Anda di halaman 1dari 65

PENEGAKAN

HUKUM
PERPAJAKAN
PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN, PENAGIHAN

www.pajak.go.id
DAFTAR ISI
PENGERTIAN ………………………………................
PEMERIKSAAN ………….………………………………..
PENAGIHAN ..……………………………………………..
PEMERIKSAAN BUKPER DAN PENYIDIKAN……
KERJA SAMA ……………………………………………….

www.pajak.go.id
Self Assessment
&
Penegakan Hukum

www.pajak.go.id
Self Assessment

tolak ukur
keberhasilan

Pelayanan Penegakan
Hukum
www.pajak.go.id
Penegakan
Hukum

tujuan

Menghimpun Meningkatkan
Penerimaan Negara Kepatuhan Wajib Pajak
www.pajak.go.id
Penegakan
Hukum

terdiri dari

Pemeriksaan Penagihan Penyidikan


Termasuk Pemeriksaan
Bukti Permulaan www.pajak.go.id
PEMERIKSAAN
PAJAK

www.pajak.go.id
Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Dasar Hukum
Pasal 29 dan 44 Undang-Undang KUP
www.pajak.go.id
Tujuan Pemeriksaan

Menguji kepatuhan Tujuan lain dalam rangka


pemenuhan kewajiban melaksanakan ketentuan
perpajakan Wajib Pajak peraturan perpajakan
Terbagi atas: Dilakukan dalam rangka:
Pemeriksaan Khusus; dan Penerbitan NPWP / Pengukuhan
Pemeriksaan Rutin PKP secara Jabatan;
Penghapusan NPWP / Pengukuhan
PKP;
Keberatan;
dan lain-lain

www.pajak.go.id
Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


dilakukan di tempat tinggal, dilakukan di Kantor Direktorat
tempat usaha, atau tempat Jenderal Pajak atau Kantor
bekerja WP, serta tempat lain Pelayanan Pajak.
yang dianggap perlu.

www.pajak.go.id
Rung Lingkup Pemeriksaan

Jenis Pajak :
Pemeriksaan untuk menguji satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak
kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Masa/Tahun Pajak :
. satu atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu
maupun tahun berjalan

www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan

Jangka Waktu Pengujian


Jangka waktu sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
disampaikan/Sejak WP datang memenuhi panggilan
s.d. tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
(SPHP) disampaikan

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


6 bulan + 2 bulan 4 bulan + 2 bulan

www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan

Kasus Khusus
WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Migas,
WP Grup,
Indikasi Transfer Pricing / Transaksi Khusus Lainnya

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


6 bulan + (6 x 3) bulan 4 bulan

www.pajak.go.id
Jangka Waktu Pemeriksaan

Jangka Waktu Pebahasan


Jangka waktu sejak tanggal SPHP
disampaikan sampai dengan
tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor


2 bulan 2 bulan

www.pajak.go.id
Kewajiban WP saat Diperiksa

1. Memenuhi panggilan pemeriksaan


2. Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan,
dokumen
3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk
mengakses/mengunduh data elektronik
4. Memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki
tempat/ruang
5. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
6. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang
dibuat oleh Akuntan Publik
7. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
8. Memberikan keterangan lisan/tertulis
www.pajak.go.id
Produk Hukum Pemeriksaan

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT)
3. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
4. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran
Penyampaian SPT
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan,
dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menyampaikan SPHP, WP
dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan
tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah
disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan proses
pemeriksaan tetap dilanjutkan

Pajak yang kurang dibayar harus dilunasi oleh WP sebelum laporan


tersendiri disampaikan beserta sanksi administrasi berupa bunga
sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
dari pajak yang kurang dibayar
Ps 8 (4) & (5) UU KUP_HPP

www.pajak.go.id
PENAGIHAN
PAJAK

www.pajak.go.id
Penagihan
Tindakan penagihan merupakan upaya DJP untuk
mencairkan piutang pajak sebagai akibat dari adanya
ketetapan pajak yang tidak dibayar oleh Wajib Pajak pada
saat jatuh tempo.

Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (PPSP). www.pajak.go.id
Jenis Penagihan

Penagihan Pasif Penagihan Aktif

Pada penagihan pajak pasif, DJP Penagihan aktif merupakan


hanya memberitahukan kepada kelanjutan dari penagihan pasif.
wajib pajak bahwa terdapat utang Dalam penagihan aktif, fiskus
pajak melalui Surat Tagihan Pajak bersama juru sita Pajak berperan
(STP), dll. Jika dalam waktu satu aktif dalam tindakan sita dan
bulan sejak diterbitkannya STP lelang.
atau surat sejenis, wajib pajak
tidak melunasi utang pajaknya,
maka fiskus akan melakukan
penagihan aktif.

www.pajak.go.id
Jenis Penagihan

Penagihan Seketika dan Sekaligus

Penagihan seketika dan sekaligus ini merupakan penagihan pajak yang


dilakukan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada wajib pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran pajak. Penagihan pajak juga meliputi seluruh
utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak.

Tujuannya penagihan jenis ini adalah untuk mencegah terjadinya utang pajak
yang tidak bisa ditagih. Jika saat dilakukan penagihan seketika dan sekaligus
wajib pajak belum membayar, maka juru sita pajak akan menunggu hingga
tanggal jatuh tempo.

www.pajak.go.id
Dasar Penagihan

1. Surat Tagihan Pajak.


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.
4. Surat Keputusan Pembetulan.
5. Surat Keputusan Keberatan.
6. Putusan Banding.
7. Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan
jumlah pajak yang masih hakrus dibayar
bertambah.

www.pajak.go.id
Langkah Penagihan

Dasar Penagihan
1b
ula Jatuh Tempo
n
7h
ari Surat Teguran
21
ha
ri Surat Paksa
2x
24
ja m SPMP (Surat Sita)
14
ha
ri Pengumuman Lelang
14
ha
ri Pelaksanaan Lelang
www.pajak.go.id
TAHAPAN PENAGIHAN PMK 189/PMK.03/2020
PMK 189/PMK.03/2020

Jatuh
1 bulan 7 hari Surat
Dasar Tempo
Penagihan Tegura setelah SP dapat dilakukan
n Pencegahan apabila:
• Objek Sita tidak

21 hari
SPPSS ditemukan
• mendekati daluwarsa
• PP akan meninggalkan
Indonesia
Pengumuman
• Tanda-tanda dibubarkan/
14 hari SPMP/ 2 x 24 jam SP perubahan bentuk
Lelang/
Pbk/ Penyitaan • Tanda-tanda pailit/pailit
Penjualan
14 hari

30 hari sblm

Pencegahan 14 hari setelah SP dapat


berakhir dilakukan Penyanderaan
LELANG Pencegahan Penyanderaan apabila:
• mendekati daluwarsa
• Tanda-tanda
dibubarkan/
• perubahan bentuk
• Tanda-tanda
pailit/pailit
PENCEGAHAN
SYARAT DAN KRITERIA

Syarat Pencegahan:
1. Utang Pajak ≥ Rp100.000.000,00
2. Diragukan iktikad baiknya

Kriteria diragukan iktikad baiknya:


• tidak melunasi Utang Pajak secara sekaligus
maupun angsuran walaupun telah diterbitkan
SP
• menyembunyikan atau memindahtangankan
barang yang dimiliki atau yang dikuasai,
termasuk akan membubarkan Badan, setelah
timbulnya Utang Pajak
PENCEGAHAN
PERMINTAAN PENCEGAHAN dan PERMINTAAN PERPANJANGAN PENCEGAHAN

Permintaan menetapkan KEMENTERIAN


Dirjen
Pencegahan KMK HUKUM DAN
3 hari
Pencegahan HAM
Pajak
 identitas PP
keadaan  alasan
mendesak  jangka waktu
Permintaan
Penanggung Pajak Pejabat langsung Pejabat 20 hari
 Utang Pajak ≥
Rp100.000.000
 diragukan iktikad
Imigrasi
baiknya
Permintaan
menetapkan KMK KEMENTERIAN
Perpanjangan Dirjen
Perpanjangan Masa HUKUM DAN
Masa 3 hari sebelum
Pencegahan HAM
Pencegahan Pajak pencegahan
 identitas PP berakhir
 alasan
 jangka waktu
PENCEGAHAN
PENCABUTAN PENCEGAHAN

Pencabutan menetapkan KMK KEMENTERIAN


Dirjen 3 hari
Pencabutan HUKUM DAN
Pejabat Pencegahan Pajak
Pencegahan HAM
Jangka waktu habis  KMK dasar dilakukan
pencegahan
Keputusan Menteri  identitas
 alasan
Pertimbangan pencabutan Pencegahan
(Pasal 56 ayat (2))

PP membayar lunas Utang Pajak dan BPP PP menyerahkan Obyek Sita lain (milik PP dan tidak
sedang dijaminkan atas pelunasan utang tertentu) untuk kepentingan umum atau
PP pemegang saham /modal/sekutu pertimbangan kemanusiaan
Terdapat putusan Pengadilan Pajak
komanditer membayar secara
proporsional terhadap Utang Pajak dan PP membuktikan tidak dapat dibebani Utang Pajak Daluwarsa Penagihan
BPP dan BPP
Penyanderaan / Gijzeling

Pengekangan sementara Penanggung Pajak yang


waktu kebebasan mempunyai utang pajak
Penanggung Pajak dengan sekurang-kurangnya
menempatkannya di sebesar Rp100 juta dan
tempat tertentu diragukan itikad baiknya

Jangka waktu penyanderaan paling lama 6 bulan,


dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan

www.pajak.go.id
PENYANDERAAN
SYARAT DAN KRITERIA

Syarat Penyanderaan:
1. Utang Pajak ≥ Rp100.000.000,00
2. Diragukan iktikad baiknya

Kriteria diragukan iktikad baiknya:


• tidak melunasi Utang Pajak secara sekaligus
maupun angsuran walaupun telah diterbitkan
SP
• menyembunyikan atau memindahtangankan
barang yang dimiliki atau yang dikuasai,
termasuk akan membubarkan Badan, setelah
timbulnya Utang Pajak
PENYANDERAAN Mengajukan permohonan
Alur Pelaksanaan Penyanderaan izin Penyanderaan

Pejabat Menteri
identitas PP, jumlah utang
pajak, tindakan penagihan
• Identitas PP yang telah dilaksanakan,
menerbitkan izin
Penyanderaan • Alasan uraian diragukan iktikad
Menteri • Lama baik, lama penyanderaan
penyanderaan

• identitas PP
• alasan
Pelaksanaan Penyanderaan Pejabat SPRINDERA
• izin penyanderaan
• lama penyanderaan
Jurusita Pajak membuat • tempat penyanderaan
BA penyampaian SPRINDERA
SPRINDERA Penempatan
PP
di tempat
Salinan
Penyanderaa
n
Jurusita Pajak membuat
• BA pelaksanaan
Kepala tempat Penyanderaan penyanderaan
• BA penempatan/
penitipan sandera
PENYANDERAAN Mengajukan permohonan
Alur Pelaksanaan izin Perpanjangan
Penyanderaan
Perpanjangan Penyanderaan
Pejabat Menteri

menerbitkan izin • Identitas PP


Perpanjangan • Alasan
Menteri • Lama
Penyanderaa
n perpanjangan

• identitas PP
Pelaksanaan Penyanderaan • alasan
• izin perpanjangan
Jurusita Pajak membuat Pejabat SPRINDERA • Jangka waktu
BA penyampaian SPRINDERA • tempat penyanderaan
SPRINDERA Penempatan
PP
di tempat
Penyanderaa
Salinan n
Jurusita Pajak membuat
• BA pelaksanaan
Kepala tempat Penyanderaan penyanderaan
• BA penempatan/
penitipan sandera
Pembebasan Sandera
Apabila utang pajak & biaya
penagihan pajak telah dibayar lunas,

Apabila jangka waktu yang Berdasarkan putusan


ditetapkan dalam surat pengadilan yang telah
perintah penyanderaan itu mempunyai kekuatan
telah dipenuhi, hukum tetap,

Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri atau


Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

www.pajak.go.id
PELEPASA
N
SANDERA
 Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak telah
dibayar lunas Pertimbangan tertentu dari Menteri
 Lamanya penyanderaan yg ditetapkan dalam (Pasal 67 ayat (2))
surat perintah Penyanderaan telah berakhir
 berdasarkan putusan pengadilan yg telah
mempunyai kekuatan hukum tetap Usulan pelepasan
1 sandera

Menerbitkan Pejabat Menteri


Surat Pemberitahuan menerbitkan surat 2
Pelepasan Sandera maks 24 jam sejak
rekomendasi
Pejabat diterima pelepasan sandera
surat
rekomendasi
Disampaikan oleh Jurusita 4

3
menerbitkan surat pemberitahuan
Kepala tempat Penyanderaan
Kepala tempat Penyanderaan pelepasan sandera
Penanggung Pajak???

www.pajak.go.id
PENANGGUNG PAJAK PMK 189/PMK.03/2020
TANGGUNG JAWAB PP ATAS UTANG PAJAK WP ORANG PRIBADI

1. WP OP Bersangkutan
2. Istri dari WP Meliputi seluruh Utang Pajak
(dalam hal pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban + Biaya Penagihan Pajak
perpajakannya digabungkan sebagai satu kesatuan)

harta warisan orang yang berada


harta warisan anak yang
belum dalam pengampuan
telah dibagi belum dewasa
terbagi
Salah seorang ahli
3. Wakil waris/pelaksana wasiat/ Para ahli
pihak yang ditunjuk Wali Pengampu
waris
untuk mengurus harta
peninggalan
paling banyak sebesar
paling banyak sebesar paling banyak sebesar
paling banyak sebesar jumlah harta anak yang
porsi harta warisan yang jumlah harta orang yang
jumlah harta warisan yang belum dewasa yang
diterima oleh masing- berada dalam
belum terbagi berada dalam
masing ahli waris pengampuannya
perwaliannya

Atau seluruh Utang Pajak dan Biaya Penagihan Pajak


dalam hal Pejabat dapat membuktikan bahwa
wali/pengampu yang bersangkutan mendapat manfaat
dari pelaksanaan kepengurusan harta tersebut
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

PERSEROAN TERBATAS

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pemegang
Direksi Komisaris menentukan
Saham
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan

Bertanggung jawab atas Utang Pajak


seluruh Utang Pajak + BPP
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan saham
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

BENTUK USAHA TETAP (BUT)

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Kepala
Orang yang nyata-nyata
perwakilan, Perusahaan
berwenang dalam
kepala cabang, induk dari Pemilik
menentukan
penanggung bentuk usaha Modal
kebijaksanaan
jawab/jabatan tetap
dan/atau mengambil
yang setingkat
keputusan

sebesar
Bertanggung jawab porsi
atas Utang Pajak
seluruh Utang Pajak + BPP kepemilikan modal
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan modal
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Sekutu
berwenang dalam Sekutu
komplementer/
menentukan komanditer
sekutu aktif/
kebijaksanaan / sekutu
sekutu pengurus
dan/atau mengambil pasif
keputusan

Bertanggung jawab atas Utang Pajak


seluruh Utang Pajak + BPP
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan modal
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

PERSEKUTUAN PERDATA DAN PERSEKUTUAN FIRMA

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam menentukan
Para Sekutu
kebijaksanaan dan/atau
mengambil keputusan

seluruh Utang Pajak + BPP


Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

KOPERASI

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pengurus Pengawas
menentukan
Koperasi Koperasi
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan

seluruh Utang Pajak + BPP


Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

YAYASA
N

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Ketua Bendahara
berwenang dalam
Pengawas menentukan
kebijaksanaan
Sekretaris Pembina dan/atau mengambil
keputusan

seluruh Utang Pajak + BPP


Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

KERJA SAMA OPERASI (JOINT OPERATION)

1 2 WAKI
JO yang L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Pimpinan berwenang dalam
Badan/Jabata menentukan Pemilik Modal
n Setingkat kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan

Bertanggung jawab atas Utang Pajak


seluruh Utang Pajak + BPP
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan modal
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

BADAN LAINNYA

1 2 WAKI
WP Badan L
Pengurus
bersangkutan
Orang yang nyata-nyata
Pimpinan berwenang dalam
badan/jabatan menentukan Pemilik Modal
setingkat kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan

Bertanggung jawab atas Utang Pajak


seluruh Utang Pajak + BPP
dan BPP secara proporsional
berdasarkan porsi kepemilikan modal
Pokok-Pokok Pengaturan
Perubahan

Penanggung Pajak – Wajib Pajak BADAN

SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH

1 2 WAKI
Instansi
Pemerintah L
Pengurus
yang
bersangkutan Orang yang nyata-nyata
berwenang dalam
Pimpinan
Bendahara menentukan
Satuan Kerja
kebijaksanaan
dan/atau mengambil
keputusan

seluruh Utang Pajak + BPP


Contoh Pembagian Tanggung Jawab PP
1
PT Utang Pajak Rp 500.000.000
A
60 40
2 3 4 % 5
Pemegang %
Pemegang
Direktur Komisaris Saham PT Saham PT
B C D
40 6 60 E
% %
Pemegang
Pemegang
Direktur Komisaris
Harta Suami/ Harta Suami/ Saham Tn. Saham PT
J K
Isteri & Isteri & L M
55 45
anak anak % %
Pemegang Pemegang
Harta Suami/ Harta Suami/ Harta Suami/ Direktur Komisaris
Saham Tn. Saham PT
Isteri & Isteri & Isteri & F G
H I
anak anak anak

7 70 30
%
Pemegang %
Pemegang
Direktur Komisaris
Saham Tn. Saham PT
N O
P Q

Harta Suami/ Harta Suami/ Harta Suami/


Isteri & Isteri & Isteri &
anak anak anak
Contoh Penghitungan Besaran Tanggung Jawab PP

1. PT A bertanggung jawab atas seluruh utang pajak

2. Direktur B bertanggung jawab atas seluruh utang pajak

3. Komisaris C bertanggung jawab atas seluruh utang pajak


4. Pemegang Saham PT D bertanggung jawab paling 60% x Rp500.000.000=
besar Rp300.000.000
5. Pemegang Saham PT E bertanggung jawab paling 40% x Rp500.000.000=
besar
Rp200.000.000 60% x Rp300.000.000=
6. Pemegang Saham PT M bertanggung jawab paling
besar Rp180.000.000 70% x Rp180.000.000=
7. Pemegang Saham Tn. P bertanggung jawab paling
besar Rp126.000.000
PENYITAA
N
Objek Sita bagi WP OP dan WP Badan Tempat penitipan barang sitaan

• Barang milik WP bersangkutan • LJK, LJK Lainnya, Entitas Lainnya


• Barang milik PP dari WP bersangkutan • Kantor pegadaian
• Barang milik istri/suami dan anak yang masih dalam • Kantor pos
tanggungan PP (tidak ada perjanjian pisah harta) • Tempat lain yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
Daluarsa Penagihan

Penagihan pajak dikatakan daluarsa jika telah


melampaui batas waktu penagihan, yaitu

5 TAHUN
terhitung sejak penerbitan dasar penagihan
pajak.

www.pajak.go.id
TERTANGGUHNYA DALUWARSA PENAGIHAN
2008 dan setelahnya
2007 dan sebelumnya
5 tahun
10 tahun

Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa Diterbitkan Surat Paksa

Pengakuan dari Wajib Pajak Pengakuan dari Wajib Pajak


Pengakuan langsung Pengakuan langsung
• Wajib Pajak menyatakan masih mempunyai Utang • Wajib Pajak menyatakan masih mempunyai Utang
Pajak Pajak
• Mengajukan angsuran/penundaan • Mengajukan angsuran/penundaan
• Pembayaran sebagian Utang Pajak
Pengakuan tidak langsung
Pengakuan tidak langsung
• Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi
• Permohonan pembetulan atas SKP/STP; administrasi;
• Keberatan, banding, PK; • Permohonan pengurangan/pembatalan SKP/STP
• Permohonan pengurangan/penghapusan sanksi yg
administrasi; tidak benar;
• Permohonan pengurangan/pembatalan SKP/STP • Permohonan pembatalan hasil pemeriksaan;
yg tidak benar; dan/atau dan/atau
• Mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak. Dilakukan Penyidikan
• Mengajukan tindak
gugatan pidana perpajakan
ke Pengadilan Pajak.
PEMERIKSAAN
BUKTI PERMULAAN
& PENYIDIKAN

www.pajak.go.id
Tindak Pidana Perpajakan

UU KUP Pasal 38, 39, 39A, 41, 41B, 41C, dan 43

UU PBB Pasal 24 dan 25

UU Bea Meterai Pasal 13 dan 14

UU PPSP Pasal 41A

www.pajak.go.id
Proses Penegakan Hukum

Mengumpulkan Bukti
Untuk Membuat Terang
Indikasi Tindak Pidana Tindak Pidana dan
di Bidang Perpajakan Menemukan Tersangka

Analisis dan Pemeriksaan


Pengembangan Bukti Penyidikan Penuntutan
IDLP Permulaan

Menemukan
Bukti Permulaan

www.pajak.go.id
IDLP
keterangan baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis yang dapat
dikembangkan dan dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya Bukti Permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan

kumpulan angka, huruf,


kata, atau citra yang
Informasi bentuknya dapat berupa
surat, dokumen, buku
atau catatan, baik dalam
pemberitahuan bentuk elektronik
mengenai dugaan maupun bukan
tindak pidana di bidang elektronik, yang dapat
perpajakan oleh pihak dikembangkan dan
yang berkepentingan
Pengaduan
IDLP Data dianalisis untuk
mengetahui ada tidaknya
kepada pejabat yang
berwenang Bukti Permulaan tindak
pidana di bidang
perpajakan, yang menjadi
dasar pelaporan yang
belum dianalisis
Laporan

pemberitahuan yang disampaikan oleh orang atau institusi karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau
diduga akan terjadinya tindak pidana di bidang perpajakan www.pajak.go.id
Pemeriksaan BukPer
Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana perpajakan.

Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa


keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya
dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu Tindak Pidana di
Bidang Perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. www.pajak.go.id
Jenis Pemeriksaan BukPer

Secara Terbuka Secara Tertutup


Dilakukan dalam hal: Pemeriksaan Bukti Permulaan
Terkait dengan permohonan (BukPer) secara tertutup
pengembalian kelebihan dilakukan tanpa
pembayaran pajak sebagaimana
pemberitahuan tentang
dimaksud dalam Pasal 17B KUP;
atau
adanya Pemeriksaan BukPer
Tindak lanjut dari Pemeriksaan kepada orang pribadi atau
untuk menguji kepatuhan badan yang dilakukan
pemenuhan kewajiban perpajakan Pemeriksaan BukPer.

www.pajak.go.id
Jangka Waktu BukPer

Jangka Waktu Pemeriksaan Bukti Permulaan

Secara Terbuka Secara Tertutup


12 bulan + 24 bulan 12 bulan + 24 bulan
Sejak tanggal penyampaian Surat Sejak tanggal Surat Perintah
Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Pemeriksaan Bukti Permulaan diterima
Permulaan sampai dengan tanggal oleh Pemeriksa Bukti Permulaan
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan. sampai dengan tanggal Laporan
Pemeriksaan Bukti Permulaan.

www.pajak.go.id
Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan

tidak menyampaikan SPT


alpa &
sengaja menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:
Kemauan sendiri Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis penghitungan kekurangan pajak dalam
format SPT
Sepanjang mulainya penyidikan
SSP Kurang Bayar
belum diberitahukan kpd
penuntut umum SSP denda sebesar 100%

Tanda Terima

YA
KPP Meneliti
kelengkapan
lampiran WP dianggap belum
TIDAK mengungkapkan ketidakbenaran
perbuatan
Penyidikan
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang
terjadi serta menemukan tersangkanya.

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan merupakan upaya


penegakan hukum terakhir (ultimum remedium) yang dimiliki DJP sesuai
amanat undang-undang.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA PAJAK
DENGAN MENGEDEPANKAN PEMULIHAN KERUGIANPENDAPATAN NEGARA

a. Wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan aset sebagai
jaminan pemulihan kerugian pada pendapatan negara.

b. Hingga tahap persidangan, WP diberikan kesempatan untuk mengembalikan


kerugian pada pendapatan negara dengan membayar pokok pajak dan sanksi, sebagai
pertimbangan untuk dituntut tanpa penjatuhan pidana penjara (ultimum remedium)

www.pajak.go.id
PENEGAKAN HUKUM PIDANA
PAJAK
Daluwarsa (40), Pemeriksaan Bukti Permulaan
Memberikan
(43A), Penghentian Penyidikan (44A)
Kepastian Hukum
Latar Belakang Pasal
Pidana di UU HPP
Pemulihan Kerugian Wewenang Blokir/Sita Aset (44 (2)), Ultimum
pada Pendapatan Remedium (44B), Pidana Denda Tidak
Negara Disubsider (44C),
In Absentia (44D)

ULTIMUM REMEDIUM PEMBAYARAN PIDANA DENDA BLOKIR/


1. TAHAP PENYIDIKAN 1.SUKARELA SITA ASET
2. TAHAP PERSIDANGAN 2.SITA ASET OLEH JAKSA OLEH PPNS
Ikhtisar Pasal Pidana UU HPP
No UU Sebelum HPP UU HPP Keterangan

1 Daluwarsa penuntutan (Pasal 40) 1. Menyelaraskan daluwarsa penuntutan di Batang Tubuh dan Penjelasan. Pasal 40 Mengubah Pasal 40 dan
2. Menegaskan di Penjelasan bahwa yang dimaksud penuntutan adalah penyampaian Penjelasan
SPDP.

2 Pemeriksaan Bukti Permulaan (Pasal 43A) 1. Menegaskan di Batang Tubuh bahwa Pemeriksaan Bukti Permulaan dilaksanakan oleh Pasal 43A Menambah 1 ayat baru di Pasal
Penyidik Pajak. 43A dan mengubah Penjelasan
2. Memperluas sumber Pem. Bukper di Penjelasan dari hanya kegiatan intelijen menjadi Pasal 43A ayat (1)
kegiatan intelijen dan/atau kegiatan lainnya.
3. Menegaskan di Penjelasan bahwa Pem. Bukper mempunyai tujuan dan kedudukan
yang sama dengan penyelidikan dalam KUHAP.

3 Tidak ada wewenang sita/blokir aset Menambah wewenang Penyidik Pajak untuk melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan Pasal 44 ayat (2) Mengubah Pasal 44 ayat (2) dan
(Pasal 44 ayat (2)) aset sebagai jaminan pemulihan kerugian pada pendapatan negara. Penjelasan

4 Penghentian Penyidikan (Pasal 44A) 1. Perubahan referensi penghentian penyidikan di Pasal 44 ayat (2). Pasal 44A Mengubah Pasal 44A dan
2. Menambahkan kondisi baru yang dapat dilakukan penghentian penyidikan yaitu dalam penjelasan
hal WP melakukan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan 8 ayat (3).

5 Upaya menghindari pemidanaan 1. Sanksi Pasal 44B dibuat berlapis (1x, 3x, 4x) sesuai dengan ancaman pidana di Pasal 38 Pasal 44B Mengubah Pasal 44B ayat (2)
(ultimum remedium) hanya di Penyidikan (alpa), Pasal 39 (sengaja) dan Pasal 39A (TBTS). dan Penjelasan, menambah 3
(Pasal 44B) 2. Wajib Pajak dapat melakukan upaya menghindari pemidanaan penjara sampai dengan ayat baru di Pasal 44B dan
tahap persidangan dengan melunasi pokok dan sanksi Pasal 44B. menghapus Pasal 44B ayat (3)
3. Pembayaran pokok dan sanksi Pasal 44B (proporsi) dapat diperhitungkan sebagai
pembayaran pidana denda.

6 Belum diatur pidana denda tidak 1. Pidana denda tidak dapat disubsider dan wajib dibayar terpidana. Pasal 44C Pasal baru terdiri dari 3 ayat
disubsider 2. Jika pidana denda tidak dibayar, jaksa melakukan penyitaan aset.
3. Jika setelah dilakukan penyitaan aset, pidana denda masih belum lunas, dapat diganti
pidana penjara tidak melebihi pidana yang diputus.

Pasal 44D
7 Belum diatur in absentia Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah dan tidak hadir, perkara tetap dapat 12 Pasal baru terdiri dari 2 ayat
dilanjutkan dan diputus di pengadilan.
KERJA SAMA DALAM
PENEGAKAN HUKUM

www.pajak.go.id
Kerja Sama Penegakan Hukum

Badan Reserse Kriminal POLRI

JAMINTEL Kejaksaan RI

JAMPIDSUS Kejaksaan RI

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai