Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Made Chandra Puspita

NIM : 048076048
Prodi Jurusan : Akuntansi Keuangan Publik
Mata Kuliah : Perilaku Organisasi

PT. Andika Persada merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada industri pariwisata.
Selama berdiri, perusahaan ini membuat kelompok kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini
dilakukan karena manajemen PT. Ayunda Persada menyadari bahwa setiap pekerjaan yang
dilakukan membutuhkan koordinasi antar bagian, saling bekerja sama sehingga tidak dapat
melakukan pekerjaan secara mandiri. Meski kontribusinya mungkin serba sedikit, keterlibatan
orang lain hampir pasti tidak bisa dihindarkan. Lebih dari itu, dalam batas-batas tertentu sebuah
pekerjaan hasilnya akan lebih efektif jika dikerjakan dalam sebuah kelompok.
Selain kelompok kerja, PT. Andika Persada juga membentuk TIM kerja dalam pekerjaan
sehari-hari, ada beberapa pekerjaan khususnya yang bersifat kompleks dan pekerjaan tersebut harus
dilakukan dengan melibatkan departemen lainnya agar pekerjaan berjalan lancar dan tepat waktu.

Menurut Saudara :
1) Apa perbedaan antara Kelompok dan Tim kerja? Jelaskan!
2) Faktor apakah yang melatarbelakangi pembentukan tim dalam sebuah organisasi?
3) Manfaat apa yang akan didapatkan jika pekerjaan dilakukan bersama dengan TIM?
Jelaskan!
JAWABAN

1. Perbedaan antara kelompok dan tim kerja, yaitu:


a. Kepemimpinan dalam kelompok biasanya dipegang oleh seseorang yang berpengaruh di
dalam kelompok, sedangkan anggota tim memiliki kedudukan yang sama, oleh karena itu,
kepemimpinan tidak didominasi oleh seseorang melainkan dishared di antara mereka.
b. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab secara individual terhadap kehidupan
berkelompok, sedangkan semua anggota tim secara bersama-sama bertanggung jawab
terhadap keberadaan dan kinerja tim.
c. Tujuan kelompok biasanya sama atau sejalan dengan tujuan umum organisasi, sedangkan
tim memiliki kebebasan untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh tim tersebut.
d. Produk yang dihasilkan kelompok merupakan hasil kerja individu per individu, sedangkan
produk yang dihasilkan tim merupakan hasil kerja tim bukan hasil kerja individual anggota
tim.
e. Pertemuan atau rapat-rapat kelompok lebih mementingkan efisiensi rapat yang tidak bertele-
tele, sedangkan dalam setiap pertemuan tim, diskusi biasanya dilakukan lebih terbuka agar
setiap masalah dapat dipecahkan dengan baik.
f. Tingkat efektivitas kelompok diukur secara tidak langsung, yakni sejauh mana kelompok
bisa mempengaruhi anggota kelompok lain, sedangkan kinerja tim diukur secara langsung
dengan menilai output atau produk yang dihasilkan tim.
g. Kelompok mendiskusikan persoalan, memutuskan, dan mendelegasikan kepada anggota
kelompok, sedangkan tim mendiskusikan, memutuskan dan melakukan kerja bersama.

2. Faktor yang melatarbelakangi pembentukan tim dalam sebuah organisasi, yaitu:


a. Fokus pada pelayanan konsumen. Tantangan pertama yang dihadapi para manajer adalah
layanan konsumen. Dewasa ini terjadi pergeseran dalam praktik bisnis khususnya yang
berkaitan dengan layanan kepada konsumen. Selama ini hubungan antara perusahaan dengan
konsumen cenderung bersifat transaksional di mana konsumen dianggap semata-mata
sebagai sumber ekonomi bagi perusahaan. Akibatnya, hubungan antara perusahaan dengan
konsumen lebih bersifat jangka pendek dan interaksi diantara keduanya sangat minimal.
Pola hubungan seperti ini mulai bergeser menjadi pola hubungan relasional di mana
hubungan antara kedua berlangsung dalam kurun waktu lama, semakin intensif dan
dibangun atas dasar kepercayaan diantara orang-orang yang terlibat dalam hubungan
tersebut. Salah satu alasan mengapa terjadi pergeseran pola hubungan seperti ini adalah
adanya fakta bahwa 85% konsumen yang berhenti membeli dari sebuah perusahaan karena
mereka yakin bahwa perusahaan tidak peduli terhadap konsumen. Disamping itu, biaya
untuk mendapatkan konsumen baru berkisar 10 kali lipat dibandingkan dengan membuat
senang konsumen lama. Karena alasan inilah membentuk tim yang bisa menjaga hubungan
dengan konsumen menjadi teramat penting. Sebagai contoh. peningkatan laba perusahaan
bisa mencapai 85% jika perusahaan bisa mengurangi konsumen yang berhenti membeli
hanya sebesar 5%.
b. Kompetisi. Tantangan kedua adalah semakin meningkatnya persaingan bisnis. Dewasa ini
persaingan bisnis yang semakin meningkat pasti dirasakan oleh setiap pelaku bisnis.
Meskipun demikian, diantara mereka ada juga pemain dominan yang menguasai bagian
pasar yang sangat besar dan tentunya menghasilkan laba yang juga sangat besar. Sementara
pemain lain ditinggal sendirian untuk melayani pasar yang tidak seberapa. Ambillah contoh
Microsoft. Sistem operasi Windows dan produk-produk office lainnya, seperti Word, Excel,
Power Point, Outlook, dan Access menguasai pasar dunia. Microsoft mempekerjakan ribuan
orang karyawan untuk menghasilkan produk-produk tersebut yang dikoordinasikan oleh tim-
tim kerja. Di sini menunjukkan betapa peranan tim sangat penting dalam lingkungan bisnis
yang sangat kompetitif yang memiliki filosofi "winner-take-all battle for market share". Hal
ini bisa diartikan bahwa karyawan diharapkan memiliki spesialisasi agar menjadi ekspert di
satu bidang tertentu sehingga orang lain atau perusahaan lain sangat tergantung kepadanya.
Harapan ini sejalan dengan inti dari sebuah tim, yaitu masing-masing anggota memiliki
keahlian tertentu.
c. Era informasi. Faktor ketiga yang menjadi tantangan para manajer adalah munculnya era
infomasi. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi sehingga informasi bisa
mengalir begitu cepat menyebabkan karyawan menjadi tidak bernmakna jika mereka tidak
memiliki pengetahuan. Karyawan dituntut menjadi knowledge worker sementara tim
berfungsi sebagai integrator pengetahuan. Di sisi lain, dengan bantuan teknologi informasi
yang berfungsi sebagai katalisator bagi kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge
economy), peran seorang manajer bisa dikatakan berubah total. Manajer tidak lagi sebagai
penanggung jawab utama untuk mengumpulkan informasi dari yang pekerja di bawahnya
dan membuat komando dalam pembuatan keputusan tetapi, lebih penting dari itu, tugas
penting para manajer adalah mengidentifikasikan sumber daya-sumber daya kunci yang bisa
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tim dan selanjutnya mengkoordinasikan pemanfaatan
sumber daya tersebut untuk kepentingan organisasi secara keseluruhan. Berkaitan dengan
perubahan di atas, pekerjaan anggota tim juga berubah total. Kehadiran teknologi informasi
bagi sebuah tim bisa dianggap sebagai ancaman dan sekaligus sebagai tantangan tersendiri.
Dewasa ini ribuan jenis pekerjaan tidak lagi dikerjakan oleh manusia, tetapi telah
tergantikan oleh komputer. Akibatnya, banyak pekerjaan yang hilang. Di saat yang sama
seseorang bisa bekerja di rumah dengan bantuan komputer. Demikian juga keputusan-
keputusan penting bahkan dilakukan oleh. kontraktor yang notabenenya bukan pegawai
langsung sebuah perusahaan. Perubahanperubahan dramatis seperti ini tentunya menuntut
organisasi untuk melakukan penilaian dan penataan kembali lingkungan kerjanya.
d. Globalisasi. Tantangan keempat yang dihadapi para manajer adalah globalisasi. Dewasa ini
seolah-olah tidak ada lagi batas negara ketika urusannya adalah ekonomi. Aliran dana bisa
berpindah dari negara ke negara lain dalam hitungan detik. Demikian juga pengambilalihan
perusahaan oleh perusahaan lain, restrukturisasi, dan outsourcing menjadi fenomena sehari-
hari dunia bisnis. Akibatnya, dibutuhkan seseorang yang ahli di bidang tertentu seorang
spesialis untuk menangani fenomena-fenomena baru dunia bisnis yang sebelumnya tidak
pernah terjadi. Bukan hanya itu, keahlian tersebut juga harus didukung oleh kemampuan
bekerja sama dengan orang lain yang juga memiliki spesialisasi tertentu di bidang berbeda.
Alhasil, globalisasi pada akhirnya mengubah tatanan organisasi dengan batasan-batasan baru
yang berbeda dengan era sebelumnya. Batasan baru tersebut mengakibatkanterpisahnya
anggota organisasi dari anggota lainnya namun sekaligus mereka untuk saling berhubungan
karena adanya saling menuntut ketergantungan. Artinya, anggota tim harus terintegrasi
melalui koordinasi dan sinkronisasi dengan berbagai pihak. Tim juga dituntut untuk
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik karena anggota-anggotanya boleh jadi
terpisah oleh jarak yang jauh yang tidak memungkinkan mereka selalu bertemu muka. Jika
semua prasyarat ini dipenuhi maka terciptalah apa yang disebut Virtual tim, yaitu sebuah tim
kerja yang tidak pernah bertemu muka, tetapi mereka bisa bekerja sama seolah-olah mereka
berada pada gedung yang sama.

3. Manfaat yang didapatkan jika pekerjaan dilakukan bersama dengan tim adalah:
a. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan pemecahan masalah. Membawa masuk beberapa
orang yang memiliki ide, cara pandang, pengetahuan, keterampilan yang sangat bervariasi
ke dalam sebuah tim, tidak saja bisa menghasilkan sinergi, tetapi juga sangat bermanfaat
bagi pemecahan masalah yang hampir tidak mungkin dilakukan secara individual atau dalam
sebuah kelompok yang mengerjakan pekerjaan rutin. Sebagai contoh, sebuah tim pemasaran
terdiri dari bebarapa orang. yakni orang yang kaya ide, orang yang menyukai hal-hal detail,
dan orang yang memiliki kemampuan grafis. Orang yang kaya dengan ide bisa memimpin
untuk menciptakan ide-ide baru; sedangkan yang sangat handal dan menyukai halhal bersifat
detail bisa berinitiatif untuk melakukan penelitian agar ide-ide tersebut bisa operasional dan
orang ketiga yang memiliki kemampuan grafis bisa merangkumnya menjadi presentasi
pemasaran yang sangat menarik.
b. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Seperti dikatakan sebelumnya, tim kerja
biasanya melibatkan beberapa orang berkualitas yang memiliki latar belakang dan sudut
pandang berbeda. Dengan komposisi anggota tim seperti ini, tentunya akan bermunculan
ide-ide baru dan alternatif pemecahan masalah yang lebih variatif sehingga bisa diyakini
bahwa kualitas pengambilan keputusannya juga semakin baik.
c. Memperbaiki proses. Dalam sebuah tim hampir semua kegiatan selalu dilakukan dengan
berkoordinasi diantara anggota tim sehingga masing-masing anggota bisa saling memberi
masukan dan saling belajar dari anggota lainnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika
kegiatan tim selalu terorgansir dan tersistem dengan baik. Sebagai contoh, tim kerja sebelum
memulai pekerjaan biasanya terlebih dahulu berkoordinasi untuk membuat sistem
perencanaan agar semua anggota tim bisa memberi kontribusi terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Demikian juga, setiap pekerjaan biasanya diditribusikan secara merata kepada
semua anggota tim sehingga proses penyelesaian pekerjaan menjadi semakin efisien.
Sederhananya, kehadiran tim dimanfaatkan untuk memperbaiki proses yang lebih sistematis.
d. Meningkatkan kompetisi secara global. Tidak dipungkiri bahwa perusahaanperusahaan
multinasional sebelum memasuki pasar dunia biasanya didahului oleh sebuah riset pasar
untuk mengetahui aspek-aspek pemasaran penting yang harus mendapat perhatian. Riset
pasar seperti ini sebaiknya, kalau tidak dikatakan harus, melibatkan tim peneliti lokal yang
mengetahui kondisi masyarakat setempat. Keberhasilan perusahaan Jepang di Indonesia
tidak lain karena riset pasar yang melibatkan peneliti Indonesia sebagai bagian dari tim
peneliti.
e. Meningkatkan kualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaanperusahaan besar
yang aktivitasnya sangat kompleks dan menjalankan bisnisnya pada skala global, standar
kualitasnya meningkat setelah perusahaan tersebut mengadopsi tim kerja. Peningkatan
kualitas ini disebabkan peningkatan produktivitas, rasa memiliki terhadap pekerjaan,
peningkatan akuntabilitas, efisiensi, dan customer service.
f. Meningkatkan komunikasi. Manfaat lain dari tim kerja adalah semakin baiknya komunikasi
antarkaryawan. Hal ini tidak lepas dari pola komunikasi dalam tim kerja yang serta merta
top down dan one way communication. Tim cenderung mengadopsi pola komunikasi segala
arah lateral, komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan bahkan komunikasi dengan
pihak-pihak di luar organisasi. Kebutuhan komunikasi seperti ini menjadi sangat mendesak
karena dalam tim setiap tindakan harus terlebih dahulu dikomunikasikan sehingga diantara
anggota bisa berbagi informasi dan ide serta bisa saling belajar.
g. Mengurangi perputaran karyawan dan tingkat absensi, dan meningkatkan semangat kerja
karyawan. Secara behavioral, tim kerja bisa mengubah perilaku dan sikap kerja karyawan
yang sebelumnya negatif menjadi positif. Semua ini dicapai karena munculnya perasaan
bahwa semua anggota tim adalah teman yang bisa saling memberi masukan, bisa menikmati
hasil bersama, dan sama-sama memiliki perasaan bahwa semua anggota tim memberi
pengaruh terhadap hasil kerja tim. Perasaan seperti ini mengakibatkan anggota merasa lebih
bahagia, lebih memiliki komitmen, dan lebih loyal kepada tim dan organisasi tempat kerja.
Dampak lanjutannya bisa diduga, yakni kemauan karyawan untuk bersama organisasi,
menurunnya tingkat absensi karyawan, dan lebih penting lagi semangat kerja karyawan
meningkat.

Sumber: EKMA4158

Anda mungkin juga menyukai