Anda di halaman 1dari 5

1.

Di tengah pesatnya era globalisasi dan cepatnya perkembangan teknologi yang serba berubah
tersebut sangat penting bagi seorang manusia untuk tetap memiliki idealisme yang menjadi arah
atau tujuan di dalam hidupnya. Tujuan tersebut bukan hanya akan membuat hidup seseorang
menjadi lebih terarah, tetapi juga akan membantu orang tersebut di dalam mempertahankan
diri di tengah ancaman, hambatan, dan godaan yang mengganggu usahanya di dalam mencapai
tujuan-tujuan penting di dalam kehidupannya. Dengan memiliki idealisme tersebut, seorang
manusia akan mantap menapaki jalan yang ia tempuh di dalam kehidupannya dan pada
akhirnya akan mampu mencapai tujuan yang sudah ia cita-citakan. Dengan nilai-nilai yang
berkaitan dengan hal-hal yang dianggap penting oleh seorang individ tersebut, maka pada
akhirnya akan membentuk idealisme yang mengarahkan seseorang individu pada idealismenya,
yang dengan idealisme tersebut ia mampu bertahan di tengah dinamika dunia yang selalu
berubah. Idealisme ini juga enjadi identitas bagi seorang individu yang menjadi salah satu ciri
khas atau pembeda dirinya dengan individu yang lain.
Begitu juga bagi bangsa Indonesia, dengan memiliki idealisme yang menjadi salah satu identitas
nasional bangsa, maka dengan hal tersebut bukan hanya membuat bangsa Indonesia memiliki
identitas atau pengenal saja namun juga memiliki arah tujuan yang akan di capai. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan identitas nasional menjadi hal yang sangat
mendesak. Semenjak awal abad XXI, dunia telah diwarnai dengan fenomena globalisasi yang
membawa perubahan besar di hampir semua negara di dunia, termasuk juga di Indonesia.
Perkembangan globalisasi tersebut ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi, yang membuat jarak tidak lagi menjadi masalah dalam proses
interaksi antar negara. Istilah identitas nasional terbentuk oleh dua kata, yaitu identitas dan
nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata identitas berarti "ciri-ciri atau
keadaan khusus seseorang" atau "jati diri". sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
"nasional" berarti bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi
suatu bangsa (Tim Penyusun Buku Ajar MKWU, 2016). Berdasarkan arti yang terdapat di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, identitas nasional dengan demikian dapat diartikan
sebagai ciri-ciri, segala perasaan, atau sifat-sifat kebangsaan yang berasal dari bangsa itu sendiri.
Berdasarkan arti kamus ini, identitas asional dapat dipahami sebagai ciri khas yang dimiliki eleh
suatu bangsa dan berasal dari bangsa itu sendiri, yang pada akhirnya menjadi penentu atau
Pembeda bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Maka berdasarkan refrensi tersebut dapat
diartikan bahwa identitas nasional adalah tanda pengenal atau ciri ciri yang autentik dari suatu
bangsa atau negara yang berasal dari nilai nilai luhur kehidupan bangsa dan negara tersebut.
NKRI memiliki wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai
Pulau Rote. NKRI memiliki penduduk yang pluralis dengan jumlah etnis lebih dari 700 dan
bahasa daerah lebih dari 200, tetapi memiliki identitas nasional bahasa Indonesia. Identitas
nasional bangsa Indonesia dalam konteks hubungan internasional juga telah memiliki dan
ditetapkan di dalam Undang-Undang Dasar Negara, yaitu bendera negara adalah Sang Merah
Putih, lambang negara adalah Garuda Pancasila, bahasa negara sebagai bahasa persatuan
adalah bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. Identitas nasional
tersebut menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan semakin kokoh dan semakin
dikenal oleh bangsa dan masyarakat dunia. Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan
negara dan bangsa Indonesia. Apabila telah saling mengenal identitas nasional masing-masing
maka akan tumbuh pengakuan kedaulatan, rasa saling hormat, saling pengertian, dan
menumbuhkan kepercayaan untuk saling bekerja sama. Identitas nasional penting selalu bersifat
terbuka, yaitu sesuai dengan budaya yang menjadi "akar"/"nilai", tetapi selalu terbuka untuk
diberi tafsir bentuk baru sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. Proses perumusan
identitas nasional Indonesia membutuhkan perjuangan dan waktu yang panjang di sidang-sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai sila-sila Pancasila yang disepakati bukan hasil eiptaan para
pemimpin kemerdekaan, tetapi diketemukan dari latar belakang kehidupan bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki identitas beberapa bentuk identitas nasional diantaranya:
1. Bendera negara sang saka merah putih.
2. Bahasa negara bahasa Indonesia.
3. Lambang negara Garuda Pancasila.
4. Lagu kebangsaan Indonesia raya.
5. Semboyan bhinneka tunggal Ika.
6. Dasar falsafah negara Pancasila.
2. Menurut Arianus Harefa dan Sodialman Daliwu dalam buku Teori Pendidikan Pancasila yang
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi (2020), kausa materialis atau asal mula bahan, berarti
bangsa Indonesia merupakan asal muasal bahan pembentukan Pancasila. Berdasarkan pendapat
tersebut maka segala sesuatu pasti melewati masa pembentukan, begitupun dengan Pancasila.
Pancasila sebagai identitas nasional dan sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia telah melalui
berbagai upaya keras dan perjuangan serta pengorbanan diantara komponen bangsa maka saat
ini Pancasila telah diterima sebagai dasar negara.Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berasal
dari nilai nilai luhur kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri. Hal tersebut berarti nilai yang
terkandung dalam Pancasila adalah nilai yang telah hadir dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sejak dahulu. Nilai tersebut telah hadir dalam berbagai bentuk tindakan dan perilaku
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut berarti nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila sudah hadir dalam bentuk tindakan fisik maupun psikis (watak baik,
religius, jujur, adil). Sebenarnya keberadaan Pancasila sudah ada sejak dalam zaman kerajaan
majapahit dan sriwijaya. Namun waktu perumusannya belum dirumuskan secara konkrit yang
mana sila nya juga diambil dari pola berkehidupan masyarakat yang ada juga pada zaman
tersebut. Disimpulakan bahwa nilai yang sudah ada dikembangkan dan dipikir mendalam melalu
proses pemikiran yang panjang dari berbagai macam unsur asal mula atau yang discbut causa,
hingga terlahir dan di resmikan pada hari yang setiap tahunnya kita peringati hari kelahiran
Pancasila, yaitu pada 1 Juni 1945.
Pada sila pertama misalnya, yaitu sila ketuhanan yang maha esa, sifat-sifat dan keadaan-
keadaan di dalam negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan sebagai sebab yang pertama dari
segala sesuatu atau Causa Prima. Sebab yang pertama adalah ada yang selama-lamanya atau
abadi, ada-Nya merupakan keharusan, dalam arti mutlak, yaitu ada yang mutlak. Sebab yang
pertama hanya ada satu merupakan asal mula segala sesuatu, segala sesuatu tergantung pada-
Nya, jadi sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas, serta pengatur tata tertib alam
sehingga wajib ditaklimi dan ditaati. Kesesuaian adalah hubungan yang mempunyai sifat dan
keharusan mutlak antara negara Indonesia sebagai akibat dengan Tuhan sebagai sebabnya. Ada
hubungan yang langsung, yaitu disebutkan pada Proklamasi Kemerdekaan dan alinea ketiga
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ada hubungan mutlak yang tidak langsung antara
negara Indonesia dengan Tuhan sebagai sebabnya yang tidak langsung, yaitu melalui manusia
Indonesia sebagai makhluk Tuhan. Pertentangan dalam hal Ketuhanan, sikap dan perbuatan anti
Ketuhanan atau anti keagamaan, paksaan agama tidak dimungkinkan adanya sehingga di negara
Indonesia seharusnya hanya ada toleransi yang sejati (Notonagoro, 1971:74). Pengertian
tentang sifat-sifat hakikat Tuhan sebagai sebab pertama tersebut ialah yang pertama sehingga
selama-lamanya ada atau abadi, hanya ada satu, asal mula pertama segala sesuatu, segala
sesuatu tergantung pada- Nya sehingga sempurna dan kuasa. Manusia dalam hubungannya
dengan hanya ada satu. (Notonagoro, 1980: 74–76).
Maka Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, mendapatkan asal mula-asal mula atau sebab-
sebab sebagai berikut: asal mula langsung dan asal mula tidak langsung. Pembagian asal mula
menjadi langsung dan tidak langsung didasarkan atas hubungannya dengan proses menjadinya
Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Asal mula langsung meliputi pembahasan-pembahasan
menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan yang menunjukkan aspek langsung
menjadinya Pancasila sebagai dasar negara. Asal mula tidak langsung lebih menunjuk pada
aspek bahan dalam dimensi historis masa lampau khususnya yakni sebelum kemerdekaan, tidak
dihubungkan dengan kegiatan secara langsung dengan proses pembahasannya di sekitar
proklamasi.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila
dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai ideologi dan juga sebagai salah satu
identitas nasional bangsa Indonesia, Pancasila bukan hanya identitas dalam arti fisik atau
simbol, layaknya bendera dan lambang negara lainnya, namun Pancasila adalah identitas
nonfisik yang atau lebih tepat dikatakan bahwa Pancasila adalah jati diri psikis bangsa Indonesia.
Jati diri bangsa Indonesia merupakan suatu hasil kesepakatan bersama warga bangsa tentang
masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Pancasila sebagai identitas nasional dan
sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia telah melalui berbagai upaya keras dan perjuangan
serta pengorbanan diantara komponen bangsa maka saat ini Pancasila telah diterima sebagai
dasar negara. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berasal dari nilai nilai luhur kehidupan
bangsa Indonesia itu sendiri. Hal tersebut berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah
nilai yang telah hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak dahulu. Nilai tersebut
telah hadir dalam berbagai bentuk tindakan dan perilaku masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut berarti nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah
hadir dalam bentuk tindakan fisik maupun psikis (watak baik, religius, jujur, adil).
Pancasila, dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara di Indonesia
memiliki kedudukan penting yang tidak dapat diabaikka begitu saja. Pancasila menjadi falsafah
bidup bangsa, menjadi dasar filsafat negara, sekaligus menjadi sumber hukum di Indonesia, dan
menjadi ideologi nasional. Mengingat pentingnya kedudukan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tersebut maka menjadi keharusan bagi setiap warga
negara Indonesia untuk memahami isi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam era globalisasi mengharuskan masyarakat untuk lebih menyaring informasi dan budaya
yang salah dan tidak sesuai dengan Pancasila sebagai identitas nasional. Perlu adanya startegi
untuk meningkatkan Internalisasi Pancasila sebagai identitas nasional. internalisasi nilai-nilai
Pancasila merupakan proses penanaman ideology bangsa kepada warga negara sebagai upaya
membentuk kepribadian, cara berfikir, dan pola tingkah laku dalam setiap aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Ada beberapa cara Untuk meningkatkan Internalisasi Pancasila yaitu
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat,
selanjutnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran
berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah. Menurut Dr. Juandanilsyah,
S.E., M.A., Pancasila saat ini diajarkan dan diperkuat melalui mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dengan penekanan pada teori dan praktik. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pengaruh perkembangan global juga berdampak pada anak-anak, Pancasila di
masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum serta menjadi
pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk
menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan
mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental
dan ideologi bangsa. Berdasarkan pendapat tersebut maka perlu dilakukan nya upaya
menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa Indonesia melalui pendidikan,
dalam era globalisasi saat ini maka dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk
menarik minta para generasi muda untuk mempelajari Pancasila. Untuk meningkatkan
Internalisasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan melalui
proses pembelajaran, proses pembiasaan, proses keteladanan. Faktor penghambat internalisasi
nilai-nilai Pancasila pun bisa melalui faktor internal adalah kurangnya motivasi dari dalam diri
masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor
eksternal, yaitu pada lingkungan masyarakat yang kurang terjalinnya kerjasama antara
masyarakat.
4. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa mempunyai fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila
adalah yang paling tinggi karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di
Indonesia. Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berasal dari nilai nilai luhur kehidupan
bangsa Indonesia itu sendiri. Hal tersebut berarti nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah
nilai yang telah hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak dahulu. Nilai tersebut
telah hadir dalam berbagai bentuk tindakan dan perilaku masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
secara umum kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Karna kepribadian sendiri adalah tergolong sifat, maka macam kepribadian
yang sehat adalah mampu menerima tanggung jawab, dapat mengontrol emosi, berorientasi
tujuan. Sedang contoh yang tidak sehat seperti mudah marah atau tersinggung, menunjukkan
ke-khawatiran atau ke-cemasan berlebih, sering merasa tertekan stress atau depresi. Dapat
disimpulkan bahwa kepribadian bangsa Indonesia adalah refleksi dari perubahan dan
perkembangan dari masa ke masa yang perubahan terjadi pada lingkungan masyarakat yang
ada. Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri yang sudah ada berabad abad
lamanya. Oleh karna itu Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia itu sendiriyang hanya
dimiliki bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Menurut Dewan
Perancang Nasional, kepribadian Indonesia dimaksud sebagai keseluruhan ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain. Dimana keseluruhan
ciri khas tersebut adalah bentuk pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia sepanjang masa sejak 1 Juni 1945.
Pancasila tidak bisa dipisah-pisahkan satu sila dengan sila yang lainnya. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan
pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pengertian moral adalah norma adat atau cara
hidup. Setiap bangsa di dunia ini memiliki adat atau cara hidup sendiri yang dirasa paling sesuai
bagi bangsanya, tak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Norma adat atau cara hidup yang sudah
disepakati bersama oleh rakyat Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila di dalam Pancasila secara
keseluruhan merupakan inti sari nilai- nilai budaya masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai inti
sari dari nilai-nilai budaya merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan
kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berperilaku dengan baik dan benar. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Perjanjian
luhur yang dimaksud adalah suatu kesepakatan yang memiliki makna dan nilai yang sangat
tinggi, oleh karenanya senantiasa dihormati dan dijunjung tinggi. Pancasila sebagaimana
tercantum dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
merupakan hasil kesepakatan PPKI yang mewakili seluruh bangsa Indonesia dan merupakan
suatu konsensus nasional sehingga Pancasila merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia
(Suhadi, 1998).
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dicontohkan seperti diantaranya adalah gotong
royong. Gotong royong sendiri merupakan sebuah aktifitas bekerja sama-sama, tolong
menolong, dan bantu membantu. Nilai yang terkandung dalam aksi gotong royong pun sangat
beragam diantaranya nilai kebersamaan,nilai kesatuan, nilai rela berkorban, nilai tolong
menolong, dan nilai sosialisasi yang mana kepribadian ini tidak semua negara memilikinya.
Contoh kepribadian lain yang ada dalam bangsa Indonesia dan yang paling menonjol adalah
bangsa Indonesia terkenal dengan sifat keramahan nya kepada orang lain. Masyarakat dari
zaman nenek moyang atau leluhur terdahulu memang memiliki sifat yang anggun lemah lembut
dan murah senyum, yang mana nilai keramah tamahan tersebut masih dipelihara turun menurut
hingga saat ini sehingga di adopsi atas kesepakatan bersama menjadi sebuah cerminan ciri
kepribadian bangsa Indonesia. Nilai nya mencerminkan semua sila yang terkandung dalam
Pancasila. Tujuan sebuah Pancasila dicerminkan sebagai jiwa bangsa atau kepribadian suatu
negara tidak lain agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan sila pada Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam sebuah suatu perkehidupan
bangsa yang aman, tertib, dan dinamis, serta masuk dalam lingkunga pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Anda mungkin juga menyukai