PEMERIKSAAN PAJAK
&
PERENCANAAN PAJAK
BAGI PKP
marisa.chairos@gmail.com
ichachairos
AGENDA
1. Summary System Perpajakan dan hubungan sell assessment
dengan proses pemeriksaan pajak
2. SP2DK
• Proses SP2DK
• SP2DK dan matching data
• Cara menghadapi SP2DK
• Cara menanggapi SP2DK
2. Latar belakang pemeriksaan pajak
3. Tujuan dilakukan pemeriksaan Pajak
4. Hak dan kewajiban Wajib Pajak saat Pemeriksaan
5. Jenis pemeriksaan pajak
6. Proses pemeriksaan pajak
AGENDA
7. Bagaimana menghadapi pemeriksaan pajak
8. Produk hasil pemeriksaan pajak
9. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
10. Alur proses pengukuhan pengusaha kena pajak
11. Kewajiban dan hak Pengusaha Kena pajak
12. Objek PPN
13. Saat Terutangnya PPN
14. Penerbitan Faktur Pajak
HITUNG LAPOR PEMERIKSAAN PENAGIHAN
KEBERATAN &
DAFTAR BAYAR PENGAWASAN
BANDING
PENYIDIKAN
PENDAHULUAN
Analisis
Tanggapan Terhadap Tindak Proses
Persiapan
Wajib Pajak Tanggapan Lanjut Adm
Wajib Pajak
Proses Penerbitan SP2DK
1. Persiapan : Kepala KPP berdasarkan hasil penelitian dan
analisis atas data dan/atau keterangan yang dimiliki
mengindikasikan diperlukannya penjelasan maka proses
permintaan tersebut dilakukan dengan menggunakan
SP2DK
• SP2DK dapat dikirim melalui pos/jasa ekspedisi/dapat
dikirimkan langsung kepada wajib pajak melalui kunjungan
(visit)
• Kepada KPP memberikan kesempatan 14 hari kepada
wajib pajak setelah tanggal kirim SP2DK jika melalui pos,
jasa ekspedisi atau jasa kurir atau tanggal disampaikannya
SP2DK jika disampaikan secara langsung oleh KPP kepada
wajib pajak
Proses Penerbitan SP2DK
2. Tanggapan wajib pajak : Wajib pajak dapat menanggapi
SP2DK secara langsung ataupun tertulis. Jika wajib pajak
tidak memberikan tanggapan dalam 14 hari setelah SP2DK
dikirim atau disampaikan, kepala KPP berwenang
menentukan salah satu dari 3 keputusan atau tindakan.
• Pertama : memberikan perpanjangan jangka waktu
permintaan penjelasan atas data dan atau keterangan
kepada wajib pajak berdasarkan pertimbangan tertentu.
• Kedua : melakukan kunjungan kepada wajib pajak.
• Ketiga : mengusulkan agar terhadap wajib pajak dilakukan
verifikasi, pemeriksaan, atau pemeriksaan bukti permulaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Proses Penerbitan SP2DK
3. Penelitian dan analisis kebenaran data atas tanggappan
wajib pajak : AR/pelaksana seksi ekstensifikasi dan
penyuluhan melakukan penelitian dan analisis terhadap
data dan atau keterangan yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan, keahlian, dan sikap professional. Penelitian &
analisis dilakukan dengan membandingkan unsur-unsur
sebagai berikut :
• Pertama : data dan atau keterangan yang dimiliki oleh DJP;
• Kedua : data dan atau keterangan dalam tanggapan yang
disampaikan wajib pajak beserta bukti atau dokumen
pendukungnya;
• Ketiga : pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah
dilakukan wajib pajak
Proses Penerbitan SP2DK
3. Rekomendasi dan tindak lanjut : secara ringkas terdapat 4
tindak lanjut atas simpulan yang diperoleh dari kegiatan
permintaan penjelasan data dan/atau keterangan.
• Pertama : tanpa tindak lanjut atau kasus dianggap selesai
apabila data dan informasi sudah sesuai/dilaporkan dan wajib
pajak sudah menyampaikan SPT sesuai dengan permintaan
fiskus;
• Kedua : pengawasan penyampaian SPT, dalam hal wajib
pajak setuju dengan hasil penelitian dan analisis AR/pelaksana
seksi ekstensifikasi dan penyuluhan dan bersedia
menyampaikan SPT atau SPT Pembetulan ;
• Ketiga : pemeriksaan/verifikasi, dalam hal terdapat data
konkret atau pertimbangan lain berdasarkan kewenangan
DJP perlu dilakukan pengujian kepatuhan;
Proses Penerbitan SP2DK
• Keempat : pemeriksaan bukti permulaan apabila terdapat
dugaan peristiwa atau Tindakan pidana perpajakan;
• Kelima : pengadministrasian kegiatan permintaan penjelasan.
Dalam rangka melaksanakan tertib administrasi,
AR/pelaksana seksi ekstensifikasi dan penyuluhan harus
membuat dokumentasi selama pelaksanaan kegiatan
permintaan penjelasan data dan atau keterangan berupa :
LPH2DK, berita acara pelaksanaan permintaan penjelasan,
berita acara penolakan permintaan penjelasan dan atau
berita acara tidak terpenuhinya permintaan penjelasan.
KETENTUAN PAJAK
Pembayaran
(SSP) BPP
Banding
Pelaporan MA
(SPT)
Kasasi
13
Fase timbulnya Fase self Fase Fase Sengketa Fase
hak dan assessment Pengawasan Penyelesaian
kewajiban Sengketa
Pengadilan Pajak
Ber-NPWP
Berlakunya & PKP Pemeriksaan
UU Keberatan S
E
BANDING L
Pembukuan
E
Ketetapan Surat Kep. S
Menyampai- Pajak A
Hak dan Keberatan
kan SPT I
kewajiban
PUTUSAN
Setuju?
Diperiksa ? Setuju? BANDING
Tidak Tidak
5 Th Ya Ya
Ya
Tidak
Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Ruang Lingkup
Pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor
dilakukan
Lapangan di tempat
dilakukan di dilakukan di Kantor
tinggal, tempat
tempat usaha,
tinggal, atau
tempat Direktorat Jenderal Pajak
tempat
usaha, ataubekerja
tempatWP, serta
bekerja atau Kantor Pelayanan
tempat lain
WP, serta yang lain
tempat dianggap
yang Pajak
dianggap perlu.
perlu.
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
Kasus Khusus
WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Migas,
WP Grup,
Indikasi Transfer Pricing / Transaksi Khusus Lainnya
Pemeriksaan Pemeriksaan
Lapangan Kantor
6 bulan + (6 x 3) bulan 4 bulan
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Lapangan Kantor
2 bulan 2 bulan
www.pajak.go.id
Kewajiban WP Saat Diperiksa
www.pajak.go.id
Pokok Pajak
SKPKB >
Kredit Pajak
K
Pokok Pajak E
SKPLB < T
PRODUK Kredit Pajak E
T
PEMERIKSAAN Pokok Pajak A
PAJAK SKPN = P
A
Kredit Pajak
N
BUKTI PERMULAAN
Surat Ketetapan Pajak
apabila berdasarkan SPT tidak Berdasarkan hasil Kewajiban: Pengusaha Kena Pajak
hasil pemeriksaan, pajak pemeriksaan, PPN/PPn BM: tidak melakukan
disampaikan dalam Pasal 28 dan
yang terutang tidak atau penyerahan Barang Kena
jangka waktu yg - tidak seharusnya Pajak dan/atau Jasa Kena
kurang dibayar Pasal 29
ditentukan dalam dikompensasikan LB Pajak dan/atau ekspor
- tidak seharusnya tidak dipenuhi Barang Kena Pajak
surat tegoran
dikenakan tarip 0 % dan/atau Jasa Kena Pajak
dan telah diberikan
PPh /PPN / PPn pengembalian Pajak
BM PPh Sendiri Masukan atau telah
PPN /PPn.BM mengkreditkan Pajak
PPh Sendiri Masukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9
tarif bunga per bulan yang
ayat (6e) Undang-Undang
ditetapkan oleh Menteri PPh PEMOTONG/ PPh PEMOTONG/
Pajak Pertambahan Nilai
Keuangan, PEMUNGUTAN PEMUNGUTAN 1984 dan perubahannya.
Max 24 bln
Psl. 13 (2)
bunga sebesar suku Kenaikan 75% KENAIKAN KENAIKAN bunga sebesar suku bunga
bunga acuan + uplift acuan + uplift factor 20%
75% 75% (max.24bln)
factor 20%
(max.24bln) Psl. 13 (3) b Psl. 13 (3) c Psl. 13 (3) b
Psl. 13 (3) a Psl. 13 (3) d
(Psl 13, 3a) Dalam hal terdapat penerapan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan berdasarkan hasil pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c, hanya diterapkan satu jenis sanksi administrasi yang 47
KUP tertinggi nilai besaran sanksinya.
BESARAN SANKSI UU HPP (1 Jan 2021)
PADA SAAT PEMERIKSAAN DAN SANKSI DALAM UPAYAHUKUM
www.pajak.go.id
Penerbitan SKPKB
Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, pajak yang tidak atau kurang dibayar
Contoh : SPT PPh badan Tahun 2020 (Tahun Buku = Tahun Kalender)
dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 20 Desember 2021.
Berakhirnya tahun Terbit SKPKB
pajak
31/12/20 1/1/21 12 bulan 20/12/21
Contoh
(1) Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak,
Direktorat Jendral Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar
(4) Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan oleh Wajib Pajak dalam
Surat Pemberitahuan menjadi pastisesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan apabila dalam jangka waktu 5
tahunsebagaimana dimaksud pada ayat (1), setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
tidak diterbitkan surat ketetapan pajak, kecuali Wajib Pajak melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan dalam Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak dimaksud.
(5) Walaupun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 48 % dari jumlah pajak yg tidak atau kurang dibayar,
apabila Wajib Pajak setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yg telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Contoh
PT XYZ adalah WP badan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
barang-barang elektronik, menyampaikan SPT PPh badan Tahun 2022 (tahun
buku = tahun kalender) pada tgl 30 April 2023, dengan perincian sbb:
Penghasilan Neto Rp1.000.000.000,00
PPh terutang Rp 220.000.000,00
Kredit Pajak Rp 200.000.000,00
Pajak yang kurang dibayar Rp 20.000.000,00
• Kekurangan (PPh Pasal 29) tersebut dibayar tgl 29 April 2023.
• Apabila ketika dilakukan pemeriksaan ternyata PT XYZ tidak
meminjamkan buku2, catatan2 serta dokumen yang menjadi dasar
pengisian SPT sehingga pajak terutang tidak dapat dihitung. Berdasarkan
data yang ada DJP menetapkan Penghasilan Neto sebesar Rp1,2milyar.
Jumlah Pokok Pajak Rp264.000.000,00
DJP
menerbitkan Jumlah Kredit Pajak Rp220.000.000,00
SKPKB Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 44.000.000,00
tanggal 10 Sanksi adm. Pasal 13 (3) huruf a
Oktober
(2,24%x10x44jt ) Rp 9.856.000,00
2023
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 53.856.000,00
PENERBITAN SKPKB Pasal 13 (1) huruf e
UU KUP
eapabila kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4a).
Jumlah kekuranganpajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
sebagaimanadimaksud padaayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar tarif bunga per
bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan
(3a) Dalam hal terdapat penerapan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan
berdasarkan hasil pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c, hanya diterapkan satu
jenis sanksi administrasi yang tertinggi nilai besaran sanksinya.
DALUWARSA PENERBITAN SKPKB
Pasal 13 UU KUP
Saat
terutang
PPh badan SKPKBtetap dapat
jangka waktu 5 (lima) diterbitkan apabila WP
tahun pajak
tahun Dirjen Pajak melakukantindak
2020
dengan dapat menerbitkan pidana yang
tahun pajak SKPKB menimbulkan kerugian
(TB=TK) negara berdasarkan
putusan hakim
Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT)
misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan tertulis adanya
biaya iklan Rp10.000.000,00 sedangkan sesungguhnya biaya tersebut
terdiri dari Rp5.000.000,00 biaya iklan di media masa dan
Rp5.000.000,00 sisanya adalah sumbangan atau hadiah.
misalnya
Dalam Surat Pemberitahuan dan atau laporan keuangan disebutkan
pengelompokan harta tetap yang disusutkan tanpa disertai dengan
perincian harta pada setiap kelompok yang dimaksud, demikian pula pada
saat pemeriksaan untuk penetapan semula Wajib Pajak tidak
mengungkapkan perincian tersebut, sehingga fiskus tidak dapat meneliti
kebenaran pengelompokan dimaksud.
Dalam pengelompokan tersebut sesungguhnya terdapat kesalahan,
misalnya harta yang seharusnya termasuk dalam kelompok harta berwujud
bukan bangunan kelompok 3 namun dikelompokkan ke dalam kelompok 2.
misalnya
Pengusaha Kena Pajak melakukan pembelian sejumlah barang dari
Pengusaha Kena Pajak lain dan atas pembelian tersebut oleh Pengusaha
Kena Pajak penjual diterbitkan Faktur Pajak. Barang-barang tersebut
sebagian digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usahanya dan sebagian yang lain tidak mempunyai
hubungan langsung. Seluruh Faktur Pajak tersebut dikreditkan sebagai
Pajak Masukan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli.
Apabila pada saat penetapan semula Pengusaha Kena
Pajak tidak mengungkapkan perincian penggunaan barang
tersebut dengan benar sehingga tidak dilakukan koreksi
atas pengkreditan Pajak Masukan tersebut, dan sebagai
akibatnya PPN yang terutang tidak dapat dihitung
secara benar, maka apabila kemudian diketahui adanya
data atau keterangan tentang kesalahan mengkreditkan
Pajak Masukan yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha dimaksud, data atau keterangan
tersebut merupakan data yang semula belum terungkap.
PENERBITAN SKPKBT
Pasal 15 UU KUP
ayat 2
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
ditambah dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan
sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak
tersebut.
ayat 3
Kenaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dikenakan
apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan itu
diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis
dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri,
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan
tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan.
Contoh
Terhadap SPT PPh Pasal 23 Masa Desember 2020 a/n PT FGH telah dilakukan
pemeriksaan dan diterbitkan SKPKB tanggal 10 Oktober 2022 dengan
perincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp100.000.000,00
Jumlah Kredit Pajak Rp 90.000.000,00
Jumlah Kekurangan Pokok Pajak Rp 10.000.000,00
Sanksi adm. bunga Pasal 13 (2) Rp 2.000.000,00
Jumlah yang masih harus dibayar Rp 12.000.000,00
Pada bulan Mei 2023 ditemukan data baru berupa objek PPh Pasal 23 yang
belum dipotong oleh PT FGH dan seharusnya dilaporkan dalam SPT Masa
Desember 2020 dengan jumlah pokok pajak Rp20juta. Sehingga seharusnya
jumlah pokok pajak pada Masa Des’20 adalah Rp120juta.
DJP Jumlah Pajak Rp120.000.000,00
menerbitkan Jumlah Pajak yang telah ditetapkan Rp100.000.000,00
SKPKBT Tambahan Jumlah Pajak Rp 20.000.000,00
tanggal 25 Besarnya sanksi administrasi (100%) Rp 20.000.000,00
Mei 2023 Tambahan jumlah pajak yang
masih harus dibayar Rp 40.000.000,00
DALUWARSA PENERBITAN SKPKBT Pasal 15 UU KUP
ayat 1
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan.
ayat 4
Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka
waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
contoh
Saat
terutang PPh
badan tahun SKPKBTtetap dapat
jangka waktu 5 (lima) tahun
pajak 2010 diterbitkan apabila WP
Dirjen Pajak dapat
dengan melakukantindak
menerbitkan SKPKBT setelah
tahun pajak pidana yang
dilakukan pemeriksaan apabila
(TB=TK) menimbulkan kerugian
atas PPh badan tahun pajak
negara berdasarkan
2010 yang sudah diterbitkan
putusan hakim
skp ditemukan data baru
SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR
(SKPLB)
ayat 3
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan
lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar
jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak
yang telah ditetapkan.
PENERBITAN SKPLB Pasal 17 UU KUP
ayat 1
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan,
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih
besar daripada jumlah pajak yang terutang.
untuk PPh, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang,
untuk PPN, jumlah kredit pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.
Jika terdapatpajakyang dipungutoleh PemungutPPN,jumlah pajakyang
terutangdihitung dengancara jumlahPajakKeluarandikurangidenganpajak
yangdipungut olehPemungutPPNtersebut
untuk PPnBM, jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang.
ayat 2
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak,
setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
(1 ) Pembayaran pajak oleh WP (2) terjadi kesalahan
yg bukan merupakan objek pajak
pemotongan atau pemungutan
yg terutang atau seharusnya tidak
terutang
(4) kelebihan pembayaran pajak
(3) terdapat kesalahan pemotongan oleh Wajib Pajak yang terkait
atau pemungutan yang bukan dengan pajak-pajak dalam
merupakan objek pajak rangka impor.
Permohonan diajukan:
➢ Secara langsung dengan bukti penerimaan surat
➢ Melalui pos dengan bukti pengiriman surat
➢ Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dg bukti pengiriman surat
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)
PAJAK NIHIL Rp --
POKOK PAJAK Rp --
JUMLAH KREDIT PAJAK Rp --
PAJAK NIHIL Rp --
PENERBITAN SKPN Pasal 17A UU KUP
• Badan :
1. Mengisi formular permohonan yang ditandatangani pimpinan/pengurus dan
di stemple &
2. Foto copy KTP dan NPWP orang seluruh pengurus
3. Akta pendirian /akta perubahan terakhir
4. Membawa dan mengisi formulir aktivasi akun PKP
5. Diajukan secara langsung oleh pribadi (tidak bsia dikuasakan)
Syarat Menjadi Pengusaha Kena Pajak
• Badan :
1. Mengisi formular permohonan yang ditandatangani pimpinan/pengurus
dan di stemple &
2. Foto copy KTP dan NPWP orang seluruh pengurus
3. Akta pendirian /akta perubahan terakhir
4. Membawa dan mengisi formulir aktivasi akun PKP
5. Diajukan secara langsung oleh pribadi (tidak bsia dikuasakan)
6. Telah menyampaikan SPT Tahunan PPh 2 tahun terakhir/yang menajdi
kewajibannya
7. Tidak terdapat utang pajak, kecuali dengan izin mengangsur/menunda
Alur Proses Pengukuhan PKP
Pengukuhan PKP
Hak PKP
b. impor BKP
BERDASARKAN
dalam D aerah Pabean
PASAL 4 UU PPN f. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
PENYERAHAN
D I A G R A M PERISTIWA K E N A PAJAK (OBYEK PAJAK) PASAL 4AYAT (1) HURUF b, d, e,
f,g D A N h U U PPN (TRA NSA KSI LINTAS N E G A R A )
BKP/
JKP
BKP/
JKP
Importir
Eksportir (PKP
(PKP/NO N
yg dikukuhkan)
PKP)
UNSUR-UNSUR PENYEBAB PERISTIWA
KENA PAJAK (TAATBESTAND)
• PENGUSAHA KENA PAJAK
• PENYERAHAN
• BKP
• JKP
• DALAM LIN GKUN GAN USAHA ATAU PEKERJAAN N YA
• DAERAH PABEAN
BENTUK-BENTUK PKP
• ORANG PRIBADI
• BADAN
Dengan UU CIKA (UU No. 11 Tahun 2020) Konsinyasi tidak lagi termasuk penyerahan
PENYERAHAN BKP/JKP
“PEMAKAIAN SENDIRI”
➢ Pemakaian untuk kepentingan Pengusaha Sendiri,Pengurus,Karyawan
➢ Pemakaian sendiri bisa untuk tujuan konsumtif atau produktif.Pemakaian sendiri untuk tujuan konsumtif adalah
tidak ada kaitannya dengan proses produksi selanjutnya atau tidak mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan usaha (contoh Pabrikan Minuman memberikan pegawainya mengkonsumsi minuman tersebut).
Pemaiakain sendiri untuk tujuan produktif adalah yang ada kaitannya dengan proses produksi selanjutnya atau
mempunyai hubungan langsung dengan kegaiatan usaha (contoh: Pabrikan Truck mempergunakan Truck hasil
pabrikasinya untuk mengangkut suku cadang,Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa
kulit dari inti sawit untuk pengeras jalan di pabrik)
➢ Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak dipungut PPN (tidak perlu dibayar dan dibuatkan Faktur Pajak
→ PP 9/2021 menghapuskan ketidak-wajiban buat faktur pajak ini) dalam hal untuk penyerahan yang terutang
PPN
➢ Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif dipungut PPN dalam hal untuk penyerahan tidak terutang PPN
PENYERAHAN BKP/JKP
“PEMBERIAN CUMA-CUMA”
• KEP DJP N O.87/PJ/2002 → SE-04/PJ.51/2002
❖ Pemberian Cuma-Cuma BKP adalah pemberian yang diberikan tanpa imbalan baik barang produksi
sendiri
• maupun bukan produksi sendiri,termasuk contoh barang untuk promosi kepada relasi atau pembeli
• Contoh:Pabrikan Mie instan memberikan bantuan mie instan hasil produksinya kepada korban
• bencana alam
• Perusahaan persewaan tractor memberikan bantuan penggunaan tractor kepada pemerintah untuk tanah
longsor
• Untung Sukardji :pemberian hadiahTV oleh perusahaan Real Estate kepada Kecamatan untuk hadiah
Lomba HUT RI
• di Kecamatan,tidak kena PPN karena bukan dalam rangka usaha
❖ Pemberian Cuma-Cuma JKP adalah pemberian JKP yang dilakukan kepada pihak lain tanpa imbalan
PENYERAHAN
BKP/JKP
Oleh UU CIKA huruf a. ditambahkan kalimat :tidak termasuk hasil pertambangan Batu Bara. UU HPP menambah kalimat untuk emas menjadi
emas Batangan untuk kepentingan cadangan devisa negara
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PENJELASAN
PASAL 4A UU PPN:
PENJELASAN
PASAL 4A UU PPN:
Oleh UU CIKA Barang kebutuhan pokok ini bukan lagi sebagai BarangTidak Kdena Pajak,tetapi atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN (Pindah ke Pasal 16B UU PPN)
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK
PMK-99/PMK.010/
2020Tgl.4-8-2020:
BARANG KENA PAJAK/BARANG TIDAK KENA
PAJAK (BARANG HASIL PERTANIAN)
Bisa
Bukan Kebutuhan Pokok BKP pakai
(Hasil PertanianTertentu) Nilai Lain
Jagung
JASA KENA
PAJAK
Kelompok jasa I,j,k,o dan p dihapus dari Daftar JasaTidak kena Pajak oleh UU HPP
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK
JASA TIDAK DIKEN A I
PAJAK
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK (PMK-82/2012)
JASA TIDAK DIKEN A I PAJAK
DALAM RANGKA KEGIATAN USAHA ATAU
PEKERJAANNYA
Pelayanan di dalam Daerah Pabean yang menyebabkan suatu barang,fasilitas,kemudahan atau hak tersedia untuk
dimanfaatkan di luar Daerah Pabean,yaitu:
EKSPOR
JASA
EKSPOR
JASA
EKSPOR
JASA
EKSPOR
JASA
EKSPOR
JASA
EKSPOR
JASA
OBYEK PPN BERDASARKAN PASAL 16C UU PPN
(PPN MEMBANGUN SENDIRI)
PERATURAN PELAKSANAANNYA TERAKHIR DIATUR OLEH PMK-163/2012 SEBAGAI BERIKUT:
O BYEK PPN BERDASARKAN PASAL 16D UU PPN (PENYERAHAN
AKTIVA YG
MENURUT TUJUAN SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUAL BELIKAN)
Oleh UU HPP Pasal 9 ayat (8) huruf c sudah dihapus → penjualan sedan bekas menjadi kena PPN Psl. 16D ?
Saat Terutang PPN
SAAT PENYERAHAN BKP PERSEDIAAN DAN/ATAU AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TIDAK
UNTUK DIPERJUALBELIKAN
SAAT TERUTANG PPN (SAAT
PENYERAHAN)
SAAT PENYERAHAN BKP DALAM RANGKA PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PEMEKARAN, PEMECAHAN
DAN PENGAMBILALIHAN USAHA YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PASAL 1AAYAT (2) HURUF D
UU PPN ATAU PERUBAHAN BENTUK USAHA :
SAAT IMPOR :
Saat BKP masuk ke dalam daerah pabean
SAAT PEMA N FAATA N BKP TIDAK BERW UJUD/JKP DARI LUAR DAERAH PABEA N
Saat terutang penjualan secara konsinyasi adalah pada saat Consignor mengakui sebagai piutang atau
penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan (invoice) oleh PKP Consignor, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
SAAT TERUTA N G PPN
BADAN
Di tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha → Bisa Sentralisasi
Aturan SentralisasiTempatTerutang diatur dalam Perdirjen PER-19/PJ/2010 jo PER-11/PJ/2020
JAKARTA TANGERANG
JAKARTA TANGERANG
BISA SENTRALISASI
TEMPAT TERUTANG PPN PKP BADAN
➢ PENYERAHAN BKP BERGERAK → SESUAI TERM OF TRADE,TETAPI PALING LAMBAT SAAT INVOICE ISSUED → Jika
pembayaran mendahului,maka FP dibuat saat pembayaran tsb.
➢ PENYERAHAN BKP TIDAK BERGERAK → SAAT AKTE PENGALIHAN (bukanAkte Jual Beli) DITANDATANGANI
ATAU NYATA-NYATA DIALIHKAN MANA TERJADI LEBIH DAHULU
➢ PENYERAHAN JKP → PADA DASARNYA SAAT PENAGIHAN
→ KHUSUS JASA PEMBORONG BANGUNAN/BTB Lainnya → SAAT PEMBAYARAN
N AMU N KETIKA BANGUNAN DISERAHKAN SAAT PEMBAYARAN
SESUDAHNYA TIDAK BERPENGARUH LAGI (SAAT PENYERAHAN MENJADI
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK)
SAAT PEMBUATAN FAKTUR
PAJAK
FAKTUR PAJAK G A B U N G A N
❖ ATAS TRANSAKSI LEBIH DARI SATU KALI KEPA DA PEMBELI YANG SAMA DALAM BULAN YANG
SAMA DAPAT DIBUAT SATU FAKTUR YANG BERNAMA FAKTUR PAJAK G A B U N G A N PADA
AKHIR BULAN
Franco Gudang
Pembeli
PT JELITA BKP Bergerak PT GA N TENG
Dikeluark Diterima di
an dari Gudang 13-8-
Gudang 2019
12-8-
2019 Faktur Penjualan (Invoice) diterbitkan 16-8-2019
Faktur Pajak dibuat 13-8-2019, atau paling
lambat 16-8-2019
CONTOH-CONTOH SAAT PEMBUATAN FAKTUR
PAJAK (BARANG TIDAK BERGERAK)
BKPTidak Bergerak
(Rumah)
PT
BAN G U N NUGIE
Akte Jual Beli ditandatangani Perjanjian Penyerahan Hak
Tgl.2 Mei 2020 Menggunakan/Menguasai
ditandatangani Tgl.20 Juli 2020
BKPTidak Bergerak
(Rumah)
PT
BAN G U N NUGIE
Rumah sudah boleh Perjanjian Penyerahan Hak
Akte Jual Beli ditandatangani ditempati Tgl.1 juni Menggunakan/Menguasai
Tgl.2 Mei 2020 2020 ditandatangani Tgl.20 Juli 2020
JKP
(Sewa Rumah) Setahun
MUKIDI EM O N
Rumah sudah boleh Membayar Sewa Bulanan Tgl.29
ditempati Tgl.1 Sept Sept.2020
2020
JKP
(Jasa Konsultasi)
JKP
(JasaTelekomunikasi bulanan)
INDOSAT DINDA
Tgl.
Penagihan
Akhir
Satu bulan bulan
Faktur Pajak harus dibuat akhir bulan atau paling lambat tgl. penagihan
CONTOH-CONTOH SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK (JASA PEMBORONG
BAN GUNAN → PEMBAYARAN TERMYN)
CONTOH SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
GABUNGAN
SANKSI TERKAIT FAKTUR
PAJAK
• ATAS PENYERAHAN YANG SEHARUSNYA DIBUAT FAKTUR PAJAK TETAPI TIDAK DIBUAT ATAU TERLAMBAT → SANKSI PASAL 14
(4) UU KUP → 2% DPP → 1% DPP versi UU CIKA
• FAKTUR PAJAK TIDAK LENGKAP → SANKSI PASAL 14 (4) UU KUP → 2% DPP → 1% DPP versi UU CIKA
• FAKTUR YANG MENCANTUMKAN KETERANGAN YANG TIDAK SEBENARNYA ATAU DIISI TIDAK SESUAI DENGAN PROSEDUR
MENURUT PER-24/2012 → 2% DPP (Termasuk di sini Faktur Pajak yang menggunakan nomor seri yang diperoleh setelah tanggal Faktur
Pajak) → dengan adanya UU CIKA sanksinya seharusnya menjadi 1%
Termasuk di sini jika ada Faktur Pajak yang terlambat dilaporkan → secara e-Faktur tidak mungkin → dihapus oleh UU CIKA
Dengan U U C I K A klaster KUP, maka tidak dikenakannya sanksi atas ketidak lengkapan hanya atas butir b) di
atas. Bagi PKP selain Pedagang Eceran akan tetap dikenakan sanksi. Namun dalam PP dan P M K pelaksanaan
U U C I K A Klaster P P N disebutkan bhw PKP bukan Pedagang Eceran yang melakukan penyerahan kpd
Konsumen Akhir adalah PKP Eceran (sehingga boleh buat faktur tidak lengkap seperti di atas)
ADANYA FAKTUR PAJAK PENGGANTI MENGHARUSKAN DILAKUKAN PEMBETULAN SPT BAIK BAGI
PENERBIT (PENJUAL) MAUPUN PENERIMA FAKTUR PAJAK (PEMBELI)
PEMBATALAN
FAKTUR PAJAK
❑ Dalam hal PKP Penerbit belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan,PKP tersebut tetap harus melaporkannya
dengan nilai nol,
❑ Dalam hal sudah dilaporkan,maka dibuat pembetulan dengan menjadikan nol nilainya,baik bagi Penerbit maupun
bagi Penerima Faktur Pajak
3 Sarana Pelaporan PKP