 8spek keterampilan, metode yang dapat digunakan berupa
memberi kesempatan kepada sasaran untuk mencoba keterampilan
tersebut.
2) &umber daya yang dimiliki masyarakat
3) =enis atau jumlah sasaran
$. )enentukan media yang akan digunakan
)edia dibuat untuk memudahkan pemahaman materi yang akan
disampaikan. )edia yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran,
3
0
tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang
digunakan, dan sumber daya yang ada. )edia dapat digunakan di
berbagai tempat antara lainsebagai berikut/
1) 3umah tangga (lealet, model buku bergambar, benda nyata seperti
buah#buahan, dan sayuran).
2) ;empat kerja dan sekolah (papan tulis, lipchart, poster, lealet, buku
cerita bergambar, kotak gambar gulung, dan boneka).
3) )asyarakat umum (poster, spanduk, lealet, lannel gra, dan
%ayang).
>. )enyusun rencana e"aluasi
Pada tahap ini dijabarkan kapan e"aluasi akan dilaksanakan,
dimana dilaksanankan, kelompok sasaran yang mana yang akan
die"aluasi, dan siapa yang akan melaksanakan e"aluasi).
2. )enyusun jad%al pelaksanaan
)erupakan penjabaran dari %aktu, tempat dan pelaksanaan, yang
biasnya disajikan dalam bentuk 3antt chart.
3
1
KESIMPULAN
1. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang#undangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan
(2reenI !ttoaon 1''@)
2. &asaran Promosi Kesehatan diarahkan pada indi"idu atau keluarga,
masyarakat atau lintas sektoral atau politis atau s%asta, dan petugas atau
pelaksana program.
3. &trategi promosi kesehatan meliputi ad"okasi kesehatan, bina suasana, dan
gerakan masyarakat (*+!, 1'-()
4. Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab
masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan.
5. )odel P3$,$D$#P3!,$$D adalah model pendekatan promosi kesehatan
yang dikembangkan oleh 2reen (1'-4) dan yang dapat digunakan untuk
membuat perencanaan dan e"aluasi kesehatan
6. !"#"$" adalah singkatan redisposing (predisposisi), !einforcing
()emperkuat), "nabling ()engaktikan), #auses (Penyebab), "ducational
$iagnosis (Pendidikan Diagnosa) dan "valuation ($"aluasi). P3!,$$D
(Policy, 3egulatory, !rgani<ational ,onstruct in $ducational and
$n"ironmental De"elopment).
7. )odel P3!,$D$#P3$,$$D memiliki ' langkah yaitu/ diagnosis sosial9
diagnosis epidemiologi9 diagnosis perilaku dan lingkungan9 diagnosis
pendidikan dan organisasional9 diagnosis kebijakan dan administrasi9
implementasi9 e"aluasi proses9 e"aluasi dampak9 e"aluasi hasil
3
2
DA!A" PUS!AKA
1. Dignan, )ark. 1 I ,arr Patricia, 8/ 4ntroduction to rogram lanning 5
+ 'asic Te6t for #ommunity &ealth "ducation, 7ea I >ebringer,
Philadelphia, 1'-1
2. 2reen, 7a%rence I Kreuter, )arshall, */ &ealth romotion lanning,
+n "ducational and "nvironmental +pproach, &econd $dition, )ayield
Publishing ,ompany, 1''1
3. 2reene, *alter I &imon#)orton/4ntroduction to &ealth "ducation,
*a"eland Press Inc, Prospect +eight, Illness, 1''4
4. +artono 1. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan 3umah &akit. ,etakan
Pertama, Desember. =akarta / 3ineka ,ipta, 2414.
5. )aulana +. Promosi Kesehatan. ,etakan ke#?. =akarta / $2,9 2414.
6. Aotoatmodjo &. Promosi Kesehatan ;eori dan 8plikasi. $disi 3e"isi,
&eptember. =akarta / 3ineka ,ipta9 2414.
7. Aotoatmodjo &. Prinsip#prinsip Dasar Ilmu Kesehatan )asyarakat.
,etakan ke#?, )ei. =akarta / 3ineka ,ipta9 244-.
8. Aotoatmodjo, &. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. =akarta / 3ineka
,ipta9 2445.
9. Aotoatmodjo, &. Ilmu Perilaku Kesehatan. ,etakan Pertama, )aret.
=akarta / 3ineka ,ipta9 2445.
10. Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku
+idup 1ersih dan &ehat (P+1&). http/66%%%.promosikesehatan.com6G
actJprogramIidJ12. Diakses tanggal 14 )aret 241?.
3
3

Anda mungkin juga menyukai