Anda di halaman 1dari 19

Kimia Analisis Kation

1
VISI DAN MISI PRODI FARMASI (S-1)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
VISI PRODI
“Menghasilkan Lulusan Yang Unggul dan Terdepan Dalam Bidang Kefarmasian Di Tingkat
Nasional, Serta Mewarisi Nilai-Nilai Kejuangan Jenderal Achmad Yani”

MISI PRODI
◼ Melaksanakan pendidikan tinggi kefarmasian yang bermutu dan responsif terhadap
kemajuan ilmu dan teknologi.
◼ Melaksanakan kegiatan penelitian yang unggul di bidang kefarmasian berdasarkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya bangsa, dan menghasilkan produk-produk inovasi.
◼ Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kefarmasian yang berdaya guna
dan berhasil guna.
◼ Melakukan kerja sama yang berkelanjutan dengan stakeholder untuk mewujudkan daya
saing global.
◼ Menyelenggarakan dan mengembangkan manajemen yang baik dan mandiri (Good
University Governance).
◼ Mendalami dan mengembangkan nilai-nilai kejuangan Jenderal Achmad Yani untuk
diterapkan oleh sivitas akademika dan pendukungnya 2
Pengertian

◼ Kimia analisis merupakan bagian dari ilmu kimia


yang mempelajari dan mendasari tentang
analisis kualitatif dan kuantitatif, serta
pemisahan bahan obat.

3
ANALISIS OBAT
Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif

Analisis Konvensional : Analisis Instrumentasi :


-Analisis Elementer -Spektrofotometri UV-Vis
-Volumetri -Spektrofluorometri
-Gravimetri -Kromatografi : KLT Scanner, GC, KCKT
-Dll. -Polarografi
-Atomic Absorption Spectrometry (AAS)
-Dll.

4
Penggolongan teknik analisis
1. Menurut tujuannya : 2. Menurut senyawa
◼ Kimia Analisis Kualitatif : yang dianalisis :
Untuk menentukan dan ◼ Senyawa
mengidentifikasi komposisi anorganik
atau jenis dari suatu bahan ◼ Senyawa
obat. organik
◼ Kimia Analisis Kuantitatif :
Untuk menentukan kadar
atau konsentrasi dari suatu
bahan obat.

5
3. Menurut cara yang 4. Menurut banyaknya bahan
digunakan : yang dianalisis :
◼ Analisis konvensional
Menggunakan sistem Macam Analisis Banyaknya Bahan
non instrumental (alat- - Makro 0,1 g
alat tradisional). misal : - Semimikro 0,01 g
- Mikro 0,001 g (1 mg)
- reaksi kimia biasa - Ultramikro 0,001 mg (1 g)
- Submikrogram 0,01 g
- reaksi tetes (Trace analysis)
◼ Analisis modern
Menggunakan sistem
instrumental seperti
spektrofotometer,
kromatografi, dll.
6
ANALISIS KUALITATIF 1. PENGAMATAN
1. Pengamatan pendahuluan
PENDAHULUAN
2. Penentuan titik leleh
3. Pengamatan bentuk kristal • Pengamatan terhadap
4. Index bias warna, bau, serta
5. Penentuan titik didih bentuk wujud sampel
6. Penentuan sifat keasaman dan
• Tes kelarutan
kebasaan
• Tes keasaman larutan
• Pemanasan zat pada
pipa pijar
• Tes nyala

7
Analisis cara basah
◼ Analisis kation dan anion dalam larutan
◼ Hasil reaksi dapat diketahui dengan mengamati adanya
perubahan yang terjadi, yang pada umumnya berupa :
◼ terbentuknya endapan
◼ timbulnya gas
◼ perubahan warna
◼ Reaksi pengendapan
◼ Bentuk endapan dapat berupa kristalin atau koloidal.
Pemisahan endapan dari suatu larutan dapat dilakukan
dengan cara : filtrasi dan sentrifugasi.
◼ Endapan dapat terjadi apabila larutan dalam keadaan lewat
jenuh atau hasil kali konsentrasi ion-ion yg terbentuk > Ksp.
Konsentrasi ion suatu zat dalam keadaan jenuh dinamakan
kelarutan. 8
Analisis Kation

9
Kation
◼ Kation adalah ion yang bermuatan positif.
◼ Kation dikelompokkan dalam lima golongan berdasarkan
reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu dengan
membentuk endapan atau tidak.
◼ klasifikasi kation didasarkan pada perbedaan kelarutan
kation tersebut terhadap klorida, sulfida, dan karbonat.
◼ Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.

10
Sistematika Analisis Kation
Kation digolongkan berdasarkan perbedaan kelarutan dari
garam klorida, sulfida, dan karbonat, yaitu :
◼ Golongan I (Golongan HCl) →  dengan HCl encer : Pb2+, Ag+,
Hg22+
◼ Golongan II (Golongan H2S) → tidak  dengan HCl encer, tapi
 dengan H2S (suasana asam), yaitu :Hg(II), Cu, Bi, Cd, As(III),
As(V), Sb(III), Sb(V), Sn(II), dan Sn (IV).
◼ Gol. IIA : Hg(II), Cu, Bi, dan Cd (tak larut dalam ammonium
polisulfida).
◼ Gol. IIB : Kation sisanya : As(III), As(V), Sb(III), Sb(V), Sn(II),
dan Sn(IV)
(larut dalam ammonium polisulfida).

11
◼ Golongan III (Golongan (NH4)2S)→ tak  dengan HCl encer &
H2S (suasana asam), tapi  dengan larutan (NH4)2S (suasana
netral atau dalam medium ammoniakal), yaitu : Co(II), Ni(II),
Fe(II), Fe(III), Cr(III), Cr(III), Al, Zn, dan Mn(II)
◼ Golongan IV (Golongan (NH4)2CO3) → tidak  dengan HCl ,
H2S ataupun (NH4)2S, tapi  dengan larutan (NH4)2CO3 , yaitu :
Ca, Ba, Sr
◼ Golongan V (Golongan Sisa) → tidak  dengan pereaksi-
pereaksi tersebut di atas, yaitu : Na, K, Mg, NH4+, Li

12
ANALISIS KATION (Gol.I)
HCl encer sampai tepat jenuh

Sampel Kation ( + 5 – 10 ml)

13
Garis besar sistematika pemisahan kation menurut golongannya
Sampel + HCl encer

Endapan (Gol. I) Larutan + H2S (pH 0,5)

Endapan (Gol. II) + Am. polisulfida Larutan + (NH4OH+NH4Cl) + NH4OH

Endapan (Gol.IIA) Larutan (Gol.IIB) Endapan (Gol.IIIA) Larutan +(NH4OH+NH4Cl)


+(NH4)2S pH= 9

Endapan (Gol.IIIB) Larutan + (NH4)2CO3 pH = 9

Endapan (Gol.IV) Larutan Gol. V (Sisa)


14
Pengaturan pH pada pemisahan Kation
1. Pemisahan Gol. II dan III dengan S=
◼ Gol. II mengendap pada pH  0,5
◼ Gol. III mengendap pada pH  9
2. Pemisahan Gol. III dan IV dengan S= → pH harus diatur tidak
terlalu tinggi agar Gol. IV tidak ikut mengendap, yaitu dengan
penambahan buffer NH4Cl + NH4OH.
3. Pemisahan Gol. IV dan V dengan CO3=
◼ pH tidak boleh dibuat terlalu tinggi agar Mg Gol. V tidak ikut mengendap
◼ Sebaliknya pH rendah akan menyebabkan terurainya CO3= menjadi CO2.
Ba2+ BaCO3
+ CO3=
Ca2+ CaCO3
- Bila terlalu asam ---------- tidak mengendap
- Bila terlalu alkalis --------- Mg(OH)2 ikut mengendap
15
Reaksi identifikasi terhadap beberapa Kation
1. Aluminium, Al3+
a. 2 AlCl3 + 3 Na2S ⎯⎯→ Al2S3 + 6 NaCl
Al2S3 + 6 NaOH ⎯⎯→ 2 Al(OH)3  + 3 Na2S
Al(OH)3 + NaOH ⎯⎯→ NaAlO2  + 2 H2O
b. 2 AlCl3 + 3 Na2CO3 ⎯⎯→ Al2(CO3)3  + 6 NaCl
putih
2. Ammonium, NH4+
a. NH4Cl + NaOH ⎯⎯⎯→ NH3 + H2O + NaCl
◼ dapat dikenal dari baunya
◼ membirukan kertas lakmus merah yang dibasahkan.
b. 2NH4Cl + PtCl4 ⎯⎯→ (NH4)2 Pt Cl6 
kuning
c. 2 NH4Cl + H2PtCl6 ⎯⎯→ (NH4)2PtCl6  + 2HCl
d. 3(NH4)2PtCl6 ⎯⎯→ 2N2 + 2NH3 + 18 HCl + 3Pt
16
3. Antimon, Sb3+
a. 2SbCl3 + 3H2S ⎯⎯⎯→ Sb2S3  + 6HCl
jingga
- larut dalam larutan NaOH dan dalam larutan (NH4)2S
2 Sb2S3 + 4 KOH ⎯⎯⎯→ KSbO2 + 3 KSbS2 + 2H2O
K.antimonit K.tioantimonit
Sb2S3 + 3 (NH4)2S ⎯⎯⎯→ 2 (NH4)3SbS3

b. Zn + H2SO4 ⎯⎯⎯→ ZnSO4 + 2 Hn


SbCl3 + 6 Hn ⎯⎯⎯→ SbH3 + 3 HCl
2 SbH3 ⎯⎯⎯→ 2 Sb  + 3 H2
hitam
- tidak larut dalam larutan soda diklorkan

17
4. Barium, Ba2+
a. BaCl2 + H2SO4(e) ⎯⎯→ BaSO4  + 2 HCl
putih
- tidak larut dalam HClp dan HNO3p
b. memberikan nyala warna hijau kekuningan

5. Besi (II), (Fe2+)


3 FeSO4 + 2 K3Fe(CN)6 ⎯⎯⎯→ Fe3[Fe(CN)6]2  + 3 K2SO4
biru tua
- tidak larut dalam HCl pekat
6. Besi (III), (Fe3++)
4FeCl3 + 3K4Fe(CN)6 ⎯⎯⎯→ Fe4[Fe(CN)6]3  + 12KCl
biru tua
- tidak larut dalam HCl pekat

18
7. Bismut, Bi3+
a. Bi(NO3)3 + 3KI ⎯⎯⎯→ BiI3  + 3 KNO3
hitam
BiI3 + KI berlebihan ⎯⎯⎯→ KBiI4 
jingga larut
b. BiCl3 + H2O ⎯⎯⎯→ BiOCl  + 2HCl
putih
2 BiOCl + 3 Na2S + 2 H2O ⎯⎯⎯→ Bi2S3  + 2 NaCl + 4 NaOH
coklat tua
8. Kalium, (K+)
a. Memberikan nyala warna lembayung
b. Na3[Co(NO2)6] + 2 KCl ⎯⎯⎯→ K2Na[Co(NO2)6]  + 2 NaCl
hitam
c. HClO4 + KCl ⎯⎯⎯→ KClO4  + HCl
putih

19

Anda mungkin juga menyukai