Anda di halaman 1dari 11

1.

Jelaskan hubungan antara perilaku kelompok dengan kinerja dankepuasaan


kerja serta dampak kelompok terhadap perilaku individu?

 Hubungan antara perilaku kelompok dengan kinerja dan kepuasan kerja


Grup adalah subsistem dari sistem yang lebih besar. Secara sederhana, kelompok
merupakan bagian integral dari suatu organisasi sehingga dalam batas-batas
tertentu perilaku dan kinerja kelompok tidak hanya ditentukan oleh kelompok itu
sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang ada di sekitar kelompok
tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja kelompok ditentukan oleh
faktor eksternal dan internal. Untuk memperoleh gambaran lengkap tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok dan deskripsi lengkap tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan kinerja kelompok. Selain faktor
eksternal, kinerja kelompok dan kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh faktor
internal, yaitu semua faktor yang berasal dari dalam kelompok. Faktor-faktor
tersebut adalah sumber daya kelompok, struktur kelompok, proses kegiatan yang
berjalan di dalam kelompok, dan tugas-tugas yang dilakukan oleh kelompok pada
bagian berikut. akan menjelaskan secara lebih rinci faktor internal yang
mempengaruhi perilaku kelompok dan kepuasan kerja.
 Dampak kelompok pada perilaku individu
Pertanyaan mendasar terkait hubungan antara kelompok dan perilaku individu
adalah apakah kehadiran kelompok akan mempengaruhi perilaku dan kinerja
individu? Jika jawabannya "ya" lalu apa bentuk pengaruhnya? Ke

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menyimak kembali penjelasan Orlando
Behling yang mengatakan bahwa kehadiran suatu kelompok tidak hanya
mempengaruhi kinerja organisasi, tetapi juga perilaku dan kinerja individu.
Penjelasan ini menekankan bahwa walaupun perilaku individu tidak mudah diubah,
dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dalam hal ini faktor kelompok.
Pengaruh kelompok terhadap perilaku dan kinerja individu dapat terjadi dalam tiga
bentuk, yaitu efek fasilitasi sosial, kemalasan sosial, dan deindividuasi.
 Fasilitasi Sosial
Bidang studi psikologi sosial Fasilitasi sosial Bidang studi psikologi sosial telah
mendeteksi sejak dini bahwa seseorang akan tampil lebih baik jika dia menjadi
bagian dari kelompok daripada jika dia bekerja sendiri.
 Kemalasan sosial
Selain berdampak positif sebagaimana dijelaskan dalam efek fasilitasi sosial,
keberadaan kelompok terhadap kinerja dan perilaku individu juga dapat berdampak
negatif. Seseorang yang bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok terkadang
enggan mengeluarkan seluruh kemampuan atau kemampuannya untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan kelompok. Keengganan semacam ini disebut kemalasan
sosial. Jadi, dapat dikatakan bahwa social loafing merupakan kebalikan dari social
facilitation effect.
 Deindividuasi
Implikasi lain keberadaan kelompok terhadap perilaku individu adalah terjadinya
deindividuasi. Deindividuasi adalah proses hilangnya identitas atau kepribadian
seseorang ketika ia bergabung dengan suatu kelompok. Ketika seseorang
kehilangan identitasnya karena bergabung dengan suatu kelompok, dia dapat
melakukan tindakan yang tidak mungkin dilakukan jika dia sendirian. Sedangkan
social loafing adalah efek sebaliknya. Terkadang dengan adanya kelompok,
seseorang yang semula produktif misalnya menjadi tidak produktif karena
pengaruh kelompok, hal ini terjadi terutama karena orang tersebut menjadi
tergantung pada anggota kelompok lain dan kurang menunjukkan usaha.
2. Jelaskan pengertian dan kebutuhan organsiasi terhadap tim kerja, manfaat
dan keterbatasan tim dan tipologi tim kerja?
 Pengertian Tim
Dalam konteks organisasi, istilah tim atau tim kerja sesungguhnya bukan
istilah baru. Mahaguru bidang kualitas Joseph Juran, pada tahun 1950-an.
sudah menggunakan istilah tersebut pada saat memperkenalkan pentingnya
konsep kualitas kepada masyarakat Jepang. Istilah tim kemudian dibawa
masuk ke Amerika pada tahun 1980- an dan mulai populer setelah perusahaan
perusahaan besar yang peduli terhadap masalah kualitas.Istilah tim dan
kelompok sering digunakan secara bergantian seolah- olah setiap kelompok
adalah tim sehingga keduanya dianggap mempunyai pengertian yang sama.
Memasuki tahun 1990-an para akademisi mulai mendefinisikan istilah tim
secara tegas dan mereka secara tegas pula membedakannya dengan istilah
kelompok (group). Pengertian di atas menunjukkan bahwa sebuah tim adalah
sekelompok orang dalam jumlah kecil. Memang tidak ada ukuran yang pasti
untuk menyebut bahwa suatu jumlah disebut besar atau kecil, tetapi dalam
kaitannya dengan tim yang dimaksud dengan jumlah kecil adalah berkisar
antara 8 sampai 10 orang.
 Kebutuhan organisasi terhadap tim kerja.
Popularitas tim di kalangan para manajer terutama disebabkan mereka
mendapat tantangan baru dalam mengelola bisnis yang semakin kompleks
Diantaranya, kebutuhan memberi layanan terbaik kepada para pelanggan,
semakin tingginya kompetisi bisnis, munculnya era baru bidang informasi
dan terjadinya globalisasi,
~ Fokus pada layanan konsumen.
Tantangan pertama yang dihadapi para manajer adalah layanan konsumen.
Dewasa ini terjadi pergeseran dalam praktik bisniskhususnya yang berkaitan
dengan layanan kepada konsumen.Karena alasan inilah membentuk tim yang
bisa menjaga hubungan dengan konsumen menjadi teramat penting Sebagai
contoh, peningkatan laba perusahaan bisa mencapai 85% jika perusahaan
bisa mengurangi konsumen yang berhenti membeli hanya sebesar 5%.

~ Kompetisi.
Tantangan kedua adalah semakin meningkatnya persaingan bisnis Dewasa ini
persaingan bisnis yang semakin meningkat pasti dirasakan oleh setiap pelaku
bisnis Meskipun demikian, diantara mereka adajuga pemain dominan yang
menguasai bagian pasar yang sangat besar dan tentunya menghasilkan laba
yang juga sangat besar.
~ Era informasi.
Faktor ketiga yang menjadi tantangan para manajer adalah munculnya
era infomasi. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi sehingga
informasi bisa mengalir begitu cepat menyebabkan karyawan menjadi tidak
bermakna jika mereka tidak memiliki pengetahuan.
~ Globalisasi
Tantangan keempat yang dihadapi para manajer adalah globalisasi.
Dewasa ini seolah-olah tidak ada lagi batas negara ketika urusannya adalah
ekonomi Aliran dana bisa berpindah dari negara ke negara lain dalam hitungan
detik.
 Manfaat Tim
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh berkaitan dengan dibentuknya sebuah
om adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah Membawa
masuk beberapa orang yang memiliki ide, cara pandang, pengetahuan,
keterampilan yang sangat bervariası ke dalam sebuah tim, tidak saja bisa
menghasilkan sinergi, tetapi juga sangat bermanfaat bagi pemecahan
masalah yang hampir tidak mungkin dilakukan secara individual atau dalam
sebuah kelompok yang mengerjakan pekerjaan rutin.
2. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
Seperti dikatakan sebelumnya, tim kerja biasanya melibatkan beberapa
orang berkualitas yang memiliki latar belakang dan sudut pandang berbeda.
Dengan komposisi anggota tim seperti ini, tentunya akan bermunculan ide-
ide baru dan alternatif pemecahan masalah yang lebih variatif sehingga bisa
diyakini bahwa kualitas pengambilan keputusannya juga semakin baik.
3. Memperbaiki proses.
Dalam sebuah tim hampir semua kegiatan selalu dilakukan dengan
berkoordinasi diantara anggota tim sehingga masing masing anggota bisa
saling memberi masukan dan saling belajar dari
anggota lainnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika kegiatan
tim selalu terorgansir dan tersistem dengan baik.
4. Meningkatkan kompetisi secara global.
Tidak dipungkiri baliwa perusahaan- perusahaan multinasional
sebelum memasuki pasar dunia biasanya didahului oleh sebuahriset
pasar untuk mengetahui aspek-aspek pemasaran penting yang harus
mendapat perhatian.
5. Meningkatkan kualitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan perusahaan besar
yang aktivitasnya sangat kompleks dan menjalankan bisnisnya pada
skala global, standar kualitasnya meningkat setelah perusahaan
tersebut mengadopsi tim kerja. Peningkatan kualitas in disebabkan
peningkatan produktivitas, rasa memiliki terhadap pekerjaan
peningkatan akuntabilitas, efisiensi, dan customer service.
6. Meningkatkan komunikasi.
Manfaat lain dari tim kerja adalah semakin baiknya komunikasi
antarkaryawan. Hal ini tidak lepas dari pola komunikasi dalam tim
kerja yang serta merta top down dan one way communication Tim
cenderung mengadopsi pola komunikasi segala arah -lateral,
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan bahkan komunikasi
dengan pihak-pihak di luar organisasi. Kebutuhan komunikasi
seperti ini menjadi sangat mendesak karena dalam tim setiap
tindakan harus terlebih dahulu dikomunikasikan sehingga diantara
anggota bisa berbagi informasi dan ide serta bisa saling belajar.
7. Mengurangi perputaran karyawan dan tingkat absensi, dan
meningkatkan semangat kerja karyawan Secara behavioral, tim kerja
bisa mengubah perilaku dan sikap kerja karyawan yang sebelumnya
negatif menjadi positif. Semua ini dicapai karena munculnya
perasaan bahwa semua anggota tim adalah teman yang bisa saling
memberi masukan, bisa menikmati hasil bersama, dan sama-sama
memiliki perasaan.

 Tipologi Tim
Meskipun pada awalnya sebuah tim tidak lebih dari kelompok
tugas, namun seiring dengan perjalanan waktu dan bukti empiris
tentang efektivitas sebuah tim, istilah tim juga menjadi semakin
populer. Akibatnya, banyak aktivitas organisasi yang sebelumnya
hanya dilakukan didalam kelompok formal baik command group
maupun task group, belakangan dilakukan dengan terlebih dahulu
membentuk tim kerja. Konsekuensinya adalah bentuk atau tipe tim
juga mengalami perkembangan.
Sesuai dengan tujuan pembentukan dan dimensinya tim bisa
diklasifikasikan menjadi 5 tipe yaitu:
1. Dimensi Pertama adalah misi atau tujuan.Berkaitan dengan hal
ini, beberapa tim sengaja dibentuk untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan organisasi yang tujuannya adalah untuk menghasilkan
produk atau jasa secara nyata. Tim seperti ini disebut work teams
(tim kerja) yang fokus perhatiannya adalah bagaimana
menggunakan sumber daya organisasi secara efektif.
Sebaliknya, tim yang sengaja dibentuk untuk meningkatkan atau
memperbaiki efektivitas proses disebut improvementteams.
2. Dimensi kedua berkaitan dengan waktu.
Dilihat dari sisi waktu ada beberapa tim yang sengaja dibentuk
untuk sementara waktu, disebut temporary teams, dan beberapa
tim lainnya untuk jangka waktu yang lama (permanent teams).
Tim yang dibentuk untuk sementara waktu akan segera
dibubarkan dan anggota-anggotanya dikembalikan ke organisasi
induk jika pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya telah
selesai dikerjakan.
3. Dimensi ketiga adalah tingkat otonomi tim. Dimensi ini berkaitan
dengan otonomi yang dimiliki tim untuk membuat keputusan
berkaitan dengan hasil kerja tim. Jika didalam tim semua
keputusan ada di tangan pimpinan yang mengatasnamakan
anggota tim maka tim tersebut tidak lain adalah kelompok kerja
(work groups). Anggota tim hanya sekedar menunggu perintah
dan pimpinan. Dengan demikian, pimpinan bertanggung jawab
terhadap semua aspek kehidupan tim Lawan dari work groups
adalah self-managed teams atau sering disebut juga self-directed
teams.
4. Dimensi keempat berkaitan dengan hubungan antara tim dengan
struktur organisasi secara keseluruhan. Ada beberapa tim yang
sengaja dibentuk namun keberadaan tim bisa dipisahkan dengan
struktur organisası formal.
5. Dimensi terakhir, kelima, kehadiran anggota-anggota timsecara
fisik. Sejauh ini pembicaraan kita tentang tim berasumsi bahwa
anggota-anggota tim selalu hadir secara fisik (disebut physical
teams) untuk mengadakan rapat, membahas dan
memecahkan persoalan dan mengerjakan tugas. Namun demikian, sejalan
dengan kemajuan teknologi, khususnya teknologi informası, tim tidak harus
selamanya hadir bersama.

3. Jelaskan definisi dan proses komunikasi yang efektif, perbedaan antara


komunikasi verbal dan non verbal?
Jawab :
 Definisi komunikasi
Kata komunikasi secara harfiah berasal dari bahasa latin “communi
yang berarti “common” atau kesamaan pemahaman. Arti kata ini
menunjukkan bahwa ketika seseorang berkomunikasi dengan orang
lain, pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi berharap adanya
saling pemahaman (common understanding) diantara mereka terhadap
pesan atau informasi yang dikomunikasikan. Dari asal kata tersebut
secara sederhana komunikasi kemudian didefinisikan sebagai
pertukaran informasi antara pengirim dan penerima informasi.
 Proses komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses yang melibatkan dua belah pihak.
Salah satu model yang secara tradisional digunakan untuk
menggambarkan berlangsungnya proses tersebut disebut conduit
model. Sesuai dengan namanya - conduit yang berarti pipa, model
komunikasi ini menggambarkan suatu proses komunikasi yang
dilakukan dua pelaku komunikasi seolah-olah menggunakan pipa
sebagai sarananya. Berdasarkan penjelasan ini maka unsur-unsur
penting dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:
~ Pengirim pesan (sender) Yang dimaksudkan dengan pengirim pesan
adalah seseorang yang berusaha melakukan komunikasi dengan pihak
lain. Dalam konteks komunikasi didalam kelompok atau komunikasi
organisasi maka pengirim pesan bukan hanya individu, tetapi juga
kelompok dan organisasi.
~ Menyusun ide/pikiran dalam bentuk simbol (encode).
Agar seseorang bisa berkomunikasi maka semua ide atau buah
pikirannya harus dituangkan dalam bentuk simbol atau code. Bisa
dikatakan proses komunikasi dimulai saat pengirim pesan (sender)
menuangkan ide atau pikirannya dalam bentuk code atau simbol yang
diharapkan bisa dimengerti pihak lain.
~ Pesan (message).
Hasil dari proses simbolisasi ide atau pikiran seseorang adalah sebuah
pesan. Berkaitan dengan hal ini, ada dua hal yang patut mendapat
perhatian. Pertama, pesan bukan sekedar kata-kata yang disampaikan
kepada pihak kedua untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi kadang-
kadang didalamnya terkandung pula agenda tersembunyi (hidden
agenda).
~ Umpan balik Setelah penerima pesan menerjemahkan pesan ke dalam
bahasa yang ia pahami dan menginterpretasikan pesan tersebut untuk
dipahami maknanya, selanjutnya penerima pesan akan mengirim balik
pesan tersebut kepada pengirim pesan awal.
~ Gangguan.
Proses komunikasi sesungguhnya tidak pernah lepas dan faktor
pengganggu. Yang dimaksud dengan faktor pengganggu adalah segala
sesuatu yang mengintervensi transmisi dan pemahaman terhadap
sebuah pesan Tentunya faktor pengganggu ini akan mempengaruhi
kualitas komunikasi.
 Perbedaan Komunikasi verbal Dan Non verbal.
Secara umum, komunikasi bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu
komunikasi dengan menggunakan kata-kata, disebut komunikasi
verbal dan komunikasi menggunakan simbol selain kata-kata, disebut
komunikasi nonverbal Masing- masing bentuk komunikasi akan
dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
~ Komunikasi Verbal
Ketika Anda membaca modul ini berarti Anda sedang melakukan
komunikasi Hanya saja sifat komunikasinya tidak langsung karena
pengirim informasi (penulis modul) mengirim pesannya menggunakan
kata-kata yang dituangkan dalam bentuk tulisan Berkomunikasi
menggunakan kata disebut komunikasi verbal. Selain dituangkan dalam
bentuk tulisan, komunikası verbal juga bisa diucapkan secara langsung
(face-to-face), disampaikan melalui telepon, faksimili, email,SMS atau
media lainnya. Secara umum, dengan demikian komunikasi verbal bisa
dilakukan melalui dua cara, yaitu (1) secara oral-diucapkan secara
langsung dan (2) secara tertulis dengan bantuan media. Selanjutnya,
bentuk komunikası verbal yang dilakukan secara oralbisa dibedakan
menjadi dua, yaitu berbicara langsung tanpa media (face-to-face
discussion) dan percakapan melalui media telepon atau teleconference
dengan bantuan teknologi informasi. Sedangkan
 Komunikasi Nonverbal
Terlepas bahwa komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang
paling banyak digunakan untuk mengirim informasi, namun harus
disadan bahwa kata- kata hanya sebagian kecil dari keseluruhan pesan
yang ingin dikomunikasikan Dibalik kata-kata sesungguhnya ada
elemen tersembuny yang menjadikan pesan menunjukkan makna
sesungguhnya. Elemen tersembunyi dimaksud adalah elemen yang
bersifat nonverbal, seperti intona dalam menyampaikan pesan,
penyampaian kalimat yang tidak patut (inflection), tingkat
kecepatan/kelambatan dalam menyampaikan pesan bahasa tubuh,
ekspresi wajah, dan elemen nonverbal lainnya Penjelasan ini secara
tidak langsung mengatakan bahwa komunikasi verbal terkadang tidak
efektif jika tidak dibarengi dengan komunikası nonverbal.

4. Jelaskan dinamika hubungan interpersonal, esensi konflik didalam


organisasi?
Jawab :
Organisasi merupakan berkumpulnya beberapa orang dengan
berbagai macam latar belakang. Mereka berasal dari latar belakang
pendidikan, budaya,etnik status sosial, dan pengalaman berbeda. Dengan
keragaman seperti ini bukan hal yang tidak biasa jika organisasi
diperlakukan bukan sekedar alat untuk mencapai tujuan, tetapi menyerupai
sebuah masyarakat dengan segala ragam kehidupan sosial yang melekat
didalamnya. Layaknya sebuah masyarakat, anggota organisasi memiliki
perilaku beragam.
hubungan interpersonal dapat dibedakan menjadi empat macam perilaku,
yaitu
altruism, kooperatif, kompetitif, dan konflik.
 Alturism.
Sering juga disebut perilaku prososial atau dalam konteks organisasi
disebut organizational citizenship behavior perilaku kewarganegaraan
organisasi adalah perilaku yang dimotivasi untuk mendahulukan
kepentingan orang lain daripada diri sendiri.
 Kooperatif
Perilaku kooperatif hampir sama dengan perilaku altruistik sehingga
banyak yang salah paham seolah-olah pengertian keduanya sama Padahal
perilaku altruistik dan kooperatif sesungguhnya berbeda. Perbedaan
keduanya terletak pada dampak bagi orang yang membantu orang lain.
 Kompetitif.
Istilah kompetisi sangat familier di telinga kita. Hampiz setiap hari kita
disuguhi kegiatan-kegiatan yang bersifat kompetitif mulai dari kompetisi
sepakbola Liga Super Indonesia (LSI) sampai ke Olimpiade San Nasional
(OSN). Semua orang tahu, dan karena aturannya demikian, bahwa dalam
kegiatan yang bersifat kompetisi
hanya akan menghasilkan satu orang atau satu klub menjadi pemenang
tidak peduli apakah itu LSI atau OSN.
 Konflik Berbeda dengan kompetisi yang merupakan tindakan
mengalahkan pihak lain, konflik akan muncul jika seseorang atau satu
pihak "menganggap" orang lain atau pihak lain menghalangi dirinya
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Penjelasan ini menyiratkan
bahwa konflik terjadi bila dua pihak memiliki tujuan yang bersifat
mutually exclusive dan interaksi diantara keduanya sengaja
dimaksudkan untuk mengalahkan, menekan atau mengakibatkan
kerugian bagi pihak lain.
 Esensi Konflik didalam organisasi
Penjelasan di atas menegaskan bahwa konflik merupakan bagian
integral dari kehidupan organisasi yang tidak bisa dihindari. Hal ini bisa
diartikan bahwa konflik adalah sebuah keniscayaan. Dalam lingkup
organisasi, konflik bukan hanya terjadi antarindividu, antarkelompok, atau
didalam kehidupan kelompok, tetapi juga antarorganisasi. Sedangkan
dalam lingkup yang lebih makro, konflik bahkan bisa terjadi antara negara
dengan negara lain.
Sejauh ini telah dibahas esensi konflik baik konflik fungsional maupun
disfungsional. Seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap
pencapaian tujuan organisasi tentunya tidak boleh membiarkan konflik
bergulir liar tanpa arah Membiarkan konflik berarti membiarkan dirinya
terperangkap ke dalam konflik Konflik fungsional sekalipun tetap harus
dikelola sebab perbedaan antara konflik fungsional dengandisfungsional
begitu tipis Sebuah konflik yang semula dianggap fungsional tiba-tiba bisa
berubah menjadi disfungsional misalnya, karena ada sebagian pihak yang
merasa lelah, tidak lagi punya energi untuk terus-menerus bersaing dengan
pihak lain. Di sinilah peran seorang manajer sangat diperlukan untuk
terus-menerus mengelola, menciptakan
konflik fungsional, dan di saat yang menjaganya agar tidak terjerumus ke
arah konflik disfungsional. Hal ini perlu mendapat perhatian karena konflik
biasanya melibatkan emosi sehingga menyelesaikan konflik disfungsional
jauh lebih sulit ketimbang menciptakan konflik fungsional.

Anda mungkin juga menyukai