Anda di halaman 1dari 16

PENGOPERASIAN BECAK MOTOR (BENTOR) DI WILAYAH KOTA GORONTALO

OPERATION STUDY PEDICAB MOTOR (BENTOR) IN THE REGION OF GORONTALO

I Ketut Mudana1, Dwi Heriwibowo1


1
Pusat Litbang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
email: Montereng.iwa@gmail.com

Diterima: 12 Februari 2016, Revisi 1: 11 Maret 2016, Revisi 2: 28 Maret 2016, Disetujui: 6 April 2016

ABSTRAK
Tujuan melakukan penelitian adalah untuk menyusun rekomendasi mengenai pengoperasian bentor dilihat dari aspek
regulasi dan aspek keselamatan. Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa pengoperasian bentor dilihat dari
aspek keselamatan masih kurang, kondisi tersebut menuntut upaya pemerintah daerah mensosialisasikan pengoperasian
bentor agar lebih mengutamakan keselamatan. Bentor yang beroperasi di Kota Gorontalo cukup besar berjumlah 11.000
unt termasuk dari daerah lain. Di sisi lain angkutan umum perkotaan belum kuat sehingga bentor merupakan kebutuhan
masyarakat Gorontalo. Beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi maupun kota belum
berjalan efektif karena muatan kebijakan mengatur bentor seperti angkutan resmi misalnya uji berkala. Bentor unggul
dalam memberikan pelayanan door to door mampu menampung penumpang lebih dari satu orang, menyerap tenaga
kerja, diminati pengguna jasa, beroperasi disemua jaringan jalan dan kelemahan bentor yaitu penumpang ditempatkan di
depan pengemudi dan rem hanya satu rem belakang saja sedangkan bentor yang standar yaitu penumpang ditempatkan
di belakang pengemudi dan rem roda depan dan roda belakang jadi setiap roda ada rem. Populasi bentor terus meningkat
disebabkan oleh pelayanan angkutan umum belum optimal, kemudahan mendapatkan bentor dan keberadaan bentor
diterima masyarakat.
Kata kunci: pengoperasian, bentor, Kota Gorontalo

ABSTRACT
The purpose of this research is to establish the recommendations to regarding the operation bentor from the aspect of
regulation and safety aspect. Based on the SWOT result analysis indicates that the operation of bentor from the aspect
of safety is still poor, these conditions require the efforts of local governments in order to socialize the operation bentor
be more priority in safety. Bentor operating in the city of Gorontalo large enough amounts to 11,000 units. On the
other side of the urban public transport is not qualify so bentor Gorontalo provide community needs. Some policies
set by the provincial government and the city has not been effective because the charge transport policy to set bentor
official periodic test. Bentor still superior because can providing services door to door and capable of accommodating
passengers more than one person, absord the employment, choose by costumerises, operates in all of the road network
and bentor weaknesses is passenger are placed in front of the driver and the brake is only one rear brake only, while
standard bentor passenger is placed behind the driver’s and front wheel brakes and rear wheel brakes in each is wheel
so. Bentor population continues to rise due to public transport services is not optimal, the simplicity of getting bentor
and where bentor accepted by society.
Keywords: operation, bentor, Gorontalo City

130 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


PENDAHULUAN motor di perkotaan, pedesaan dan pinggiran
Di Kota Gorontalo terdapat salah satu sarana kota. Metode analisis yang digunakan adalah
transportasi jalan yang beroperasi yaitu Bentor yang Analisis Aspek Moda Becak Motor dan Analisis
menjadi perhatian masyarakat dan merupakan salah SWOT. Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan
satu ciri khas Kota Gorontalo serta dimanfaatkan studi adalah sebagai berikut:
menjadi angkutan umum masyarakat Gorontalo. 1. Potensi Becak motor sebagai angkutan
Bentor tersebut berasal dari sepeda motor yang perkotaan dan perdesaan di beberapa
dimodifikasi menjadi kendaraan roda tiga, sepeda kota di Indonesia menunjukkan terjadi
motor dimodifikasi dengan menambahkan tempat peningkatan, hal tersebut terjadi karena
duduk yang berkapasitas dua penumpang dipasang di makin meningkatnya kebutuhan sarana
depan motor sebagai penggati roda depan, bentuknya angkutan dan juga daerah layanan
seperti becak pada umumnya. Sepeda motor yang transportasi yang tidak dapat dilayani oleh
paling mendominasi untuk dimodifikasi adalah sarana angkutan yang lain.
sepeda motor jenis bebek. Biaya modifikasi motor 2. Keberadaan angkutan becak motor
menjadi bentor yang standar sebesar Rp 4.000.000,00 merupakan salah satu mengurangi masalah
(empat juta rupiah), tetapi kalau modifikasi menjadi pengangguran baik di perkotaan maupun
Bentor MX biayanya sebesar Rp 6.000.000,00 (enam perdesaan, karena banyak para penganggur
juta rupiah). menggunakan sarana tersebut sebagai
Bentor yang menjadi sarana transportasi khas alternatif untuk mencari kerja.
Kota Gorontalo sebagai pengganti bendi berkuda 3. Keberadaan becak motor berdasarkan
dengan tarif relatif lebih murah dari tarif becak yang peraturan perundangan dan pemerintah
beroperasi di beberapa kota di Jawa. Modifikasi sangat dilarang karena kurang sebagai
bentor di Kota Gorontalo berbeda dengan bentor sarana angkutan yang aman dan nyaman.
yang beroperasi di Aceh, Medan, Pematang Siantar, Juga dari aspek kelayakan sebagai angkutan
dan kota-kota lain di Sumatera dimana penumpang umum belum teruji keberadaannya.
tidak ditempatkan di samping seperti di kota-kota
tersebut tetapi dibuat mirip becak, penumpangnya 4. Bila dilihat dari hasil survei frekuensi
ditempatkan di depan pengemudi dan dapat pula penggunaan becak motor tergolong sering
membonceng pengemudi seperti naik sepeda dan juga berdasarkan tingkat kenyamanan
motor pada umumnya. Jadi bentor sudah dianggap dan keamanan, responden sebagian besar
sebagai angkutan umum, bisa memuat sebanyak 5 menyatakan aman dan nyaman untuk
penumpang bahkan sering juga bentor digunakan menggunakan angkutan becak motor di
untuk mengangkut bahan bangunan seperti semen, perkotaan dan perdesaan.
tegel, dan lain-lain karena biaya angkut lebih 5. Bila dilihat pembebanan jaringan jalan,
murah jika menyewa truk pada umumnya. Sejalan belum adanya tempat-tempat yang
dengan kondisi tersebut, keberadaan bentor di Kota diperuntukkan untuk mangkal moda becak
Gorontalo perlu dilakukan penelitian dilihat dari motor menyebabkan moda ini berhenti di
aspek rugulasi dan aspek keselamatan. sembarang tempat, sehingga dengan jumlah
moda yang cukup banyak akan mengurangi
TINJAUAN PUSTAKA besarnya kapasitas jalan. Kapasitas jalan
A. Studi Pengoperasian Moda Becak Motor yang menurun meyebabkan kemampuan
Sebagai Angkutan Jalan Pedesaan dan jalan dalam melewatkan kendaraan dalam
Perkotaan satuan waktu tertentu menjadi berkurang.
Akibat dari penurunan kapasitas jalan
Studi ini merupakan studi kontraktual yang
ini adalah tundaan lalu lintas atau terjadi
dilaksanakan oleh PT. Diksa Intertama
kemacetan.
Consultant. Tujuan studi tersebut adalah
terciptanya kebijakan pengoperasian becak- 6. Becak motor yang beroperasi kebanyakan

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
131

telah memiliki ijin operasi kecuali di Kota terdapat beban psikologis akibat dari tenaga
Makasar dan Yogyakarta, akan tetapi dari manusia yang mengayuh becak sebagaimana
ijin operasi tersebut tidak dibarengi oleh uji yang terdapat pada becak tradisional. Kaitan
kelayakan operasi kendaraan di jalan. hasil studi ini dengan ide penulis adalah obyek
penelitian sama yaitu bentor dan lokasinya juga
B. Studi Karakteristik Operasional Angkutan
sama yaitu di Kota Gorontalo, oleh karena itu
Becak Bermotor di Kota Gorontalo
studi ini diperlukan sebagai referensi.
Studi ini disusun oleh M. Cakrawala, Aji
Suraji, dan Anton Kaharu yang dipublikasikan METODOLOGI PENELITIAN
pada http://elib.pdii.lipi.go.id tahun 2007. Dari
A. Teknik Pengumpulan Data
aspek disain, sebelunya bentor merupakan
modifikasi dari sepeda motor yang diberi 1. Data Primer
gerobak yang ditaruh dibagian depan sehingga Wawancara terstruktur kepada pejabat
berfungsi seperti becak. Selain bernilai estetika, Dinas Perhubungan Kota Gorontalo
berkapasitas muat tinggi, daya jelajah yang dilakukan sebagai teknik pengumpulan
cakup, dan bersifat door to door, namun dilain data untuk mengetahui dengan pasti
pihak bentor saling mendapat perhatian karena tentang informasi yang terkait dengan
laju pertumbuhannya sangat tinggi (sampai topik penelitian, yaitu pengoperasian
Oktober 2005 mencapai 18.000 unit) serta bentor di wilayah Kota Gorontalo.
identik dengan ketidaktertiban, dimana hal ini
2. Data Sekunder
dipengaruhi oleh belum adanya kebijakan yang
Pengumpulan data sekunder dilakukan
baku oleh pemerintah daerah setempat dalam
melalui dokumen/literatur/studi
rangka mengakomodir angkutan jenis ini.
kepustakaan yang terdapat di Dinas
Penelitian yang diusulkan ini bersifat eksplorasi Perhubungan Kota Gorontalo berupa jumlah
dengan tujuan umum untuk menganalisis bentor serta kebijakan pengoperasian
keberadaan moda angkutan bentor di Kota bentor di Kota Gorontalo.
Gorontalo dengan tujuan khusus untuk
B. Pengolahan Data
mengetahuan karakteristik operasional, kinerja
Data primer berupa opini stakeholder terhadap
dan tingkat pelayanan serta biaya operasi
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo serta
kendaraannya (BOK). Berdasarkan uraian
persepsi pengguna dan pengemudi bentor
singkat di atas, penelitian yang bertujuan
yang diperoleh kemudian diolah dengan
mengetahui perilaku angkutan bentor dari
menggunakan Microsoft Office Excel 2007.
analisis 1) hubungan waktu dengan jarak
Hasil pengolahan data kemudian dijadikan
dan kecepatan perjalanan 2) hubuhgan jarak
dasar untuk melakukan Analisis SWOT
dengan ongkos dan kecepatan perjalanan dan 3)
sehingga diperoleh rekomendasi yang akan
hubungan ongkos dengan waktu dan kecepatan
diimplementasikan dalam pengoperasian bentor
perjalanan. Tahun kedua bertujuan mengetahui
dan pembinaanya di Kota Gorontalo.
sistem kinerja pengoperasian, sistem pengaturan
pelayanan serta biaya operasi kendaraan. Hasil C. Metode Analisis
penelilian menunjukkan bahwa karakteristik 1. Analisis Deskriptif Kualitatif dan
operasional bentor mempunyai kecepatan Kuantitatif
yang relatif tinggi 30% dibanding dengan
becak tradisional. Hal ini disebabkan oleh Menurut Sugiyono (2004) Analisis
bentor dengan tenaga pengangkut oleh mesin Deskriptif adalah statistik yang digunakan
sepeda motor sehingga waktu tempuh bentor untuk menganalisa data dengan cara
akan lebih cepat dibanding dengan becak mendeskripsikan atau menggambarkan
tradisional. Sedangkan ongkos perjalanan relatif data yang telah terkumpul sebagaimana
tidak berbeda signifikan antara bentor dengan adanya tanpa bermaksud membuat
becak tradisionai. Hal ini karena bentor tidak kesimpulan yang berlaku untuk umum

132 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


atau generalisasi. J.P.G Sianipar dan H.M. Entang (2003)
Analisis Deskriptif Kualitatif adalah mendentifikasikan Analisis Swot adalah
analisis dengan mendeskripsikan atau suatu proses merinci keadaan lingkungan
menggambarkan data yang telah terkumpul internal dan eksternal guna mengetahui
sebagaimana adanya tanpa membuat faktor-faktor yang mempengaruhi
kesimpulan yang berlaku untuk umum keberasilan organisasi ke dalam kategori
atau generalisasi dengan menggunakan strengths, weaknesses, opportunities,
kalimat, sehingga lebih informatif dan threats sebagai dasar untuk menentukan
mudah dipahami. tujuan, sasaran dan trategi mencapainya
sehingga organisasi memiliki keunggulan
Menurut Moleong (2007) penelitian meraih masa depan yang lebih baik.
kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena Stephen P. Robbins dan Mary Coulter
tentang apa yang dialami oleh subjek (1999) mendefinisikan analisis SWOT
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, adalah suatu analisis organisasi dengan
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara menggunakan kekuatan, kelemahan,
holistik dan dengan cara deskripsi dalam peluang serta ancaman dari lingkungan.
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu Menurut Freddy Rangkuti (2001) analisis
konteks khusus yang alamiah dan dengan SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
memanfaatkan berbagai metode alamiah. secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan.
Analisis Deskriptif Kuantitatif adalah
analisis dengan mendeskripsikan atau Untuk melakukan Analisis SWOT, dasar
menggambarkan data yang telah terkumpul analisis yang digunakan adalah opini
sebagaimana adanya tanpa membuat stakeholder terhadap pengoperasian
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau bentor di Kota Gorontalo yang berjumlah
generalisasi dengan menggunakan angka- 5 responden. Opini tersebut diperoleh
angka, sehingga lebih mudah dipahami dan berdasarkan beberapa pertanyaan yang
dimengerti. diajukan dalam bentuk kuesioner yang
dibagi menjadi beberapa kategori
2. Analisis SWOT yaitu kekuatan (strengths), kelemahan
Dalam melakukan penelitian ini, metode (weaknesses), peluang (opportunities), dan
analisis yang digunakan adalah Analisis ancaman (threats) dalam pengoperasian
SWOT. Tujuan dari analisis SWOT adalah bentor.
untuk memisahkan masalah pokok dan
memudahkan pendekatan strategis dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu bisnis atau organisasi. Definisis
analisis SWOT secara umum adalah A. Jumlah Bentor
metode perencanaan strategis yang Bentor di Kota Gorontalo beroperasi bebas
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan di semua ruas jalan lintas kabupaten/ kota.
(strengths), kelemahan (weaknesses), Jumlah bentor yang beroperasi pada tahun 2014
peluang (opportunities), dan ancaman berjumlah 11.000 unit dan yang berdomisili di
(threats) dalam suatu proyek atau suatu Kota Gorontalo hanya 4.904 unit, hal ini berarti
spekulasi bisnis. Analisis SWOT adalah bentor yang berasal dari luar Kota Gorontalo
suatu analisis kualitatif yang digunakan sebanyak 6.096 unit.
untuk mengidentifikasi berbafgai faktor Jumlah bentor selama 3 Tahun terakhir tersebut
secara sistematis untuk memformulasikan sebanyak 12.168 unit dan pada tahun 2015
strategi dalam suatu kegiatan (Rangkuti, menurun menjadi 11.000 unit karena sudah ada
2000). kebijakan Pemerintah Kota Gorontalo untuk
mengurangi produksi Bentor kecuali untuk

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
133

Tabel 1. Jumlah Bentor Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo Tahun 2012-2014
Tahun
No. Nama Kecamatan
2012 2013 2014
1. Kecamatan Kota Selatan 405 473 441
2. Kecamatan Kota Utara 272 318 595
3. Kecamatan Kota Barat 498 582 769
4. Kecamatan Dungingi 286 338 407
5. Kecamatan Hulonthalangi 444 517 577
6. Kecamatan Kota Timur 431 504 714
7. Kecamatan Sipatana 304 357 380
8. Kecamatan Kota Tengah 311 361 447
9. Kecamatan Dumbo Raya 445 518 574
Jumlah 3.396 3.968 4.904
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Gorontalo, 2015

dijual di luar Kota Gorontalo namun belum 1 Tahun 2007 tentang Pengaturan
didukung dengan regulasi kebijakan tersebut Pengoperasian Angkutan Kendaraan Bentor
untuk itu ke depan diperlukan regulasi bersama di Kota Gorontalo, mengatur mengenai
dengan Dinas Perindustrian Kota Gorontalo. pendaftaran kendaraan bermotor, uji berkala
Berdasarkan jumlah bentor yang beroperasi, kendaraan bermotor, wilayah operasi dan
beberapa masalah yang dihadapi terkait dengan izin operasi kendaraan bermotor, pembinaan
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo antara dan pengawasan belum berjalan efektif.
lain: Semua kebijakan tersebut belum dilaksanakan
1. belum adanya dasar hukum yang mengatur secara efektif karena beberapa permasalahan
pengoperasian bentor, yang dihadapi yaitu:
2. Kebijakan pembatasan produksi bentor 1. Keberadaan bentor termasuk konstruksinya
belum didukung dengan regulasi, dan belum legal sesuai dengan keputusan
3. belum adanya tempat ngetem bentor, Direktur Jenderal Perhubungan Darat
sementara ini menggunakan badan jalan Nomor SK. 1109/AJ. 402/DRJD/2008
sehingga dapat menimbulkan kemacetan. tentang pengesahan rancang bangun dan
B. Kebijakan Pengoperasian Bentor
rekayasa rumah-rumah (karoseri) pada
landasan kendaraan bermotor sebagai
Beberapa kebijakan yang telah ditetapkan kendaran bermotor roda 3 untuk angkutan
pemerintah daerah adalah sebagai berikut: penumpang.
1. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo 2. Persyaratan teknis bentor menurut peraturan
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengaturan Gubenur Gorontalo Nomor 18 Tahun 2006
Penyelenggaraan Angkutan Kendaraan sebagaimana termuat dalam tabel berikut.
Bentor, yang memuat tentang kontruksi
Sejalan dengan kondisi transportasi di Kota
dan persyaratan teknis, izin, warna menurut
Gorontalo, bentor memiliki keunggulan dan
wilayah, wilayah operasi, persyaratan
kekurangan antara lain:
administrasi, ketentuan penyidikan, dan
1. Keunggulan, pelayanan door to door,
sanksi belum berjalan efektif.
tarif lebih fleksibel karena negosiasi,
2. Peraturan Gubenur Gorontalo Nomor 18
penumpang tidak panas karena ada rumah-
Tahun 2006 tentang Pelaksanan Peraturan
rumah, dapat mengangkut lebih dari satu
Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 6 Tahun
orang, pelayanan cepat, tepat waktu sampai
2006 tentang Pengaturan Penyelenggaraan
tujuan, dan menyerap tenaga kerja sampai
Angkutan Kendaraan Bentor belum berjalan
ribuan orang.
efektif.
2. Disisi lain bentor juga memiliki kekurangan
3. Peraturan Walikota Gorontalo Nomor

134 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


Tabel 2. Persyaratan Teknis Bentor di Gorontalo Tahun 2006

No. Teknis Spesifikasi/ Persyaratan


- Mempunyai daya untuk mendaki dengan kecepatan minimum 20 km/jam
1. Motor Penggerak
- Daya mesin 100-150 cc
Dirancang dan dibuat dari bahan tahan bocor dan memenuhi ambang batas
2. Sistem Pembuangan
emisi gas buang
3. Penerus Daya Dapat dikendalikan dari tempat pengemudi
Ukuran sama memiliki adhesi dan keausan ban yang cukup baik di jalan
4. Sistem Roda
kering maupun basah
Harus memiliki sistem suspensi pada rumah-rumah depan yang mampu
5. Sistem Suspensi
menyangga, menahan beban, getaran untuk menjamin keselamatan
Perancangan pembuatan dan pemasangan alat kemudi tidak membahayakan
6. Alat Kemudi dan Sistem Rem jika terjadi tabrakan sistem rem dikendalikan oleh pengemudi pada satu
sumbu roda belakang
Harus ada lampu utama, lampu petunjuk arah, lampu posisi depan, lampu
7. Lampu-lampu
rem, dan lampu penerangan
8. Komponen Pendukung Kaca spion, klakson, spakboar depan, bumper depan
- Tempat duduk penumpang lebar 400 mm tiap penumpang
- Ketinggian tempat duduk memiliki susut 70 derajat
9. Tempat Duduk dan Rumah-rumah - Rumah - rumah memungkinkan pengemudi mempunyai pandangan bebas
ke depan dan kesamping pengemudi tidak terhalang oleh penumpang atau
barang bawaannya
Sumber: Pergub Provinsi Gorontalo Tahun 2007
antara lain keselamatan kurang karena luas 66,25 km2 atau 0,55% dari luas Provinsi
rem hanya satu, lampu tidak standar, jarak Gorontalo ternyata belum didukung sarana
pengemudi terbatas dan prototipe belum transportasi umum perkotaan yang kuat dimana
sesuai dengan keputusan Direktorat Jenderal sampai saat ini masyarakat Kota Gorontalo
Perhubungan Darat Nomor: 1109/AJ.402/ masih tergantung pada sarana transportasi
DRJD/2008 tentang Pengesahan Rancang Bentor Perkembangan jumlah kendaraan
Bangun dan Rekayasa Rumah-Rumah bermotor di Kota Gorontalo memang mengalami
(Karoseri) Pada Landasan Kendaraan peningkatan selama 3 tahun terakhir, tetapi
Bermotor Merek Kanzen Tipe KR 125 perkembangan yang paling pesat adalah sepeda
Sebagai Kendaraan Bermotor Roda Tiga motor mencapai 7,11% pada tahun 2013.
Untuk Angkutan Penumpang. Jaringan trayek angkutan umum terdiri atas
C. Opini Stakeholder Terhadap Pengoperasian trayek utama, trayek cabang, dan trayek ranting
Bentor dan bentor beroperasi bebas di semua trayek
Untuk mengetahui kondisi eksisting tersebut bahkan sampai ke luar Kota Gorontalo.
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo, Hal tersebut menyebabkan angkutan kota yang
beberapa variabel pertanyaan diajukan kepada beroperasi untuk melayani angkutan antar kota
responden yaitu pejabat Dinas Perhubungan, dalam provinsi (AKDP) yang seharusnya cukup
Komunikasi dan Informatika Kota Gorontalo dalam kota saja. Kota Gorontalo termasuk kota
dalam bentuk kuesioner. Penyebaran kuesioner yang sudah padat dengan bentor, dimana dengan
dilakukan untuk mengetahui sejauhmana nilai luas 66,25 km2 terdapat 11.000 unit bentor yang
urgensi terhadap pengoperasian bentor di Kota berarti setiap 1 km2 dilayani oleh 166 unit bentor.
Gorontalo. Apabila dilihat panjang jalan yang ada yaitu
203,62 km maka setiap 1 km jalan dilayani oleh
D. Analisis
47 unit bentor. Sedangkan angkutan umum
Secara geografis, Kota Gorontalo mempunyai massal di Kota Gorontalo kurang diminati karena

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
135

Tabel 3. Opini Stakeholder Terhadap Kondisi Pengoperasian Bentor di Kota Gorontalo
Sangat
Tidak Cukup Sangat
No. Faktor Internal dan Eksternal Tidak Urgen Jumlah
Urgen Urgen Urgen
Urgen
1. Kekuatan
a. Tersedia jaringan prasarana untuk Bentor yang memadai 0 5 0 0 0 5
b. Tersedia jaringan sarana untuk Bentor yang memadai 1 4 0 0 0 5
c. Tersedia bengkel modifikasi sepeda motor menjadi Bentor 0 1 4 0 0 5
d. Tersedia kapasitas jalan yang memadai 1 1 0 2 1 5
2. Kelemahan
a. Keberadaan Bentor kurang dukungan Regulasi 0 1 0 1 3 5
b. Aspek keselamatan masih kurang 0 0 0 1 4 5
c. Pembinaan Bentor masih kurang 0 0 0 1 4 5
d. Belum dibentuk Lembaga khusus Bentor 0 0 4 1 0 5
3. Peluang
a. Biaya Bentor terjangkau masyarakat 0 0 3 0 2 5
b. Biaya modifikasi terjangkau Pemilik Bentor 0 1 2 0 2 5
c. Terbukanya kesempatan usaha bengkel modifikasi 0 0 2 3 0 5
d. Bentor dapat digunakan sebagai angkutan alternatif untuk 0 2 0 1 2 5
angkutan barang
4. Ancaman
a. Tersedianya angkutan umum door to door 0 0 2 0 3 5
b. Kapasitas jaringan prasarana berkurang 0 0 1 0 4 5
c. Terjadi kemacetan lalu-lintas di kota 0 0 0 1 4 5
d. Pengaturan pengoperasian sarana angkutan sesuai dengan 0 0 0 2 3 5
ketentuan yang berlaku
Sumber: Hasil Survei, 2015

headway yang terlalu lama, tidak ada kepastian, berjalan efektif, sedangkan Ikatan Pengemudi
dan tidak bisa door to door karena bus besar. Bentor (IPB) sangat menginginkan adanya
Sarana angkutan umum massal yang sudah ada kebijakan dan aksi nyata tentang pengaturan
yaitu Trans Hulauthalangi dengan tarif gratis bentor terutama regulasi pembatasan produksi
tetap tidak diminati oleh penggguna jasa. bentor untuk wilayah Kota Gorontalo karena
pendapatan pengemudi bentor mengalami
Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Pemerintah
penurunan akibat terlalu banyaknya bentor
Kota Gorontalo telah menetapkan kebijakan
yang beroperasi. Kelemahan bentor mengenai
tentang pengaturan penyelenggaraaan bentor
keselamatan rendah, belum ada respon dari
tetapi belum ada yang berjalan secara efektif
pemerintah daerah Kota Gorontalo karena
karena masih benyak permasalahan seperti
sampai saat ini belum ada contoh bentor yang
pengesahan rancang bangun rumah-rumah
standar dan berkeselamatan tinggi, sedangkan
(karoseri) pada landasan kendaraan bermotor
IPB menginginkan adanya contoh bentor
sebagai kendaraan roda 3 untuk mengangkut
yang beroperasi di jalan sudah sesuai dengan
penumpang belum sesuai dengan Keputusan
standar menurut peraturan perundangan dan
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
berkeselamatan tinggi, sehingga bentor yang
SK.1109/AJ.402/ DRJD/2008 tentang
sudah ada secara bertahap dapat menyesuaikan
Pengesahan Rangcang Bangun dan Rekayasa
dengan bentor yang sesuai standar.
Rumah-Rumah (Karoseri) pada Landasan
Kendaraan Bermotor Sebagai Kendaraan Roda 1. Karakteristik dan Persepsi Pengguna
3 untuk Mengangkut Penumpang. Persyaratan Bentor
teknis bentor sesuai dengan peraturan Gubernur Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
Gorontalo Nomor 18 Tahun 2006 juga belum oleh responden yang terjaring pada saat

136 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


survei yaitu dilihat dari tingkatan usia keberadaan bentor sudah cukup lama
yang menggunakan bentor adalah usia digemari oleh masyarakat Kota Gorontalo
kurang dari 20 tahun sebesar 12 %, usia dan dapat diindikasikan bahwa dalam waktu
20-30 tahu sebesar 22 %, usia 31-40 tahun singkat pengoperasian bentor sulit untuk
sebesar 16%, usia 41-50 tahun sebesar dihilangkan atau diganti dengan moda lain.
30%, dan usia 51-60 tahun sebesar 20%. Pengguna bentor menurut asal usul
Jadi minat masyarakat Kota Gorontalo angkutan yang pernah digunakan
untuk menggunakan bentor terdiri dari masyarakat yang menggunakan angkot
berbagai tingkatan usia, maka keberadaan sebesar 24%, menggunakan sepeda motor
bentor cukup berperan dalam mengangkut sebesar 32%, dan diantar keluarga sebesar
penumpang dan barang dalam jumlah 44%. Berdasarkan data tersebut ada indikasi
terbatas. menggunakan sepeda motor dan diantar
Berdasarkan pendidikan, pengguna jasa keluarga sudah cukup tinggi hampir 50%.
bentor juga sangat beragam mulai dari Pengguna bentor dilihat dari besarnya biaya
tingkat pendidikan SMP sebesar 8%, transportasi yang dikeluarkan perbulan
setingkat SMA/D1 sebesar 44%, Diploma sangat beragam, antara Rp.100.000 -
(DIII), 8%, S1/DIV sebesar 40%. Hal Rp.150.000 sebesar 4%, antara Rp.151.000
tersebut menggambarkan bentor di Kota - Rp.200.000 sebesar 2%, antara Rp.201.000
Gorontalo sudah merupakan kebutuhan - Rp.300.000 sebesar 54 %, dan antara Rp.
bagi semua lapisan masyrakat. 301.000 - Rp. 400.000 sebesar 40%. Kondisi
Pengguna bentor dilihat dari jenis tersebut menggambarkan keterjangkauan
pekerjaan mulai dari TNI/POLRI sebesar pengguna bentor atas biaya yang harus
2 %, PNS sebesar 56%, pegawai swasta/ dikeluarkan tiap bulan. Walaupun tarif
BUMN sebesar 4%, pedagang sebesar 2%, yang dibayar atas dasar kompromi, hal
wiraswasta sebesar 4%, pelajar/ mahasiswa yang lebih penting bagi pengguna adalah
sebesar 24%, dan lainnya sebesar pelayanan door to door. Hal ini juga tidak
8%. Kondisi ini menunjukkan bahwa mudah untuk dapat dipenuhi dalam waktu
masyarakat menggunakan bentor untuk dekat. Berdasarkan hasil wawancara
beraktivitas sehari-hari jadi bentor di Kota mendalam, mayoritas pengguna bentor
Gorontalo cukup besar sumbangannya saat ini berkeinginan supaya pemerintah
sebagai sarana trasportasi perkotaan. daerah dapat menyediakan angkutan
umum yang mampu memberikan pelayan
Pengguna bentor dilihat dari penghasilan
dengan waktu perjalanan yang tepat,
sangat beragam, mulai dari berpenghasilan
jadwal dan kapasitas yang cukup, dengan
1 juta sebesar 12%, berpengasilan 1 juta
harapan masyarakat Kota Gorontalo tidak
- 2 juta sebesar 8%, berpenghasilan 2
bergantung kepada bentor saja tetapi ada
juta - 3 juta sebesar 12%, berpenghasilan
suatu pilihan angkutan umum yang lain,
lebih dari 3 juta sebesar 44%, pengguna
akan tetapi hal tersebut juga tidak mudah
bentor yang belum berpenghasilan sebesar
dipenuhi karena angkutan umum yang
24%. Kondisi tersebut menggambarkan
sudah ada headwaynya lama jadi kurang
ketergantungan masyrakat Kota Gorontalo
diminati oleh karena itu angkutan umum
terhadap bentor cukup tinggi.
yang disediaka harus kuat dan di sisi lain
Pengguna bentor atas dasar lama waktu bentor juga perlu diatur zona operasinnya,
menggunakan bentor juga beraneka ragam dengan begitu ada kemungkinan angkutan
mulai dari 1 tahun - 3 tahun sebesar 56%, umum bisa diminati. Untuk itu pelayanan
3 tahun - 6 tahun sebesar 30%, 6 tahun - 9 door to door dapat menggunakan bentor
tahun sebesar 12%, dan lebih dari 10 tahun dan angkutan informal lainnya.
sebesar 2%. Hal tersebut menunjukan

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
137

Pengguna Bentor dilihat dari jaminan Pengguna bentor dilihat berdasarkan
keselamatan dalam menggunakan bentor keamanan dari gangguan copet dan
yaitu pengguna bentor yang menyata kriminal mayoritas berpendapat sangat
keselamatan terjamin sebesar 6%, takut sebesar 74%, takut sebesar 22%, dan
yang menyatakan keselamatan kurang tidak takut sebesar 4%. Berdasarkan kondisi
terjamin sebesar 22%, yang menyatakan tersebut maka bentor beroperasi dengan
keselamatan sangat kurang terjamin sebesar tingkat keamanan yang rendah, untuk itu
62%. Kondisi tersebut mengindikasikan diperlukan pengawasan yang ketat dari
bahwa bentor walaupun merupakan aparat kepolisian.
kebutuhan masyarakat Kota Gorontalo Pengguna bentor juga berpendapat
namun tingkat keselamatannya masih berkaitan dengan posisi penumpang
rendah. Selain itu, pengguna jasa tetap yaitu sebagian penumpang berkeinginan
mengharapkan ada angkutan umum yang ditempatkan di belakang sebesar 94%,
dapat memberikan jaminan keselamatan, berkeinginan ditempatkan di depan sebesar
hal ini berarti desain bentor yang standar 2%, dan berkeinginan ditempatkan di
sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal samping kiri sebesar 4%. Atas dasar persepi
Perhubungan Darat Nomor: SK.1109/ tersebut ada kecenderungan untuk merubah
AJ.402/DRJD/2008 sebenarnya dibutuhkan posisi penumpang yang semula di depan
oleh masyarakat Kota Gorontalo untuk itu menjadi di belakang.
Pemerintah Kota Gorontalo hanya perlu
melakukan aksi nyata dalam pengaturan Pengguna bentor dilihat dari perilaku
bentor supaya berkeselamatan walaupun pengemudi mayoritas pengemudi bentor
secara bertahap tetapi sudah ada langkah- suka ngebut sebesar 40%, berperilaku
langkah kongkret yang diperlukan dan ugal-ugalan sebesar 34%, berperilaku
pengawasan yang terus menerus. mengemudi perlaha-lahan sebesar 12%,
dan berperilaku tertib dan sopan hanya
Pengguna bentor dilihat dari keinginan sebagian kecil sebesar 8%. Hal tersebut
lebih terjamin keselamatannya mayoritas menunjukkan perlu adanya pengawasan
menginginkan teknologi modifikasi kepada pengemudi bentor yang lebih ketat
bentornya ditingkatkan sebesar 60%, yang oleh aparat terkait.
berkeinginan diganti dengan angkutan
umum 22%, berkeinginan bentor untuk 2. Karakteristik dan Persepsi Pengemudi
dihapus sebesar 10%, dan yang berkeinginan Bentor
pengoperasian bentor perlu pengawasan
pemerintah daerah sebesar 8%. Untuk itu Karakteristik pengemudi bentor menurut
dapat diindikasikan bahwa bentor tetap usia yaitu kurang dari 20 tahun sebesar
diperlukan walaupum angkutan umum juga 12%, usia 20 tahun sampai usia 30 tahun
tersedia. sebesar 54%, usia 31 tahun sampai usia
40 tahun sebesar 26%, dan usia lebih dari
Pengguna bentor berdasarkan status 40 tahun relatif kecil hanya 8%. Kondisi
pengoperasiannya mayoritas berpendapat tersebut menggambarkan pengemudi
agar diawasi sebesar 50%, dibina bentor mayoritas usia produktif.
oleh Pemerintah Kota Gorontalo 42%,
diakui sebagai angkutan resmi 6%, dan Karakteristik pengemudi bentor dilihat dari
dilembagakan oleh pemerintah daerah tingkat pendidikan data yang diperoleh tidak
sebesar 2%. Kondisi ini menggambarkan jauh berbeda antara tingkat pendidikan SD
bahwa mayoritas pengguna bentor sebesar 32%, setingkat SMP sebesar 38%,
berkeinginan agar bentor dibina dan diawasi dan setingkat SMA/D1 sebesar 30%. Hal
pengoperasiannya oleh pemerintah daerah. tersebut menunjukan pekerjaan mengemudi
bentor merupakan mata pencaharian

138 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


masyarakat kota yang berpendidikan sebesar 14%,beli kredit sebesar 58%,
terbatas tingkat menengah ke bawah menyewa/ setoran sebesar 22%, dan
yang memang mereka sulit mendapatkan pemberian orang tua/ keluarga sebesar 6%.
pekerjaan tetap seperti PNS, sedangkan Hal tersebut menunjukan perkembangan
bidang pekerjaan yang lebih dominan ada di bentor sangat dudukung oleh kemudahan
Kota Gorontalo hanya mengemudi bentor mendapatkan kredit motor. Jadi minat untuk
dan PNS. Apabila bentor dihapus maka mengemudikan bentor cukup tinggi karena
pengemudi bentor banyak yang kehilangan pemilik motor meskipun membeli kredit
pekerjaan sehingga hal tersebut akan juga rela motornya untuk dimodifikasi
menimbulkan gejolak sosial karena mereka dengan harapan mereka punya pekerjaan
selama ini sudah memiliki pekerjaan tetap tetap.
yang menghasilkan meskipun sebagai Persepsi pengemudi bentor dilihat dari
pengemudi bentor. keterjangkauan biaya untuk modifikasi
Karakteristik pengemudi bentor dilihat motor menjadi bentor yaitu kurang
dari penghasilan yang diperoleh yaitu terjangkau cukup kecil hanya 2%,
kurang dari Rp.500.000 sebesar 6%, antara terjangkau cukup banyak sebesar 78%,
Rp.500.000 sampai dengan Rp.1.000.000 biasa saja sebesar 14%, dan sangat
sebesar 48%, antara Rp.1.000.000 sampai terjangkau sebesar 6%. Jadi dari sisi
dengan Rp.1.500.000 sebesar 40%, dan kemampuan pengemudi bentor juga cukup
berpenghasilan lebih dari Rp.2.000.000 mendukung perkembangan jumlah bentor
sebesar 6%. Jadi pengemudi bentor sebagian yang beroperasi dan kalau terus dibiarkan
besar berpenghasilan antara Rp.1.000.000 seperti itu tanpa kebijakan pembatasan
Rp.1.500.000 perbulan yang sebenarnya produksi bentor maka dalam jangka waktu
tidak terlalu besar penghasilannya namun tertentu Kota Gorontalo akan kebanyakan
pengemudi bentor sangat bergantung pada bentor dan beban jalan semakin berat.
pendapatan tersebut karena mereka merasa Persepsi pengemudi bentor dilihat dari
kesulitan mendapat pekerjaan. cara memiliki bentor yaitu mayoritas dari
Persepsi pengemudi bentor dilihat dari modifikasi sendiri sebesar 58%, membeli
lamanya mengemudi bentor yaitu antara 5 dari toko/ perorangan sebesar 30%,
tahun sampai 10 tahun sebesar 68%, antara membeli dai koperasi 2%, dan membeli
11 tahun sampai 20 tahun sebesar 30%, dari dealer sebesar 10%. Kondisi tersebut
dan lebih dari 30 tahun sangat kecil hanya menunjukan bahwa semangat mereka
2%. Hal tersebut mengindikasikan bentor untuk memodifikasi motor menjadi bentor
beroperasi di Kota Gorontalo sudah cukup cukup tinggi karena biaya modifikasi cukup
lama dan perkembangan jumlah bentor terjangkau.
yang beroperasipun meningkat. Persepsi pengemudi bentor dilihat dari
Persepsi pengemudi bentor dilihat dari pemilihan pekerjaan sebagian besar minat
pekerjaan sebelum mengemudi bentor mereka teteap mengemudi bentor sebesar
yaitu tidak bekerja sebesar 54%, pegawai 90%, dan sebagian kecil memilih akan
pabrik sebesar 14%, petani sebesar 24%, pindah mengemudi angkutan umum
dan putus sekolah sebesar 8%. Hal tersebut yang lebih baik sebesar 10%. Kondisi
mengindikasikan pekerjaan mengemudi tersebut menunjukan besar sekali harapan
Bentor selain PNS merupakan pekerjaan masyarakat Kota Gorontalo terhadap
yang diminati masyarakat Kota pekerjaan mengemudi bentor.
Gorontalo. Persepsi pengemudi bentor menurut
Persepsi pengemudi bentor dilihat dari keberadaan bentor yaitu diminati masyarakat
cara memiliki motor yaitu beli kontan sebesar 22%, bentor merupakan kebutuhan

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
139

masyarakat 70%, bentor merupakan pilihan merupakan kebutuhan masyarakat Kota
masyarakat karena belum ada angkutan Gorontalo, artinya tanpa bentor masyarakat
umum perkotaan yang sesuai dengan akan sulit melakukan pergerakan sesuai
kebutuhan dan bentor merupakan solusi dengan kebutuhan yang diinginkan
bagi masyarakat kota masing-masing sedangkan pihak pengemudi bentor menilai
sebesar 4%. Masyarakat Kota Gorontalo pengoperasian bentor merupakan sebuah
sangat bergantung pada bentor untuk lapangan pekerjaan dan sumber mata
melakukan aktifitas sehari-hari. Di samping pencaharian.
itu memang diperlukan angkutan alternatif 3. Analisis SWOT
selainbentor yang ada saat ini.
a. Penilaian Faktor Keberhasilan
Persepsi pengemudi bentor menurut peran Dalam penilaian faktor keberhasilan,
Pemerintah Kota Gorontalo yaitu perlu akan dinilai tentang Nilai Urgensi
pengawasan dari pemerintah daerah sebesar (NU), Bobot Faktor (BF), Nilai
34%, perlu pembinaan dari pemerintah Dukungan (ND), Nilai Bobot
daerah sebesar 46%, perlu fasilitas dari Dukungan (NBD), Nilai Keterkaitan
pemerintah daerah sebesar 12%, dan perlu (NK), Nilai Rata-rata Keterkaitan
dilembagakan oleh pemerintah sebesar (NRK), Nilai Bobot Keterkaitan
8%. Berdasarkan persepsi tersebut terlihat (NBK), dan Total Nilai Bobot (TNB)
banyak harapan pengemudi bentor terhadap dari masing-masing faktor internal
pemerintah daerah terutama pengawasan dan eksternal.
pengoperasian bentor.
b. Faktor Kunci Keberhasilan
Persepsi pengemudi bentor dilihat Proses selanjutnya setelah dilakukan
pola pengoperasian bentor yaitu tidak penilaian faktor keberhasilan adalah
mengganggu lalu lintas sebesar 12%, menentukan faktor kunci keberhasilan.
ruas jalan memungkinkan sebesar 26%, Proses ini sangat menentukan dalam
kapasitas jalan memungkinkan sebesar penetapan strategi yang paling
20%, dan volume jalan memungkinkan memungkinkan untuk dijalankan
sebesar 42%. Kalau dilihat dari persepsi berkaitan dengan pengoperasian bentor
pengemudi bentor, kapasitas jalan masih di Kota Gorontalo.
memungkinkan tetapi apabila dibandingkan Dari tabel-tabel yang telah dijelaskan
dengan luas wilayah dan panjang jalan yang tersebut, terutama besaran total nilai
ada saat ini dengan jumlah bentor yang bobot terbesar dari masing-masing
beroperasi maka Kota Gorontalo sudah faktor internal dan eksternal merupakan
termasuk padat dengan bentor. faktor kunci keberhasilan dalam upaya
Persepsi pengemudi bentor terhadap pengendalian pengoperasian bentor di
terjadinya kemacetan saat beroperasi yaitu Kota Gorontalo.
terjadi kemacetan pagi dan sore hari sebesar c. Formulasi Strategi SWOT
92%, terjadi kemacetan setiap hari dan tidak Jika faktor kunci keberhasilan sudah
ada kemacetan masing-masing 4 %. Kondisi dapat dihasilkan, maka langkah
tersebut menggambarkan Kota Gorontalo berikutnya adalah melakukan
sudah mengalami kemacetan pada jam formulasi strategi SWOT yang terbagi
sibuk karena bentor yang beroperasi sangat atas gabungan strategi dari masing-
banyak. Sesuai dengan karakteristik dan masing faktor internal dan eksternal
persepsi pengguna dan pengemudi bentor sebagai berikut:
mengindikasikan bahwa pengoperasian Strategi S-O yaitu tersedia bengkel
bentor di Kota Gorontalo memberikan modifikasi sepeda motor menjadi
dukungan yang kuat jika bentor sudah bentor karena bentor dapat digunakan

140 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


Tabel 4. Penilaian Faktor Keberhasilan

BF NK
No. Faktor Internal NU ND NBD TNK NRK NBK TNB FKK
% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A.  Kekuatan (Strengths)
Tersedia jaringan prasarana untuk bentor 2 7% 2 0,14 0 2 2 1 2 4 3 1 4 4 2 2 4 5 5 2 43 2,26 0,16 0,30  
1.
yang memadai
Tersedia jaringan sarana untuk bentor 2 7% 2 0,14 2 0 1 3 3 3 1 1 3 2 1 3 4 5 4 2 38 2,00 0,14 0,28  
2.
yang memadai
Tersedia bengkel modifikasi sepeda motor 3 11% 3 0,33 2 1 0 3 3 1 2 2 3 1 1 3 1 4 4 1 32 1,68 0,19 0,52 I
3.
menjadi bentor
4. Tersedia kapasitas jalan yang memadai 3 11% 3 0,33 1 3 3 0 1 1 1 1 2 1 1 2 4 4 1 3 29 1,53 0,17 0,50  
                                                1,59  

 B. Kelemahan (Weakness)


Keberadaan bentor kurang dukungan reg- 4 15% 4 0,60 2 3 3 1 0 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 4 29 1,53 0,23 0,83  
5.
ulasi
6. Aspek keselamatan masih kurang 5 19% 5 0,95 4 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 1 3 1 4 27 1,42 0,27 1,22 I
7. Pembinaan bentor masih kurang 5 19% 5 0,95 3 1 2 1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 2 4 26 1,37 0,26 1,21  
8. Belum dibentuk Lembaga khusus bentor 3 11% 3 0,33 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 22 1,16 0,13 0,46  
  27 100%                                           3,72  

 C. Peluang (Opportunities) 


9. Biaya bentor terjangkau masyarakat 4 11% 4 0,44 4 3 3 2 1 1 1 1 0 5 1 3 1 2 1 1 30 1,58 0,17 0,61  
Biaya modifikasi terjangkau pemilik ben- 4 11% 4 0,44 4 2 1 1 1 1 1 1 5 0 1 3 1 1 1 1 25 1,32 0,14 0,58  
10.
tor
Terbukanya kesempatan usaha bengkel 4 11% 4 0,44 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 1,05 0,12 0,56  
11.
modifikasi

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
Bentor dapat digunakan sebagai angkutan 4 11% 4 0,44 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 1 0 1 1 1 2 31 1,63 0,18 0,62 I
12.
alternatif untuk angkutan barang
                                                  2,37  
 D. Ancaman (Threats)                                                  
13. Tersedianya angkutan umum door to door 4 11% 4 0,44 4 4 1 4 3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 28 1,47 0,16 0,60  
14. Kapasitas jaringan prasarana berkurang 5 15% 5 0,75 5 5 4 4 1 3 1 3 2 1 1 1 1 0 3 3 38 2,00 0,30 1,05  
15. Terjadi kemacetan lalu-lintas di kota 5 15% 5 0,75 5 4 4 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 3 0 4 33 1,74 0,26 1,01  
16. Pengaturan pengoperasian sarana angku- 5 15% 5 0,75 2 2 1 3 4 4 4 4 1 1 1 2 3 3 4 0 39 2,05 0,31 1,06 I
tan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
    35 100%                                           3,72


Sumber: Hasil Analisis, 2015

141
Tabel 5. Faktor Kunci Keberhasilan Pengendalian
Pengoperasian Bentor di Kota Gorontalo
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Kekuatan (Strengths) 3. Peluang (Opportunity)
Tersedia bengkel Bentor dapat digunakan
modifikasi sepeda motor sebagai angkutan
menjadi bentor alternatif untuk angkutan
barang
2. Kelemahan (Weakness) 4. Ancaman (Threats)
Aspek keselamatan masih Pengaturan Gambar 1. Peta Posisi Kekuatan Formulasi Strategi
kurang pengoperasian sarana SWOT
angkutan sesuai dengan masih kurang, tetapi pengaturan
ketentuan yang berlaku pengoperasian sarana angkutan sesuai
Sumber: Hasil Analisis dengan ketentuan yang berlaku. Atas
sebagai angkutan alternatif untuk dasar analisis tersebut maka perlu
angkutan barang. adanya pengawasan yang lebih optimal
Strategi S-T yaitu tersedia bengkel agar keselamatan pengoperasian bentor
modifikasi sepeda motor menjadi dapat ditingkatkan.
bentor dan pengaturan pengoperasian Perumusan tugas yang rasional dan
sarana angkutan sesuai dengan logis dalam mengambil kebijakan
ketentuan yang berlaku. tentang pengoperasian bentor perlu
Strategi W-O yaitu aspek keselamatan mempertimbangkan faktor-faktor
masih kurang, tetapi bentor dapat kunci keberhasilan dan peta posisi
digunakan sebagai angkutan alternatif kekuatan, kelemahan, peluang, serta
untuk angkutan barang. tantangan agar dapat diproyeksikan
Strategi W-T yaitu aspek keselamatan keberhasilan di masa yang akan datang.
masih kurang, tetapi pengaturan E. Pembahasan
pengoperasian sarana angkutan sesuai Bentor yang beroperasi di Kota Gorontalo
dengan ketentuan yang berlaku. berjumlah 11.000 unit jadi setiap 1 km2 dilayani
Strategi-strategi tersebut selanjutnya oleh 166 unit bentor dan setiap 1 km panjang jalan
dipilih untuk diterapkan dalam dilayani oleh 47 unit bentor. Kondisi tersebut
tahapan implementasi agar dapat mengggambarkan bentor yang beroperasi di
menjadi faktor penentu dalam upaya Kota Gorontalo sudah cukup padat yang dahulu
pengendalian pengoperasian bentor membanggakan masyarakat Kota Gorontalo
di Kota Gorontalo. Berdasarkan sekarang mulai menimbulan permasalan di kota
total nilai bobot (TNB) semua sepert kemacetan pada jam sibuk pagi dan sore,
strengths, weaknesses, opportunities, beban jalan bertambah, parkir bentor di badan
dan threats dapat dipetakan posisi jalan padahal kapasitas jalan terbatas.
kekuatan organisasi sesuai dengan
Di sisi lain kondisi angkutan umum massal yaitu
letak kuadrannya, kemudian dapat
mobil penumpang umum berjumlah 144 unit,
ditentukan langkah kebijakan yang
bus 139 unit melayani antar kota dalam provinsi,
akan diambil berdasarkan posisi/ letak
bus yang khusus melayani dalam kota yaitu
kuadran tersebut.
Tran Hulonthalangi berjumlah 15 unit dengan
Gambar 1 menunjukkan bahwa
panjang rute lebih kurang 20 km, headway yang
pengoperasian bentor di Kota Gorontalo
direncanakan 20 menit, tarif gratis, dan waktu
terletak pada Kuadran IV. Berdasarkan
operasi pukul 06.00 sampai dengan 17.00 waktu
gambar tersebut, maka formulasi
setempat namun pelayanan seperti itu belum
strategi SWOT yang diperoleh adalah
dapat menjawab kebutuhan masyarakat Kota
Strategi W-T yaitu aspek keselamatan
Gorontalo sehingga kurang diminati. Sedangkan

142 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


bentor dengan pelayan door to door dan tarif 5. beroperasi di semua jaringan.
negosiasi dianggap memenuhi dan memuaskan Spesifikasi bentor menurut Keputusan
kebutuhan masyarakat Kota Gorontalo. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Status bentor yang beroperasi di Kota Gorontalo Nomor: 1109/AJ.402/DRJD/2008 yaitu
tidak resmi karena spesifikasinya tidak mengatur penumpang ditempatkan di
sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal belakang serta rem roda depan dan belakang
Perhubungan Darat Nomor: 1109/AJ. 402/ menunjukkan bahwa spesifikasi bentor
DRJD/2008, jadi bentor yang beroperasi belum yang ada di Kota Gorontalo belum ada yang
ada yang sesuai dengan standar yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan. Beberapa hal yang
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. berkaitan dengan pengoperasian bentor yaitu:
Dasar hukum pengoperasian bentor 1. Kelebihan bentor:
di Kota Gorontalo yaitu Peraturan a. pelayanan door to door,
Daerah Nomor 6 Tahun 2006 tentang b. tarif negosiasi (berdasarkan
Pengaturan Penyelenggaraan Kendaraan kesepakatan),
Bermotor, Peraturan Gubernur Provinsi c. tidak panas karena dilengkapai ru-
Gorontalo Nomor 18 Tahun 2006 tentang mah-rumah,
Penyelenggaraan Kendaraaan Bermotor, d. mampu mengangkut lebih dari satu
Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 1 Tahun orang,
2007 tentang Pengaturan Pengoperasian e. tepat waktu dalam pelayanan dan
Angkutan Kendaraan Bentor di Kota handal,
Gorontalo dan Peraturan Walikota Gorontalo f. menyerap tenaga kerja,
Nomor 1 Tahu 20013 tentang Jaringan g. ketersediaan terjamin, dan
Angkutan Orang dengan kendaraan bermotor h. jumlah pilihan penumpang terhadap
Umum,Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dan bentor cukup banyak.
Rekayasa, Serta Analisis Dampak Lalu Lintas.
Peraturan walikota Nomor 1 Tahun 2007 2. Kekurangan bentor:
mempunyai muatan tentang Bentor yaitu uji a. rem hanya mengandalkan rem
berkala, pengaturan wilayah operasi dan izin belakang tanpa rem depan,
operasi kendaraan bermotor yang sampai b. lampu utama tidak sesuai dengan
saat ini tidak bisa diterapkan karena bentor standar,
angkutan informal yang tidak sesuai dengan c. jarak pandang pengemudi terbatas,
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan dan
Darat sedangkan peraturan Walikota tersebut d. tidak memenuhi standar keselamatan
mengatur seperti angkutan formal. menurut keputusan Direktur Jenderal
Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 1 Perhubungan Darat Nomor 1109/
Tahun 2007 tersebut mengatur mengenai AJ.402/DRJD/2008.
jaringan yaitu Bentor supaya melayani trayek 3. Penyebab populasi bentor meningkat:
Rating. Hal tersebut juga tidak tidak berjalan a. pelayanan bus Trans Hulontalangi
dan sampai saat ini bentor beroperasi bebas belum optimal,
sampai ke luar Kota Gorontalo. Jadi bentor b. belum tersedia angkutan kota yang
memberikan pelayanan dalam bentuk sebagai handal,
berikut: c. kemudahan mendapatkan bentor
1. tidak berjadwal, dengan harga terjangkau,
2. tidak memiliki tempat pemberhentian d. keberadaan bentor diterima masyarakat
khusus, dianggap membanggakan, dan
3. melayani door to door sampai ke e. tidak menuntut keahlian pengemudi
pemukiman, yang tinggi dan dapat dikemudikan
4. tarif negosiasi, dan oleh wanita.

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
143

4. Alternatif solusi dan resiko bentor kalau Angkutan umum di Kota Gorontalo belum mampu
ditiadakan: memberikan pelayanan seperti bentor yang pada
a. massa basis politik (sarana kampanye akhirnya masyarakat lebih menyukai bentor karena
bagi perserta pilkada), dan unggul dalam pelayanan door to door dan setiap
b. pemerintah harus mengantisipasi saat dibutuhkan pengguna selalu ada, sedangkan
pengangguran dengan menyediakan pelayanan bus Hulotalangi yang jumlahnya 15 unit
lapangan kerja untuk mengatasi kurang diminati masyarakat Kota Gorontalo karena
kerawanan sosial. headwaynya terlalu lama yang mengakibatkan waktu
tunggu menjadi lama sehingga bus tersebut belum
5. Pengendalian bentor:
optimal dalam memberikan pelayanan dan kalah
a. perlu adanya perhitungan jumlah
bersaing dengan pelayanan bentor.
kebutuhan bentor di Kota Gorontalo,
b. pemberian tanda registrasi bentor Ikatan Pengemudi Bentor (IPB) Provinsi Gorontalo
domisili Kota Gorontalo dengan berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan
jumlah 4.904 unit, Ketua IPB bahwa sebenarnya sudah lama mereka
c. bentor domisili luar Kota Gorontalo menginginkan adanya kebijakan pengaturan
ditertibkan sejumlah 6.096 unit, pengoperasian bentor yang secara nyata
d. perlu kebijakan zero growth atau diimplementasikan di lapangan karena IPB juga
dilakukan lelang nomor registrasi sudah menyadari bahwa bentor yang beroperasi
jika jumlah yang beroperasi masih di Kota Gorontalo sudah terlalu banyak sehingga
dibawah kebutuhan, mengganggu ketertiban dan kenyamanan kota,
e. bentor disesuaikan dengan standar seperti parkir di badan jalan, memuat penumpang
nasional terutama spesifikasi dan melebihi kapasitas dan lain-lain.
keselamatannya, dan Salah satu kelemahan bentor terkait dengan
f. perlu pembatasan wilayah operasi keselamatan yaitu penumpang ditempatkan di depan
dan waktu operasi bentor. dan pengemudi di belakang, hal tersebut justru
menjadi kebanggaan masyarakat Kota Gorontalo
6. Perencanaan angkutan umum perkotaan
karena mereka merasa dihormati dan dihargai jika
dengan pola kerja sama pemerintah pusat
ditempatkan di depan dari pada ditempatkan di
dan daerah:
belakang.
a. kendaraan kecil (mini bus),
b. frekuensi tinggi, Masih kurangnya sosialisasi mengenai transportasi
c. waktu operasi, yang mengutamakan keselamatan dari pada
d. tarif murah atau menerapkan pola kehormatan sebagai penumpang bentor yang
subsidi, ditempatkan di depan pengemudi, kondisi ini
e. jaringan angkutan umum pada jalan menuntut upaya pemerintah daerah untuk merubah
arteri dan kolektor, pola pikir masyarakat agar lebih mengutamakan
f. larangan parkir di jalan (on street). keselamatan dalam menggunakan bentor. Terlepas
dari beberapa kelemahannya, bentor tetap menjadi
KESIMPULAN transportasi handalan di Kota Gorontalo baik untuk
Bentor akan sulit dihapus dalam waktu dekat karena mengangkut penumpang maupun barang dalam
pada awalnya bentor beroperasi diizinkan oleh jumlah terbatas.
pemerintah daerah sebagai angkutan pengganti bendi Kebijakan pemerintah daerah sudah banyak yang
yang dianggap mengotori jalan dan keberadaan ditetapkan hanya belum diimplementasikan secara
bentor sempat menjadi kebanggaan masyarakat Kota nyata di lapangan karena arah kebijakannya belum
Gorontalo yang sampai sekarang keberadaan bentor seperti pembinaan angkutan formal, misalnya
merupakan suatu kebutuhan untuk beraktifitas sehari- pengujian berkala kendaraan bermotor sedangkan
hari dan bagi pengemudinya, bentor merupakan bentor termasuk angkutan informal.
lapangan pekerjaan dan mata pencaharian. Berdasarkan hasil analisis SWOT menunjukkan
bahwa pengoperasian bentor di Kota Gorontalo

144 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 2, Maret-April 2016


terletak pada kuadran IV dan formulasi strategi yang sampaikan kepada:
diperoleh adalah strategi W-T yaitu aspek keselamatan 1. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
masih kurang, tetapi pengaturan pengoperasian sarana Perhubungan Darat dan Perkeretaapian selaku
angkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal pengarah.
ini berarti pengawasan keselamatan bentor masih 2. Besar Setyabudi, S.IP, MM selaku
kurang untuk itu perlu upaya pengawasan yang lebih pembimbing.
optimal agar keselamtan pengoperasian bentor dapat 3. Anggota Tim Peneliti dan Tim Penunjang,
ditingkatkan. yang telah membantu dalam penyusunan kajian
ini.
REKOMENDASI
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa langkah alternatif kebijakan yang
BPS Kota Gororntalo. 2014. Kota Gorontalo Dalam
diperlukan dalam pengaturan pengoperasian bentor Angka 2014. (online). (http://gorontalokota.bps.go.id.
di Kota Gorontalo yaitu membatasi produksi bentor diakses 27 April 2014).
dengan desain seperti yang beroperasi sekarang Cakrawala; Suraji, Aji; dan Kaharu, Anton. 2007. Studi
secara bertahap (zero growth), berkoordinasi dengan Karakteristik Operasional Angkutan Becak Bermotor
Dinas Perindustrian dan untuk peremajaan disusun di Kota Gorontalo. (online). (http://elib.pdii.lipi.
regulasi yang mewajibkan memodifikasi motor go.id. diakses 27 April 2015).
menjadi bentor sesuai dengan standar dan peraturan Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif.
perundangan yang berlaku. Penyediaan angkutan Bandung: Remaja Rosdakarya.
umum perkotaan yang handal untuk beroperasi PT. Diksa Intertama Consultant. 2008. Studi Pengoperasian
di jalan utama dan jalan cabang sehingga bentor Moda Becak - Motor Sebagai Angkutan Jalan
Pedesaan dan Perkotaan. Studi Kontraktual. Laporan
secara perlahan dapat diarahkan untuk beroperasi
Akhir. Jakarta.
di jalan ranting dan zona masing-masing yang Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah
telah ditetapkan mengingat bentor sulit dihapus Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
dalam waktu dekat. Untuk memenuhi keinginan Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah
IPB mengenai pengaturan bentor langkah nyata Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan
yang dapat dilakukan adalah mengeluarkan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Cetakan
regulasi tentang standar bentor sesuai dengan Kedelapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Robbins, Stephen P. & Coulter, Mary. (1999) Manajemen.
Pemerintah Kota Gorontalo agar membuat bentor Jilid 1. Edisi Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
sesuai standar peraturan tersebut dan langsung Sianipar, J.P.G & Entang, H.M. 2003. Teknik-teknik
dioperasikan sehingga masyarakat mempunyai Analisis Manajemen. Bahan Ajar Diklatpim Tingkat
III. Jakarta: LAN RI.
pilihan di samping menggunakan bentor yang
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
sudah ada. Diperlukan sosialisai kepada pengguna dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
dan pengemudi bentor mengenai pentingnya Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ
penyelenggaraan trasportasi perkotaan yang tertib (Lalu-Lintas Angkutan jalan).
berlalulintas dan mengutamakan keselamatan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang
sebagai upaya pembinaan yang berkelanjutan. Perlu Kendaraan.
mengoptimalkan pengawasan keselamatan dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 9 Tahun
pengoperasian bentor karena selama ini pengawasan 2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
keselamatan masih kurang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Dalam kesempatan ini, Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan pengarahan, membimbing baik
substansi maupun teknik penulisan sehingga
tersusunya laporan ini. Ucapan terima kasih Kami

Pengoperasian Becak Motor (Bentor) di Wilayah Kota Gorontalo, I Ketut Mudana, Dwi Heriwibowo
145

Anda mungkin juga menyukai