Anda di halaman 1dari 23

LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK

KELAS II KENDARI

PASTI WBK

PASTI WBBM
YEL-YEL LPKA KENDARI

LPKA KENDARI
PROFESIONAL, AKUNTABEL, SINERGI,
TRANSPARAN DAN INOVATIF

LPKA KENDARI
NO GRATIFIKASI, NO PUNGLI

LPKA KENDARI
MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI

LPKA KENDARI
SANTUN, RAMAH, BERSAHABAT

LPKA KENDARI
PASTI WBK, PASTI WBBM

LPKA KENDARI
KITA MENGAYOMI
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK


KELAS II KENDARI
NOMOR : W.25.E10-09.UM.01.01 TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
PADA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KENDARI

KEPALA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KENDARI

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah


Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari
perlu dibentuk Tim Kerja;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud
dalam huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari tentang Pembentukan Tim
Kerja Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari Tahun 2020;
c. Bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran keputusan ini
dianggap cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas sebagai Tim
Kerja yang dimaksud.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012
tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Jangka Panjang Tahun 2012- 2025;
3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;
5. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor:
M.HH04.PR.03.01Tahun 2019 tentang Pembentukan Tim Kerja
Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2019;
6. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor:
M.HH-43.KP.08.05 Tahun 2018 tentang Pemberian Penghargaan
berupa Kenaikan Tunjangan Kinerja bagi Pegawai yang Bertugas
pada Direktorat Perdata dan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM yang Berperedikat Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK).
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS


II KENDARI TENTANG PEMBENTUKAN TIM KERJA PEMBANGUNAN
ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) PADA
KEPALA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KENDARI.

KESATU : Membentuk Tim Kerja Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah


Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM) pada Kepala Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas
II Kendari dengan susunan sebagaimana tersebut dalam daftar lampiran
keputusan ini.

KEDUA : Keanggotaan Tim Kerja sebagaimana disebut pada Diktum KESATU


dipilih berdasarkan kemampuan dan kompetensi.

KETIGA : Tim Kerja Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Pada Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari Memiliki tugas :
1. Melaksanakan kegiatan guna mendukung keberhasilan
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
2. Melakukan kordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait untuk
kelancaran pelaksanaan tugas dimaksud;
3. Melaporkan pelaksanaan tugas Tim Kerja Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) kepada Kepala Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dan/atau hal- hal yang belum diatur
dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kendari
Pada Tanggal : 16 Januari 2020

KEPALA

AKBAR AMNUR
NIP. 19780306 200012 1 001
Lampiran : Pembentukan Tim Kerja Pembangunan
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari
Korupsi (WBK) Dan Wilayah Birokrasi
Bersih Dan Melayani (WBBM)
Pada Lembaga Pembinaan Khusus Anak
Kelas II Kendari

Nomor : W.25.E10-09.UM.01.01 TAHUN 2020


Tanggal : 16 Januari 2020

TIM KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


MEMPERTAHANKAN WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN MENUJU WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
PADA KANTOR LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KENDARI

Penanggung Jawab : Akbar Amnur, A.Md.I.P.,S.H.,M.Si.


Ketua : Akbar Amnur, A.Md.I.P.,S.H.,M.Si.
Sekretaris : Andi Bali Raja Martandu, S.H.,M.H.
Kasma, S.H.
Hasna Tang, S.H.
Muhammad Alfar
L.M. Kaharuddin Riri

1. POKJA MANAJEMEN PERUBAHAN


Ketua : I Ketut Ardiyasa, S.H.
Sekretaris : Juanti
Anggota : Dedi, S.E.
Andri Lapohiu
Nasrul
Gusti Putu Arya Wibawa

2. POKJA PENATAAN TATALAKSANA


Ketua : Suleman, S.H.
Sekretaris : Aprilda CH. Nababan
Anggota : Aslamultaqwa Ramly
Mirwan
Muh. Fadly Wijaya
Susanti
Muhammad Romi

3. POKJA PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM


Ketua : Agus Rahman, S.Si.
Sekretaris : Asturi Handayani Hendra
Anggota : Yoni Ngii, S.H.
Susilo Saputra Silondae
Lutvy Priambono
Ramadhan Fiini
4. POKJA PENGUATAN AKUNTABILITAS
Ketua : Wayan Sudirya, S.H.
Sekretaris : Ramadhan, S.Si.
Anggota : Diki Basoddin
Majid, AMK
La Ode Mashudan
Muharman Basirudin

5. POKJA PENGUATAN PENGAWASAN


Ketua : Sudirman Tawai, S.H.
Sekretaris : Yusni Karini
Anggota : Senapati
Andi Muh. Faudzan
Ikhtisar Camari
Joko Pamungkas
Abrianto Arie Putra

6. POKJA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK


Ketua : Sudarman, S.H.
Sekretaris : Irwan La Mane, S.H.
Anggota : Evi Atriona, S.Kep.
Wiwin Ashadi
Muh. Shirothal Mustaqim
Syahrir Panggabean
Aswan Muing

Ditetapkan di : Kendari
Pada Tanggal : 16 Januari 2020

KEPALA,

AKBAR AMNUR
NIP. 19780306 200012 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi merupakan salah satu
langkah awal untuk melakukan penataan terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
efektif dan efisien, sehingga dapat melayani
masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.
Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi,
diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang,
praktek KKN, dan lemahnya pengawasan.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun
2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
yang mengatur tentang pelaksanaan program
reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan
tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu
peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi,
pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta
peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka
mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut,
maka instansi pemerintah perlu untuk membangun
pilot project pelaksanaan reformasi birokrasi yang
dapat menjadi percontohan penerapan pada unit-unit
kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret
dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit
kerja melalui upaya pembangunan Zona Integritas.
Dalam rangka pembangunan Zona Integritas,
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: (1)
Menyelaraskan instrumen Zona Integritas dengan

1
instrumen evaluasi Reformasi Birokrasi, serta (2)
Penyederhanaan pada indikator proses dan
indikator hasil yang lebih fokus dan akurat. Untuk
itu perlu disusun pedoman pembangunan Zona
Integritas dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi.

B. Maksud dan Tujuan


1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut
perintah lisan Kepala LPKA Kelas II Kendari untuk
membuat rangkuman pedoman pembangunan ZI
yang dijadikan sebagai dasar acuan bagi pegawai
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II
Kendari dalam upaya membangun Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) /
Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM); dan

2. Tujuan penyusunan pedoman ini adalah


memberikan edukasi, keseragaman pemahaman,
dan tindakan dalam upaya membangun Zona
Integritas menuju WBK / WBBM di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari

3. Memudahkan serta meningkatkan efektivitas


pembangunan Zona Integritas pada unit kerja.

2
BAB II
DASAR HUKUM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
MENUJU WBK / WBBM

A. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi tentang Zona Integritas:
Permen PAN RB No.10 Tahun 2019 tentang Perubahan
atas peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara
dan reformasi birokrasi nomor 52 tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan
WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah.

B. Referensi Pembangunan Zona Integritas Lembaga


Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kendari:
Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Sulawesi Tenggara Tanggal 07 Februari 2020
Nomor: W.25.PW.06.02-04 Tentang pengusulan satuan
kerja menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di
Lingkungan Kantor Wilayah Sulawesi Selatan Tahun 2020.

3
BAB III
PENGERTIAN UMUM

1. Reformasi birokrasi adalah upaya untuk


melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan
(organisasi), ketatalaksanaan (business prosess)
dan sumber daya manusia aparatur demi
mewujudkan pemerintahan berkelas dunia.

2. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan


kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya
dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik;

3. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (Menuju


WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu
unit kerja yang memenuhi sebagian besar
manajemen perubahan, penataan tatalaksana,
penataan sistem manajemen SDM, penguatan
pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja;

4. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani


(Menuju WBBM) adalah predikat yang diberikan
kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian
besar manajemen perubahan, penataan
tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM,
penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas
kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik;

4
5. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan
instansi daerah;

6. Unit Kerja adalah Unit/Satuan Kerja di instansi


pemerintah, serendah-rendahnya eselon III yang
menyelenggarakan fungsi pelayanan;

7. Tim Penilai Internal (TPI) adalah tim yang dibentuk


oleh pimpinan instansi pemerintah yang mempunyai
tugas melakukan penilaian unit kerja dalam rangka
memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM;
dan.

8. Tim Penilai Nasional (TPN) adalah tim yang


dibentuk untuk melakukan evaluasi terhadap unit
kerja yang diusulkan menjadi Zona Integritas Menuju
WBK dan Menuju WBBM. Tim Penilai Nasional terdiri
dari unsur Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Ombudsman
Republik Indonesia (ORI).

9. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu


dokumen berisi prosedur kerja yang harus dilakukan
secara kronologis dan sistematis dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan
tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif.

10. Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak


adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu

5
kejadian yang biasa dijumpai dalam kehidupan
Masyarakat, ini disebabkan karena
kecenderungan sikap manusia yang lebih suka
membeda-bedakan yang lain.

11. PASTI merupakan akronim dari tata nilai


Kementerian Hukum dan HAM di mana “P” :
Profesional, “A” : Akuntabel, “S” ; Sinergi,
“T” : Transparan, “I” : Inovatif.

12. IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) adalah


data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya.

13. IPK (Indeks Persepsi Korupsi) adalah data dan


informasi yang memberi gambaran tentang
adanya indikasi korupsi di suatu unit kerja.

6
BAB IV
TAHAPAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

A. Alur Pembangunan WBK / WBBM

B. Kerangka dan Komponen Penilaian WBK/WBBM


Terdapat dua jenis komponen yang harus dibangun
dalam unit kerja terpilih, yakni :

 Komponen Pengungkit
 Komponen Hasil

7
PENGUNGKIT(60%) HASIL( 40 %)

Peningkatan

PERBAIKAN DAN PEMBELAJARAN

“Model diatas merupakan gambaran yang menunjukkan


hubungan masing-masing komponen dan indikator
pembangun komponen”

Melalui model tersebut dapat diuraikan


bahwa program Manajemen Perubahan, Penataan
Tatalaksana, Penataan Manajemen SDM,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan
Pengawasan, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik merupakan komponen pengungkit yang
diharapkan dapat menghasilkan sasaran
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta
peningkatan kualitas pelayanan publik.

8
Penilaian terhadap setiap program dalam
komponen pengungkit dan komponen hasil diukur
melalui indikator-indikator yang dipandang mewakili
program tersebut. Sehingga dengan menilai
indikator tersebut diharapkan dapat memberikan
gambaran pencapaian upaya yang berdampak pada
pencapaian sasaran.

 Komponen Pengungkit
Komponen pengungkit merupakan
komponen yang menjadi faktor penentu
pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM. Terdapat enam
komponen pengungkit, yaitu Manajemen
Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan
Manajemen SDM, Penguatan Akuntabilitas
Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Di
bawah ini adalah rincian bobot komponen
pengungkit penilaian unit kerja Berpredikat
Menuju WBK/Menuju WBBM.

Bobot
No Komponen Pengungkit
(60%)
1 Manajemen Perubahan 5%
2 Penataan Tata Laksana 5%
3 Penataan Sistem Manajemen
SDM 15%
4 Penguatan Akuntabilitas
10%
Kinerja
5 Penguatan Pengawasan 15%
6 Penguatan Kualitas Pelayanan
10%
Publik

9
 Indikator Hasil
Rincian Bobot Indikator Hasil Unit Kerja
Berpredikat Menuju WBK/WBBM
Bobot
No Unsur Indikator Hasil
(40%)
1 Terwujudnya Pemerintahan
20%
yang Bersih dan Bebas KKN
2 Terwujudnya Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik 20%
kepada Masyarakat

Hasil
Dalam pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani, fokus pelaksanaan
reformasi birokrasi tertuju pada dua sasaran
utama, yaitu:
1. Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih
dan Bebas KKN
Sasaran terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN diukur dengan
menggunakan ukuran:
a. Nilai persepsi korupsi (survei
eksternal); dan
b. Presentase penyelesaian TLHP.
2. Terwujudnya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik kepada Masyarakat
Sasaran Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat diukur
melalui nilai persepsi kualitas pelayanan
(survei eksternal).

10
C. Indikator penilaian dan kelengkapan data dukung –
Komponen Pengungkit
Hal yang Harus
No Komponen Indikator
dilakukan
1 Manajemen Penyusunan Tim  Terbentuknya Tim
Perubahan Kerja Pembangunan Zona
Integritas menuju
WBK/WBBM
 Penentuan Tim dipilih
melalui prosedur dan
mekanisme jelas
Dokumen  Terdapatnya dokumen
Pembangunan ZI pembangunan ZI
WBK/WBBM WBK/WBBM
 Dokumen memuat
target-target prioritas
pembangunan ZI
WBK/WBBM
 Dokumen
pembangunan
disosialisasikan
melalui media
 Seluruh kegiatan
Monitoring dan
pembangunan ZI
Evaluasi
WBK/ WBBM
Pembangunan ZI
dilaksanakan sesuai
WBK/WBBM
target
 Kegiatan monitoring
dan evaluasi
dilaksanakan dan
ditindaklanjuti
Perubahan Pola Pikir  Pimpinan berperan
dan Budaya Kerja sebagai role model
 Ditetapkannya agen
perubahan
 Anggota organisasi
dilibatkan dalam
pembangunan ZI
WBK/WBBM
 Budaya kerja dan
pola pikir dibangun di
dalam lingkungan
organisasi

11
2 Penataan SOP Kegiatan Utama  Terdapatnya dokumen
Tatalaksana SOP yang mengacu
pada peta proses
bisnis
 SOP diterapkan
dalam tugas dan
fungsi
 Dilaksanakan
evaluasi terhadap
SOP
E- Office  Sistem pengukuran
kinerja, kepegawaian
dan pelayanan
berbasis IT
Keterbukaan  Kebijakan tentang
Informasi Publik keterbukaan
informasi publik telah
diterapkan
 Dilakukannya
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
3 Penataan Perencanaan  Tersusunnya
Sistem Kebutuhan Pegawai dokumen rencana
Manajemen kebutuhan pegawai
SDM dalam hal rasio
beban kerja dan
kualifikasi pendidikan
 Rencana kebutuhan
pegawai telah
diterapkan
 Dilakukannya
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
Pola Mutasi Internal  Kebijakan mutasi
internal di
implementasikan
 Dilakukannya
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
Pengembangan  Adanya upaya
Pegawai Berbasis pengembangan
Kompetensi capacity building/
transfer knowledge
pegawai
 Kesempatan pegawai
mengikuti diklat/
pelatihan

12
Penetapan Kinerja  Dilaksanakannya
Individu penilaian kinerja
individu
 Pengukuran kinerja
indivdu dilaksanakan
secara periodic
 Hasil penilaian kinerja
individu telah
dilaksanakan /
ditetapkan
Penegakan Aturan Aturan kode etik
Disiplin/Kode Etik diimplementasikan dan
disosialisasikan
Sistem Informasi Sistem Informasi
Kepegawaian Kepegawaian (simpeg)
dimutakhirkan secara
berkala
4 Penguatan Keterlibatan Pimpinan  Pimpinan dilibatkan
Akuntabilitas secara langsung
Kinerja dalam saat
penyusunan rencana
dan penetapan
kinerja
 Pimpinan memantau
pencapaian kinerja
secara berkala
Pengelolaan  Terdapatnya dokumen
Akuntabilitas Kinerja perencanaan kinerja
 Dokumen
perencanaan
berorientasi pada
hasil sesuai dengan
kriteria SMART
 Laporan kinerja
disusun tepat waktu
dan memuat
informasi
 Peningkatan
kapasitas SDM dalam
akuntabilitas kinerja
5 Penguatan Pengendalian  Public campaign
Pengawasan Gratifikasi terhadap
pengendalian
gratifikasi
 Pengendalian
gratifikasi
diimplementasikan

13
Penerapan Sistem  Pembangunan
Pengawasan Intern lingkungan
Pemerintah (SPIP) pengendalian
 Adanya penilaian
resiko
 Unit kerja
melaksanakan
kegiatan
pengendalian untuk
meminimalisir reiko
 Dilaksanakannya
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
Pengaduan  Kebijakan pengaduan
Masyarakat masyarakat
diimplementasikan
 Pengaduan
Masyarakat di
tindaklanjuti
 Monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
pengaduan
Whistle Blowing  Kebijakan Whistle
System Blowing System
diterapkan
 Dilaksanakannya
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
Penanganan Benturan  Identifikasi terhadap
Kepentingan potensi terjadinya
benturan
kepentingan
 Sosialisasi benturan
kepentingan
 Monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
benturan
kepentingan
6 Penguatan Standar Pelayanan  Kebijakan standar
Kualitas pelayanan
Pelayanan diimplementasikan
Publik  Maklumat pelayanan
diterapkan
 Terdapatnya SOP
Pelayanan
 Adanya perbaikan
terhadap kualitas dan

14
SOP layanan
Budaya Pelayanan  Sosialisasi
Prima penerapan budaya
pelayanan prima
 Terdapatnya informasi
pelayanan yang
mudah diakses
 Adanya reward dan
punishment
 Terdapatnya sarana
layanan terpadu yang
terintegrasi
 Adanya inovasi
pelayanan
Penilaian Kepuasan  Unit kerja melakukan
Terhadap Pelayanan survey kepuasan
masyarakat terhadap
pelayanan
 Hasil survey dapat
diakses dengan
mudah
 Adanya tindak lanjut
terhadap hasil survey

15
BAB V
PENUTUP

Unit kerja berpredikat WBK / WBBM


merupakan outcome dari upaya pencegahan korupsi
yang dilaksanakan secara konkrit di dalam lingkup Zona
Integritas.
Pengembangan WBK/WBBM secara bertahap
sejalan dengan konsep Island of Integrity. Diharapkan,
upaya ini akan menjadi bagian dari upaya yang dapat
meningkatkan nilai IPK Indonesia. Untuk itu diperlukan
upaya dan pendekatan yang proaktif dalam rangka
memperlihatkan kepada dunia internasional/global,
bahwa upaya pencegahan korupsi di Indonesia
dilakukan secara kontinyu dan komprehensif.
Pedoman ini bersifat dinamis, dalam arti
ketentuan-ketentuan di dalamnya dapat diubah sesuai
kebutuhan berdasarkan perkembangan lingkungan
strategis yang ada. Indikator dalam rangka penetapan
predikat menuju WBK/WBBM diharapkan secara
bertahap dapat diubah sehingga semakin mengarah
kepada zero tolerance approach dalam pemberantasan
korupsi.

16

Anda mungkin juga menyukai