NIM : 1196000027 Mata Kuliah : Aqidah Tauhid Fakultas : Psikologi Kelas :C Dosen : Dr. Mursidin, M.Pd Dr. Sarbini, M.Ag. 1. Apa yang Saudara ketahui tentang akidah tauhid? Mengapa mahasiswa Psikologi perlu mempelajari akidah tauhid? Sebutkan 3 nilai kegunaannya! Jawab: Akidah sepadan juga dengan pengertian tauhid dan sering juga dimaknai dengan iman. Akidah tauhid juga dapat diartikan ikatan, sumpah,atau keyakinan terhadap keesaaan dan kebesaran Allah. (Buku Tauhid Menggugah dan Merubah Kehidupan hal 12 dan 8). Akidah tauhid harus ditindaklanjuti dalam bentuk ibadah yang ikhlas hanya kepada Allah dan ibadah ini dipahami sebagai tujuan utama penciptaan manusia, karena diterima dan tidaknya amal, sangat bergantung pada tauhidnya. (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/05/02/nnpufo-memaknai- akidah-tauhid). Mengacu pada pengertian tadi, sebagai mukmin mahasiswa psikologi harus mempelajari akidah tauhid karena wajib hukumnya untuk mengilmui dan meyakini keesaan Allah dan tentunya terdapat nilai kegunaan yang membantu mahasiswa psikologi dalam mempelajari manusia, diantaranya 1)Sifat-sifat manusia merupakan sifat Allah 2)Membesarkan nilai kemanusiaan 3) Membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh, arah hidup menjadi jelas. 2. Coba Saudara ungkap konsep tauhidulloh! Adakah konsep tauhid di luar tauhidulloh? Jelasakan berikut dalilnya! Jawab : Dalam konsep ketuhanan dalam islam, Allah merupakan zat tunnggal dalam wujud kesempurnaan, kemuliaan, dan keagungan serta sama sekali berbeda dengan mahkluknya. Keesaan Allah merupakan syarat yang absolut dalam konsep ketuhanan islam. Allah adalah zat tertinggi, terunik, yang Maha Suci, dari-Nya kehidupan berasal dan kepada-Nya kehidupan kembali tak ada sesuatu yang mampu menyamai dan menyetarakan. (https://prezi.com/tmmmazdjykxg/konsep-tauhid-dalam-islam/) Maka dari itu tidak ada konsep tauhid selain tauhidulloh karena Allah SWT itu berdiri sendiri, tidak beranak maupun diperanakan, jika ada maka itu merupakan sebuah penginkaran atau ketidakjujuran dalam bertauhid. Seperti yang dijelaskan pada firman Allah dalam QS Al-Ikhlas ayat 1-4: َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أَ َح ٌد. لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد. ص َم ُد َّ هَّللا ُ ال. قُلْ هُ َو هَّللا ُ أَ َح ٌد “Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” 3. Adakah perbedanaan antara tauhidulloh dengan ma’rifatulloh? bagaimana keterkaitan keduanya dalam rangka memperkukuh keimanan seseorang? Jawab: Tauhidullah bermakna mengesakan Allah, serta tidak menyekutukan-Nya dengan apapun baik dalam hal rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat- Nya. Sedangkan ma’rifatullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah. Keduanya berkaitan dalam rangka memperkukuh keimanan seseorang karena pada saat kita mengenal Allah lebih dekat berarti kita sedang menjalankan tauhid kepada Allah, dimana orang yang mengenali Allah dan mengakui keesaan Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah yang merupakan implementasi dari iman. (http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengertian-marifatullah-ciri-ciri.html) 4. Ma’rifatulloh merupakan salah satu cara dalam rangka mengiplementasikan konsep tauhidulloh? Coba Saudara ungkap apa yang dimaksud dengan ma’rifatulloh? Sebutkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk ma’rifatulloh didasarkan pada yang kebiasaan diri? Jawab : (http://eprints.walisongo.ac.id/7935/1/134411053.pdf) Makrifatullah menurut al-Ghazali dipandang sebagai bentuk pengenalan kepada Allah SWT berupa keelokan, kesempurnaan, dan kebanggaan atas segala makhluk ciptan-Nya di dunia dan sebagai sarana untuk berjumpa dengan Sang Pencipta di akhirat. Cara yang ditempuh al- Ghazali untuk mencapai makrifatullah dijelaskan dalam ihyā‟nya yaitu dengan mendahulukan mujāhadah (bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah SWT), menyingkirkan sifat-sifat dan kebiasaan tercela yang ada pada dirinya , taat beribadah, ber-tafakkur secara konsisten, tidak menyibukkan diri untuk urusan dunia saja melainkan urusan akhirat juga harus diperhatikan, dan menghilangkan kecintaan yang selain Allah SWT di dalam hati. 5. Bisakah meningkatkan ma’rifatulloh melalui pelaksanan pembelajaran di kelas? Jelaskan tahapan-tahapannya! Jawab: (https://www.dictio.id/t/apa-saja-tahapan-tahapan-dalam-ilmu-makrifat/8382/3) Ya, ma’rifatullah dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dikelas, tahapannya 1) Memohon kepada Allah agar Allah berkenan menjadikan kita mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya. 2) Untuk mengenal Allah membutuhkan ilmu, dalam hal ini mata kuliah Tauhid dijadikan sebuah pembinaan jiwa yang baik dan agar kita bisa mengenal Allah dengan cara yang benar. 3) Amalkan setiap titik ilmu yang sudah diperoleh, ketika mengetahui ilmu yang benar, maka cepatlah diamalkan. Karena semua ilmu yang tidak diamalkan oleh Allah maka tidak memiliki arti apapun di sisi-Nya. 4) Pembiasaan yang berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu ialah sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu, pembiasaan selalu menjadi satu dengan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan yang telah diketahui. Point 1, 2, 3, 4, merupakan tahapan meningkatkan ma’rifatulloh dimana dalam melaksanakan ma’rifatullah bukan hanya sekedar mengenal tapi harus mengamalkan dan yang diamalkan merupakan implementasi dari ilmu yang menghasilkan perbuatan-perbuatan baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.