HUKUM
PERPAJAKAN
PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN, PENAGIHAN
www.pajak.go.id
DAFTAR ISI
PENGERTIAN ………………………………................
PEMERIKSAAN ………….………………………………..
PENAGIHAN ..……………………………………………..
PEMERIKSAAN BUKPER DAN PENYIDIKAN……
KERJA SAMA ……………………………………………….
www.pajak.go.id
Self Assessment
&
Penegakan Hukum
www.pajak.go.id
Self Assessment
tolak ukur
keberhasilan
Pelayanan Penegakan
Hukum
www.pajak.go.id
Penegakan
Hukum
tujuan
Menghimpun Meningkatkan
Penerimaan Negara Kepatuhan Wajib Pajak
www.pajak.go.id
Penegakan
Hukum
terdiri dari
www.pajak.go.id
Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Dasar Hukum
Pasal 29 dan 44 Undang-Undang KUP
www.pajak.go.id
Tujuan Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Jenis Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Rung Lingkup Pemeriksaan
Jenis Pajak :
Pemeriksaan untuk menguji satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak
kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Masa/Tahun Pajak :
. satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu
maupun tahun berjalan
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
Kasus Khusus
WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Migas,
WP Grup,
Indikasi Transfer Pricing / Transaksi Khusus Lainnya
www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan
www.pajak.go.id
Kewajiban WP saat Diperiksa
www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran
Penyampaian SPT
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan,
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menyampaikan SPHP, WP
dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah
disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan proses
pemeriksaan tetap dilanjutkan
www.pajak.go.id
PENAGIHAN
PAJAK
www.pajak.go.id
Penagihan
Tindakan penagihan merupakan upaya DJP untuk
mencairkan piutang pajak sebagai akibat dari adanya
ketetapan pajak yang tidak dibayar oleh Wajib Pajak pada
saat jatuh tempo.
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). www.pajak.go.id
Jenis Penagihan
www.pajak.go.id
Jenis Penagihan
Tujuannya penagihan jenis ini adalah untuk mencegah terjadinya utang pajak
yang tidak bisa ditagih. Jika saat dilakukan penagihan seketika dan sekaligus
wajib pajak belum membayar, maka juru sita pajak akan menunggu hingga
tanggal jatuh tempo.
www.pajak.go.id
Dasar Penagihan
www.pajak.go.id
Langkah Penagihan
Dasar Penagihan
1b
ula Jatuh Tempo
n
7h
ari Surat Teguran
21
ha
ri Surat Paksa
2x
24
ja m SPMP (Surat Sita)
14
ha
ri Pengumuman Lelang
14
ha
ri Pelaksanaan Lelang
www.pajak.go.id
TAHAPAN PENAGIHAN PMK 189/PMK.03/2020
PMK 189/PMK.03/2020
Jatuh
1 bulan 7 hari Surat
Dasar Tempo
Penagihan Tegura setelah SP dapat dilakukan
n Pencegahan apabila:
• Objek Sita tidak
21 hari
SPPSS ditemukan
• mendekati daluwarsa
• PP akan meninggalkan
Indonesia
Pengumuman
• Tanda-tanda dibubarkan/
14 hari SPMP/ 2 x 24 jam SP perubahan bentuk
Lelang/
Pbk/ Penyitaan • Tanda-tanda pailit/pailit
Penjualan
14 hari
30 hari sblm
Syarat Pencegahan:
1. Utang Pajak ≥ Rp100.000.000,00
2. Diragukan iktikad baiknya
PP membayar lunas Utang Pajak dan BPP PP menyerahkan Obyek Sita lain (milik PP dan tidak
sedang dijaminkan atas pelunasan utang tertentu) untuk kepentingan umum atau
PP pemegang saham /modal/sekutu pertimbangan kemanusiaan
Terdapat putusan Pengadilan Pajak
komanditer membayar secara
proporsional terhadap Utang Pajak dan PP membuktikan tidak dapat dibebani Utang Pajak Daluwarsa Penagihan
BPP dan BPP
Penyanderaan / Gijzeling
www.pajak.go.id
PENYANDERAAN
SYARAT DAN KRITERIA
Syarat Penyanderaan:
1. Utang Pajak ≥ Rp100.000.000,00
2. Diragukan iktikad baiknya
Pejabat Menteri
identitas PP, jumlah utang
pajak, tindakan penagihan
• Identitas PP yang telah dilaksanakan,
menerbitkan izin
Penyanderaan • Alasan uraian diragukan iktikad
Menteri • Lama baik, lama penyanderaan
penyanderaan
• identitas PP
• alasan
Pelaksanaan Penyanderaan Pejabat SPRINDERA
• izin penyanderaan
• lama penyanderaan
Jurusita Pajak membuat • tempat penyanderaan
BA penyampaian SPRINDERA
SPRINDERA Penempatan
PP
di tempat
Salinan
Penyanderaa
n
Jurusita Pajak membuat
• BA pelaksanaan
Kepala tempat Penyanderaan penyanderaan
• BA penempatan/
penitipan sandera
PENYANDERAAN Mengajukan permohonan
Alur Pelaksanaan izin Perpanjangan
Penyanderaan
Perpanjangan Penyanderaan
Pejabat Menteri
• identitas PP
Pelaksanaan Penyanderaan • alasan
• izin perpanjangan
Jurusita Pajak membuat Pejabat SPRINDERA • Jangka waktu
BA penyampaian SPRINDERA • tempat penyanderaan
SPRINDERA Penempatan
PP
di tempat
Penyanderaa
Salinan n
Jurusita Pajak membuat
• BA pelaksanaan
Kepala tempat Penyanderaan penyanderaan
• BA penempatan/
penitipan sandera
Pembebasan Sandera
Apabila utang pajak & biaya
penagihan pajak telah dibayar lunas,
www.pajak.go.id
PELEPASA
N
SANDERA
Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak telah
dibayar lunas Pertimbangan tertentu dari Menteri
Lamanya penyanderaan yg ditetapkan dalam (Pasal 67 ayat (2))
surat perintah Penyanderaan telah berakhir
berdasarkan putusan pengadilan yg telah
mempunyai kekuatan hukum tetap Usulan pelepasan
1 sandera
3
menerbitkan surat pemberitahuan
Kepala tempat Penyanderaan
Kepala tempat Penyanderaan pelepasan sandera
Penanggung Pajak???
www.pajak.go.id
PENANGGUNG PAJAK PMK 189/PMK.03/2020
TANGGUNG JAWAB PP ATAS UTANG PAJAK WP ORANG PRIBADI
1. WP OP Bersangkutan
2. Istri dari WP Meliputi seluruh Utang Pajak
(dalam hal pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban + Biaya Penagihan Pajak
perpajakannya digabungkan sebagai satu kesatuan)
PERSEROAN TERBATAS
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pemegang
Direksi Komisaris menentukan
Saham
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Kepala
Orang yang nyata-nyata
perwakilan, Perusahaan
berwenang dalam
kepala cabang, induk dari Pemilik
menentukan
penanggung bentuk usaha Modal
kebijaksanaan
jawab/jabatan tetap
dan/atau mengambil
yang setingkat
keputusan
sebesar
Bertanggung jawab porsi
atas Utang Pajak
seluruh Utang Pajak + BPP kepemilikan modal
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan modal
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Sekutu
berwenang dalam Sekutu
komplementer/
menentukan komanditer
sekutu aktif/
kebijaksanaan / sekutu
sekutu pengurus
dan/atau mengambil pasif
keputusan
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam menentukan
Para Sekutu
kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan
KOPERASI
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pengurus Pengawas
menentukan
Koperasi Koperasi
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan
YAYASA
N
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Ketua Bendahara
berwenang dalam
Pengawas menentukan
kebijaksanaan
Sekretaris Pembina dan/atau mengambil
keputusan
1 2 WAKI
JO yang L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Pimpinan berwenang dalam
Badan/Jabata menentukan Pemilik Modal
n Setingkat kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan
BADAN LAINNYA
1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Pimpinan berwenang dalam
badan/jabatan menentukan Pemilik Modal
setingkat kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan
1 2 WAKI
Instansi
Pemerintah L
Pengurus
yang
bersangkutan Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pimpinan
Bendahara menentukan
Satuan Kerja
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan
7 70 30
%
Pemegang %
Pemegang
Direktur Komisaris
Saham Tn. Saham PT
N O
P Q
5 TAHUN
terhitung sejak penerbitan dasar penagihan
pajak.
www.pajak.go.id
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN
2008 dan setelahnya
2007 dan sebelumnya
5 tahun
10 tahun
www.pajak.go.id
Tindak Pidana Perpajakan
www.pajak.go.id
Proses Penegakan Hukum
Mengumpulkan Bukti
Untuk Membuat Terang
Indikasi Tindak Pidana Tindak Pidana dan
di Bidang Perpajakan Menemukan Tersangka
Menemukan
Bukti Permulaan
www.pajak.go.id
IDLP
keterangan baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis yang dapat
dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya Bukti Permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan
pemberitahuan yang disampaikan oleh orang atau institusi karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau
diduga akan terjadinya tindak pidana di bidang perpajakan www.pajak.go.id
Pemeriksaan BukPer
Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana perpajakan.
Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. www.pajak.go.id
Jenis Pemeriksaan BukPer
www.pajak.go.id
Jangka Waktu BukPer
www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan
Syarat:
Kemauan sendiri Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis penghitungan kekurangan pajak dalam
format SPT
Sepanjang mulainya penyidikan
SSP Kurang Bayar
belum diberitahukan kpd
penuntut umum SSP denda sebesar 100%
Tanda Terima
YA
KPP Meneliti
kelengkapan
lampiran WP dianggap belum
TIDAK mengungkapkan ketidakbenaran
perbuatan
Penyidikan
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang
terjadi serta menemukan tersangkanya.
Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA PAJAK
DENGAN MENGEDEPANKAN PEMULIHAN KERUGIANPENDAPATAN NEGARA
a. Wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan aset sebagai
jaminan pemulihan kerugian pada pendapatan negara.
www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA
PAJAK
Daluwarsa (40), Pemeriksaan Bukti Permulaan
Memberikan
(43A), Penghentian Penyidikan (44A)
Kepastian Hukum
Latar Belakang Pasal
Pidana di UU HPP
Pemulihan Kerugian Wewenang Blokir/Sita Aset (44 (2)), Ultimum
pada Pendapatan Remedium (44B), Pidana Denda Tidak
Negara Disubsider (44C),
In Absentia (44D)
1 Daluwarsa penuntutan (Pasal 40) 1. Menyelaraskan daluwarsa penuntutan di Batang Tubuh dan Penjelasan. Pasal 40 Mengubah Pasal 40 dan
2. Menegaskan di Penjelasan bahwa yang dimaksud penuntutan adalah penyampaian Penjelasan
SPDP.
2 Pemeriksaan Bukti Permulaan (Pasal 43A) 1. Menegaskan di Batang Tubuh bahwa Pemeriksaan Bukti Permulaan dilaksanakan oleh Pasal 43A Menambah 1 ayat baru di Pasal
Penyidik Pajak. 43A dan mengubah Penjelasan
2. Memperluas sumber Pem. Bukper di Penjelasan dari hanya kegiatan intelijen menjadi Pasal 43A ayat (1)
kegiatan intelijen dan/atau kegiatan lainnya.
3. Menegaskan di Penjelasan bahwa Pem. Bukper mempunyai tujuan dan kedudukan
yang sama dengan penyelidikan dalam KUHAP.
3 Tidak ada wewenang sita/blokir aset Menambah wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan Pasal 44 ayat (2) Mengubah Pasal 44 ayat (2) dan
(Pasal 44 ayat (2)) aset sebagai jaminan pemulihan kerugian pada pendapatan negara. Penjelasan
4 Penghentian Penyidikan (Pasal 44A) 1. Perubahan referensi penghentian penyidikan di Pasal 44 ayat (2). Pasal 44A Mengubah Pasal 44A dan
2. Menambahkan kondisi baru yang dapat dilakukan penghentian penyidikan yaitu dalam penjelasan
hal WP melakukan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan 8 ayat (3).
5 Upaya menghindari pemidanaan 1. Sanksi Pasal 44B dibuat berlapis (1x, 3x, 4x) sesuai dengan ancaman pidana di Pasal 38 Pasal 44B Mengubah Pasal 44B ayat (2)
(ultimum remedium) hanya di Penyidikan (alpa), Pasal 39 (sengaja) dan Pasal 39A (TBTS). dan Penjelasan, menambah 3
(Pasal 44B) 2. Wajib Pajak dapat melakukan upaya menghindari pemidanaan penjara sampai dengan ayat baru di Pasal 44B dan
tahap persidangan dengan melunasi pokok dan sanksi Pasal 44B. menghapus Pasal 44B ayat (3)
3. Pembayaran pokok dan sanksi Pasal 44B (proporsi) dapat diperhitungkan sebagai
pembayaran pidana denda.
6 Belum diatur pidana denda tidak 1. Pidana denda tidak dapat disubsider dan wajib dibayar terpidana. Pasal 44C Pasal baru terdiri dari 3 ayat
disubsider 2. Jika pidana denda tidak dibayar, jaksa melakukan penyitaan aset.
3. Jika setelah dilakukan penyitaan aset, pidana denda masih belum lunas, dapat diganti
pidana penjara tidak melebihi pidana yang diputus.
Pasal 44D
7 Belum diatur in absentia Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah dan tidak hadir, perkara tetap dapat 12 Pasal baru terdiri dari 2 ayat
dilanjutkan dan diputus di pengadilan.
KERJA SAMA DALAM
PENEGAKAN HUKUM
www.pajak.go.id
Kerja Sama Penegakan Hukum
JAMINTEL Kejaksaan RI
JAMPIDSUS Kejaksaan RI
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id