Anda di halaman 1dari 10

JurnalTeknikPWK Volume 2 Nomor 4 2013

Online :http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________

MODEL PEMILIHAN MODA PERGERAKAN KOMUTER DI KECAMATAN SAYUNG

Reviline Sijabat¹dan Anita Ratnasari R²


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2
Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : reviline.jabat@yahoo.com

Abstrak: Interaksi suatu desa kota dapat terjadi karena berbagai faktor yang ada dalam desa dan kota.
Interaksi keduanya terlihat dari perpindahan masyarakat dari desa ke kota. Perpindahan yang dilakukan
dengan moda transportasi baik dalam jangka waktu yang singkat maupun waktu yang lebih lama. Pemilihan
moda transportasi untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain ditentukan oleh preferensi
masyarakat itu sendiri. Pemilihan moda transportasi menjadi tahap terpenting dalam perencanaan dan
kebijakan transportasi, karena menyangkut efisiensi pergerakan dan penyediaan ruang untuk dijadikan
prasarana transportasi dan penyediaan moda transportasi yang akan digunakan oleh masyarakat.
Pengambilan keputusan untuk menggunakan moda transportasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi sepeda motor
dan angkutan umum dan melakukan model pemilihan moda transportasi komuter di Kecamatan Sayung.
Metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
ditujukan kepada masyarakat komuter ke Kota Semarang dengan menggunakan moda transportasi sepeda
motor dan angkutan umum. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi linier dengan variabel
yang terbentuk adalah variabel berdasarkan biaya, seperti jumlah keluarga, tingkat pendapatan, waktu
tempuh, jarak tempuh, biaya operasional dan usia. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi tidak hanya faktor biaya, tetapi
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti faktor sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda
transportasi sepeda motor adalah jumlah keluarga, pendapatan, waktu tempuh, biaya operasional dan usia.
Faktor sosial yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi sepeda motor adalah kepemilikan SIM, jenis
kelamin, keamanan dan kenyaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi angkutan
umum adalah jumlah keluarga, pendapatan, waktu tempuh dan usia. Faktor sosial lain yang mempengaruhi
pemilihan angkutan umum adalah kepemilikan kendaraan pribadi, jarak tempuh dan jenis kelamin.

Kata Kunci: Model Pemilhan Moda Transportasi, Komuter, Sepeda Motor, Angkutan Umum

Abstract: Interaction of a rural town can occur due to various factors that exist in villages and towns .
Interactions are both visible from the resettlement of people from rural to urban . Displacement modes are
done well in a short period of time or a longer time . The selection of modes of transportation to travel from
one place to another is determined by the preferences of the community itself . Selection of transportation
mode being the most important stage in the planning and transport policy , because it involves the movement
efficiency and the provision of space to be used as transportation infrastructure and the provision of
transportation that will be used by the public . The decision to use a mode of transportation is influenced by
several factors . Research purposes to determine the factors that influence the selection of transportation
modes and public transport motorcycles and do commuter transportation mode selection model in District
Sayung . The research method is quantitative study using purposive sampling technique , which is addressed to
people commuting to the city of Semarang by using motorcycle transportation and public transit . Analysis tool
used is linear regression analysis with variables that are formed based variable costs, such as family size ,
income level , travel time , mileage , age and operational costs . Based on the analysis conducted it can be

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 988


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

concluded that the factors that influence the selection of modes of transportation not only the cost factor , but
is influenced by other factors such as social factors . Factors that influence the selection of motorcycle
transportation is the number of families , income , travel time , operating costs and age . Social factors that
influence the choice of mode of transport is a motorbike SIM ownership , gender , security and comfort .
Factors that influence the selection of modes of public transportation is the number of households, income ,
travel time and age . Other social factors that influence the choice of public transport is the private car
ownership , gas mileage and sex .

Keywords: Model choice of the transportation mode, Commuter, Motorcycle, Public transportation

PENDAHULUAN
Kendaraan pribadi diberbagai daerah Penggunan kendaraan bermotor di
menjadi pilihan moda transportasi yang golongan masyarakat choice di Kecamatan
sangat populer, karena dinilai memiliki tingkat Sayung masih sangat tergantung dengan
efisiensi yang cukup tinggi dibandingkan kendaraan pribadi, sepeda motor dalam
dengan angkutan umum. Fakta yang ditemui melakukan pergerakan, sehingga
di kota-kota besar di negara maju seperti menimbulkan kemacetan di ruas jalan Sayung
Eropa dan Amerika yaitu bahwa moda - Semarang. Disamping itu, masyarakat yang
kendaraan pribadi yang mendominasi adalah tergolong dalam kelompok captive tidak
mobil. Berbeda dengan negara berkembang terlayani dengan baik karena ketersediaan
seperti Indonesia, khususnya Semarang moda angkutan umum yang belum optimal melayani
kendaraan pribadi yang mendominasi adalah kebutuhan angkutan bagi masyarakat
sepeda motor. Kota Semarang merupakan komuter. Ketersediaan angkutan umum yang
pusat kota Jawa Tengah yang menjadi tujuan terbatas ini kemudian melahirkan tuntutan
pergerakan komuter dari daerah hinterland masyarakat terhadapat angkutan umum yang
sekitarnya, termasuk Kecamatan Sayung. harus dipenuhi seperti tarif yang terjangkau,
Perkembangan daerah di daerah pinggiran perbaikan kualitas pelayanan dan rute
menjadi daerah bangkitan pergerakan serta perjalanan yang efisien terhadap waktu.
pusat aktivitas ekonomi di pusat kota. Saat ini, Berdasarkan hal tersebut, research question
kompleksitas aktivitas masyarakat sebagai dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
tindak lanjut dari proses suburbanisasi yang model pemilihan moda pergerakan komuter
terjadi di Kota Semarang, berkolerasi Sayung dan faktor-faktor apa saja yang
terhadap pergerakan yang dilakukan oleh mempengaruhi pemilihan moda
para komuter dengan tujuan yang bervariasi. transportasi?. Penelitian ini bertujuan
Kecamatan Sayung sebagai daerah mengetahui faktor-faktor yang
hinterland dan kawasan pengembangan mempengaruhi pemilihan moda transportasi
permukiman memiliki kecenderungan untuk sepeda motor dan angkutan umum dan
melakukan pergerakan ke Kota Semarang. melakukan pemodelan pemilihan moda
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan transportasi komuter Sayung. Lokasi
harian atau sering disebut komuter. Pemilihan penelitian di Kecamatan Sayung. Kecamatan
moda transportasi dominan yang digunakan ini terletak berbatasan langsung dengan kota
oleh komuter adalah kendaraan pribadi Semarang di sebelah barat. Kedekatan lokasi
sepeda motor. Hal ini sangat berdampak pada kedua wilayah ini mendorong masyarakat
tingginya volume lalu lintas oleh kendaraan Kecamatan Sayung untuk melakukan
pribadi sepeda motor, sehingga pergerakan ke Kota Semarang. Lokasi terpilih
mempengaruhi tingkat efisiensi kota. menjadi lokasi penelitian karena memiliki
Kecenderungan masyarakat Sayung interaksi yang cukup kuat dengan kota
menggunakan sepeda motor dinilai karena Semarang, sehingga jumlah komuter dari
sepeda motor memiliki tingkat efisiensi waktu Sayung ke Kota Semarang cukup tinggi.
dan biaya yang cukup tinggi dibandingkan
dengan angkutan umum.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 989


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

KAJIAN LITERATUR  Pemilikan surat izin mengemudi


Faktor yang Mempengaruhi Permintaan  Struktur rumah tangga
Transportasi b. Karakteristik Sistem Transportasi
Faktor yang mempengaruhi permintaan Faktor-faktor yang merupakan tolak ukur
transportasi merupakan aspek yang menjadi karakteristik sistem transportasi antara lain:
pertimbangan masyarakat dalam memilih  Waktu Tempuh Perjalanan
moda transportasi dalam melakukan Untuk angkutan umum waktu perjalanan
pergerakan. terdiri dari in vehicle time, waiting time,
a. Karakteristik Pelaku Perjalanan: waktu pergantian moda dan acces time.
Karakteristik pelaku perjalanan Untuk melakukan perbandingan biasanya
merupakan ciri pelaku pengguna moda dipakai waktu relative yaitu perbandingan
transportasi. Menurut (J.De D.Ortuzar and antara waktu perjalanan dengan angkutan
L.G. Willumsen dalam Amelia.2008) adalah umum dan waktu perjalanan menggunakan
sebagai berikut : angkutan pribadi.
 Tingkat Pendapatan  Biaya Perjalanan
Tingkat pendapatan akan sangat Biaya perjalanan dengan angkutan umum
mempengaruhi seorang dalam melakukan adalah terindikasi dari besarnya tarif yang
pemilihan moda. Tingkat pendapatan yang berlaku. Sedangkan biaya perjalanan dengan
dimaksudkan dapat merupakan tingkat angkutan pribadi akan meliputi banyak
pendapatan kepala keluarga atau pendapatan komponen antara lain: biaya bahan bakar,
total keluarga. Untuk Indonesia umumnya pelumas, parkir, tol dan lain-lain. Sebagai
informasi tentang pendapatan akan sulit ukuran dalam melakukan perbandingan
untuk didapatkan, sehingga diperlukan digunakan ukuran biaya relatif.
indikator atau ukuran lain seperti tingkat  Tingkat Pelayanan
pengeluaran. Tingkat pelayanan yang ditawarkan oleh
 Kepemilikan Kendaraan angkutan umum dan angkutan pribadi akan
Dengan adanya kendaraan pribadi dalam menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan
suatu rumah tangga akan memberikan moda.
cenderung seseorang untuk melakukan  Indeks Aksesibilitas
perjalanan dengan menggunakan kendaraan Indeks aksesibilitas digunakan untuk
pribadi sejauh pelayanan pelayanan angkutan ukuran kualitas pelayanan yang disediakan
umum tidak cukup representative bagi pemilik oleh alternatif moda, indeks ini mengukur
kendaraan pribadi. kemudahan guna mencapai suatu aktifitas
 Kepadatan dari Pengembangan Tempat pada suatu wilayah.
Tinggal c. Karakteristik Pergerakan
Daerah perkotaan dengan tingkat Karakteristik pergerakan atau perjalanan
kepadatan yang rendah biasanya akan dihuni meliputi ciri pergerakan dari perjalanan yang
oleh kelompok rumah tangga dengan tingkat dilakukan, yaitu dipengaruhi oleh:
pendapatan menengah ke atas, maka rata-  Tujuan pergerakan
rata kepemilikan kendaraan tinggi. Sehingga Tujuan pergerakan ini menjadi hal
dalam melakukan aktivitas sehari-hari penting seperti, jika pergerakan yang
mempunya kecenderungan untuk dilakukan ke Kota maka seseorang akan
menggunakan angkutan pribadi. Demikian memilih kendaraan umum karena tingkat
juga sebaliknya dengan daerah yang pelayanan yang lebih baik atau menggunakan
mempunyai kepadatan tinggi. sepeda motor karena faktor ketepatan waktu.
 Faktor Sosio Ekonomi Lainnya  Waktu pergerakan
Selain faktor di atas ada beberapa faktor Dengan menggunakan kendaraan pribadi
sosio ekonomi lainnya yang cukup terutama sepeda motor, waktu yang
berpengaruh terhadap pemilihan moda, diperlukan fleksibel karena akan lebih muda
misalnya jenis pekerjaan, umur, jenis kelamin dalam melakukan perjalanan.
dan lain-lain.  Jarak pergerakan

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 990


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

Semakin jauh perjalanan, seseorang didalam kota tetap dan terbatas, sehingga
cenderung memilih angkutan umum peningkatan kebutuhan ruang untuk tempat
dibandingkan dengan angkutan pribadi. tinggal selalu akan mengambil ruang di daerah
pinggiran kota (Yunus, 2005: 125) Pernyataan
Kedudukan Komuter dalam Sistem tersebut diperjelas lagi oleh Chapin (1995)
Transportasi yang menyatakan bahwa dampak dari
Perencanaan transportasi dapat peningkatan jumlah penduduk di suatu kota,
didefinisikan sebagai suatu proses yang perkembangan kota tersebut secara bertahap
bertujuan untuk mengembangkan sistem akan meluas ke wilayah-wilayah tepinya.
transportasi yang memungkinkan manusia Komponen dalam sistem transportasi
atau barang berpindah tempat dengan aman terbagi menjadi tiga sistem, yaitu sistem
dan murah (Pignataro dalam Tamin, 2000). aktivitas, sistem jaringan, dan sistem
Perencanaan transportasi bertujuan untuk pergerakan (Tamin, 2000). Tamin (2000)
mencari penyelesaian masalah perangkutan menjelaskan bahwa setiap tata guna lahan
dengan cara yang paling tepat dan atau sistem kegiatan (sistem makro yang
menggunakan sumber daya yang sudah ada pertama) mempunyai jenis kegiatan tertentu
(Black, 1981: 21). Sehingga perencanaan yang akan membangkitkan pergerakan dan
transportasi dapat dijabarkan sebagai proses akan menarik pergerakan dalam proses
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang pemenuhan kebutuhan. Sistem tersebut
diinginkan hubungannya dengan merupakan sistem pola kegiatan tata guna
pengembangan sistem transportasi dengan lahan yang terdiri dari pola kegiatan sosial,
memanfaatkan sumber daya secara efektif ekonomi, budaya, dll. Kegiatan yang timbul
dan efisien. Dalam konteks perencanaan dalam sistem ini membutuhkan transportasi
transportasi komuter, tujuan perencanaan sebagai sarana pergerakan. Sistem pergerakan
transportasi yang dilakukan adalah bagaimana merupakan interaksi antara sistem kegiatan
mengakomodasi perjalanan komuter yang dan sistem jaringan yang menghasilkan
diarahkan pada penggunaan kendaraan pergerakan manusia dan atau barang dalam
umum, serta mengatasi permasalahan- bentuk pergerakan kendaraan/ orang (Tamin,
permasalahan yang selama ini muncul akibat 2000). Guna kelancaran pergerakan atau
fenomena komuter yang lebih memilih proses perpindahan manusia atau barang dari
menggunakan kendaraan pribadi. satu tempat ke tempat yang lain, maka ketiga
Proses transportasi merupakan sistem tersebut harus terorganisir secara baik.
gerakan dari tempat asal dari mana kegiatan Ketiga sistem transportasi ini tidak terlepas
pengangkutan di mulai, ke tempat tujuan, dari adanya pengaruh kelembagaan yang
kemana kegiatan pengangkutan diakhiri mengkoordinir ketiga sistem tersebut.
(Nasution, 1996: 12). Perkembangan sistem
perangkutan merupakan suatu proses yang METODE PENELITIAN
dinamis dan tanggap terhadap perubahan tata Peneiltian membahas tentang model
guna lahan maupun perilaku sosio-ekonomi pemilihan moda pergerakan komuter di
penduduknya. Dalam proses perencanaan kecamatan Sayung didasari oleh pemikiran
kebutuhan perangkutan diketahui adanya positivisme. Penelitian menggunakan teori
keterkaitan yang erat antara guna lahan yang sudah ada sebagai dasar dalam
dengan kebutuhan perangkutan. Sejalan perumusan variabel penelitian yang
dengan perkembangan masyarakat suatu kota digunakan untuk pencarian data di lapangan.
berarti semakin meningkatnya jumlah Pendekatan yang digunakan adalah
penduduk dan tuntutan kebutuhan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
masyarakat sebagai penunjang kehidupan. mengembangkan kajian mengenai suatu
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan fenomena dengan menggunakan model-
maupun aktivitasnya mengakibatkan model matematis, teori dan hipotesa yang
meningkatnya kebutuhan akan ruang berkaitan dengan suatu fenomena.
perkotaan. Namun ketersediaan ruang Penggunaan data kuantitatif lebih banyak

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 991


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

digunakan dalam penelitian ini, sehingga Dari hasil penentuan ukuran sampel,
metode analisis yang digunakan dalam sampel disebar berdasarkan di desa yang
penelitian ini adalah metode kuantitatif dan memiliki jumlah penduduk komuter terbanyak
deskriptif kuantitatif. dengan indikasi jumlah penduduk dengan
Teknik pengumpulan data yang jenis pekerjaan yang berpotensi sebagai
dilakukan terdiri dari pengumpulan dat primer komuter yaitu seperti buruh industri, PNS,
dan sekunder. Pengumpulan data primer pedagang dan swasta. Distribusi persebaran
adalah melalui 1) observasi atau pengamatan sampel dilakukan secara merata di 4 desa,
secara langsung menggunakan panca indra. Kecamatan Sayung yaitu di Desa Sayung,
Observasi dilakukan untuk memperoleh Sriwulan, Purwosari dan Sidogemah. Masing-
informasi tentang gambaran yang lebih jelas masing desa mendapat jumlah persebaran
terkait dengan permasalahan yang diselidiki. sampel yang sama yaitu 20 sampel.
2)
kuesioner yang dibagikan secara purposive
ke warga komuter. kuesioner ini berisi HASIL PEMBAHASAN
pertanyaan-pertanyaan tertutup yang isinya Analisis Karakteristik Pelaku Komuter
mengarahkan sampel pada tujuan penelitian. a. Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan Komuter
seperti literature review yaitu pengumpulan Analisis karakteristik sosial masyarakat
informasi dan data dengan cara membaca dan komuter ditinjau berdasarkan jenis kelamin
mempelajari literatur yang berkaitan dengan dan usia komuter.
penelitian, serta survei instansi seperti survei
di Badan Pusat Statistik (BPS) dan kantor Pengguna Sepeda Motor
kecamatan Sayung.
Teknik sampel yang dilakukan
Jenis Kelamin Pengguna
menggunakan teknik purposive sampling
Sepeda Motor
dengan metode home based. Alat analisis
yang digunakan adalah regresi linier. Teknik 8.10%
analisis regresi linier merupakan metode Pria
statistika yang digunakan untuk membentuk Wanita
model hubungan antara variabel terikat 91.90%
(variabel dependen) dengan satu atau lebih Sumber: Analisis Penyusun, 2013
variabel bebas (variabel independen). Sifat
hubungan antar variabel dalam persamaan GAMBAR 2
regeresi merupakan hubungan sebag akibat KOMPOSISI JENIS KELAMIN PENGGUNA
(causal relationship). Hubungan antara KENDARAAN PRIBADI SEPEDA MOTOR
variabel dependen dengan variabel KOMUTER SAYUNG
independen secara umum pada analisis
regresi linier dapat ditulis dalam persamaan
Komposisi ini menjelaskan bahwa
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ............+ bnXn pemilihan moda transportasi sepeda motor
komuter di Sayung dipengaruhi oleh jenis
Keterangan: kelamin. Pria pada umumnya lebih memilih
Y : variabel dependen (nilai yang menggunakan kendaraan pribadi sepeda
diprediksikan) motor, karena sepeda motor memiliki tingkat
a : konstanta (nilai Y apabila X1,2,3,…..,n = 0) efisiensi yang tinggi sehingga memudahkan
X1,2,3,n : variabel independen
dalam melakukan pergerakan.
b1,2,3,n : slope yang berhubungan dengan
variabel independen (menunjukkan rata-rata
pertambahan/pengurangan yang terjadi
pada variabel terikat untuk setiap
peningkatan variabel bebas)

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 992


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

Angkutan umum menjadi pilihan moda


Struktur Usia Pengguna Sepeda kendaraan yang aman bagi wanita karena
Motor jarang terjadi kecelakaan lalu lintas.
16.13% 19.35% 22-30
31-40 Struktur Usia Pengguna
25.81% Angkutan Umum
38.71% 41-50
18.18% 9.09%
Sumber: Analisis Penyusun, 2013 18-30
31-40
GAMBAR 3 36.36%
41-50
STRUKTUR USIA PENGGUNA KENDARAAN
PRIBADI SEPEDA MOTOR KOMUTER SAYUNG 36.36% 51-63

Sumber: Analisis Penyusun, 2013


Porsentase tertinggi penggunaan sepeda
motor dalam melakukan perjalanan kerja GAMBAR 5
adalah masyarakat pada usia 31-40, hal ini STRUKTUR USIA PENGGUNA ANGKUTAN
menunjukkan bahwa kelompok usia produktif UMUM KOMUTER SAYUNG
mendominasi di Kecamatan Sayung.
Berdasarkan hasil ini dapat diketahui bahwa Dari hasil porsentase tingkat usia
komposisi usia produktif yaitu sekitar usia 31- komuter pengguna angkutan umum
40 cenderung menggunakan sepeda motor menunjukkan bahwa pengguna angkutan
sebagai moda pergerakan sehari-hari. umum didominasi komuter pada rentang usia
Pergerakan yang tinggi mendorong komuter 31-50 tahun. Struktur usia pada pemilihan
memilih sepeda motor karena memiliki moda transportasi mempengaruhi dalam
tingkat otomoni kepemilikan yang tinggi, memilih moda pergerakan ke lokasi kerja.
sehingga pengguna dengan bebas
menentukan jam keberangkatan dan tujuan Analisis Karakteristik Pergerakan Komuter
perjalanan.  Analisis Tujuan Penglajuan
Pengguna Sepeda Motor
Pengguna Angkutan Umum

Tujuan Penglajuan Komuter


Komposisi Jenis Kelamin Pengguna Pengguna Sepeda Motor
Angkutan Umum
36.36% Terboyo
Pria Smrg barat
Pedurungan
Wanita
63.64% Mangkang Tujuan
Kaligawe
Sumber: Analisis Penyusun, 2013 Dr.Cipto
0 10 20 30
GAMBAR 4
KOMPOSISI JENIS KELAMIN PENGGUNA Sumber: Analisis Penyusun, 2013
ANGKUTAN UMUM KOMUTER SAYUNG
GAMBAR 6
Porsentase pengguna angkitan umum TUJUAN PENGLAJUAN KOMUTER SAYUNG
terbesar di Kecamatan Sayung adalah wanita. PENGGUNA SEPEDA MOTOR
Pada umumnya kegiatan komuter yang
dilakukan adalah kegiatan rutin setiap hari, Kawasan industri yang menjadi tujuan
sehingga penggunaan angkutan umum dapat tempat bekerja dan perjalana komuter Sayung
mengurangi kelelahan selama perjalanan. adalah kawasan industri garmen di Genuk,

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 993


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

semarang timur, pelabuhan dan krapyak. Pada uji emisi masing-masing


Lokasi tempat bekerja kebanyakan sangat pabrikan yang berproduksi di Indonesia
jauh dari rute angkutan umum yan telah dengan kecepatan rata-rata 40 Km/jam
disediakan, sehingga mendorong masyarakat disesuaikan dengan kondisi topografi dan lalu
untuk menggunakan sepeda motor sebagai lintas Kota Semarang yang cenderung masuk
moda transportasi untuk bekerja. dalam zona padat (CTC, 1994), diperoleh nialai
rataan mileage sepeda motor yaitu sebesar 40
km/jam (MotorPlus, 2011). Apabila dikonversi
Tujuan Penglajuan Komuter
ke dalam nilai uang perkilometer dengan
Pengguna Angkutan Umum
harga premium sebesar Rp 4.500, maka
diperoleh nilai Rp 112,5/Km.
Tugu 9.10%
Nilai Waktu = Nilai UMR Kota Semarang
Terboyo 18.20% :(Jumlah jam kerja/hari * jumlah hari
Semaran… 9.10% Tujuan kerja)
Pelabuhan 18.20% Penglajuan = Rp 1.209.100 : ( 8 * 24)
Krapyak 9.10% Komuter = Rp 6297, 4 / Jam
Pengguna = Rp 105 / menit
Kaligawe 18.20% Angkutan
Jalan… 9.10% Umum TABEL 1
Genuk 9.10% BIAYA UMUM PENGGUNA SEPEDA MOTOR

0.00%10.00%20.00%

Sumber: Analisis Penyusun, 2013

GAMBAR 7
TUJUAN PENGLAJUAN KOMUTER SAYUNG
PENGGUNA ANGKUTAN UMUM

Beberapa komuter memilih angkutan


umum sebagai moda transportasi karena
jauhnya tujuan pergerakan mereka, sehingga
penggunaan angkutan umum lebih menjamin
keamanan dan keselamatan mereka Sumber: Analisis Penyusun, 2013
dibandingkan dengan menggunakan sepeda
motor. Pengguna Angkutan Umum
Tujuan pengguna sepeda motor dan
angkutan umum pada umumnya tidak TABEL 2
memiliki perbedaan yang cukup signifikan. TARIF ANGKUTAN UMUM KOMUTER
Tujuan penglajuan ke Genuk dipisah menjadi SAYUNG KE KOTA SEMARANG
Genuk, Kaligawe dan Terboyo. Tujuan Genuk
Rute Jarak
menunjukkan tujuan penglajuan adalah ke No Tarif
Perjalanan perjalanan
industri sekiat perbatasan genuk-Sayung.
Tujuan Kaligawe menunjukkan kawasan 1 Sayung – Genuk < 5Km Rp 1.000
industri kecil menengah di kaligawe, 2 Sayung – Rp 2.000
sedangkan tujuan Terboyo menunjukkan 5 Km
Terboyo
tujuan penglajuan ke kawasan industri kecil 3 Sayung Rp 2.000
10 – 15Km
menengaj di sekitar terminal terboyo. Pelabuhan
4 Sayung- Rp 4.000
5 – 10 km
Analisis Karakteristik Fasilitas Moda Kaligawe
 Analisis Biaya Umum Penglajuan 5 Sayung – Rp 6.000
>20 Km
Krapyak, Tugu
Pengguna Sepeda Motor
Sumber: Analisis Penyusun, 2013

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 994


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

Nilai perjalan bekerja dipresentasikan TABEL 4


sebagai nilai waktu per menit, dengan asumsi VARIABEL UNTUK PERMODELAN PEMILIHAN
sama dengan nilai per menit pendapatan per MODA TRANSPORTASI
kapita pelaku komuter. untuk menghitung Kode Variabel Keterangan
nilai waktu pelaku komuter yang (satuan)
menggunakan angkutan umum sama halnya Variabel Terikat
dengan perhitungan nilai waktu sepeda Y1 Tarif Perjalanan Rupiah
motor, sehingga didapatkan nilai waktu per Sepeda Motor
penumpang sebesar Rp 105/ menit. Y2 Tarif Perjalanan Rupiah
Angkutan umum
Perhitungan biaya penggunaan waktu tempuh
Variabel Bebas
dihitung berdasarkan tarfi perjalanan, waktu
X1 Jumlah keluarga Orang
tempuh dan waktu tunggu. X2 Pendapatan Rupiah
X3 Jarak ke lokasi kerja Km
TABEL 3 X4 Waktu Tempuh Menit
BIAYA UMUM TRANSPORTASI PENGGUNA X5 Biaya Operasional Rupiah
ANGKUTAN UMUM X6 Usia Tahun
Sumber: Analisis Penyusun, 2013

Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan


antar variabel bebas, waktu tempuh dan jarak
ke lokasi kerja memiliki hubungan yang cukup
kuat sehingga dalam analisis berikutnya dalam
penentuan model pemilihan moda, jarak
tempuh tidak dianalisis.
Model Pemilihan Moda sepeda Motor
Pemilihan moda transportasi pengguna
sepeda motor dibentuk dalam suatu model
pemilhan moda transportasi sebagai berikut:
Y1 = 2,559 + 0,185 X1 + 0, 177 X2 + 0,202
X4 - 0,021 X5 + 0,003 X6
Sumber: Analisis Penyusun, 2013
Y1 = 2,559 + 0,185 (Jumlah Keluarga) +
0,177 (Pendapatan) + 0,202 (Waktu tempuh)
Apabila dibandingkan dengan biaya – 0,021 (Biaya Operasional) + 0,003 (Usia)
umum transportasi sepeda motor, nominal ini Nilai konstanta yang diperoleh dari
memiliki selisih yang cukup jauh. Besarnya model pemilihan moda sepeda motor sebesar
biaya umum transportasi angkutan umum ini 2,559. Angka ini menunjukkan bahwa dalam
disebabkan karena besarnya konversi nilai pemilihan moda kendaraan pribadi sepeda
waktu tunggu dan waktu perjalanan. motor tidak hanya dipengaruhi oleh biaya,
Tingginya biaya transportasi atas penggunaan tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti
moda angkutan umum mempengaruhi faktor sosial (Kepemilikan SIM). Dari model
rendahnya pemilihan moda angkutan umum pemilihan moda sepeda motor diketahui
sebagai moda komuter sayung. faktor-faktor yang mempengaruhi komuter
dalam kepemilikan kendaraan sepeda motor
Model Pemilihan Moda Transportasi yaitu: Jumlah keluarga, pendapatan, waktu
Model pemilihan moda transportasi tempuh, biaya operasional dan usia. Faktor
ini dititikberatkan pada biaya transportasi dan yang secara signifikan mempengaruhi
variabel-variabel yang mempengaruhi biaya. pemilihan sepeda motor adalah waktu
Berikut ini varibael yang digunakan dalam tempuh dan pendapatan. Waktu tempuh
model pemilihan moda: menggunakan sepeda motor relatif lebih
cepat dibandingkan dengan angkutan umumb
yaitu 3 menit/Km. Pendapatan

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 995


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

menggambarkan kemampuan suatu wanita dengan tujuan penglajuan yang cukup


masyarakat dalam kepemilikan kendaraan. jauh, sehingga penggunaan angkutan umum
Semakin besar pendapatn seseorang, menjadi pilihan moda transportasi karena
kemungkinan memiliki kendaraan pribadi dapat menghindari kelelahan.
sepeda motor juga akan semakin tinggi karena
simpanan pendapatan yang didapat akan Kesimpulan dan Rekomendasi
semakin besar. Faktor lain yang Kesimpulan:
mempengaruhi pemilihan moda sepeda Faktor pemilihan moda sepeda motor
motor adalah jenis kelamin, keamanan dan komuter di Kecamatan Sayung dibedakan
kenyamanan. menjadi faktor terukur dan faktor tak terukur.
Faktor terukur meliputi jumlah keluarga,
Model Pemilihan Moda Angkutan Umum tingkat pendapatan, waktu tempuh, biaya
Model pemilihan moda transportasi operasional dan usia. Faktor tak terukur yang
pengguna angkutan umum yang terbentuk mempengaruhi pemilihan moda sepeda
adalah sebagai berikut: motor sebagai moda transportasi dalam
Y2 = - 2,010 + 0,009 X1 – 0,652 X2 + 1,146 X4 melakukan pergerakan yaitu seperti jenis
+ 0,13 X6 kelamin serta keamanan dan kenyamanan.
Y2 = - 2,010 + 0,009 (Jumlah Keluarga) – Sepeda motor banyak dimintai oleh komuter
0,652 (Pendapatan) + 1,146 (Waktu Tempuh) Sayung karena memiliki hak kepemilikan atau
+ 0,13 (Usia). otoritas kepemilikan yang tinggi. Sepeda
Nilai konstanta dari model yang motor memiliki nilai efisiensi dan fleksibilitas
terbentuk bernilai (-) 2,010. Hal ini yang tinggi, sehingga pengguna terutama
menunjukkan bahwa penggunaan angkutan komuter Sayung dapat menentukan waktu
umum kemungkinan akan semakin menurun. dan tujuan pergerakan tanpa harus dipatrol
Jika waktu tempuh menggunakan angkutan dengan waktu dan rute. Model pemilihan
umum semakin lama, maka penggunaan moda transportasi komuter di Kecamatan
angkutan umum semakin sedikit. Jika Sayung menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan komuter semakin kecil, hal ini kepemilikan sepeda motor akan terus
memungkinkan angkutan umum menjadi meningkat, karena tingginya nilai efisiensi,
pemilihan moda transportasi untuk fleksibilitas sepeda motor. Selain itu sepeda
melakukan pergerakan. motor akan terus dimintai karena memiliki
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan
pemilihan moda transportasi angkutan umum dengan angkutan umum.
yaitu jumlah keluarga, pendapatan, waktu Faktor terukur yang mempengaruhi
tempuh dan usia. Faktor yang signifikan pemilihan moda angkutan umum sebagai
mempengaruhi pemilihan moda angkutan moda transportasi dalam melakukan
umum adalah waktu tempu yaitu dengan nilai pergerakan komuter Sayung yaitu seperti
konstans 1,146. Selain itu, pendapatan jumlah keluarga, tingkat pendapatan, waktu
masyarakat sangat menentukan penggunaan tempuh dan usia. Alasan utama komuter
angkutan umum. Pendapatan komuter buruh memilih angkutan umum sebagai moda
di Kecamatan Sayung pengguna angkutan transportasi adalah karena rendahnya
umum berada pada rataan Rp 500.00- pendapatan sehingga tidak memiliki simpanan
!.000.000, hal ini menunjukkan tingkat pendapatan untuk memiliki kendaraan
pendapatan sangat signifikan mempengaruhi pribadi. Faktor tak terukur lain yang
pemilihan moda transportasi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan moda angkutan
mempengaruhi pemilihan moda transprotasi umum sebagai moda transportasi yaitu
angkutan umum yaitu kepemilikan kendaraan, kepemilikan kendaraan pribadi, jarak tempuh
jarak tempuh dan jenis kelamin. Jarak tempuh dan jenis kelamin.
dan jenis kelamin dalam pemilihan angkutan
umum pada umumnya saling berkaitan.
Pengguna angkutan umum didominasi oleh

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 996


Model Pemilihan moda Komuter di Kecamatan Sayung Reviline Sijabat dan Anita Ratnasari

Rekomendasi: Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan


Perlu mengkaji ulang terkait tarif dan pemodelan Transportasi Edisi 1. Bandung:
rute angkutan umum di Kecamatan Sayung, ITB bandung.
agar terjadi efisiensi waktu tempuh dalam Warpani, Suwardjoko, 1990. Merencanakan
melakukan perjalanan. Bagi penelitian Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit
berikutnya perlu dikembangkan lagi. Peneliti ITB Bandung.
dalam penelitian ini tidak menganalisis faktor Widiarta, Ida B.P. 2010. “Analisis Pemilihan
lain yang mempengaruhi pemilihan moda Moda Transportasi Untuk Perjalanan
transportasi komuter seperti kepemilikan SIM Kerja”. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
dan faktor lain yang mempenga Universitas Udayana Vol. 14, No.2.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Arief. 2011. Kajian Pemilihan Moda


Sepeda Motor dan Angkutan Umum
Mikrolet sebagai Moda Transportasi Untuk
Perjalanan Kerja (Studi Kasus : Komuter
Banyumanik-Pusat Aktivitas Kota
Semarang). skripsi. Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro. Semarang.
Amelia, Yanita. 2008. Perjalanan antara 2 Kota
Besat dengan Membandingkan Moda
Shuttle Service, Kereta Api, dan Pesawat
Udara. Skripsi. Departemen Teknik Sipil.
Fakultas Tekni Universitas Indonesia.
Depok.
Chapin, F. Stuart dan Edward J. Kaiser. 1995.
Urban Landuse Planning. Fourth Edition.
Chicago: University of Illinois Press.
Daljoeni. 1992. Geografi Kota dan Desa.
Bandung: penerbit Alumni
Gray, George E dan Lester A. Hoel. 1979.
Public Transportation: Planning,
Operations, and Management. New Jersey:
Prentice Hall.
Mantra, Bagoes ida. 2000. Demografi umum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota
IKAPI).
Manhein, Martin, L. 1979. Fundamentals of
Transportation System Analysis Cambridge.
The MITT Press.
Morlok, Edward K. 1994. Teknik dan
Perencanaan Transportasi. Jakarta:
Erlangga.
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja
Grafino Persada.

Teknik PWK; Vol. 2; No. 4; 2013; hal. 988-997 | 997

Anda mungkin juga menyukai