1). Suhu
Suhu sebagai salah satu faktor lingkungan terpenting¢ yang mempengaruhi dan menentukan
macam organisme yang dominan selama fermentasi. Beberapa hal sehubungan dengan suhu
untuk setiap mikroorganisme dapat digolongkan sebagai berikut :
Suhu minimum, di bawah suhu itu pertumbuhan¢ mikroorganisme tidak terjadi lagi.
Suhu optimum, sebagai suhu yang memungkinkan¢ pertumbuhan mikroorganisme paling
cepat. Suhu maksimum, di atas suhu itu pertumbuhan¢ mikroorganisme tidak mungkin terjadi
lagi.
Dalam proses fermentasi ini dibutuhkan suhu (temperatur) optimal 30 – 50 derajat Celcius
(hangat). Bila suhu terlalu tinggi mikroorganisme kurang efektif bekerja. Bila suhu terlalu
rendah, mikroorganisme tidak dapat bekerja. Proses pembuatan bokashi sebaiknya ditempat
yang teduh, terlindung dari sinar matahari dan hujan secara langsung.
Penurunan pH akibat aktivitas metabolisme kultur starter yang digunakan menyebabkan
terjadinya koagulasi atau penggumpalan susu menjadi dadih dan mencegah pertumbuhan
bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Bakteri yang dipergunakan sebagai kultur starter
menyesuaikan diri terhadap perubahan pH melalui pengaturan pH internal sitoplasmanya
(Neidhardt et all, 1990). Perkembangan derajat keasaman ini merupakan prinsip penting yang
bertanggungjawab terhadap kualitas dan keamanan keju segar yang dihasilkan karena
penurunan pH membangun tekstur, aroma, dan warna keju (Marchesseau, 1997).
2). Asam
Bakteri asam laktat memerlukan nutrisi yang sangat kompleks dan umumnya hidup pada
medium yang kaya akan nutrisi seperti berbagai jenis makanan. Pada pembuatan keju kondisi
pertumbuhan yang berbeda dapat menghasilkan produk akhir fermentasi yang berbeda pula.
Secara umum niasin dan asam pantotenat esensial bagi pertumbuhan bakteri asam laktat.
Salah satu perbedaan penting dari group bakteri asam laktat adalah pola pembentukan produk
fermentasi glukosa yaitu terdapat kelompok homofermentatif secara prinsip hanya
menghasilkan asam laktat tanpa produksi gas CO2 dan komponen aroma dari penguraian
glukosa sedangkan kelompok heterofermentatif menghasilkan asam laktat dan berbagai
metabolit lain sebagai produk akhir
3) Garam
Pada keju, seperti pada banyak makanan, garam biasanya berfungsi sebagai bumbu. Tetapi
garam memiliki efek-efek penting yang lain, seperti memperlambat aktifitas biang dan
proses-proses bakteri yang berkaitan dengan pematangan keju. Pemberian garam ke dalam
dadih menyebabkan lebih banyak kelembaban dikeluarkan, baik melalui efek osmotik dan
efek penggaraman pada protein. Tekanan osmotik bisa disamakan dengan pembentukan
pengisap pada permukaan dadih, menyebabkan kelembaban tertarik keluar
Selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan
permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju
ketika memasuki proses maturasi
4) Oksigen
Oksigen selama proses fermentasi¢ harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak atau
menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang
berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi.
Tersedianya oksigen memegang peranan penting bagi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme membutuhkan jumlah oksigen yang berlainan untuk pertumbuhan atau
membentuk sel sel baru.
5)Alkohol
Alkohol dapat berfungsi sebagi pengawet dan tergantung pada konsentrasinya .
6)Mikroorganisme
Jika mikroorganisme terdapat dalam jumlah banyak dan cepat berkembang biak maka
mikroorganisme dapat menguasai lingkungannya dan memungkinkan mikroorganisme untuk
tumbuh. Pertumbuhan mikroorganisme dicirikan oleh pertambahan massa sel, konstituen
seluler dan pertambahan jumlah sel yang dapat terjadi apabila kondisi kimiawi dan fisika
tertentu terpenuhi (Gumbira, 1987 ; Neihhardt et al., 1990). Bakteri tumbuh dengan cara
pembelahan sel dengan membelah secara simetris menjadi dua sel. Pertumbuhan
mikroorganisme dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yakni ketersediaan nutrisi, suhu,
pH, oksigen, pengaruh aktivitas air dan pengaruh potensi genetik dari bakteri itu sendiri
(Fardiaz, 1998). Pengukuran pertumbuhan sel secara kuantitatif disajikan dalam bentuk kurva
pertumbuhan yang menunjukkan hubungan antara biomassa / jumlah sel terhadap waktu,
secara umum terdapat empat fase pertumbuhan mikroorganisme pada medium fermentasi
sistem batch (sistem curah) yakni fase adaptasi, fase logaritma, fase stasioner, dan fase
kematian sel.
Jenis bakteri ini berperan utama dalam mengubah laktosa (zat gula) pada susu menjadi asam
laktat, dimana proses ini dapat menurunkan pH keju sehingga tidak membusuk oleh bakteri
pembusuk. Langkah ini adalah proses pertama untuk membuat keju menjadi lezat. Pada
dasarnya terdapat 2 jenis bakteri asam laktat yaitu Lactococcus (berbentuk bulat)
dan Lactobacillus (berbentuk batang). Lactobacillus yang paling sering dimanfaatkan untuk
pembuatan keju sedangkan Lactococcus kini banyak dimanfaatkan untuk pengobatan
penyakit. Jika Anda mengenal keju Swiss (Emmental Cheese) atau keju Italia (Mozarella),
maka bakteri Lactobacillus beserta Propionibacterium freudenreichii dan Streptococcus
thermophilus adalah 3 jenis bakteri yang digunakan dalam membuat keju
tersebut. Streptococcus thermophilus yang juga berperan dalam tahap awal pematangan keju.
Sumber :
Daulay D. 1991. Monograf Fermentasi Keju. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi IPB.
Hutkins RW. 2006. Microbiology and Technology of Fermented Foods. USA: Blackwell
Publishing.
Marth EH and Steele JL. 2001. Applied Dairy Microbiology. Ed ke-2. New York: Marcel
Dekker Inc.
Pillidgea C J. 2002. Autolysis of Lactococcus lactis. International Dairy Journal 12: 133–
140.
Rahman A dkk. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi IPB.
Robinson RK. 2000. Encyclopedia of Food Microbiology. Volume 2. New York: Academic
Press.
Singh TK, Drake MA, and Cadwallader KR. 2003. Flavor of Cheddar Cheese:A Chemical
and Sensory Perspective. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety 2: 139-
162.