Diterima: 12 Februari 2016, Revisi 1: 11 Maret 2016, Revisi 2: 28 Maret 2016, Disetujui: 6 April 2016
ABSTRAK
Tujuan melakukan penelitian adalah untuk menyusun rekomendasi mengenai pengoperasian bentor dilihat dari aspek
regulasi dan aspek keselamatan. Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengoperasian bentor dilihat dari
aspek keselamatan masih kurang, kondisi tersebut menuntut upaya pemerintah daerah mensosialisasikan pengoperasian
bentor agar lebih mengutamakan keselamatan. Bentor yang beroperasi di Kota Gorontalo cukup besar berjumlah 11.000
unt termasuk dari daerah lain. Di sisi lain angkutan umum perkotaan belum kuat sehingga bentor merupakan kebutuhan
masyarakat Gorontalo. Beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi maupun kota belum
berjalan efektif karena muatan kebijakan mengatur bentor seperti angkutan resmi misalnya uji berkala. Bentor unggul
dalam memberikan pelayanan door to door mampu menampung penumpang lebih dari satu orang, menyerap tenaga
kerja, diminati pengguna jasa, beroperasi disemua jaringan jalan dan kelemahan bentor yaitu penumpang ditempatkan di
depan pengemudi dan rem hanya satu rem belakang saja sedangkan bentor yang standar yaitu penumpang ditempatkan
di belakang pengemudi dan rem roda depan dan roda belakang jadi setiap roda ada rem. Populasi bentor terus meningkat
disebabkan oleh pelayanan angkutan umum belum optimal, kemudahan mendapatkan bentor dan keberadaan bentor
diterima masyarakat.
Kata kunci: pengoperasian, bentor, Kota Gorontalo
ABSTRACT
The purpose of this research is to establish the recommendations to regarding the operation bentor from the aspect of
regulation and safety aspect. Based on the SWOT result analysis indicates that the operation of bentor from the aspect
of safety is still poor, these conditions require the efforts of local governments in order to socialize the operation bentor
be more priority in safety. Bentor operating in the city of Gorontalo large enough amounts to 11,000 units. On the
other side of the urban public transport is not qualify so bentor Gorontalo provide community needs. Some policies
set by the provincial government and the city has not been effective because the charge transport policy to set bentor
official periodic test. Bentor still superior because can providing services door to door and capable of accommodating
passengers more than one person, absord the employment, choose by costumerises, operates in all of the road network
and bentor weaknesses is passenger are placed in front of the driver and the brake is only one rear brake only, while
standard bentor passenger is placed behind the driver’s and front wheel brakes and rear wheel brakes in each is wheel
so. Bentor population continues to rise due to public transport services is not optimal, the simplicity of getting bentor
and where bentor accepted by society.
Keywords: operation, bentor, Gorontalo City
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
131
telah memiliki ijin operasi kecuali di Kota terdapat beban psikologis akibat dari tenaga
Makasar dan Yogyakarta, akan tetapi dari manusia yang mengayuh becak sebagaimana
ijin operasi tersebut tidak dibarengi oleh uji yang terdapat pada becak tradisional. Kaitan
kelayakan operasi kendaraan di jalan. hasil studi ini dengan ide penulis adalah obyek
penelitian sama yaitu bentor dan lokasinya juga
B. Studi Karakteristik Operasional Angkutan
sama yaitu di Kota Gorontalo, oleh karena itu
Becak Bermotor di Kota Gorontalo
studi ini diperlukan sebagai referensi.
Studi ini disusun oleh M. Cakrawala, Aji
Suraji, dan Anton Kaharu yang dipublikasikan METODOLOGI PENELITIAN
pada http://elib.pdii.lipi.go.id tahun 2007. Dari
A. Teknik Pengumpulan Data
aspek disain, sebelunya bentor merupakan
modifikasi dari sepeda motor yang diberi 1. Data Primer
gerobak yang ditaruh dibagian depan sehingga Wawancara terstruktur kepada pejabat
berfungsi seperti becak. Selain bernilai estetika, Dinas Perhubungan Kota Gorontalo
berkapasitas muat tinggi, daya jelajah yang dilakukan sebagai teknik pengumpulan
cakup, dan bersifat door to door, namun dilain data untuk mengetahui dengan pasti
pihak bentor saling mendapat perhatian karena tentang informasi yang terkait dengan
laju pertumbuhannya sangat tinggi (sampai topik penelitian, yaitu pengoperasian
Oktober 2005 mencapai 18.000 unit) serta bentor di wilayah Kota Gorontalo.
identik dengan ketidaktertiban, dimana hal ini
2. Data Sekunder
dipengaruhi oleh belum adanya kebijakan yang
Pengumpulan data sekunder dilakukan
baku oleh pemerintah daerah setempat dalam
melalui dokumen/literatur/studi
rangka mengakomodir angkutan jenis ini.
kepustakaan yang terdapat di Dinas
Penelitian yang diusulkan ini bersifat eksplorasi Perhubungan Kota Gorontalo berupa jumlah
dengan tujuan umum untuk menganalisis bentor serta kebijakan pengoperasian
keberadaan moda angkutan bentor di Kota bentor di Kota Gorontalo.
Gorontalo dengan tujuan khusus untuk
B. Pengolahan Data
mengetahuan karakteristik operasional, kinerja
Data primer berupa opini stakeholder terhadap
dan tingkat pelayanan serta biaya operasi
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo serta
kendaraannya (BOK). Berdasarkan uraian
persepsi pengguna dan pengemudi bentor
singkat di atas, penelitian yang bertujuan
yang diperoleh kemudian diolah dengan
mengetahui perilaku angkutan bentor dari
menggunakan Microsoft Office Excel 2007.
analisis 1) hubungan waktu dengan jarak
Hasil pengolahan data kemudian dijadikan
dan kecepatan perjalanan 2) hubuhgan jarak
dasar untuk melakukan Analisis SWOT
dengan ongkos dan kecepatan perjalanan dan 3)
sehingga diperoleh rekomendasi yang akan
hubungan ongkos dengan waktu dan kecepatan
diimplementasikan dalam pengoperasian bentor
perjalanan. Tahun kedua bertujuan mengetahui
dan pembinaanya di Kota Gorontalo.
sistem kinerja pengoperasian, sistem pengaturan
pelayanan serta biaya operasi kendaraan. Hasil C. Metode Analisis
penelilian menunjukkan bahwa karakteristik 1. Analisis Deskriptif Kualitatif dan
operasional bentor mempunyai kecepatan Kuantitatif
yang relatif tinggi 30% dibanding dengan
becak tradisional. Hal ini disebabkan oleh Menurut Sugiyono (2004) Analisis
bentor dengan tenaga pengangkut oleh mesin Deskriptif adalah statistik yang digunakan
sepeda motor sehingga waktu tempuh bentor untuk menganalisa data dengan cara
akan lebih cepat dibanding dengan becak mendeskripsikan atau menggambarkan
tradisional. Sedangkan ongkos perjalanan relatif data yang telah terkumpul sebagaimana
tidak berbeda signifikan antara bentor dengan adanya tanpa bermaksud membuat
becak tradisionai. Hal ini karena bentor tidak kesimpulan yang berlaku untuk umum
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
133
Tabel 1. Jumlah Bentor Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo Tahun 2012-2014
Tahun
No. Nama Kecamatan
2012 2013 2014
1. Kecamatan Kota Selatan 405 473 441
2. Kecamatan Kota Utara 272 318 595
3. Kecamatan Kota Barat 498 582 769
4. Kecamatan Dungingi 286 338 407
5. Kecamatan Hulonthalangi 444 517 577
6. Kecamatan Kota Timur 431 504 714
7. Kecamatan Sipatana 304 357 380
8. Kecamatan Kota Tengah 311 361 447
9. Kecamatan Dumbo Raya 445 518 574
Jumlah 3.396 3.968 4.904
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Gorontalo, 2015
dijual di luar Kota Gorontalo namun belum 1 Tahun 2007 tentang Pengaturan
didukung dengan regulasi kebijakan tersebut Pengoperasian Angkutan Kendaraan Bentor
untuk itu ke depan diperlukan regulasi bersama di Kota Gorontalo, mengatur mengenai
dengan Dinas Perindustrian Kota Gorontalo. pendaftaran kendaraan bermotor, uji berkala
Berdasarkan jumlah bentor yang beroperasi, kendaraan bermotor, wilayah operasi dan
beberapa masalah yang dihadapi terkait dengan izin operasi kendaraan bermotor, pembinaan
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo antara dan pengawasan belum berjalan efektif.
lain: Semua kebijakan tersebut belum dilaksanakan
1. belum adanya dasar hukum yang mengatur secara efektif karena beberapa permasalahan
pengoperasian bentor, yang dihadapi yaitu:
2. Kebijakan pembatasan produksi bentor 1. Keberadaan bentor termasuk konstruksinya
belum didukung dengan regulasi, dan belum legal sesuai dengan keputusan
3. belum adanya tempat ngetem bentor, Direktur Jenderal Perhubungan Darat
sementara ini menggunakan badan jalan Nomor SK. 1109/AJ. 402/DRJD/2008
sehingga dapat menimbulkan kemacetan. tentang pengesahan rancang bangun dan
B. Kebijakan Pengoperasian Bentor
rekayasa rumah-rumah (karoseri) pada
landasan kendaraan bermotor sebagai
Beberapa kebijakan yang telah ditetapkan kendaran bermotor roda 3 untuk angkutan
pemerintah daerah adalah sebagai berikut: penumpang.
1. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo 2. Persyaratan teknis bentor menurut peraturan
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengaturan Gubenur Gorontalo Nomor 18 Tahun 2006
Penyelenggaraan Angkutan Kendaraan sebagaimana termuat dalam tabel berikut.
Bentor, yang memuat tentang kontruksi
Sejalan dengan kondisi transportasi di Kota
dan persyaratan teknis, izin, warna menurut
Gorontalo, bentor memiliki keunggulan dan
wilayah, wilayah operasi, persyaratan
kekurangan antara lain:
administrasi, ketentuan penyidikan, dan
1. Keunggulan, pelayanan door to door,
sanksi belum berjalan efektif.
tarif lebih fleksibel karena negosiasi,
2. Peraturan Gubenur Gorontalo Nomor 18
penumpang tidak panas karena ada rumah-
Tahun 2006 tentang Pelaksanan Peraturan
rumah, dapat mengangkut lebih dari satu
Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 6 Tahun
orang, pelayanan cepat, tepat waktu sampai
2006 tentang Pengaturan Penyelenggaraan
tujuan, dan menyerap tenaga kerja sampai
Angkutan Kendaraan Bentor belum berjalan
ribuan orang.
efektif.
2. Disisi lain bentor juga memiliki kekurangan
3. Peraturan Walikota Gorontalo Nomor
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
135
Tabel 3. Opini Stakeholder Terhadap Kondisi Pengoperasian Bentor di Kota Gorontalo
Sangat
Tidak Cukup Sangat
No. Faktor Internal dan Eksternal Tidak Urgen Jumlah
Urgen Urgen Urgen
Urgen
1. Kekuatan
a. Tersedia jaringan prasarana untuk Bentor yang memadai 0 5 0 0 0 5
b. Tersedia jaringan sarana untuk Bentor yang memadai 1 4 0 0 0 5
c. Tersedia bengkel modifikasi sepeda motor menjadi Bentor 0 1 4 0 0 5
d. Tersedia kapasitas jalan yang memadai 1 1 0 2 1 5
2. Kelemahan
a. Keberadaan Bentor kurang dukungan Regulasi 0 1 0 1 3 5
b. Aspek keselamatan masih kurang 0 0 0 1 4 5
c. Pembinaan Bentor masih kurang 0 0 0 1 4 5
d. Belum dibentuk Lembaga khusus Bentor 0 0 4 1 0 5
3. Peluang
a. Biaya Bentor terjangkau masyarakat 0 0 3 0 2 5
b. Biaya modifikasi terjangkau Pemilik Bentor 0 1 2 0 2 5
c. Terbukanya kesempatan usaha bengkel modifikasi 0 0 2 3 0 5
d. Bentor dapat digunakan sebagai angkutan alternatif untuk 0 2 0 1 2 5
angkutan barang
4. Ancaman
a. Tersedianya angkutan umum door to door 0 0 2 0 3 5
b. Kapasitas jaringan prasarana berkurang 0 0 1 0 4 5
c. Terjadi kemacetan lalu-lintas di kota 0 0 0 1 4 5
d. Pengaturan pengoperasian sarana angkutan sesuai dengan 0 0 0 2 3 5
ketentuan yang berlaku
Sumber: Hasil Survei, 2015
headway yang terlalu lama, tidak ada kepastian, berjalan efektif, sedangkan Ikatan Pengemudi
dan tidak bisa door to door karena bus besar. Bentor (IPB) sangat menginginkan adanya
Sarana angkutan umum massal yang sudah ada kebijakan dan aksi nyata tentang pengaturan
yaitu Trans Hulauthalangi dengan tarif gratis bentor terutama regulasi pembatasan produksi
tetap tidak diminati oleh penggguna jasa. bentor untuk wilayah Kota Gorontalo karena
pendapatan pengemudi bentor mengalami
Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Pemerintah
penurunan akibat terlalu banyaknya bentor
Kota Gorontalo telah menetapkan kebijakan
yang beroperasi. Kelemahan bentor mengenai
tentang pengaturan penyelenggaraaan bentor
keselamatan rendah, belum ada respon dari
tetapi belum ada yang berjalan secara efektif
pemerintah daerah Kota Gorontalo karena
karena masih benyak permasalahan seperti
sampai saat ini belum ada contoh bentor yang
pengesahan rancang bangun rumah-rumah
standar dan berkeselamatan tinggi, sedangkan
(karoseri) pada landasan kendaraan bermotor
IPB menginginkan adanya contoh bentor
sebagai kendaraan roda 3 untuk mengangkut
yang beroperasi di jalan sudah sesuai dengan
penumpang belum sesuai dengan Keputusan
standar menurut peraturan perundangan dan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
berkeselamatan tinggi, sehingga bentor yang
SK.1109/AJ.402/ DRJD/2008 tentang
sudah ada secara bertahap dapat menyesuaikan
Pengesahan Rangcang Bangun dan Rekayasa
dengan bentor yang sesuai standar.
Rumah-Rumah (Karoseri) pada Landasan
Kendaraan Bermotor Sebagai Kendaraan Roda 1. Karakteristik dan Persepsi Pengguna
3 untuk Mengangkut Penumpang. Persyaratan Bentor
teknis bentor sesuai dengan peraturan Gubernur Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
Gorontalo Nomor 18 Tahun 2006 juga belum oleh responden yang terjaring pada saat
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
137
Pengguna Bentor dilihat dari jaminan Pengguna bentor dilihat berdasarkan
keselamatan dalam menggunakan bentor keamanan dari gangguan copet dan
yaitu pengguna bentor yang menyata kriminal mayoritas berpendapat sangat
keselamatan terjamin sebesar 6%, takut sebesar 74%, takut sebesar 22%, dan
yang menyatakan keselamatan kurang tidak takut sebesar 4%. Berdasarkan kondisi
terjamin sebesar 22%, yang menyatakan tersebut maka bentor beroperasi dengan
keselamatan sangat kurang terjamin sebesar tingkat keamanan yang rendah, untuk itu
62%. Kondisi tersebut mengindikasikan diperlukan pengawasan yang ketat dari
bahwa bentor walaupun merupakan aparat kepolisian.
kebutuhan masyarakat Kota Gorontalo Pengguna bentor juga berpendapat
namun tingkat keselamatannya masih berkaitan dengan posisi penumpang
rendah. Selain itu, pengguna jasa tetap yaitu sebagian penumpang berkeinginan
mengharapkan ada angkutan umum yang ditempatkan di belakang sebesar 94%,
dapat memberikan jaminan keselamatan, berkeinginan ditempatkan di depan sebesar
hal ini berarti desain bentor yang standar 2%, dan berkeinginan ditempatkan di
sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal samping kiri sebesar 4%. Atas dasar persepi
Perhubungan Darat Nomor: SK.1109/ tersebut ada kecenderungan untuk merubah
AJ.402/DRJD/2008 sebenarnya dibutuhkan posisi penumpang yang semula di depan
oleh masyarakat Kota Gorontalo untuk itu menjadi di belakang.
Pemerintah Kota Gorontalo hanya perlu
melakukan aksi nyata dalam pengaturan Pengguna bentor dilihat dari perilaku
bentor supaya berkeselamatan walaupun pengemudi mayoritas pengemudi bentor
secara bertahap tetapi sudah ada langkah- suka ngebut sebesar 40%, berperilaku
langkah kongkret yang diperlukan dan ugal-ugalan sebesar 34%, berperilaku
pengawasan yang terus menerus. mengemudi perlaha-lahan sebesar 12%,
dan berperilaku tertib dan sopan hanya
Pengguna bentor dilihat dari keinginan sebagian kecil sebesar 8%. Hal tersebut
lebih terjamin keselamatannya mayoritas menunjukkan perlu adanya pengawasan
menginginkan teknologi modifikasi kepada pengemudi bentor yang lebih ketat
bentornya ditingkatkan sebesar 60%, yang oleh aparat terkait.
berkeinginan diganti dengan angkutan
umum 22%, berkeinginan bentor untuk 2. Karakteristik dan Persepsi Pengemudi
dihapus sebesar 10%, dan yang berkeinginan Bentor
pengoperasian bentor perlu pengawasan
pemerintah daerah sebesar 8%. Untuk itu Karakteristik pengemudi bentor menurut
dapat diindikasikan bahwa bentor tetap usia yaitu kurang dari 20 tahun sebesar
diperlukan walaupum angkutan umum juga 12%, usia 20 tahun sampai usia 30 tahun
tersedia. sebesar 54%, usia 31 tahun sampai usia
40 tahun sebesar 26%, dan usia lebih dari
Pengguna bentor berdasarkan status 40 tahun relatif kecil hanya 8%. Kondisi
pengoperasiannya mayoritas berpendapat tersebut menggambarkan pengemudi
agar diawasi sebesar 50%, dibina bentor mayoritas usia produktif.
oleh Pemerintah Kota Gorontalo 42%,
diakui sebagai angkutan resmi 6%, dan Karakteristik pengemudi bentor dilihat dari
dilembagakan oleh pemerintah daerah tingkat pendidikan data yang diperoleh tidak
sebesar 2%. Kondisi ini menggambarkan jauh berbeda antara tingkat pendidikan SD
bahwa mayoritas pengguna bentor sebesar 32%, setingkat SMP sebesar 38%,
berkeinginan agar bentor dibina dan diawasi dan setingkat SMA/D1 sebesar 30%. Hal
pengoperasiannya oleh pemerintah daerah. tersebut menunjukan pekerjaan mengemudi
bentor merupakan mata pencaharian
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
139
masyarakat 70%, bentor merupakan pilihan merupakan kebutuhan masyarakat Kota
masyarakat karena belum ada angkutan Gorontalo, artinya tanpa bentor masyarakat
umum perkotaan yang sesuai dengan akan sulit melakukan pergerakan sesuai
kebutuhan dan bentor merupakan solusi dengan kebutuhan yang diinginkan
bagi masyarakat kota masing-masing sedangkan pihak pengemudi bentor menilai
sebesar 4%. Masyarakat Kota Gorontalo pengoperasian bentor merupakan sebuah
sangat bergantung pada bentor untuk lapangan pekerjaan dan sumber mata
melakukan aktifitas sehari-hari. Di samping pencaharian.
itu memang diperlukan angkutan alternatif 3. Analisis SWOT
selainbentor yang ada saat ini.
a. Penilaian Faktor Keberhasilan
Persepsi pengemudi bentor menurut peran Dalam penilaian faktor keberhasilan,
Pemerintah Kota Gorontalo yaitu perlu akan dinilai tentang Nilai Urgensi
pengawasan dari pemerintah daerah sebesar (NU), Bobot Faktor (BF), Nilai
34%, perlu pembinaan dari pemerintah Dukungan (ND), Nilai Bobot
daerah sebesar 46%, perlu fasilitas dari Dukungan (NBD), Nilai Keterkaitan
pemerintah daerah sebesar 12%, dan perlu (NK), Nilai Rata-rata Keterkaitan
dilembagakan oleh pemerintah sebesar (NRK), Nilai Bobot Keterkaitan
8%. Berdasarkan persepsi tersebut terlihat (NBK), dan Total Nilai Bobot (TNB)
banyak harapan pengemudi bentor terhadap dari masing-masing faktor internal
pemerintah daerah terutama pengawasan dan eksternal.
pengoperasian bentor.
b. Faktor Kunci Keberhasilan
Persepsi pengemudi bentor dilihat Proses selanjutnya setelah dilakukan
pola pengoperasian bentor yaitu tidak penilaian faktor keberhasilan adalah
mengganggu lalu lintas sebesar 12%, menentukan faktor kunci keberhasilan.
ruas jalan memungkinkan sebesar 26%, Proses ini sangat menentukan dalam
kapasitas jalan memungkinkan sebesar penetapan strategi yang paling
20%, dan volume jalan memungkinkan memungkinkan untuk dijalankan
sebesar 42%. Kalau dilihat dari persepsi berkaitan dengan pengoperasian bentor
pengemudi bentor, kapasitas jalan masih di Kota Gorontalo.
memungkinkan tetapi apabila dibandingkan Dari tabel-tabel yang telah dijelaskan
dengan luas wilayah dan panjang jalan yang tersebut, terutama besaran total nilai
ada saat ini dengan jumlah bentor yang bobot terbesar dari masing-masing
beroperasi maka Kota Gorontalo sudah faktor internal dan eksternal merupakan
termasuk padat dengan bentor. faktor kunci keberhasilan dalam upaya
Persepsi pengemudi bentor terhadap pengendalian pengoperasian bentor di
terjadinya kemacetan saat beroperasi yaitu Kota Gorontalo.
terjadi kemacetan pagi dan sore hari sebesar c. Formulasi Strategi SWOT
92%, terjadi kemacetan setiap hari dan tidak Jika faktor kunci keberhasilan sudah
ada kemacetan masing-masing 4 %. Kondisi dapat dihasilkan, maka langkah
tersebut menggambarkan Kota Gorontalo berikutnya adalah melakukan
sudah mengalami kemacetan pada jam formulasi strategi SWOT yang terbagi
sibuk karena bentor yang beroperasi sangat atas gabungan strategi dari masing-
banyak. Sesuai dengan karakteristik dan masing faktor internal dan eksternal
persepsi pengguna dan pengemudi bentor sebagai berikut:
mengindikasikan bahwa pengoperasian Strategi S-O yaitu tersedia bengkel
bentor di Kota Gorontalo memberikan modifikasi sepeda motor menjadi
dukungan yang kuat jika bentor sudah bentor karena bentor dapat digunakan
BF NK
No. Faktor Internal NU ND NBD TNK NRK NBK TNB FKK
% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A. Kekuatan (Strengths)
Tersedia jaringan prasarana untuk bentor 2 7% 2 0,14 0 2 2 1 2 4 3 1 4 4 2 2 4 5 5 2 43 2,26 0,16 0,30
1.
yang memadai
Tersedia jaringan sarana untuk bentor 2 7% 2 0,14 2 0 1 3 3 3 1 1 3 2 1 3 4 5 4 2 38 2,00 0,14 0,28
2.
yang memadai
Tersedia bengkel modifikasi sepeda motor 3 11% 3 0,33 2 1 0 3 3 1 2 2 3 1 1 3 1 4 4 1 32 1,68 0,19 0,52 I
3.
menjadi bentor
4. Tersedia kapasitas jalan yang memadai 3 11% 3 0,33 1 3 3 0 1 1 1 1 2 1 1 2 4 4 1 3 29 1,53 0,17 0,50
1,59
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
Bentor dapat digunakan sebagai angkutan 4 11% 4 0,44 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 1 0 1 1 1 2 31 1,63 0,18 0,62 I
12.
alternatif untuk angkutan barang
2,37
D. Ancaman (Threats)
13. Tersedianya angkutan umum door to door 4 11% 4 0,44 4 4 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 28 1,47 0,16 0,60
14. Kapasitas jaringan prasarana berkurang 5 15% 5 0,75 5 5 4 4 1 3 1 3 2 1 1 1 1 0 3 3 38 2,00 0,30 1,05
15. Terjadi kemacetan lalu-lintas di kota 5 15% 5 0,75 5 4 4 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 0 4 33 1,74 0,26 1,01
16. Pengaturan pengoperasian sarana angku- 5 15% 5 0,75 2 2 1 3 4 4 4 4 1 1 1 2 3 3 4 0 39 2,05 0,31 1,06 I
tan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
35 100% 3,72
Sumber: Hasil Analisis, 2015
141
Tabel 5. Faktor Kunci Keberhasilan Pengendalian
Pengoperasian Bentor di Kota Gorontalo
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Kekuatan (Strengths) 3. Peluang (Opportunity)
Tersedia bengkel Bentor dapat digunakan
modifikasi sepeda motor sebagai angkutan
menjadi bentor alternatif untuk angkutan
barang
2. Kelemahan (Weakness) 4. Ancaman (Threats)
Aspek keselamatan masih Pengaturan Gambar 1. Peta Posisi Kekuatan Formulasi Strategi
kurang pengoperasian sarana SWOT
angkutan sesuai dengan masih kurang, tetapi pengaturan
ketentuan yang berlaku pengoperasian sarana angkutan sesuai
Sumber: Hasil Analisis dengan ketentuan yang berlaku. Atas
sebagai angkutan alternatif untuk dasar analisis tersebut maka perlu
angkutan barang. adanya pengawasan yang lebih optimal
Strategi S-T yaitu tersedia bengkel agar keselamatan pengoperasian bentor
modifikasi sepeda motor menjadi dapat ditingkatkan.
bentor dan pengaturan pengoperasian Perumusan tugas yang rasional dan
sarana angkutan sesuai dengan logis dalam mengambil kebijakan
ketentuan yang berlaku. tentang pengoperasian bentor perlu
Strategi W-O yaitu aspek keselamatan mempertimbangkan faktor-faktor
masih kurang, tetapi bentor dapat kunci keberhasilan dan peta posisi
digunakan sebagai angkutan alternatif kekuatan, kelemahan, peluang, serta
untuk angkutan barang. tantangan agar dapat diproyeksikan
Strategi W-T yaitu aspek keselamatan keberhasilan di masa yang akan datang.
masih kurang, tetapi pengaturan E. Pembahasan
pengoperasian sarana angkutan sesuai Bentor yang beroperasi di Kota Gorontalo
dengan ketentuan yang berlaku. berjumlah 11.000 unit jadi setiap 1 km2 dilayani
Strategi-strategi tersebut selanjutnya oleh 166 unit bentor dan setiap 1 km panjang jalan
dipilih untuk diterapkan dalam dilayani oleh 47 unit bentor. Kondisi tersebut
tahapan implementasi agar dapat mengggambarkan bentor yang beroperasi di
menjadi faktor penentu dalam upaya Kota Gorontalo sudah cukup padat yang dahulu
pengendalian pengoperasian bentor membanggakan masyarakat Kota Gorontalo
di Kota Gorontalo. Berdasarkan sekarang mulai menimbulan permasalan di kota
total nilai bobot (TNB) semua sepert kemacetan pada jam sibuk pagi dan sore,
strengths, weaknesses, opportunities, beban jalan bertambah, parkir bentor di badan
dan threats dapat dipetakan posisi jalan padahal kapasitas jalan terbatas.
kekuatan organisasi sesuai dengan
Di sisi lain kondisi angkutan umum massal yaitu
letak kuadrannya, kemudian dapat
mobil penumpang umum berjumlah 144 unit,
ditentukan langkah kebijakan yang
bus 139 unit melayani antar kota dalam provinsi,
akan diambil berdasarkan posisi/ letak
bus yang khusus melayani dalam kota yaitu
kuadran tersebut.
Tran Hulonthalangi berjumlah 15 unit dengan
Gambar 1 menunjukkan bahwa
panjang rute lebih kurang 20 km, headway yang
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo
direncanakan 20 menit, tarif gratis, dan waktu
terletak pada Kuadran IV. Berdasarkan
operasi pukul 06.00 sampai dengan 17.00 waktu
gambar tersebut, maka formulasi
setempat namun pelayanan seperti itu belum
strategi SWOT yang diperoleh adalah
dapat menjawab kebutuhan masyarakat Kota
Strategi W-T yaitu aspek keselamatan
Gorontalo sehingga kurang diminati. Sedangkan
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
143
4. Alternatif solusi dan resiko bentor kalau Angkutan umum di Kota Gorontalo belum mampu
ditiadakan: memberikan pelayanan seperti bentor yang pada
a. massa basis politik (sarana kampanye akhirnya masyarakat lebih menyukai bentor karena
bagi perserta pilkada), dan unggul dalam pelayanan door to door dan setiap
b. pemerintah harus mengantisipasi saat dibutuhkan pengguna selalu ada, sedangkan
pengangguran dengan menyediakan pelayanan bus Hulotalangi yang jumlahnya 15 unit
lapangan kerja untuk mengatasi kurang diminati masyarakat Kota Gorontalo karena
kerawanan sosial. headwaynya terlalu lama yang mengakibatkan waktu
tunggu menjadi lama sehingga bus tersebut belum
5. Pengendalian bentor:
optimal dalam memberikan pelayanan dan kalah
a. perlu adanya perhitungan jumlah
bersaing dengan pelayanan bentor.
kebutuhan bentor di Kota Gorontalo,
b. pemberian tanda registrasi bentor Ikatan Pengemudi Bentor (IPB) Provinsi Gorontalo
domisili Kota Gorontalo dengan berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan
jumlah 4.904 unit, Ketua IPB bahwa sebenarnya sudah lama mereka
c. bentor domisili luar Kota Gorontalo menginginkan adanya kebijakan pengaturan
ditertibkan sejumlah 6.096 unit, pengoperasian bentor yang secara nyata
d. perlu kebijakan zero growth atau diimplementasikan di lapangan karena IPB juga
dilakukan lelang nomor registrasi sudah menyadari bahwa bentor yang beroperasi
jika jumlah yang beroperasi masih di Kota Gorontalo sudah terlalu banyak sehingga
dibawah kebutuhan, mengganggu ketertiban dan kenyamanan kota,
e. bentor disesuaikan dengan standar seperti parkir di badan jalan, memuat penumpang
nasional terutama spesifikasi dan melebihi kapasitas dan lain-lain.
keselamatannya, dan Salah satu kelemahan bentor terkait dengan
f. perlu pembatasan wilayah operasi keselamatan yaitu penumpang ditempatkan di depan
dan waktu operasi bentor. dan pengemudi di belakang, hal tersebut justru
menjadi kebanggaan masyarakat Kota Gorontalo
6. Perencanaan angkutan umum perkotaan
karena mereka merasa dihormati dan dihargai jika
dengan pola kerja sama pemerintah pusat
ditempatkan di depan dari pada ditempatkan di
dan daerah:
belakang.
a. kendaraan kecil (mini bus),
b. frekuensi tinggi, Masih kurangnya sosialisasi mengenai transportasi
c. waktu operasi, yang mengutamakan keselamatan dari pada
d. tarif murah atau menerapkan pola kehormatan sebagai penumpang bentor yang
subsidi, ditempatkan di depan pengemudi, kondisi ini
e. jaringan angkutan umum pada jalan menuntut upaya pemerintah daerah untuk merubah
arteri dan kolektor, pola pikir masyarakat agar lebih mengutamakan
f. larangan parkir di jalan (on street). keselamatan dalam menggunakan bentor. Terlepas
dari beberapa kelemahannya, bentor tetap menjadi
KESIMPULAN transportasi handalan di Kota Gorontalo baik untuk
Bentor akan sulit dihapus dalam waktu dekat karena mengangkut penumpang maupun barang dalam
pada awalnya bentor beroperasi diizinkan oleh jumlah terbatas.
pemerintah daerah sebagai angkutan pengganti bendi Kebijakan pemerintah daerah sudah banyak yang
yang dianggap mengotori jalan dan keberadaan ditetapkan hanya belum diimplementasikan secara
bentor sempat menjadi kebanggaan masyarakat Kota nyata di lapangan karena arah kebijakannya belum
Gorontalo yang sampai sekarang keberadaan bentor seperti pembinaan angkutan formal, misalnya
merupakan suatu kebutuhan untuk beraktifitas sehari- pengujian berkala kendaraan bermotor sedangkan
hari dan bagi pengemudinya, bentor merupakan bentor termasuk angkutan informal.
lapangan pekerjaan dan mata pencaharian. Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan
bahwa pengoperasian bentor di Kota Gorontalo
Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
145