Anda di halaman 1dari 8

Upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

Kegiatan operasional PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. Dimulai pada tahun 2006, dari
kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Menyadari
akan pentingnya pembangunan yang berwaasan lingkungan, maka PT. Wahana Interfood
Nusantara Tbk. akan menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL).

Gambar 1. Bukti penyerahan Swapantau Lingkungan Gambar2. Bukti penyerahan Laporan UKL UPL

Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah Cair
1. Limbah Cair Non B3
a) Semua limbah cair domestik dari toilet dibuang langsung ke dalam saluran khusus
menuju tangki septik.
b) Air sisa pencucian cetakan coklat yang kotor dibersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan lap atau tissue sehingga air limbah pencucian yang dihasilkan dapat
mengurangi pencemaran terhadap lingkungan akibat dari sisa cokelat. Air limbah dari
hasil pencucian dialirkan ke dalam tangki septik.

Seiap bulannya kualitas air limbah yang berasal dari Inlet (hasil cucian cetakan coklat)
kemudian dianalisis berdasarkan Baku Mutu berdasarkan PerMen LH RI No.5 Tahun
2014 Lampiran XLVII Gol. 1.

Gambar 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Limbah

c) Air sisa pencucian alat-alat laboratorium jika diperlukan dialirkan ke bak penampung
sementara untuk netralisasi sebelum dibuang ke saluran air umum. Untuk air buangan
yang dihasilkan dari PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. Semua disalurkan melalui
saluran khusus menuju ke septictank.
2. Limbah Cair B3
a) Limbah cair B3 yang dihasilkan PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. Berupa cairan oli
bekas, reagen proses dari laboratorium, oli atau solar bekas,pembersih lantai dan toilet
ditempatkan ke dalam drum khusus yang diberi simbol dan label jenis limbah dan ditutup
rapat kemudian disimpat ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
b) PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. Telah membuat catatan jumlah limbah B3 maupun
Non B3 yang dihasilkan dari setiap Departemen dengan membuat bukti serah terima
dengan departemen yang ditunjuk untuk menangani limbah. Limbah B3 yang telah
terkumpul diserahkan kepada pihak ketiga yang mendapat izin dari Pemerintah.

Pengelolaan Limbah Padat


Limbah yang dihasilkan dikelompokkan menjadi 5 kategori sesuai dengan peraturan pemerintah
yaitu Limbah Organik, Anorganik, Anorganik Berbahan Kertas, Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3), dan Limbah Residu yang masing-masing berbentuk padat maupun cair, sebelum dilakukan
penanganan.

1. Limbah Padat Non B3


Limbah Padat Non B3 dibagi menurut kategorinya menjadi :
a) Limbah Padat Organik
Potongan cokelat (cokelat reject).
b) Limbah Anorganik Berbahan Kertas
Kertas dan kardus dibuang ke tampat sampah berwarna biru.
c) Limbah Anorganik Non B3
Plastik, sarung tangan dan swipe all bekas dibuang ke tempat penampungan sementara
atau bak sampah yang selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga

Untuk menyeragamkan dalam kegiatan penanganan limbah di lingkungan PT. Wahana Interfood
Nusantara Tbk. maka wadah atau tempat penyimpanan sementara (TPS) dibuat dengan aturan
sebagai berikut :

Tempat penampungan terbuat dari drum plastik yang diberi tutup dan diberi label. Wadah
sampah terbagi menjadi 5 kategori dengan warna wadah yang berbeda.
-Hijau : Organik, (Sisa makanan, sisa sayuran, dedaunan, daging, makhluk hidup, dll)
-Kuning : Untuk sampah anoorganik Non B3 yaitu Plastik, sisa kain, Styrofoam, botol air
mineral, kaleng, karet, karung, dll).
-Biru : Untruk sampah Anorganik Berbahan Kertas seperti kertas dan kardus

-Merah : Untruk sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).


-Abu-abu : Untuk jenis sampah residu seperti pembalut wanita, punting rokok, permen karet,
limbah laboratorium, dll.

Gambar 4. Tempat Sampah 5 Warna

2. Limbah Padat B3
Limbah padat B3 yang dihasilkan oleh PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. berupa baterai,
silica gell dan peralatan listrik lampu dipisahkan dan disimpan di tempat kemasan berbentuk
drum khusus dan dilengkapi dengan simbol dan label sebelum disimpan di TPS.
Tabel 1. Neraca Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Tahun 2020 Limbah Dikelola
Periode
No Jenis limbah B3 Sumber satuan Perlakuan sebelumnya Limbah
Limbah Disimpan Dimanfaatk Diolah Diserahkan pihak
(2019) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nov Des Landfi ll sendiri tidak Keterangan Kode manifest
dihasilkan di TPS an sendiri sendiri ke 3 berizin
dikelola
1 Alat Tulis & Elektronik GA ton Limbah dihasilkan 0.023766 0.0096 0.0016 0.0007 0.00069 0.001102 0.001356 0.000648 0.015696 Limbah dihasilkan
Disimpan di TPS 0.023788 0.0096 0.0016 0.0007 0.00069 0 0.001102 0.001356 0.000648 0 0 0 0 0.015696 Disimpan di TPS 0.000015696
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
2 Lampu TL & Kaca MTC, Lab, dan GA ton Limbah dihasilkan 0.00645 0.00091 0.00591 0.00039 0.003 0.000682 0.00195 0.012842 Limbah dihasilkan 0.000012842
Disimpan di TPS 0.00645 0.00091 0.00591 0.00039 0.003 0.000682 0.00195 0 0 0 0 0.012842 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
3 Reagen Laboratorium liter Limbah dihasilkan 11.25 0.8 2.2 1.5 1.55 3 0.9 1.6 11.55 Limbah dihasilkan
Disimpan di TPS 11.25 0.8 2.2 1.5 1.55 3 0.9 1.6 11.55 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
4 Silica gell Pengawet Kacang ton Limbah dihasilkan 0.243 0.05229 0.03061 0.07385 0.03213 0.03641 0.07556 0.11977 0.42062 0.00042062
Disimpan di TPS 0.243 0.05229 0.03061 0.07385 0.03213 0 0.03641 0.07556 0.11977 0 0 0 0 0.42062 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
5 Oli Bekas Maintenance Limbah dihasilkan 0.0165 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Limbah dihasilkan
Disimpan di TPS 0.0165 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
6 Baterai Proses Produksi ton Limbah dihasilkan 0.0048 0.00483 0.000256 0.00012 0.000125 0 0.000506 0.000492 0.000618 0.006947 Limbah dihasilkan 0.000006947
Disimpan di TPS 0.0048 0.00483 0.000256 0.00012 0.000125 0 0.000506 0.000492 0.000618 0 0 0 0 0.006947 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
7 Solar Maintenance liter Limbah dihasilkan 0 Limbah dihasilkan
Disimpan di TPS 0 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0
Limbah tidak dikelola 0
8 Cokelat Reject Proses Produksi ton Limbah dihasilkan 0.63577 0.01392 0.2377 0.88739
Disimpan di TPS 0 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0.63577 0.01392 0.2377 0.88739
Limbah tidak dikelola 0
9 Kurasan Proses Produksi ton Limbah dihasilkan 0.50385 0.01819 0.22489 0.74693
Disimpan di TPS 0 Disimpan di TPS
Dimanfaatkan sendiri 0
Diolah sendiri 0
Landfi ll sendiri 0
Diserahkan pihak ke 3 berizin 0.50385 0.01819 0.22489 0.74693 0.74693
Limbah tidak dikelola 0
0.01534 0.007766 0.032945 LB3(ton) 0.456105 12.006105 0 0 0 1.63432 0
Jumlah Limbah B3
LB3 (liter) 11.55
100 0 0 13.6 0
Persentase penaatan
1

Pengukuran Kualitas Udara


Untuk mengetahui kualitas udara dan kebisingan di PT. Kawasan Interfood Nusantara, dilakukan
analisa di lokasi giatan, Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 5. Hasil Pengukuran Kualitas Udara & Kebisingan Halaman Luar


Gambar 6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara & Kebisingan Ruang Produksi
Konservasi Air
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pemanfaatan Air Hujan, pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan cara membuat:
a) Kolam pengumpul air hujan
b) Sumur resapan dan/atau
c) Lubang resapan biopori (LRB)

Oleh karena itu, untuk mengatasi air larian, makan PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. akan
membuat sumur resapan dan lubang resapan biopori guna mengurangi volume limpasan air hujan
yang akan mengalir ke drainase dan sungai.

1. Sumur Resapan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pemanfaatan Air Hujan, setiap penutupan lahan seluas ±50 m 2 dibuat satu buah sumur
resapan. Di PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk. akan dibuat sumur resapan dangkal
sebanyak 4 buah sesuai dengan jumlah talang air yang ada. Banyaknya air hujan yang dapat
tertampung dalam sumur resapan dengan luas lahan tertutup 990 m2 sebesar :
 Sumur dangkal (luas tutupan bangunan setiap 50 m2)
4 buah x 50 m2 = 200 m2
200 m2
x 100% = 20,20%
990 m2
Maka, jumlah sumur resapan yang akan dibuat adalah 4 buah dengan kemampuan
meresapkan air sebear 20,20%.
2. Lubang Resapan Biopori (LRB)
Lubang Resapan Biopori (LRB) ini bertujuan untuk mengisi kembali cadangan air bawah
tanah yang telahh digunakan untuk berbagai keperluan sehingga keberadaan air tanah dapat
terjaga kelestariannya, selain itu keberadaan LRB ini dapat mereduksi jumlah limpasan air
hujan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pemanfaatan Air Hujan, setiap penutupan lahan seluas ±20 m2 dibuat lubang resapan biopori
(LRB).
Perhitungan
Luas lahan tertutup sebesar 990 m2
990 m2 x 20% = 198 m2
198 m2
Maka LRB yang dibuat = x 3 buah = 29,7
20 m2
LRB yang dibuah sebnayak 30 buah yang ditempatkan sekitar area pabrik dan RTH, serta
pembuatan LRB ini akan dilakukan secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai