Anda di halaman 1dari 14

PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DALAM RANGKA

VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK


(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat
Direktorat Jenderal Pajak

Ferry Irawan
Politeknik Keuangan Negara STAN

Alamat korespondensi: ferry.irawan@pknstan.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT


This study aims to determine the process of land and/or building
Diterima Pertama appraisal carried out in the context of monitoring taxpayers at
[24 08 2021] Probolinggo Tax Office (KPP Pratama Probolinggo). Supervision is
meant in the form of examination of proof of fulfillment of the
Dinyatakan Diterima obligation to pay income tax on income from the transfer of rights to
[25 08 2021] land and/or buildings or is known as SSP validation. This research was
conducted on four land and/or building appraisal reports conducted at
KATA KUNCI: KPP Pratama Probolinggo. In addition, this study also aims to
Valuation, Property, Market Value. determine the constraints faced by the appraiser when assessing land
Penilaian, Properti, Nilai Pasar and/or buildings at KPP Pratama Probolinggo.

KLASIFIKASI JEL:
D46, E37

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penilaian tanah
dan/atau bangunan yang dilakukan dalam rangka pengawasan
terhadap wajib pajak di KPP Pratama Probolinggo. Pengawasan yang
dimaksud berupa penelitian bukti pemenuhan kewajiban penyetoran
pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan atau disebut dengan validasi SSP. Penelitian ini
dilakukan terhadap empat laporan penilaian tanah dan/atau
bangunan yang dilakukan di KPP Pratama Probolinggo. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan
yang dihadapi penilai pada saat melakukan penilaian tanah dan/atau
bangunan di KPP Pratama Probolinggo.

Page | 10
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN validasi SSP tersebut, KPP melakukan penelitian


formal dan material.
Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang Pada saat petugas peneliti melakukan penelitian
tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang material, hal umum yang sering terjadi yaitu petugas
Dasar 1945 adalah memajukan dan mewujudkan peneliti menemukan perbedaan antara jumlah PPh
kesejahteraan umum melalui pembangunan terutang yang disetor oleh WP dan jumlah PPh
nasional. Dalam mengimplementasikan cita-cita terutang hasil penelitian. Hal tersebut dapat
yang tercantum dalam pembukaan Undang- disebabkan karena ada perbedaan antara WP dan
Undang Dasar 1945, Bangsa Indonesia perlu petugas peneliti dalam hal penggunaan dasar
melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk pengenaan pajak (DPP). Petugas peneliti
bergotong royong membangun negara ini (Sari, menggunakan nilai transaksi yang sebenarnya dalam
2018). Selain itu, pembangunan nasional akan penentuan DPP, sedangkan WP menggunakan nilai
terwujud apabila negara Indonesia memiliki yang tertera pada NJOP, yang merupakan produk dari
ketersediaan sumber pembiayaan yang cukup pemerintah daerah. Pada kenyataannya, nilai yang
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara tertera dalam NJOP tidak mencerminkan nilai pasar
(APBN), yang salah satunya bersumber pada dari properti tersebut. Peristiwa tersebut biasanya
penerimaan pajak. terjadi pada transaksi jual beli tanah dan/atau
Pajak dapat dibedakan menjadi pajak pusat bangunan yang dilakukan secara langsung dengan
dan pajak daerah berdasarkan kewenangan hanya melibatkan notaris dan tanpa melalui pihak
pemungutannya. Salah satu jenis pajak pusat yaitu perbankan. Selain itu, WP juga dapat menurunkan
pajak penghasilan (selanjutnya disebut dengan harga pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
PPh). Pajak penghasilan menempati peringkat untuk menghindari besarnya pajak terutang. Hal
pertama dalam menyumbang penerimaan pajak, tersebut dapat dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan realisasi sebesar 894,45 miliar rupiah pada antara penjual dan pembeli, yang mengakibatkan
tahun 2019. Salah satu sumber potensi pajak nilai transaksi menjadi tidak wajar.
penghasilan yaitu berasal dari pajak penghasilan Atas temuan tersebut, KPP membuat laporan
atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau hasil penelitian atas ketidakwajaran nilai transaksi,
bangunan yang dilakukan oleh perorangan atau yang menyatakan bahwa tarif, nilai pengalihan, dan
badan (Husodo & Harjati, 2018). Sejak jumlah PPh disetor WP tidak sesuai dengan nilai yang
diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 34 sesungguhnya/seharusnya sehingga mengakibatkan
Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan atas kekurangan penyetoran PPh terutang. KPP berhak
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah untuk menetapkan kewajaran nilai pengalihan hak
dan/atau Bangunan, dan Perjanjian Pengikatan Jual atas tanah dan/atau bangunan melalui proses
Beli atas Tanah dan/atau Bangunan Beserta penilaian. Seorang penilai harus mengikuti tata cara
Perubahannya, tarif PPh atas penghasilan dari penilaian yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan serta mampu mengatasi kendala-kendala yang terjadi
turun sebesar 50%, dari yang semula dikenakan di lapangan untuk mendapatkan nilai yang mendekati
tarif 5% turun menjadi 2,5% dari nilai tertinggi nilai wajarnya. Semakin tinggi tingkat kewajaran nilai
antara nilai NJOP dan nilai transaksi. yang dihasilkan maka penilai juga membantu
Direktorat Jenderal Pajak (selanjutnya disebut memaksimalkan potensi penerimaan pajak
dengan DJP) dapat melakukan pengawasan atas penghasilan.
pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. proses pelaksanaan penilaian tanah dan/atau
Fungsi pengawasan tersebut dilakukan dengan cara bangunan dalam rangka validasi surat setoran pajak.
melakukan penelitian atas permohonan penelitian Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi hambatan
bukti pemenuhan kewajiban penyetoran pajak yang ditemui dalam pelaksanaan penilaian tanah
penghasilan atau disebut dengan validasi SSP. dan/atau bangunan.
Wajib pajak (selanjutnya disebut dengan WP) yang
KERANGKA TEORI DAN
telah memenuhi kewajiban penyetoran
pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
tanah dan/atau bangunan, harus menyampaikan 2.1. Teori Dasar Perpajakan
permohonan validasi SSP ke kantor pelayanan pajak 2.1.1. Four Maxims Adam Smith
(selanjutnya disebut dengan KPP) setempat. WP Prinsip pokok pungutan pajak yang
dapat mengajukan permohonan secara manual dikemukakan oleh Smith (1776) dalam “An Inquiry
maupun elektronik. Kemudian atas permohonan into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”

Page | 11
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

yang dinamakan Smith’s Canons adalah sebagai orang pribadi, warisan, badan, bentuk usaha tetap,
berikut: yang berada di dalam atau di luar negeri, yang
1) Equality mendapatkan atau memperoleh penghasilan dari
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan Indonesia. Objek pajak penghasilan adalah
merata. Artinya bahwa beban pajak harus sesuai penghasilan yang diterima secara langsung maupun
dengan kemampuan membayar pajak dan sesuai tidak langsung oleh WP.
dengan manfaat yang diterima oleh WP. Perbedaan
2.2. Properti
dalam tingkat penghasilan harus digunakan sebagai
Menurut Harjono (2016) istilah properti identik
dasar dalam distribusi beban pajak tersebut,
dengan real estat, rumah, tanah, ruko, gedung, atau
sehingga bukan beban pajak dalam arti uang yang
gudang. Namun seiring berkembangnya zaman,
penting, tetapi beban riil dalam arti kepuasan yang
istilah properti bergeser menjadi lebih spesifik pada
hilang.
harta benda tak bergerak. Yamin dan Lubis (2013)
2) Certainly
menyatakan bahwa properti adalah setiap fisik atau
Pajak hendaknya tegas, jelas, dan pasti bagi
yang bukan fisik, yang dimiliki seseorang atau
setiap WP, sehingga mudah dimengerti oleh WP
sekelompok orang atau milik badan hukum. Properti
dan akan memudahkan administrasi pemerintah.
dapat dibedakan menjadi dua yaitu real properti dan
Penetapan pajak tidak dilakukan secara
personal properti. Real properti merujuk pada real
sembarangan. Oleh karena itu, WP harus
estat dan sekumpulan hak dan kepentingan yang
mengetahui secara jelas besarnya pajak terutang
timbul karena suatu kepemilikan real estat. Real estat
dan jatuh tempo pembayarannya.
yaitu sesuatu yang berwujud yang dapat dilihat dan
3) Conveinence Of Payment
disentuh, mencakup segala sesuatu yang ada di
Pajak jangan sampai terlalu menekan dan
bawah tanah maupun segala sesuatu yang berdiri di
menyulitkan WP, sehingga WP akan senang hati
atas tanah yang bersangkutan (KPSPI & MAPPI, 2018).
melakukan pembayaran pajak kepada pemerintah.
Personal properti merujuk pada kepemilikan atas
Waktu yang dibutuhkan WP untuk membayar pajak
kepentingan hukum yang melekat pada benda selain
sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak
real estat. Benda-benda ini tidak secara permanen
menyulitkan bagi WP.
menjadi satu kesatuan dengan real estat dan secara
4) Economy
umum memiliki sifat dapat dipindahkan (KPSPI &
Kerugian yang ditimbulkan oleh pajak
MAPPI, 2018).
sebaiknya seminimum mungkin, artinya jangan
sampai biaya pemungutannya lebih besar dari 2.3. Teori Penilaian
jumlah penerimaan pajaknya, demikian pula beban 2.3.1. Nilai, Harga, dan Biaya
yang ditanggung oleh WP. Appraisal Institute (2013) menjelaskan bahwa
ada empat faktor yang dapat menciptakan nilai,
2.1.2. Definisi Pajak
yaitu:
Soemarso (2007) mengutip pernyataan
1) Utility
Adriani (2005) yang mendefinisikan pajak sebagai
Utility mencerminkan kemampuan suatu
iuran kepada kas negara yang berasal dari rakyat,
produk (barang dan jasa) untuk memuaskan
yang didasarkan atas undang-undang dan dapat
keinginan dan kebutuhan manusia. Dengan kata lain
dipaksakan dengan tanpa kontra prestasi secara
utility menggambarkan seberapa besar manfaat yang
langsung dan digunakan untuk membayar
diberikan oleh barang dan jasa tersebut terhadap
pengeluaran umum. Lamia et al. (2015) mengutip
pengguna barang dan jasa.
pernyataan Mardiasmo (2011) yang mengatakan
2) Scarcity
bahwa pajak merupakan iuran kepada kas negara
Scarcity mencerminkan tingkat kelangkaan
yang berasal dari rakyat berdasarkan undang-
barang atau jasa pada suatu pasar yang dipengaruhi
undang dengan tidak mendapat imbalan langsung
oleh seberapa besar tingkat penawaran dapat
dan digunakan untuk membayar pengeluaran
memenuhi permintaan terhadap barang dan jasa.
umum.
Secara umum, jika permintaan suatu barang dan jasa
2.1.3. Pajak Penghasilan konstan maka kelangkaan suatu barang dan jasa akan
Herryanto dan Toly (2013) mendefinisikan membuatnya lebih bernilai.
pajak penghasilan sebagai pajak atas penghasilan 3) Desire
yang diterima atau diperoleh selama tahun pajak Desire merupakan keinginan pembeli atau
yang dibebankan pada penghasilan perorangan, pengguna suatu barang dan jasa untuk memenuhi
perusahaan atau badan hukum lainnya. Muljono kebutuhannya (misalnya, tempat tinggal, pakaian,
(2010) menyatakan bahwa subjek pajak adalah makanan) atau keinginan individu di luar kebutuhan

Page | 12
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

pokok yang diperlukan untuk mendukung 2.3.4. Proses Penilaian Properti


kehidupan. Keinginan dapat mencakup kebutuhan Penilai harus mengikuti rangkaian seluruh
bisnis seperti kebutuhan tempat untuk menjual kegiatan proses penilaian properti untuk
atau memproduksi produk. memudahkan dalam menghasilkan indikasi nilai.
4) Effective Purchasing Power Menurut KPSPI dan MAPPI (2018) alur proses
Effective purchasing power mencerminkan penilaian properti adalah sebagai berikut:
kemampuan individu atau kelompok untuk
Gambar 1. Alur Proses Penilaian Properti
berpartisipasi dalam pasar, yaitu memperoleh
barang dan jasa dengan uang tunai atau yang
setara.
Nilai juga memiliki hubungan yang erat
dengan harga dan biaya meskipun pada dasarnya
ketiga hal tersebut memiliki konsep yang berbeda.
Harga adalah sejumlah uang yang disetujui pembeli
untuk dibayarkan dan disetujui penjual untuk
diterima di saat tertentu dan melalui mekanisme
pasar yang wajar, sedangkan Biaya adalah sejumlah
uang yang harus disediakan untuk memproduksi
atau menciptakan barang dan jasa (Supriyanto,
2011).
2.3.2. Definisi Penilaian
Djaja (2018) mengemukakan bahwa penilaian
termasuk dalam kategori ilmu seni dan bukan
bagian dari science, karena bergantung pada
perspektif. Penilaian menghasilkan suatu indikasi
atau kisaran nilai, bukan nilai yang tepat dan pasti
dari suatu properti. Menurut Sujono (2011),
penilaian properti adalah prakiraan manfaat Sumber: Diolah dari KPSPI dan MAPPI (2018)
ekonomi atas properti yang dinilai dalam waktu
tertentu dan definisi nilai tertentu. 2.4. Penelitian Terdahulu
Sutawijaya (2004) melakukan penelitian
2.3.3. Pendekatan Penilaian Properti
terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
KPSPI dan MAPPI (2018) menjelaskan bahwa
nilai tanah. Hasil penelitian tersebut menjelaskan
dalam melakukan penilaian properti, penilai dapat
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tanah
menggunakan 3 pendekatan, antara lain:
yaitu kepadatan penduduk, jarak ke pusat kota, lebar
1) Pendekatan Data Pasar (Market Data
jalan, kondisi jalan, ketersediaan sarana transportasi
Approach)
angkutan umum bus/angkot, dan faktor lingkungan
Pendekatan data pasar menghasilkan indikasi
yang bebas banjir sangat berpengaruh terhadap nilai
nilai dengan cara membandingkan aset dengan aset
tanah di Kota Semarang sebagai lokasi objek
lainnya yang sejenis atau sebanding dan terdapat
penelitian.
informasi harga
Fahirah (2011) meneliti tentang variabel-
2) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
variabel yang paling mempengaruhi nilai properti di
Pendekatan pendapatan menghasilkan suatu
Palu Barat. Ada tiga perumahan yang menjadi objek
indikasi nilai dengan cara melakukan konversi arus
penelitian yaitu Perumahan Griya Manonda,
kas masa depan menjadi satu nilai kini. Pada
Perumahan Bumi Anggur, dan Perumahan Boyaoge.
pendekatan pendapatan, nilai properti ditentukan
Berdasarkan penelitian tersebut variabel yang paling
atas proyeksi pendapatan, arus kas atau
mempengaruhi nilai properti berupa lahan dan
penghematan biaya yang dihasilkan properti
bangunan di Perumahan Griya Manando yaitu
3) Pendekatan Biaya (Cost Approach)
variabel aksesibilitas berupa jarak ke pusat kota dan
Pendekatan biaya memberikan indikasi nilai
variabel ketersediaan fasilitas berupa pusat
dengan menghitung biaya pengganti atau
perbelanjaan. Untuk Perumahan Bayaoge Indah,
reproduksi saat ini dari aset dan membuat
variabel yang paling mempengaruhi nilai properti
pengurangan untuk kemunduran fisik dan seluruh
yaitu faktor sosial berupa jumlah penduduk dan
bentuk keusangan lainnya yang relevan.
kepadatan penduduk. Untuk Perumahan Bumi
Anggur, variabel yang paling mempengaruhi nilai

Page | 13
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

properti yaitu aksesibilitas berupa jarak ke sarana ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia,
pendidikan dan ketersediaan fasilitas berupa pusat dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
perbelanjaan. elektronik lain. Penulis juga melakukan studi
Anastasia & Muliadihardjo (2004) meneliti lapangan untuk mendapatkan validitas data yang
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi nilai berasal dari objek penelitian yang berupa dokumen-
pasar tanah kosong dan nilai pasar tanah dan dokumen, laporan, dan proses bisnis dari objek
bangunan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan penelitian serta sumber lain yang relevan dengan
bahwa variabel yang mempengaruhi nilai pasar pokok pembahasan yang akan dikemukakan dalam
tanah kosong di Pakuwon Indah adalah lebar jalan. penelitian. Dalam penelitian tersebut, selain
Untuk Perumahan Graha Famili dan Citra Raya, menggunakan metode penelitian yang tepat, penulis
variabel luas tanah dan lebar jalan mempengaruhi juga perlu memilih teknik relevan, yaitu observasi dan
nilai pasar tanah kosong. Perbedaan nilai yang wawancara. Wawancara yang digunakan adalah
terjadi antara harga listing dengan estimasi adalah wawancara semi-terstruktur yang bertujuan untuk
11%-12%. Variabel yang mempengaruhi nilai pasar melihat perspektif lain dan mengidentifikasi
tanah dan bangunan di Citra Raya adalah luas permasalahan secara lebih dalam. Wawancara
bangunan, jumlah kamar tidur, rumah yang dilakukan melalui media elektronik terhadap
menghadap Barat dan Timur, kualitas lantai dari narasumber yang memiliki kapasitas dan kapabilitas
marmer dan tingkat bangunan. Perbedaan nilai terkait topik pembahasan sebanyak satu orang, yakni
yang terjadi antara harga listing dengan estimasi pejabat Fungsional Penilai Pajak di KPP Pratama
adalah 1%. Probolinggo.
Rijasa et al. (2014) melakukan analisis
penilaian bangunan rumah tinggal di Kota Denpasar HASIL PENELITIAN
dan berfokus pada faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nilai bangunan. Kesimpulan analisis Penelitian ini menggunakan studi kasus
tersebut menyatakan bahwa kelompok faktor yang laporan penilaian tanah dan/atau bangunan di KPP
paling berpengaruh terhadap nilai bangunan rumah Pratama Probolinggo. Berdasarkan hasil wawancara
tinggal di Kota Denpasar adalah lokasi (7,723), dengan narasumber, selama tahun 2019 s.d. 2020,
lingkungan (3,843), karakteristik bangunan (3,741), KPP Pratama Probolinggo telah menyelesaikan empat
dan karakteristik tanah (3,253). Faktor yang laporan penilaian dalam rangka validasi surat setoran
berpengaruh positif paling dominan dari masing- pajak PPh Final. Atas keterangan tersebut, penulis
masing kelompok adalah kawasan permukiman hanya menggunakan empat laporan penilaian dalam
pusat kota, lebar jalan depan tanah, luas bangunan, penelitian ini. Laporan penilaian yang dimaksud akan
dan luas tanah, sedangkan yang memberikan terbagi menjadi: Laporan Penilaian 1, Laporan
pengaruh negatif paling dominan adalah jarak dari
Penilaian 2, Laporan Penilaian 3, dan Laporan
SUTET, kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik,
Penilaian 4. Masing-masing laporan penilaian akan
kondisi fisik bangunan yang kurang baik, dan posisi
tanah yang terkena tusuk sate. Faktor yang dijelaskan secara detail dalam bab pembahasan.
berpengaruh positif dapat meningkatkan nilai Demi menjaga kerahasiaan WP, penulis
sedangkan yang berpengaruh negatif dapat menyamarkan beberapa identitas WP seperti nama
menurunkan nilai bangunan rumah tinggal. dan alamat WP.
Berdasarkan PER-21/PJ/2019 tentang
METODE PENELITIAN Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor PER-18/PJ/2017 tentang Tata Cara
Penelitian dan penulisan artikel ini
Penelitian Bukti Pemenuhan Kewajiban Penyetoran
mengumpulkan data dan informasi menggunakan
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kepustakaan (library research) dan studi Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
lapangan. Azizah dan Purwoko (2017) mengutip Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau Bangunan
pernyataan Syaibani (2012) yang mendefinisikan beserta Perubahannya, apabila AR menemukan
studi kepustakaan sebagai segala usaha yang indikasi ketidakwajaran nilai pada saat melakukan
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan penelitian dan dipandang perlu melakukan penilaian,
informasi yang relevan dengan topik atau masalah maka AR dapat meminta bantuan kepada penilai
yang akan atau sedang diteliti. Penulis dapat pajak atau kepala KPP lokasi objek pengalihan. penilai
memperoleh informasi tersebut dari buku-buku pajak merupakan seorang pegawai negeri sipil di
ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan lingkungan DJP yang mempunyai tugas, tanggung
ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

Page | 14
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

jawab, wewenang dan hak untuk melakukan penggunaan pendekatan penilaian, dan rekonsiliasi
penilaian. Penilaian untuk tujuan perpajakan nilai dan kesimpulan nilai, serta penyusunan laporan
berpedoman pada Surat Edaran No. SE-54/PJ/2016 penilaian. Masing-masing kegiatan tersebut akan
tentang Petunjuk Teknis Penilaian Properti, dijelaskan lebih rinci lagi sebagaimana berikut ini:
Penilaian Bisnis, dan Penilaian Aset Takberwujud
1) Identifikasi Masalah
untuk Tujuan Perpajakan.
Dalam praktik penilaian, identifikasi masalah
4.1. Proses Pelaksanaan Penilaian Properti dilakukan terlebih dahulu daripada penentuan
Dalam penelitian ini, pemicu pelaksanaan lingkup penugasan (Appraisal Institute, 2013). Pada
penilaian properti berupa tanah dan/atau proses identifikasi masalah tersebut, setidaknya
bangunan adalah adanya permintaan bantuan penilai harus mengetahui enam hal sebelum
penilaian dari seksi lain di lingkungan KPP. Seksi menentukan lingkup penugasan, antara lain yaitu:
yang dimaksud yaitu Seksi Pengawasan Dan A. Penentuan Tujuan Penilaian
Konsultasi Satu (selanjutnya disebut dengan Tujuan penilaian berkaitan dengan apa yang
Waskon 1). AR Waskon 1 meminta bantuan hendak ingin dicapai oleh penilai dalam melakukan
penilaian dalam rangka pemenuhan kewajiban penilaian tersebut. Sebelum melakukan penilaian
pengawasan di bidang perpajakan berupa properti, maka penilai harus mengetahui terlebih
penelitian bukti pemenuhan kewajiban penyetoran dahulu untuk keperluan apa penilaian tersebut
pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan dilakukan. Pada dasarnya tujuan penilaian yaitu
hak atas tanah dan/atau bangunan. Dalam hal menentukan suatu nilai dari objek penilaian. Tujuan
penelitian material yang dilakukan oleh AR penilaian yang tercantum dalam empat laporan
tersebut, terdapat indikasi hubungan istimewa penilaian tersebut adalah menentukan nilai pasar
yang menyebabkan adanya ketidakwajaran nilai wajar (fair market value) atas properti untuk
transaksi. Untuk mengatasi hal tersebut, AR melengkapi kepentingan proses penelitian dan
Waskon 1 meminta bantuan fungsional penilai validasi SSP objek pajak penghasilan atas penghasilan
pajak untuk menentukan nilai pasar properti dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan,
berupa tanah dan/atau bangunan melalui proses dan perjanjian jual beli atas tanah dan/atau
penilaian. Skema proses penilaian properti bangunan.
berdasarkan SE-54/PJ/2016 adalah sebagai berikut: B. Penentuan Dasar Nilai
Dasar nilai menjelaskan sesuatu yang mendasari
Gambar 2. Skema Proses Penilaian Properti
nilai yang dilaporkan. Menurut KPSPI dan MAPPI
(2018), seorang penilai harus menentukan dasar nilai
yang relevan yang sesuai dengan persyaratan dan
tujuan dari penugasan penilaian. Dasar nilai yang
ditentukan atau dipilih oleh penilai seharusnya sudah
mempertimbangkan instruksi yang diterima dari klien
dan/atau wakilnya. Berdasarkan SE-54/PJ/2016,
dasar penilaian properti yang digunakan untuk tujuan
perpajakan yaitu “suatu jenis nilai tertentu berupa
nilai pasar atau jenis nilai lain yang diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”. Dalam studi kasus ini, dasar nilai yang
Sumber: Diolah dari SE-54/PJ/2016 digunakan dalam keempat laporan penilaian tersebut
adalah nilai pasar.
Proses penilaian adalah prosedur yang C. Identifikasi Objek Penilaian
sistematis yang menjadi panutan atau pedoman Mengidentifikasi objek penilaian adalah suatu
penilai properti untuk menghasilkan suatu indikasi hal yang sangat penting dari proses penilaian. Penilai
nilai properti (Appraisal Institute, 2013). Secara harus mendapatkan informasi yang jelas dari klien
garis besar, alur proses penilaian dibagi menjadi atau pemberi tugas mengenai objek penilaian.
enam kegiatan, yaitu proses pengidentifikasian Dengan mengenali atau memahami karakteristik dari
masalah, penentuan lingkup penugasan, objek penilaian, Penilai dapat menghasilkan nilai
pengumpulan dan pemilihan data, analisis data, yang lebih mencerminkan kondisi sebenarnya. Objek

Page | 15
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

penilaian dapat berupa aset, entitas, liabilitas, Tabel 2. Tanggal Penilaian, Tanggal Surat Tugas,
ekuitas, kepentingan dan/atau kerugian ekonomis Tanggal Penelitian
yang dinilai (KPSPI & MAPPI, 2018). Dalam Jenis Laporan Tanggal Penilaian Tanggal Surat Tanggal Penelitian
Tugas
penelitian ini, yang menjadi objek penilaian pada Laporan 30 Agustus 2018 15 Oktober 2019 16 Oktober 2019
masing-masing laporan penilaian yaitu: penilaian 1
Laporan 12 April 2019 15 Oktober 2019 16 Oktober 2019
Tabel 1. Data Objek Penilaian penilaian 2
Laporan 14 Februari 2020 7 Desember 2020 7 Desember 2020
Jenis Laporan Jenis Objek Lokasi Keterangan penilaian 3
Laporan Tanah dan Kabupaten Lumajang, Lingkungan properti Laporan 27 Desember 2019 7 Desember 2020 7 Desember 2020
penilaian 1 bangunan Jawa Timur merupakan kawasan penilaian 4
persawahan
Laporan Tanah Kabupaten Lumajang, Lingkungan properti Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama
penilaian 2 Jawa Timur merupakan kawasan
Probolinggo
persawahan
Laporan Tanah dan Kota Probolinggo, Lingkungan properti
E. Asumsi dan Kondisi Pembatas
penilaian 3 bangunan Jawa Timur merupakan kawasan
pemukiman Dalam SE-54/PJ/2016 menjelaskan asumsi dan
Laporan Tanah dan Kota Probolinggo, Lingkungan properti kondisi pembatas yang digunakan oleh penilai dalam
penilaian 4 bangunan Jawa Timur merupakan kawasan
pemukiman melakukan penilaian properti. Secara umum, empat
laporan penilaian tersebut menggunakan asumsi dan
Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama kondisi pembatas yang sama. Berikut asumsi yang
Probolinggo terdapat pada masing-masing laporan penilaian.
D. Tanggal Penilaian 1. Penilaian dilakukan berdasarkan data dan
Suatu properti akan mengalami perubahan informasi yang disampaikan oleh WP dan atas
ketidakbenaran data dan informasi tersebut
seiring dengan berubahnya waktu sehingga penting
bukan menjadi tanggung jawab penilai.
bagi penilai untuk menentukan tanggal penilaian.
2. Data dan informasi yang diperoleh dari berbagai
Berdasarkan SE-54/PJ/2016, tanggal penilaian sumber dianggap layak, setelah dilakukan analisis
adalah “tanggal pada saat nilai, hasil penilaian, atau objektif oleh penilai.
perhitungan manfaat ekonomi dinyatakan”. 3. Bahwa tidak satu pun hal berkaitan dengan objek
Tanggal penilaian berbeda dengan tanggal laporan pajak disembunyikan, yang dapat mengakibatkan
penilaian maupun tanggal survei lapangan. bertambah atau berkurangnya nilai, sehingga
Empat laporan penilaian yang digunakan penilai tidak bertanggung jawab atas hal-hal
dalam penelitian ini memiliki tanggal penilaian yang tertentu yang disembunyikan oleh WP.
berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan 4. Seluruh rancang bangun diasumsikan benar.
karena penilaian terjadi atas properti yang Gambar tapak dan gambaran material dalam
berbeda-beda, yang memiliki waktu transaksi yang laporan ini dimaksudkan hanya untuk membantu
berbeda-beda, serta kepemilikan properti atas WP pembaca dalam memvisualisasi objek penilaian.
5. Diasumsikan bahwa penilaian telah dilaksanakan
yang berbeda pula. Tanggal penilaian yang
dengan mempertimbangkan seluruh batasan dan
dimaksud berbeda dengan tanggal penelitian.
peraturan pemerintah yang berlaku dan melekat
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, atas objek pajak, kecuali dinyatakan lain.
tanggal penilaian identik dengan tanggal terjadinya 6. Diasumsikan bahwa peraturan mengenai
transaksi, sedangkan tanggal penelitian identik peruntukan dan tata ruang atas objek pajak telah
dengan tanggal pada saat adanya penugasan atau dipenuhi, dan bila ada pengecualian telah
perintah untuk melakukan penilaian. Dengan kata dinyatakan dalam laporan ini.
lain yaitu tanggal pada saat penilai mulai melakukan Kondisi pembatas yang digunakan dalam laporan
kegiatan penelitian. Tanggal penilaian dan tanggal penilaian adalah sebagai berikut.
penelitian pada masing-masing laporan penilaian 1. Objek penilaian properti berupa tanah dan/atau
adalah sebagai berikut: bangunan.
2. Laporan ini bersifat rahasia dan tidak dapat
disebarluaskan secara umum tanpa izin dari
direktorat jenderal pajak c.q. Direktorat
Ekstensifikasi dan Penilaian atau Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo.
3. Untuk alasan penilaian ini, penilai dapat
dimintakan pendapatnya atau kesaksiannya

Page | 16
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

apabila semata-mata berkaitan dengan data umum lainnya yang bersumber pada pihak
penentuan nilai pasar wajar (fair market value) ketiga, yang dapat dipertanggungjawabkan
atas objek penilaian dalam laporan ini. kebenarannya. Berikut data umum yang digunakan
4. Baik seluruhnya maupun sebagian dari laporan dalam masing-masing laporan penilaian:
ini, (khususnya kesimpulan nilai, identitas
penilai, atau perusahaan yang berhubungan Gambar 3. Alur Pengumpulan Data Umum
dengan penilai), tidak boleh disebarluaskan
untuk umum melalui iklan, berita, penjualan
atau media lainnya tanpa persetujuan dan izin
terlebih dahulu dari penilai, direktorat
ekstensifikasi dan penilaian, serta Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo.
5. Penilaian didasarkan pada kondisi pada saat
dilakukan penilaian berdasarkan data dan
informasi, baik grafis maupun non grafis yang
diberikan oleh WP maupun data lain yang
diperoleh dari basis data perpajakan lainnya, Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama
serta pengalaman dan pengamatan penilai. Probolinggo
6. Penggunaan pendekatan, metode, dan
prosedur penilaian dalam laporan ini adalah sah B. Data Permintaan Dan Penawaran
sepanjang sesuai dengan kaidah dan prinsip- Pada dasarnya, data permintaan dan
prinsip umum penilaian yang berlaku. penawaran digunakan pada saat melakukan analisis
7. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang penilai pasar. Penilai dapat melihat bagaimana interaksi
dalam laporan ini hanya sebatas menilai objek yang terjadi di pasar dengan cara menganalisis
pajak untuk penentuan nilai pasar wajar (fair permintaan dan penawaran pasar. Penilai juga dapat
market value). melihat seberapa besar kemampuan objek penilaian
8. Penilaian ini hanya ditujukan untuk tujuan
di pasar. Data permintaan terkait dengan seberapa
sebagaimana disebutkan dalam tujuan
banyak pengguna potensial properti residensial,
penilaian dalam laporan ini serta menjadi satu
sedangkan data penawaran berkaitan dengan jumlah
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan
penilai tidak bertanggung jawab terhadap properti kompetitif yang ada di pasar dan yang
penggunaan untuk tujuan lainnya. diharapkan. Selain itu, data penawaran juga
2) Pengumpulan Dan Pemilihan Data berkaitan dengan data properti yang digunakan
A. Data Umum sebagai data pembanding dalam laporan penilaian.
Berdasarkan SE-54/PJ/2016, data umum yang C. Data Khusus
dikumpulkan dapat meliputi. Data khusus berkaitan dengan data properti
1. Gambaran mengenai keadaan sosial ekonomi, yang menjadi objek penilaian. Data yang dimaksud
meliputi demografi, budaya, tingkat merupakan data dari keseluruhan properti. Artinya
penghasilan, tren pertumbuhan ekonomi, bahwa apabila yang menjadi objek penilaian adalah
tingkat suku bunga dan inflasi. tanah dan bangunan, berarti penilai harus
2. Kebijakan dan peraturan pemerintah daerah mengumpulkan data terkait tanah dan juga
mengenai tata bangunan yang dapat bangunan tersebut. Data properti tersebut dapat
mempengaruhi nilai, meliputi rencana tata berupa data spesifikasi properti, data ukuran dan luas
ruang wilayah (RTRW), rencana tata ruang
properti, kondisi fisik properti, topografi, dan data
kota/kabupaten (RTRK), koefisien dasar
properti lain yang dapat mempengaruhi nilai.
bangunan (KDB), koefisien luas bangunan
(KLB), areal penggunaan lain (APL), kebijakan Berdasarkan SE-54/PJ/2016, data properti yang dapat
kepemilikan properti, serta kebijakan batasan digunakan untuk keperluan penilaian, antara lain
kandungan lokal. yaitu data transaksi, data penawaran, penggunaan
Pada dasarnya, data umum yang digunakan dalam properti, laporan keuangan historis,
empat laporan penilaian ini adalah gambaran penjualan/pendapatan, harga sewa, tingkat hunian,
umum terkait dengan objek penilaian. Penilai juga biaya operasional, kondisi fisik properti, teknologi
menggunakan data pertumbuhan harga properti perusahaan, dan/atau informasi lainnya yang
residensial yang bersumber pada Bank Indonesia. dianggap dapat mempengaruhi nilai. Data khusus
Selain itu, penilai juga dapat menggunakan data- yang digunakan dalam empat laporan penilaian ini,

Page | 17
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

antara lain alamat objek penilaian, luas tanah, batas sebelum peraturan-peraturan tersebut diberlakukan.
fisik tanah, dan data spesifikasi bangunan. Data Hal tersebut menyebabkan analisis pasar dan analisis
tersebut didapatkan dari keterangan WP dan bisa HBU tidak dilakukan secara mendalam. Analisis yang
didapatkan dari hasil peninjauan lapangan langsung terdapat dalam laporan penilaian ini hanya sebatas
oleh penilai. menguji secara legal peruntukan lahan (zoning) di
3) Analisis Data kawasan properti tersebut.
Setelah penilai mengumpulkan dan 4) Pendekatan Penilaian
melakukan pemilihan data, maka langkah Pemilihan pendekatan penilaian tersebut
selanjutnya yaitu menganalisis data-data tersebut. biasanya bergantung pada ketersediaan data dan
Analisis data yang dimaksud adalah analisis pasar jenis properti yang menjadi objek penilaian.
dan analisis highest and best use (selanjutnya Penjelasan lebih lanjut terkait tiga pendekatan utama
disebut dengan analisis HBU). dalam penilaian properti adalah sebagai berikut:
A. Analisis Pasar A. Pendekatan Data Pasar
Analisis pasar yaitu sebuah proses untuk Pendekatan data pasar menghasilkan suatu
melihat atau memeriksa permintaan dan indikasi nilai dengan cara membandingkan objek
penawaran untuk jenis properti tertentu dan penilaian dengan objek lainnya. Pemilihan objek
kondisi area geografis pasar dari jenis properti pembanding tersebut harus sejenis dan sebanding
tersebut. dengan objek penilaian, serta informasi harga
B. Analisis HBU transaksi atau penawaran atas properti tersebut
Penggunaan tertinggi dan terbaik atau highest tersedia di pasar. Metode dan teknik yang digunakan
and best use adalah “penggunaan yang paling dalam pendekatan data pasar adalah sebagai berikut:
mungkin dan optimal dari suatu properti, yang
Gambar 4. Metode dan Teknik Pendekatan Data
secara fisik dimungkinkan, telah dipertimbangkan
Pasar
secara memadai, secara hukum diizinkan, secara
finansial layak, dan menghasilkan nilai tertinggi dari
properti tersebut.” (KPSPI & MAPPI, 2018).
Menurut Suprapno (2010) Analisis HBU meliputi
empat hal utama yaitu, analisis kelayakan secara
fisik (physically feasible), analisis kelayakan secara
peraturan (legally permissible), analisis kelayakan
secara keuangan (financially feasible), dan analisis
produktivitas yang maksimal (maximally
productive). Sebuah properti telah memenuhi
kriteria HBU apabila telah memenuhi keempat Sumber: Diolah dari SE-54/PJ/2016
unsur tersebut.
Pada studi kasus penelitian ini, pendekatan data
Empat laporan yang digunakan pada
pasar digunakan untuk menentukan indikasi nilai
penelitian ini, telah melakukan analisis pasar dan
tanah. Pada awalnya penilai mengumpulkan data
analisis HBU. Akan tetapi penilai tidak melakukan
objek properti yang sebanding dan sejenis untuk
analisis secara mendalam. Berdasarkan hasil
digunakan sebagai objek pembanding. Data tersebut
wawancara dengan narasumber, hal tersebut
dapat diperoleh dari media elektronik maupun dari
terjadi karena kondisi di lapangan tidak mendukung
survei pasar. Kemudian atas data objek pembanding
untuk dilakukannya analisis tersebut. Artinya
tersebut, penilai melakukan penyesuaian terhadap
bahwa, pasar secara tidak langsung telah
faktor yang dapat mempengaruhi nilai seperti luas
mencerminkan kondisi penggunaan tertinggi dan
tanah, letak tanah, bentuk tanah, dan waktu
terbaik dari properti tersebut. Selain itu, terdapat
transaksi. Langkah selanjutnya yaitu penilai
fakta di lapangan yang mengakibatkan analisis
melakukan pembobotan atas objek pembanding dan
tersebut sulit untuk dilakukan. Salah satu
menjumlahkan hasilnya untuk menghasilkan indikasi
contohnya seperti mayoritas rumah tinggal atau
nilai tanah. Berikut hasil penilaian tanah atas
residensial tidak memenuhi peraturan-peraturan
beberapa laporan penilaian yang digunakan pada
yang berlaku dalam hal penggunaan KDB, KLB, GSB,
penelitian ini:
dan lain sebagainya. Hal itu disebabkan karena
rumah tinggal dan lingkungannya sudah terbentuk

Page | 18
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

Tabel 3. Hasil Penilaian Tanah Berdasarkan hasil wawancara dengan


narasumber, teknik perhitungan RCN bisa dilakukan
dengan simulasi perhitungan rencana anggaran biaya
(selanjutnya disebut dengan RAB). Penilai
menggunakan teknik umur ekonomis untuk
menentukan penyusutan bangunan. Berdasarkan SE-
Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama 54/PJ/2016, prosedur penentuan penyusutan
Probolinggo menggunakan teknik umur ekonomis adalah sebagai
B. Pendekatan Biaya berikut.
Pada umumnya properti yang menjadi objek Menentukan umur ekonomis, umur efektif dan
penilaian akan terlihat lebih usang dibandingkan sisa umur ekonomis objek penilaian.
dengan properti alternatif lainnya yang baru selesai 1. Menentukan penyusutan dalam bentuk persentase,
dibangun. Hal tersebut bisa disebabkan karena dengan cara membagi umur efektif dengan umur
ekonomis objek penilaian, atau 100% dikurangi
adanya faktor usia dari objek penilaian sehingga
dengan persentase rasio antara sisa umur ekonomis
penilai harus menyesuaikan kondisi-kondisi
dengan umur ekonomis objek penilaian.
tersebut karena adanya perbedaan biaya antara
Setelah melakukan perhitungan RAB dan
objek penilaian dan properti alternatif lainnya.
penyusutan bangunan, Penilai dapat menentukan
Metode dan teknik yang digunakan dalam
nilai bangunan dengan cara mengurangkan hasil
pendekatan biaya adalah sebagai berikut:
perhitungan RAB dengan penyusutan bangunan
Gambar 5. Metode dan Teknik Pendekatan Biaya tersebut. Berikut hasil penilaian bangunan atas
masing-masing laporan penilaian:

Tabel 4. Hasil Penilaian Bangunan

Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama


Probolinggo
C. Pendekatan Pendapatan
Sumber: Diolah dari SE-54/PJ/2016
Pendekatan pendapatan menghasilkan indikasi
Pada studi kasus penelitian ini, pendekatan nilai dengan cara memproyeksikan pendapatan masa
biaya digunakan untuk menghasilkan suatu indikasi depan, kemudian mengubahnya menjadi nilai saat
nilai dari properti berupa bangunan. Penilaian ini. Pendekatan pendapatan mempertimbangkan
dilakukan dengan cara menghitung keseluruhan pendapatan yang akan dihasilkan properti selama
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh umur manfaatnya dan mengapitalisasikan
bangunan pada kondisi baru atau pendapatan tersebut untuk menghitung nilai. KPSPI
replacement/reproduction cost new (RCN) sesuai dan MAPPI (2018) mendefinisikan kapitalisasi sebagai
tanggal penilaian, dikurangi dengan penyusutan suatu konversi dari pendapatan menjadi modal
pada bangunan sesuai dengan hasil pengamatan dengan menggunakan tingkat diskonto tertentu.
langsung. Besarnya penyusutan dihitung Metode dan teknik yang digunakan dalam
berdasarkan usia bangunan berdiri. Penyusutan pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
yang dimaksud meliputi penyusutan fisik,
penyusutan fungsi, dan penyusutan ekonomis.
Penyusutan fisik berkaitan dengan kondisi fisik dan
perawatan yang dilakukan terhadap bangunan,
penyusutan fungsi berkaitan dengan model dan
selera desain bangunan, dan penyusutan ekonomis
berkaitan dengan kondisi ekonomi secara makro,
misalnya pengaruh inflasi (Fahirah, 2011).

Page | 19
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

Gambar 6. Metode dan Teknik Pendekatan juga didasarkan pada indikasi nilai yang dihasilkan
Pendapatan dari beberapa pendekatan penilaian yang digunakan.
Dalam studi kasus penelitian ini, penilai tidak
melakukan rekonsiliasi nilai. Hal tersebut disebabkan
karena penilai hanya menggunakan satu pendekatan
penilaian dalam menentukan nilai tanah maupun
nilai bangunan. Kesimpulan nilai dilakukan dengan
cara menjumlahkan hasil perhitungan untuk masing-
masing nilai. Hal tersebut berarti kesimpulan nilai
didapatkan dengan cara menjumlahkan nilai tanah
dan nilai bangunan. Kesimpulan nilai didasarkan atas
hasil analisis dan penilaian terhadap objek pajak,
serta mempertimbangkan berbagai faktor yang
Sumber: Diolah dari SE-54/PJ/2016 mempengaruhi nilai. Berikut kesimpulan nilai untuk
Pada prinsipnya, pendekatan pendapatan masing-masing laporan penilaian:
cocok digunakan apabila suatu properti dapat Tabel 5. Kesimpulan Nilai
menghasilkan pendapatan. Properti yang dimaksud
tergolong dalam properti komersial, seperti
pertokoan, apartemen, hotel, dan perkantoran.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara
menentukan proyeksi pendapatan bersih (net
operating income) properti selama periode
tertentu dan mengalikannya dengan tingkat
kapitalisasi tertentu untuk menghasilkan suatu
Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama
indaksi nilai. Dalam penelitian ini, yang menjadi
Probolinggo
objek penilaian adalah tanah kosong dan properti
residensial berupa rumah tapak. Tanah kosong yang 6) Pelaporan Penilaian
dimaksud sedang tidak dalam pengembangan. Pelaporan penilaian merupakan tahap akhir dari
Rumah tapak yang dimaksud hanya digunakan proses penilaian. KPSPI dan MAPPI (2018)
sebagai rumah tinggal dan tidak disewakan. Atas menjelaskan bahwa hal terpenting dari laporan
kondisi tersebut, pendekatan pendapatan tidak penilaian yaitu terletak pada penyampaian
cocok untuk digunakan dalam menghasilkan suatu kesimpulan nilai, penegasan tujuan penilaian,
indikasi nilai. penggunaan dasar nilai, serta asumsi dan kondisi
5) Rekonsiliasi Nilai Dan Kesimpulan Nilai pembatas yang mendasari penilaian. Di dalam
Rekonsiliasi nilai merupakan suatu analisis laporan penilaian tercantum nama penilai dan
terhadap berbagai kesimpulan nilai untuk tanggal penilaian. Laporan penilaian dapat berupa
menghasilkan indikasi nilai akhir (Sujono, 2011). tertulis maupun lisan. KPSPI dan MAPPI (2018)
Penilai melakukan rekonsiliasi nilai apabila penilai menjelaskan bahwa laporan tertulis merujuk pada
tersebut menggunakan lebih dari satu pendekatan hasil penilaian yang tertuang dalam bentuk tulisan
dalam proses penilaian untuk menghasilkan dan disampaikan kepada pemberi tugas. Laporan
indikasi nilai. Masing-masing pendekatan akan lisan merujuk pada hasil penilaian yang disampaikan
diberi bobot yang sesuai. Proporsi atau besarnya secara verbal dan mempresentasikannya di depan
bobot yang diberikan pada masing-masing sidang pengadilan. Laporan lisan juga harus didukung
pendekatan ini tergantung pada kondisi pada saat dengan suatu kertas kerja.
dilakukannya penilaian dan keyakinan penilai. Laporan penilaian yang digunakan dalam studi
Setelah melakukan pembobotan, penilai akan kasus penelitian ini, semuanya merujuk pada SE-
menjumlah keseluruhan nilai yang dihasilkan dan 54/PJ/2016. Pada bagian lampiran dari surat edaran
akan menghasilkan kesimpulan nilai. Menurut tersebut telah disediakan format laporan penilaian
KPSPI dan MAPPI (2018) kesimpulan nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman Penilai Pajak
didasarkan pada definisi nilai dan informasi yang untuk menyusun laporan penilaian. Laporan
relevan pada tanggal penilaian. Kesimpulan nilai penilaian ditandatangani oleh Tim Penilai, Kepala

Page | 20
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, dan Kepala jauh selisih antara tanggal penilaian dan tanggal
Kantor KPP Pratama Probolinggo. penelitian makan semakin besar pula tingkat
kesulitan yang dihadapi penilai.
4.2. Hambatan dalam Pelaksanaan Penilaian
2) Perubahan Kondisi Objek Penilaian
Properti
Hambatan kondisi objek penilaian yang
Pada praktiknya, proses penilaian tidak
dimaksud ini ada kaitannya dengan hambatan
sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana.
tanggal penilaian yang telah dijelaskan sebelumnya.
Penilai tentunya juga menghadapi hambatan-
Pada dasarnya, nilai dari properti akan mengalami
hambatan dalam melakukan proses penilaian.
perubahan seiring berjalannya waktu. Hal tersebut
Hambatan penilaian bisa diartikan sebagai sesuatu
bisa disebabkan karena faktor lingkungan, perubahan
yang menghalangi seorang penilai dalam
peraturan, perubahan kondisi fisik objek penilaian,
melakukan proses penilaian untuk menghasilkan
dan lain sebagainya. Semakin besar selisih waktu
suatu indikasi nilai. Berdasarkan hasil wawancara
antara tanggal penilaian dan tanggal penelitian maka
dengan narasumber, hambatan yang sering kali
peluang adanya perubahan kondisi objek penilaian
dijumpai oleh penilai dalam melaksanakan proses
semakin besar.
penilaian, secara garis besar terbagi menjadi dua
Contoh penilai mendapatkan permintaan
yaitu:
bantuan penilaian pada tanggal 31 Desember 2020
1) Tanggal Penilaian Di Masa Lampau
untuk transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau
Hambatan penilaian muncul ketika tanggal
bangunan pada tanggal 10 November 2017. Dari
penilaian terjadi di masa lampau. Hal tersebut
contoh kasus tersebut, penilai harus menentukan
disebabkan karena transaksi pengalihan hak atas
nilai bangunan dengan melihat kondisi bangunan
tanah dan/atau bangunan terjadi sebelum adanya
pada tahun 2017. Apabila kondisi bangunan di tahun
permintaan bantuan penilaian. Semakin jauh selisih
2017 itu sama dengan kondisi di tahun 2020, penilai
waktu antara tanggal penilaian dan tanggal
mungkin dapat dengan mudah menentukan nilai
penelitian maka tingkat kerumitan dalam
bangunan. Akan tetapi permasalahan timbul ketika
menghasilkan suatu indikasi nilai semakin besar
kondisi bangunan di tahun 2017 itu jauh berbeda
juga. Dalam pendekatan data pasar, penilai akan
dengan kondisi di tahun 2020, misalnya ada
kesulitan untuk mencari data pembanding yang
perubahan struktur bangunan. Apabila terjadi kasus
sesuai pada tahun tersebut. Karena pada dasarnya,
seperti itu, penilai hanya bisa mengandalkan
data pembanding yang digunakan adalah data
keterangan dari WP. Penilai harus menggali informasi
pembanding yang tersedia di pasar pada saat
mengenai kondisi properti pada tanggal penilaian.
sebelum penentuan tanggal penilaian. Dalam
Jika hal tersebut tidak dilakukan maka nilai yang
pendekatan biaya, hambatan ditemui pada saat
dihasilkan tentunya tidak relevan dengan kondisi
pencarian data daftar biaya komponen bangunan
objek pada tahun penilaian.
(selanjutnya disebut dengan DBKB) pada tahun
penilaian. Pada dasarnya penilai harus KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan data DBKB pada tahun penilaian 5.1. Simpulan
untuk menentukan nilai bangunan pada tanggal 1) Salah satu bentuk pengawasan terhadap WP
tersebut. yaitu dengan cara melakukan bukti pemenuhan
Contoh penilai mendapatkan permintaan pembayaran pajak penghasilan atas
bantuan penilaian pada tanggal 1 Januari 2021 penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
untuk transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau dan/atau bangunan. Apabila dalam penelitian
bangunan pada tanggal 26 November 2016. Ketika tersebut terdapat indikasi ketidakwajaran maka
petugas peneliti dapat meminta bantuan
penilai menggunakan pendekatan data pasar untuk
kepada penilai pajak untuk melakukan
menentukan nilai tanah maka penilai harus mencari
penilaian. Dalam melakukan penilaian, seorang
data pembanding sebelum tanggal 26 November penilai pajak berpedoman pada surat edaran
2016. Ketika penilai menggunakan pendekatan nomor SE-54/PJ/2016 tentang Petunjuk Teknis
biaya untuk menentukan nilai bangunan maka Penilaian Properti, Penilaian Bisnis, dan
penilai harus menggunakan daftar biaya komponen Penilaian Aset Takberwujud untuk Tujuan
bangunan pada tahun 2016. Hal tersebut tentu Perpajakan. Penelitian ini membahas tentang
menjadi hambatan bagi penilai ketika harus tinjauan proses penilaian tanah dan/atau
menggunakan data pada tahun 2016. Jadi semakin bangunan di KPP Pratama Probolinggo, dengan

Page | 21
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

cara melakukan pengamatan terhadap proses 5.2. Saran


penilaian di lapangan dan 1) Analisis pasar dan analisis HBU tidak
membandingkannya dengan peraturan yang memungkinkan dilakukan secara mendalam
berlaku. Berikut hasil pengamatan penulis untuk saat ini karena kondisi lingkungan objek
mengenai proses penilaian tanah dan/atau penilaian yang tidak mendukung dilakukannya
bangunan di KPP Pratama Probolinggo: analisis tersebut. Akan tetapi apabila terdapat
objek penilaian baru dan objek penilaian
Tabel 6. Kesimpulan Alur Proses Penilaian
tersebut memiliki kondisi lingkungan yang
sesuai dengan peraturan, analisis pasar dan
analisis HBU sebaiknya dilakukan secara
mendalam dan sesuai dengan prosedur yang
berlaku agar nilai yang dihasilkan dapat lebih
mencerminkan nilai pasarnya. Bagaimanapun
juga analisis pasar dan analisis HBU mempunyai
peran yang cukup penting dalam menentukan
nilai dari suatu properti.
2) Untuk meminimalisir kendala yang terjadi di
lapangan, sebaiknya penilai melakukan
pengumpulan data properti di area wilayah
kerja KPP bersangkutan. Pengumpulan data
properti dapat dilakukan secara terstruktur dan
sistematis. Misal dalam satu hari, penilai wajib
mengumpulkan 5-10 objek data properti.
Pengumpulan data properti ini akan bermanfaat
dalam melihat kondisi objek penilaian dan
menentukan data pembanding di masa depan.
Sumber: Diolah penulis dari KPP Pratama
Contoh, seorang penilai melakukan penilaian
Probolinggo
properti berupa tanah dan bangunan, dengan
Berdasarkan tabel tersebut, hampir keseluruhan tanggal penilaian 3 Maret 2022 dan tanggal
kegiatan proses penilaian telah dilakukan sesuai penelitian 2 Januari 2023. Untuk memastikan
peraturan oleh penilai pajak. Hanya pada kegiatan kondisi objek penilaian dan menentukan objek
analisis data, penilai melakukannya tetapi tidak pembanding per tanggal 3 Maret 2022, penilai
sesuai peraturan. Hal tersebut disebabkan karena dapat melihat dan menggunakan data properti
kondisi di lapangan tidak mendukung untuk yang berhasil dikumpulkan dari kegiatan
dilakukannya analisis pasar maupun analisis HBU. pengumpulan data yang dilakukan per tanggal
2) Hambatan dalam melaksanakan penilaian tersebut. Apabila data objek penilaian dan objek
terbagi menjadi dua. Hambatan pertama pembanding terdapat dalam basis data tersebut
muncul ketika tanggal penilaian terjadi di maka hal itu dapat mempermudah penilai
masa lampau, dengan selisih yang cukup jauh dalam melakukan penilaian properti.
dari tanggal penelitian. Hambatan kedua IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
muncul ketika adanya perbedaan kondisi Penelitian yang dilakukan dalam artikel ini
objek penilaian di tanggal penilaian dan terbatas karena hanya dilakukan terhadap laporan
tanggal penelitian. Indikasi nilai menjadi tidak penilaian tanah dan/atau bangunan yang ada di KPP
relevan apabila penilai tidak mengetahui Pratama Probolinggo.
kondisi objek penilaian yang sebenarnya pada
tanggal penilaian. Kedua hambatan tersebut PENGHARGAAN
merujuk pada permasalahan yang sama yaitu (ACKNOWLEDGEMENT)
mengenai waktu penilaian. Semakin jauh Penulis ingin berterima kasih kepada Bapak
selisih waktu antara tanggal penilaian dan Mohammad Omar Faroeq selaku Fungsional Penilai
tanggal penelitian maka semakin besar pula Pajak KPP Pratama Probolinggo yang telah
hambatan yang akan ditemui. Hal tersebut memberikan banyak masukan yang bersifat
akan menyebabkan penilai mengalami konstruktif sehingga artikel ini dapat diselesaikan.
kesulitan dalam menentukan suatu indikasi
nilai.

Page | 22
PELAKSANAAN PENILAIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.10-23
DALAM RANGKA VALIDASI SURAT SETORAN PAJAK (Studi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Probolinggo)
Moch. Yakob Hidayat, Ferry Irawan
__________________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES) Pemenuhan Kewajiban Penyetoran Pajak


Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan
Adriani, P. (2005). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, dan
Jakarta: Gramedia. Perjanjian Pengikatan Jual Beli atas Tanah
Anastasia, N., & Muliadihardjo, F. (2004, Juli). dan/atau Bangunan beserta Perubahannya.
Penilaian Properti di Surabaya pada (2019).
Perumahan Pakuwon Indah, Graha Famili, Dan Rijasa, M. M., Sukrawa, M., & Nadiasa, M. (2014).
Citraraya (Studi Kasus pada ERA Tjandra II). Analisis Penilaian Bangunan Rumah Tinggal di
Dimensi Teknik Arsitektur, 32(1), 63-67. Kota Denpasar. Jurnal Spektran, 1-86.
Appraisal Institute. (2013). The Appraisal of Real Sari, A. A. (2018). Sanksi Administrasi bagi Wajib
Estate, 14th Edition. Chicago: Appraisal Pajak Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota
Institute. Padang. Soumatera Law Review, 1(2), 233-250.
Azizah, A., & Purwoko, B. (2017). Studi Kepustakaan Smith, A. (1776). An inquiry into the nature and
Mengenai Landasan Teori dan Praktik causes of the wealth of nations: Volume One.
Konseling Naratif. London: printed for W. Strahan; and T. Cadell,
Djaja, I. (2018). All about Corporate Valuation. 1776.
Jakarta: Kelompok Gramedia. Soemarso. (2007). Perpajakan, Pendekatan
Fahirah. (2011). Variabel-Variabel Penilaian Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat.
Properti pada Perumahan di Palu Barat. Sujono, B. (2011). Penilaian Asset dalam Sektor
Infrastruktur, 79-87. Properti. MODUL, 37-40.
Harjono, D. K. (2016). Hukum Properti. Jakarta: Suprapno. (2010, Mei 4). Pemahaman Sederhana
PPHBI. Konsep Highest and Best Uses Analysis.
Herryanto, M., & Toly, A. A. (2013). Pengaruh Retrieved Januari 2021, from
Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi djkn.kemenkeu.go.id:
Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca
Penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama /2305/Pemahaman-Sederhana-Konsep-
Surabaya Sawahan. Tax & Accounting Review, Highest-And-Best-Uses-Analysis.html
1(1), 125-135. Supriyanto, H. (2011). Penilaian Properti Tujuan PBB.
Husodo, B. S., Sihabudin, & Harjati, E. (2017, Jakarta: Indeks.
December 2). Tinjauan Yuridis Pemungutan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
Pajak Penghasilan Atas Transaksi Jual Beli Hak 54/PJ/2016 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Atas Tanah dan/atau Bangunan. Pandecta, Properti, Penilaian Bisnis, Dan Penilaian Aset
12(2), 209-224. Takberwujud untuk Tujuan Perpajakan. (2016).
KPSPI, & MAPPI. (2018). Kode Etik Penilaian Sutawijaya, A. (2004, Juni). Analisis Faktor-faktor
Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia yang Mempengaruhi Nilai Tanah Sebagai Dasar
Edisi VII. Jakarta: MAPPI. Penilaian Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) PBB di
Lamia, A. A., Saerang, D. P., & Wokas, H. R. (2015). Kota Semarang. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Analisis Efektifitas dan Kontribusi Pemungutan 9(1), 65-78.
Pajak Restoran, Pajak Reklame, dan Pajak Yamin, M., & Lubis, A. R. (2013). Kepemilikan Properti
Penerangan Jalan pada Pendapatan Asli di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Daerah Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 788-799.
Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011.
Yogyakarta: Andi.
Muljono, D. (2010). Panuan Brevet Pajak: Pajak
Penghasilan. Yogyakarta: ANDI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan, dan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli atas Tanah dan/atau
Bangunan Beserta Perubahannya. (2016).
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
21/PJ/2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
18/PJ/2017 tentang Tata Cara Penelitian Bukti

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai