Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG PEMBERIAN OKSIGEN

Disusun Oleh:

NAMA : RINI JUANDA


NIM : 2020242027

Dosen Pembimbing :
Ns.Andre Fernandes,M.Kep Sp.Kep.An

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021 / 2022
Laporan Pendahuluan Oksigenasi

Pengertian
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh.
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen
dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lender
(suction).
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural,
clapping, dan vibrating pada klien dengan gangguan sistem pernapasan, misalnya penyakit paru
obstruksi kronis (bronchitis kronis, asma, dan emfisema) Tindakan drainase postural merupakan
tindakan dengan menempatkan klien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan secret di saluran
pernapasan. Tindakan drainase postural diikuti dengan tindakan clapping (penepukan) dan
vibrasi.

Tujuan
Tujuan pemberian oksigen adalah :
1. Untuk menyediakan dan merawat keamanan jalan udara.
2. Untuk memastikan adanya oksigenasi (oxygenation) dan ventilasi yang adekuat.
3. Untuk menghindari terjadinya aspirasi (aspiration).
4. Untuk melindungi spinal servikal (cervical spine).

Indikasi, Kontraindikasi, dan Komplikasi dari Tindakan


Indikasi dari oksigenasi adalah:
1. Hipoksemia, kekurangan oksigen dalam darah
2. Hiperventilasi, peningkatan jumlah O2 dalam paru-paru sehingga napasnya lebih
cepat
3. Hipoventilasi, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan O2
4. Hipoksia, tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi
oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler
5. Masalah pernapasan seperti asma dan pneumonia
6. Bronchitis
7. Penyakit jantung
Kontraindikasi dari oksigenasi:
1. Semua klien yang memiliki respon ventilasi oksigen yang tidak baik
Komplikasi dari oksigenasi adalah:
1. Depresi pernapasan
2. Toksisitas oksigen
3. Penyerapan atelektasis

Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat dan bahan yang digunakan, yaitu:
1. Tabung oksigen

2. Flowmeter

3. Humidifier
4. Kanula nasal

5. Masker oksigen

6. Kanula nasal dan selang oksigen


Alat yang digunakan pada fisioterapi dada adalah:
1. Post sputum berisi desinfektan
2. Kertas tisu
3. Dua balok tempat tidur (untuk drainase postural)
4. Satu bantal (untuk drainase postural)
5. Stetoskop

Anatomi Daerah yang Akan Menjadi Target Tindakan


Saluran nafas atas yang berfungsi : menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara
yang dihirup. Terdiri dari :
a. Hidung
b. Faring
c. Laring
d. Epiglottis
Saluran nafas bawah yang berfungsi :
a. menghangatkan udara
b. membersihkan mukuosa cilliary
c. memproduksi surfactant
Terdiri dari :
a. trachea
b. bronchus
c. paru

Aspek Keamanan dan Keselamatan (Safety) yang Harus Diperhatikan


1. Kapasitas pengikatan oksigen
2. Konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3. Tekanan darah yang dapat menyebabkan hipovolemia
4. Peningkatan metabolisme
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obersitas,
musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
6. Usia dan perkembangan klien
7. Asupan nutrisi klien
8. Kecemasan klien yang dapat menyebabkan peningkatan metabolisme
9. Suhu lingkungan

Protokol atau Prosedur dari Tindakan


Oksigenasi
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Hubungkan humidifier serta flow meter pada tabung oksigen, kemudian kanul/masker
dihubungkan ke selang oksigen/humidifier
4. Cek aliran oksigen (humidifier akan bergelembung)
5. Atur aliran oksigen sesuai indikasi
6. Pasang kanul/masker pada klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien.
7. Kaji setiap 6-8 jam.
Fisioterapi Dada
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi:
a. Semi-fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan apabila daerah yang akan
didrainase pada lobus atau bronkus apical
b. Tegak dengan sudut 45° membungkuk ke depan pada bantal dengan 45° ke kiri dan
ke kanan apabila daerah yang akan didrainase bronkus posterior.
c. Posisi trendelenburg dengan sudut 30º atau dengan menaikan kaki tempat tidur 35-40
cm, sedikit miring ke kiri apabila yang akan didrainase pada lobus tengah (bronkus
lateral dan medial).
d. Posisi trendelenburg dengan sudut 30º atas dengan menaikan kaki tempat tidur 35-40
cm, sedikit miring ke atasapabila daerah yang akan didrainase bronkus superior dan
inferior.
e. Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang didrainase bronkus apikal.
f. Posisi trendelenburg dengan sudut 45º atau dengan menaikan kaki tempat tidur 45-50
cm ke samping kanan, apabila yang didrainase bronkus medial.
g. Posisi trendelenburg dengan sudut 45º atau dengan menaikan kaki tempat tidur 45-50
cm ke samping kiri, apabila yang didrainase bronkus lateral.
h. Posisi trendelenburg condong dengan 45º dengan bantal di bawah panggul.
4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode selanjutnya
kurang lebih 15-30 menit.
5. Lakukan observasi tanda vital selam prosedur
6. Setelah pelaksananan drainase postural lakukanclapping, vibrasi, dan pengisapan
(suction).
7. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
Clapping dan Vibrasi
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi sesuai dengan drainase postural dan lokasi paru.
4. Lakukan clapping atau vibrasi pada :
a. Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula apabila daerah paru yang
perlu di clapping dan vibrasi adalah daerah bronkus apikal.
b. Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan diclapping dan vibrasi adalah
daerah bronkus posterior.
c. Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai midanterior dada apabila yang
di clapping dan vibrasi adalah daerah lobus tengah (bronkus lateral dan medial).
d. Dada depan di bawah klavikula
e. Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang di clapping dan vibrasi adalah
daerah bronkus superior dan inferior.
f. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di clapping dan vibrasi
adalah daerah bronkus apikal.
g. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di clapping dan vibrasi
adalah daerah bronkus medial.
h. Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang di clapping dan vibrasi adalah
daerah bronkus lateral.
5. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih 1 menit.
6. Setelah dilakukan tindakan drainase postural, clapping, dan vibrasi dapat dilakukan
tindakan pengisapan lendir (lihat tindakan pengisapan lendir).
7. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan drainase postural,
clapping, dan vibrasi.

Hal-Hal Penting yang Harus Dicatat Setelah Tindakan (Dokumentasi)


1. Nilai index oksigenasi, hasil udara di pembuluh darah arteri, parameter ventilator yang
ditunjukkan
2. Waktu, tanggal, dan posisi klien
3. Perubahan terapi berdasarkan oksigen arteri dan alveolar
4. Respon klien terhadap intervensi
5. Hasil yang tidak diharapkan
6. Intervensi keperawatan
REFERENSI
Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Mardika.
Hyatt, dkk. (2003). Interpretation of Pulmonary Function Tests: A Practical Guide, 2nd Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins Publishers.
Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Mardika.
Wiegand, D. J. & Carlson, K. K. (2005). AACN Procedure Manual for Critical Care. 5th Ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier Saunders.
Wilkins, Robert, et al. (2000). Clinical Assessment in Respiratory Care, 2nd Ed. St. Louis:
Mosby.
Wilkins, Robert, et al. (2003). Egan's Fundamentals of Respiratory Care, 8th Ed. St. Louis:
Mosby.
Yutsis, P. I. (2003). Oxygen to the Rescue: Oxygen Therapies and How They Help Overcome
Disease, Promote Repair, and Improve Overall Function. Basic Health Publications, Inc.

Anda mungkin juga menyukai