Online :http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________
Abstrak: Interaksi suatu desa kota dapat terjadi karena berbagai faktor yang ada dalam desa dan kota.
Interaksi keduanya terlihat dari perpindahan masyarakat dari desa ke kota. Perpindahan yang dilakukan
dengan moda transportasi baik dalam jangka waktu yang singkat maupun waktu yang lebih lama. Pemilihan
moda transportasi untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain ditentukan oleh preferensi
masyarakat itu sendiri. Pemilihan moda transportasi menjadi tahap terpenting dalam perencanaan dan
kebijakan transportasi, karena menyangkut efisiensi pergerakan dan penyediaan ruang untuk dijadikan
prasarana transportasi dan penyediaan moda transportasi yang akan digunakan oleh masyarakat.
Pengambilan keputusan untuk menggunakan moda transportasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi sepeda motor
dan angkutan umum dan melakukan model pemilihan moda transportasi komuter di Kecamatan Sayung.
Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
ditujukan kepada masyarakat komuter ke Kota Semarang dengan menggunakan moda transportasi sepeda
motor dan angkutan umum. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi linier dengan variabel
yang terbentuk adalah variabel berdasarkan biaya, seperti jumlah keluarga, tingkat pendapatan, waktu
tempuh, jarak tempuh, biaya operasional dan usia. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi tidak hanya faktor biaya, tetapi
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti faktor sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi sepeda motor adalah jumlah keluarga, pendapatan, waktu tempuh, biaya operasional dan usia.
Faktor sosial yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi sepeda motor adalah kepemilikan SIM, jenis
kelamin, keamanan dan kenyaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi angkutan
umum adalah jumlah keluarga, pendapatan, waktu tempuh dan usia. Faktor sosial lain yang mempengaruhi
pemilihan angkutan umum adalah kepemilikan kendaraan pribadi, jarak tempuh dan jenis kelamin.
Kata Kunci: Model Pemilhan Moda Transportasi, Komuter, Sepeda Motor, Angkutan Umum
Abstract: Interaction of a rural town can occur due to various factors that exist in villages and towns .
Interactions are both visible from the resettlement of people from rural to urban . Displacement modes are
done well in a short period of time or a longer time . The selection of modes of transportation to travel from
one place to another is determined by the preferences of the community itself . Selection of transportation
mode being the most important stage in the planning and transport policy , because it involves the movement
efficiency and the provision of space to be used as transportation infrastructure and the provision of
transportation that will be used by the public . The decision to use a mode of transportation is influenced by
several factors . Research purposes to determine the factors that influence the selection of transportation
modes and public transport motorcycles and do commuter transportation mode selection model in District
Sayung . The research method is quantitative study using purposive sampling technique , which is addressed to
people commuting to the city of Semarang by using motorcycle transportation and public transit . Analysis tool
used is linear regression analysis with variables that are formed based variable costs, such as family size ,
income level , travel time , mileage , age and operational costs . Based on the analysis conducted it can be
concluded that the factors that influence the selection of modes of transportation not only the cost factor , but
is influenced by other factors such as social factors . Factors that influence the selection of motorcycle
transportation is the number of families , income , travel time , operating costs and age . Social factors that
influence the choice of mode of transport is a motorbike SIM ownership , gender , security and comfort .
Factors that influence the selection of modes of public transportation is the number of households, income ,
travel time and age . Other social factors that influence the choice of public transport is the private car
ownership , gas mileage and sex .
Keywords: Model choice of the transportation mode, Commuter, Motorcycle, Public transportation
PENDAHULUAN
Kendaraan pribadi diberbagai daerah Penggunan kendaraan bermotor di
menjadi pilihan moda transportasi yang golongan masyarakat choice di Kecamatan
sangat populer, karena dinilai memiliki tingkat Sayung masih sangat tergantung dengan
efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan kendaraan pribadi, sepeda motor dalam
dengan angkutan umum. Fakta yang ditemui melakukan pergerakan, sehingga
di kota-kota besar di negara maju seperti menimbulkan kemacetan di ruas jalan Sayung
Eropa dan Amerika yaitu bahwa moda - Semarang. Disamping itu, masyarakat yang
kendaraan pribadi yang mendominasi adalah tergolong dalam kelompok captive tidak
mobil. Berbeda dengan negara berkembang terlayani dengan baik karena ketersediaan
seperti Indonesia, khususnya Semarang moda angkutan umum yang belum optimal melayani
kendaraan pribadi yang mendominasi adalah kebutuhan angkutan bagi masyarakat
sepeda motor. Kota Semarang merupakan komuter. Ketersediaan angkutan umum yang
pusat kota Jawa Tengah yang menjadi tujuan terbatas ini kemudian melahirkan tuntutan
pergerakan komuter dari daerah hinterland masyarakat terhadapat angkutan umum yang
sekitarnya, termasuk Kecamatan Sayung. harus dipenuhi seperti tarif yang terjangkau,
Perkembangan daerah di daerah pinggiran perbaikan kualitas pelayanan dan rute
menjadi daerah bangkitan pergerakan serta perjalanan yang efisien terhadap waktu.
pusat aktivitas ekonomi di pusat kota. Saat ini, Berdasarkan hal tersebut, research question
kompleksitas aktivitas masyarakat sebagai dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
tindak lanjut dari proses suburbanisasi yang model pemilihan moda pergerakan komuter
terjadi di Kota Semarang, berkolerasi Sayung dan faktor-faktor apa saja yang
terhadap pergerakan yang dilakukan oleh mempengaruhi pemilihan moda
para komuter dengan tujuan yang bervariasi. transportasi?. Penelitian ini bertujuan
Kecamatan Sayung sebagai daerah mengetahui faktor-faktor yang
hinterland dan kawasan pengembangan mempengaruhi pemilihan moda transportasi
permukiman memiliki kecenderungan untuk sepeda motor dan angkutan umum dan
melakukan pergerakan ke Kota Semarang. melakukan pemodelan pemilihan moda
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan transportasi komuter Sayung. Lokasi
harian atau sering disebut komuter. Pemilihan penelitian di Kecamatan Sayung. Kecamatan
moda transportasi dominan yang digunakan ini terletak berbatasan langsung dengan kota
oleh komuter adalah kendaraan pribadi Semarang di sebelah barat. Kedekatan lokasi
sepeda motor. Hal ini sangat berdampak pada kedua wilayah ini mendorong masyarakat
tingginya volume lalu lintas oleh kendaraan Kecamatan Sayung untuk melakukan
pribadi sepeda motor, sehingga pergerakan ke Kota Semarang. Lokasi terpilih
mempengaruhi tingkat efisiensi kota. menjadi lokasi penelitian karena memiliki
Kecenderungan masyarakat Sayung interaksi yang cukup kuat dengan kota
menggunakan sepeda motor dinilai karena Semarang, sehingga jumlah komuter dari
sepeda motor memiliki tingkat efisiensi waktu Sayung ke Kota Semarang cukup tinggi.
dan biaya yang cukup tinggi dibandingkan
dengan angkutan umum.
Semakin jauh perjalanan, seseorang didalam kota tetap dan terbatas, sehingga
cenderung memilih angkutan umum peningkatan kebutuhan ruang untuk tempat
dibandingkan dengan angkutan pribadi. tinggal selalu akan mengambil ruang di daerah
pinggiran kota (Yunus, 2005: 125) Pernyataan
Kedudukan Komuter dalam Sistem tersebut diperjelas lagi oleh Chapin (1995)
Transportasi yang menyatakan bahwa dampak dari
Perencanaan transportasi dapat peningkatan jumlah penduduk di suatu kota,
didefinisikan sebagai suatu proses yang perkembangan kota tersebut secara bertahap
bertujuan untuk mengembangkan sistem akan meluas ke wilayah-wilayah tepinya.
transportasi yang memungkinkan manusia Komponen dalam sistem transportasi
atau barang berpindah tempat dengan aman terbagi menjadi tiga sistem, yaitu sistem
dan murah (Pignataro dalam Tamin, 2000). aktivitas, sistem jaringan, dan sistem
Perencanaan transportasi bertujuan untuk pergerakan (Tamin, 2000). Tamin (2000)
mencari penyelesaian masalah perangkutan menjelaskan bahwa setiap tata guna lahan
dengan cara yang paling tepat dan atau sistem kegiatan (sistem makro yang
menggunakan sumber daya yang sudah ada pertama) mempunyai jenis kegiatan tertentu
(Black, 1981: 21). Sehingga perencanaan yang akan membangkitkan pergerakan dan
transportasi dapat dijabarkan sebagai proses akan menarik pergerakan dalam proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang pemenuhan kebutuhan. Sistem tersebut
diinginkan hubungannya dengan merupakan sistem pola kegiatan tata guna
pengembangan sistem transportasi dengan lahan yang terdiri dari pola kegiatan sosial,
memanfaatkan sumber daya secara efektif ekonomi, budaya, dll. Kegiatan yang timbul
dan efisien. Dalam konteks perencanaan dalam sistem ini membutuhkan transportasi
transportasi komuter, tujuan perencanaan sebagai sarana pergerakan. Sistem pergerakan
transportasi yang dilakukan adalah bagaimana merupakan interaksi antara sistem kegiatan
mengakomodasi perjalanan komuter yang dan sistem jaringan yang menghasilkan
diarahkan pada penggunaan kendaraan pergerakan manusia dan atau barang dalam
umum, serta mengatasi permasalahan- bentuk pergerakan kendaraan/ orang (Tamin,
permasalahan yang selama ini muncul akibat 2000). Guna kelancaran pergerakan atau
fenomena komuter yang lebih memilih proses perpindahan manusia atau barang dari
menggunakan kendaraan pribadi. satu tempat ke tempat yang lain, maka ketiga
Proses transportasi merupakan sistem tersebut harus terorganisir secara baik.
gerakan dari tempat asal dari mana kegiatan Ketiga sistem transportasi ini tidak terlepas
pengangkutan di mulai, ke tempat tujuan, dari adanya pengaruh kelembagaan yang
kemana kegiatan pengangkutan diakhiri mengkoordinir ketiga sistem tersebut.
(Nasution, 1996: 12). Perkembangan sistem
perangkutan merupakan suatu proses yang METODE PENELITIAN
dinamis dan tanggap terhadap perubahan tata Peneiltian membahas tentang model
guna lahan maupun perilaku sosio-ekonomi pemilihan moda pergerakan komuter di
penduduknya. Dalam proses perencanaan kecamatan Sayung didasari oleh pemikiran
kebutuhan perangkutan diketahui adanya positivisme. Penelitian menggunakan teori
keterkaitan yang erat antara guna lahan yang sudah ada sebagai dasar dalam
dengan kebutuhan perangkutan. Sejalan perumusan variabel penelitian yang
dengan perkembangan masyarakat suatu kota digunakan untuk pencarian data di lapangan.
berarti semakin meningkatnya jumlah Pendekatan yang digunakan adalah
penduduk dan tuntutan kebutuhan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
masyarakat sebagai penunjang kehidupan. mengembangkan kajian mengenai suatu
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan fenomena dengan menggunakan model-
maupun aktivitasnya mengakibatkan model matematis, teori dan hipotesa yang
meningkatnya kebutuhan akan ruang berkaitan dengan suatu fenomena.
perkotaan. Namun ketersediaan ruang Penggunaan data kuantitatif lebih banyak
digunakan dalam penelitian ini, sehingga Dari hasil penentuan ukuran sampel,
metode analisis yang digunakan dalam sampel disebar berdasarkan di desa yang
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan memiliki jumlah penduduk komuter terbanyak
deskriptif kuantitatif. dengan indikasi jumlah penduduk dengan
Teknik pengumpulan data yang jenis pekerjaan yang berpotensi sebagai
dilakukan terdiri dari pengumpulan dat primer komuter yaitu seperti buruh industri, PNS,
dan sekunder. Pengumpulan data primer pedagang dan swasta. Distribusi persebaran
adalah melalui 1) observasi atau pengamatan sampel dilakukan secara merata di 4 desa,
secara langsung menggunakan panca indra. Kecamatan Sayung yaitu di Desa Sayung,
Observasi dilakukan untuk memperoleh Sriwulan, Purwosari dan Sidogemah. Masing-
informasi tentang gambaran yang lebih jelas masing desa mendapat jumlah persebaran
terkait dengan permasalahan yang diselidiki. sampel yang sama yaitu 20 sampel.
2)
kuesioner yang dibagikan secara purposive
ke warga komuter. kuesioner ini berisi HASIL PEMBAHASAN
pertanyaan-pertanyaan tertutup yang isinya Analisis Karakteristik Pelaku Komuter
mengarahkan sampel pada tujuan penelitian. a. Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan Komuter
seperti literature review yaitu pengumpulan Analisis karakteristik sosial masyarakat
informasi dan data dengan cara membaca dan komuter ditinjau berdasarkan jenis kelamin
mempelajari literatur yang berkaitan dengan dan usia komuter.
penelitian, serta survei instansi seperti survei
di Badan Pusat Statistik (BPS) dan kantor Pengguna Sepeda Motor
kecamatan Sayung.
Teknik sampel yang dilakukan
Jenis Kelamin Pengguna
menggunakan teknik purposive sampling
Sepeda Motor
dengan metode home based. Alat analisis
yang digunakan adalah regresi linier. Teknik 8.10%
analisis regresi linier merupakan metode Pria
statistika yang digunakan untuk membentuk Wanita
model hubungan antara variabel terikat 91.90%
(variabel dependen) dengan satu atau lebih Sumber: Analisis Penyusun, 2013
variabel bebas (variabel independen). Sifat
hubungan antar variabel dalam persamaan GAMBAR 2
regeresi merupakan hubungan sebag akibat KOMPOSISI JENIS KELAMIN PENGGUNA
(causal relationship). Hubungan antara KENDARAAN PRIBADI SEPEDA MOTOR
variabel dependen dengan variabel KOMUTER SAYUNG
independen secara umum pada analisis
regresi linier dapat ditulis dalam persamaan
Komposisi ini menjelaskan bahwa
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ............+ bnXn pemilihan moda transportasi sepeda motor
komuter di Sayung dipengaruhi oleh jenis
Keterangan: kelamin. Pria pada umumnya lebih memilih
Y : variabel dependen (nilai yang menggunakan kendaraan pribadi sepeda
diprediksikan) motor, karena sepeda motor memiliki tingkat
a : konstanta (nilai Y apabila X1,2,3,…..,n = 0) efisiensi yang tinggi sehingga memudahkan
X1,2,3,n : variabel independen
dalam melakukan pergerakan.
b1,2,3,n : slope yang berhubungan dengan
variabel independen (menunjukkan rata-rata
pertambahan/pengurangan yang terjadi
pada variabel terikat untuk setiap
peningkatan variabel bebas)
0.00%10.00%20.00%
GAMBAR 7
TUJUAN PENGLAJUAN KOMUTER SAYUNG
PENGGUNA ANGKUTAN UMUM
DAFTAR PUSTAKA