Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN PERKEMBANGAN ANAK (IKK 421)

PENGUKURAN
PERKEMBANGAN MORAL
DENGAN INSTRUMEN
PERSONAL VALUE SCALES

oleh:
Melly Latifah
Neti Hernawati

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA - IPB
SUB POKOK BAHASAN

1. TEORI PERKEMBANGAN MORAL

2. INSTRUMEN PERSONAL VALUE SCALES

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
1. TEORI PERKEMBANGAN MORAL

 Penelitian ttg Moral ada 2 jenis:


- Moral conduct (perilaku anak pd situasi moral)
- Moral reasoning (pengetahuan & pemahaman anak
ttg prinsip & isu moral)

 Teori Moral
a. Model moral reasoning Piaget
(Teori Perkembangan Kognitif)
b. Model moral reasoning Lawrence Kohlberg
c. Model moral conduct Albert Bandura
(Teori Pembelajaran Sosial)
D. Model altruism dan agresi (Teori Etologi)

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
A. Model Moral Reasoning Piaget
A. Menyatakan bahwa perkembangan moral ditentukan
oleh perkembangan kognitif  Moral Cognition
 Piaget, perkembangan moral melalui 2 tahapan, yaitu:
(1) Moralitas heteronomous (4-7 tahun)
Anak berfikir bw peraturan & hukum merup. suatu yg
tidak dpt diubah & sangat ditentukan oleh kekuasaan
sso  kesalahan sama, hukuman sama buat siapa
saja (kaku)
(2) Moralitas autonomous (> 7 tahun)
Anak sdh menyadari bw peraturan & hukum diciptakan
manusia untuk menolong & melindungi satu sama lain
 hukuman tidak kaku, mempertimbangkan niat/tujuan
si pelaku (sengaja/tidak sengaja).
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
 Piaget mengajukan model perkembangan moral
dalam 4 tahap :
1. Tahap I : Antara usia 2 – 4 thn
Anak belum mempunyai konsep moral
2. Tahap II : Moral Realism (usia 5 – 7 thn)
Anak memandang rules sbg sesuatu yg absolut dan
mendasarkan evaluasi moralnya pd aspek fisik &
objektif dari suatu situasi
3. Tahap III : Moral Relativism (8 – 11 thn)
Anak mengerti bw rules adalah agreement antar
manusia utk menolong or melindungi satu sama lain
4. Tahap IV : thp terakhir
anak mulai mampu membuat rules baru
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
B. Model Moral Reasoning
Lawrence Kohlberg
 Mengajukan model moral reasoning
 Lawrence Kohlberg:
perkembangan moral berdasarkan atas
alasan moral (moral reasoning)
 Terdiri dari 3 tingkat  masing-2
tingkat terdiri dr 2 tahap yang
merepresentasikan pengaruh innate
(sosial perspective) & pengaruh
lingkungan (moral content)
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
 Inti dari teori Kohlberg:
Perkembangan moral anak dpt dilihat dr.
perubahan perilaku yg terkontrol sec. eksternal
(diatur oleh pihak luar) menjadi perilaku yg
terkontrol sec. internal (diatur oleh diri
sendiri).
 Menurut Kohlberg, perkembangan moral terjadi
sec. bertahap seiring dg bertambahnya usia
sso.
 < 9 tahun : masih pra-konvensional.
Dewasa awal : lebih konvensional.
Usia lanjut : mulai masuk pasca-konvensional.
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
LEVEL OF JUDGMENT BASIS FOR MORAL
DECISION
PRE-CONVENTIONAL (4 – 10 TAHUN)
1.Orientasi Hukuman & Kepatuhan Fear

2.Individualisme & Tujuan Self-Interest


CONVENTIONAL (10-13 TAHUN)
1.Norma Interpersonal Conformity

2.Sistem Moralitas Sosial Social Order


POST-CONVENTIONAL (> 13 TAHUN)
1.Hak Komunitas vs Hak Individual Rights for Others

2.Prinsip Etika Universal Universal Principles

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
C. Model Moral Conduct Albert Bandura
(Teori Pembelajaran Sosial)
 Menekankan pengaruh lingkungan terhadap
perkembangan moral, dan berfokus pada
moral conduct  Albert Bandura
 Menurut Bandura:
Prinsip reinforcement dan punishment,
serta proses pembelajaran observasi
(modeling), sangat berperan dlm membentuk
dan memotivasi perilaku moral anak

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
D. Model Altruism dan Agresi
(Teori Etologi)
 Berusaha mengidentifikasi pola perilaku
sosial pd binatang yg relevan dgn pola
perkembangan moral manusia  yaitu :
altruism dan agresi
 Altruism
- Perilaku yg hanya menguntungkan pihak lain
(self-sacrifice behavior)  sumbangan
sosial, mempertaruhkan nyawa sendiri demi
nyawa orang lain
- Ini bertentangan dgn teori Darwin
 paradox of altruism
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
Utk mengatasi paradoks ini, diajukan 2 teori :
a. Kin Selection (altruism utk anggota
keluarga/ famili)
b. Reciprocal Altruisme (altruism kpd orang
lain utk mendapatkan balas budi/pahala
dr orang lain bagi keturunannya)
pelengkap konsep survival of the fittest

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
 Agresi
- Sebuah cara utk mempertahankan
kelangsungan hidup spesiesnya (survival of
the fittest)
- Contoh : agresi dlm rangka memberi makan
orang lain, melindungi yg lbh muda,
mempertahankan wilayah perburuan
- Sering menghasilkan pertarungan fisik
- Pd spesies yg membentuk kelompok sosial
akan terbangun dominance hierarchy
(konsep atasan – bawahan)  konflik
berkurang
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
2. INSTRUMEN PERSONAL VALUE SCALES
(Scott, 1965)
 Nilai Moral = standar moral (moral ideal), sebuah
konsep individu tentang relasi yang ideal yg digunakan
untuk menilai “goodness” atau “badness”, “rightness”
atau “wrongness”, dari sebuah relasi sosial aktual
yang dialami atau dihayati.
 Sso bisa dikatakan melakukan sebuah nilai moral ketika
ia menganggap sebuah keadaan t3 sbg ultimate end,
sebuah absolute good dalam situasi apapun, dan yg
seharusnya menjadi tujuan universal dari seluruh
manusia.”
 Nilai diidentifikasi melalui survai yg bersifat open-query
thd mahasiswa dan atas sebuah pertimbangan nilai-
nilai yg relevan dengan organisasi mahasiswa yunani
(Greek).
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
INDIKATOR

 Berdasarkan itu, sebuah instrumen yang self-


administered telah dikembangkan meliputi 12 skala:
 1. Intellectualism
2. Kindness
3. Social Skills
4. Loyalty
5. Academic Achievement
6. Physical Development
7. Status
8. Honesty
9. Religiousness
10. Self-Control
11. Creativity
12. Independence.
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
SKALA

 Setiap skala mempunyai sejumlah item yang dirating


dalam tiga skala poin:
1. Always dislike
2. Depends on situation
3. Always admire
 “Always” mencerminkan sifat absolut dari nilai
 ‘Admire” pada awalnya dipakai Scott sebagai sebuah
cara yang diperkirakan lebih bisa diterima secara
sosial dalam menilai goodness atau badness, rightness
atau wrongness.
 Analisa lanjutan menunjukkan bahwa ”admired”,
“right”, dan “good” mempunyai dimensi yang ekuivalen
untuk evaluasi.
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
VERSI SKALA

 Tersedia versi skala yang panjang dan pendek.


 Versi pendek : 4 – 6 item per skala
 Versi panjang : 20 item per skala.
 Item versi pendek dibuat positively worded
(penggunaan kata-2 positif) dg hanya tiga
kekecualian.
 Versi panjang dibuat seimbang antara
penggunaan kata-kata positif dan negatif untuk
item2nya.

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
SKORING

 Untuk penskoran: “depends on situation” dianggap


sebagai nonacceptance of value.
 Artinya, item yang positively worded, “always dislike”
dan “depends on situation” diberi skor 0, sedangkan
“always admire” 1.
 Untuk item yg negatively worded,
“always admire” dan “depends on situation” diberi skor
0, ‘always dislike” diberi skor 1.
 Skor skala = jumlah (summating) seluruh item.

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
SAMPEL

 Skala dikembangkan dan digunakan dengan sampel


terdiri dari mahasiswa, anggota fraternitas dan
sororitas, populasi undergraduate, dan kelas psikologi.
 Untuk studi reliabilitas dan validitas digunakan sampel
sejumlah 200.

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
INTERNAL CONSISTENCY

Reliabilitas:
 Koefisien reliabilitas (α) versi pendek antara 0.55
(independence) s/d 0.78 (religiousness).
 Atas dasar ini Scott menyimpulkan bahwa skala, meski
memadai untuk membedakan kelompok besar, tidak
cukup reliabel untuk melakukan pengukuran yang
akurat dari objek individu.
 Karena itu versi panjang dibuat. Koefisien reliabilitas α
untuk versi panjang berkisar dari 0.80 (honesty)
sampai 0.89 (physical development).

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
 V.A Braithwaite (1979) melaporkan hasil studinya
dg sampel mahasiswa universitas Australia
bahwa koefisien reliabilitas berkisar antara 0.78
(independence dan status) s/d 0.92 (religiousness).

Test – retest :
 Reliabilitas selama 2 minggu (interval) dengan
menggunakan versi pendek berkisar antara 0.58
(loyalty) s/d 0.77 (religiousness)

SUMBER
 Scott, W.A. (1965). Values and organizations: A study
of fraternities and sororities. Chicago: Rand mcNally.

Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB
Melly Latifah, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, FEMA - IPB

Anda mungkin juga menyukai