DISYA T.A. (18031010175) BAYU AJI B. (18031010182) RA NIYATUL F. (18031010187) ARBITER K. B. (18031010191) I MADE R. K. (18031010205)
BAKTERI STREPTOCOCCUS-LACTIS PADA PEMBUATAN KEJU Apa sih Bakteri Streptococcus Lactis ?? bakteri gram positif yang digunakan secara ekstensif dalam produksi susu mentega and keju
Mengapa Bisa ??
Bakteri ini memiliki katalase negatif dan
homofermentatif. Itu milik kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL) Sehingga, dapat dengan cepat menurunkan pH dan potensi redoks dari media kultur BAGAIMANA KARAKTERISTIK BAKTERI STREPTOCOCCUS LACTIS ? Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Bacteria Divisi : Firmicutes Kelas : Bacilli Ordo : Streptobacillales Famili : Streptococcaceae Genus : Streptococcus Spesies : L. lactis Karakteristik Streptococcus lactis yaitu merupakan bakteri gram positif, bersifat mesofilik dan fakultataif anaerob. Bakteri ini tidak membentuk spora, tidak motil, selnya berbentuk bulat atau ovoid dengan ukuran 0.5 – 1.5 µm Susunan selnya berpasangan atau berantai. Streptococcus lactis melakukan metabolisme karbohidrat secara homofermentasi dan menghasilkan L(+)-asam laktat dari glukosa. Streptococcus lactis mempunyai dua subspesies yang sangat berperan dalam fermentasi susu diantaranya Streptococucus. Lactis subsp. lactis dan cremoris. Apa sih KEJU ?? Keju adalah makanan yang dibuat dari dadi susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan pengumpulan bagian casein dari susu dan susu skim.
Pengumpulan ini terjadi dengan adanya enzim rennet
(enzim lain yang cocok) atau dengan meningkatkan keasaman susu melalui fermentasi asam laktat, atau dengan kombinasi kedua teknik ini yaitu dengan menggunakan bakteri Streptococcus lactis. Dalam pembuatan keju, susu diubah menjadi bahan pangan yang lebih padat, lebih bergizi dan tidak mudah rusak.
Pada dasarnya, pembuatan keju terdiri dari
pengumpalan susu untuk membentuk dadi susu (tahu susu), pemotongan padatan itu menjadi potongan kecil, pengeringan dari tahu keju dan pengkemasan.
Berbagai jenis keju tergantung pada bagaimana tahu
susu itu diperlakukan dalam arti lamanya tahu keju itu dikenakan suasana asam, panas dan kondisi- kondisi pematangan. Sifat-Sifat Strepcoccus lactis untuk Produksi Keju Sifat-sifat penting Strepcoccus lactis untuk produk keju Peran Positif Bakteri Strepcoccus lactis dalam Produksi Keju Pada pembuatan keju, bakteri Strepcoccus lactis dibutuhkan ketika untuk menghasilkan asam laktat Asam laktat menghasilkan gumpalan susu berbentuk seperti tahu, gumpalan ini dipadatkan dan diberi garam, garam berfungsi untuk proses pengeringan, pengeraman, penambah rasa, dan pengawet. Keju diperam untuk dimatangkan selama 4 minggu. selama proses pemeraman inilah tekstur dan cita rasa terbentuk. Peran Negatif Bakteri Strepcoccus lactis dalam Produksi Keju Strepcoccus lactis dalam keju mendatangkan kerugian apabila kehadirannya merubah nilai organoeleptik yang tidak dikehendaki, menurunkan berat atau volume, menurunkan nilai gizi, merubah bentuk dan susunan cahaya serta menghasilkan racun, atau toksin yang membahayakan, oleh karena itu, sejak bahan baku, selama proses, selama penyimpanan harus selalu diperhatikan karena dapat terjadi pembusukan. Proses dalam Produksi Keju Reaksi Kimia Pembuatan Keju Semua bahan keju mengalami degradasi secara biokimia selama proses pengolahan. Pada proses fermentasi, laktosa terdegradasi menjadi asam laktat sebagaimana persamaan reaksi berikut:
Dengan adanya bakteri asam propanoat (sabagaimana dalam keju
Emmental), asam laktat berubah menjadi asam propanoat, asam asetat dan CO2, berdasarkan reaksi berikut: Rasio asam propanoat dan asam asetat dipengaruhi oleh potensial redoks keju, misalkan dengan keberadaan nitrat, rasio lebih rendah. Fermentasi asam propanoat dapat ditujukkan oleh gambar di bawah: Degradasi lemak susu tergantung pada jenis bakteri yang ditambahkan. Kebanyakan jenis keju, lipolisis menjadi prasyarat untuk memperoleh aroma yang nikmat. Lipolisis dilakukan dengan cara homogenisasi susu yang membebaskan asam lemak sehingga mempengaruhi aroma keju. Pada adisi asam lemak bebas, 2-alkanon dan 2-alkanol terbentuk sebagai produk β-oksidasi asam lemak. Pada saat pencetakan, Penicillium roqueforti menggunakan β-ketoasil-CoA deasilase (thiohidrolase) dan β-ketoasid dekarboksilase untuk menghasilkan tipikal senyawa yang memberikan aroma pada keju semi-lunak. Degradasi protein menjadi asam amino terjadi dengan peptida sebagai produk intermediet. Berdasarkan varietas keju, 20-40% kasein berubah menjadi turunan protein yang larut, di mana 5-10% merupakan asam amino. Range pH 3-6 adalah kondisi optimum untuk aktivitas peptidase Penicillium roqueforti. Proteolisis dipengaruhi oleh kandungan air dan garam dalam keju. Dalam keju padat, kandungan asam amino sekitar 2,8-9%. Asam glutamat merupakan asam amino bebas yang sangat penting untuk rasa keju. Kesalahan saat pematangan dapat menyebabkan terbentuknya peptida yang berasa pahit. Asam amino dapat mengalami perubahan (reaksi) lebih lanjut. Pada pematangan keju dengan kondisi pH yang lebih rendah dapat meyebabkan dekarboksilasi menjadi amina, sedangakan pada kondisi pH yang lebih tinggi dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi. Proteolisis tidak hanya berkontribusi pada aroma, tetapi juga mempengaruhi tekstur keju. Proteolisis dapat mencairkan hampir seluruh massa keju lunak yang dimatangkan secara berlebih.
Untuk menghindari terjadinya reaksi dekarboksilasi
maupun oksidasi asam amino, maka harus dijaga pH saat pematangan keju, sehingga pH tidak terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Dengan menjaga kondisi saat pematangan maka akan diperoleh keju dengan rasa, aroma dan tekstur yang enak.