Anda di halaman 1dari 86

Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || I

JURNAL SOCIETY

ISSN 2338-6932

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

Terbit dua kali setahun bulan Juni dan Desember. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian,
kajian analisis kritis dan tinjauan buku dalam bidang sosial.

Pelindung :

Dekan FISIP UBB

Ketua Penyunting :

Luna Febriani, S.Sos., M.A.

Wakil Ketua Penyunting :

Sujadmi, S.Sos., M.A.

Penyunting Pelaksana

Novendra Hidayat, S.IP., M.SI

Mitra Bestari:

Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc

Prof. Dr. Maria E. Pandu., M.S

Prof. Dr. Afrizal, M.A

Dr. Moh. Ridha Taqwa, M.A

Alamat Penyunting: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung, Kampus
Terpadu Balun Ijuk, Desa Balun Ijuk, Kecamatan Merawangm Kabupaten Bangka, Provinsi Kepu-
lauan Bangka Belitung, Telp. (0717) 422145, 422965. Faksimile (0717) 421303, Surat Elektronik
(Email): labsos_fisipubb@yahoo.com

Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan di media lain. Naskah diketik di atas
ketras HVS kuarto 3000-5000 kata dengan format seperti tercantum pada halaman belakang. Naskah
akan direview oleh penyunting dan penelaah.
II || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || III

PENGANTAR PENYUNTING

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan dan Rah-
mat-Nya maka Jurnal Society Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polirik Universitas
Bangka Belitung Volume VI Nomor I Bulan Juni 2016 dapat diselesaikan. Penyelesaian jurnal ini
kami lakukan sebagai upaya untuk konsisten menghasilkan referensi-referensi ilmiah yang dapat ber-
manfaat bagi civitas akademika maupun masyarakat.

Pada edisi kali ini kau memuat beberapa tulisan ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian
dosen di limgkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung. Kami men-
gucapka terima kasih yang sebesar-besarnya atas sumbangan tulisan ilmiah yang telah dibelrikan
oleh penulis, semoga jurnal ini dapat menjadi wadah bagi civitas akademika untuk selalu berkarya
demi mewujudkan visi dan misi serta tujuan pendidikan di Program Studi Sosiologi khususnya dan
Fakultas Ilmu Politik umumnya,

Kami membuka kesempatan bagi pihak-pihak, baik pengajar, peneliti, praktisi juga alumni
untuk dapat berpartisipasi dalam menulis artikel ilmiah. Penulisan artikel ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada standart dan tata cara yang ada pada aturan di Jurnal Society. Dmikian, semoga jurnal
ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak..

Salam hangat,

Penyunting
IV || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || V

DAFTAR ISI

PENGANTAR PENYUNTING ~ III

BAHASA PANTUN DALAM MAKNA DAN BUDAYA MASYARAKAT


MELAYU BANGKA: SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK ~ 1
PENDAHULUAN ~ 1
KERANGKA TEORITIS ~ 2
1. Definisi Etnolinguistik (Linguistik Antroplogi) ~ 2
2. Pantun Melayu Bangka sebagai wacana ~ 2
METODOLOGI ~ 3
1. Metode Pengumpulan Data ~ 3
2. Metode Analisis Data ~ 3
3. Metode Penyajian data ~ 3
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ~ 3
Interpretasi pantun-pantun Melayu Bangka ~ 4
KESIMPULAN ~ 12
DAFTAR PUSTAKA ~ 13

MEMAHAMI TEORI KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER ~ 15


Pendahuluan ~ 16
Sosiologi Pengetahuan. ~ 18
Dasar-dasar Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-hari ~ 18
Masyarakat sebagai Realitas Obyektif dan Subyektif.~ 19
Metodologi ~ 20
Jihad sebagai Konstruksi Sosial ~ 21
Daftar Pustaka ~ 22

RUANG PUBLIK DAN EKSPRESI POLITIK IDENTITAS ~ 23


A. PENGANTAR ~ 23
B. Tinjauan Teoritis ~ 25
1. Etnisitas, dan Identitas ~ 25
2. RUANG PUBLIK ~ 26
C. Metode Penelitian ~ 27
D. Pergulatan Identitas Ke-Papua-an ~ 27
E. Pemunculan Berbagai Ekspresi Identitas Ke-Papua-an ~ 29
F. Isu KTP Sebagai Arena Pertarungan Politik ~ 31
G. PENUTUP ~ 33
H. Sumber Acuan: ~ 34
VI || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN ~ 35


I. PENDAHULUAN ~ 35
I.1. Latar Belakang ~ 35
I.2.Rumusan Masalah ~ 38
I.3. Tujuan Penelitian ~ 38
II. TINJAUAN PUSTAKA ~ 38
II.1. Konsep Otonomi Daerah ~ 38
II.2.Desentralisasi dan Desentralisasi Pendidikan ~ 39
II.3.Manajemen Pendidikan dan Manajemen Berbasis Sekolah ~ 40
II.4.Relasi Desentralisasi Pendidikan dan Manajemen Berbasis Sekolah ~ 43
III. METODE PENELITIAN ~ 43
IV. PEMBAHASAN ~ 44
V. KESIMPULAN ~ 49
DAFTAR KEPUSTAKAAN ~ 50

REPRESENTASI MASKULINITAS BOYBAND SHINEE DALAM


VIDEO KLIP RING DING DONG MELALUI ANANLISIS SEMIOTIKA ~ 51
1. PENDAHULUAN ~ 51
1.1. Latar Belakang Masalah ~ 51
1.2. Rumusan Masalah ~ 53
II. METODE PENELITIAN ~ 53
III. PEMBAHASAN ~ 53
3.1. Konseps Maskulinitas ~ 54
3.2. Analisis Semiotik Video Klip Shinee Ring Ding Dong ~ 55
IV. PENUTUP ~ 59
Daftar Pustaka~ 60

RESTORASI LAHAN PASCA TAMBANG TIMAH DI PULAU BANGKA ~ 61


I. PENDAHULUAN ~ 61
1.1. Penambangan Timah di Kepulauan Bangka ~ 61
1.2. Dampak Praktek Penambangan Timah ~ 62
II. PEMBAHASAN ~ 63
2.1. Prinsip-prinsip Restorasi ~ 63
2.2. Restorasi sebagai Upaya Pemulihan Lahan Pasca Tambang Timah ~ 66
III. PENUTUP ~ 68
3.1. Kesimpulan ~ 68
DAFTAR PUSTAKA ~ 69

DINAMIKA POLITIK“KETERWAKILAN”DI BABEL: ~ 71


A. Prolog: Apa yang dipersoalkan? ~ 71
B. Realitas Politik BerbasisPrimordialdi Babel: Sebuah Catatan Masa Lalu dan Kini ~ 72
C. Akar Menguatnya Politik Primordial di Babel ~ 76
D. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: Status yang Terlembaga ~ 79
E. Epilog: Apa yang Dikhawatirkan? ~ 79
DAFTAR PUSTAKA ~ 80
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 1

BAHASA PANTUN DALAM MAKNA DAN BUDAYA MASYARAKAT ME-


LAYU BANGKA: SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK

Dini Wulansari
Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Abstract

“Pantun Melayu Bangka” is one of the cultural heritages of Bangka Island and has become a unique
identity for its people. This descriptive-qualitative study aims to describe and to explore the “pantun”
as a picture of the Island’s condition. Data were analyzed by ethnolinguistics approach and supported
by socio-cultural values in the form of linguistics characteristic and life reflected in the words, signs,
or symbols. Therefore, ethnolinguistics plays an important role in this study not only in determining
and relating the use of language and the meaning of “Pantun” itself but also in understanding the
cultures. “Pantun” yields an interesting and effective way to make a person think and interprete any
ideas logically and artistically as well with the proper diction and harmonization.
Keywords: Pantun, Melayu Bangka, Ethnolinguistics, Semantics

PENDAHULUAN Pantun dipilih sebagai objek kajian kare-


Pantun adalah salah satu karya sastra rakyat na produk budaya ini dinilai mulai terkikis oleh
yang bernilai seni dan penuh pesan moral dida- perkembangan budaya barat. Gejala dan fenome-
lamnya. Pantun tidak hanya memiliki unsur-un- na yang muncul menunjukkan bahwa tidak hanya
sur teoritis seperti bentuk, fungsi, karakteristik, pemanfaatan pantun dalam acara-acara tertentu di
dan struktur namun juga didukung oleh nilai so- masyarakat Melayu Bangka namun juga di daer-
sial budaya sebagai ciri khas kebahasaan dan ke- ah-daerah lain yang semakin menurun bahkan di-
hidupan masyarakatnya yang tercermin melalui anggap sebagai hal yang susah untuk dilakukan.
kata, tanda, lambang, atau simbol tertentu. Me- Secara teoretis, struktur pantun sama sep-
ngungkapkan berbagai hal secara tidak langsung erti pantun lainnya yang terdiri atas empat baris
dan agar makna yang ingin disampaikan tetap dengan ketentuan bahwa dua baris berupa sam-
sopan dan santun merupakan bagian dari penggu- piran dan dua baris isi. Isi pantun merupakan
naan pantun dalam kehidupan sehari-hari seperti inti atau maksud pantun dengan rima (persaja-
yang diterapkan oleh masyarakat Melayu Bang- kan). Menurut Herfanda (2008) dalam Nurha-
ka secara turun-temurun. Pantun telah mengakar yati (2011) bahwa rima pantun merujuk kepada
dalam kehidupan mereka sebagai warisan budaya dua baris sampiran di atasnya. Dengan kata lain,
yang berisikan nasihat, teka-teki, humor, cinta, pantun merupakan karya sastra yang terikat oleh
bahkan mantera yang dikemas dengan apik seh- unsur sampiran, isi, rima, dan jumlah suku kata
ingga dapat digunakan baik dalam situasi formal per baris yang berperan sebagai alat pemelihara
maupun informal. bahasa dengan menjaga fungsi kata dan kemam-
2 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

puan berpikir, serta memiliki fungsi pergaulan studi lanjutan.


yang sangat kuat secara sosial (Ratih: 2012).
Fenomena kebahasaan ini menunjukkan adanya KERANGKA TEORITIS
relasi antara bahasa, makna, dan budaya sehing- 1. Definisi Etnolinguistik (Linguistik Antro-
plogi)
ga membuat kajian pantun berada pada tataran
Kajian yang digunakan untuk menelaah ba-
etnolinguistik yang berfungsi sebagai landasan
hasa teks dalam pantun adalah kajian etnolinguis-
teori dan payung analisis.
tik atau lebih dikenal dengan sebutan Linguistik
Pengkajian dengan tema makna dan bu-
Antropologis. Foley (1997: 3-5) mengungkapkan
daya juga telah dilakukan oleh beberapa pe-
bahwa linguistik antropologis (etnolinguistik)
neliti sebelumnya antara lain: Yudi Handoko
adalah cabang linguistik yang mengkaji bahasa
Himawan (2012) dalam tesis yang meneliti
dalam kontek sosial dan budaya yang lebih luas
tentang Lelakaq dalam budaya Sasak. Peneli-
dan berperan sebagai penopang perilaku kebu-
tian tersebut berusaha menemukan makna diba-
dayaan dan struktur sosial. Lebih jauh ia menya-
lik tanda-tanda kebahasaan untuk mengungkap
takan bahwa linguistik antropologis memandang
cakrawala budaya yg terkandung didalamnya.
bahasa melalui sudut pandang konsep antropol-
Nurhayati (2011) dalam artikelnya berjudul
ogis kebudayaan seperti mencari makna yang
“Penggunaan Pantun dalam Bahasa Melayu
tersembunyi dibalik penggunaan kata, kesalahan
Bangka” mengkaji pantun dari sisi stilistika.
maupun perbedaan bentuk, register, dan gaya.
Melalui kajian stilistik dapat diketahui penggu-
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa
naan bahasa dalam pantun, perlakuan pemantun
linguistik antropologi (etnolinguistik) bersifat in-
terhadap konvensi pantun, dan sekaligus makna
terpretatif yang membahas masalah kebahasaan
yang terdapat di dalam pantun itu sendiri. Se-
untuk menemukan bentuk pemahaman budaya
dangkan Akhmad Elvian (2009) dalam maka-
yang ada (cultural understanding). Sedangkan
lahnya membahas tentang peran organisasi
Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (2011:59)
sosial suku bangsa Melayu Bangka sebagai
mengungkapkan bahwa salah satu aspek etno-
kearifan lokal dan kekuatan sosial dalam pe-
linguistik (linguistik antropologi) yang me-
nataan dan pembangunan masyarakat.
nonjol adalah relativitas bahasa, yaitu adanya
Tujuan yang paling mendasar adalah dihara-
hubungan antara bahasa dan sikap bahasawan/
pkan dapat membantu dalam menafsirkan makna
masyarakat terhadap bahasa itu sendiri.
pantun itu sendiri dibalik penggunaan kata, tanda,
simbol atau lambang kebahasaannya secara leb-
2. Pantun Melayu Bangka sebagai wacana
ih mendalam sehingga mendorong dan mening-
Menurut Vass (1992) dalam Titscher dkk
katkan kembali rasa bangga berbahasa dan ber-
(2009) mengungkapkan bahwa sebuah bentuk
budaya daerah, menggambarkan kehidupan
rangkaian pernyataan atau ujaran atau yang be-
sosial budaya masyarakat Melayu Bangka secara
rupa arkeologis merupakan sebuah wacana, ti-
menyeluruh agar kelestarian atau pemertahanan
dak terkecuali pantun yang merupakan salah satu
penggunaannya dapat berlangsung terus sebagai
contoh selain puisi dan wacana ilmiah. Konsep
wujud dari keberagaman budaya, serta dapat
pantun dalam suatu wacana yang terdiri dari
menjadi referensi bagi peneliti lain sebagai tam-
kata-kata, kalimat-kalimat, atau frase yang sal-
bahan pemahaman yang dapat digunakan untuk
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 3

ing berkaitan satu sama lain dan kohesif dengan 1. Metode Pengumpulan Data
makna yang terkandung di dalamnya yang lazim Data dalam kajian ini berupa kumpulan pan-
memiliki empat baris dan dua bagian yaitu sam- tun Melayu Bangka dari berbagai pengarang/
piran dan isi, serta berakhir dengan pola a-b-a-b pemantun yang ada di Pulau Bangka, Propin-
dan a-a-a-a. si Kepulauan Bangka Belitung baik itu berupa
Pantun Melayu Bangka menggambarkan humor/anekdot, nasihat, cinta, teka-teki, mu-
berbagai hal yang berasal dari kehidupan mas- da-mudi, dan budaya. Dari sekian banyak Pan-
yarakatnya seperti kepercayaan (agama, mitos, tun tersebut dipilih beberapa saja yang dianggap
legenda, dll), tumbuhan, hewan, suku-suku yang mewakili unsur-unsur/aspek-aspek dalam kajian
ada, makanan khas, dll, dan mencerminkan ke- etnolinguistik ini.
hidupan sosial budaya masyarakat setempat yaitu
budi bahasa/pekerti, kasih sayang masyarakat, 2. Metode Analisis Data
adat-istiadat, mata pencaharian masyarakat se- Data yang terkumpul dianalisa secara etno-
tempat, aktifitas masyarakat, sistem kekerabatan, linguistik dengan tidak menghitung jumlah dari
kesenian, pergaulan muda-mudi, dll. objek/sumber kajian namun seberapa jauh dan
Unsur-unsur tersebut dijadikan referensi da- mendalam data tersebut dapat menjelaskan tu-
lam menganalisa pantun sehingga dapat mewaki- juan penelitian sehingga pada akhirnya target pe-
li kepribadian masyarakat setempat (masyarakat nelitian dapat tercapai dengan baik dan reliable.
Bangka) yang merupakan orang Melayu yang Pantun diinterpretasikan sesuai dengan kondi-
terkenal dengan pemikiran dan falsafah tradisio- si kehidupan sosial budaya masyarakat Melayu
nalnya yang tinggi, asli dan bernilai seni, serta Bangka.
kehidupan yang santun dan beragam.
3. Metode Penyajian data
METODOLOGI Hasil dari penelitian ini adalah berupa da-
Penelitian tentang bahasa pantun Melayu ta-data yang berisikan kaidah-kaidah penggu-
Bangka ini bersifat deskriptif qualitatif yang laz- naan bahasa yang telah dianalisis yang disajik-
im diterapkan dalam ilmu linguistik struktural an dengan menggunakan metode informal atau
dimana penelitian tersebut dilakukan seobyektif verbal melalui kata-kata atau kalimat, tidak be-
mungkin, semata-mata hanya berdasarkan pada rupa sistem penghitungan atau data statistik.
fakta yang ada atau fenomena yang memang se- Dengan kata lain, penelitian ini cukup disajik-
cara empiris hidup pada penutur-penuturnya, se- an secara deskriptif dalam bentuk tulisan yang
hingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa informal menggunakan kata-kata biasa untuk
perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya sep- mendeskripsikan hasil analisis data (Sudaryanto,
erti potret: paparan seperti adanya (Sudaryanto, 1993, dalam Himawan: 2012).
1988: 62) yang menjadi data lengkap secara tip-
ikal (bukan berdasarkan jumlah) tanpa berusaha ANALISIS DAN PEMBAHASAN
untuk dimanipulasi guna memperoleh hasil yang Membahas pantun memiliki tantangan
diinginkan. Adapun metode yang digunakan da- tersendiri apalagi jika dikaitkan dengan mas-
lam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu: yarakat yang hidup di daerah dimana pantun
tersebut digunakan. Banyak unsur/aspek yang
4 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

harus dihubungkan sehingga menunjukkan kohe- halnya dengan penambang timah ilegal yang
rensi antara objek yang akan dikaji dengan faktor bekerja dengan pemilik tambang pribadi (TI
pendukung dari kajian itu sendiri misalnya harus inkonvensional) dengan upah tergantung dari
betul-betul mengenal karakteristik ataupun ke- seberapa banyak timah yang berhasil diperoleh
hidupan sosial budaya dari masyarakat setempat melalui proses pelimbangan yang terkadang sam-
atau bagaimana kondisi dan tradisi yang ada. pai bergelut dengan maut apabila tidak dilakukan
Berikut disajikan kajian etnolinguistik terha- dengan konsentrasi dan penuh kehati-hatian.
dap serangkaian pantun Melayu Bangka ditinjau Seiiring dengan perkembangan zaman yang
dari bentuk, tema, fungsi, dan karakteristiknya mengakibatkan semakin bertambahnya kebu-
sebagai bagian dari sebuah wacana yang disertai tuhan manusia, maka semakin meningkat pula
interpretasi terhadap pantun-pantun tersebut: kebutuhan akan lapangan pekerjaan. Hal ini ber-
imbas pada membludaknya kedatangan para pen-
Interpretasi pantun-pantun Melayu Bangka cari kerja ke Pulau Bangka yang sebagian besar
Pantun I akhirnya berprofesi sebagai penambang timah
Marong kebun, marong uma ilegal. Selain itu, terdapat juga sumber tambang
Timah, lada, karet beterak lain yaitu pasir putih atau kuarsa yang merupa-
Pasir putih bertahta kaya kan salah satu komoditi ekspor Pulau Bangka.
Tersebar luas di irak-irak Pasir ini banyak sekali manfaatnya. Masyarakat
Pantun I mengungkapkan bahwa pulau Melayu Bangka biasanya menggunakannya un-
Bangka memiliki sumber daya alam yang kaya tuk membersihkan peralatan memasak yang hi-
dan terkenal tidak hanya di Indonesia namun tam yang susah dibersihkan dengan deterjen atau
hingga ke mancanegara yaitu timah. Hasil tam- sabun cuci biasa. Seperti yang terlihat pada pan-
bang ini merupakan salah satu andalan mas- tun dibawah ini:
yarakat Bangka dan pemerintah propinsi Kepu- Sebelas ribu kilometer persegi
lauan Bangka Belitung sebagai sumber devisa Itulah luas hamparan Bangka
dan sumber mata pencaharian untuk memenuhi Pulau penyimpan banyak misteri
kebutuhan hidup sehari-hari baik itu sandang Dikelilingi indahnya pasir kuarsa
maupun pangan. Banyak orang Bangka (bahasa Dapat disimpulkan bahwa Pulau Bangka
Bangka: urang Bangke/Bangkek) yang bekerja memiliki hasil bumi yaitu bahan tambang yang
menjadi karyawan Timah atau penambang ti- kaya yang berguna bagi masyarakat sekitar dan
mah rakyat baik yang legal maupun ilegal. Jika kehidupannya.
sebagai karyawan timah maka orang tersebut
bekerja pada sebuah perusahaan legal dan besar Pantun II
seperti PT. Timah Tbk dan PT. Kobatin, sedang- Teluk Kelabat nan gagah berani
kan jika sebagai penambang timah legal (bahasa Pemberi kekayaan kepada negeri
Bangka: pelimbang timah) maka orang tersebut Sarang sotong, ketam, dan pari
bekerja (bahasa bangka: ngelangkung) pada se- Kubangan tiram dijaga tenggiri
buah perusahaan mandiri yang dikenal dengan
sebutan smelter. Pada umumnya pemilik peru- Calo, rusep, perkasem, belacan
sahaan adalah para investor asing, namun lain Makanan rakyat sampai ke kota
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 5

Nafsu bangkit bukan buatan Mentangor berserak sepulau-pulau


Rasa nikmat ngundang selera Juga duren, binjai, dan manau
Bagaimana hati takkan tertambat
Sungguhlah indah pulau Bangka Melihat indahnya pantai Cupat
Orang Kurau memancing krisi
Kalau ada kata yang salah Nyiur melambai sepanjang pantai
Jangan simpan di dalam hati Sama berjaga bak hutan bakau
Pantun II menggambarkan Pulau Bangka Dijajari pelawan, nyatoh, dan petai
sebagai sebuah kepulauan yang dikelilingi oleh Pohon karet pun pemakmur pulau
laut dimana memiliki begitu beraneka ragam
binatang laut seperti sotong, ketam, pari, tiram, Mati beragan si batang rumbia
krisi, dan tenggiri yang digunakan untuk kebutu- Buah rambai kusangka rawa
han pangan masyarakat sehari-hari. Selain dikon- Berangan-angan boleh saja
sumsi sebagai lauk-pauk dan dijual, hasil laut Kalau tak sampai jangan kecewa
tersebut juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar Pantun III menunjukkan bahwa pulau Bang-
pembuatan makanan ringan (snack) seperti em- ka memiliki begitu banyak tumbuhan/pohon-po-
pek-empek, kerupuk, kemplang, getas, belacan hon yang tumbuh dengan fungsi dan manfaat-
(terasi), otak-otak, rusep, dll. Penganan ini sangat nya masing-masing. Di masyarakat Bangka
terkenal di Indonesia dan juga mancanegara yang tumbuh-tumbuhan ini dikenal dengan sebutan
biasanya dijadikan oleh-oleh bagi para pembeli. “kelekak” yang merupakan simbol dari keker-
Selain hasil laut, Pulau Bangka juga memili- abatan antar masyarakat pada masa dulu. Kelekak
ki ikan-ikan air tawar seperti gabus dan mayung pada dasarnya dapat dibedakan atas dua jenis
yang banyak terdapat di genangan-genangan air yaitu kelekak yang ada pemilik sahnya dengan
bekas tambang timah terdahulu, di aliran-aliran bukti/surat yg berlaku dimana masyarakat meng-
sungai atau memang secara sengaja dipelihara etahui dan menghormatinya. Jenis ini dapat diw-
yang biasanya dapat dijumpai di wilayah per- ariskan kepada anak cucu si pemilik apabila telah
kampungan. Biasanya ikan-ikan ini juga digu- meninggal dunia. Sedangkan kelekak budel/kek
nakan untuk konsumsi masyarakat sebagai peng- antak/antah berentah yaitu jenis kelekak yang ti-
ganti ikan laut. dak diketahui lagi keturunan pemiliknya sehing-
Contoh: ga kelekak ini dapat dinikmati oleh orang banyak
Aek Selan tembus ke Payung yang masih memiliki hubungan kekerabatan.
Singgah berenti di Kampong Munggu Diantara tumbuhan-tumbuhan tersebut ada
Aek banyak gabus dan mayung beberapa jenis yang merupakan sumber mata
Semile nek e….ambik, jen detunggu pencaharian yang menjadi ciri khas masyarakat
Bangka sebelum pertambangan dieksploitasi yai-
Pantun III tu tanaman lada dan karet. Kedua jenis tanaman
Kayu besi, pelawan, medaru ini telah lama dikenal oleh masyarakat setem-
Dipakai rakyat membuat alat pat yang dulunya mayoritas berprofesi sebagai
Urang kampong selalu bersatu petani sejak zaman penjajahan. Pekerjaan berke-
Gotong-royong memanglah adapt bun merupakan aktifitas sehari-hari yang masih
6 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

banyak dijumpai pada saat itu seperti menyadap Pantun IV mengungkapkan tentang ban-
getah karet dan menanam lada di ume (kebun/ yaknya suku atau kelompok masyarakat yang
ladang) yang dilakukan dari pagi hingga sore mendiami Pulau Bangka. Dimulai dari zaman
hari. Pendatang dapat melihat hamparan pohon masuknya agama Islam di Pulau Bangka dima-
lada dengan “junjung-junjung” nya serta pohon na pada masa itu terdapat suku terasing yang
karet dengan keteraturan cara penanamannya di sudah masuk Islam yang digolongkan sebagai
sepanjang jalan dari desa-desa/kampung menuju orang Melayu yaitu suku Mapur, sedangkan suku
kabupaten/kota. Seperti yang tergambar jelas da- Lom adalah suku yang belum masuk Islam. Va-
lam pantun berikut ini: riasi penduduk yang terdiri dari beberapa suku
Dari umah desa pergi ke uma menciptakan suatu fenomena yang sangat indah,
Juga singgah ke marong sahang bagaimana kehidupan yang harus dijalani mas-
Sambil ngaret, berkebun lada ing-masing dalam satu kesatuan di Pulau Bangka
Sejak Subuh sampai ke petang ini termasuk etnis Tionghoa yang sudah menetap
Akan tetapi sangat disayangkan semua itu sejak lama.
telah berangsur-angsur hilang seperti kelekak Menurut data yang dikemukakan oleh
atau pepohonan yang telah tergeser posisinya Akhmad Elvian (2009) bahwa sebelum agama
dengan perkebunan kelapa sawit, lahan tambang, Islam menjadi agama yang dianut oleh mas-
dan perumahan. yarakat Bangka pada sekitar abad 16, penduduk
Selain beraneka ragam tumbuhan/tanaman aslinya dikenal dengan sebutan “orang darat”
di atas, masyarakat pulau Bangka juga mengenal (orang gunung/Hill people) dan “orang laut”
salah satu tanaman yang berjenis jamur yang (Sea dwellers). Keberagaman ini cukup menar-
menjadi ciri khas yang dalam istilah mereka di- ik perhatian para pendatang yang mengunjungi
namakan ‘kulat kuku” atau jamur kuku yang bi- Pulau Bangka tak terkecuali J. Van Den Bogaart
asanya dijadikan sebagai lauk pauk. seorang pegawai pemerintah kolonial Belanda
Pantun: yang mendeskripsikan suku-suku yang ada men-
Kulat kuku digulai lemak jadi empat kelompok atau grup masyarakat pada
Batang padi berbelah dua tahun 1803 (Heidhues, 1992: 87 dalam Elvian,
Biar aku dimarah emak 2009: 4).
Asal jadi kita berdua Namun seiiring perkembangan zaman pen-
duduk Pulau Bangka bertambah dengan sema-
Pantun IV kin banyaknya pendatang yang berasal dari latar
O…..pulau orang Lom dan Darat belakang dan daerah yang berbeda seperti Jawa,
Kau dijaga oleh Sekak dan Juru Padang, Bugis, Butun, Batak, dll sehingga se-
Sekalipun dirompak Lanun Laknat cara tidak langsung suku asli mulai terusik dan
Tak pernah gentar Cina-Melayu tergeser. Sekarang “orang gunung/orang darat”
(komunitas adat masyarakat Mapur) masih ter-
Kudengar senandung anak Melayu sisa disekitar Gunung Maras, dan “orang laut”
Senandung ‘rang Darat, Mapur, dan Sekak yaitu komunitas masyarakat Sekak masih tersisa
Keguyuban orang Lom, Cina, dan Juru di wilayah Kedimpel, Tanjunggunung, dan Jebu.
Pendatang pun menyatu penuh sesak Walaupun begitu, keberagaman tersebut tidak-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 7

lah menjadi halangan bagi masing-masing untuk Berdasarkan pantun diatas terdapat beberapa se-
hidup dalam kerukunan umat yang telah terjalin butan bagi makhluk-makhluk halus tersebut yaitu
hingga sekarang seperti yang tampak pada con- Nek Gergasi, Akek Antak (selain nama kelekak),
toh pantun berikut: Akek Belapun, Jen (Jin), Sindai, Mawang, dll.
Penduduk Bangka campur baur Adapun tempat-tempat yang ditunggui adalah
Bugis, Butun, Melayu, dan Jawa kampung, sungai, hutan, bukit, gunung, dan ume
Saya panjat puji dan syukur (ladang).
Kedatangan tamu dari penjuru dunia Eksistensi makhluk-makhluk ini diang-
gap sebagai sesuatu yang nyata sehingga para
Pantun V masyarakat setempat sering berpesan agar se-
Pulau Nek Gergasi dan Akek Antak tiap bepergian jauh atau pada malam hari harus
Tempat bertahtanya Gunung Maras membawa penangkal, sesuatu yang dianggap
Dimana berkumpul banyak puak mampu menghalau makhluk halus untuk meng-
Panorama indah di Pantai Matras ganggu manusia contoh yang sederhana: gunting,
bawang merah bagi ibu-ibu hamil dan bayi/bali-
Karoh kerik, karoh akek belapun ta, serta bawang merah dan cabai jika ingin mem-
Salak asuk terdengar segala peri bawa pulang makanan terutama yang terbuat dari
Rusa, tunggang, pelandok berhimpun ketan dan juga buah pisang. Bahkan kedua jenis
Seluruh penghuni hidup serasi makanan ini diusahakan untuk dihindari untuk
dibawa pada malam hari karena dipercaya dapat
Aek Selan tembus ke Payung mengundang makhluk halus untuk ikut hingga
Singgah berenti di Kampong Munggu ke rumah, dan itu sangat berbahaya karena dita-
Aek banyak gabus dan mayung kutkan makhluk tersebut mengganggu penghuni
Semile nek e….ambik, jen detunggu rumah bahkan ada yang dapat menyebabkan ke-
surupan. Apabila terjadi hal demikian maka so-
Banyak jalan lah kenal aspal sok seorang dukon (dukun) diperlukan. Dukon
Termasok Puding Sangku-Tempilang ini disebut dukon kampung yang dianggap dapat
Kemana pergi bawalah tangkal mengusir roh dan makhluk halus dengan cepat
Maklom bahaya Sindai kek Mawang walaupun menurut agama itu tidak diperkenan-
kan karena masih mempercayai hal-hal yang
Karoh kerik berok seutan-utan mistis. Namun, pada kenyataannya memang ti-
Selagi Akek Antak berdendang dak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat
Nek Gergasi pun nanek ketan Bangka. Oleh karena itu, pemahaman mengenai
Ayolah budak ikak berlenggang makhluk-makhluk supra natural harus dikait-
kan dengan sistem pengetahuan budaya (Steven,
Pantun V terdiri dari lima buah pantun yang 1990: 125 dalam Elvian, 2009: 7), dalam hal ini
menggambarkan tentang kepercayaan mas- sistem kosmologi pada suatu masyarakat.
yarakat Bangka terhadap hal-hal yang mistis atau
supra natural berupa makhluk-makhluk ghaib
seperti hantu atau sosok penunggu suatu tempat.
8 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Pantun VI Pangkalpinang sekitarnya; kemudian jembatan


O….Menumbing bukit bersejarah Baturusa yang menjadi penghubung antara kota
Penjaga Mentok di pesisir barat Sungailiat dan Pangkalpinang. Menurut keper-
Disini pejuang disekap penjajah cayaan terdapat patung rusa hasil kutukan pada
Tapi makin dekat dengan rakyat zaman dahulu di dalam sungai yang mengalir
dibawahnya. Patung tersebut baru dapat terlihat
Dari Sungailiat ke Puding Besar jika air sungai sedang surut.
Tentulah lewat Pemali dan Sempan Selain itu, pulau Bangka juga terkenal den-
Siang terlihat, malam berpijar gan mercusuar nya yang berada di kota Mentok
Begitu mercusuar Tanjung Kelian (Muntok), Kabupaten Bangka Barat yang ber-
fungsi mengarahkan kapal-kapal yang akan ber-
Gunung Mangkol, Kace, Pedindang labuh atau melewati perairan Mentok. Namun,
Sumber aek Rangkui Pangkalpinang sangat disayangkan mercusuar tersebut tidak
Semua warga haruslah berpantang beroperasi lagi sekarang.
Merusak lingkungan hutan larang Tokoh pahlawan juga menjadi bagian dari
sumber inspirasi pemantun dalam kata-kata nya
Depati Amir pahlawan perkasa seperti pahlawan-pahlawan yang terkenal di Pu-
Juga Depati Barin dan Batin Tikal lau Bangka yaitu Depati Amir, Depati Barin, dan
Semangat kejuangan terus menyala Batin Tikal yang menginspirasi orang Bangka
Sampai kiamat ‘kan tetap kekal dalam berjuang mempertahankan hidup dan ke-
hidupannya.
Kampung Kurau kampunglah Penyak
Baturusa jerambah besi Pantun VII
Kami bergurau sambil bertanya Serasi kain denganlah benang
Apa gerangan datang kemari Biar terlipat tidak tergulung
Serasi adik dengan abang
O…kudengar Puteri bersyair Sejak dirahim Ibu mengandung
“Tak ada lagikah putera gagah Panton VII ini ingin menjelaskan bahwa da-
Seperkasa Tikal, Barin, dan Amir lam masyarakat Bangka dikenal dengan keraji-
Yang telah membela dengan darah?” nan tangan yang berupa kain tenun yaitu “cual”.
Kumpulan pantun VI ini mengungkapkan Walaupun nama tersebut sama dengan kain tenun
bahwa begitu beraneka ragamnya pulau Bang- cual yang berasal dari Palembang namun dapat
ka dilihat dari referensi kunci yang berasal dari dibedakan dari motif dan bahannya. Kemiripan
kehidupan masyarakat penuturnya. Terdapat kata ini disebabkan oleh kejadian di masa lampau.
Menumbing yang merupakan tempat berseja- Selain sama-sama rumpun Melayu, Bangka da-
rah dimana Bung Karno diasingkan; Gunung hulu pernah bergabung dalam satu propinsi den-
Mangkol, Kace, dan Pedindang yang merupa- gan Palembang. Otomatis secara tidak langsung
kan sumber mata air bagi sebagian besar mas- pengaruh itu pasti ada. Selain kain, pulau Bangka
yarakat Bangka terutama yang berada di daerah juga memiliki pakaian tradisional yang biasanya
digunakan pada acara-acara adat atau perkaw-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 9

inan dimana baju tersebut berwarna merah sep- mengupas semua sistem kekerabatan yang ada di
erti baju kurung yang ada di Palembang. Namun, dunia (Koentjaraningrat, 1958: 261 dalam Elvi-
sekarang ini para muda-mudinya tidak terlalu ter- an, 2009: 16). Contoh:
tarik untuk menggunakannya walaupun di dalam - Akek (Atok/Abok): sebutan untuk orang tua
acara sakral. Mereka lebih suka menggunakan laki-laki dari ayah dan ibu (kakek)
kebaya modern karena dianggap lebih simpel dan - Nek (Ninek/nenek): sebutan untuk orang tua
tidak berat. perempuan dari ayah dan ibu
- Dayang: sebutan untuk perempuan/wanita
Pantun VIII Bangka terutama bagi yang masih lajang.
Kasut ikak kayu cendana Dayang juga digunakan sebagai sebutan
Kasut kami bertali kain bagi perempuan/wanita yang terpilih dalam
Maksud ikak nak macam mana ajang pemilihan puteri Bangka.
Ape ade maksud yang lain - Ikak: sebutan untuk “kalian”, digunakan in-
formal, ditujukan kepada teman sebaya yang
Akek Saat memikul lapun sudah dekat atau akrab
Lapun dipikul tenkar masalah - Budak: sebutan untuk anak (informal)
Mintak maaf seribu ampun
Istilah kekerabatan dalam masyarakat Bang-
Kalok ada cerita salah
ka bervariasi disesuaikan dengan tingkatan kela-
hiran, atau posisinya dalam keluarga.
Bulan terang turun menyusut
Anak terang habis kesisi
Agik jiat agik keriput Pantun IX
Anak dayang orang habis lari Teluk Kelabat laut Belinyu
Tampak dari si Tanjung Gudang
Budak kampong diam di kebun Mari sahabat janganlah malu
Jumahnya beterak dimana saja Menari dambus sambil berdendang
Dengan semangat hidup berhimpun
Mereka memecah masalah bersama Sebelah sana si Tanjung Ru
Jangan lupa ke Teluk Bubus
Nek Miyak penjaga tanah Tempilang Ayunkan langkah jangan keliru
Kampung besar di Selat Bangka Mengiringi lagu irama dambus
Menyerah tidak, kalah berpantang
Kumpulan pantun IX menceritakan ten-
Tanah Maras dibela setiap masa
tang seni tradisional orang Bangka berupa tari
Kumpulan pantun VIII dari buku pantun dan musik. Hal ini membuktikan bahwa dalam
Zulkarnain Karim ini (2004) menjabarkan is- masyarakat Bangka seni mendapat tempat yang
tilah-istilah kekerabatan yang berlaku dalam penting di kehidupan dan tradisinya. Kata Dam-
masyarakat Bangka yang merupakan tanda atau bus merupakan nama alat musik petik tradisional
simbol tertentu dari seseorang untuk memanggil Pulau Bangka yang terbuat dari kayu. Alat ini di-
kerabatnya. Menurut L.H. Morgan, istilah keker- mainkan dalam bentuk nada dan syair dan digu-
abatan tersebut digunakan sebagai kunci untuk
10 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

nakan dalam acara penyambutan, penghormatan, terdiri atas nasi lengkap dengan lauk pauknya
peringatan, hajatan, perayaan upacara, percintaan yang ditutup tudung saji pandan atau daun nipah
dan juga acara keagamaan. Tari dan musik dam- khas Bangka dengan motif berwarna-warni cerah
bus biasanya dilakukan pada saat bulan purnama untuk dimakan bersama. Makanan yang disajikan
sambil melepas lelah setelah bekerja seharian di merupakan makanan terbaik dari masing-masing
ume (ladang/kebun). keluarga. Nganggung juga merupakan kegiatan
yang dilakukan masyarakat dalam rangka mem-
Pantun X peringati hari besar Islam, menyambut tamu
Ayo kawan, ayo seperadik kehormatan, acara selamatan orang meninggal,
Kite mancing di laut landai acara pernikahan, atau acara lain yang melibat-
Beterak ikan perlu ditilik kan orang banyak. Disebut nganggung karena
Siang malam pasti kek ramai makanan tersebut dibawa dengan cara di “anggu-
ng” (diletakkan di bahu). Namun ada juga yang
Anak nelayan membuat perahu sudah sedikit modern yaitu menggunakan ran-
Perahu diguna sekuat daya tang.
Wahai sahabat orang Melayu Tujuan adat istiadat/tradisi ini adalah untuk
Jangan hilangkan adat budaya menjaga solidaritas, menghormati orang lain,
Pantun X diatas jelas mengungkapkan bah- menunjukkan rasa kepedulian sesama, kebersa-
wa mata pencaharian masyarakat Bangka selain maan, gotong-royong, serta menjaga dan men-
berkebun/bercocok tanam dan menambang ada- jalin tali kekeluargaan/silahturahim antar sesama
lah mencari ikan di laut sebagai nelayan, meng- yang mencerminkan bahwa manusia itu meman-
ingat Pulau Bangka terletak dan dikelilingi lautan glah sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hid-
dengan beraneka ragam biota laut yang sangat up sendiri. Tradisi ini masih akan terasa sekali di
menunjang perekonomian dan kebutuhan mas- daerah pedesaan (kampung).
yarakat.
Pantun XII
Pantun XI Kampung Mesu simpang delapan
Adat istiadat pula dijunjung Singgah berenti di rumah Wak Ashar
Sedekah ruah dan juga nganggung Orang Mesu rajin, gile maken
Suka duka sama ditanggung Kuenya habis tujuh pasar
Itu namanya ssenasib sepenanggung
Derite laen ade pule
Pantun XI menjabarkan tentang bentuk-ben-
Kalok sahang jatu harge
tuk organisasi sosial non-kekerabatan masyarakat
Harte bende kok sirne
Bangka seperti sedekah ruah dan nganggung.
Dijual nek buat belanje
Sedekah ruah biasanya untuk menyambut bu-
lan puasa selain dapat dilakukan di rumah juga Pantun XII menggambarkan tentang berva-
dapat dilakukan di masjid, surau, atau balai desa riasinya makanan yang dijual di Pulau Bangka.
dengan menerapkan tradisi nganggung dengan Muncul keyakinan bahwa jika ingin mencoba
membawa makanan di dalam dulang atau talam bisnis kuliner di Pulau Bangka maka kualitas dari
produk yang dihasilkan harus dapat dipertanggu-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 11

ng jawabkan. Dengan kata lain, produk tersebut Nanem bunga di dalam taman
harus memiliki konsistensi terutama rasa. Pada Untuk hiasan istana puteri
dasarnya orang Bangka senang makan dan men- Biar kite dicap kampungan
coba makanan baru. Ketika rasa tidak dipriori- Asalkan adat dapet lestari
taskan, sebagian besar bisnis tersebut tidak akan
dapat bertahan atau gulung tikar. Dampaknya Anak nelayan membuat perahu
akan terlihat dengan cepat karena informasi yang Perahu diguna sekuat daya
diperoleh akan mudah tersampaikan dari mulut Wahai sahabat orang Melayu
ke mulut sehingga sangat efektif berperan dalam Jangan hilangkan adat budaya
proses jual beli.
Kemudian terdapat satu keunikan lain dari Kayu besi, pelawan, medaru
masyarakat Melayu Bangka yang berhubungan Dipakai rakyat membuat alat
dengan keadaan ekonominya yaitu bahwa orang Urang kampong selalu bersatu
Bangka dikenal dengan sifat konsumtif. Produk Gotong-royong memanglah adapt
dengan harga tinggi juga akan dibeli jika yang
bersangkutan menginginkan dan didukung oleh Budak kampong diam di kebun
kondisi keuangan yang cukup. Seperti yang di- Jumlahnya berterak di mana saja
ungkapkan dalam pantun diatas yang mengambil Dengan semangat hidup berhimpun
contoh kemakmuran masyarakat ketika musim Mereka memecah masalah bersama
panen lada/sahang terjadi. Mereka sebagian be-
sar berlomba-lomba menghabiskan uang yang Mendo Barat sumber karet dan lada
diperoleh untuk membeli kebutuhan sekunder Disini berhimpun tulen Melayu
seperti motor, mobil, dll. Akibatnya ketika harga Rakyatnya makmur hidup bahagia
lada jatuh, maka dengan terpaksa mereka harus Kaum muslimin pun hidup bersatu
merelakan barang-barang yang dibeli tersebut
untuk dijual kembali dengan harga murah demi Nek Miyak penjaga tanah Tempilang
kelangsungan hidup. Ini merupakan hal negatif Kampung besar di Selat Bangka
yang tercermin dari sebagian besar pola hidup Menyerah tidak, kalah berpantang
masyarakat Bangka. Tanah Maras dibela setiap masa

Pantun XIII Bubus diterpa puting beliung


Bukan lutung sembarang lutung Anginnya kencang membangun badai
Lutung meloncat di dahan kayu Biar upaya terkadang buntung
Bukan pantun sembarang pantun Urang Bangka pantang bertikai
Pantun ciri khas budaya Melayu
Maen di pantai burung kedidi
Pulau Ketawai jauh menengah Pata sayap e ketimpak kayu
Tempat mejumpa naik perahu Punye adat kek bebudi
Biar bumi terpecah belah Tula jati diri urang Melayu
Takkan hilang adat Melayu
12 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Membakar kayu asap mengepul takan oleh orang Bangka yaitu “dek suah cigak
Asap mengepul sampai udara retak” yang artinya tidak peduli apa yang ber-
Kalau ikak ingin bergaul laku asal sama-sama bisa menjaga, dalam hal
Jangan bergaul cara kota ini dikaitkan dengan situasi yang terjadi di seki-
tar. Misalnya budaya kota atau barat yang mulai
Nanam padi berpetak-petak masuk ke kehidupan sosial masyarakat. Orang
Dapat diluruskan dengan tali Bangka tidak akan terlalu ketat dengan perubah-
Kami dek suah cigak retak an itu asal norma dan adat tetap dijunjung tinggi.
Yang penting ikak peduli Masyarakat menerima segala bentuk perkemban-
gan namun tetap tidak berpaling dari ciri khas
Lama aku tertunduk malu sendiri yang terpatri sebagai orang Melayu.
Kepada diri yang hampir tak berarti
Azan menggamit, klenteng pun bergema
Itulah dia, Pulau Bangka! KESIMPULAN
Melalui kajian etnolinguistik terhadap pan-
Berdasarkan kumpulan Pantun XIII diatas
tun Melayu Bangka selain dapat diketahui ben-
jelas mencerminkan karakteristik dan keunikan
tuk, fungsi, dan struktur gramatikal pantun yang
Pulau Bangka secara menyeluruh, dimulai dari
berlaku juga sisi kehidupan sosial masyarakat
orang Bangka yang merupakan masyarakat Me-
setempat yang ikut mendukung dan melatar be-
layu yang terkenal dengan sopan santunnya baik
lakangi terbentuknya untaian-untaian kata terse-
dalam bertindak maupun bertutur. Tradisi ini sam-
but.
pai sekarang masih terus dilestarikan oleh mas-
Bertitik tolak dari hal-hal yang dikemu-
yarakat Bangka sebagai simbol kesopanan yang
kakan di atas, dapat disimpulkan bahwa lewat
ada. Dinamika kehidupan sosialnya pun berjalan
pantun sebagai ciri khas orang Melayu, seseo-
dengan serasi tanpa adanya perpecahan antar
rang dapat menyampaikan apa saja seperti isi
kelompok sosial atau antar individu. Masyarakat-
hati, pengalaman, sosial budaya, dll dengan cara
nya dapat hidup berdampingan saling membantu
yang halus dan sopan dalam situasi dan keadaan
satu sama lain terutama antara pribumi (Melayu)
apapun baik itu formal maupun informal walau-
dan Cina. Hubungan kekerabatannya sangat
pun yang ingin disampaikan adalah sebuah protes
dekat sekali sejak zaman penjajahan dulu. Oleh
atau ancaman. Pantun dapat membuat seseorang
karena itu, walaupun Pulau Bangka terdiri dari
berpikir logis namun tetap artistik dengan pemi-
berbagai macam suku dan latar belakang namun
lihan diksi yang tepat dan penuh dengan har-
masyarakatnya senantiasa hidup rukun, tenteram,
monisasi bunyi antar kata-kata tersebut sehingga
dan damai. Mereka masih menganut adat dengan
diharapkan bagi pembaca atau pendengar dapat
nilai dan norma yang mengajarkan untuk selalu
menikmati dan menelaah makna yang terkand-
berbudi luhur. Karakter mereka antara lain pan-
ung sehingga benar-benar dapat tersampaikan.
tang menyerah dan suka bergotong royong dalam
melakukan sesuatu terutama yang berhubungan
dengan kepentingan bersama.
Terdapat satu ungkapan yang sering dika-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 13

DAFTAR PUSTAKA Titscher, Stefan; Mayer, Michael; Wodak, Ruth;


Arif, R.M.; Nursanto, Suwarni; Gaffar, Z.A; Su- dan Vetter, Eva. 2009. Metode Analisis Teks
laiman, Mas’ud; dan Saleh, dan Wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuslizal. 1984. Latar Belakang Sosial Bahasa Pustaka Laman


Melayu Bangka. Jakarta: http://jakafilyamma.blogspot.com/2012/06/nor-
mal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Depdikbud Republik Indonesia.
http://amalina-yuyaa.blogspot.com/2012/06/
Elvian, Akhmad. 2009. Makalah. Peran Organi- definisi-pantun.html
sasi Sosial Suku Bangsa Melayu Bangka se-
bagai Kearifan Lokal dan Kekuatan Sosial
dalam Penataan dan Pembangunan Mas-
yarakat. Unpublished.

Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics:


An Introduction. UK: Blackwell Publishers
Ltd.

Handoko, Yudi. 2012. Lelakaq dalam Budaya


Sasak: Analisis Etnolinguistik.

Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Karim, Zulkarnain. 2004. Pangkalpinang Ber-


pantun. Bangka: Dewan Kesenian Kota
Pangkalpinang dan Yayasan Nusantara.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguis-


tik. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi

Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar: Sastra Indo-


nesia. Jakarta: Laskar Aksara.

Nurhayati. 2011. Penggunaan Bahasa dalam


Pantun Melayu Bangka: Sebuah Kajian
Stilistik. Diakses dari http://nurhayatibizzy.
blogspot.com/2011/12/penggunaan-baha-
sa-dalam-pantun-melayu.html pada tanggal
21 Desember 2012.
14 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 15

MEMAHAMI TEORI KONSTRUKSI SOSIAL PETER L. BERGER


Oleh : Aimie Sulaiman

Abstrak
Usaha Berger untuk mendefinisi ulang hakekat dan peranan sosiologi pengetahuan, pertama, usaha
mendefinisikan pengertian “kenyataan” dan “pengetahuan”. Gejala-gejala sosial itu ditemukan da-
lam pengalaman bermasyarakat yang terus menerus berproses, dihayati dalam kehidupan bermas-
yarakat secara menyeluruh dengan segala aspeknya (kognitif, psikomotoris, emosional dan intuitif).
Dengan kata lain, kenyataan sosial itu tersirat dalam pergaulan sosial, diungkapkan secara sosial
dalam berbagai tindakan sosial seperti berkomunikasi lewat bahasa, bekerjasama lewat bentuk-ben-
tuk organisasi sosial. Kenyataan sosial semacam ini ditemukan dalam pengalaman intersubyektif.
Konsep intersubyektif menunjuk pada dimenasi struktur kesadaran umum ke kesadaran individual
dalam suatu kelompok khusus yang sedang saling berintegrasi dan berinteraksi.
Kedua, bagaimana cara meneliti pengalaman intersubyektf sehingga kita dapat melihat adanya kon-
truksi sosial atas kenyataan ? Dengan kata lain pertanyaan ini juga mempersoalkan bagaimana cara
mempersiapkan penelitian sosiologis sehingga ditemukan esensi masyarakat dalam gejala-gejala
sosial tersebut
Ketiga, pilihan logika manakah yang perlu diterapkan dalam usaha memahami kenyataan sosial
yang memiliki ciri khas seperti bersifat pluralis, dinamis, dalam proses perubahan terus menerus itu
? Logika ilmu-ilmu sosial yang seperti apa yang perlu dikuasai agar interpretasi sosiologis itu rele-
van dengan struktur kesadaran umum maupun struktur kesadaran individual.
Abstract
Peter Berger attempt to redefine the nature and role of the sociology of knowledge, the first attempt to
define the notion of “reality” and “knowledge”. Social phenomena were found in the experience of
community that a continuous process, lived in the society as a whole in all its aspects (cognitive, psy-
chomotor, emotional and intuitive). In other words, the social reality is implied in social interaction,
social expressed in various social actions such as communicating through language, working through
forms of social organization. This kind of social reality found in intersubjective experience. Intersub-
jective concept refers to the structure dimenasi public consciousness to individual consciousness in a
special group who were with each other and interact.
Second, how to examine the experience intersubyektf so we can see their social construction of real-
ity? In other words, this question also questioned how to prepare the sociological research that found
the essence of society in social phenomena.
Third, the choice of logic which one needs to be applied in an effort to understand the social reality
that have characteristics such as pluralist, dynamic, in the process of continuous change that ? The
logic of the social sciences are what need to be controlled so that it is relevant to the interpretation of
the sociological structure of public awareness as well as the structure of the individual consciousness.
16 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Pendahuluan kaitan dengan berbagai perbedaan yang terdapat


Orang awam menghuni suatu dunia yang di antara kedua masyarakat. Di pihak lain, filsuf
baginya adalah “nyata, meskipun dalam ka- diwajibkan oleh profesinya untuk tidak meneri-
dar yang berbeda, dan ia “tahu”, dengan kadar ma apa-apa begitu saja, dan untuk memperoleh
keyakinan yang berbeda-beda, bahwa dunia ini kejelasan yang maksimal mengenai status paling
memiliki karateristik-karateristik yang berbeda dasar dari apa yang oleh orang awam dianggap
pula. Namun berbeda jika seorang filsuf men- sebagai “kenyataan” dan “pengetahuan”.
gajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai status Sebagai contoh, ketika orang awam atau fil-
paling dasar (ultimate status) dari “kenyataan” suf atau sosiolog ditanya tentang konsep “kebe-
dan “pengetahuan. Apa yang nyata itu? Bagaima- basan” dan “tanggung jawab” ? Pasti akan mun-
na kita tahu ? Ini merupakan dua di antara per- cul perbedaan makna berdasarkan interpretasinya
tanyaan-pertanyaan yang paling tua, tidak han- masing-masing. Orang awam mungkin berang-
ya bagi penelitian yang sifatnya filosofis, tetapi gapan bahwa ia memiliki “kehendak bebas” dan
juga dalam pemikiran manusia itu sendiri. Justru oleh karena itu “bertanggungjawab” atas tinda-
karena itulah maka ikut campurnya ahli sosiologi kan-tindakannya. Sementara itu, seorang filsuf
dalam wilayah intelektual yang secara tradision- dengan metode apapun akan menyelidiki status
al dianggap terhormat agaknya akan membuat ontologis dan epistimologis dari konsepsi-kon-
pemahaman awam berubah, dan tidak menutup sepsi tersebut. Seperti: apakah manusia itu be-
kemungkinan akan menimbulkan tentangan dari bas? Apa itu tanggungjawab? dimana batas-batas
sang filsuf. Karena itu penting untuk menjelaskan tanggung jawab? Dan, seterusnya. Berbeda den-
bagaimana istilah-istilah itu digunakan dalam gan sosiolog, mungkin sosiolog akan bertanya :
konteks sosiologi. apa sebabnya paham tentang “kebebasan” diteri-
Pemahaman sosiologis mengenai “kenyata- ma, sebagai sudah sewajarnya dalam masyarakat
an” dan “pengetahuan” kira-kira terletak diten- yang satu dan tidak dalam masyarakat lainnya ;
gah-tengah antara pemahaman orang awam dan bagaimana “kenyataan”-nya dipertahankan da-
pemahaman filsuf. Orang awam biasanya tidak lam masyarakat yang satu dan bagaimana “ken-
berpusing-pusing memikirkan apa yang su- yataan” ini bisa hilang bagi seseorang atau bagi
dah “nyata” baginya dan mengenai apa yang ia kolektivitas secara keseluruhan.
“tahu”, kecuali jika secara tiba-tiba saja ia berh- Dengan demikian, perhatian sosiologi terh-
adapan dengan semacam masalah, ia menerima adap pertanyaan-pertanyaan mengenai “kenyata-
begitu saja (taken for gtanted) “kenyataan” nya an” dan “pengetahuan”, pada mulanya dibenar-
dan “pengetahuan”nya. kan oleh fakta relativitas sosialnya. Apakah yang
Seorang sosiolog mempunyai kesadaran “nyata” bagi seorang ulama mungkin saja tidak
yang sistematis mengenai fakta bahwa orang- “nyata” bagi seorang mahasiswa. “Pengetahuan”
orang awam menerima begitu saja “berbagai seorang penjahat berbeda dengan “pengetahuan”
kenyataan” yang sangat berbeda antara mas- seorang ahli kriminologi. Ini bearti bahwa kum-
yarakat yang satu dengan lainnya. Oleh logika pulan-kumpulan spesifik dari “kenyataan” dan
disiplinnya itu seorang sosiolog dipaksa untuk “pengetahuan” berkaitan dengan konteks-kon-
bertanya, setidaknya, apa perbedaan antara kedua teks sosial yang spesifik, dan bahwa hubun-
“kenyataan” itu mungkin dapat dipahami dalam gan-hubungan itu harus dimasukkan ke dalam
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 17

suatu analisa sosiologis yang memadai mengenai 3. Makna tersebut disempurnakan di saat pros-
konteks-konteks tersebut. es interaksi sosial berlangsung.
Maka dari itu, sosiologi pengetahuan harus Bagi Garfinkel, setiap orang bergulat untuk
menekuni apa saja yang dianggap sebagai “pen- menangkap pengalaman sosial sedemikian rupa
getahuan”, dalam suatu masyarakat, terlepas dari sehingga pengalaman itu “punya arti”. Etnomet-
persoalan kesahihan atau ketidaksahihan yang odologi Garfinkel menyangkut isu realitas com-
paling dasar (menurut kriteria apa pun) dari “pen- mon sense di tingkat individual. Hal itu berbeda
getahuan” itu. Dan, sejauh semua “pengetahuan” dengan Berger, yang menganalisa tingkat kolektif.
manusia itu dikembangkan, dialihkan, dan dipe- Berger banyak “berhutang budi” pada
lihara dalam berbagai situasi sosial, maka sosi- fenomenologi Alfred Schutz –sebagaimana juga
ologi pengetahuan harus memahami bagaimana Garfinkel, terlebih dalam hal “pengetahuan”
proses-proses itu dilakukan sedemikian rupa se- dan makna. Schutz menjelaskan tiga unsur pen-
hingga akhirnya terbentuklah “kenyataan” yang getahuan yang membentuk pengertian manusia
dianggap sudah sewajarnya oleh orang awam. tentang masyarakat, yakni: dunia sehari-hari,
Inilah yang menjadi fokus kajian dalam sosiologi sosialitas, dan makna (Novri Susan, 2003:46).
pengetahuan, bagaimana pembentukan kenyata- Dunia sehari-hari adalah orde tingkat satu dari
an oleh masyarakat (social contruction of reality) kenyataan (the first order of reality). Ia menjadi
itu dijabarkan. dunia yang paling fundamental dan esensial bagi
Pernyataan-pernyataan diatas mengantarkan manusia. Sosialitas berpijak pada teori tindakan
kita pada pemahaman bahwa “kenyataan” dan sosial Max Weber. Social action yang terjadi se-
“pengetahuan” yang lahir dari kontruksi sosial tiap hari selalu memiliki makna-makna. Atau,
atas realitas sehari-hari sangat dipengaruhi oleh berbagai makna senantiasa mengiringi tindakan
individu memahami sesuatu berdasarkan ke- sosial, dibalik tindakan sosial pasti ada berbagai
biasaan (habitus) dan cadangan pengetahuannya makna yang “bersembunyi”/ ”melekat”.
(stock of knowledge). Penafsiran yang muncul Sumbangan Schutz yang utama bagi ga-
sebagai efek relitivitas sosial menjadikan sesuatu gasan fenomenologi, terutama tentang makna
berarti berdasarkan definisi diri atas suatu objek. dan bagaimana makna membentuk struktur so-
Penjelasan selanjutnya akan membantu pemaha- sial, adalah tentang “makna” dan “pembentu-
man bagaimana proses “kenyataan” dan “penge- kan makna”. Orde asasi dari masyarakat adalah
tahuan” itu muncul dan dikontruksi. dunia sehari-hari, sedangkan makna dasar bagi
Selain konsep diri atau self, makna adalah pengertian manusia adalah common sense (dun-
istilah yang sentral dari sosiologi humanis. Pem- ia akal sehat). Dunia akal sehat terbentuk dalam
bahasan mengenai makna sangat nampak dalam percakapan sehari-hari. Common sense merupa-
Interaksionisme Blumer. Teori Blumer bertumpu kan pengetahuan yang ada pada setiap orang
pada tiga premis utama yang melibatkan makna; dewasa yang sadar. Pengetahuan ini didapatkan
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu ber- individu secara sosial melalui sosialisasi–dari
dasarkan makna-makna yang ada pada ses- orang-orang sebelumnya, terlebih dari significant
uatu itu bagi mereka. others. Common sense terbentuk dari tipifikasi
2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi so- yang menyangkut pandangan dan tingkah laku,
sial yang dilakukan dengan orang lain.
18 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

serta pembentukan makna. Hal ini terjadi karena yataan” adalah suatu kualitas yang terdapat dalam
individu-individu yang terlibat dalam komunika- fenomena-fenomena yang memiliki keberadaan
si melalui bahasa dan interaksi sosial kemudian (being) yang tidak tergantung kepada kehendak
membangun semacam sistem relevansi kolektif. individu manusia (yang kita tidak dapat menia-
dakannya dengan angan-angan). “Pengetahuan”
Sosiologi Pengetahuan. adalah kepastian bahwa fenomen-fenomen itu
Walaupun Berger berangkat dari pemikiran nyata (real) dan memiliki karakteristik-karakter-
Schutz, Berger jauh keluar dari fenomenologi istik yang spesifik. Kenyataan sosial adalah hasil
Schutz –yang hanya berkutat pada makna dan (eksternalisasi) dari internalisasi dan obyekti-
sosialitas. Karena itu garapan Berger tak lagi vasi manusia terhadap pengetahuan –dalam ke-
fenomenologi, melainkan sosiologi pengetahuan. hidupan sehari-sehari. Atau, secara sederhana,
Namun demikian, Berger tetap menekuni mak- eksternalisasi dipengaruhi oleh stock of knowl-
na, tapi dalam skala yang lebih luas, dan (sekali edge (cadangan pengetahuan) yang dimilikinya.
lagi) menggunakan studi sosiologi pengetahuan. Cadangan sosial pengetahuan adalah akumula-
Dalam studi ini, Berger juga memperhatikan si dari common sense knowledge (pengetahuan
makna tingkat kedua, yakni legitimasi. Legit- akal-sehat). Common sense adalah pengetahuan
imasi adalah pengetahuan yang diobyektivasi yang dimiliki individu bersama individu-indivi-
secara sosial yang bertindak untuk menjelaskan du lainnya dalam kegiatan rutin yang normal, dan
dan membenarkan tatanan sosial (Berger, 1991: sudah jelas dengan sendirinya, dalam kehidupan
36). Legitimasi merupakan obyektivasi makna sehari-hari (Berger dan Luckmann, 1990: 34).
tingkat kedua, dan merupakan pengetahuan yang Dalam Tafsir Sosial atas Kenyataan: se-
berdimensi kognitif dan normatif karena tidak buah Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan
hanya menyangkut penjelasan tetapi juga nilai- Berger dan Luckmann (1990) merumuskan teori
nilai moral. Legitimasi, dalam pengertian funda- konstruksi sosial atau sosiologi pengetahuan-
mental, memberitakan apa yang seharusnya ada/ nya. Fokus kajian dari tulisan ini terdiri atas ;
terjadi dan mengapa terjadi. Berger mencontoh- dasar-dasar pengetahuan dalam kehidupan se-
kan, tentang moral-moral kekerabatan, “Kamu hari-hari, masyarakat sebagai realitas obyektif,
tidak boleh tidur dengan X”, karena “X adalah dan masyarakat sebagai realitas subyektif.
saudarimu, dan kamu adalah saudari X” (Berg-
er, 1991: 37) Jika dikaitkan dengan norma dalam Dasar-dasar Pengetahuan dalam Kehidupan
Islam, maka legitimasi itu misalnya, “Kamu ti- Sehari-hari
dak boleh ‘berhubungan’ dengan X, karena dia Kehidupan sehari-hari telah menyimpan dan
bukan istrimu, dan jika engkau melakukan itu, menyediakan kenyataan, sekaligus pengetahuan
maka engkau telah berzina, telah melakukan per- yang membimbing perilaku dalam kehidupan
buatan dosa yang besar”. sehari-hari. Kehidupan sehari-hari menampilkan
Penelitian makna melalui sosiologi peng- realitas obyektif yang ditafsirkan oleh individu,
etahuan, mensyaratkan penekunan pada “reali- atau memiliki makna-makna subyektif. Di sisi
tas” dan “pengetahuan”. Dua istilah inilah yang ’lain’, kehidupan sehari-hari merupakan suatu
menjadi istilah kunci teori konstruksi sosial Peter dunia yang berasal dari pikiran-pikiran dan tin-
L. Berger dan Thomas Luckmann (1990). “Ken- dakan-tindakan individu, dan dipelihara sebagai
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 19

’yang nyata’ oleh pikiran dan tindakan itu. Dasar- berlanjut ke masa depan. Bahasa memungkink-
dasar pengetahuan tersebut diperoleh melalui an menghadirkan obyek tersebut ke dalam situasi
obyektivasi dari proses-proses (dan makna-mak- tatap muka.
na) subyektif yang membentuk dunia akal-sehat
intersubyektif (Berger,1990:29). Pengetahuan Masyarakat sebagai Realitas Obyektif dan
akal-sehat adalah pengetahuan yang dimiliki ber- Subyektif.
sama (oleh individu dengan individu-individu Manusia berbeda dengan binatang. Binatang
lainnya) dalam kegiatan rutin yang normal (da- telah dibekali insting oleh Tuhan, sejak dilahirkan
lam kehidupan sehari-hari). hingga melahirkan sampai mati. Manusia secara
Realitas kehidupan sehari-hari merupakan biologis dan sosial terus tumbuh dan berkembang,
taken for granted. Walaupun ia bersifat memak- karenanya ia terus belajar dan berkarya memban-
sa, namun ia hadir dan tidak (jarang) diperma- gun kelangsungannya. Upaya menjaga eksistensi
salahkan oleh individu (Misalnya; civitas kam- itulah yang kemudian menuntut manusia men-
pus FISIP UBB jarang, bahkan belum pernah, ciptakan tatanan sosial. Jadi, tatanan sosial mer-
menanyakan; mengapa gedung FISIP di Gedung upakan produk manusia yang berlangsung terus
Timah I, mengapa kantor dekan di lantai satu, menerus sebagai keharusan antropologis yang
mengapa kantinnya di sebelah timur. Hal itu berasal dari biologis manusia. Tatanan sosial itu
sudah dianggap alamiah, sehingga tak perlu di- bermula dari eksternalisasi, yakni; pencurahan
buktikan kebenarannya). Selain itu, realitas ke- kedirian manusia secara terus menerus ke dalam
hidupan sehari-hari pada pokoknya merupakan; dunia, baik dalam aktivitas fisis maupun mental-
realitas sosial yang bersifat khas (dan individu nya (Berger, 1991: 4-5).
tak mungkin untuk mengabaikannya), dan totali- Masyarakat sebagai realitas obyektif meny-
tas yang teratur, terikat struktur ruang dan waktu, iratkan pelembagaan di dalamnya. Proses pelem-
dan obyek-obyek yang menyertainya (Samuel, bagaan (institusionalisasi) diawali oleh ekster-
1993: 9). nalisasi yang dilakukan berulang-ulang sehingga
Realitas kehidupan sehari-hari selain terisi terlihat polanya dan dipahami bersama- yang
oleh obyektivasi, juga memuat signifikasi. Sig- kemudian menghasilkan pembiasaan (habitu-
infikasi atau pembuatan tanda-tanda oleh ma- alisasi). Habitualisasi yang telah berlangsung
nusia, merupakan obyektivasi yang khas, yang memunculkan pengendapan dan tradisi. Pen-
telah memiliki makna intersubyektif walaupun gendapan dan tradisi ini kemudian diwariskan
terkadang tidak ada batas yang jelas antara sig- ke generasi sesudahnya melalui bahasa. Disinilah
nifikasi dan obyektivasi. Sistem tanda meliputi terdapat peranan di dalam tatanan kelembagaan,
sistem tanda tangan, sistem gerak-gerik badan termasuk dalam kaitannya dengan pentradisian
yang berpola, sistem berbagai perangkat arte- pengalaman dan pewarisan pengalaman tersebut.
fak material, dan sebagainya. Bahasa, sebagai Jadi, peranan mempresentasikan tatanan kelem-
sistem tanda-tanda suara, merupakan sistem tan- bagaan atau lebih jelasnya; pelaksanaan peranan
da yang paling penting. Signifikasi tingkat kedua adalah representasi diri sendiri. Peranan mem-
ini merupakan sarana untuk memelihara realitas presentasikan suatu keseluruhan rangkaian per-
obyektif. Dengan bahasa realitas obyektif masa ilaku yeng melembaga, misalnya peranan hakim
lalu dapat diwariskan ke generasi sekarang, dan dengan peran-peran lainnya di sektor hukum.
20 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Masyarakat sebagai realitas obyektif juga lah proses penerimaan definisi situasi yang dis-
menyiratkan keterlibatan legitimasi. Legitimasi ampaikan orang lain tentang dunia institusional.
merupakan obyektivasi makna tingkat kedua, dan Dengan diterimanya definisi-definisi tersebut,
merupakan pengetahuan yang berdimensi kogni- individu pun bahkan hanya mampu mamaha-
tif dan normatif karena tidak hanya menyangkut mi definisi orang lain, tetapi lebih dari itu, turut
penjelasan tetapi juga nilai-nilai. Legitimasi ber- mengkonstruksi definisi bersama. Dalam proses
fungsi untuk membuat obyektivasi yang sudah mengkonstruksi inilah, individu berperan aktif
melembaga menjadi masuk akal secara subyektif. sebagai pembentuk, pemelihara, sekaligus peru-
Perlu sebuah universum simbolik yang bah masyarakat.
menyediakan legitimasi utama keteraturan
pelembagaan. Universum simbolik menduduki Metodologi.
hirarki yang tinggi, mentasbihkkan bahwa semua Menurut Hanneman Samuel, metodologi
realitas adalah bermakna bagi individu, dan in- Sosiologis Berger mengacu pada tiga poin pent-
dividu harus melakukan sesuai makna itu. Agar ing dalam kerangka teori Berger yang berkaitan
individu mematuhi makna itu, maka organisasi dengan arti penting makna yang dimiliki aktor
sosial diperlukan, sebagai pemelihara univer- sosial, yakni: “semua manusia memiliki mak-
sum simbolik. Maka, dalam kejadian ini, organ- na dan berusaha untuk hidup dalam suatu dunia
isasi sosial dibuat agar sesuai dengan universum yang bermakna”. Makna manusia pada dasarnya
simbolik (teori/legitimasi). Di sisi lain, manusia bukan hanya dapat dipahami oleh dirinya sendiri,
tidak menerima begitu saja legitimasi. Bahkan, tetapi juga dapat dipahami oleh orang lain.
pada situasi tertentu universum simbolik yang Terhadap makna, beberapa kategorisasi
lama tak lagi dipercaya dan kemudian ditinggal- dapat dilakukan, pertama, makna dapat digolong-
kan. Kemudian manusia melalui organisasi so- kan menjadi makna yang secara langsung dapat
sial membangun universum simbolik yang baru. digunakan dalam kehidupan sehari-hari pemi-
Dan dalam hal ini, legitimasi/teori dibuat untuk liknya; dan makna yang tidak segera tersedia
melegitimasi organisasi sosial. Proses ”legiti- secara ’at-hand’ bagi individu untuk keperluan
masi sebagai legitimasi lembaga sosial” menuju praktis membimbing tindakan dalam kehidupan
”lembaga sosial sebagai penjaga legitimasi” terus sehari-hari. Kedua, makna dapat dibedakan men-
berlangsung, dan dialektik. Dialektika ini terus jadi makna hasil tafsiran orang awam, dan mak-
terjadi, dan dialektika ini yang berdampak pada na hasil tafsiran ilmuwan sosial. Ketiga, makna
perubahan sosial. dapat dibedakan menjadi makna yang diperoleh
Masyarakat sebagai kenyataan subyektif melalui interaksi tatap muka, dan makna yang di-
menyiratkan bahwa realitas obyektif ditafsi- peroleh tidak dalam interaksi (misalnya melalui
ri secara subyektif oleh individu. Dalam proses media massa).
menafsiri itulah berlangsung internalisasi. Inter- Sosiolog menekuni dan memahami makna
nalisasi adalah proses yang dialami manusia un- pada level interaksi sosial. Karena itu, Berger
tuk ’mengambil alih’ dunia yang sedang dihuni menjadikan interaksi sosial sebagai subject mat-
sesamanya (Samuel,1993:16). Internalisasi ber- ter sosiologi. Interaksi ini melibatkan hubungan
langsung seumur hidup melibatkan sosialisasi, individu dengan masyarakat. Individu adalah
baik primer maupun sekunder. Internalisasi ada- acting subject, makhluk hidup yang senantiasa
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 21

bertindak dalam kehidupan sehari-harinya. Tin- menyimpan pengalaman tentang jihad sebagai
dakan individu dilandaskan pada makna-mak- pengetahuan dan realitas sosial mereka.
na subyektif yang dimiliki aktor tentang tujuan Mengikuti konstruksi sosial Berger, realitas
yang hendak dicapainya, cara atau sarana untuk sosial jihad menjadi teperlihara dengan ter’ba-
mencapai tujuan, dan situasi serta kondisi yang hasa’kannya dalam Alquran, hadits, buku-buku/
melingkupi pada sebelum dan/atau saat tindakan manuskrip ulama yang terpelihara hingga kini.
itu dilaksanakan. Masyarakat merupakan suatu Agama (Islam) berhasil melegitimasikan jihad,
satuan yang bersifat kompleks, yang terdiri dari terlebih dengan menjadikan agama sebagai ide-
relasi-relasi antar manusia yang (relatif) besar ologi negara. Alhasil, bersatunya dua kekuatan
dan berpola (Samuel, 1993: 3). besar (agama dan negara) selama berabad-abad
Interaksi sosial sebagai subject matter ada- (selama imperium Islam) menjadikan jihad se-
lah interaksi sosial dengan dimensi horisontal dan bagai realitas social yang tak terbantahkan, bah-
vertikal. Horisontal tak hanya bermakna interak- kan mustahil untuk dihilangkan.
si antar individu dengan individu lainnya, tetapi Sosialisasi jihad terus berlangsung seiring
meliputi kelompok dan struktur sosial. Karena itu sosialisasi Islam. Jihad terus diinternalisasi oleh
faktor kultural, ekonomi, dan politik tak dapat di- individu muslim, sehingga menjadi realitas su-
abaikan. Perjalanan sosial manusia tak lepas dari byektif. Realitas subyektif itu terus dieksternal-
masa lalu dan masa mendatang, sehingga aspek isasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
vertikal (sejarah) menjadi penting. Hal ini tidak jihad memiliki makna yang luas, sehingga dapat
berarti menghilangkan sosiologi sebagai disiplin dieksternalisasikan dalam setiap detik dan ruang
ilmiah dan menyatu dengan ilmu sejarah, tapi so- kehidupan kaum muslim. Jihad mengisi keseh-
siologi meminjam data sejarah untuk meningkat- arian rakyat Palestina yang mengangkat senjata
kan pemahamannya tentang realitas masa kini. melawan Israel, menjadi titik tolak muslimin Irak
mengusir Amerika dan sekutunya, menjadi jalan
Jihad sebagai Konstruksi Sosial. (Sebuah Con- muslimin Amerika menyebarkan Islam rahmatan
toh analisa sederhana dengan Sosiologi Pengeta- lil-’alamiin. Jihad juga menjadi ruh dakwah
huan). mubaligh-mubaligh Muhammadiyah dan kyai-
Sejak jihad dieksternalisasikan Nabi Mu- kyai NU, perjuangan kader-kader partai politik
hammad dan kaumnya empat belas abad silam, Islam, dan perjuangan menegakkan syariat Islam
sejak itu jihad menjadi isu dan amalan penting bagi para mujahid-mujahid organisasi pemuda
yang bertahan hingga kini. Sejak itu pula jihad . Jihad adalah sahabat umat Islam saat menun-
menjadi fenomena sosial yang menyejarah seka- aikan sholat, puasa, dan haji, saat bekerja meng-
ligus fenomenal. Jihad tak hanya menjadi realitas hidupi keluarga, saat membantu mengentaskan
bagi kaum muslimin, tetapi juga umat yang lain. rakyat miskin, dan saat mengkhidmatkan dirinya
Jihad telah menjadi makanan sehari-hari umat Is- dalam ibadah, dimana pun dan kapan pun. Tak
lam. Sehingga umat Islam di luar Arab tak perlu pelak, jihad memiliki kenyataan obyektif yang
lagi menerjemahkan jihad dalam bahasa ibunya. tak bisa dinihilkan. Namun di sisi lain, jihad ada-
Kata jihad sudah mendarah daging sebagaimana lah kenyataan subyektif yang relatif, plural, dan
kata Islam itu sendiri. Karena itu fenomena ji- dinamis. Jihad qital bisa menjadi nyata bagi se-
had selalu tergambar nyata. Bahkan umat Islam bagian orang, tapi bisa tidak menjadi ’nyata’ bagi
22 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

sebagian yang lain. Jihad memiliki keragaman gi, Kritik Terhadap Sosiologi Kontemporer,
makna (subyektif), tiap individu memiliki penaf- Yogyakarta: Gadjah Mada University press,
siran sendiri-sendiri, dan penafsiran (makna su- 1995
byektif) itu terus berproses dan memungkinkan
untuk berubah.

Daftar Pustaka
Agger, Ben, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penera-
pan, dan Implikasinya, Yogyakarta: Kreasi
Wacana, 2003.
Basrowi dan Sukidin, Metode Penelitian Perspek-
tif Mikro: Grounded theory, Fenomenologi,
Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, In-
teraksi Simbolik, Hermeneutik, Konstruksi
Sosial, Analisis Wacana, dan Metodologi
Refleksi, Surabaya: Insan Cendekia, 2002.
Ba-Yunus, Ilyas dan Farid Ahmad, Sosiologi Is-
lam dan Masyarakat Kontemporer, Jakarta:
Mizan, 1988.
Berger, Peter L, Langit Suci; Agama sebagai Re-
alitas Sosial, Jakarta: LP3ES, 1991.
____________, dan Thomas Luckmann,
Tafsir Sosial atas Kenyataan; Risalah
tentang Sosiologi Pengetahuan, Jakarta:
LP3ES, 1990.
Goodman, Douglas J. dan George Ritzer, Teori
Sosiologi Modern , Edisi ke-6, Jakarta: Ken-
cana, 2004
Hardiman, Fransisco Budi, Kritik Ideologi:
menyingkap kepentingan Pengetahuan ber-
sama Jurgen Habermas, Yogyakarta: Pener-
bit Buku Baik, 2004.
Poloma. Margaret M, Sosiologi Kontemporer, Ja-
karta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Ritzer, George, Sosiologi; Ilmu Pengetahuan
Berparadigma Ganda, Jakarta, 1985
Soeprapto, H.R. Riyadi, Interaksionisme Simbo-
lik: Perspektif Sosiologi Modern, Yogyakar-
ta: Averroes Press dan Pustaka Pelajar, 2002
Zeitlin, Irving M, Memahami Kembali Sosiolo-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 23

RUANG PUBLIK DAN EKSPRESI POLITIK IDENTITAS;


(Studi Tentang Pergulatan Identitas Ke-Papua-an di Yogyakarta)1
Oleh : Moh. Rafli Abbas,. S.IP,. M.A2

Abstract

Study on the dynamics of communities of Papua and its identity. Giddens statement of that identity is
a social construction that can be formed in space and time. For the author of the Papua community is
a unique community, not only the striking racial differences but they are very ideologically in fighting
for his rights in Yogyakarta. This paper tries to answer the question of how the condition of identity of
which belonged to someone after constructed? What is done with the collective identity after formed?.
This research is the study of the field with a qualitative approach.
Key words: Ethnicity, identity, public space, Ke-Papua-an

1 Tulisan ini sebagian di ambil dari pengembangan pembahasan Thesis Penulis Yang dipresentasikan pada Tangal 9 Januari
2014 pada Program S2 JPP UGM.
2 Staf Pengajar Program Studi Ilmu Politik FISIP UBB 2016

A. PENGANTAR terjadi pada penandanya. Konstruksi identi-


We know of no people without names, no tas tentunya terjadi pada berbagai etnis dan
languages or cultures in which some manner komunitas. Salah satunya adalah komunitas
of distinctions between self and other, we and Papua. Penanda komunitasPapuadapat dilihat
they.1Kutipan ini mempertegas bahwa tidak dari perbedaan jenis rambut, warna kulit, dia-
ada satu orangpun tanpa identitas yang digu- leg, dan kebiasaan yang dilakukan.
nakan sebagai pembeda dengan orang lain. Tulisan ini sebenarnya bertujuan Untuk
Yogyakarta dengan predikat kota pelajar dan mengetahui cara komunitas Papua mengek-
budaya menjadi daya pikat tersendiri berbagai spresikan identitas Ke-Papua-an di ruang
etnis seantero negeri untuk menjadikan kota publik beserta berbagai implikasi yang ditim-
ini sebagai destinasi utama wisata pendidikan. bulkan?. Pernyataan ini sekaligus upaya mel-
Masing-masing etnis membawa budayanya acak dan manjawab rasa penasaran penulis
tanpa harus merasa terintimidasi menjadi terhadap pertanyaan bagaimana dinamika se-
“Wong Jowo”. Perasaan inilah yang dirasakan buah identitas di level individu ketika berhasil
orang Papua ketika pertama menginjakan kaki di konstruksikan pada level komunitas?, bu-
di bumi Mataram. kankah sebuah identitas adalah sesuatu yang
Mereka tetap menjadi “Pace/Mace Papua” tidak statis melainkan dinamis?.
yang harus bangga dengan identitasnya. Pada Deskripsi singkat Alfred Russel Walace
dasarnya, identitas dapat berubah karena tentang penduduk asli Papua dalam bukunya
merupakan konstruksi sosial. Perubahan juga yang berjudul The Malay Archipelago, the #
of the Orang-Utan and the Bird Paradise” ta-
1 Manuel Castells, The Power of Identity (Malden, MA: Wi-
ley-Blackwell, 1997), 1.
hun 1890 menyebutkan bahwa etnis Papua
24 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

memiliki penanda warna kulit sangat gelap, kat menengah, S1, S2, dan bahkan pada level
kecoklatan atau hitam, kadang-kadang ham- S3 (doktoral). Kabarnya jumlah mereka pun
pir mendekati, tetapi tidak pernah sama den- sangat fantastis, namun upaya penulis mel-
gan pekatnya warna kulit ras Negroid. Etnis acak sejumlah data-data tentang komunitas
Papua sangat berbeda dalam warna kulit yang Papua di DIY tidak membuahkan hasil. Be-
melebihi Melayu, kadang-kadang agak hitam berapa instansi Pemerintah Daerah tepatnya
atau kecoklatan dengan rambut sangat kasar Instansi Kesbangpol Kota maupun Propinsi ti-
dan kering. dak memiliki data yang pasti mengenai jumlah
Secara geografis, Papua terletak kurang komunitas Papua di Yogyakarta. Penyebabnya
lebih 1o dari Selatan katulistiwa, antara 130o diduga belum adanya sensus tentang jumlah
Bujur Barat dan 141o Bujur Timur. Secara komunitas masyarakat Papua yang berada di
topografis, Papua terbagi dalam tiga wilayah. Yogyakarta.
Pertama, wilayah “kepala burung”, yang men- Jika merujuk beberapa artikel online dapat
cakup Manokwari, Fak-fak, Sorong, Kaimana, diketahui bahwa perkiraan jumlah mahasiswa
Teminabuan, Bintuni, Ransiki, Ayamaru, dan Papua di Yogyakarta mencapai lebih dari 7.300
Windesi. Kedua, wilayah pegunungan tengah orang. Berdasarkan hasil wawancara yang
sampai utara, yakni Jayawijaya, Nabire, Kepu- dilakukan dengan beberapa sesepuh komuni-
lauan Yapen, Biak, Numfor, Supiori, Sarmi, dan tasPapua diketahui bahwa di Yogyakarta ter-
Jayapura. Ketiga, wilayah selatan pegunungan dapat sekitar 19 Asrama Dan 16 paguyuban,
tengah, yakni Mimika, Asmat, dan Merauke.2 dan terdapat 1 organisasi induk, yaitu IPMA-
Pada mulanya kedatangan komunitas PA. Namun demikian, lagi-lagi hambatan yang
Papua di Yogyakarta diawali peristiwa Triko- ditemui penulis ketika menanyakan tentang
ra pada tahun 1961. Trikora merupakan suatu data-data tersebut lagi-lagi mereka pun tidak
operasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah memilikinya. Hal ini di sebabkan organisasi IP-
Republik Indonesia yang sebagai suatu oper- MAPA sebagai organisasi induk yang mampu
asi pembebasan Irian Barat. Bagi masyarakat menginfentarisir seluruh data-data tersebut
Papua peristiwa ini menorekan luka men- dua tahun terakhir ini masih vakum, sehingga
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. seluruh data-data berbagai kegiatan komuni-
Hingga saat ini, masih banyak masyarakat tas Papua di Yogyakarta menjadi terbengkalai.
Papua yang merasaTrikora merupakan tinda- Mayoritas komunitas Papua di Yogyakar-
kan pemaksaan yang dilakukan oleh Pemerin- ta tinggal di asrama. Sangat jarang ditemukan
tah republik Indonesia terhadap Papua untuk mahasiswa Papua yang tingkal di tempat-tempat
berintegrasi dengan Indonesia. Padahal pada kos. Berdasarkan hasil penelusuran, dapat diketa-
waktu itu masyarakat Papua sedang berjuang hui bahwa masyarakat Papua masih menghadapi
untuk memperoleh kemerdekaannya sendiri. diskriminasi terkait tempat tinggal. Banyak loka-
Keberadaan komunitas Papua di Yogya- si kos yang tidak bersedia menerima mahasiswa
karta mayoritas adalah pelajar dan maha- asal Papua. Perlakuan diskriminatif yang diterima
siswa yang sedang menuntut ilmu mulai ting- inilah yang kemudian membuat mahasiswa Pap-
ua lebih banyak bergaul dan bersosialisasi den-
2 Bernarda Meteray, 2012, Nasionalisme Ganda Orang
Papua, Jakarta: Kompas, hal. 1. gan sesama komunitas Papua saja. Masyarakat
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 25

Papua di Yogyakarta lebih memilih untuk tinggal tion).6 Lebih lanjut Barker menjelaskan bahwa
di asrama daripada harus menghadapi perilaku apabila syarat ini terpenuhi maka tidak ada
diskriminatif yang menyakitkan dari masyarakat yang namanya etnisitas, karena etnisitas pada
setempat. hakikatnya adalah sebuah aspek pola hubun-
gan, bukan milik suatu kelompok. Hubungan
B. Tinjauan Teoritis relasi tersebut tidak selamanya merupakan
1. Etnisitas, dan Identitas hubungan yang harmonis.
Sebenarnya makna etnis adalah sebuah pola Identitas dapat dipahami sebagai se-
relasi antar manusia. Dalam hal ini adalah pola buah konstruksi sosial. Etnisitas merupakan
yang diwarnai adanya pembatasan atas dasar ci- ekspresi dari produk masa lalu, kebangkitan
ri-ciri dan penampilan fisik seperti warna kulit, asal-usul yang sama, hubungan sosial, dan ke-
warna rambut, agama, bahasa, dan adat istiadat.3 samaan dalam nilai-nilai budaya dan ciri-ciri
Ada yang menarik dari pendapat yang dikemuka- seperti bahasa dan agama.7 Lebih lanjut di-
kan oleh Federik Barth yang memandang iden- jelaskan bahwa dimensi sejarah tentang iden-
titas etnis sebagai hasil dari proses sosial yang titas menunjukkan identitas itu tidak pasti,
kompleks, manakala batasan-batasan simbolik tidak konstan, dan tidak kekal, tetapi kadang
terus-menerus di bangun dari faktor hitungan berubah dan dapat dibentuk atau dikonstruk-
sejarah, bahasa, dan pengalaman masa lampau.4 si. Banyak faktor yang dapat berpengaruh
Dari sisi yang berbeda Erikson menegaskan bah- dalam konstruksi identitas, seperti halnya ag-
wa kemunculan kelompok etnis tersebut paling ama, kekuasaan, politik, dan lain sebagainya.
sedikit telah menjalin hubungan atau kontak den- Chris Barker, misalnya mendefinisikan
gan etnis yang lain, dan masing-masing meneri- identitas sebagai sesuatu yang bersifat sosial
ma gagasan dan ide-ide perbedaan diantara mer- dan kultural. Pendefinisian tersebut didasar-
eka seperti secara kultural.5 kan dengan dua alasan. Pertama, gagasan
Pemaparan konsep tentang etnis tersebut mengenai apa dan siapakah seseorang pada
di atas menimbulkan pertanyaan besar men- dasarnya merupakan persoalan kultural. Ses-
genai apa bedanya kata “etnis” dan “etnisitas” eorang adalah produk budayanya. Kedua,
itu sendiri. Untuk jawabannya, dapat dijelas- bahasa dan praktek sosial menjadi sumber
kan bahwa kata etnisitas itu sendiri seperti proyek identitas, pada dasarnya bersifat sosial.
yang dijelaskan oleh Barker, merupakan ses- Bahasa tidak dapat berkerja tanpa ada komu-
uatu yang tidak dapat dipandang sebagai ses- nitas tertentu yang menerima, mempraktek-
uatu yang berdiri sendiri. Etnisitas merupakan kan, dan mendukungnya.8 Penjabaran identi-
konsep relasional yang mendasarkan pada tas dalam masyarakat terkadang lebih bersifat
kategorisasi identifikasi diri (Self identifica-
6 Barker Chris, 2004, Culture Studies: Teori dan Praktik,
3 Ubed Abdillah, 2002, Politik Identitas Etnis: Pergulatan
Yogyakarta, Kreasi Wacana, hlm. 193
Tanda Tanpa Identitas, Magelang,Yayasan Indonesia
7 Victor King and William D. Wilder, The Modern An-
Tera, hlm. 79.
4 Barth, Frederik (ed). 1988. Kelompok etnis dan thropology of South-East Asia: an Introduction by
Batasannya. Terjemahan Nining L. Susilo. Jakarta : UI Victor King (2003-03-02) (publication place: Rout-
Press. ledge (2003-03-02), 1656), 1.
5 Erikson, Erik H. 1989. Identitas dan siklus Hidup Manu- 8 Chris Barker, Cultural Studies: Theory and Practice (Lon-
sia. Terjemahan Agus Cremes. Jakarta: Gramedia. don: SAGE Publications Ltd, 2000), 1.
26 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

membicarakan kategorisasian etnis dalam pi suatu ruang tempat warganegara terlibat dalam
suatu komunitas. Padahal komunitas bisa jadi deleberasi dialogal mengenai isu publik, juga bu-
memiliki sistem klasifikasi yang berbeda, khu- kan institusi pengambilan keputusan, bukan pula
susnya ketika kita mendefinisikan diri mereka suatu pertemuan publik dengan agenda tertentu.
sendiri (merujuk suatu komunitas),. Tetapi ruang publik dapat diartikan sebagai suatu
Castells misalnya di tahun-1997, menulis arena dan tempat dilakukan pembicaraan yang
dalam buku “The Power of Identity” menjelas- “tak terikat secara institusional”. Melalui dialog
kan konstruksi identitas terbentuk dari nilai ruang publik kita mengaitkan “apa yang ada da-
dan pengetahuan. Proses konstruksi tersebut lam diri kita, “dengan apa yang ada dalam kelom-
didasari oleh atribut kultural yaitu menguta- pok komunitas, “pengalaman personal”, ataupun
makan atas sumber makna lain. Karena identi- dengan makna dunia politik”.9
tas merupakan sumber nilai, pengalaman dan Habermas misalnya merumuskan apa itu
pengetahuan dan atribut kultural yang men- “ruang publik” beserta unsur-unsur yang terkait
jadi nilai bagi Individu atau aktor kolektif. Na- di dalamnya dengan mengatakan ruang publik
mun ini memungkinkan terjadinya pluralitas pertama-tama dimaksudkan suatu wilayah ke-
identitas yang didasari oleh sumber tekanan hidupan sosial yang kita maknai opini publik.
dan kontradiksi antara representasi diri (self Dimana akses ruang publik terbuka bagi semua
representatif) dan aksi sosial (social action). warganegara. Sebagian dari ruang pubilk ter-
bentuk dalam setiap pembicaraan dimana prib-
2. RUANG PUBLIK adi-pribadi berkumpul untuk membentuk suatu
Banyak cara sebuah komunitas mengek- ‘publik’. Bila publik menjadi besar, komunikasi
spresikan identitas mereka di ranah publik mu- ini menuntut suatu sarana untuk diseminasi dan
lai dari cara berpenampilan, berbicara, dan bah- pengaruh; zaman sekarang surat kabar dan ma-
kan sampai dalam berperilaku. Kesemuanya itu jalah, radio dan televisi menjadi media ruang
menurut peneliti adalah strategi perjuangan un- publik.10
tuk mendapatkan pengakuan dikalangan kelom- Habermas sangat tegas menjelaskan ruang
pok-kelompok tertentu. Modal simbol identitas publik memberikan peran penting dalam pros-
yang dimiliki kelompok Papua, untuk mewu- es demokrasi. Ruang publik merupakan ruang
judkan sasaran perjuangan tersebut dibutuhkan demokratis atau wahana diskursus masyarakat,
waktu yang cukup lama. Apalagi bila diperjuang- yang mana warga negara dapat menyatakan opi-
kan untuk mendapatkan pengakuan identitasnya ni-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutu-
di tingkat Nasional. Perjuangan tersebut sebagai han-kebutuhan mereka secara diskursif. Ruang
suatu kondisi, di mana subyek (komunitas Papua) publik harus bersifat otonom, tanpa intervensi
dapat melestarikan keunikan dan karakter-karak- dari pemerintah. Ruang publik merupakan sarana
ter spesifiknya dengan dukungan dari komunitas warga berkomunikasi, berdiskusi, berargumen,
tempat ia tinggal. 9 Kim, Joohan & Eun Joo Kim, (2008), ‘Theorizing dia-
Ruang publik tidak merupakan suatu ruang logic deliberation: everyday political talk as commu-
fisik, tetapi suatu ruang sosial yang diproduksi nicative action and dialogue’, Communication Theo-
ry, 18; pp.51-70.
oleh tindakan komunikatif. Ruang publik juga
10 Craig Calhoun, ed., Habermas and the Public Sphere (Cam-
bukan suatu institusi atau organisasi politik, teta- bridge, MA: The MIT Press, 1992), 1.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 27

dan menyatakan sikap terhadap problematika dengan yang lain (the other), dimana setiap
politik. Ruang publik tidak hanya sebagai insti- individu akan selalu melakukan pengidenti-
tusi atau organisasi yang legal, melainkan adalah fikasian diri dan orang lain. Masing-masing
komunikasi antar warga itu sendiri. pertautan tersebut, sarat dengan kepentin-
gan memperkuat identitas. Upaya penguatan
C. Metode Penelitian keakuan diri secara langsung membentuk
Apabila ditinjau dari pendekatan yang di- konsep self and the other. Dimana semua yang
gunakan, maka metode penelitian ini merupa- tidak memiliki karakter seperti dirinya atau
kan studi lapangan dengan pendekatan kualitatif. dalam komunitasnya akan dianggap the oth-
Metode penelitian kualitatif adalah metode pene- er. Dengan demikian penjabaran konsep self-
litian yang digunakan untuk meneliti pada kondi- ness and the other, sangat dipengaruhi oleh
si obyek yang alamiah di mana peneliti berperan cara pandang seseorang tentang dirinya dan
sebagai instrumen kunci, dengan teknik pengum- lingkungannya baik secara internal (in group)
pulan data yang dilakukan secara gabungan dan maupun secara eksternal (out group).
analisis data bersifat induktif guna memperoleh Sikap stereotip menjadi persoalan men-
hasil penelitian yang lebih menekankan mak- dasar pengklasifikasian orang Papua dan
na daripada generalisasi.11 Pendekatan kualitatif non-Papua. Pengelompokan diri sebagai orang
pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara Papua justru lebih menarik ketika dilihat dari
dan observasi langsung ke lokasi yang menjadi berbagai kasus yang terjadi justru di repro-
obyek utama penelitian, yaitu komunitas maha- duksi oleh orang Papua itu sendiri. Secara
siswa Papua yang tersebar di Daerah Istimewa sadar melalui pergaulan sehari-hari mereka
Yogyakarta. mencoba menyimpulkan tanggapan orang-
Apabila ditinjau dari model analisisnya, orang di sekelillingnya, terkait bagaimana
maka penelitian ini digolongkan dalam jenis pe- cara pandang orang non-Papua kepada orang
nelitian deskriptif analitik. Penelitian deskriptif Papua dalam kesehariannya. Penyimpulan
analitik merupakan penelitian yang dilakukan jawaban penilaian atas mereka mempertegas
melalui upaya untuk menjelaskan data dan fakta konsep “self and the other”.
di lapangan dengan kata-kata tertulis, kemudian Tidak bisa dipungkiri masih banyak
menganalisisnya secara mendalam. Tujuan anal- orang yang beranggapan ketika ada orang
isis penelitian ini adalah mengkaji secara men- Papua yang tinggal bertetangga dengan mer-
dalam tentang komunitas-komunitas mahasiswa eka, perasaan terancam dan ketidaknyamanan
Papua yang tersebar di berbagai asrama, dari menyeruak muncul. Secara sederhana ketika
berbagai daerah asalnya dalam mengekspresikan ada Orang Papua di lingkungannya, mereka
identitas yang dimiliki. langsung menyimpulkan bahwa setiap orang
Papua mewarisi watak keras kepala dan tem-
D. Pergulatan Identitas Ke-Papua-an peramental yang identik dengan kekacauan.
Konsep identitas akan selalu melihat kon- Disisi lain banyak orang Papua berusaha
struksi tentang sebuah keakuan diri (selfness) untuk menjadi orang yang lebih berprilaku
sopan santun seperti orang Jawa pada um-
11 Sugiyono, 2010, Metode Penelitian: Pendekatan Kuantita-
tif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, hal. 8. umnya. Untuk itulah mereka selalu beren-
28 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

cana menjadikan Yogyakarta sebagai rumah interaksi sosial yang dinamis, dan interaksi
keduanya. Banyak dari mereka enggan pulang tersebut tergambar melalui budaya, dan cara
kedaerahnya dan ingin menjadi bagian dari hidup anggotanya. Anggota kelompok tersebut
masyarakat Jawa, yang notabene memili- juga memiliki persamaan khusus yang bisa di-
ki nilai-nilai kebudayaan sopan santun yang jadikan penanda perbedaan dengan etnis lain.
tinggi. Di Jawa mereka merasa lebih kalem Dalam konteks komunitas Papua di Yogyakar-
dari pada ketika masih berada di tanah Papua. ta meskipun memiliki kesamaan dalam ben-
Yogyakarta sebagai tujuan utama bagi tuk fisik, tetapi sesungguhnya identitas Papua
mereka untuk ingin memiliki prestasi yang se- tidaklah tunggal melainkan multi-identitas.
tara dengan kebanyakan mahasiswa-mahasi- Walaupun demikian diantara mereka sesama
sawa dari etnis yang lain. Curhatan itulah yang orang Papua yang ada di Yogyakarta berusaha
selama ini kebanyakan kita dengar tentang untuk tetap menujukan kepemilikan kolektif-
persepsi masyarakat umum kepada orang itas identitas Ke-Papua-an di Yogyakarta yang
Papua. Sehingga terkadang diri kita dipo- notabene adalah milik bersama.
sisikan sebagai “self” yang cenderung menarik Dengan identitas tersebut, diharapkan ada
jarak kepada teman-teman Papua yang terlan- loyalitas dan solidaritas guna mempertahankan
jur dilabeli sebagai “the other”. dan mengeksistensikan identitas yang dimiliki di
Identitas yang melekat pada masing-mas- ruang publik. Identitas kolektif tersebut terbentuk
ing individu dalam sebuah komunitas, ber- karena ada proses dialogis dan konfliktual, pola
fungsi sebagai penanda dalam interaksi sosial. relasi antar sesama komunitas Papua di Yogya-
Identitas pula diartikan sebagai karakteristik karta yang memungkinkan terjadinya penginte-
yang dimiliki oleh seseorang atau komunitas grasian beberapa identitas setiap individu dalam
sebagai penanda dan perbedaan antara satu sebuah komunitas.
komunitas dengan komunitas lainnya. Iden- Sejak lama orang Papua mengidentifikasi
titas mampu memberikan kejelasan posisi identitas diri mereka menjadi orang Papua gunung
individu dan kelompoknya dalam kehidupan dan orang Papua pantai. Orang Papua pantai
sosialnya. lebih mengklaim dirinya memiliki identitas diri
Posisi ini akan memberi ketenangan, dan yang modern dan terbuka bagi pihak luar dalam
pengakuan masyarakat terhadap eksisten- hal pergaulan ketimbang orang Papua yang ber-
si sebuah identitas. Upaya peletakan konsep asal dari pegunungan. Mereka yang merasa orang
identitas dalam tatanan konstruksi keakuan pantai umumnya sudah banyak yang mengeyam
(selfness) akan membedakan seseorang den- pendidikan tinggi dan menduduki jabatan-jabatan
gan orang lain. Pengakuan eksistensi di level strategis di daerahnya.
individu di awali dengan kepemilikan identi- Berbeda dengan orang Papua pantai yang
tasnya. Dan keberagaman identitas di level ko- lebih terbuka dengan pihak luar, orang Papua
munitas memunculkan identitas yang diakui gunung sendiri masih memertahankan cara-cara
secara internal ataupun eksternal dengan et- hidup tradisional, jauh dari pusat keramaian dan
nis lain. menganggap dirinya memiliki peradaban yang
Secara sederhana sebuah komunitas rendah. Ciri khas orang gunung umumnya, ma-
dapat dipahami sebagai kelompok dengan sih banyak menggunakan pakaian koteka sebagai
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 29

bentuk identitas diri yang terus dipertahankan. E. Pemunculan Berbagai Ekspresi Identitas
Pengkonstruksian identitas orang Papua gunung Ke-Papua-an
dan pantai masih mengandalkan penjabaran kon- Ekspresi identitas Ke-Papua-an dimuncul-
sep etnis secara klasik, yaitu menjelaskan bahwa kan oleh komunitas Papua dalam berbagai ben-
etnis adalah sesuatu yang bersifat natural dan tuk, sebagaimana telah diungkapkan sebelum-
memang sudah demikian adanya dan menitik be- nya bahwa komunitas Papua sangat aktif dalam
ratkan pada aspek primordial dan karakteristik melakukan kegiatan kesenian dan olagraga. Ke-
tubuh. giatan-kegiatan tersebut dilaksanakan oleh komu-
Ketika orang lain memandang diri orang nitas Papua sebagai wadah kebersamaannya. Se-
Papua sangat berbeda dalam kehidupan se- jalan dengan hal tersebut, komunitas Papua juga
hari-hari, secara internal perbedaan itupunmasih aktif mengekspresikan identitas Ke-Papua-annya
dirasakan antara orang pantai dan orang gunung. dengan ikut serta pada berbagai kegiatan di Yo-
Di Yogyakarta. Perbedaan letak geografis dan gyakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain
kewilayahan diantara sesama mereka ikut mem- pentas seni, pertandingan-pertandingan olahraga,
perkeruh proses pembedaan antara Papua pantai dan acara-acara lainnya.
dan Papua gunung. Dalam pentas seni yang sering diadakan di
Salah satu karakter yang menonjol bagi Yogyakarta, komunitas Papua seringkali ikut ser-
komunitas Papua ketika berada di Yogyakarta ta dengan menampilkan kesenian dari daerahn-
adalah rasa persatuan yang kuat, apabila ada ma- ya. Pegelaran seni dan budaya seperti tari-tarian
hasiswa Papua yang disakiti pasti seluruh anak- dan lagu-lagu daerah banyak digunakan oleh
anak Papua dari setiap paguyuban turut mem- masyarakat Papua sebagai ekspresi identitasnya.
belanya. Hal tersebut dapat terlihat di beberapa Dalam festival seni tersebut, masing-masing pa-
kasus kekerasan yang terjadi di Yogyakarta pasti guyuban berbagai daerah berusaha untuk mem-
melibatkan banyak orang Papua. perlihatkan identitas Ke-Papua-annya.
Bagi sebagian komunitas mahasiswa Papua Selain keterlibatan di bidang seni, komu-
yang berada di Yogyakarta, dengan maraknya pe- nitas Papua seringkali terlibat dalam pertandin-
mekaran daerah di Papua justru dapat memecah gan-pertandingan olah raga yang dilaksanakan
belah persatuan komunitas mahasiswa Papua. di Yogyakarta. Sebagaimana diketahui bahwa
Oleh karena itu, sebagian mahasiswa Papua hal komunitas Papua memiliki tim olah raga yang
tersebut dipandang sebagai suatu yang sangat tangguh seperti tim voli, tim sepak bola, dan tim
syarat dengan kepentingan politik atau strategi futsal. Tim olah raga ini sering ikut serta dalam
pemerintah Republik Indonesia untuk memecah pertandingan-pertandingan olah raga di Yogya-
rasa Ke-Papua-an bagi komunitas Papua di Yo- karta.
gyakarta. Namun kesadaran mahasiswa Papua di Komuitas mahasiswa Papua secara fisik me-
Yogyakarta untuk tidak ingin berlarut-larut dan mang memiliki perbedaan kulit yang begitu kon-
telena dengan kondisi yang terjadi di daerahnya tras dengan etnis lain di Indonesia yakni warna
yang merasa terpecah belah oleh adanya peme- hitam, dan rambut yang keriting disertai dengan
karan daerah. dialeg bahasa kedaerahan yang begitu kental da-
lam pergaulan sehari-hari. Fakta tersebut seakan
memberi alasan bagi lingkungan sekitarnya den-
30 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

gan gampangnya memberi penanda sekaligus dari etnis lain menunjukkan rasa jijik atau men-
stereotip kepada mereka. ertawakan. Diskriminasi juga terjadi ketika mas-
Dalam pergaulan di masyarakat, komuni- yarakat Papua hidup berdampingan dalam suatu
tas Papua juga masih merasakan diskriminasi. masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari kutipan
Hal ini dapat diketahui dari ungkapan teman- berikut:
teman yang berasal dari komunitas Papua. May- “Hampir 13 tahun ini saya berada di tanah
oritas masyarakat yang bukan berasal dari etnis Jawa, awalnya saya tinggal di Solo hampir
Papua seringkali menunjukkan reaksi kurang 6 tahun saya di sana. Dan hampir sekian
menyenangkan apabila bertemu dengan mas- tahun saya tinggal di sana. Memang saya
yarakat Papua. Hal tersebut diungkapkan melalui merasa cara pengamatan terhadap orang
kutipan berikut: papua memang selalu dengan negatif. Itu
“Kami orang hitam dianggap sebagian yang selalu saya rasakan, misalnya saja.
masyarakat sebagai masyarakat yang jijik, Mereka tidak mau menyapa memberi
bahwa orang hitam dianggap bodoh tidak salam, tetapi sebaliknya kalau kita yang
perlu didekati, bau dan bila perlu ditut- tidak memberi salam ke orang luar sep-
up hidung bila berdekatan dengan kami. erti saya memberi salam kepada mereka,
Itulah sebagian kecil yang dialami oleh mereka akan membicarakan yang lain-
teman-teman Papua. Saya pun terkadang lain. Yaitu orang Papua itu begini-begini
mengalami hal itu misalnya, ketika sa- dan seterusnya. Kadang-kadang seperti itu
ma-sama satu bus kadang-kadang mereka jadi selalu ada penglihatan kepada orang-
menutup mulutnya dengan masker, lensa orang Papua itu dengan kesan negatif,
atau apa saja, mereka terkadang menutup saya saja seorang pendeta yan mencoba
hidung atau terkadang mereka lari sam- membaur dengan mereka itupun mereka
bil tertawa. Saya sering mengalami hal masih melihat saya dengan kesan yang
tersebut dan bagi saya itu adalah bentuk lain. Misalnya saya seolah-olah sedang
diskriminasi pergaulan….”12 membawa apakah! menyimpan sesuatu
Seperti halnya setiap manusia, masyarakat kah! Atau segala macam yaaa, terkadang
Papua tentunya juga memiliki perasaan. Dalam begitu. Jadi memang kadang-kadang saya
pergaulan dalam masyarakat, komunitas Papua merasa tidak enak tidak nyaman dan se-
seringkali mendapatkan diskriminasi. Banyak bagainya.”13
perlakuan yang menyakitakan dari etnis luar Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami
Papua ketika bertemu dengan masyarakat Papua. bahwa sebagian komunitas Papua juga mengala-
Ekspresi wajah yang diterima masyarakat Papua mi diskriminasi di lingkungan tempat tinggalnya.
Penduduk asli tidak mau memberi salam atau pun
12 Data Hasil Wawancara Dengan Bapak Lenis Kogoya,
menjawab salam dari orang Papua, akan tetapi
Minggu, 14 April 2013, Pukul, 8:27:56 AM. Tidak jarang
diskriminasi yang seringkali kami orang papua dapat- apabila orang Papua yang tidak memberi salam/
kan dalam pergaulan adalah masih banyak orang yang 13 Data Hasil Wawancara Dengan Bapak Lenis Kogoya,
beranggapan bahwa orang hitam dianggap sebagian Minggu, 14 April 2013, Pukul, 8:27:56 AM. Awalnya ke-
masyarakat sebagai masyarakat yang jijik, bahwa orang tika saya datang ke Pulau seringkali masih ada keluhan
hitam dianggap bodoh tidak perlu didekati, bau dan bila dari teman-teman mahasiswa dalam hal pergaulan, tapi
perlu ditutup hidung bila berdekatan dengan kami. lambat laun semuanya itu hilang.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 31

tidak menyapa maka akan menjadi bahan pem- mahasiswa Papua seringkali masih mengalami
bicaraan. Hal ini tentunya menempatkan orang diskriminasi yang cukup pelik. Ketika terjadi
Papua dalam posisi yang serba salah. masalah dengan pengguna jalan yang mengaki-
Diskriminasi yang di rasakan sangat indi- batkan tabrakan, maka mahasiswa Papua sela-
vidual sifatnya, khususnya yang dirasakan anak- lu menjadi orang yang dipersalahkan. Memang
anak Papua. Yaitu ada beberapa tempat misalnya harus diakui mayoritas mahasiswa Papua yang
yang tidak menerima orang Papua untuk tingal di mengendarai motor tidaklah memiliki SIM, dan
kos-kosan. Mereka dengan jelas menulis didind- masih banyak yang ugal-ugalan berlalu lintas.
ingnya. Tetapi kejadian itu hanya sebagian orang Bagi mereka, penyebab utamanya karena ma-
Papua saja yang mengalami. Ada beberapa tem- sih adanya kesulitan untuk mendapatkan KTP di
pat kos yang tidak menerima mahasiswa Papua Yogyakarta
untuk tinggal dan menetap di rumah kos terse- Meski sudah lama menetap di Yogyakarta,
but. bentuk pendiskriminasian tersebut dilakukan masyarakat Papua tidak pernah bisa melakukan
dengan menuliskan pengumuman di dinding kos. pengurusan KTP seperti halnya masyarakat dari
Melalui kejadian tersebut, mereka pun men- daerah lain di Indonesia. Dengan adanya ke-
yadari bahwa semua yang menimpa masyarakat bijakan mengenai KTP elektronik, perjuangan
Papua di Yogyakarta mungkin selama ini terlalu komunitas Papua untuk memperoleh KTP men-
berprilaku yang kurang baik ke penduduk asli. jadi semakin sulit. Hal ini disebabkan salah satu
Misalnya saja, terkadang mereka terlalu reaktif ketentuan dari sistem e-KTP adalah setidaknya 1
sehingga menimbulkan anggapan bahwa orang atau 2 tahun masyarakat yang didata telah menja-
Papua tidak tau aturan pemberontak dan se- di warga Yogyakarta secara birokrasi.
bagainya. Nama-nama anak-anak Papua yang ada di
Yogyakarta pada masa pemerintahan walikota
F. Isu KTP Sebagai Arena Pertarungan Poli- sebelumnya sudah pernah didata namun belum
tik ada realisasi. Oleh karena itu, tidak dapat dis-
Pelayanan untuk mendapatkan KTP pada alahkan apabila mahasiswa Papua merasa dirinya
dasarnya merupakan hak seluruh masyarakat, diperlakukan tidak adil begitulah ucapan salah
termasuk masyarakat Papua. Meskipun memili- seorang sesepuh yang enggan disebut namanya.
ki perbedaan fisik yang cukup signifikan seperti Tanpa adanya KTP, masyarakat Papua di Yogya-
warna kulit dan jenis rambut, masyarakat Papua karta otomatis tidak memiliki SIM.
tetaplah menjadi bagian dari warga negara In- Hal inilah yang harus dicarikan solusinya.
donesia. Namun demikian, pendiskriminasian Namun demikian, komunitas Papua sepenuhnya
terhadap masyarakat Papua di Indonesia masih menyadari walaupun persoalan KTP dan SIM
berlaku seperti halnya pendiskriminasian warga masih menjadi barang mewah tetapi pada dasarn-
kulit hitam di Amerika. Masyarakat Papua ban- ya Yogyakarta merupakan tempat yang paling
yak yang sulit melakukan pengurusan dalam bi- dapat menerima masyarakat Papua. Sampai saat
rokrasi seperti pembuatan KTP ataupun SIM. ini sesepuh Papua masih berjuang agar komuni-
Dapat dipahami bahwa masalah SIM yang tas Papua yang berada di Yogyakarta untuk dapat
dialami oleh mahasiswa Papua akan mampu memperoleh kemudahan dalam mengurus KTP
menganggu proses dalam tertib berlalu lintas, dan SIM.
32 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Kuatnya keinginan masyarakat Papua un- minta uang dari beliau.” 14


tuk dapat memperoleh KTP sebagai wujud ke-
Melalui kutipan di atas dapat diketahui bah-
warganegaraan dapat dilihat dari besarnya usaha
wa pada saat pemilihan Walikota Yogyakarta
dari masyarakat dan sesepuh Papua untuk mem-
tahun 2011 lalu, masyarakat Papua mendukung
perjuangkannya. Perjuangan tersebut dimanifes-
salah satu kandidat. Hal ini merupakan janji poli-
tasikan melalui dukungan terhadap salah satu
tik antara kandidat tersebut dengan masyarakat
kandidat calon walikota pada Pilkada Yogya-
Papua yang berada di Yogyakarta. Dukungan
karta tahun 2011 yang lalu. Hal ini diungkapkan
ini diberikan dengan harapan bahwa masyarakat
melalui wawancara penelitian sebagaimana kuti-
Papua akan diberikan kemudahan dalam pen-
pan berikut:
gurusan KTP setelah kandidat tersebut menang.
“Bahkan kami sangat perpartisispasi
Namun demikian, ketika kandidat tersebut telah
sampai pemilihan walikota kemarin dan
memenangkan pemilihan, janji politik yang per-
menunjukan kepada warga jogja. Kalau
nah diberikan tidak terwujud sebagaimana yang
kami orang Papua mendukung sultan se-
diharapkan oleh masyarakat Papua. Kondisi
bagai Gubernur seumur hidup mengapa
tersebut juga diketahui dari kutipan wawancara
kalian tidak. Itu isu yang dibawa pada
berikut:
waktu penentuan Jogja sebagai kota is-
“Isu demo yang di suarakan di Jogja ada-
timewah. Pada saat itu, bertepatan pula
lah merupakan representasi isu-isu yang
dengan kampanye walikota, kami turun
ada di tanah Papua, pada waktu pemilihan
berpartisipasi dengan tarian-tarian Pap-
Walikota Jogja yang kemarin pasangan
ua. sampai akhirnya pak walikota bisa
pak Heri, walaupun kami anak-anak Pap-
menang dalam pilkada. Pada waktu itu
ua di Jogja tidak memiliki hak pilih kare-
kami mengarak-arak rombongan beli-
na alasan KTP tapi kami mencoba ber-
au dengan tarian-tarian masuk ke kam-
partisipasi dalam salah satu kandidat
pung-kampung dengan membawa isu yang
yang saat ini menang menjadi Walikota.
sederhana kalau Papua dukung calon pak
Bentuk dukungan kami kepada pasangan
walikota kenapa kalian tidak mendukun-
Walikota Pak Heri misalnya dalam bentuk
gnya. Dan hampir beberapa tempat yang
mengikuti pasangan ini dalam Kampanye
menjadi lokasi arak-arakkan orang Papua
dan kami dari Asrama Biak mengiringi tim
dengan rombongan. Sekaligus pasangan
kampanye ini dengan tarian tarian-tari-
walikota menang mutlak. Jadi isu peran
an khas Papua. dan sebenarnya telah ada
Papua pun menjadi penting disini. Yaitu
kesepakatan pada waktu itu antara Pak
kami orang Papua mendukung pasangan
Beny selaku sesepuh Papua dengan calon
walikota ini kenapa orang Jogja dukung
Walikota terutama masalah KTP tapi keti-
yang lain?. Mengenai dukungan tersebut
ka pasangan yang kami arak-arak dengan
kami tidak pernah meminta uang, karena
tarian Papua menang, sampai hari ini be-
kami pikir suatu saat kami bisa meminta
lum ada realisasi janji politik kepada kami
bantuan misalnya urusan KTP dan lain-
lain lebih baik dari pada kami harus me-
14 Data Hasil Wawancara Dengan Bapak Benny Dimara,
Rabu, 24 April 2013, Pukul , 8:13:18 PM.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 33

orang Papua di Jogja.”15 (Partai Demokrasi Pembaruan), akan tetapi ga-


gal terpilih menjadi anggota DPRD. Untuk masa
Kutipan di atas juga menceritakan bahwa
yang akan datang, Bapak Benny Dimara tidak
Setelah pasangan Walikota tersebut memenang-
akan berhenti berjuang untuk mencoba peruntun-
kan pemilihan, janji politik yang diberikan ti-
gannya sebagai anggota DPRD dengan kembali
dak kunjung terwujud. Masyarakat Papua masih
mencalonkan diri pada Pemilu 2014 dari partai
tetap tidak memperoleh KTP dan mendapatkan
Gerindra. Hal ini tentunya juga mendapat dukun-
diskriminasi dalam pelayanan publik. Berdasar-
gan dari seluruh komunitas Papua di Yogyakarta.
kan kondisi tersebut dapat dipahami bahwa
Papua adalah bagian dari NKRI. Papua per-
dukungan masyarakat Papua dalam pemilihan
nah menjadi wilayah yang sangat diperjuangkan
kepala daerah di Yogyakarta tidak berhasil mem-
pengintegrasiannya oleh pemerintah Republik
buat mereka memperoleh kewarganegaraan se-
Indonesia. Namun demikian, setelah Papua ter-
bagaimana yang dijanjikan kepada mereka. Ek-
integrasi dengan Indonesia, komunitas Papua
spresi identitas ke-Papua-an juga berlangsung
tidak memperoleh perhatian dan pembangunan
pada perjuangan politik di tingkat lokal. Ekspresi
sebagaimana perhatian pemerintah RI terhadap
tersebut berupa keinginan masyarakat Papua un-
daerah-daerah lainnya. Hal inilah yang kemudi-
tuk mendapatkan kesempatan menjadi anggota
an menjadi pertanyaan bagi komunitas Papua.
DPRD di Yogyakarta. Hal ini dapat diketahui dari
Apabila pemerintah RI tidak bisa memberikan
kutipan berikut:
keadilan sebagaimana yang tertera dalam dasar
“Perjuangan kami pada PILEG 2009 yang
negara, lantas untuk apa Papua diintegrasikan
lalu itu sangat menarik karena pada wak-
dan diperjuangkan mati-matian agar menjadi ba-
tu itu anak-anak saya mendorong saya un-
gian dari NKRI ?. Ekspresi politik identitas diru-
tuk menjadi anggota DPRD kota Yogya…..
ang publik yang dimaksud penulis adalah adanya
Dahulu saya mencalonkan diri dari partai
keinginan masyarakat Papua di Yogyakarta untuk
PDP, sekarang di 2014 saya maju kembali
merebut resources politik di tingkat lokal yakni
melalui partai Gerindra dan strategi saya
berkesempatan menempatkan wakilnya untuk
saat ini tidak lagi mengunakan orang Pap-
duduk di kursi DPRD DIY dimasa mendatang.
ua saya mau lihat kalau kita memang anak
Semoga.......
bangsa, mari berbicara dari hati-ke hati
dan semua teman-teman saya sekarang ini
G. PENUTUP
sudah mulai berkerja.”16
Penelitian ini menguraikan sejumlah ben-
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa tuk ekspresi identitas yang di munculkan sebagai
seluruh komunitas Papua di Yogyakarta sangat upaya penyampaian berbagai perasaan diskrimi-
mendukung Bapak Benny Dimara (Salah seo- nasi yang masih terjadi di Yogyakarta. Ekspresi
rang Sesepuh) untuk menjadi anggota DPRD identitas yang coba dimunculkan di ruang publik
Yogyakarta. Pada tahun 2009, bapak Benny telah adalah sebagai isarat bahwa identitas Ke-Papua-
mencalonkan diri sebagai wakil dari parta PDP an di Yogyakarta adalah representasi perjuangan
15 Data Hasil Wawancara Dengan Pace Opniel, Selasa, 28 tanah Papua yang masih terus di reproduksi. Dan
Mei 2013, Pukul, 5:35:10 PM. bagi penulis ekspresi identitas tersebut adalah
16 Data Hasil Wawancara Dengan Bapak Benny Dimara,
bukti nyata adanya perjuangan politik komunitas
Rabu, 24 April 2013, Pukul , 8:13:18 PM.
34 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Papua di Yogyakarta, sebagai penanda ekstiten- H. Sumber Acuan:


si mereka yang sampai saat ini masih merasa di Abdilah S., Ubed. 2002. Politik Identitas Et-
diskriminasi. Mengenai ekspresi diskriminasi nis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas,.
penulis berusaha tetap obyektif, dan salah satu Magelang: IndonesiaTera
modal yang dimiliki penulis bukan orang Papua Barker, Chris. Cultural Studies: Theory and
asli. Sehingga dalam penyajian data hasil temuan Practice. London: SAGE Publications Ltd,
di lapangan di harapkan tidak berpihak dan mer- 2000.
ugikan pihak-pihak tertentu, apalagi menjadi juru Barker, Chris. 2004. Cultural Studies Teori &
bicara orang Papua di Yogyakarta. Praktik. (Terjemahan Nurhadi).: Kreasi
Salah satu temuan penting penelitian ini Wacana Yogyakarta.
adalah menyajikan suatu kajian yang berupaya Barth, Frederick (Ed.). 1988. Kelompok Et-
menerobos tentang apa yang selama ini sudah nis dan Batasannya. Terjemahan Nining
banyak dikaji oleh banyak peneliti terutama, stu- L. Susilo. Jakarta: UI Press
di-studi tentang kelompok etnis dan identitasnya. Calhoun, Craig, ed. Habermas and the Public
Tanpa disadari mungkin dari kita masih banyak Sphere. Cambridge, MA: The MIT Press,
yang mengira bahwa komunitas Papua merupa- 1992.
kan etnis yang memiliki identitas tunggal, di- Erik H. Erikson (1989), Identitas dan siklus hid-
dasari pada karakteristik fisik yang cenderung up manusia, Terjemahan Agus Cremes, Ja-
sama yakni berkulit hitam dan berambut kerit- karta: Gramedia
ing. Tetapi dalam realitasnya, komunitas Papua Kim, Joohan & Eun Joo Kim, (2008), ‘Theoriz-
di Yogyakarta masih mengalami polarisasi yang ing dialogic deliberation: everyday po-
didasarkan pada fragmentasi kesukuan di daerah litical talk as communicative action and
asal. Hal inilah yang menyebabkan pola fragmen- dialogue’, Communication Theory
tasi kesukuan Papua Gunung-Pantai baik di level King, Victor, and William D. Wilder. The Mod-
sesama komunitas mengalami dinamika pasang ern Anthropology of South-East Asia: an
surut. Secara sederhana polemik dikotomi Papua Introduction by Victor King (2003-03-
Gunung dan Pantai secara eksplisit masih melan- 02). publication place: Routledge (2003-
da para sesepuh Papua di Yogyakarta. Melalui 03-02), 1656.
hasil penelitian ini pula, ditemukan adanya ma- Meteray, Bernarda. Nasionalisme ganda orang
salah serius, yaitu terkait masih adanya sejumlah Papua. Jakarta: Kompas, 2012
masalah. Diskriminatif yang dialami komunitas Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuali-
Papua Yogyakarta, yang paling rawan terjadinya tatif, dan R&D Bandung: Alfabeta, 2010
gesekan kebudayaan adalah pergaulan dengan Wallace, Alfred Russel. The Malay Archipelago:
etnis lain. Dimana kondisi tersebut menunjukan the Land of the Orang-Utan, and the Bird of
masih banyak perlakuan dari etnis-etnis lain yang Paradise. a Narrative of Travel, with Stud-
selalu memandang orang Papua dengan konota- ies of Man and Nature (Cambridge Library
si negatif dan cenderung kearah belum sudin- Collection - Zoology) (Volume 2). Reissue
ya mereka menerima kehadiran orang Papua ed. publication place: Cambridge Univer-
sepenuhnya di Yogyakarta. sity Press, 2010.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 35

OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN


(Studi Pada Jenjang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto)

Novendra Hidayat, S.IP., M.Si.

Abstract
This study aimed to describe and analyze the implementation of decentralization in educational man-
agement in Sawahlunto, specifically in School Based Management (SBM) at the level of second-
ary education. It uses the concept of decentralization, Educational Management, and School-Based
Management (SBM). This study applies a qualitative approach design of descriptive analysis case
study and collecting the data by interviewing and documentation. Informants were selected by purpo-
sive sampling. The study shows the implementation of decentralization in educational management
particularly in the implementation at the level of secondary education must be completed so it can
be more optimal. In its implementation efforts, carried out the stages to improve the performance
of school management organizations, the management of human resources, teaching-learning pro-
cess, administrative resources, Educational Services School-Based Management, and Quality Im-
provement of Education and Manpower Education. The local government is currently implementing
the three pillars of educational development. In accordance with the Local Government Work Plan
(RKPD), School-Based Management Improvement Program is one of the Educational Department
programs. It is one form of decentralization in educational management, the implementation is ex-
pected to improve the quality of education in Sawahlunto at every level of education.

Keywords: Decentralization, Education Management, School-BasedManagement (SBM)

I. PENDAHULUAN dilakukan pemerintah agar kualitas pendidikan


I.1. Latar Belakang semakin meningkat.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan Pelaksanaan otonomi daerah sebagaima-
salah satu pilar pembangunan bangsa disamping na diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun
pembangunan sumber daya alam dan teknologi. 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemu-
Dalam hal pembangunan sumber daya manusia, dian direvisi menjadi Undang-Undang No. 32
pendidikan merupakan salah satu sektor strate- Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan
gis yang perlu menjadi fokus perhatian. Hal ini terakhir menjadi Undang-Undang No. 23 Ta-
mengingat pendidikan merupakan salah satu sa- hun 2014 tentang Pemerintah Daerah bermakna
rana untuk meningkatkan kecerdasan dan ket- pengakuan adanya daerah otonom dan sekaligus
erampilan manusia (Ahmad Ali Riyadi, 2006). pengakuan/penyerahan wewenang, hak, dan ke-
Dengan demikian kualitas sumber daya manu- wajiban untuk mengelola urusan pemerintahan di
sia tergantung dari kualitas pendidikannya, oleh bidang tertentu dari Pemerintah kepada Daerah.
karena itu berbagai inovasi harus perlu terus Termasuk pula di dalamnya berbagai kemungk-
36 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

inan pengelolaan dan pengembangan bidang pen- relevansi, dan daya saing pendidikan; dan pen-
didikan, dimana terdapat perubahan pengelolaan guatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra pub-
pendidikan dari yang bersifat sentralistik kepada lik pendidikan (pendidikan bermutu, akuntabel,
yang lebih bersifat desentralistik. murah, merata, dan terjangkau oleh rakyat ban-
Penyelenggaraan otonomi pendidikan ini yak). Dukungan pemerintah kota juga terlihat
dipertegas dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang dari alokasi anggaran pendidikan yang diberikan
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang untuk pendidikan pada tahun 2008, yaitu 24%
menegaskan tentang pergeseran paradigma pen- dari dana APBD Kota Sawahlunto yakni sebesar
didikan nasional, dari education for all (pendi- 76.411.046.867. Dana yang diberikan sebesar itu
dikan untuk semua) menjadi education from all, tentunya merupakan suatu bentuk motivasi yang
by all, and for all (pendidikan dari semua, oleh tinggi agar penyelenggaraan pendidikan di kota
semua dan untuk semua) (Sirozi, 2005). Dalam ini bisa menjadi lebih baik lagi.
penyelenggaraan desentralisasi pendidikan, pe- Pendidikan menengah merupakan jenjang
merintah daerah sebagai pemilik otoritas tert- pendidikan yang mempersiapkan tenaga-tena-
inggi di daerah memiliki kewenangan dalam hal ga yang kompetitif, yang dipersiapkan untuk
pengaturan, pengurusan, pembinaan, serta pen- menghadapi persaingan global. Sekaitan den-
gawasan. Karenanya komitmen dari pemerintah gan pendidikan menengah di Kota Sawahlunto
daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi saat ini Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto terus
pendidikan adalah suatu hal yang sangat diperlu- melakukan pembenahan agar meningkatnya kual-
kan. Pemerintah daerah diharapkan menciptakan itas pendidikan. Berbagai kegiatan dilaksanakan
strategi dan inovasi dalam pelaksanaan desentral-dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan
isasi pendidikan di daerahnya masing-masing. pada pendidikan menengah di Kota Sawahlunto.
Pemerintah Daerah mengetahui dan mengerti apa Diantara kegiatan itu diantaranya magang guru di
yang seharusnya dapat dilaksanakan dalam upaya sekolah favorit SMA 1 dan SMK 2 Yogyakarta,
meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. pembangunan Iptek center, dan orientasi kepala
Pelaksanaan desentralisasi pendidikan di sekolah dan pengawas serta tenaga kependidikan
Kota Sawahlunto, sesuai dengan amanat Un- ke sekolah menengah Kebangsaan Malaysia.
dang-Undang Dasar yang dituangkan dalam UU Meskipun di masing-masing daerah standar
No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pendidikan berbeda-beda, untuk Kota Sawahlun-
yang kemudian direvisi dengan UU No.32 Tahun to dari segi partisipasi pendidikan tergolong ting-
2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana se- gi karena boleh dikatakan tidak ada penduduk
jak tahun 2001 telah melaksanakan desentralisasi Kota Sawahlunto yang tidak bersekolah. Angka
pendidikan. partisipasi pendidikan Kota Sawahlunto dapat di-
Sejauh ini, Kota Sawahlunto dikenal sebagai lihat pada tabel berikut:
salah satu daerah yang memiliki komitmen yang
tinggi dalam penyelenggaraan desentralisasi pen-
didikan. Hal ini terlihat dari Rencana Strategis
Kota Sawahlunto di bidang pendidikan, yang
meliputi tiga hal diantaranya: perluasan dan pe-
merataan akses pendidikan; peningkatan mutu,
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 37

TABEL 1. 1 dalam hal ini adalah suatu proses kerjasama yang


ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN DI sistematik, sistemik dan komprehensif dalam
KOTA SAWAHLUNTO rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam
TAHUN PELAJARAN 2007/2008 pelaksanaan desentralisasi pendidikan diperlukan
APK APM suatu manajemen pendidikan yang baik. Pelaksa-
Ter- Tdk. Ter- Tdk. naan manajemen pendidikan di Kota Sawahlunto
No Keca-
masuk ter- masuk ter-
matan saat ini terlihat masih jauh dari kata menggembi-
Paket masuk Paket C masuk
C Paket C Paket rakan. Manajemen pendidikan yang dilaksanakan
C
saat ini masih menunjukkan beberapa kelemahan
1 Silung- 35,65 29,03 26,66 23,43
kang yang signifikan dan perlu diperbaiki.
2 Lembah 85,79 85,79 80,13 80,13 Dari pengamatan awal peneliti, konsep ma-
Segar najemen pendidikan masih belum dilaksanakan
3 Barangin 75,92 75,92 52,62 52,62 secara maksimal. Ini ditandai oleh masih ditemu-
4 Talawi 97,50 93,96 81,79 80,44
kannya di lapangan minimnya pelayanan yang
Rata-rata 77,39 75,02 63,57 62,52
diberikan pendidik dan tenaga kependidikan
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Ta-
dalam melaksanakan manajemen pendidikan.
hun 2007
Hal ini dimungkinkan oleh masih adanya beber-
Pada Tabel 1.1 Angka Partisipasi Kasar apa pendidik maupun tenaga kependidikan yang
(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) memiliki pemahaman yang rendah terhadap kon-
Tingkat SMA/SMK/MA Kota Sawahlunto Tahun sep manajemen pendidikan tersebut.
Pelajaran 2007/2008, dapat dilihat angka parti- Dalam hal pelaksanaan Manajemen Berba-
sipasi pendidikan tingkat SMA/SMK/MA berada sis Sekolah (MBS) sebagai wujud pelaksanaan
pada angka 77,39 persen. Angka ini lebih rendah desentralisasi pengelolaan pendidikan terlihat
dibandingkan partisipasi pendidikan pada pen- juga belum dilaksanakan dengan baik. Ini ditandai
didikan dasar (SD/MI), maupun pendidikan me- dengan masih belum optimalnya pelayanan pen-
nengah pertama (SMP/MTs) yang rata-rata berk- didikan yang dilaksanakan oleh sekolah. Minim-
isar antara 104,10 persen sampai 111,93 persen. nya pelayanan yang diberikan sekolah, salah satu
Dari output yang diperoleh, dalam hal per- contohnya: ketika beruurusan dengan sekolah,
ingkat kelulusan pada ujian nasional SMA/MA/ adakalanya urusan yang seharusnya dapat disele-
SMK di tingkat Sumbar, Kota Sawahlunto pada saikan dengan segera, terkadang harus menunggu
tahun 2007 untuk SMK berada pada peringkat 6 lama untuk proses penyelesaiannya.
di Sumatera Barat. Sedangkan SMA berada di Penyelenggaraan otonomi daerah dalam hal
peringkat 9 jurusan IPA, dan peringkat 6 jurusan desentralisasi pengelolaan pendidikan ini mengh-
IPS dari 19 daerah Kabupaten/Kota yang ada di endaki pelayanan kepada masyarakat dapat men-
Provinsi Sumatera Barat. Bahkan untuk SMK, jadi lebih baik, dan pembangunan daerah juga
pada hasil ujian nasional tahun 2007, dengan ra- dapat lebih terarah dengan semakin baiknya sum-
ta-rata nilai 8,12; Kota Sawahlunto pernah mene- ber daya daerah yang ada. Semua itu tentu saja
mpati urutan 1 secara nasional bersama Kabupat- tidak terlepas dari kontribusi sektor pendidikan.
en Probolinggo. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti ter-
Manajemen atau pengelolaan pendidikan tarik untuk melihat Pelaksanaan Desentralisasi
38 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

dalam Pengelolaan Pendidikan di Era Otonomi omy berasal dari bahasa Yunani otonomia, outo
Daerah khususnya pelaksanaan Manajemen Ber- berarti sendiri, nomos berarti hukum atau pera-
basis Sekolah (MBS) pada jenjang Pendidikan turan. Dalam kamus bahasa Indonesia, otonomi
Menengah di Kota Sawahlunto. diartikan ”Pemerintahan Sendiri”. Sedangkan
Desentralisasi secara etimologi istilah ini berasal
I.2. Rumusan Masalah dari bahasa latin, de berarti lepas dan contium be-
Diperlukan pengelolaan pendidikan yang baik rarti pusat. Oleh karena itu desentralisasi diarti-
dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan. kan melepaskan diri dari pusat. Desentralisasi be-
Terdapat beberapa kelemahan yang signifikan rangkat dari pengakuan atas otoritas pusat yang
dalam pengelolaan pendidikan di Kota Sawah- diserahkan ke daerah.
lunto dan karena itu perlu terus disempurnakan. Oleh karena itu, Otonomi Daerah merupakan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai kewenangan dari daerah otonom untuk mengatur
wujud pelaksanaan desentralisasi pendidikan dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
terlihat belum dilaksanakan dengan sebagaima- menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi/
namestinya, ini ditandai dengan belum optimal- keinginan masyarakat sesuai dengan peraturan
nya pelayanan pendidikan yang dilaksanakan perundang-undangan yang berlaku. Otonomi
oleh sekolah. Mengingat hal demikian pening- daerah tidak saja memaparkan mengenai hak-hak
katan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan daerah, akan tetapi juga memunculkan berbagai
merupakan kebutuhan yang mendesak dan perlu kewajiban bagi pemerintah daerah. Pada UU
segera dilaksanakan. Dari permasalahan tersebut No. 32 Tahun 2004 pasal 14 ditetapkan urusan
maka rumusan permasalahan dalam penelitian pemerintahan pemerintah Kabupaten/Kota yang
ini adalah “Bagaimana Otonomi Daerah dan bersifat wajib dan pilihan. Urusan pemerintah-
Desentralisasi Pendidikan di Kota Sawahlunto an yang bersifat wajib mencakup urusan-urusan
(Studi Pada Jenjang Pendidikan Menengah)?” yang berskala kabupaten/kota, yaitu:
1. Perencanaan dan pengendalian pembangu-
I.3. Tujuan Penelitian nan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrip- 2. Perencanaan, pengawasan, dan pemenfaatan
sikan dan menganalisis pelaksanaan otonomi tata ruang
daerah dan desentralisasi pendidikan di Kota 3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan
Sawahlunto khususnya pelaksanaan pengelolaan ketentraman masyarakat
pendidikan melalui Manajemen Berbasis Seko- 4. Penyediaan sarana dan prasaranan umum
lah (MBS) pada Jenjang Pendidikan Menengah. 5. Penanganan bidang kesehatan
6. Penyelenggaraan bidang pendidikan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA
alokasi SDM potensial
Untuk membantu peneliti dalam menganali-
7. Penanggulangan masalah sosial
sis temuan penelitian, ada beberapa konsep yang
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
akan dipakai peneliti, yaitu :
9. Pasilitasi pengembangan koperasi, usaha ke-
cil, dan menengah
II.1. Konsep Otonomi Daerah
10. Pengendalian lingkungan hidup
Otonomi dalam bahasa Inggris yaitu outon-
11. Pelayanan pertanahan
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 39

12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil pengembangan pendidikan di daerahnya, serta
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan sekolah juga harus lebih aktif dan kreatif sehing-
14. Pelayanan administrasi penanaman modal ga tidak hanya menunggu petunjuk dari atas.
15. Penyelengaraan pelayanan dasar lainnya, dan Pemberlakuan sistem desentralisasi akibat
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan pemberlakuan Undang-Undang No. 32 Tahun
oleh peraturan perundang-undangan. 2004 tentang otonomi pemerintahan daerah,
Adapun urusan yang bersifat pilihan meli- memberi dampak terhadap pelaksanaan pada
puti urusan pemerintahan yang secara nyata ada manajemen pelayanan pendidikan yaitu manaje-
dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahter- men yang memberi ruang gerak yang lebih luas
aan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, kepada pengelolaan pendidikan untuk menemu-
dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. kan strategi berkompetisi dalam era kompetitif
mencapai output pendidikan yang berkualitas
II.2.Desentralisasi dan Desentralisasi Pendi- dan mandiri. Kebijakan desentralisasi akan ber-
dikan pengaruh secara signifikan dengan pembangunan
Menurut Hasbullah (2006), desentralisa- pendidikan.
si adalah pelimpahan wewenang yang disertai Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2007 tentang
keleluasaan daerah dalam menyelenggarakan Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemer-
fungsi pemerintahan sedemikian rupa sehingga intah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemer-
pelayanan kepada masyarakat akan menjadi leb- intahan Daerah Kabupaten/Kota telah dijelaskan
ih baik, disamping pembangunan daerah dapat mengenai pembagian urusan pemerintahan di
lebih terarah dan optimal. Desentralisasi pen- bidang pendidikan. Bagi pemerintahan daerah
didikan merupakan satu aktivitas politik, yakni Kabupaten/Kota, diantaranya memiliki kewenan-
proses transfer otoritas dalam bidang pendidikan gan/urusan untuk:
dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan 1) Menetapkan kebijakan operasional, peren-
dari pemerintah ke masyarakat (Sirozi, 2005). canaan operasional pendidikan,
Desentralisasi pendidikan disini berarti pelimpa- 2) Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pen-
han kekuasaan dan wewenang yang lebih luas didikan berbasis keunggulan lokal pada pen-
kepada daerah untuk membuat perencanaan dan didikan dasar dan menengah,
mengambil keputusannya sendiri dalam menga- 3) Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat
tasi permasalahan yang dihadapi di bidang pen- satuan pendidikan pada pendidikan dasar,
didikan. pembinaan dan pengembangan pendidik dan
Desentralisasi pendidikan tentu saja menja- tenaga kependidikan pendidikan anak usia
di perhatian para pemimpin politik dan pembuat dini, pendidikan dasar, pendidikan menen-
kebijakan (policy makers), karena desentralisasi gah dan pendidikan nonformal,
pendidikan sangat politis (intensely political): 4) Koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan eval-
yaitu merupakan satu isu yang mempengaruhi uasi pelaksanaan ujian sekolah skala Kabu-
masa depan sebagian masyarakat. Dampak dari paten/Kota,
desentralisasi pendidikan ini yaitu pemerintah Kewenangan-kewenangan yang dimi-
daerah harus lebih bersungguh-sungguh dalam liki oleh Pemerintah Kabupaten/Kota terse-
memikirkan apa-apa yang dibutuhkan untuk but dilimpahkan ke Dinas Pendidikan di mas-
40 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

ing-masing Kabupaten/Kota. Sebagaimana yang pengembangan kurikulum sekolah yang disebut


tercantum pada pasal 3 PP No. 38 Tahun 2007, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Dalam pengembangan kurikulum, daerah
daerah disertai dengan sumber pendanaan, pen- diberi keleluasaan untuk mengembangkan sila-
galihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian. bus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Dengan adanya pembagian urusan yang jelas dan tuntutan daerah. Pada umumnya program
di bidang pendidikan, Dinas Pendidikan bisa pendidikan yang tercermin dalam silabus sangat
membuat program kerja sebagai acuan kerja in- erat kaitannya dengan program-program pemba-
stansinya sehingga bisa dilihat dengan program ngunan daerah. Manajemen berbasis lokasi yang
kerja yang telah disusun dan dilaksanakan terse- merujuk ke sekolah, akan meningkatkan otonomi
but, desentralisasi pendidikan dapat dilaksanakan sekolah dan memberikan kesempatan kepada te-
dengan baik. naga sekolah, orangtua, siswa, dan anggota ma-
Desentralisasi pendidikan mencakup dua hal syarakat dalam pembuatan keputusan.
(Direktorat PLP Depdiknas, 2002) yaitu:
a) Manajemen berbasis lokasi/ Manajemen II.3.Manajemen Pendidikan dan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) Berbasis Sekolah
b) Inovasi kurikulum Manajemen (Pengelolaan) Pendidikan ada-
lah suatu proses kerjasama yang sistamatik, siste-
Pada dasarnya manajemen berbasis lokasi
mik dan komprehensif dalam rangka mewujud-
dilaksanakan dengan meletakkan semua urusan
kan tujuan pendidikan (SIEN Consultant, 2009).
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengu-
Selain itu, manajemen pendidikan juga dapat
rangan administrasi pusat adalah konsekuensi
diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan
dari yang pertama dengan diikuti pendelegasian
dengan pengelolaan proses pendidikan untuk
wewenang dan urusan pada sekolah. Inovasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mana-
kurikulum menekankan pada pembaharuan ku-
jemen atau pengelolaan merupakan komponen
rikulum sebesar-besarnya untuk meningkatkan
integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
kualitas dan persamaan hak bagi semua peserta
pendidikan secara keseluruhan. Karena tanpa ma-
didik. Kurikulum disesuaikan benar dengan ke-
najemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat
butuhan peserta didik di daerah atau sekolah.
terwujud secara optimal, efektif, dan efisien.
Hal ini sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang
Dalam kerangka inilah akan tumbuh kes-
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 ayat 2
adaran akan arti pentingnya Manajemen Berbasis
yang menyatakan bahwa ”Kurikulum pendidikan
Sekolah (MBS) yang memberikan kewenangan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai den-
yang seluas-luasnya kepada pihak sekolah un-
gan relevansinya oleh setiap kelompok atau sat-
tuk mengelola berbagai sumber daya pendidikan
uan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
dengan melibatkan peran serta masyarakat se-
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
bagai lingkungan pendukung. Melalui pelak-
atau kantor Departemen Agama Kabupaten/
sanaan MBS diharapkan dapat meningkatkan
Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk
efektifitas dan efisiensi dalam peningkatan mutu
pendidikan menengah”. Keputusan Menteri No-
pendidikan. Kebijakan ini sebagai solusi alternat-
mor 22/2006, dan 23/2006 tentang Standar Isi
if dari sistem manajemen terpusat yang dianggap
dan Standar Kompetensi Lulusan menjadi dasar
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 41

kurang kondusif dalam melibatkan peran serta gan rencana dan memastikan apakah tujuan
masyarakat. Selain itu MBS merupakan upaya organisasi tercapai.
demokratisasi dan penghormatan terhadap bu- Perkembangan manajemen pendidikan di
daya lokal. Indonesia pada orde baru sangat diwarnai den-
Secara umum pelaksanaan Manajemen Ber- gan manajemen yang sentralistik, kemudian pada
basis Sekolah (MBS) dapat dilihat pada 4 (Empat) era reformasi berkembang menjadi desentralisasi
tahap, yakni: Planning (perencanaan), Organiz- atau dikenal dengan Manajemen Berbasis Seko-
ing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), lah (MBS) yang intinya sekolah diberi wewenang
dan Controlling (pengawasan). Pada penelitian untuk mengatur semua kegiatan sekolah. Ini sei-
ini, akan dilihat pelaksanaan Manajemen Berba- ring dengan pemberian wewenang pemerintah
sis Sekolah (MBS) pada ke empat tahap tersebut. pusat pada pemerintah daerah (otonomi daerah).
Berikut ini definisinya secara singkat : Dasar pelaksanaan Manajemen Berbasis Se-
1) Planning (perencanaan); kolah (MBS) adalah Pasal 51 UU Sistem Pendi-
Planning (perencanaan) adalah pemilihan dikan Nasional No. 20/2003. Dimana pada pasal
atau penetapan tujuan organisasi dan pe- tersebut menyatakan bahwa pengelolaan satuan
nentuan strategi, kebijaksanaan, program, pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan
prosedur, anggaran dan standar yang dibu- pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
tuhkan untuk mencapai tujuan. standar pelayanan minimal dengan prinsip ma-
2) Organizing (pengorganisasian); najemen berbasis sekolah. Manajemen Berbasis
Organizing (pengorganisasian) adalah tin- Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan
dakan mengusahakan hubungan-hubungan sekolah yang ditujukan untuk meningkatkan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan.
sehingga mereka dapat bekerja sama secara Direktorat PLP Departemen Pendidikan Nasi-
efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi onal (2002) menyebutkan pelaksanaan Manaje-
dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, men Berbasis Sekolah (MBS) dapat dilihat dari
dalam kondisi lingkungan tertentu guna 2 (dua) aspek, yakni: (1) Aspek Manajemen Pe-
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. layanan Pendidikan yang Berbasis Sekolah, dan
3) Actuating (pelaksanaan); dan (2) Aspek Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Actuating (pelaksanaan) adalah usaha meng- Secara konseptual ada beberapa istilah yang
gerakkan anggota-anggota kelompok sede- berkaitan dengan Manajemen Berbasis Sekolah
mikian rupa hingga mereka berkeinginan (MBS), di antaranya School Based Management
dan berusaha untuk mencapai sasaran peru- atau School Based Decision Making and Man-
sahaan dan sasaran anggota-anggota perusa- agement. Konsep dasar MBS adalah mengalih-
haan tersebut oleh karena para anggota itu kan pengambilan keputusan dari pusat, kanwil,
juga ingin mencapai sasaran-sasaran terse- kandep, dinas ke level sekolah (Samani, 1999:
but. 6). Mulyasa (2004: 11) mengutip pendapat Bank
4) Controlling (pengawasan); Dunia (1999) memberi pengertian bahwa MBS
Controlling (pengawasan) adalah suatu ke- merupakan bentuk alternatif sekolah dalam pro-
giatan yang berusaha untuk mengendalikan gram desentralisasi di bidang pendidikan, yang
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai den- ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah,
42 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

partisipasi masyarakat, dan dalam kerangka ke- Tabel 2. 1


bijakan pendidikan nasional. Indikator Sekolah Yang Melaksanakan MBS
Definisi yang lebih luas tentang MBS
dikemukakan oleh Wohlstetter dan Mohrman Organisasi Proses Belajar Sumber Sumber Daya
Sekolah mengajar Daya Ma- danAdminis-
(1996), yaitu sebuah pendekatan politis untuk nusia trasi

mendesain ulang organisasi sekolah dengan Menyusun Mengembang- Memiliki staf Mengelola
kan dengan dana
memberikan kewenangan dan kekuasaan pada rencana
sekolah kurikulum yang sekolah
partisipan sekolah pada tingkat lokal guna me- w a w a s a n secara
dan meru- cocok dan
majukan sekolahnya. Partisipan lokal tak lain muskan
MBS
tanggap terh- efektif dan
adalah kepala sekolah, guru, konselor, pengem-
kebijakan adap
efisien
bang kurikulum, administrator, orang tua siswa, untuk
kebutuhan
masyarakat sekitar, dan siswa. sekolahnya siswa
sendiri
Secara umum MBS bertujuan untuk menja-
dan masyarakat
dikan agar sekolah lebih mandiri atau member-
Menjamin Menyelengga- Menyediakan Menyediakan
dayakan sekolah melalui pemberian kewenangan adanya rakan kegiatan
dukungan
(otonomi); fleksibilitas yang lebih besar kepada komunikasi pembelajaran untuk
yang yang pengemban-
sekolah dalam mengelola sumber daya; dan men- gan administratif
dorong partisipasi warga sekolah dalam men- efektif
antara efektif profesi pada
gelola sumber daya; dan mendorong partisipasi sekolah semua

warga sekolah dan masyarakat untuk meningkat- dan mas-


yarakat staf
kan mutu pendidikan. (Hadiyanto, 2004: 70).
Mengger- Menyediakan Menjamin Mengelola
Selanjutnya, ciri-ciri MBS bisa dilihat dari akkan dan
program kesejahter-
sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat men- partisipasi aan staf memelihara
goptimalkan kinerja organisasi sekolah, pen- pengembangan
masyarakat gedung dan
gelolaan sumber daya manusia (SDM), proses yang diperlukan dan siswa

belajar-mengajar dan sumber daya sebagaimana sarana


siswa
digambarkan dalam tabel berikut: Menjamin Berperanserta Menyeleng-
garakan
terpeliha- dalam memo-
ranya tivasi forum /di-
skusi untuk
sekolah
yang siswa membahas
kemajuan
bertanggu-
ng jawab
kinerja seko-
kepada
lah
masyarakat

dan pemer-
intah

Sumber: Modul MBS yang dikutip dari Focus on School; The Fu-

ture Organization of

Education Service for Student, Department


of Education, Queensland, Australia.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 43

MBS yang akan dikembangkan merupakan pengelolaan kelas, optimalisasi kerjasama(kepala


bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam pro- sekolah, orang tua, dan guru), dan pemberian ke-
gram desentralisasi bidang pendidikan, yang ditan- sempatan yang kreatif dan inovatif kepada se-
dai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, kolah.
partisipasi masyarakat yang tinggi namun masih da- Sementara itu, Caldwell dan Spinks (1992)
lam kerangka kebijakan pendidikan nasional. MBS berpandangan bahwa desentralisasi dalam hal
harus mengakibatkan peningkatan proses belajar sekolah membuat kerangka kerja untuk tingkat
mengajar sehingga hasil belajarpun meningkat. lokal sekolah dan disesuaikan dengan peraturan
yang ada di pusat, termasuk di dalamnya ada-
II.4.Relasi Desentralisasi Pendidikan dan Ma- lah tentang (1) pengetahuan (knowledge) yaitu
najemen Berbasis Sekolah desentralisasi yang berhubungan dengan kuri-
Pada dasarnya MBS merupakan inti dari kulum, dikaitkan dengan tujuan kurikuler dan
pelaksanaan desentralisasi pendidikan. Rondi- sekolah; (2) teknologi, yaitu desentralisasi yang
nelli dan Chema (1983) mengemukakan bahwa berhubungan dengan teknik belajar mengajar,
konsep desentralisasi pendidikan adalah trans- (3) kekuatan (power), yakni desentralisasi ten-
fer atau pengalihan kewenangan kepada seko- tang kewenangan membuat keputusan; (4) bah-
lah tentang planning, manajemen, pengelolaan an (materials), desentralisasi yang terkait dengan
potensi sumber daya, dan pengalokasian angga- penggunaan fasilitas, pengadaan, dan peralatan;
ran. Sedangkan, desentralisasi pendidikan adalah (5) masyarakat (people), desentralisasi yang ter-
kewenangan dalam hal penanganan isu-isu ma- kait denga sumber daya manusia, pengembangan
najemen pendidikan di daerah dan pengambilan kemampuan proses pembelajaran (PBM) guru,
keputusan dengan melibatkan stakeholders tanpa dan dukungan dalam PBM; (6) waktu (time),
keluar atau menyimpang dari peraturan pemerin- yaitu desentralisasi yang berkaitan dengan pen-
tah pusat (Unesco, 1999). galokasian waktu, dan (7) keuangan (finance),
Konsep MBS dikembangkan atas dasar ha- yakni desentralisasi yang berhubungan dengan
sil pengkajian dan penelitian yang didasarkan pengalokasian anggaran.
adanya kecenderungan desentralisasi pendidikan.
Konsep MBS ternyata memberikan hasil pendi- III. METODE PENELITIAN
dikan yang lebih baik daripada sistem sentralisasi Dalam penelitian ini yang menjadi sumber
atau terpusat (Caldwell dan Spinks, 1992). Ter- data adalah subjek dari mana data yang diper-
dapat hubungan yang signifikan antara kewenan- oleh. Responden dan informan dalam peneli-
gan pengambilan keputusan dengan pengaloka- tian ini adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota
sian dan pengaturan sumber daya pendidikan Sawahlunto, Kabid Pendidikan Menengah dan
di sekolah, seperti material, teknologi, waktu, Tinggi, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sawah-
keuangan, dan lain-lain. lunto, Waka Bidang Kurikulum SMA Negeri 1
Dalam hubungannnya dengan desentralisasi Sawahlunto. Pengumpulan data adalah mer-
pendidikan ini, MBS menurut Hallinger, Mur- upakan suatu proses sistematis untuk memper-
phy, dan Hausman (1992) adalah pemberian ke- oleh data-data yang diperlukan dalam penelitian.
wenangan kepada sekolah untuk kebebsan mena- Data atau bukti yang diperlukan dalam penelitian
ta organisasi sekolah, manajemen persekolahan, ini menggunakan multi sumber bukti (Robert K.
44 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Yin, 2005). Adapun sumber-sumber data yang di- ya, desentralisasi sesuai dengan UU No. 32 Ta-
gunakan untuk memperoleh informasi dan bukti hun 2004 Pasal 14 yang telah menetapkan urusan
dalam penelitian terdiri atas 2 (dua) sumber data, pemerintahan pemerintah Kabupaten/Kota yang
yaitu : Wawancara dan Dokumentasi. bersifat wajib dan pilihan. Urusan pemerintahan
yang bersifat wajib mencakup urusan-urusan ber-
IV. PEMBAHASAN skala Kabupaten/Kota yang salah satunya adalah
Desentralisasi adalah pelimpahan kewenan- “Penyelenggaraan bidang pendidikan dan alokasi
gan dari Pusat ke Daerah. Adapun dasar pelaksa- SDM potensial.”
naan desentralisasi pendidikan adalah UU No. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerin-
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah jo tah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Uru-
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan san Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerin-
Daerah. Dimana pada Pasal 14 UU No. 32 Tahun tahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
2004 dinyatakan urusan pemerintahan pemerin- Kabupaten/Kota juga telah dijelaskan mengenai
tah kabupaten/kota yang bersifat wajib dan pi- pembagian urusan pemerintahan di bidang pen-
lihan. Urusan pemerintahan yang bersifat wajib didikan. Sebagaimana PP tersebut, Pemerintah
mencakup urusan-urusan yang berskala kabu- Kota Sawahlunto selaku Pemerintah Daerah
paten/kota yang diantaranya adalah penyeleng- Kota/Kabupaten memiliki urusan dan kewenan-
garaan bidang pendidikan dan alokasi Sumber gan sebagai berikut:
Daya Manusia (SDM) potensial. Dari situ jelas 1) Menetapkan kebijakan operasional, peren-
terdapat pelimpahan kewenangan dari Pusat ke canaan operasional pendidikan,
Daerah dalam hal penyelenggaraan desentralisasi 2) Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pen-
pendidikan. didikan berbasis keunggulan lokal pada pen-
Sasaran pelimpahan kewenangan tersebut didikan dasar dan menengah,
tercakup dalam sebuah kesatuan hukum yaitu 3) Pengawasan pelaksanaan kurikulum tingkat
Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat. satuan pendidikan pada pendidikan dasar,
Oleh sebab itu komitmen Kepala Daerah dalam pembinaan dan pengembangan pendidik dan
pelaksanaan pendidikan akan memberikan war- tenaga kependidikan pendidikan anak usia
na dan corak pendidikan tersendiri bagi pening- dini, pendidikan dasar, pendidikan menen-
katan kualitas pendidikan. Demikian halnya di gah dan pendidikan nonformal,
Kota Sawahlunto, otonomi daerah mengisyarat- 4) Koordinasi, fasilitasi, monitoring, dan eval-
kan kemungkinan adanya pengembangan suatu uasi pelaksanaan ujian sekolah skala Kabu-
wilayah dalam suasana yang kondusif termasuk paten/Kota,
pengelolaan dan pengembangan bidang pendi-
Urusan dan kewenangan yang dimiliki
dikan, dimana UU No. 32 Tahun 2004 tentang
oleh Pemerintah Kota tersebut dilimpahkan ke
Pemerintahan Daerah menuntut adanya perubah-
Dinas Pendidikan Kota. Sebagaimana yang ter-
an pengelolaan pendidikan dari sentralistik men-
cantum pada Pasal 3 PP No. 38 Tahun 2007,
jadi desentralistik.
urusan pemerintahan yang diserahkan kepada
Salah satu desentralisasi yang dilaksanakan
daerah disertai dengan sumber pendanaan, pen-
di Kota Sawahlunto adalah desentralisasi dalam
galihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian.
hal pengelolaan pendidikan. Pada pelaksanaann-
Setelah dilimpahkannya kewenangan dari Pe-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 45

merintah Kota ke Dinas Pendidikan Kota, maka ja sebagai acuan kerja instansinya sehingga bisa
selanjutnya Dinas Pendidikan merupakan unsur dilihat dengan program kerja yang telah disusun
pelaksana Pemerintah Kota Sawahlunto dalam dan dilaksanakan tersebut, desentralisasi dalam
melaksanakan pengelolaan pendidikan. Dinas pegelolaan pendidikan dapat dilaksanakan den-
Pendidikan Kota Sawahlunto selanjutnya mem- gan baik.
punyai tugas pokok mempersiapkan, menyusun, Adapun Program kerja Dinas Pendidikan
dan merumuskan kebijakan dan melaksanakan Kota Sawahlunto sesuai dengan Rencana Kerja
kewenangan dibidang pendidikan. Sedangkan Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Sawahlunto
fungsi Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto se- adalah:
bagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah 1. Peningkatan daya tampung peserta didik
No. 2 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi pada setiap tingkat pendidikan,
Perangkat Daerah Kota Sawahlunto adalah: 2. Pengurangan angka putus sekolah melalui
a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pemberian beasiswa bagi anak yang berasal
pendidikan, pemuda dan olahraga, dari keluarga miskin, pelaksanaan program
b. Penyelenggara urusan Pemerintahan Daerah BOS, pemberian subsidi wajib belajar,
dan pelayanan umum di bidang pendidikan, 3. Pelaksanaan pendidikan luar sekolah,
pemuda dan olahraga, 4. Peningkatan kompetensi, kualifikasi, dan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sertifikasi guru,
pendidikan, pemuda dan olahraga; dan 5. Peningkatan kualitas Proses Belajar Menga-
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh jar (PBM),
Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana
Dengan adanya pembagian urusan yang prasarana sekolah,
jelas di bidang pendidikan, Dinas Pendidikan 7. Peningkatan Manajemen Berbasis Sekolah
bisa membuat program kerja sebagai acuan kerja (MBS),
instansinya sehingga bisa dilihat dengan program 8. Peningkatan pelestarian nilai-nilai budaya,
kerja yang telah disusun dan dilaksanakan terse- adat dan agama,
but, desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan 9. Pengembangan budaya baca dan pembinaan
dapat dilaksanakan dengan baik. Dari sini selan- perpustakaan,
jutnya diketahui mekanisme penyerahan urusan 10. Peningkatan peran serta kepemudaan,
dan kewenangan dalam pengelolaan pendidikan 11. Pengembangan kebijakan dan manajemen
tersebut. Dimana adanya pembagian urusan pe- olahraga,
merintahan bagi pemerintah, pemerintah daerah 12. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga.
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota men- Dari program Dinas Pendidikan ini selanjut-
genai pembagian urusan pemerintahan di bidang nya dilaksanakan berbagai kegiatan. Seperti hal-
pendidikan. nya pelaksanaan ujian standar kota dilaksanakan
Dari urusan dan kewenangan ini selanjutnya pada program peningkatan kualitas proses bela-
Pemerintah Kota Sawahlunto melimpahkannya jar mengajar. Sedangkan penetapan kebijakan
ke Dinas Pendidikan. Pada tahapan berikutnya operasional dan perencanaan operasional pendi-
Dinas Pendidikan dapat membuat program ker- dikan melalui program dan inovasi pendidikan
46 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

yang telah disusun oleh Dinas Pendidikan Kota katan Kualitas Pendidikan Bernuansa Surau (PK-
Sawahlunto secara keseluruhan. PBS) dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Di masa otonomi daerah dengan adanya (PBKL), (4) Menjadi sekolah yang seluruh kom-
desentralisasi dalam manajemen (pengelolaan) ponen sekolah memahami dan terampil meng-
pendidikan, maka Pemerintah Kota Sawahlun- gunakan program-program aplikasi komputer
to melaksanakan manajemen, pengarahan, dan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,
monitoring terhadap seluruh aparatur pendidikan (5) Memiliki sistem manajemen informasi yang
sehingga mampu memberikan layanan pendi- terkomputerisasi.
dikan yang optimal, dan meningkatkan efisiensi Untuk mencapai semua tujuan tersebut
melalui penataan pelaksanaan pendidikan yang dibutuhkan kebijaksanaan, program, prosedur,
sehat dan akuntabel. Hal ini karena Pemerintah metode, dan anggaran agar tujuan yang diharap-
Kota Sawahlunto sangat mendorong tumbuh dan kan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Adapun
berkembangnya otonomi satuan pendidikan un- kesemua itu (kebijaksanaan, program, prosedur,
tuk dapat meningkatkan pembelajaran yang ber- metode, dan anggaran) telah dirumuskan melalui
mutu, dalam kapasitas ini melalui program pen- Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
ingkatan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). (RAPBS) SMA Negeri 1 Sawahlunto di setiap
Dalam penelitian ini, pelaksanaan Manaje- tahun anggaran. RAPBS selanjutnya merupa-
men Berbasis Sekolah (MBS) akan dilihat pada kan kebijaksanaan yang diambil Kepala Sekolah
jenjang pendidikan menengah, yakni pada SMA beserta jajarannya untuk memberikan kejelasan
Negeri 1 Sawahlunto. Untuk melihat pelaksa- arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegia-
naan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tentu tan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien
semua aspek pendidikan yang dianalisis dengan dan seefektif mungkin.
tahapan-tahapan atau proses manajemen atau Selnjutnya adalah tahap pengorganisasian
juga dapat dikatakan fungsi manajemen. Se- (organizing). Hal yang penting untuk diperhati-
bagaimana konsep Manajemen Berbasis Seko- kan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap
lah (MBS), berikut ini dilihat pelaksanaan sesuai kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, ka-
dengan tahapan-tahapan/proses manajemen: pan dikerjakan, dan apa targetnya. Di SMA Negeri
Tahap pertama adalah pereencanaan. Peren- 1 Sawahlunto, pengorganisasian juga dilakukan
canaan merupakan pemilihan atau penetapan tu- untuk melengkapi rencana-rencana yang telah
juan organisasi dan penentuan strategi, kebijak- dibuat seperti tertuang pada Rencana Anggaran
sanaan, program, prosedur, dan anggaran untuk Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) hingga
mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak kemudian disyahkan oleh Dinas Pendidikan Kota
terlibat dalam fungsi ini. Sebagai suatu organi- Sawahlunto menjadi Anggaran Pendapatan Be-
sasi, SMA Negeri 1 Sawahlunto telah menetap- lanja Sekolah (APBS). Setelah menjadi APBS
kan tujuan situasional sekolah, yaitu diantaranya: kemudian menjadi suatu program kerja tahunan
(1) Memperoleh rata-rata nilai pada Surat Tanda sekolah. Pada program kerja tahunan sekolah ini
Kelulusan mencapai nilai 8.00; (2) Menjadi mod- diketahui dengan jelas siapa yang mengerjakan,
el inovasi dan perubahan proses pembelajaran kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Seperti pada
dan manajemen peningkatan mutu sekolah, (3) program kerja tahunan SMA Negeri 1 Sawahlun-
Menjadi sekolah yang mengintegrasikan Pening- to terdapat komponen, sub komponen, uraian ke-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 47

giatan, tanggal dan waktu pelaksanaan, harga/an- pencapaian tujuan sekolah yang telah ditetapkan
ggaran, penanggung jawab, sumber pembiayaan, pada tataran perencanaan sebagaimana yang tel-
dan indikator keberhasilannya. ah dipaparkan di atas. Selanjutnya apabila terjadi
Dari seluruh rangkaian fungsi manajemen, penyimpangan dalam pelaksanaan suatu kegia-
pelaksanaan (Actuating) merupakan fungsi ma- tan, dapat diambil tindakan yang diperlukan un-
najemen yang paling utama. Dalam fungsi pe- tuk mengatasinya.
rencanaan dan pengorganisasian lebih banyak Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan sal-
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses ing berinteraksi dan saling kait-mengkait antara
manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan jus- satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan
tru lebih menekankan pada kegiatan yang ber- proses manajemen. Dengan demikian, proses
hubungan langsung dengan orang-orang dalam manajemen sebenarnya merupakan proses inter-
organisasi. SMA Negeri 1 Sawahlunto melak- aksi antara berbagai fungsi manajemen tersebut.
sanakan fungsi pelaksanaan ini dengan melalui Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pen-
mekanisme dimana Kepala Sekolah memberikan didikan di sekolah dapat tercapai secara efek-
pengarahan dan motivasi kepada seluruh jajaran- tif dan efisien, maka proses manajemen pendi-
nya pada suatu rapat konsolidasi mingguan dan dikan memiliki peranan yang amat vital. Karena
rapat konsolidasi bulanan hingga rapat evaluasi bagaimanapun sekolah merupakan suatu sistem
yang dilaksanakan satu kali satu tahun. Melalui yang di dalamnya melibatkan berbagai kom-
mekanisme ini jajaran sekolah diharapkan dapat ponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola
melaksanakan program kerja tahunan yang telah secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung
disusun dengan optimal sesuai dengan peran, tu- proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya
gas, dan tanggung jawabnya masing-masing. akan menghasilkan kesemrawutan laju organisa-
Pengawasan dalam hal ini merupakan suatu si, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun ti-
kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan dak akan pernah tercapai sebagaimana mestinya.
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di
rencana dan memastikan apakah tujuan organisa- sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas
si tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dima- dan realistis, pengorganisasian yang efektif dan
na letak penyimpangannya itu, dan selanjutnya efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk personil sekolah untuk selalu dapat meningkat-
mengatasinya. Rapat konsolidasi sekolah baik kan kualitas kinerjanya, dan pengawasan yang
dalam rapat konsolidasi mingguan, rapat kon- berkelanjutan.
solidasi bulanan, maupun rapat evaluasi tahunan Sebagaimana konsep Focus on School; The
adalah suatu bentuk pelaksanaan fungsi penga- Future Organization of Education Service for
wasan di SMA Negeri 1 Sawahlunto.” Dengan Student, Department of Education, Queensland,
dilaksanakannya rapat konsolidasi sekolah ini Australia, indikator terlaksananya Manajemen
dapat melihat sejauh mana suatu pelaksanaan Berbasis Sekolah (MBS) bisa dilihat dari sudut
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang telah sejauh mana sekolah tersebut dapat mengopti-
direncanakan. malkan (1) kinerja organisasi sekolah, (2) penge-
Selain itu, dari rapat konsolidasi yang dilak- lolaan sumber daya manusia (SDM), (3) proses
sanakan secara kontinyu ini akan diketahui juga belajar-mengajar, dan (4) sumber daya adminis-
48 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

trasi. Dalam hal ini SMA Negeri 1 Sawahlunto erampilan tentang hakikat MBS sebenarnya
mengusahakan pelaksanaan keempat indikator dan bagaimana cara kerjanya, pengambilan
ini dalam pelaksanaan MBS. keputusan, komunikasi, dan sebagainya.
Dalam program peningkatan Manajemen d. Kebingungan Atas Peran dan Tanggung
Berbasis Sekolah (MBS), SMA Negeri 1 Sawah- Jawab Baru
lunto sebagai salah satu jenjang pendidikan Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan be-
menengah di Kota Sawahlunto sendiri melak- sar telah sangat terkondisi dengan iklim ker-
sanakan: (1) Manajemen Pelayanan Pendidikan ja yang selama ini mereka geluti. Penerapan
yang Berbasis Sekolah, dan (2) Peningkatan MBS mengubah peran dan tanggung jawab
Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependi- pihak-pihak yang berkepentingan. Perubah-
dikan. Meskipun sudah ada upaya dalam pelak- an yang mendadak kemungkinan besar akan
sanaan MBS di SMA Negeri 1 Sawahlunto masih menimbulkan kejutan dan kebingungan seh-
ditemukan kendala dalam pelaksanaannya, yaitu: ingga mereka ragu untuk memikul tanggung
a. Tidak Berminat Untuk Terlibat. jawab pengambilan keputusan.
Sebagian orang tidak menginginkan kerja e. Kesulitan Koordinasi
tambahan selain pekerjaan yang sekarang Setiap penerapan model yang rumit dan
mereka lakukan. Mereka tidak berminat un- mencakup kegiatan yang beragam mengha-
tuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut ruskan adanya koordinasi yang efektif dan
mereka hanya menambah beban. Anggota efisien. Tanpa itu, kegiatan yang beragam
Komite Sekolah harus lebih banyak meng- akan berjalan sendiri ke tujuannya mas-
gunakan waktunya dalam hal-hal yang men- ing-masing yang kemungkinan besar sama
yangkut perencanaan dan anggaran. Akibat- sekali menjauh dari tujuan sekolah.
nya kepala sekolah dan guru tidak memiliki Penerapan MBS yang efektif seyogyanya
banyak waktu lagi yang tersisa untuk me- dapat mendorong kinerja kepala sekolah dan guru
mikirkan aspek-aspek lain dari pekerjaan yang pada gilirannya akan meningkatkan presta-
mereka. si siswa. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan
b. Tidak Efisien
bahwa MBS memang benar-benar akan berkon-
Pengambilan keputusan yang dilakukan se- tribusi bagi peningkatan prestasi siswa. Ukuran
cara partisipatif adakalanya menimbulkan prestasi harus ditetapkan multidimensional, jadi
frustrasi dan seringkali lebih lamban diband- bukan hanya pada dimensi prestasi akademik.
ingkan dengan cara-cara yang otokratis. Para Dengan taruhan seperti itu, daerah-daerah yang
anggota Komite Sekolah harus dapat bekerja hanya menerapkan MBS sebagai “mode” akan
sama dan memusatkan perhatian pada tugas, memiliki peluang yang kecil untuk berhasil. Dari
bukan pada hal-hal lain di luar itu. pelaksanaan MBS di SMA Negeri 1 Sawahlunto
c. Memerlukan Pelatihan
diperoleh kekuatan dari pelaksanaan MBS:
Pihak-pihak yang berkepentingan kemungk- a. Memungkinkan orang-orang yang kompe-
inan besar sama sekali tidak atau belum ber- ten di sekolah untuk mengambil keputusan
pengalaman menerapkan model yang rumit yang akan meningkatkan pembelajaran.
dan partisipatif ini. Mereka kemungkinan b. Memberi peluang bagi seluruh anggota se-
besar tidak memiliki pengetahuan dan ket-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 49

kolah untuk terlibat dalam pengambilan awal yang sangat positif. Juga membuat
keputusan penting. laporan secara insidental berupa booklet,
c. Mendorong munculnya kreativitas dalam leaflet, atau poster tentang rencana kegia-
merancang bangun program pembelajaran. tan sekolah. Alangkah serasinya jika kepa-
d. Mengarahkan kembali sumber daya yang la sekolah dan ketua Komite Sekolah dapat
tersedia untuk mendukung tujuan yang tampil bersama dalam media tersebut.
dikembangkan di sekolah. 3. Pemerintah pusat lebih memainkan peran
e. Menghasilkan rencana anggaran yang monitoring dan evaluasi. Dengan kata lain,
lebih realistik ketika orang tua dan guru pemerintah pusat dan pemerintah daerah
makin menyadari keadaan keuangan se- perlu melakukan kegiatan bersama dalam
kolah, batasan pengeluaran, dan biaya pro- rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan
gram-program sekolah. MBS di sekolah.
f. Meningkatkan motivasi guru dan mengem- 4. Mengembangkan model program pember-
bangkan kepemimpinan. dayaan sekolah. Model pemberdayaan se-
Dengan diidentifikasinya kendala dan kolah berupa pendampingan atau fasilitasi
kekuatan dalam pelaksanaan MBS, selanjutnya dinilai lebih memberikan hasil yang lebih
dibutuhkan strategi pelaksanaan MBS agar dapat nyata dibandingkan dengan pola-pola lama
meningkatkan mutu pendidikan. Adapun strategi berupa penataran MBS.
pelaksanaan MBS di SMA 1 Sawahlunto khusus-
V. KESIMPULAN
nya dan Kota Sawahlunto pada umunya ke depan
1. Pemerintah Kota Sawahlunto saat ini masih
adalah sebagai berikut:
mengupayakan pelaksanakan desentralisasi
1. Menciptakan prakondisi yang kondusif
dalam pengelolaan pendidikan. Pendidikan
untuk dapat menerapkan MBS, yakni pen-
sendiri dalam hal ini merupakan prioritas
ingkatan kapasitas dan komitmen seluruh
utama dalam pembangunan Kota Sawah-
warga sekolah, termasuk masyarakat dan
lunto Tahun 2008-2013. Pemerintah Kota
orangtua siswa. Upaya untuk memperkuat
Sawahlunto pada saat ini melaksanakan
peran kepala sekolah harus menjadi kebija-
“tiga pilar pembangunan pendidikan.”
kan yang mengiringi penerapan kebijakan
2. Pelaksanaan desentralisasi dalam hal pen-
MBS. ”An essential point is that schools
gelolaan pendidikan khususnya pelaksa-
and teachers will need capacity building if
naan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
school-based management is to work”. De-
pada jenjang pendidikan menengah di Kota
mikian De grouwe menegaskan.
Sawahlunto saat ini masih memiliki kelema-
2. Membangun budaya sekolah (school cul-
han-kelemahan antara lain masih rendahnya
ture) yang demokratis, transparan, dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan
akuntabel. Termasuk membiasakan sekolah
pendidikan di sekolah.
untuk membuat laporan pertanggungjawa-
3. Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah
ban kepada masyarakat. Model memajang-
Daerah (RKPD), Program Peningkatan Ma-
kan RAPBS di papan pengumuman sekolah
najemen Berbasis Sekolah (MBS) merupa-
yang dilakukan merupakan salah satu tahap
kan salah satu program Dinas Pendidikan
50 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Kota Sawahlunto dalam rangka pelaksanaan Magister Administrasi Publik UGM. 2009.
penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan ci- Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitat-
tra publik pendidikan. if, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2002.
4. Dalam upaya peningkatan Manajemen Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintah-
Berbasis Sekolah (MBS), SMA Negeri an dan Otonomi Daerah. Jakarta, Grasindo,
1 Sawahlunto sebagai salah satu jenjang 2005.
pendidikan menengah di Kota Sawahlunto Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 01
melaksanakan: (1) Manajemen Pelayanan tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
Pendidikan yang Berbasis Sekolah, dan (2) Perangkat Daerah Kota Sawahlunto.
Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Tenaga Kependidikan. Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah
Propinsi sebagai Daerah Otonom.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005
Ahmad, Ali Riyadi. Politik Pendidikan, Menggu- tentang Standar Nasional Pendidikan
gat Birokrasi Pendidikan Nasional, Ar-Ru- PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Uru-
zz. Yogyakarta, 2006. san Pemerintahan Antara Pemerintah, Pe-
Afriani. Kinerja Program Dinas Pendidikan Di merintahan Daerah Provinsi, dan Pemerin-
Era Otonomi Daerah (Kasus Pada Dinas tahan Daerah Kabupaten/Kota.
Pendidikan Kota Bukittinggi), Skripsi pada Rencana Strategis 2005-2009. Dinas Pendidikan
Jurusan Ilmu Politik Unand. 2008. Kota Sawahlunto. 2007.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kual- Sirozi, M. Politik Pendidikan, Jakarta, RajaGraf-
itatif, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2002. indo Persada, 2005.
Chan, Sam M. dan Tuti T Sam. Analisis SWOT Syaukani. Titik Temu dalam Dunia Pendidikan,
Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daer- Jakarta, Nuansa Madani, 2002.
ah, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2005. Triguno. 1999. Budaya Kerja: Menciptakan
Cresswell, John W. Research Design, qualitative Lingkungan Yang Kondusive Untuk Mening-
and Quantitative Approaches, Jakarta, KIK katkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Golden
Press. Terayon Press.
Fadila. Identifikasi Pelaksanaan Program Ker- Undang-Undang Otonomi Daerah 2004, Band-
ja Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah ung, Citra Umbara, 2004.
Dalam Penyelenggaraan Desentralisa- Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
si Pendidikan (Studi Kasus Pada Jenjang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Menengah Di Kota Sawahlun- Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode,
to Periode 2006). Skripsi pada Jurusan lmu Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2005.
Politik Unand Padang. 2007.
Hasbullah. Otonomi Pendidikan, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2006.
Kabullah, M. Ichsan. Bias Pelayanan Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di
Provinsi Jambi. Tesis pada Program Studi
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 51

REPRESENTASI MASKULINITAS BOYBAND SHINEE DALAM VIDEO KLIP


RING DING DONG MELALUI ANANLISIS SEMIOTIKA

M. Adha Al Kodri, S.Sos., M.A

Abstrack
In the ranks of K-pop industry, boyband group Shinee certainly not unfamiliar anymore. Since it was
formed in 2008, they have received many awards in music’s field. One of their single is championed
tittled Ring Ding Dong was released digitally on October 14 th 2009.
In the video clip of Ring Ding Dong, described a collection of masculine men who dance vigorously.
As well as body shape, accessories, and costume that they wear are very supports the actions of their
masculine appearance. In other words, In other words, it can be said that the description of the man
in the video clip leads to a masculine man with all the attributes of masculinity, but does not leave a
gentle attitude, charisma and their prestige.
Therefore, if you see this, the important point in this research is to analyze the representations of
masculinity in the video clip boyband Shinee Ring Ding Dong through analysis Semiotics. Semiotic
models are models that researchers use semiotics of Roland Barthes. Barthes developed two levels
of sign (staggered systems) which allows to generates also meanings stratified, namely the level of
denotation and connotation.
Meanwhile, the results of this study indicate that masculinity is represented by the personnel of Shinee
in the video clip Ring Ding Dong is manifold. Some of the scene showed a new concept of masculin-
ity (the concept of “new man”), but some are still a traditional masculinity. When speaking of new
concepts of masculinity, it can do a redefinition of the concept of masculinity, namely the concept of
masculine brought by the image of the idol appeared in the mass media.
Keywords: Boyband Shinee, Masculinity, Semiotics.

1. PENDAHULUAN menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menjadi


1.1. Latar Belakang Masalah salah satu penyebab orang-orang di berbagai neg-
Tahun 2011 dapat dikatakan sebagai puncak ara mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea.
dari trend dunia musik Korea di Indonesia, atau Banyak artis dan kelompok musik K-Pop yang
lebih dikenal dengan istilah K-Pop. K-pop mer- tergabung da-
upakan singkatan dari Korean Pop yang secara lam boyband
spesifik berkaitan dengan “Musik Pop Korea” dan girlband
(Korea Selatan). Trend K-Pop atau dikenal pula yang popu-
dengan istilah Demam Korea (Korean Wave) tel- laritasnya su-
ah melanda berbagai negara diseluruh dunia, ter- dah populer
utama di benua Asia. Trend budaya pop Korea ini di mancaneg-
52 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

ara, termasuk di Indonesia. dan video klip dari mini album ke tiga mereka di-
Kini musik K-Pop tentunya telah menjadi tahun 2009 dengan nama album 2009 Year Of Us.
fenomena yang sudah tidak asing lagi di telin- Shinee merilis album mini ketiga mereka, 2009
ga masyarakat. Bahkan virus K-pop inilah yang Year Of Us pada 19 Okober 2009, tepatnya 5 bu-
menjadi inspirasi menjamurnya pula grup boy- lan setelah mereka merilis album mini terakhir
band dan girlband di Indonesia. Seperti halnya mereka. Singel yang dijagokan dari album mini
Smash, Max5, Mr. Bee, NSG Star, S9B, XO-IX, ini adalah “Ring Ding Dong” yang dirilis secara
7 Icon, Cherry Belle, G-String, 5 Bidadari, dan digital pada tanggal 14 Oktober 2009. Comeback
masih banyak grup boyband dan girlband Indo- pertama mereka dilakukan pada tanggal 16 Okto-
nesia lainnya. ber 2009 di acara KBS Music Bank.2 Pada video
klip ini digambarkan sekumpulan pria yang se-
dang melakukan tarian dengan penuh semangat
yang menunjukkan sisi kemaskulinan mereka
yang ditampilkan dalam bentuk ekspresi, bentuk
tubuh maupun aksesoris dan kostum yang mer-
Sementa- eka kenakan untuk menunjang penampilan ma-
ra itu, dalam skulin mereka.
jajaran industri Penampilan tubuh yang atletis, pakaian yang
K-Pop sendiri, modis dan unik dan terkadang tidak simetris, na-
semakin ban- mun tidak meninggalkan sisi cantik dan lembut
yak penyanyi pada mayoritas penyanyi-penyanyi pria Korea
baru yang membuat gambaran idola pria saat ini mengarah
bermunculan pada pria yang maskulin dengan segala atribut
dan berhasil meraih ketenaran. Pembuktian dari kemaskulinannya, namun tidak meninggalkan
kepopuleran mereka ialah banyaknya penghar- sikap lembut, kharisma, dan wibawa mereka.
gaan di bidang musik yang telah diterima, salah Penampilan maskulin sekaligus lembut dan can-
satunya adalah boyband Shinee. Boyband Shinee tik memang terkesan kompleks pada awal ke-
dibentuk tahun 2008 dengan nama yang berasal munculannya karena representasi pria maskulin
dari kata shine dan ee yang mempunyai arti “me- yang berlaku dalam masyarakat pada umumnya
nerima cahaya” atau menerima perhatian, siapa adalah pria yang macho, pemberani, petualang,
lagi jika bukan dari penikmat musik khususnya suka tantangan, dan tidak menunjukkan sisi lem-
para penggemarnya.1 Boyband Shinee memiliki but mereka. Seiring berjalannya waktu, hal yang
jumlah anggota 5 orang. Meraka adalah Lee Jin- dianggap tidak umum tersebut pada akhirnya
ki, Kim Jonghyun, Kim Kibum, Choi Minho, dan menjadi hal yang biasa, sehingga pria yang ma-
Lee Taemin. skulin sekaligus lembut dan cantik tidak menjadi
Lagu “Ring Ding Dong” merupakan track sesuatu hal yang aneh lagi.
Sementara itu, representasi sendiri merupa-
1 Biodata Shinee – Foto Profil Personil Shinee Boyband
kan konsep yang digunakan dalam proses sosial
Korea. Melalui http://www.erabaca.com/2012/04/bio-
data-shinee-foto-profil-personil.html. Diakses Pada 2 Shinee. Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Shinee.
Tanggal 6 Juli 2014, Pukul 13: 35 Wib. Diakses Pada Tanggal 6 Juli 2014, Pukul 14:47 Wib.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 53

pemaknaan melalui sistem penandaan yang terse- II. METODE PENELITIAN


dia, seperti dialog, tulisan, video, film, fotografi. Penelitian yang digunakan dalam penelitian
Representasi adalah proses sosial dari ‘represent- ini adalah penelitian yang menggunakan teknik
ing’. Representasi menunjuk baik pada proses analisis isi melalui pendekatan kualitatif yang
maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. bersifat eksplorasi. Analisis isi ini memungk-
Representasi merujuk kepada konstruksi sega- inkan kita bisa menemukan dan mendokumen-
la bentuk media (terutama media massa) terha- tasikan ciri-ciri khusus dalam isi materi dalam
dap segala aspek realitas atau kenyataan, seperti jumlah besar yang jika tidak dilakukan akan tidak
masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas diperhatikan.4
budaya. Representasi ini bisa berbentuk kata-ka- Artinya, dalam melakukan penelitian ini
ta atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam peneliti mengamati dan mengidentifikasi seti-
bentuk gambar bergerak. Stuart Hall kemudian ap adegan-adegan yang dilakukan oleh personil
menjelaskan bahwa : Shinee dalam video klip Ring Ding Dong. Pen-
“Representation is an essential part of the gamatan dan pengidentifikasian ini tentunya ber-
process by which meaning is produced and tujuan untuk menganalisis secara deskriptif men-
exchanged between member of a culture. It genai representasi maskulinitas personil boyband
does involved the use of the language, of Shinee dalam video klip Ring Ding Dong melalui
signs, and images which stands for or repre- analisis semiotika.
sent things.”3 Sementara itu, analisis isi sendiri adalah
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dika- teknik untuk menelaah isi atau informasi dan
takan bahwa yang menjadi poin penting dalam simbol yang terdapat dalam dokumen tertulis
tulisan ini adalah ingin melakukan analisis repre- atau media komunikasi lain (misalnya, foto, film,
5
sentasi maskulinitas boyband Shinee dalam vid- lirik lagu, iklan).
eo klip mereka yang berjudul Ring Ding Dong
III. PEMBAHASAN
melalui analisis Semiotika.
Semiotika merupakan ilmu yang mempe-
1.2. Rumusan Masalah lajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut men-
Dari latar belakang yang telah disebutkan yampaikan suatu informasi sehingga bersifat
di atas, maka peneliti tertarik meneliti bagaima- komunikatif. Semiotika sendiri berasal dari
na maskulinitas boyband Shinee direpresenta- kata Yunani, yakni semeion yang berarti tanda.
sikan dalam video klip Ring Ding Dong yang Menurut Scholes, semiotika didefinisikan se-
menampilkan sosok pria-pria tampan dan atletis bagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs),
sebagai penyanyi sekaligus model dalam video pada dasarnya merupakan sebuah studi atas ko-
klip tersebut? de-kode, yaitu sistem apapun yang memungk-
inkan kita memandang entitas-entitas tertentu
sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang
3 Iriany Cherry, 2011. Representasi Sensualitas Perem-
puan dalam Iklan Victoria Perfume Body Scent Ver- 4 Neuman, W. Lawrence, 2013. Metode Penelitian Sosial:
si “We Are The Star”: Studi Semiotika Representasi Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Hlm. 57.
Sensualitas dalam Iklan Victoria Perfume Body Scent 5 Neuman, W. Lawrence, 2013. Metode Penelitian Sosial:
Versi “We Are The Star. Hlm. 8. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Hlm. 57.
54 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

bermakna.6 Dengan kata lain, dapat dikatakan tas inipun tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
bahwa ada kecenderungan bahwa manusia selalu media massa. Media, sebagai alat penyebar infor-
mencari arti atau berusaha memahami segala se- masi, dapat menciptakan suatu imaji atau konsep
suatu yang ada di sekelilingnya dan dianggapnya dari sudut pandang tertentu tentang maskulinitas.
sebagai tanda. Media massa turut berperan penting dalam mem-
Dalam mengkaji representasi maskulinitas bentuk konsep maskulinitas melalui pencitraan
boyband Shinee dalam video klip mereka yang mengenai “kriteria ideal” untuk menjadi laki-laki
berjudul Ring Ding Dong ini, penulis akan meng- yang maskulin atau macho.
gunakan model semiotik dari Roland Barthes. Sementara itu, maskulinitas dalam mas-
Barthes mengembangkan dua tingkatan pertan- yarakat Korea saat ini terkonstruksi oleh ele-
daan (staggered systems) yang memungkinkan men-elemen maskulinitas global, diantaranya
untuk dihasilkannya makna yang juga berting- maskulinitas bishonen Jepang, maskulinitas
kat-tingkat, yaitu tingkat denotasi (denotation) metroseksual Hollywood, serta maskulinitas tra-
dan konotasi (connotation).7 Selain itu, Barthes disional Konfusius, Soenbi. Bishonen digambar-
juga melihat makna lebih dalam tingkatnya, teta- kan sebagai lelaki yang tinggi, berwajah tirus dan
pi lebih bersifat konvensional yaitu makna-mak- feminim, berambut panjang atau bergelombang,
na yang berkaitan dengan mitos. Mitos dalam pe- serta memiliki senyum yang manis.10 Bishomen
mahaman semiotika Barthes adalah pengkodean sendiri adalah karakter yang terdapat dalam ko-
makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang mik untuk remaja putri (shojo manga) di Jepang.
dianggap alamiah atau cerita yang digunakan Di Korea, konsep inipun diaplikasikan dalam ko-
suatu kebudayaan untuk menjelaskan atau me- mik untuk remaja putri yang disebut dengan isti-
mahami beberapa aspek dari realitas atau alam.8 lah konminam.
Istilah tersebut
3.1. Konseps Maskulinitas merupakan per-
Berbicara maskulin sama halnya jika ber- paduan dari dua
bicara mengenai feminim. Maskulin merupakan karakter yang
sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap la- berarti bunga
ki-laki. Carlyle menjelaskan bahwa maskulinitas dan pria tam- Bishonen Jepang (Shojo Manga)
berkaitan dengan kemadirian, kekuatan serta ori- pan.11
entasi tindakan.9 Dengan kata lain, laki-laki tidak Sementara itu, maskulinitas metroseksual
dilahirkan begitu saja dengan sifat maskulinnya merupakan kebudayaan populer Amerika. Dari
secara alami, melainkan maskulinitas dibentuk beberapa kebudayaan populer di Hollywood,
oleh kebudayaan. Penyebaran konsep maskulini- salah satu yang banyak diikuti adalah musik po-
pnya. Selain mempelajari dan meniru cara men-
6 Kris Budiman, 2011. Semiotika Visual (Konsep, Isu, dan
guasai panggung dari musik pop Hollywood, ar-
Problem Ikonisitas). Hlm. 3.
7 John Fiske, 2011. Cultural and Communication Stud- 10 Sun Jung, 2011. Korean Masculinities and Transcul-
ies : Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Hlm. tural Consumption: Yonsama, Rain, Oldboy, K-pop
118. Idols. Hlm. 59.
8 John Fiske, 2011. Cultural and Communication Studies : 11 Sun Jung, 2011. Korean Masculinities and Transcultural
Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Hlm.121. Consumption: Yonsama, Rain, Oldboy, K-pop Idols. Hlm.
9 Catherine Hall, 1992. White, Male, and Middleclass. 58.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 55

tis-artis Korea pun Salah satu


banyak meniru cara contoh maskulin-
membentuk tubuh itas Korea Sela-
bintang idola Holly- tan saat ini yang
wood. Salah satun- dapat dilihat jelas
ya adalah pemben- dari ketiga ele-
Bae Yong-Joon
tukan badan yang men diatas adalah bin-
Justin Timberlake
dapat kita lihat dalam so- tang drama Winter Sonata yang direpresentasikan
sok Justin Timberlake. oleh Bae Yong-Joon. Maskulinitas Bae Yong-
Justin memiliki tubuh yang berisi, berdada Joon merupakan perpaduan antara maskulinitas
bidang, dan perut six packs. Penampilan fisik ini Konfusius yang lembut (wen), pria tampan Je-
disebut dengan penampilan maskulinitas metro- pang (pretty boy-bishonen), dan metroseksual
seksual. Metroseksual ini kemudian dapat kita global.
artikan sebagai laki-laki yang berasal dari kalan- 3.2. Analisis Semiotik Video Klip Shinee Ring
gan menengah atas, rajin berdandan, lebih men- Ding Dong
- Pakaian
gagungkan fashion. Konsep maskulinitas baru
Gambar I
ini menciptakan standar baru masyarakat bagi la-
Pemakaian Busana Melewati Batasan Gender
ki-laki. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
semuanya membahas penciptaan imej baru bagi
Scene I
laki-laki, dimana karakter maskulinnya tidak lagi
“segarang” dulu. Namun mereka lebih lembut
dan trendi.
Sedangkan
Seonbi adalah
sebutan bagi pe-
lajar yang men-
dalami Konfu-
Gambar 1 Gambar 2
sianisme. Kaum
terpelajar ini
adalah laki-la-
Seonbi
ki, karena ketika
itu yang dapat menempuh pendidikan hanyalah
kaum pria. Karakteristik maskulinitas ini terdapat
pada masa dinasti Joseon, yang ketika itu lebih
mengedepankan mental dibandingkan fisik. Oleh
karenanya, terdapat beberapa karakteristik ma-
skulinitas seonbi seperti sopan-santun dan lemah
lembut yang masih dihargai oleh masyarakat Ko- Gambar 3
rea modern.12
Consumption: Yonsama, Rain, Oldboy, K-pop Idols. Hlm.
12 Sun Jung. 2011. Korean Masculinities and Transcultural 27.
56 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Tabel I. Penggambaran Scene I Tabel II. Representasi Maskulinitas


Androgini13
Gambar Visual Bahasa 1. Penanda 2. Petanda
- Baju bermotif - G a y a
1 Personil Shinee mengenakan blazer
dengan bagian b e r p a k a i a n
kulit bermotif bulu-bulu, dipadu
leher yang f e m i n i m -
dengan celana panjang dan sayap
Mitos rendah maskulin.
dibelakang. Tampak Choi Minho
- Celana
memakai blazer hitam memanjang
Panjang.
sampai lutut dengan ujung
berumbai-rumbai. Blazer tersebut
3. Tanda
bermotif bulu-bulu berwarna
I. PENANDA II. PETANDA
putih. Gambar ini merupakan pose
G a y a G a y a
diakhir video klip.
b e r p a k a i a n berpakaian
metroseksual. penyanyi/artis
2 Kim Jonghyun sedang bernyanyi
idola.
dengan busana luaran blazer motif
III. TANDA
bulu-bulu berwarna hitam dan
Gaya busana
dalaman kaos bermotif yang bagian
idola Korea
dadanya sedikit turun.
Selatan mele-
wati batas gen-
3 Lee Taemin (depan sebelah kanan)
der maskulini-
yang sedang bernyanyi dan menari
tas-feminitas
di lantai yang tergenang air dan
berlatar mobil menggunakan Dari scene 1, dapat dilihat bahwa penampi-
busana luaran blazer hitam dengan lan yang ditunjukkan oleh beberapa personil
sedikit warna merah di bahu. Shinee termasuk dalam karakteristik yang ban-
Sementara dalaman memakai yak diaplikasikan oleh para boyband di Asia,
kaos bermotif dengan bawahan khususnya Korea Selatan. Mereka sering men-
celana ketat panjang berwarna genakan kostum yang melewati batasan gender.
merah. Dibelakang celana tampak Tak jarang mereka memakai baju berwarna merah
kain merah memanjang kebawah. muda, dan bahkan memakai celana ketat (gambar
Warna kainnya disamakan dengan 3), bermotif-motif, serta berwarna-warni. Selain
warna celana.. itu, pada scene 1 juga dapat dilihat dengan jelas
bagaimana seluruh personil Shinee sangat menja-
Dengan mengenakan busana tersebut, kita ga penampilan tubuh dan gaya berbusana mere-
dapat meihat bahwa mereka menunjukan gaya ka. Mereka tanpa ragu mengenakan pakaian yang
berpakaian seorang bintang. Dalam teori Barthes,
13 Androgini adalah sebuah bentuk dimana batas-batas
hal tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini: feminitas dan maskulinitas itu melebur atau tidak
jelas. Berasal dari bahasa Yunani andro yang berarti
pria dan gyn berarti wanita.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 57

umumnya akan dikenakan oleh seorang perem- 2 Nampak Kim Jonghyun sedang
puan. Hal tersebut merupakan suatu keharusan bernyanyi. Terlihat jelas bibir itu
dalam industri musik K-Pop saat ini. Hal ini mengenakan lipbalm dan terdapat
tentunya sangat beralasan, karena seorang artis bedak tipis pada wajahnya.
baik itu individu ataupun sebuah grup, jenis pa- 3 Choi Minho yang sedang bernyanyi
kaian yang akan digunakan baik dalam panggung dengan mengangkat jari telunjuk
ataupun keseharian, ditentukan oleh pihak peru- kearah kepala. Terlihat Choi Minho
sahaan tempat mereka bernaung.14 Ini dilakukan menggunakan eye liner, lipbalm, dan
untuk mengangkat popularitas ataupun menjaga bedak tipis.
citra mereka sebagai artis idola.
Sementara itu penggunaan celana panjang Umumnya, citra yang dibangun oleh idola
oleh seluruh personil Shinee dianggap mampu Korea Selatan tersebut merupakan strategi peru-
mewakili sisi maskulinitas mereka. Tickner men- sahaan dalam memasarkan bintangnya. Bagi pi-
jelaskan bahwa mungkin celana panjang men- hak perusahaan, citra tentunya merupakan faktor
yatakan maskulinitas yang begitu kuat sehingga utama, sedangkan talenta dalam bermusik bisa
“dapat digunakan untuk menunjukkan kelelakian menjadi nomor dua. Melalui pendekatan Barthes,
sebab celana panjang sudah teridentifikasi secara maka hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
eksklusif”.15 Tabel IV. Representasi Maskulinitas Pem-
bentuk Citra
Bahasa 1. Penanda 2. Petanda
- Make Up
- Pakaian rapi - Gaya
Gambar II
- Memakai berpakaian
Penggunaan Make Up Oleh Personil Shinee
make up kelas
Scene II
Mitos wajah. menengah atas
- Menjaga
penampilan.

3. Tanda
I. PENANDA II. PETANDA
Gambar 1 Gambar 1 Gambar 1 Penyanyi/artis Idola yang
idola. menjaga
Tabel III. Penggambaran Scene II
penampilan
Gambar Visual III. TANDA nya.
Citra, faktor
1 Kim Kibum yang mengenakan bedak
utama bagi ar-
tipis, lipbalm, dan eye liner.
tis Korea.

14 Heather A. Willoughby, 2006. Image is Everything: Dari hal tersebut, dapat kita lihat bagaimana
The Marketing of Feminity in South Korean Popular para artis idola sangat memperhatikan dan menja-
Music. Korean Pop Music: Riding the Wave. Hlm.101. ga citranya. Mereka tidak ragu untuk mengenakan
15 Dalam Malcolm Barnard, 2011. Fashion Sebagai Komuni-
kasi. Hlm.123. make up, meskipun hal itu umumnya dilakukan
58 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

oleh wanita. Willoughby menjelaskan bahwa ci-


tra dalam trend musik K-Pop saat ini adalah kual-
itas yang paling esensial dari seorang penghibur,
sementara talenta, musik dan kreatifitas memiliki
peran sekunder.16 Karena adanya pemujaan ter-
hadap ketampanan oleh para penggemarnya, hal
ini memunculkan standar ketampanan tersendiri
dalam industri ini. Di sisi lain dapat dijelaskan
pula bahwa metamorfosis pria Korea Selatan dari Gambar 4
macho hingga make up selama dekade terakhir
atau lebih, sebagian besar dapat dijelaskan oleh
persaingan sengit untuk pekerjaan, kemajuan dan Tabel V. Penggambaran Scene III
asmara dalam suatu masyarakat di mana slogan
Gambar Visual
populer mengatakan ‘penampilan adalah kekua-
tan’.17 Hal ini dapat pula dilihat banyaknya iklan-
iklan kosmetik di Korea Selatan yang menggu-
1 Choi Minho yang menatap kearah
nakan pria sebagai model iklan mereka.
kamera melalui cermin. Nampak
kesedihan yang terpancar dari tatapan
- Ekspresi
matanya.
Gambar III
2 Kim Jonghyun yang sedang
Ekspresi Sedih dan Cemberut Personil
menunjukkan ekspresi sedih.
Shinee
Scene III 3 Lee Jinki sedang menyanyi, sambil
menatap kearah kamera dengan
ekspresi wajah sedih.
4 Kim Jonghyun yang sedang menyanyi
dan memandang sedih kearah kamera
dengan tangan di dadanya.

Dalam scene III tersebut, dapat kita lihat,


Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
bagaimana personil Shinee tanpa ragu dan ma-
lu-malu menunjukkan ekspresi sedih mereka.
Melalui pendekatan Barthes, maka hal tersebut
16 Heather A. Willoughby, 2006. Image is Everything: dapat kita lihat sebagai berikut:
The Marketing of Feminity in South Korean Popular
Music. Korean Pop Music: Riding the Wave. Hlm.
102.
17 Adrian Marnoto, 2012. Pria Korea Paling Suka Ber-
solek dari Pria Lain di Dunia. Melalui http://www.
menjelma.com/2012/09/foto-pria-koreapaling-su-
ka-bersolek.html. Diakses Pada Tanggal 5 Juli 2014,
Pukul 22:30 Wib.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 59

Tabel VI. Representasi Maskulinitas Sensitif seorang lelaki ideal adalah seorang lelaki yang
lemah lembut tetapi berkeinginan kuat. Maskuli-
Bahasa 1. Penanda 2. Petanda
nitas dalam scene III merupakan tipikal dalam
- Ekspresi - Pria yang
maskulinitas soenbi yang terpengaruh oleh Kon-
muka sedih sensitif
fusius yang masih dipegang hingga saat ini. Jika
dan cemberut
seorang pria dapat menunjukkan kelemah lembu-
Mitos
tan dan sensitifitas, maka hal tersebut menunjuk-
3. Tanda
kan bahwa ia merupakan pria yang berbudaya.
I. PENANDA II. PETANDA
Beberapa Beberapa IV. PENUTUP
personil personil Semiotika merupakan ilmu yang mempela-
S h i n e e S h i n e e jari struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tan-
bersedih dan menunjukkan da dalam penggunaannya di dalam masyarakat.
cemberut kerapuhannya Oleh sebab itu, semiotika mempelajari relasi
diantara komponen-komponen tersebut dengan
III. TANDA masyarakat penggunanya. Semiotika juga me-
B erekspre si lihat suatu simbol sebagai sesuatu yang sangat
sedih merupa- terbuka sehingga sangat mungkin menghasilkan
kan salah satu beragam interpretasi. Dengan demikian interpre-
karakter pria tasi peneliti mengenai maskulinitas para person-
yang cend- il Shinee dalam video klip Ring Ding Dong ini
erung lembut dapat disimpulkan bahwa Shinee merepresen-
dan sensitif tasikan citra pria yang sedemikian rupa sebagai
artis idola. Gaya berbusana mereka dikontrol
Umumnya, karakteristik maskulin yang
oleh manajemen. Hal ini merupakan bagian dari
diketahui masyarakat adalah seorang pria yang
strategi pemasaran bagi artis-artisnya agar selalu
“keras atau kasar”, berjiwa kompetitif, menah-
diingat dan terus diidolakan para penggemarnya.
an perasaan dan bersikap dingin. Namun, kare-
Para personil Shinee juga tidak hanya men-
na budaya dan periode waktu, maka karakteris-
jual suara ataupun talentanya dalam bermusik,
tik itupun berubah. Saat ini, maskulinitas sangat
tetapi juga memasarkan citranya. Kemudian,
terkonstruksi oleh media massa. Media sangat
maskulinitas yang direpresentasikan oleh per-
berperan penting dalam membentuk konsep ma-
sonil Shinee tersebut melalui video klip Ring
skulinitas melalui pencitraan mengenai “kriteria
Ding Dong ini juga bermacam-macam. Beberapa
ideal” untuk menjadi laki-laki yang maskulin
scene menunjukkan adanya konsep maskulinitas
atau macho.
baru (konsep “pria baru”), namun sebagian juga
Seperti pada scene III, beberapa personil
masih merupakan maskulinitas tradisional. Ini
Shinee merepresentasikan maskulinitas “lemah
membuktikan bahwa maskulinitas yang dihadir-
lembut” dan “sensitif”. Jung (2011) menjelas-
kan dalam video klip Ring Ding Dong ini mer-
kan bahwa maskulinitas ini merupakan salah
upakan komoditi dalam industri hiburan Korea
satu karakter dalam ideologi Konfusius, yakni
Selatan. Dengan demikian, dapat dikatakan pula
60 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

bahwa telah terjadi pendefinisian ulang terhadap Sumber Internet:


konsep maskulinitas. Kini, maskulinitas yang Biodata Shinee – Foto Profil Personil Shinee
berusaha untuk diyakini adalah maskulin yang Boyband Korea. Melalui http://www.erab-
dibawa oleh citra dari para aris idola yang selalu aca.com/2012/04/biodata-shinee-foto-pro-
tampil di media massa. fil-personil.html. Diakses Pada Tanggal 6
Juli 2014, Pukul 13: 35 Wib.
Daftar Pustaka Marnoto, Adrian. 2012. Pria Korea Paling Suka
Sumber Buku: Bersolek dari Pria Lain di Dunia. Melalui
Barnard, Malcolm, 2011. Fashion Sebagai Ko- http://www.menjelma.com/2012/09/fo-
munikasi. Yogyakarta: Jalasutra. to-pria-koreapaling-suka-bersolek.html.
Budiman, Kris, 2011. Semiotika Visual (Konsep, Diakses Pada Tanggal 5 Juli 2014, Pukul
Isu, dan Problem Ikonisitas). Yogyakarta: 22:30 Wib.
Jalasutra. Shinee. Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/
Cherry, Iriany, 2011. Representasi Sensualitas Shinee. Diakses Pada Tanggal 6 Juli 2014,
Perempuan dalam Iklan Victoria Perfume Pukul 14:47 Wib.
Body Scent Versi “We Are The Star”: Studi Video Klip Shinee Ring Ding Dong, melalui http://
Semiotika Representasi Sensualitas dalam www.youtube.com/watch?v=roughtzsCDI.
Iklan Victoria Perfume Body Scent Versi Diakases Pada Tangal 3 Juli 2014, Pukul
“We Are The Star. Program Studi Ilmu Ko- 14:19 Wib.
munikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
Fiske, John, 2011. Cultural and Communication
Studies : Sebuah Pengantar Paling Kompre-
hensif. Yogyakarta: Jalasutra.
Hall, Catherine, 1992. White, Male, and Middle-
class. Cambridge: Polity Press.
Jung, Sun, 2011. Korean Masculinities and
Transcultural Consumption: Yonsama, Rain,
Oldboy, K-pop Idols. Hong Kong: Hong
Kong University Press.
Neuman, W. Lawrence, 2013. Metodologi Pe-
nelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuatitatif. Jakarta: PT Indeks.
Willoughby, Heather A., 2006. Image is Every-
thing: The Marketing of Feminity in South
Korean Popular Music. Korean Pop Music:
Riding the Wave. Ed. Keith Howard. Kent,
UK: Global Oriental.
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 61

RESTORASI LAHAN PASCA TAMBANG TIMAH DI PULAU BANGKA

Oleh :
Fitri Ramdhani Harahap, S.Sos., M.Si

Abstrak :
Kerusakan akibat penambangan timah di Pulau Bangka semakin meningkat terutama sejak berkem-
bangnya penambangan inkonvensional. Dampak kegiatan penambangan timah, baik tambang kon-
vensional maupun inkonvensional terhadap lingkungan fisik berupa bertambahnya lahan kritis
akibat berkurangnya hutan, rusaknya lahan pertanian dan kebun. Upaya rehabilitasi lahan bekas
tambang ditinjau dari aspek teknis adalah upaya untuk mengembalikan kondisi tanah agar stabil
dan tidak rawan erosi. Dari aspek ekonomis dan estetika lahan, kondisi tanah diperbaiki agar nilai/
potensi ekonomisnya dapat dikembalikan sekurang-kurangnya seperti keadaan semula. Dari aspek
ekosistem, upaya pengembalian kondisi ekosistem ke ekosistem semula. Dalam hal ini revegetasi
adalah upaya yang dapat dinilai mencakup kepada kepentingan aspek-aspek tersebut, dimana rekla-
masi hampir selalu identik dengan revegetasi.
Kata Kunci :
Restorasi, Pasca Tambang Timah, Pulau Bangka

I. PENDAHULUAN tas penambangan timah lebih banyak dilakukan


1.1. Penambangan Timah di Kepulauan di Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep. Kegia-
Bangka tan penambangan timah di pulau-pulau ini telah
Indonesia mempunyai cadangan timah yang berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hing-
cukup besar dan telah ditambang lebih dari 300 ga sekarang (Batubara, 2010).
tahun. Cadangan timah ini tersebar dalam ben- Dari sejumlah pulau penghasil timah terse-
tangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer, but, Pulau Bangka merupakan pulau penghasil
yang disebut The Indonesian Tin Belt (Sabuk Ti- timah terbesar di Indonesia. Dari luas Pulau
mah Indonesia). Bentangan ini merupakan bagian Bangka 1.294.050 ha, sebesar 27,56 % daratan
dari The Southeast Asia Tin Belt (Sabuk Timah pulau ini merupakan areal Kuasa Penambangan
Asia Tenggara) yang membujur sejauh kurang (KP) timah. PT. Tambang Timah (anak perusa-
lebih 3.000 km dari daratan Asia ke arah Thai- haan PT. Timah Tbk) menguasai lahan seluas
land, semenanjung Malaysia hingga Indonesia. 321.577 ha dan PT. Kobatin seluas 35.063 ha.
Di Indonesia sendiri, wilayah cadangan timah Selain kedua perusahan tersebut, izin kuasa
mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan penambangan (KP) timah juga diberikan kepada
sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) di perusahaan swasta. Sampai dengan pertengahan
utara terus ke arah selatan yaitu Pulau Bangka, tahun 2007, jumlah KP timah mencapai 101
Belitung, dan Karimata hingga ke daerah sebelah izin dengan luas pencadangan 320.219 ha, dan
barat Kalimantan. Penambangan di Bangka, telah yang telah ditambang 6.084 ha (Inonu, 2013).
dimulai pada tahun 1711, di Singkep pada tahun Perubahan kontrol terhadap timah terjadi
1812, dan di Belitung sejak 1852. Namun, aktivi- setelah era Reformasi. Menteri Perindustrian dan
62 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Perdagangan mengeluarkan keputusan yang tidak lubang-lubang (kolong-kolong) dengan kedala-


lagi mencantumkan kata ‘timah’ dalam daftar ba- man bervariasi (6-10 m) dengan luas beberapa
rang-barang ekspor yang diawasi atau diatur pe- hektar dan di musim hujan, kolong pasca penam-
merintah Keputusan Menperindag No. 146/MPP/ bangan ini akan terisi air. (3) Pencucian: Kegia-
Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999. Keputusan tan ini bertujuan untuk memisahkan biji timah
ini berimplikasi bahwa siapapun berhak me- dari bahan lainnya. Pemisahan menggunakan
masarkan timah. Hal ini kemudian diikuti dengan sistem gravitasi dimana biji timah dengan berat
dikeluarkan peraturan daerah Nomor 6 Tahun jenis 7,2 g/cm3 akan lebih dulu mengendap, dis-
2001 yang pada dasarnya memberi akses kepa- usul dengan pasir kasar (tailing) dan kerikil den-
da masyarakat Bangka untuk menambang (Er- gan berat jenis 2-4 g/cm3 dan yang lebih jauh
man, 2008). Kabupaten Bangka Tengah kemu- dan terakhir mengendap adalah lumpur (slime).
dian mengikuti dengan mengeluarkan Peraturan Dari proses pencucian ini akan menghasilkan
Daerah Nomor 08 tahun 2007 tentang pokok- tailing dengan kandungan bahan organik sangat
pokok pertambangan umum. Hal ini kemudian rendah, miskin unsur hara, kapasitas menyim-
menjadikan pertambangan di Bangka Belitung pan air sangat rendah), serta bagian lumpur yang
tumbuh tanpa terkendali dan pengawasan terha- jenuh air. Hamparan pasir tailing yang berben-
dap lingkungan tidak terlihat sehingga dampak tuk bukit-bukit kecil mengandung pasir 90%;
lingkungan dari penambangan ini terlihat jelas. debu 8%; liat 0,5%; Corganik 0,10%; KTK 0,5
Semua kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka me/100 mg (P4LH-Puslittanak, 1996) dan tem-
Belitung telah terjadi perubahan penggunaan lah- peratur permukaan tanah sangat tinggi (40-500C)
an karena aktivitas penambangan. sehingga evaporasi cukup tinggi. Selain lereng,
Di Kepulauan Bangka dijumpai 2 sistem faktor lain yang berpengaruh terhadap besarnya
penambangan biji timah yakni tambang semprot erosi dan degradasi lahan adalah tanah dan curah
dan tambang kapal keruk. Pada tambang semprot, hujan. Bentuk wilayah berombak sampai ber-
sistem penambangan biji timah dibagi dalam 3 gelombang merupakan faktor yang mendorong
tahapan (1). Pengupasan: pada tahap ini dilaku- terjadinya erosi dan degradasi lahan, dengan ra-
kan pembongkaran lapisan tanah atau batuan ta-rata curah hujan ±2.339 mm/tahun (Juarsah,
yang tidak mengandung biji timah (overburden) 2011).
yang dapat mencapai kedalaman tertentu. Lapisan
tanah yang dikupas terdiri atas: a) top soil (tanah 1.2. Dampak Praktek Penambangan Timah
pucuk) yang telah mengalami pelapukan seh- Kerusakan akibat penambangan timah di
ingga merupakan media tumbuh yang baik bagi Pulau Bangka semakin meningkat terutama sejak
tanaman, dan b) bahan induk tanah yang belum berkembangnya penambangan inkonvensional.
mengalami pelapukan. (2) Penyemprotan: kegia- Sebelum tahun 1998, komoditi timah termasuk
tan ini bertujuan untuk membongkar atau melar- komoditi strategis yang perdagangannya terba-
utkan tanah/batuan yang mengandung biji timah tas, sehingga kegiatan penambangan dan perda-
sehingga berubah menjadi lumpur. Lumpur yang gangan timah hanya boleh dilakukan oleh peru-
mengandung biji timah ini kemudian dipompa/ sahaan PT. Timah dan PT, Koba Tin. Pada tahun
dialirkan ke instalasi pencucian (disebut palong 1998 terjadi krisis ekonomi di Indonesia. Atas
atau sakam). Penyemprotan akan meninggalkan permintaan Bupati Bangka, PT Timah Tbk men-
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 63

gizinkan masyarakat menambang di sebagian


wilayah kuasa penambangan (KP) yang sudah
ditinggalkan. Sebagai timbal baliknya dan un-
tuk memenuhi ketentuan mengenai barang tam-
bang strategis, masyarakat harus menjual pasir
timahnya hanya kepada PT Timah. Semenjak
saat itu dikenal isitilah tambang inkonvensional
(TI). Disebut sebagai tambang inkonvensional
karena metode penambangannya tidak seperti
penambangan terbuka (open mining), tetapi han-
ya dengan mesin penyedot tanah dan air. Dampak
kegiatan penambangan timah, baik tambang
konvensional maupun inkonvensional terhadap
lingkungan fisik berupa bertambahnya lahan kri-
Dalam kaitannya dengan rehabilitasi, re-
tis akibat berkurangnya hutan, rusaknya lahan
habilitasi merupakan suatu general term untuk
pertanian dan kebun. Menurut hasil rekapitulasi
suatu kegiatan revegetasi yang tidak mempunyai
Bapedalda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
tujuan spesifik, atau lebih jelasnya dapat dilihat
(2005), luas hutan di Propinsi Kepulauan Bangka
pada diagram di atas. Restorasi didefinisikan
Belitung +690.092 Ha, seluas +97.159 Ha (14%)
sebagai upaya memperbaiki atau memulihkan
telah mengalami kerusakan. Lahan kritis yang
kondisi lahan yang rusak dengan membentuk
terbentuk juga semakin meningkat, sampai tahun
struktur dan fungsinya sesuai (mendekati) den-
2005 di Pulau Bangka seluas 464.673 Ha. Selain
gan kondisi awal.
itu, dilaporkan juga bahwa semua sungai besar
The Society for Ecological Restoration In-
yang ada, seperti Sungai Kepoh, Sungai Antan,
ternational menawarkan definisi sebagai berikut
Sungai Kampak, Sungai Mancung dan Sungai
:“Restorasi ekologi adalah proses untuk mem-
Kurau umumnya sudah tercemar terutama keker-
bantu pemulihan suatu ekosistem yang telah
uhan akibat partikel tanah dari pencucian pasir
menurun, rusak, atau hancur.” Kutipan tersebut
timah yang mengalir ke sungai-sungai (Inonu,
menegaskan bahwa intervensi restorasi dicip-
2013).
takan untuk membantu proses-proses pemulihan
II. PEMBAHASAN alami. Apabila proses pemulihan alami tersebut
2.1. Prinsip-prinsip Restorasi tidak berjalan, bentuk pengelolaan lain dibutuh-
Restorasi biasanya terdiri dari kegiatan kan sebelum intervensi restorasi berpeluang suk-
reklamasi (melibatkan kegiatan civil engineer- ses. “Bantuan” kita dalam pemulihan alami dapat
ing, berhubungan dengan pemulihan kondisi berupa bentuk pasif atau secara tidak langsung,
tanah) dan revegetasi (mengembalikan pohon, atau dalam bentuk aktif atau intervensi langsung.
shrub, dan lain-lain). Yang pertama umumnya melibatkan perbaikan
pengelolaan aktivitas antropogenik yang men-
ghalangi proses pemulihan alami; sementara
yang terakhir biasanya melibatkan restorasi fisik
64 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

aktif dan/atau intervensi restorasi biologis, con- 1. Mempersiapkan rencana reklamasi sebelum
tohnya transplantasi karang dan biota lainnya ke pelaksanaan penambangan.
daerah yang terdegradasi (Edwards, A.J. & Go- 2. Luas areal yang direklamasikan sama den-
mez, E.D, 2008). gan luas areal penambangan.
Menurut Sutomo (2011) ekologi restorasi 3. Memindahkan dan menempatkan tanah
bertujuan untuk: (1). Merestorasi situs terlokalisa- pucuk pada tempat tertentu dan mengatur
si yang terganggu atau rusak seperti bekas areal sedemikian rupa untuk keperluan revegetasi.
tambang. (2). Untuk meningkatkan kemampuan 4. Mengembalikan/memperbaiki pola drainase
produktivitas di lahan produksi yang terdegrada- alam yang rusak
si. (3). Memperkaya nilai-nilai konservasi alam 5. Menghilangkan/memperkecil kandungan
di areal lanskap yang dilindungi. (4). Merestora- (kadar) bahan beracun sampai tingkat yang
si proses-proses ekologis di dalam suatu lanskap aman sebelum dapat dibuang ke suatu tem-
yang luas. Restorasi ekologi menaungi berbagai pat pembuangan.
dimensi dari upaya restorasi yang lebih luas tidak 6. Mengembalikan lahan seperti keadaan sem-
hanya mencakup ekologi restorasi, tetapi juga ula dan/atau sesuai dengan tujuan penggu-
dari sisi kajian sosial, kebijakan dan ekonomi un- naannya.
tuk mencapai tujuannya. 7. Memperkecil erosi selama dan setelah pros-
es reklamasi.
2.1.1. Reklamasi 8. Memindahkan semua peralatan yang tidak
Menurut Latifah (2003) dampak negatif ke- digunakan lagi dalam aktifitas penamban-
giatan pertambangan terhadap lingkungan terse- gan.
but perlu dikendalikan untuk mencegah keru- 9. Permukaan yang padat harus digemburkan
sakan di luar batas kewajaran. Prinsip kegiatan namun bila tidak memungkinkan agar dita-
Reklamasi adalah : (1). kegiatan Reklamasi harus nami dengan tanaman pionir yang akarnya
dianggap sebagai kesatuan yang utuh dari kegia- mampu menembus tanah yang keras.
tan penambangan (2). kegiatan Reklamasi ha- 10. Setelah penambangan maka pada lahan
rus dilakukan sedini mungkin dan tidak harus bekas tambang yang diperuntukkan bagi
menunggu proses penambangan secara kes- revegetasi, segera dilakukan penanaman
eluruhan selesai dilakukan. kembali dengan jenis tanaman yang sesuai
Kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan dengan rencana rehabilitasi dari Departemen
yaitu : (1). Pemulihan lahan bekas tambang un- Kehutanan dan RKL yang dibuat.
tuk memperbaiki lahan yang terganggu ekolog- 11. Mencegah masuknya hama dan gulma yang
inya, dan (2). Mempersiapkan lahan bekas tam- berbahaya.
bang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk 12. Memantau dan mengelola areal reklamasi
pemanfaatannya selanjutnya. Untuk melakukan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
reklamasi lahan bekas tambang diperlukan pe-
Setiap lokasi pertambangan mempunyai
rencanaan yang baik agar dalam pelaksanaannya
kondisi tertentu yang mempengaruhi pelaksa-
dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki.
naan reklamasi. Pelaksanaan reklamasi umum-
Hal-hal yang harus diperhatikan didalam peren-
nya merupakan gabungan dari pekerjaan teknik
canaan reklamasi adalah sebagai berikut :
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 65

sipil dan teknik vegetasi. Pelaksanaan reklamasi : Persiapan penanaman, pemeliharaan tanaman
meliputi kegiatan sebagai berikut : serta pemantauan tanaman. Hal-hal yang harus
- Persiapan lahan yang berupa pengaman- diperhatikan dalam persiapan penanaman an-
an lahan bekas tambang, pengaturan tara lain sebagai berikut :
bentuk lahan (landscaping), pengaturan/ − Kegiatan pemupukan
penempatan bahan tambang kadar rendah − Pemilihan jenis tumbuhan
(lowgrade) yang belum dimanfaatkan. − Pengumpulan dan ekstraksi biji
- Pengendalian erosi dan sidementasi. − Penyimpanan biji
- Pengelolaan tanah pucuk (top soil). − Persiapan pembenihan
- Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau Terdapat beberapa pilihan tentang metoda
pemanfaatan lahan bekas tambang untuk tu- penanaman kembali dari tumbuhan asli apabi-
juan lainnya. la diperlukan. Metoda penanaman yang dipilih
Arah dari upaya rehabilitasi lahan bekas akan bergantung pada ukuran dan sifat dari lo-
tambang ditinjau dari aspek teknis adalah up- kasi dan tersedianya jenis tanaman. Beberapa
aya untuk mengembalikan kondisi tanah agar menetapkan pilihan antara lain : Penyemaian
stabil dan tidak rawan erosi (Sujitno, 2007). langsung, penanaman semaian dan pencangko-
Dari aspek ekonomis dan estetika lahan, kondisi kan. Tingkat keberhasilan dari semua metoda
tanah diperbaiki agar nilai/potensi ekonomisnya penanaman akan berkurang bila tidak dilakukan
dapat dikembalikan sekurang-kurangnya seper- pemeliharaan yang baik. Untuk itu perlu dilaku-
ti keadaan semula. Dari aspek ekosistem, upaya kan hal-hal berikut :
pengembalian kondisi ekosistem ke ekosistem - Pemagaran atau perlindungan tiap pohon
semula. Dalam hal ini revegetasi adalah upaya diperlukan tetapi tidak pada penanaman
yang dapat dinilai mencakup kepada kepentingan skala besar. Pemagaran keliling akan mem-
aspek-aspek tersebut. Reklamasi hampir selalu berikan perlindungan terhadap ternak pe-
identik dengan revegetasi. makan tunas, lalu lintas kendaraan dan pe-
jalan kaki. Pagar sementara kurang dapat
2.1.2. Revegetasi memberikan perlindungan yang baik untuk
Revegetasi adalah usaha atau kegiatan jangka waktu yang lama. Pemagaran kelil-
penanaman kembali lahan bekas tambang. ing dilengkapi dengan penahan angin akan
Tujuan dari revegetasi akan mencakup re-es- meningkatkan keberhasilan program reveg-
tablishment komunitas tumbuhan seeara berke- etasi.
lanjutan untuk menahan erosi dan aliran per- - Hindarkan pengairan yang berlebihan pada
mukaan, perbaikan biodiversitas dan pemulihan daerah yang sudah ditabur dengan biji sam-
estetika lanskap. Pemulihan lanskap se- pai tiba musim hujan.
cara langsung menguntungkan bagi lingkungan - Penyiraman semaian harus dikurangi sedikit
melalui perbaikan habitat hewan, biodiversitas, demi sedikit untuk mencegah ketergantun-
produktivitas tanah dan kualitas air (Tjabyana gan yang berlebihan atau terjadinya akar
dan Yulius, 2011). permukaan.
Menurut Latifah (2003) Keberhasilan re- - Penggunaan pupuk, tambahan biji atau pen-
vegetasi bergantung pada beberapa hal seperti yulaman penanaman.
66 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

- Kerusakan akibat serangga dan kutu adalah sil reklamasi belum memberikan nilai ekonomi
hal biasa, khususnya bila program revegeta- yang berarti bagi masyarakat (Tjabyana dan Yu-
si menghasilkan tanaman atau rumput-rum- lius, 2011).
putan yang jarang didapati di daerah terse- Menurut Inonu (2003) pemilihan spesies ta-
but. naman untuk revegetasi merupakan tahap yang
paling penting dalam upaya merestorasi lah-
2.2. Restorasi sebagai Upaya Pemulihan an tambang. Untuk memastikan keberhasilan
Lahan Pasca Tambang Timah penanaman pohon pada lahan yang mengalami
Kontribusi sektor pertambangan terhadap degradasi dan mengembalikan fungsi ekosistem
kerusakan hutan di Indoensia mencapai 10% memerlukan suatu strategi yang meliputi pemi-
dan kini melaju mencapai 2 juta ha per tahun. lihan jenis tumbuhan asli yang dapat menye-
Di Bangka-Belitung luas lahan bekas pertamban- suaikan diri dengan kondisi iklim lokal dan
gan timah sudah mencapai 400.000 ha yang ter- kondisi lahan yang ada, serta melalui pendekatan
diri dari 65% lahan tandus dan 35% berbentuk aplikasi teknik revegetasi mencakup perlakuan
telaga-telaga. Reklamasi terhadap lahan bekas silvikultur, perbaikan lahan, dan pengelolaan la-
tambang tirnah tersebut telah dilakukan, pada ta- han. Untuk menghijaukan kembali lahan tailing
hun 1992-2008 perusahaan tambang timah telah timah, salah satu strategi yang perlu diperhatikan
mereklamasi sekitar 11.000 ha, pada tahun 2008 adalah seleksi spesies. Pemilihan jenis tanaman
seluas 2.000 ha dan selanjutnya direncanakan yang akan ditanam didasarkan pada adaptabil-
reklamasi dilakukan seluas 1.600 ha per tahun. itas, cepat tumbuh, teknik silvikultur diketahui,
Selama ini reklamasi lahan bekas tambang ketersediaan bahan tanaman, serta dapat bersim-
dilakukan dengan menanaman tanaman akasia biosis dengan mikroba. Tanaman yang dipilih
(A. mangium dan A. auriculiformisi, gamal dan berupa spesies yang cepat tumbuh, resisten
sengon, tanaman lainnya seperti kelapa, jambu terhadap kekeringan, dan mampu tumbuh pada
monyet, pisang, pepaya, kacang tanah sayuran. tanah yang miskin unsur hara (ITTO 2002 dalam
Budidaya tanaman tersebut dikombinasikan den- Nurtjahya 2003). Ditinjau dari aspek konserva-
gan usaha perternakan ayam yang merupakan si lahan, revegetasi dengan menggunakan jenis
sumber bahan organik bagi lahan ini. Namun bu- MPTS yang telah dilakukan berhasil menghi-
didaya pertanian di tailing timah sangat intensif jaukan kembali lahan-lahan bekas tambang ser-
dan membutuhkan masukan modal yang besar ta mampu mencegah erosi. Secara ekologi, pen-
dan tentu sulit untuk dilaksanakan oleh petani ghutanan kembali lahan bekas tambang dengan
umumnya. Pada dasarnya kegiatan reklamasi MPTS terutama tanaman akasia kurang menun-
harus seimbang dengan pembukaan tambang, jukkan keragaman spesies karena tanaman
tetapi sering reklamasi lahan yang sudah dilaku- akasia menghasilkan eksudat akar yang bersifat
kan, kembali rusak yang disebabkan oleh penam- alelopati bagi tanaman lain. Selain itu, perkem-
bangan ilegal yang dilakukan masyarakat setem- bangbiakan akasia melalui biji dan vegetatif (tu-
pat. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal nas akar) cenderung ekstensif. Kedua hal terse-
antara lain hasil penambangan dapat langsung but menghambat pertumbuhan tanaman lain yang
dijual tidak memerlukan waktu yang panjang dan ada di sekitarnya, sehingga vegetasi cenderung
harga menguntungkan, sedangkan tanaman ha- homogen. Selain itu, apabila tanaman ini akan
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 67

dimanfaatkan untuk bahan baku pulp dan kertas dapat disadap dan menghasilkan getah hampir
harus melalui penebangan dan penanaman kem- setiap hari sehingga menghasilkan pandapatan
bali. Metode revegetasi ke depan perlu mengem- yang dibutuhkan oleh masyarakat.
bangkan spesies-spesies lain untuk revegetasi Penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa
selain spesies yang sudah ada. Idealnya, spesies setiap tahun daun karet dapat mengembalikan
revegetasi yang digunakan adalah spesies yang 45-90 kg/ha N, 3-7 kg/ha P, 10-20 kg/ha K dan
memenuhi persyaratan sebagai tanaman rekla- 9-18 kg/ha Mg. Melalui pengguguran daunnya,
masi, secara teknis dapat dilaksanakan dengan ini merupakan karisteristik tanaman karet. Den-
mudah dan murah dan secara ekonomis, meng- gan demikian diharapkan pemulihan lahan bekas
hasilkan produk yang bermanfaat (kayu dan non tambang dapat lebih cepat terjadi. Untuk daerah
kayu). Jenis-jenis tanaman perkebunan (mis- Bangka Belitung tanaman karet bukan tanaman
alnya karet dan kelapa sawit), tanaman buah baru, petani sudah sangat mengenal budidaya
(misalnya mangga, jeruk, jambu air), tanaman tanaman ini walaupun belum menggunakan
kehutanan spesifik Bangka perlu dikembangkan benih unggul, selain itu tanaman karet dapat
sebagai alternatif. Di lahan rekalamasi PT. Koba dikatakan menghasilkan pendapatan hampir
Tin, beberapa tanaman tersebut berhasil tumbuh tiap hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan berproduksi. hidup keluarga tani sehari-hari. Selain itu saat
Penanaman tanaman karet (Hevea brasil- ini telah tersedia klon karet penghasil Iateks-
iensis Muell Arg) di lahan bekas tambang dinilai kayu, sehingga selain menghasilkan lateks juga
merupakan salah satu alternatif utama untuk menghasilkan kayu untuk memenuhi kebutuhan
mengatasi tidak produktifnya lahan tandus bekas kayu pertukangan dan meubiler (Boerhendhy
tambang timah tersebut, masalah lingkungan dalam Tjabyana dan Yulius, 2011).
yang ditimbulkan oleh sisa penambangan dan Reklamasi lahan bekas penambangan timah
sekaligus memecahkan masalah perekonomian ke depan bertumpu pada pemanfaatan berbagai
masyarakat. Beberapa hal kenapa tanaman karet sumber bahan organik dan pemilihan spesies re-
berpotensi dikembang di lahan bekas bekas tam- vegetasi yang tepat guna. Bahan-bahan organik
bang. Pertama, tanaman karet termasuk tanaman yang tersedia secara lokal di Provinsi Kepulauan
multiguna (multipurpose tree species, MPTS), Bangka Belitung, khususnya Pulau Bangka dapat
mempunyai adaptasi yang tinggi pada lahan-la- dimanfaatkan untuk membenahi lahan bekas
han marginal, seperti di lahan yang berbatu di penambangan timah. Potensi bahan organik
Sulawesi Selatan. Tanaman karet mempunyai seperti tandan kosong kelapa sawit, limbah cair
akar tunggang yang dalam secara teoritas lebih pabrik pengolahan kelapa sawit cukup terse-
mampu mengatasi masalah kekeringan. Tanaman dia di Pulau Bangka. Selama ini pemanfaatan
karet bahkan mampu memberikan produktivitas limbah tersebut hanya terbatas untuk menambah
yang lebih tinggi pada lahan berpasir dengan bu- unsur hara tanaman kelapa sawit milik perusa-
lan kering yang tegas dibandingkan dengan lah- haan melalui aplikasi lahan (land application)
an yang tidak memeiliki bulan kering. Kedua, dan belum pernah digunakan untuk memper-
tanaman karet mampu memperbaiki sifat tanah baiki karakteristik lahan bekas penambangan
melalui pekayaan hara dengan karakter fisiologi timah. Potensi bahan organik sampah kota Di
pengguguran daunnya. Selain itu tanaman karet Kota Pangkalpinang dan Sungailiat, tempat pem-
68 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

buangan akhir sampah (TPA) sudah dilengkapi reklamasi lahan tambang yang dilakukan secara
dengan alat pencacah sampah organik. Setelah tepat diharapkan dapat memperoleh hasil yang
dicacah, sampah organik tersebut dapat didekom- optimal.
posisi lebih lanjut menjadi kompos yang dapat Masalah-masalah dalam reklamasi dan re-
digunakan sebagai bahan pembenah tanah pada vegetasi lahan di Pulau Bangka antara lain pem-
reklamasi lahan bekas tambang timah. Demikian bongkaran kembali lahan yang telah direklamasi
juga kotoran ternak seperti ayam potong dan sapi oleh masyarakat, manajemen pengelolaan tanah
yang dihasilkan sejumlah peternakan di Pulau bekas galian yang tidak tepat dan pemilihan
Bangka berpotensi untuk dimanfaatkan dalam spesies revegetasi yang kurang bermanfaat se-
program reklamasi. Meskipun potensinya cukup cara ekonomis bagi masyarakat lokal.
besar, penelitian mengenai efektivitas bahan-ba-
han tersebut bagi perbaikan lahan bekas tambang
timah sejauh ini belum pernah dilakukan.
Permasalahan utama reklamasi dan reveg-
etasi lahan bekas tambang timah di Provin-
si Bangka Belitung adalah pembukaan lahan
yang telah direklamasi oleh penambang ilegal.
Lemahnya supremasi hukum dan kebutuhan
ekonomi masyarakat yang sangat tergantung
dengan timah memicu penambangan kembali la-
han-lahan bekas tambang timah PT Timah dan
PT Koba Tin oleh masyarakat yang dikenal den-
gan tambang inkonvensional. Lahan bekas tam-
bang, baik yang belum direklamasi maupun yang
telah direklamasi akan ditambang kembali oleh
masyarakat untuk mengambil deposit biji timah
yang masih tersisa. Kegiatan ini menghambat
pemulihan lahan pasca penambangan karena la-
han tersebut harus direklamasi dan direvegetasi
kembali yang membutuhkan tambahan biaya
dan waktu. Bahkan sejak tahun 2001, PT. Timah
untuk sementara menghentikan program reklam-
asinya dan baru dilanjutkan kembali pada tahun
2006 (Inonu, 2013).

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pelaksanaan reklamasi lahan umumnya mer-
upakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan
teknik vegetasi. Perencanaan dan pelaksanaan
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 69

DAFTAR PUSTAKA lat Communication, Jakarta.


Batubara, Marwan., 2010, Menyelamatkan Ke- Sutomo, Restorasi Ekologi, http://u.lipi.
hancuran Pertambangan Timah Bangka Be- go.id/1321050669, diakses pada tanggal 2
litung (1), http://www.eramuslim.com, diak- September 2015.
ses pada tanggal 23 Januari 2010. Tjabyana, Bambang Eka., Yulius Ferry, 2011,
Edwards, A.J. & Gomez, E.D. 2008. Konsep dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah
panduan restorasi terumbu: membuat pilihan dengan Tanaman Karet (Hevea Brasilien-
bijak di antara ketidakpastian. Terj. dari Reef sisi), Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Restoration Concepts and Guidelines: mak- Perkebunan.
ing sensible management choices in the face
of uncertainty. Oleh: Yusri, S., Estradivari,
N. S. Wijoyo, & Idris. Yayasan TERANGI,
Jakarta.
Erman, Erwiza., 2008, Rethingking Legal and
Illegal Economy: A Case Study of Tin Min-
ing in Bangka Island, Jurnal Southeast Asia;
History and Culture, Vol. 37, p. 91-111.
Inonu, Ismed., 2013, Pengelolaan Lahan Tailing
Timah di Pulau Bangka: Penelitian yang Tel-
ah Dilakukan dan Prospek ke Depan, http://
download.portalgaruda.org/article.php?ar-
ticle=273888&val=5433&title=Pengelo-
laan%20Lahan%20Tailing%20Timah%20
di%20Pulau%20Bangka:%20Peneli-
tian%20yang%20Telah%20Dilakukan%20
dan%20Prospek%20ke%20Depan, diakses
pada tanggal 1 September 2015.
Juarsah, Ishak., 2011, Kondisi Sifat Fisik Tanah
Dan Lingkungan Pada Lahan Pasca Penam-
bangan Timah Di Propinsi Bangka Belitung,
http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdf-
prosiding2/fmipa201110.pdf, diakses pada
tanggal 1 September 2015.
Latifah, Siti., 2003, Kegiatan Reklamasi Lahan
Pada Bekas Tambang, http://repository.usu.
ac.id/bitstream/123456789/920/1/hutan-si-
ti1.pdf, diakses pada tanggal 2 September
2015.
Sujitno, Sutedjo., 2007, Sejarah Penambangan
Timah di Indonesia Abad 18 – Abad 20, Iba-
70 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 71

DINAMIKA POLITIK“KETERWAKILAN”DI BABEL:


Studi Awal Pemilukada Gubernur Bangka BelitungTahun 2017

Oleh: Ranto, S.IP., M.A

A. Prolog: Apa yang dipersoalkan? nanti (Bangkapos, 25/2/2016). Sebelumnya,


Menjelang Pemilihan Umum Kepada Daer- Rustam Efendi4 juga mulai berani mengungkap-
ah (Pemilukada) Gubernur dan Wakil Gubernur kan keinginannya agar didampingi oleh Yusroni
di Bangka Belitung (Babel) tahun 2017, kita Yazid5 sebagai calon wakilnya di Pemilukada
menyaksikan bagaimana proses pencarian kandi- 2017 yang akan datang(Bangkapos, 2/2/2016).
dat yang kemungkinan berkompetisi mulai dita- Meskipun peristiwa ini masih terlalu dini
mpilkan di media-media lokal. Tiga hari yang untuk disimpulkan, keikutsertaan beberapa figur
lalu, Hidayat Arsani1 dengan percaya diri men- yang disebutkan tadi—tak menutup kemungk-
gusulkan sejumlah nama seperti Andrea Hirata2 inan sejumlah nama lainnya juga akan muncul
dan Darmansyah Husein3 untuk mendampingin- seiring perkembangan isu-isu politik kontempo-
ya sebagai calon wakil gubernur di tahun 2017 rer— semakin menarik untuk diikuti. Oleh kare-
nanya, masih sangat memungkinkan peta politik
1 Wakil Gubernur Babel Periode 2012-2017. Menurut ren-
yang muncul saat ini bergeser sesuai dengan ke-
cana, Hidayat Arsani akan mencoba peruntungannya kem-
bali dalam memperebutkan jabatan gubernur Babel di butuhan dan konsumsi politik yang berkembang.
Pemilukada 2017. Saat ini, Hidayat Arsani merupakan Ket- Meski demikian, paling tidak, ada kecend-
ua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golongan Karya
erungan utama yang akan mewarnai kontestasi
(Golkar) di Babel.
2 Andrea Hirata merupakan seorang seniman sekaligus penu- politik di tahun 2017 ini, yakni: monopoli isu-isu
lis novel dari kalangan terdidik yang berhasil menjadikan kedaerahan yang dianggap sebuah kebutuhan rill
wisata di Pulau Belitung begitu populer jika dibandingkan
karena paling mewakili kedaerahan antara Putra
dengan wisata di Pulau Bangka. Berkat karyanya melalui
novel tetralogi Laskar Pelangi, publik nasional dan inter- Daerah Pulau Bangka-Putra Daerah Pulau Be-
nasional lebih mengenal Belitung dibandingkan dengan litung.
Bangka untuk menikmati spot-spot wisata yang ditawar-
Sebagai sebuah provinsi yang memang se-
kan oleh kedua pulau ini. Terkait dengan munculnya nama
ini—terlepas diterima atau tidak tawaran dari Hidayat Ar- cara spasial ditakdirkan untuk terpisah oleh da-
sani—kita harus mengabaikan latarbelakang sosiologis dari ratan dua pulau yang besar, keterwakilan kekua-
aspek demografi seperti usia dan profesi. Hal yang tidak
boleh kita abaikan terkait dengan latarbelakang kedaerahan 4 Gubernur Babel Periode 2012-2017 dipastikan oleh Partai
yang melekat dari masing-masing calon kandidat. Seperti Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Babel kembali
yang terlihat dibagian selanjutnya nanti, aspek kedaerahan bertarung di Pemilukada Babel 2017 setelah mendapat restu
ternyata tidak bisa diremehkan dalam hal proses kandidasi dari Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Umum PDIP.
di Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Babel. Bah- Selain memiliki status sebagai Ketua DPD PDIP Babel,
kan menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan (catatan Rustam Efendi juga berstatus gubernur incumbent. Ber-
pribadi). dasarkan dua status strategis tadi, tentu saja memberikan
3 Darmansyah Husein merupakan politisi Partai Amanat Na- kemudahan bagi Rustam untuk mendapatkan tiket resmi
sional (PAN) Babel yang pernah menduduki jabatan bupati pencalonan dari Megawati Soekarno Putri (catatan pribadi).
Belitung periode 2008-2013. Di tahun 2012 mencalonkan 5 Bupati Kabupaten Bangka periode 2007-2012 yang seka-
sebagai wakil gubernur Babel yang berpasangan dengan Zu- ligus merupakan politisi dari Partai Persatuan Pembangunan
lkarnain Karim. (PPP) Babel.
72 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

tan-kekuatan politik yang dimanifestasikan tera Bagian Selatan (Sumbagsel), Sumatera Se-
dengan kewajiban “Putra Daerah” harus dita- latan (Sumsel), hingga menjadi sebuah Provinsi
mpilkan merupakan kenyataan politik yang tidak Baru di tahun 2000—untuk menjelaskan terben-
bisa dihindarkan. Alasannya, agar aspirasi politik tuknya struktur politik yang berbasis primordial.
dan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bang- Mencermati hasil Pemilu di tahun 1955,
ka Belitung bisa dilaksanakan secara maksimal perolehan suara Partai Baperki6 sejumlah 8%
dan merata (tanpa ketimpangan) sehingga diper- disumbang oleh masyarakat di Babel merupa-
lukan adanya keterwakilan dari “Putra Daerah”di kan prestasi yang gilang gemilang dan perolehan
kedua pulau ini. suara tertinggi dari partai ini jika dibandingkan
Benarkah demikian?Perlu ditekankan disini, dengan wilayah-wilayah lainnya di seluruh Indo-
sebagai sebuah provinsi yang diatur secara kon- nesia (Evans, 2003; Ranto, 2014).
stitusional, dugaan-dugaan yang dijadikan dalih Selanjutnya, di Pemilu Legislatif (Pileg) ta-
pembenar pentingnya bermain di isu-isu kedaer- hun 1999, perolehan suara Partai Bulan Bintang
ahan ini merupakan jawaban yang menyesat- (PBB)7 di Pulau Belitung sejumlah 11% (pers-
kan seperti yang digelisahkan oleh Agus Badaw en)—melampaui perolehan PDIP dan Golkar, dan
(Bangkapos, 27/2/2016). Boleh jadi, munculnya Partai Pilar yang mendapatkan dukungan politik
segmentasi kedaerahan merupakan cara paling dengan angka 5% dari Pulau Belitung—padahal
jitu untuk menyembunyikan kelemahan dari mas- secara nasional Partai Pilar hanya berhasil meng-
ing-masing politisi terkait agenda menyelamat- umpulkan suara sejumlah 0,04% atau 40.000 su-
kan Babel dari ancaman kemiskinan, kerusakan ara secara nasional (Evans, 2003; Ranto, 2014).
lingkungan, minimnya akses lapangan pekerjaan, Berdasarkan dua catatan politik yang telah
pelayanan kesehatan, banjir dan lain-lain. Seh- disebutkan, paling tidak telah memberikan pen-
ingga, kebutuhan bagi masyarakat Babel untuk jelasan awal—sekaligus menegaskan—bekerjan-
mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik ya politik priomordial di Babel berdasarkan basis
secara sadar dikalahkan dengan isu kedaerahan— kedaerahan (Ranto, 2014). Dari dua pengalaman
menurut dugaan saya—yang tidak memberikan pemilu yang bersejarah ini kemudian dijadikan
manfaat apapun bagi masyarakat luas. Oleh kare-
6 Partai Baperki merupakan partai politik yang digawangi
nanya, tulisan singkat ini mencoba untuk meng- oleh politisi dari kalangan Tionghoa di Indonesia.
gugat pengarus utamaan isu kedaerahan di atas 7 Seperti yang diketahui, di tahun 1998, Yusril Ihza Mahen-
dra beserta rekannya mendidirikan partai politik ini. PBB
isu kemiskinan, banjir, kerusakan lingkungan dan
memang telah lama dipersiapkan untuk menjadi sebuah par-
lain sebagainya. tai politik sebelum eforia reformasi bergulir. Untuk melihat
perjalanan PBB menuju partai politik di era reformasi dapat
B. Realitas Politik BerbasisPrimordialdi Ba- dilihat dalam buku yang disusun oleh Hairus Salim HS dkk
yang bejudul: “Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan,
bel: Sebuah Catatan Masa Lalu dan Kini
Prediksi, Harapan Pemilu 1999”, LKIS, Yogyakarta, 1999.
Untuk melihat kenyataan politik yang Hadirnya sosok Yusril di PBB tentu menjadi magnet dukun-
bekerja di garis-garis sentimen primordial (ke- gan bagi pemilih di Babel, secara khusus di Pulau Belitung.
Begitu juga dengan Partai Pilar. Partai Pilar secara struktur
daerahaan) di Babel, saya sengaja menggunakan
didominasi oleh putra -putra daerah dari Babel dikepengeru-
data-data agregat berdasarkan pengalaman di be- san partai. Tentu saja, banyaknya putra daerah asal Babel di
berapa Pemilihan Umum (Pemilu)—baik ketika Partai Pilar menjadikan partai ini lebih populer di Babel jika
dibandingkan dengan daerah lainnya di seluruh Indonesia
Babel masih menjadi bagian dari Provinsi Suma-
(PLOD UGM, 2004; Ranto, 2014)
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 73

sebagai landasan awal untuk melihat peta kekua- Ramli (Azhar) dari Golkar, dan Rudianto Tjen
tan politik yang ada di Babel seperti yang terlihat dari PDIP. Sedangkan terpilihnya Yusron Ihza
dibagian selanjutnya. Mahendera (Yusron) dari PBB yang berasal dari
Kalau di Pemilu 1955 dan Pemilu 1999— Pulau Belitung seakan melengkapi keterwakilan
disebut sebagai rezim partai politik8— telah proporsionalitas struktur sosial di Babel.
menunjukkan bekerjanya sentimen primordial di Jika dilihat komposisi perolehan suara mas-
Babel tentu saja masih perlu diuji kembali kes- ing-masing politisi, suara terbanyak pertama di-
ahihannya. Boleh jadi, bekerjanya sentimen pri- peroleh oleh Yusron sejumlah 63.137 suara. Per-
mordial di era ini karena disebabkan keterbatasan olehan suara Yusron ini cukup didominasi dari
akses pilihan-pilihan politik yang ada. Atau, bisa wilayah Pulau Belitung. Kemudian disusul oleh
juga karena masyarakat di Babel masih “miskin” Azhar sebanyak 24.284 suara yang sebaran su-
informasi untuk menilai kinerja partai politik aranya mayoritas didapatkan dari Pulau Bangka.
yang terpaksaharusmereka pilih. Dan, di urutan ke tiga, diperoleholehRudiantoT-
Untuk menyempurnakan jawaban atas jen sebanyak 18.604 suara sudah mulai terlihat
bekerjanya garis-garis politik berbasis primor- bagaimana domain partai politik dalam menen-
dial, mau tak mau, kita harus melihat peta-peta tukan calon anggota legislatif terpilih sedikit
politik yang telah dihasilkan oleh model pemili- melemah meskipun masih diikat dengan sistem
han untuk legislatif dan eksekutif dalam sistem nomer urut. Berbeda dengan pemilu-pemilu se-
terbuka (liberal) yang dimulai sejak Pileg 2004, lanjutnya seperti Pileg 2009 dan Pileg 2014 un-
Pemilukada Gubenur 2007, Pileg 2009 dan tuk pemilihan anggota DPR/DPRD Provinsi/Ka-
Pemilukada 2012. Sebagai permulaan, saya akan bupaten/Kota berdasarkan suara terbanyak yang
mengawalinya dari Pileg untuk DPR, DPD, dan didapatkan oleh kandidat yang dukungan politi-
Gubernur. knya didapatkan dari sumbangan pemilih di Pu-
Tabel 1. Sebaran Perolehan Suara Partai lau Bangka. Hasil Pileg 2004 menegaskan masih
Politik Pada Pileg2004 untuk DPRRI kuatnya pertarungan politisi antara Pulau Bangka
dan Pulau Belitung dalam percaturan politik di
Babel (Ranto, 2014). Lalu bagaimana dengan Pi-
leg 2009?
Tabel2. Sebaran Perolehan Suara Politisiun-
tuk DPRdi Babel pada Pileg 2009

Sumber:Ranto, 2014
Hasil akhir perolehan suara di Pileg 2004
mengantarkan politisi dari kalangan Pulau Bang-
ka untuk memperoleh dua kursi, yakni Azhar
8 Pemilihan kata “rezim partai politik” disini hanya untuk
menjelaskan bagaimana proses keterwakilan anggota De- Sumber: Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pemi-
wan Perwakilan Rakyat (DPR) masih domain keputusan
lu 2009 Dalam Angka yang dikutip Ranto,(2014).
partai politik, sehingga perolehan suara kandidat sama seka-
li tidak ada dan tidak diperhitungkan. Di Pileg 2004
74 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Tabel 2 memberikan informasi total jumlah Pileg 2004 yang menunjukkan ketatnya pertarun-
perolahan suara sah sejumlah 459.227 suara. Ke gan bagi politisi yang mewakili Pulau Bangka
tiga partai peserta Pileg 2009 yang berhasil mer- dan Pulau Belitung (Ranto, 2014).
aup perolehan suara tertinggi diraih oleh PDIP, Berikutnya, bagaimana dengan fenome-
Golkar, dan Partai Demokrat (PD). Perolehan su- na pemilihan senator (DPD RI) yang mewakili
ara ketiga partai tadijika digabungkan berjumlah Babel di Senayan? Apakah pola-pola kekuatan
251.710 atau lebih dari 50 persendari total jumlah politik yang dihasilkan dari Pileg 2004 dan Pileg
suara sah. Artinya, sejumlah 50 persen pemilih di 2009 telah mengikuti pembilahan struktur sosial
Dapil Babel mempercayakan aspirasi politiknya yang diwakili oleh Pulau Bangka dan Pulau Be-
kepada ke tiga partai ini(Ranto, 2014). litung—seperti yang telah disebutkan tadi?. Atau,
Secara rinci, Ranto (2014) mencatat per- arena politik untuk DPD RI ini memberikan war-
olehan suara politisi yang terpilih berikut ini: nastruktur politik yangberbeda?
Pertama,Rudianto Tjen mendapatkan suaranya Berdasarkan hasil Pileg 2004 untuk DPD
berikut ini: Dapil 1 Babel (Pangkalpinang) 5.740 RI di Babel, dari jatah 4 kursi yang tersedia tel-
suara, Dapil 2 Babel (Bangka) 22.166, Dapil 3 Ba- ah mengantarkan sejumlah politisi seperti Rus-
bel (Bangka Tengah) 8.246, Dapil 4 Babel (Bang- li Rahman (Bangka), Rosman Djohan (Bang-
ka Barat) 7.562, Dapil 5 Babel (Bangka Selatan) ka), Djamila Somad (Bangka) dan Fajar Fairi
5.868, Dapil 6 Babel (Belitung—2.372—dan Be- (Belitung). Pengalaman di Pileg 2004 nampak
litung Timur—1.175); kedua, Ahok mendapat- bagaimana persaingan politik masih didominasi
kan suaranya tersebar di beberapa daerah seperti: oleh kandidat yang berasal dari Pulau Bangka.
Dapil 1 Babel (Pangkalpinang) 3.327 suara, Dapil Selanjutnya, hasil Pileg 2009 untuk arena
2 Babel (Bangka) 2.149, Dapil 3 Babel (Bangka DPD RI juga memberikan potret politik yang ti-
Tengah) 2.674, Dapil 4 Babel (Bangka Barat) dak berubah diantara politisi dari gugusan Pulau
1.496, Dapil 5 Babel (Bangka Selatan) 2.128, Bangka dan Pulau Belitung. Seperti yang diketa-
Dapil 6 Babel (Belitung—6.714—dan Belitung hui, Pileg 2009 telah mengantarkan Noorhari As-
Timur—16.928). ketiga, perolehan dukungan tuti (Bangka), Rosman Djohan (Bangka), Bahar
untuk Paiman tersebar berikut ini: Dapil 1 Ba- Buasan (Bangka) dan Tellie Gozalie (Belitung).
bel (Pangkalpinang) 2.136 suara, Dapil 2 Babel Meski demikian, menyimak sebaran perolehan
(Bangka) 4.430, Dapil 3 Babel (Bangka Tengah) suara politisi yang terpilih ini cukup penting da-
984, Dapil 4 Babel (Bangka Barat) 1.728, Dapil lam menjelaskan bekerjanya politik primordial di
5 Babel (Bangka Selatan) 2.183, Dapil 6 Babel Babel.
(Belitung—1.050—dan Belitung Timur—220). Untuk lebih jelasnya, catatan akhir perole-
Dari tiga kouta kursi yang diperebutkan han suara masing-masing politisi dapat disimak
diDapilBabeluntuk DPR misalnya, dua kursi di- berikut:9 Pertama, Tellie Gozalie mendapatkan
peroleh oleh politisi asal Pulau Bangka, yakni total suaranya sebanyak 81.613 yang tersebar
Rudianto Tjen (Tjen) politisi PDIPdan Paiman berikut ini: Dapil 1 Babel (Pangkalpinang) 7.494
dari Partai Demokrat. Sedangkan dari Pulau suara, Dapil 2 Babel (Bangka) 10.686, Dapil 3
Belitung diwakili oleh Basuki Tjahya Purnama Babel (Bangka Tengah) 5.259, Dapil 4 Babel
(Ahok)yang merupakan politisiGolkarketika itu. (Bangka Barat) 7.154, Dapil 5 Babel (Bangka Se-
Hasil Pileg 2009 juga mengulangi fenomena di 9 Informasi ini dikutip dari Ranto (2014).
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 75

latan) 3.198, Dapil 6 Babel (Belitung—23.865— seperti Gubernur misalnya.


dan Belitung Timur—23.957); kedua, Noorhari Berdasarkan dua pengalaman Pemilukada
Astuti mendapatkan total suaranya dengan angka Gubernur secara langsung di tahun 2007 dan 2012
65.952 yang tersebar di beberapa daerah seperti: yang lalu memberikan beberapa catatan khusus
Dapil 1 Babel (Pangkalpinang) 5.732 suara, Dapil terkait dengan keberadaan politik berbasis pri-
2 Babel (Bangka) 21.496, Dapil 3 Babel (Bang- mordial di Babel: kewajiban untuk mengakomo-
ka Tengah) 6.946, Dapil 4 Babel (Bangka Barat) dasi putra-putra daerah terbaik dari kedua gugu-
9.974, Dapil 5 Babel (Bangka Selatan) 16.689, san Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Fenomena
Dapil 6 Babel (Belitung—1.727—dan Belitung demikian secara elektoral memang penting untuk
Timur—3.388). ketiga, perolehan dukungan dipertimbangkan agar mendapatkan dukungan
untuk Rosman Djohan sebanyak 23.175 suara simpatik pemilih di Babel. Persoalannya tidak
yang mana sebarannya berikut ini: Dapil 1 Ba- saja hanya berkutat disegmentasi keterwakilan.
bel (Pangkalpinang) 6.033 suara, Dapil 2 Babel Menurut saya, publik di Babel juga harus diberi-
(Bangka) 3.283, Dapil 3 Babel (Bangka Tengah) kan pertimbangan-pertimbangan kapasitas calon
7.508, Dapil 4 Babel (Bangka Barat) 1.781, Dapil pemimpin yang dimunculkan agar aspirasi poli-
5 Babel (Bangka Selatan) 3.552, Dapil 6 Babel tik yang berkembang dikelompok elit politik dan
(Belitung—305—dan Belitung Timur—713). massa berjalan seirama.
Keempat, Bahar Buasan mendapatkan total su- Tabel 3. Informasi Pasangan Calon
aranya sebanyak 21.700 yang tersebar berikut
Tahun Nama
ini: Dapil 1 Babel (Pangkalpinang) 5.754 suara, Status Asal Daerah
Pemilukada Pasangan
Dapil 2 Babel (Bangka) 6.069, Dapil 3 Babel Babel
Hudarni Rani Calon Gubernur Pangkalpinang
(Bangka Tengah) 4.113, Dapil 4 Babel (Bangka
Calon Wakil
Ishak Zainudin Belitung
Barat) 2.251, Dapil 5 Babel (Bangka Selatan) Gubernur
Sofyan Rebuin Calon Gubernur Pangkalpinang
1.791, Dapil 6 Babel (Belitung—736—dan Be- Calon Wakil
Anton Gozalie Belitung
Gubernur
litung Timur—986). Berdasarkan catatan sebaran Basuki Tjahja
Calon Gubernur Belitung Timur
dukungan politik yang didapatkan oleh kandidat, Purnama
2007
Calon Wakil
Eko Cahyono Bangka Barat
maka dapat disimpulkan bahwa Pileg 2009 untuk Gubernur
Eko Maulana Ali Calon Gubernur Bangka
DPD RI juga belum berhasil membawa pemilih Calon Wakil
Syamsudin Basari Belitung
Gubernur
di Babelkeluar dari jeratan sentimen kedaerahan Fajar Fairi Calon Gubernur Belitung
(Ranto, 2014). Hamza Suhaimi
Calon Wakil
Pangkal Pinang
Gubernur
Lalu, bagaimana dengan konstestasi politik Eko Maulana Ali Calon Gubernur Bangka
Calon Wakil
di arena eksekutif daerah? Setelah pemberlakuan Rustam Efendi
Gubernur
Belitung
Yusron Ihza
rekrutmen pemilihan kepala daerah semis- Mahendera
Calon Gubernur Belitung

al Gubernur/Walikota/Bupati dilakukan secara Calon Wakil


Yusroni Yazid Bangka
2012 Gubernur
langsung sejak tahun 2005, maka analisis poli- Zulkarnain Karim Calon Gubernur Pangkalpinang
Darmansyah Calon Wakil
tik yang berkembang tidak lagi bergantung pada Husein Gubernur
Belitung
Hudarni Rani Calon Gubernur Pangkalpinang
struktur kekuatan partai politik yang ada. Oleh Calon Wakil
Justiar Noer Bangka Selatan
karenanya, mencermati kehadiran kandidat yang Gubernur
Sumber: diolah dari berbagai sumber (catatan
berkompetisi menjadi faktor penting untuk men-
pribadi)
jelaskan dinamika kekuatan politik di level lokal
76 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

Bila dicermati dari informasi yang baru berulang juga akan terjadi di Pemilukada 2017.11
saja disajikan, paling tidak mengantarkan kita
pada sebuah kesimpulan: pentingnya memper- C. Akar Menguatnya Politik Primordial di
timbangkan keseimbangan keterwakilan dari Babel
daerah Pulau Bangka dan Pulau Belitung dalam Kalau dibagian sebelumnya telah disebut-
kandidasi politik untuk level provinsi di Babel. kan bagaimana politik di Babel secara sederhana
Di Pemilukada 2007 misalnya, semua pasangan dapat dijelaskan melalui pendekatan primordial
yang berkompetisi memutuskan untuk memilih berbasis kedaerahan, selanjutnya, saya mencoba
tokoh-tokoh politik yang berlatarbelakang Pu- untuk menelusuri faktor yang melatarbelakangi
lau Bangka dan Pulau Belitung dalam menarik menguatnya kecenderungan politik berbasis ke-
simpatik dukungan dari publik di Babel yang daerahan. Paling tidak, saya menawarkan bebera-
mengikuti pola berikut: jika calon gubernurnya pa kerangka pendekatan melalui perubahan insti-
berasal dari daerah Pulau Bangka (Kota Pangkal tusional dan ketersumbatan keterwakilan politik
Pinang dan Kabupaten Bangka misalnya) maka untuk menjelaskan dinamika politik yang begitu
dipastikan calon wakil gubernurnya dari Pulau dominan di Babel.
Belitung (Kabupaten Belitung,Kabupaten Be-
1. Perubahan Institusional
litung Timur). Begitu juga sebaliknya. Jika calon
Reformasi politik yang berlangsung di In-
gubernurnya berasal dari Pulau Belitung (Ka-
donesia pada tahun 1997 memberikan kabar
bupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur)
baik bagi Babel dalam memperjuangkan sebuah
maka wakil gubernurnya berasal dari daerah
provinsi baru agar terlepas dari Provinsi Sumat-
Pulau Bangka (Kota Pangkalpinang, Kabupaten
era Selatan (Palembang). Pembentukan Provinsi
Bangka, Kabupaten Bangka Barat).
Kepulauan Bangka Belitung ini berdasarkan Un-
Fenomena yang sama juga berulang—meski
dang-Undang No. 27 Tahun 2000. Berdirinya Ba-
tidak semuanya—di Pemilukada 2012. Terlihat
bel sebagai sebuah provinsi diharapkan mampu
bagaimana pola yang telah terbentuk di tahun
memberikan pelayanan maksimal kepada mas-
2007 juga diwariskan oleh aktor-aktor politik di
yarakat di dua gugus pulau besar yang terpisah
Babel pada tahun 2012. Hanya pasangan Hudar-
(Pulau Bangka dan Pulau Belitung) dalam hal pe-
ni Rani-Justiar Noer yang tidak mengikuti pola
merataan pembangunan dan peningkatan kualitas
tersebut (sama-sama dari Pulau Bangka).
pelayanan publik (Ranto, dkk, 2007).
Berdasarkan keterangan yang telah dise-
Banyak hal yang melatarbelakangi Babel
butkan, pertimbangan kedaerahan di Babel telah
harus bercerai dengan provinsi induknya Palem-
menjadi kesepakatan bersama yang tak tertulis
bang. Yang paling sentral adalah: masalah keti-
terkait dengan politik berbasis primordial. Ken-
11 Untuk Pemilukada 2017, informasi di bagian pendahuluan
yataan ini telah terlihat sejak Pemilu 1955, 1999,
(Prolog) telah mengantarkan kita pada sebuah informasi
yang kemudian diikuti oleh Pileg 2004, Pemilu- bagaimana dinamika politik Putra Daerah mulai semarak
kada 2007, Pileg 2009 dan Pemilukada 2012. Be- seiring dengan kebutuhan-kebutuhan politik elektabilitas
kekinian. Untuk menjawab dan memberikan kepastian ini
gitu juga dengan Pileg 201410 dan peristiwa yang
kita harus sedikit bersabar dan menunggu di waktu-waktu
10 Sangat disesalkan sekali dalam diskusi kali ini saya tidak yang akan datang menjelang menit terakhir penetapan pas-
berhasil menampilkan data perolehan suara untuk DPR dan angan kandidat yang akan berkompetisi.
DPD Daerah Pemilihan (Dapil) Babel untuk Pileg 2014
karena keterbatasan data yang tersedia..
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 77

dakmerataan akses pembangunan di Babel jika tak tertulis ini ternyata cukup efektif dalam men-
dibandingkan dengan daerah lainnya di Palem- yatukan perbedaan kepentingan elit politik di Ba-
bang—padahal Babel memiliki Sumber Daya bel ketika itu (catatan pribadi).
Alam (timah) yang menjadi salah satu penopang Seiring perjalanan waktu, realitas politik
ekonomi nasional dan lokal (Palembang). Ken- yang bisa diselesaikan melalui konsensus seperti
yataannya elit politik di Babel merasa diperlaku- yang dibayangkan oleh elit-elit politik di Babel
kan kurang adil oleh Palembang (catatan pribadi). tadi ternyata menjadi buyar dengan sendirinya
Menjadi sebuah provinsi baru ternyata tidak sejak Indonesia memperkenalkan mekanisme
berjalan dengan mulus seperti yang dibayang- Pemilukada secara langsung di tahun 2005. Bagai
kan—bersamaan dengan ini beragam masalah mimpi buruk, pemberlakuan model pemilukada
mulai muncul. Menurut laporan penelitian in- secara langsung dalam menentukan jabatan poli-
tegratif yang dilakukan oleh S2 Politik Lokal tik di daerah begitu menyakitkan bagi kalangan
dan Otonomi Daerah Universitas Gadjah Mada elit politik di Pulau Belitung. Betapa tidak. Jika
(UGM) di tahun 2004 telah memperkirakan berb- dilihat dari perbandingan komposisi penduduk
agai masalah yang muncul dan dihadapi olehBa- dan mata pilih yang akan menentukan siapa pemi-
bel berkisar dipersoalan dimensi politik, identitas mpin terpilih, Pulau Bangka yang terdiri dari 5
kultural, administrasi, ekonomi hingga ekologi Kabupaten/Kota (Kota Pangkalpinang, Kabupat-
yang kompleks dengan sebaran aktor yang lebih en Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten
plural (PLOD UGM, 2004). Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka Tengah)
Dari berbagai persoalan yang disebutkan, merupakan sebaran penduduk yang paling dom-
saya sengaja hanya mendiskusikan dimensi poli- inan jika dibandingkan dengan Pulau Belitung
tik dan identitas kultural yang secara nyata telah yang hanya berjumlah 2 Kabupaten yakni Kabu-
membentuk pembilahan struktur politik di Babel. paten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.
Persoalan dimensi politik dan identitas kultur- Artinya, jika diserahkan pada publik maka bisa
al berbasis spasial pada mulanya tidak begitu diperkirakan peluang-peluang bagi putra daerah
mengkhawatirkan—mengingat ada semacam dari Pulau Belitung dalam menduduki jabatan
konsensus dari elit-elit politik di Babel. Kon- gubernur yang harus bersaing dengan putra daer-
sensus yang dimaksud adalah penjadwalan ah berlatarbelakang Pulau Bangka sudah sema-
dalam menempatkan jabatan-jabatan politik
di Babel seperti: jika gubernurnya (eksekutif) jabatan gubernur (2002-2007) berasal dari Pulau Bangka
sementara wakilnya dari Pulau Belitung, periode ke dua
dari Pulau Bangka maka ketua DPRD Provin- (2007-2012) masih mengikuti pola yang sama. Untuk peri-
si (legislatif) dari Pulau Belitung. Tak hanya ode ke tiga (2012-2017) baru dijabat oleh Putra Daerah dari
Pulau Belitung. Periode selanjutnya mengulangi pola yang
itu. Jika gubernurnya dari Pulau Bangka
sama (catatan pribadi). Tentu saja skema ini akan berjalan
maka jabatan wakil gubernur harus dari Pu- efektif jika pemilihan jabatan gubernur dan wakil guber-
lau Belitung. Hal lainnya lagi, jika gubernurn- nur melalui anggota DPRD Provinsi bukan dalam proses
Pemilukada secara langsung yang ditentukan oleh pemilih
ya dari Pulau Bangka paling lama untuk dua
di Babel —perlu diperhatikan, Babel berdiri sebagai sebuah
periode kepemimpinan, dan kepemimpinan provinsi baru pada tahun 2000. Karena masih baru di ben-
berikutnya diserahkan kepada Putra Daerah tuk, maka untuk persiapan dalam transisi peralihan kekua-
saan dari Palembang maka ditunjuk Pejabat Sementara dari
dari Belitung dengan skema 2:1.12 Konsensus
tahun 2000-2002 sampai Babel siap memulai suksesi politik
12 Skema 2:1 ini dijelaskan sebagai berikut: periode pertama yang pertama di tahun 2002 (catatan pribadi).
78 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

kin tertutup. Terbukti memang, di dua Pemilu- maka persoalan ketersumbatan dari keterwakilan
kada pada tahun 2007 dan 2012, semua kandidat politik bagi publik di Pulau Bangka dan Pulau Be-
gubernur dari Pulau Belitung harus kalah dengan litung menjadi cerita yang terus mewarnai dalam
kandidat dari Pulau Bangka. setiap momen politik di arena Pemilukada Gu-
Adanya perubahansecarainstitusional dalam bernur. Anggapan-anggapan yang berkembang di
pemilihan gubernur dan wakil gubernur inilah masyarakat seperti: jika gubernurnya dari Pulau
menurut dugaan saya menjadi akar menguatnya Bangka maka pembangunan struktur ekonomi,
politik primordial berbasis kedaerahan di Ba- sosial dan budaya hanya difokuskan di Pulau
bel. Alasannya tentu saja sangat sederhana: ada Bangka saja sedangkan Pulau Belitung diting-
kekhawatiran di kalangan masyarakat—utaman- galkan. Begitu juga sebaliknya. Jika gubernurnya
ya di Pulau Belitung—bahwa masyarakat di pu- dari Pulau Belitung maka Pulau Bangka dijad-
lau ini kurang terwakili dalam aspirasi politiknya. ikan “anak tiri” pada setiap proses pembangunan
Kenyataan demikian barangkali dianggap oleh (catatan pribadi). Melalui dugaan yang tidak
kalangan elit politik di Pulau Belitung sebagai mendasar ini maka publik di kedua gugus pulau
pengulangan sejarah ketika masih menjadi ba- tadi sangat berkepentingan agar putra daerahnya
gian dari Palembang. Hanya saja dalam konteks tampil sebagai pemimpin di Babel untuk periode
ini yang menggantikan posisi Palembang adalah lima tahunan. Fenomena inilah yang disebut oleh
Pulau Bangka (catatan pribadi). Gurr (1993) mengisyaratkan bahwa persoalan
Oleh karenanya, tak terlalu mengejutkan jika ketimpangan keterwakilan politik memainkan
publik di Pulau Belitungbegitu solid dalam mem- peran yang penting dalam memicu kebangkitan
pertimbangkan pilihan politiknya seperti yang sentimen primordial di era demokratisasi teru-
dialami oleh Yusron Ihza Mahendera di Pemilu- tama yang berkaitan dengan disproposionalitas
kada 2012.13 Terjadinya perbuahan institusional keterwakilan kelompok-kelompok primordial.15
di era demokratisasi inilah yang menurut keya- Berbagai kekhawatiran yang telah disebut-
kinan Betrand (2004) berimplikasi bagi fenom- kan selalu dimanfaatkan dengan cermat oleh para
ena kebangkitan isu primordial yang dijadikan politisi agar mendapatkan dukungan politik di
rasion de etre untuk merespon perkembangan masing-masing basis primordialnya. Begitu asi-
politik yang ada baik dalam kapasitasnya sebagai knya bermain di sentimen emosional ini, politisi
pemicu kekhawatiran ataupun sebagai sebuah ke- yang berkompetisi tidak terlalu mementingkan
sempatan.14 agenda visi-misinya untuk membangun Babel.
Celakanya lagi, publik juga mengabaikan dan ku-
2. Ketersumbatan Keterwakilan Politik rang memperhatikan agenda kerja yang ditawar-
Sebagai konsekuensi dari yang pertama tadi, kan kepada masyarakat apa yang akan dilakukan-

13 Di Pemilukada 2012 Yusro Ihza Mahendera merupakan nya nanti setelah terpilih menjadi gubernur dan
politisi yang paling diandalkan sebagai wujud perwakilan wakil gubernur.
politik dari Pulau Belitung. Sebaran suara Yusron Ihza Ma-
Padahal, di era kekinian, persoalan keter-
hendera di Pulau Belitung ketika itu mencapai angka 78%
dukungan dari masyarakat (catatan pribadi). sumbatan keterwakilan politik sudah tidak mene-
14 Seperti yang dikutip oleh Firman Noor dalam makalahnya mukan relevansinya lagi. Alasannya, masyarakat
yang bertemakan “Demokratisasi dan Kebangkitan Politik
di level Kabupaten/Kota sudah memiliki peluang
Identitas Primordialisme di Indonesia: Akar Penyebab, Ke-
cenderungan, dan Alternatif Solusi”. 15 Seperti yang dikutip oleh Noor, op.,cit
Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016 || 79

yang besar untuk menyalurkan aspirasi politikn- dengan baik. Sederhananya, siapapun yang men-
ya berdasarkan kepentingan basis-basis sosial. jadi gubernur dan wakil gubernur di Babel tel-
Kenyataan ini bisa dilihat dari proses pemilihan ah memiliki kewenangan dan kewajiban yang
bupati/walikota, anggota DPRD Kabupaten/Kota melekat. Oleh karenanya, kekhawatiran untuk
hingga pemilihan kepala desa. Kondisi ini akan mendapatkan perlakuan yang kurang adil harus
berbeda jika pemilihan pejabat politik di level disingkirkan jauh-jauh dari benak kita.
lokal ditentukan oleh Pemerintah Pusat seperti Seperti yang telah disebutkan, Provinsi
era Orde Baru. Belum lagi dengan skema pem- Kepulauan Bangka Belitung merupakan status
berlakuan model pemerintahan yang menganut yangterlembaga maka hal paling penting un-
sistem otonomi daerah seperti saat ini. Secara tuk kita lakukan adalah bagaimana mengawal
otonomatis menganulir berbagai kekhawatiran proses pembangunan dan jalannya roda pemer-
terhadap peluang-peluang kebuntuan aspirasi intahan yang sudah terlembaga tadi. Dari mana
politik di Babel. memulainya? Saya menawarkan dari pengawalan
visi-misi kandidat sebagai rujukan bagi kita un-
D. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: tuk menentukan pemimpin Babel di masa men-
Status yang Terlembaga datang.
Kecenderungan pembahasan tentang kon-
solidasi politik berbasis primordial selama ini di- E. Epilog: Apa yang Dikhawatirkan?
dominasi oleh pemanfaatan identitas asal daerah Penguatan politik berbasis primordial di Ba-
telah menggeser isu lainnya seperti kesejahter- bel merupakan potret diri dari pergaulan politik
aan, kerusakan lingkungan, banjir, kemiskinan lokal. Dari beberapa pengalaman Pemilu—baik
dan lain sebagainya menjadi salah satu strategi beskala nasional hingga lokal—menguatkan ke-
untuk mendulang suara dari publik di Babel. cenderungan dari bekerjanya politik berbasis ke-
Padahal, keberadaan Provinsi Kepulau- daerahan yang sangat spasial antara Pulau Bang-
an Bangka Belitung sudah terlembaga. Artinya, ka dan Pulau Belitung. Munculnya sentimen
siapapun pemimpin yang terpilih maka sudah kedaerahan di Babel bermula pada perubahan in-
dipastikan akan menjalankan roda pemerintah- stitusional dan ketersumbatan perwakilan politik
an sesuai dengan aturan yang ada. Sebuah con- yang mengakibatkan kegelisahan dari berbagai
toh misalnya, meskipun gubernurnya dari Pulau aktor politik dan demokrasi yang ada. Bahkan
Bangka bukan berarti Pulau Belitung diacuhkan untuk Pemilukada 2017 yang akan datang juga
begitu saja dalam setiap proses pembangunan. menunjukkan kecenderungan yang sama.
Hal yang sama juga terjadi sebaliknya. Bahkan, Kondisi demikian menjadi tantangan yang
jika jabatan gubernur dipegang oleh Pejabat Se- sangat rumit ditengah kesadaran politik di mas-
mentara misalnya bukan berarti tanggung jawab yarakat yang lebih mempertimbangkan sentimen
pemerintahan dalam memberikan pelayanan pub- emosional kedaerahan dibandingkan dengan
lik juga berhenti begitu saja. mencermati visi-misi kandidat yang ditawarkan
Begitu juga dengan mekanisme distribusi untuk Babel. Padahal, jalannya roda pemerin-
pembagian transfer keuangan daerah—baik dari tahan di Babel untuk menjadikan kehidupan
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provin- masyarakatnya lebih sejahtera, aman, dan damai
si—untuk kabupaten/kota sudah terlembaga bukan ditentukan oleh latarbelakang asal daerah
80 || Jurnal Society, Volume VI, Nomor I, Juni 2016

tetapi kapasitas seorang pemimpin yang dijabar- DAFTAR PUSTAKA


kan dalam visi-misi politiknya. Buku:
Oleh karenanya, kita jangan terlalu kha- Evans, Kevin. R, 2003, “Sejarah Pemilu dan Par-
watir dan disibukkan dengan permainan isu-isu pol di Indonesia”, PT. Arise Consultancies,
putra daerah disetiap perhelatan demokrasi di Jakarta.
aras lokal. Hal yang perlu dicemaskan adalah Salim HS, Hairus, dkk, 1999. “Tujuh Mesin Pen-
putra daerah yang kita banggakan dan elu-elu- dulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan
kan ternyata tidak memiliki agenda kerja yang Pemilu 1999”, LKIS, Yogyakarta.
nyata bagi kebaikan Babel. Jadi, siapapun pemi-
mpin yang dipilih jangan terlalu digugat latarbe- Laporan Penelitian, Tesis,Makalah:
lakang daerahnya. Persoalkanlah program kerja Noor, Firman, 2008, “Demokratisasi dan Keban-
yang ditawarkan semisal: bagaimana mengatasi gkitan Politik Identitas Primordialisme di
persoalan banjir, pengentasan kemiskinan, pen- Indonesia: Akar Penyebabnya, Kecenderun-
ingkatan kesejahteraan serta penghentian ker- gan dan Alternatif Solusi”, Makalah, Tidak
usakan lingkungan yang telah mengancam dan Dipublikasikan.
terus membayangi—sehingga mengganggu tidur Ranto, 2014, “Perilaku Memilih Etnis Tionghoa:
pulas— kesehariankita. Studi Kasus Perilaku Memilih Masyarakat
Etnis Tionghoa Pada Pemilu Legislatif DPR-
Tahun 2009 di Kabupaten Bangka”, Tesis S2
Ilmu Politik UGM, Tidak Dipublikasikan.
Ranto, dkk, 2007, “Birokrasi Meritokrasi: Pe-
luang dan Tantangan dalam Masyarakat
Spasial di Provinsi Kepulauan Bangka Be-
litung”, Makalah, Tidak Dipublikasikan.
Tim PLOD UGM, 2004, “Sungai Kecil Buay-
anya Banyak: Memetakan Problema Politik
Ekonomi Provinsi Baru (Provinsi Kepulau-
an Bangka Belitung”, Draf Laporan Peneli-
tian Integratif S2 Politik Lokal dan Otonomi
Daerah, Tidak Dipublikasikan.

Media Massa/Koran Lokal:


Bangkapos, “Hidayat Arsani Lebih Ingin Dar-
mansyah Husein atau Andrea Hirata Men-
dampinginya”, Kamis 25/02/2016
Bangkapos, “Gubernur Harus Orang Bangka Itu
Menyesatkan”, Sabtu 27/02/2016
Bangkapos, “Mantan Bupati Bangka Calon Ide-
al Pendamping Rustam Maju Pilgub 2017”,
Rabu, 2/02/2016

Anda mungkin juga menyukai