Stakeholder Collaboration As A Major Factor For Sustainable Ecotourism
Stakeholder Collaboration As A Major Factor For Sustainable Ecotourism
Penelitian ini dilakukan dengan menginvestigasi isu terkait stakeholder yakni faktor yang
mempengaruhi interaksi antar stakeholder, hubungan, dan kolaborasi stakeholder pada
negara berkembang.
Ekowisata Berkelanjutan dan Kolaborasi Stakeholder
- Stakeholder, perlunya
kolaborasi antar aktor untuk
mencapai tujuan bersama
- Kolaborasi, keputusan
kemungkinan besar
diimplementasikan jika
aktor utama berpartisipasi
aktif
- Triple-bottom-line,
mempertimbangkan ekologi
dan sosial dalam
pengambilan keputusan
Lokasi Penelitian Studi berfokus pada Bangsa-Bangsa Selatan,
Kebangsaan dan Negara Regional Rakyat
(SNNPRS), yang merupakan salah satu dari
sembilan daerah federal otonom yang terletak
di Etiopia Selatan dan Barat Daya.
- Konso
Analisis Data
Ethiopia Selatan
● Negara Berkembang
● Pendekatan pembangunan berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi
● Pertumbuhan mengabaikan prinsip Gambar 7. Gambaran ekowisata dan budaya di Ethiopia Selatan
triple-bottom-line
● Sebagai negara berkembang, pemerintah kurang
memperhatikan aspek pariwisata yang Pertentangan Perspektif
berorientasi lingkungan, ekonomi lokal, dan
budaya
Professional vs. Stakeholder
● Pemerintah menyambut semua jenis
pengembangan ekowisata yang mendukung Professional: Stakeholder:
manfaat ekonomi terlepas dari dampak ●Pembangunan infrastruktur (pariwisata) ●Mendukung gagasan wisata berbasis
lingkungan dan sosial budaya
berlandaskan konservasi dan rehabilitasi peningkatan ekonomi
● Kondisi SDA buruk dan mengkhawatirkan
● Klaim ekowisata tidak berhasil ,
ekosistem dan lingkungan
●Mempromosikan “ekowisata” secara
(Bien, 2010; de Haas, 2002; Ruhanen, 2013; Parker & Khare, ●Kegiatan pemasaran kepada wisatawan bersamaan karena pendapatan
2005; Sayang, 2008; Lindsey, Alexander, Mills, Romanach, & disesuaikan kondisi lingkungan ekowisata sangat dibutuhkan
Woodroffe, 2007; TIES, 2018)
2
Faktor Utama Penyebab Kerusakan SDA Ekowisata di Ethiopia Selatan
4
Stakeholder Interaction dan Relationship
Hubungan stakeholder dipahami sebagai seperangkat
interaksi yang tidak seragam antara aktor (ekowisata)
sektor pariwisata di destinasi tertentu
(Merinero-Rodríguez & Puli do-Fernandez, 2016; Pulido-Fernandez & Merinero-Rodríguez, 2018).
Gambar 13.Stakeholder collaboration framework that boosts collaboration and facilitates sustainable ecotourism development
9
Kesimpulan
Ekowisata berusaha untuk memastikan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan secara
lingkungan, kelayakan ekonomi (bisnis) dan bertanggung jawab secara sosial budaya
(Honey, 2008; Eshun & Tagoe-Darko, 2015; TIES, 2018).
Saat ini, di Ethiopia Selatan, ekowisata tidak hanya dalam masa pertumbuhan tetapi juga
tumbuh tidak tepat, karena adanya perusakan sumber daya alam dan konflik kepentingan antara
stakeholder. Selain itu ekowisata juga sangat dikontrol dan dieksploitasi oleh pemerintah, swasta,
dan segelintir anggota masyarakat elit.
Kurangnya kesadaran tentang relevansi kolaborasi dan budaya (tradisi) kolaborasi yang buruk
telah menyebabkan adanya perusakan sumber daya dan mencegah pembentukan yang efektif
kerjasama pemangku kepentingan.
Ekowisata secara konsisten berkontribusi pada pelestarian lingkungan, revitalisasi budaya dan mata
pencaharian masyarakat lokal di negara berkembang. Namun realita di Ethiopia Selatan, di mana
terdpapat komunitas yang beragam dan heterogen nasib ekowisata tampaknya suram kecuali
pemerintah dan masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengembangan ekowisata mengintegrasikan ke
dalam sistem ekonomi lokal.
10
Contoh Kasus Peran Stakeholder dalam Ekowisata Berkelanjutan