Bidang: Pengawasan
Disusun oleh:
Disusun oleh:
Surabaya, ………………………….
Menyetujui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Dosen Pengampu Mata Kuliah,
Mengetahui,
Koordinator Progdi Arsitektur
Segala puji bagi Allah S.W.T karena atas kemurahan rahmat, taufiq, dan
hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas praktik profesi
sebagai persyaratan untuk lulus mata kuliah Praktik Profesi. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.
yang diutus oleh Allah sebagai penyempurna akhlak dan juga penerang bagi umat
manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah praktek profesi bapak Heru Prasetiyo Utomo, ST., MT. dan
bapak Azkia Avenzoar, ST., MT.
2. Dosen pembimbing praktek profesi bapak Dominikus Aditya F, ST., M.Ars.
3. Bapak Ir. Wawan Ardiyan Suryawan, ST., MT, selaku Direktur Utama dari CV.
AS Cipta Design Consultant.
4. Bapak Novan Satria Kurniawan selaku pembimbing lapangan praktek profesi
yang ada di proyek Pengawasan Gedung SMKN KRIAN 2.
5. Mas Muhammad Irvan Reza Pahlevi, selaku perwakilan pembibimbing dari CV.
AS Cipta Design Consultant dan juga kakak tingkat kami.
6. Segenap staff dari CV. AS Cipta Design Consultant.
7. Teman – teman Mahasiswa Program Arsitektur Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran:” Jawa Timur angkatan tahun 2018.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Proposal ini.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan
balasan yang berlipat ganda. Amin. Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan,
laporan magang ini masih jauh dari sempurna, sehingga masukkan dan kritikkan yang
kostruktif sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga
laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang khususnya untuk para pembaca.
Hormat kami,
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
LAMPIRAN FORM KEGIATAN ( A ) .............................................................................................. 33
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN MAGANG ( B ) ........................................................................... 39
LAMPIRAN DOKUMEN PROYEK ( C ) ......................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 pemasangan dinding bata ringan dan struktur kolom dinding ......................................... 10
Gambar 3.1 Letak Lokasi Proyek ........................................................................................................... 11
Gambar 3.2 RAB tahap pertama lembar pertama ................................................................................ 13
Gambar 3.3 RAB tahap pertama lembar kedua .................................................................................... 14
Gambar 3.4 RAB tahap pertama lembar ketiga .................................................................................... 14
Gambar 3.5 Rencana pondasi gedung Workshop ................................................................................. 16
Gambar 3.6 Detail pondasi strauss ....................................................................................................... 16
Gambar 3.7 Pekerjaan Kolom ............................................................................................................... 18
Gambar 3.8 Rencana Kolom .................................................................................................................. 18
Gambar 3.9 Rencana Balok ................................................................................................................... 19
Gambar 3.10 Pengerjaan dinding.......................................................................................................... 20
Gambar 3.11 Rangka atap truss ............................................................................................................ 21
Gambar 3.12 Rangka atap frame .......................................................................................................... 21
Gambar 3.13 Struktur rangka atap Workshop SMKN KRIAN 2 ............................................................. 21
Gambar 3.14 Rangka atap Bengkel Workshop SMKN KRIAN 2 ............................................................ 22
Gambar 3.15 material atap Bengkel Workshop SMKN KRIAN 2 .......................................................... 22
Gambar 3.16 penggunaan dec beton setengah lingkaran pada l Workshop SMKN KRIAN 2 ............... 23
Gambar 3.17 pembuatan canopy sebagai sun shading pada bangunan Workshop SMKN KRIAN 2 ... 23
Gambar 3.18 penggunaan acp pada bangunan Workshop SMKN KRIAN 2 ......................................... 24
Gambar 3.19 Pengerjaan dinding.......................................................................................................... 26
Gambar 3.20 Pengerjaan dinding.......................................................................................................... 26
Gambar 3.21 Finishing Kamar Mandi .................................................................................................... 26
Gambar 3.22 Pengerjaan Lantai ............................................................................................................ 27
Gambar 3.23 pengerjaan pipa pada bangunan Workshop SMKN KRIAN 2 .......................................... 28
iii
DAFTAR LAMPIRAN
a) Form-form Kegiatan
• Copy Surat Permohonan Magang Praktik Profesi (Form 2)
• Copy Surat Tanggapan Permohonan Magang Praktik Profesi (Form 3)
• From 4a: Asistensi dengan Dosen Pembimbing
• Form 4c: Logbook Kerja Mahasiswa
b) Foto-foto Kegiatan Magang Praktik Profesi
c) Lampiran C Dokumen Proyek
• Gambar kerja proyek
• Time schedule pelaksanaan proyek
• Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek
• Rencana Kerja dan Syarat (RKS) proyek
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang mahasiswa yang telah melakukan pendidikannya di universitas pastinya akan langsung
terjun ke dunia kerja dan kembali bermanfaat untuk masyarakat. Untuk bisa terjun langsung ke dunia
kerja seorang mahasiswa yang telah lulus harus mempunyai bekal yang dapat berguna nantinya di
bidang yang dipelajari di jenjang perkuliahan. Jika hanya menggunakan ilmu yang hanya didapat di
dalam pembelajaran kuliah, tidaklah cukup karena ilmu yang didapat di universitas masih bersifat statis
dan kaku untuk diterapkan di dunia kerja yang nyata. Tentu saja apa yang ada pada teori perkuliahan
tentu saja tidak sama dengan apa yang akan didapat di dunia kerja langsung.
Maka dari itu adanya Praktek Profesi sangat diperlukan untuk mahasiswa yang nantinya akan lulus
dan bekerja di bidang yang sesuai dengan jurusan yang ditekuni di perkuliahan. Praktek Profesi adalah
salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1).
Para mahasiswa terutama mahasiswa Aristektur yang mengikuti Praktek Profesi diharapkan dapat
mengetahui dan memahami hubungan antara teori arsitektur dengan penerapannya di lapangan secara
khusus maupun umum. Selain itu, mahasiswa Arsitektur juga diharapkan dapat terlibat dalam kerja
praktek ini, sehingga mendapat wawasan lebih banyak mengenai objek yang ditinjau pada saat
pelaksanaan kerja praktek dan akan menjadi nilai tambah dan pengalaman berpikir bagi mahasiswa
setelah menyelesaikan kerja praktek tersebut.
CV. AS Cipta Design Consultant merupakan suatu perusahaan yang bergabung dan bergerak
dalam bidang kontraktor, konsultan bangunan, kontraktor arsitektur dan konsultan desain interior yang
telah memiliki pengalaman dalam menangani bidangnya. Bergerak pada proyek kontruksi perumahan
dan juga gedung, baik berupa proyek pemerintahan, swasta dan juga melalui relasi personal. Kami
tertarik untuk melakukan Praktek Profesi di perusahaan ini karena melihat citra perusahaan yang baik
dan berpengalamannya perusaahan ini.
Proyek tempat kami melakukan praktek profesi ini adalah proyek pembangunan Gedung Workshop
SMKN KRIAN 2, Krian, Sidoarjo. Di dalam proyek ini berisi pekerjaan pembangunan struktural dan
arsitektural Gedung Workshop SMKN KRIAN 2. Proyek ini berada di Desa Bakalan, Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo. Bidang praktek profesi yang kami pilih pada proyek ini adalah konsultan
pengawasan. Kami memilih bidang pengawasan agar kami dapat mengetahui bidang pekerjaan
struktural dan progres pembangunan proyek di lapangan secara langsung. Kami berharap hasil praktek
profesi di bidang pengawasan ini dapat menambah ilmu kami sehingga kami tidak hanya mendapat ilmu
perancangan arsitektur dan tahap tahapan ilmu lainnya di perkuliahan tetapi juga dapat memiliki
1
pandangan tentang progress atau tahapan tahapan dan pengalaman lainnya yang didapat dari proyek
pengawasan lapangan ini.
1.2.1. Tujuan
Tujuan program mata kuliah praktik profesi bagi mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas
Arsitektur dan Desain Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur secara umum
bertujuan untuk:
1. Mendapatkan ilmu manajerial, pola pikir yang runut, logis dan rasional dengan bekal
pengetahuan dasar arsitektur untuk menganalisis suatu proyek;
2. Mendapatkan kemampuan untuk mengelola pekerjaan di bidang arsitektur, serta memecahkan
problem-problem perancangan dan pelaksanaan yang ada di lapangan;
3. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh dalam perkuliahan untuk diterapkan dalam lapangan kerja;
4. Mahasiswa dapat mengenal pelaksanaan dan proses desain yang sebenarnya;
5. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang dikerjakan di kampus dengan praktik kerja
di lapangan;
6. Mahasiswa dapat memperdalam wawasan terhadap sistem kerja interdisiplin secara
profesional;
7. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan serta pengalaman dalam
pengerjaan desain interior di masyarakat;
1.2.1. Sasaran
Sasaran program mata kuliah praktik profesi bagi mahasiswa Program Studi Arsitektur ini
antara lain:
1. Berkomunikasi aktif dengan manajer proyek untuk dapat bekerja sama dengan baik dalam
menjalankan program praktek profesi.
2. Mengetahui sistem kinerja proyek dalam bidang pengawasan meliputi pengawasan di
lapangan, shop drawing, serta laporan harian sampai laporan akir pekerjaan.
2
3. Terlibat dalam beberapa kegiatan proyek yang sedang dilaksanakan oleh perusahaan sehingga
ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat saat mencari kerja setelah lulus S1
4. Mempelajari ilmu tentang struktur bangunan yang dapat diamati saat melakukan pengawasan
di beberapa proyek.
5. Mempelajari sistem MEP dalam proses pembangunan Gedung Workshop SMKN KRIAN 2.
6. Mengetahui progress pengerjaan bangunan di lapangan dan mempelajari cara mengatasi
kendala pembangunan apabila terjadi perbedaan keadaan di lapangan dengan gambar kerja
dari pelaksana. 3
7. Mempelajari sistemasi koordinasi antara kontraktor dengan konsultan pengawas selama proses
pembangunan proyek.
8. Mengetahui sistemasi rapat koordinasi, baik antara konsultan pengawas dan pihak kontraktor,
maupun rapat koordinasi terkait progress pekerjaan proyek dengan pihak SMKN KRIAN 2.
9. Menyusun laporan hasil praktik profesi atas apa yang diamati dan dikerjakan di
perusahaan/proyek;
Lokasi proyek : Desa Bakalan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Tahap pekerjaan :
3
• Bab I Pendahuluan
Bab I sekurang-kurangnya berisi tentang latar belakang pemikiran tentang pelaksanaan Praktek
Profesi, tujuan dan manfaat pelaksanaan Praktek profesi, serta hal-hal lain yang dianggap
melatarbelakangi pelaksanaan Praktek Profesi. Pada bab I ini terdiri dari empat sub bab pembahasan,
yaitu :
1. Latar belakang
2. Tujuan dan sasaran
3. Lingkup pekerjaan
4. Sistematika laporan.
1. Profil perusahaan (visi, misi, manajemen / struktur organisasi, bidang usaha perusahaan, ruang
lingkup layanan perusahaan, dan informasi lain tentang perusahaan)
2. Struktur organisasi
3. Administrasi proyek, (4) Lingkup Pekerjaan Perusahaan (5)
4
yang pernah dilakukan mahasiswa selama Praktek Profesi, serta saran bagi pihak yan bersangkutan
dalam penyelenggaraan Praktek Profesi di waktu yang akan datang. Serta Lampiran yang berisi Surat
Keterangan dari perusahaan, Jurnal Kegiatan Praktek Profesi, foto-foto dokumentasi, dan dokumen lain
yang dianggap perlu untuk dilampirkan.
5
BAB II
CV mempunyai ciri yaitu di dalam sebauh CV terdapat dua jenis keanggotaan yaitu sekutu aktif
dan sekutu pasif. Sekutu aktif merupakan anggota yang memiliki peran menjalankan aktivitas
perusahaan serta memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas. Sedangkan sekutu pasif adalah anggota
yang memberikan modal usaha tanpa ikut serta didalam menjalankan aktivitas perusahaan, serta
memiliki tanggung jawab hanya sebesar modal yang ditanamkan pada perusahaan.
Adapun tujuan CV dibentuk agar sebuah badan usaha dapat menjalankan aktivitas bisnisnya
dengan resmi dan legal sesuai hukum. Karena CV pada umumnya didirikan dengan akta dan
didaftarkan melalui notaris sehingga mempunyai payung hukum.
Menurut Wijayanta & Widyaningsih (2007: 70) terdapat kelebihan dan kekurangan dalam
mendirikan sebuah CV. Kelebihan tersebut adalah:
a) Pendirian CV mudah,
b) Modal yang dikumpulkan dapat lebih banyak,
c) Lebih mudah dalam mendapatkan kredit usaha,
d) Manajemen CV dapat dilakukan dengan lebih baik,
e) Kesempatan untuk melakukan perluasan usaha lebih terbuka
Dalam mendirikan sebuah CV terdapat beberapa proses yang harus dijalani, proses tahapan
tersebut adalah:
6
d) Surat keterangan terdaftar wajib pajak
e) Pendaftaran ke pengadilan negeri (PN)
f) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
g) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
CV. Ascipta Design Consultant didirikan oleh Bapak Wawan Ardiyan Suryawan S.T., M.T., pada
tahun 1997 yang berlokasi di Blok F No. 37 Swan Regency Sedati 61253, Jawa Timur, Indonesia. CV.
AS Cipta Design Consultant merupakan suatu perusahaan yang bergabung dan bergerak dalam bidang
kontraktor, konsultan bangunan, kontraktor arsitektur dan konsultan desain interior yang telah memiliki
pengalaman dalam menangani bidangnya. CV ini juga bergerak pada proyek kontruksi perumahan
maupun gedung, baik berupa proyek pemerintahan, swasta atau juga melalui penunjukan langsung
(PK). Perusahaan memiliki visi untuk membantu mewujudakan keinginan klien dalam mengahasilkan
hunian dan bangunan yang diinginkan. Untuk mewujudkannya perusahaan membantu klien dan
menyusunnya menjadi dokumen perencanaan yang lengkap meliputi gambar kerja arsitektural [DED],
struktural, mekanikal, elektrikal, plumbing beserta Rencana Anggaran Biaya [RAB] beserta berkas IMB.
DIREKTUR UTAMA
LAPANGAN
7
• Struktur organisasi proyek Gedung Workshop SMKN Krian 2
OWNER
• ANDRI
• JOKO
• SUMIJO
• EDI
• KARNI
• HARSONO
• HARDI
• YUNUS
• SUHAR
• SOFYAN
• PRAYIT
• JONO
• RATMAJI
• JONI
• SOFYAN
• SAMSUDIN
KULI KULI
• AREL • ENDRI
• IPUL • MUJIONO
• RIJAL • RUDI
• ARIF • JUARI
• KHOTIB • SAMPIONO
• IMAM • HERI
• FALAH • PAIJO
• ALFAN • GIMAN
• DODI
• AGUS
• SUPRI
• DIMAS 8
• DEBI
CV AS Cipta Design Consultant memiliki struktur organisasi yang berbeda pada struktur utama
CV, dan struktur organisasi pengawasan pada proyek Gedung Workshop SMKN Krian 2. Pada proyek
ini, mahasiswa UPN “VETERAN” Jawa Timur dibawahi oleh Bapak Novan Satria K. selaku mentor.
Alamat Kantor : Swan Regency, Jl Raya Buncitan No. 37, Dusun Kp. Baro,
Buncitan, Kec. Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
Kelengkapan administrasi pada Ascipta Design Consultant sudah terpenuhi mulai dari Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) di Badan Perizinan Daerah, SKA (Sertifikat Tenaga Ahli) Arsitektur dari Ikatan
Arsitek Indonesia, dan Surat Badan Usaha.
• Interior
• Eksterior
• Landscape
• Urban Planning
Lingkup Pekerjaan dari Ascipta Design Consultan sebagai konsultan perencana telah menangani
beberapa proyek mulai dari rumah tinggal, perumahan, rumah sakit, lembaga pendidikan hingga
fasilitas umum. Hal ini menjadi bukti bahwa Ascipta Design Consultan merupakan sebuah konsultan
perencana yang telah menangani proyek mulai dari interior, house and residence, bahkan hingga tingkat
ke medium risk. Beberapa proyek yang ditangani oleh Ascipta Design Consultant adalah Kantor dinas
pendidikan Lamongan, SMKN Krian 2, Hotel dan Resort Prigen, Fresh Market, Kantor Dinas Pertanian
Kabupaten Sidoarjo. Untuk Proyek Gedung Workshop SMKN Krian 2 sendiri, CV As Cipta Design
Consultant memperolehnya melalui penunjukan Langsung (PK). Pihak SMKN Krian 2 pada awalnya
memperoleh bantuan dana dari pemerintah, selanjutnya menunjuk CV As Cipta Design Consultant
untuk proses perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek tersebut. Untuk tahap perencanaan
proyek tersebut adalah April- Juli 2021, lalu dilanjutkan di Tahap Pelaksanaan pada Agustus –
November 2021. Lingkup pekerjaan yang kami jalani adalah membuat RAB, gambar Detail,
pengawasan dan membuat As-built Drawing.
9
2.4.1. Jangka waktu Pelaksanaan
Pada saat awal kelompok kami melakukan Praktek Profesi Proyek Gedung Workshop SMKN
KRIAN 2, tahap pengerjaan sudah memasuki Tahap awal yang 20 %. Untuk tahap awal sendiri sudah
masuk ke bagian pemasangan dan pengecoran dinding bata ringan dan sudah membuat struktur kolom
bangunan. Untuk jangka waktu pengerjaan Gedung Workshop SMKN KRIAN 2ini sendiri membutuhkan
jangka waktu 6 bln pembangunan sudah termasuk finishing bangunan. Lamanya Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah 152 (seratus lima puluh dua) hari kalendeer terhitung sejak
ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
- Tanggal mulai pekerjaan : 13 Agustus 2021
- Jangka waktu pekerjaan : 152 Hari Kalender
Gambar 2.1 pemasangan dinding bata ringan dan struktur kolom dinding
Sumber : Dok. Pribadi (2021)
Biaya proyek ini adalah sebesar Rp 1.900.000.000,00 (Satu Milyar Sembilan ratus juta rupiah).
Biaya tersebut sudah termasuk pajak.
10
BAB III
Secara umum proyek dapat didefinisikan sebagai usaha sementara, temporer, bukan permanen
yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia NO. 18 Tahun 1999 mengharuskan proyek-proyek tersebut harus dilakukan oleh
para insinyur terdaftar dan atau perusahaan konstruksi / rekayasa yang terdaftar. Artinya perusahaan
ini mempunyai lisensi atau izin untuk melaksanakan pekerjaan seperti desain dan konstruksi pengairan,
bangunan, pembangkit listrik, fasilitas industry, instalasi dan jaringan listrik, infrastuktur transportasi,
dan sejenisnya.
Proyek secara umum merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari intitusi atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan
dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan daripada owner atau pemilik proyek
dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek mempunyai
hak yang diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah
disetujui bersama antar pemilik proyek dan pelaksana proyek.
Workshop SMKN 2 Krian Lokasi: Jalan Sidoarjo Krian, Bakalan, Katerungan, Katrungan, Kec. Krian,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61262 adalah Workshop yang di desain oleh CV. AS Cipta Design
11
Consultant dengan biaya pebangunan senilai ± 1,8M (Milyar) yang diperoleh melalui dana bantuan
kemendikbud dan SPI SMKN 2 Krian Sidoarjo. Untuk lama jangka waktu penyelesaian pembangunan
Workshop SMKN 2 Krian tersebut adalah 3 bulan pengerjaan, dan tahap pengerjaan sekarang sudah
80% terbangun. Luas Bangunan yang akan digunakan untuk membangun workshop adalah 300 m².
Workshop ini dibangun dengan tujuan untuk meningkakan keterampilan siswa/i dalam mengasah
kemampuan praktik hard skill oleh siswa/i di SMKN 2 Krian.
Proyek ini dilaksanakan dan dirancang oleh CV. AS Cipta Design Consultant yang merupakan
proyek bangunan infrastruktur Lembaga social bidang Pendidikan dalam naungan pemerintah
kemendikbud yaitu proyek workshop SMKN 2 Krian, dengan pengerjaan pembangunan dimulai pada
bulan awal September 2021 dan akan dijadwalkan rampung pada Akhir bulan Desember 2021.
12
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah para pekerja yang brlaku di daerah lokasi poyek
atau upah pada mumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah ke lokasi proyek
3. Melakukan analisis perhitungan bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini
baik dalam pembuatan anggaran. Dimana dipasaran sudah terdapat buku SNI Analisa upah
dan bahan.
13
Gambar 3.3 RAB tahap pertama lembar kedua
Sumber : Data Proyek Pembangunan
14
3.3. Pekerjaan Struktural
Menurut teori Schodeck (1991) bahwa struktur adalah merupakan sarana untuk menyalurkan beban
dan akibat penggunaan atau kehadiran bangunan dalam tanah. Perencanaan struktur atas harus
mengacu pada peraturan atau pedoman standar yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan
bangunan beton bertulang, yaitu Standar Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-
1991-03, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, Peraturan Perencanaan Tahan
Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Istimawan, 1999).
Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana
bangunan (durability). Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load) menjadi bahan perhitungan
awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah gaya-gaya yang bekerja pada
setiap komponen struktur, kemudian dapat dilakukan analisis struktur untuk mengetahui besarnya
kapasitas penampang dan tulangan yang dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takim,
1993).
Struktur adalah bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, kolom, ring, dinding,
kuda-kuda dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur memiliki fungsi untuk mendukung adanya
nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk suatu
kesatuan.
3.3.2. Struktur Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah. Pondasi memiliki fungsi memikul beban
bagian bangunan yang berada di atas permukaan tanah. Pondasi harus diperhitungkan dengan baik
untuk dapat menjaga kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban-beban bangunan, gaya-
gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lainnya. Pada pondasi tidak boleh terjadi
penurunan yang melebihi dengan batas yang diijinkan.
Umumnya, pondasi memiliki 2 jenis yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pondasi dangkal
digunakan bila bangunan di atasnya tidak terlalu besar, misalnya rumah sederhana. Beberapa contoh
pondasi dangkal antara lain pondasi batu kali setempat, pondasi lajur batu kali, pondasi tapak/ pelat,
pondasi strauspile, dan pondasi tiang pancang kayu. Sednagkan pondasi dalam adalah pondasi yang
dipakai pada bangunan yang bertanah lembek. Selain itu pondasi ini juga diipakai untuk bangunan
dengan bentak kolom yang cukup lebar dan bangunan bertingkat. Contohnya adalah pondasi tiang
pancang, pondasi sumuran, pondasi bore pile, dan lain-lain.
15
Gambar 3.5 Rencana pondasi gedung Workshop
Sumber: Gambar proyek bangunan
Pada bangunan gedung worskhop SMK KRIAN 2 menggunakan 2 jenis pondasi berbeda, yaitu
pondasi strauss pile pada gedung utama dan pondasi batu kali pada bangunan kamar mandi. Pondasi
batu kali sendiri merupakan jenis pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban
ringan seperti rumah tinggal. Pondasi batu kali tersusun dari sekumpulan batu alam dengan bentuk
yang berbeda beda, lalu dicampur dengan bahan pengikat seperti semen dan beton agar lebih solid
dan kuat.
Tahapan pekerjaan structur gedung Workshop SMK KRIAN 2 diawali dengan pemasangan
pondasi strauss dengan kedalaman 4 meter, dengan kondisi tanah awalnya merupakan lahan kosong
yang dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Pondasi strauss ini merupakan salah satu model infastruktur yang
dibuat tanpa adanya bantuan mesin kompleks, pondasi ini termasuk pondasi dangkal. Pondasi ini
biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misal pada bangunan dengan
dua lantai atau lebih, seperti rumah toko, gedung kantor atau bangunan lain seperi Workshop SMK
KRIAN 2 yang memiliki 2 lantai dengan lantai 2 berupa area kosong.
Cara kerja pemasangan pondasi ini dimulai dengan pengeboran tanah secara manual
berdiameter sesuai perhitungan. Kedalaman pondasi sebesar 4 meter dengan menggunakan besi
16
tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Ukuran pondasi strauss yang dipakai adalah 30 cm. Kemudian
dilanjutkan dengan tumpuan dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton ini adalah untuk mengikat
tulangan pondasi pada kolom dan sloof. Pile cap juga berfungsi sebagai transfer tekanan beban di
atasnya.
Kolom adalah batang vertikal yang merupakan bagian dari rangka struktur dengan fungsi untuk
memikul beban dari balok. Kolom memegang peranan penting dalam struktur sehingga apabila terjadi
keruntuhan pada lokasi kritis dapan menyebabkan runtuh (collapse) nya lantai yang bersangkutan
dengan runtuhnya seluruh struktur.
Jenis – jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga yaitu.:
• Kolom ikat (tie coumn)
• Kolom spiral (spiral column)
• Kolom komposit (composite column)
Lalu pada buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusdo, 1994) ada tiga jenis kolom beton beton
bertulang:
• Kolom yang menggunakan pengikat sengkang lateral
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,
yang pada umumnya di beri jarak spasi tertentu kemudian diikat dengan pengikat sengkang ke
arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap
kokoh pada tempatnya.
• Kolom menggunakan pengikat spiral
Bentuk kolom ini sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok
memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan di sekeliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan yang berbetuk spiral ini adalah untuk memberikan
kemampuan kolom utuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu
mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud.
• Struktur kolom komposit
merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar
baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Pada bangunan gedung workshop SMK KRAN 2 sendiri kolom utama memiliki ukuran 25 x 40
cm. Gedung Workshop SMK KRIAN 2 juga menggunakan material kolom beton in-situ, dengan
pencetakan menggunakan cetakan atau bekisting yang dibuat di site bangunan, untuk bekistingnya
sendiri menggunakan bahan multiplex (balok & papan) kemudian disatukan dan ditempatkan di lokasi,
17
setelah itu dituangkan beton pada bekisting tersebut, bekisting kemudian dibuka setelah beton di
dalamnya kering, dengan jarak ideal 3 hari. untuk penggunaan bahan betonnya menggunakan beton
ready mix dari pabrik dengan jenis beton k-250 yang didatangkan menggunakan truk semen. Untuk
takaran pasir, air, dan batu koralnya sudah ditakar di pabrik.
Jarak antar kolom yang digunakan pada proyek gedung workshop SMK KRIAN 2 ini berbeda-
beda mulai dari 3 meter, 5 meter, sampai 6 meter, menyesuaikan dengan grid kolom dan kebutuhan
ruang.
18
• Balok sederhana
Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi
dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua
reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.
• Kantilever
Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung hanya pada
satu ujung tetap. Kantilever menanggung beban di ujung yang tidak disangga.
• Balok teritiasan
Balok teristisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu kolom
tumpuannya.
• Balok dengan ujung tetap
Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) dibuat untuk menahan translasi dan rotasi.
Ujung-ujung dari balok ini dikunci sedemikian kuat sehingga tidak bergerak ataupun bertotasi
karena momen.
• Bentangan tersuspensi
Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua bentang
dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
• Balok kontinu atau balok menerus
Balok Menerus memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom tumpuan untuk
menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok
tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama.
19
Balok yang digunakan adalah balok sederhan beton dengan tulangan, besi tulangan utama balok utama
menggunakan besi Ø 12 yang diikat dengan tulangan begel Ø 8 dengan jarak 150 mm.
Dinding pada bangunan gedung workshop ini menggunakan pasangan bata ringan dengan
panjang 60 cm, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm. Bata disusun dengan perekat mortar. Kemudian
dilanjutkan dengan finishing plester dinding.
Atap adalah salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi untuk menutupi seluruh ruangan
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu dan untuk keperluan
perlindungan. Menurut Royani (2011) bahwa struktur atap merupakan bagian dari bangunan yang
menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap. Rangka atap memiliki fungsi untuk menahan dari
beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok (kayu/ bambu/ baja)
secara verikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dak beton.
Untuk konstruksi rangka atap adalah bagian atas dari suatu bangunan yang merupakan struktur
rangka batang yang diletakkan pada suatu bidang dan saling dihubungkan dengan sendi pada
ujungnya, sehingga membentuk bagian bangunan yang terdiri dari segitiga-segitiga (Rahayu, 2015).
Rangka atap yang umumnya digunakan di Indonesia antara lain terbuat dari kayu, beton, baja
konvensional dan baja ringan. Salah satu bagian terpenting dalam rangka atap adalah kuda-kuda,
karena berat dari penutup atap bervariasi maka bentuk dan ukuran dari kuda-kuda pun juga memiliki
variasi. Bentuk dari kuda-kuda ada tersebut adalah:
20
1. Batang (truss)
Untuk penggunaan material kayu dan baja ringan umumnya menggunakan kuda-kuda berupa
rangka batang yang terdiri darii banyak batang yang slaing terhubung satu dan lainnya.
2. Portal (Frame)
Sementara pada material baja konvensional sekarang ini dominan menggunakan jenis rangka
atap portal (frame) yaitu hanya terdiri daru dua batang yang cukup panjang dan saling
terhubung satu dan lainnya
Perihal Rangka Atap Workshop SMKN KRIAN 2 menggunakan 2 jenis tipe atap karena memiliki
level desain ketinggian yang berbeda. 2 kerangka atap yang digunakan yaitu kerangka atap frame
baja wf 25, penggunaan atap ini untuk penerapan pada bangunan workshop SMK / ruang bengkel
dan Tulangan biasa besi diameter 10 berbentuk lingkaran, ini digunakan untuk ruang kelas praktek
dan juga ruang staff guru.
21
• Kerangka Atap Bengkel Workshop
Pada Gedung bengkel Workshop ini menggunakan jenis rangka atap portal (frame). Untuk
materialnya konstruksi rangka atap pada bengkel Workshop SMKN KRIAN 2 menggunakan
struktur baja WF 25. Baja WF dikenal juga dengan sebuatan wide falnge yaitu baja yang memiliki
kekuatan tekan dan daya tarik tinggi. Baja WF memiliki kelebihan yaitu bobot yang tidak terlalu
berat walaupun memiliki stukrtur kepadatan tinggi. merupakan elemen sempurna untuk menahan
tarik dan tekan aksial. Bobotnya yang tidak terlalu berat, walaupun memiliki struktur kepadatan
yang tinggi. Jenis baja WF yang digunakan adalah Beam WF 250x150x6,5x9
Material atap ini menggunakan finisging pelapis Zinc chromate warna abu-abu dan pada matrial
atap menggunakan atap spandek. Atap spandek merupakan jenis atap baja, hal yang membedakan
atap spandek dengan atap lainnya adalah bahan pembuatannya. Sekilas atap spandek hampir sama
dengan atap seng, peredaanya terletak pada komposisi material penyusunnya. Atap seng gelombang
terbuat dari seng, sedangkan atap spandek terbuat dari seng dan aluminium dengan memakai lapisan
zinclume. Perbandingan material yang terkandung dalam atap spandek adalah aluminium 55%, seng
45 %, dan silicon 2%. Hal ini menjadikan atap spandek cocok untuk diaplikasikan pada bangunan
pabrik, gudang, ruko, mall, dll. Ukuran ketebalan atap yang tersedia dipasaran berkisar antara : 0,3;
0,35; 0,4; 0,45; 0,5 MM, sedangkan ukuran lebar bentangnya serta warna yang ditawarkan bervariasi
tergantung kebutuhan. Pada proyek Bengkel Workshop, atap spandek diaplikasikan pada bangunan
bengkel yang merupakan atap spandek GL 950 TCT 0,4 mm. dengan ketinggian baja 9 m.
22
Pada Gedung Workshop ini menggunakan jenis rangka atap deck beton bentuk setengah
lingkaran, bangunan gedung Workshop SMKN KRIAN 2 ini menggunakan tulangan biasa besi
diaeter 10 dengan material beton precast. Dan juga terdapat penggunaan material ACP sebagai
pelapis bagian atap Gedung Workshop serta sebagai sun shading, bangunan ini terdapat canopy
sepanjang 2 m.
Gambar 3.16 penggunaan dec beton setengah lingkaran pada l Workshop SMKN KRIAN 2
Sumber : Dok. Pribadi (2021)
Gambar 3.17 pembuatan canopy sebagai sun shading pada bangunan Workshop SMKN KRIAN 2
Sumber : Dok. Pribadi (2021)
23
Gambar 3.18 penggunaan acp pada bangunan Workshop SMKN KRIAN 2
Sumber : Dok. Pribadi (2021)
Berikut ini adalah langkah – langkah pemasangan atap spandek agar hasilnya baik dan
benar sehingga dapat memaksimalkan fungsi bangunan.
• Pengukuran Jarak Tumpuan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pekerjaan pengukuran
dengan baik dan akurat. Pekerja harus melakukan perhitungan dan mengetahui
luas ruang yang akan dipasang atap spandek serta besaran atap spandek yang
akan digunakan,salah satunya adalah lebar atap spandek tersebut. Setelah itu
lakukan pengukuran terhadap jarak tumpuan yang nanti diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan atap spandek.
• Pembuatan Desain kuda – Kuda
Pemasangan atap spandek dapat menggunakan kuda – kuda Baja WF atau kuda
– kuda Baja Ringan / Galvalum. Pada proses pengerjaan tersebut perlu
memperhatikan faktor – faktor antara lain yaitu, kemampuan kuda – kuda tersebut
dalam menahan beban, tingkat kemiringan atap, serta penentuan panjang top
chord. Tahapan proses pekerjaan ii harus dilakukan dengan akurat agar tidak
mengakibatkan kesalahan yang mengakibatkan atap ambruk
• Pemasangan Kuda-Kuda
Setelah pembuatan desain kuda – kuda telah dibuat, pekerjaan pemasangan kuda
– kuda dapat dilaksanakan. Sebelum itu pastikan pekerja telah memakai Alat
Pelindung Diri (APD) yaitu baju standar proyek, kacamata pelindung, sarung
tangan, helm proyek, dan lain sebagainya.
• Pemasangan Reng Baja
Jika pekerjaan pemasangan kuda – kuda telah selesai, selanjutnya adalah
pekerjaan pemasangan reng baja yang berfungsi sebagai penopang atap
24
spandek. Pemasangan reng menyesuaikan ukuran atap spandek, jarak antar reng
ditentukan melalui lebar atap spandek. Lakukakn pekerjaan pemasangan reng dan
pastikan posisinya lurus.
• Pemasangan Atap Spandek
Proses pemasangan kurang lebih sama seperti jenis – jenis atap logam yang
lainnya. Pastikan sambungan atap terpasang dengan baik agar tidak terjadi
kebocoran. Pemasangan atap spandek diperlukan skrup khusus yang dilengkapi
dengan kepala dari karet untuk mencegah rembesnya air. Pemasangan sekrup ini
dapat dilakukan menggunakan mesin bor listrik dengan mata bor yang sesuai
sepaya lebih mudah dan cepat selesai.
• Pengecekan Hasil pekerjaan Pemasangan
Tahap akhir dari pekerjaan pemasangan atap spandek adalah pengecekan hasil
pekerjaan atau evaluasi hasil pemasangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan
bahwa material telah terpasang dengan baik. Apabila terjadi kesalahan atau
pemasangan yang belum pas, sebaiknya lekas melakukan perbaikan agar tidak
mengakibatkan kerugian terhadap fungsi bangunan yang menjadi masalah di
kemudian hari.
Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai
tempat dilakukannya aktivitas sesuai dengan fungsi bangunan. Lantai pada area workshop
menggunakan penyelesaian rabat beton. Proses pengerjaannya dimulai dari pemasangan plastik beton
pada tanah urug yang sudah diletakkan di atas tanah, kemudian dilanjutkan dengan peletakan beton
decking yang berukuran 4x4 cm atau 4x6 cm pada jarak tertentu lalu dilanjutkan dengan peletakan bar
wermes. Setelah itu baru beton k-250 dituangkan ke area tersebut.
Sebelum cor mengering, lalu dilanjutkan dengan floor hardening dengan ketebalan sekitar
3mm, hal ini bertujuan untuk membuat beton tidak retak dan halus, selanjutnya digunakan trowell agak
permukaan beton rata.
25
Gambar 3.19 Pengerjaan dinding
Sumber : Dok. Pribadi (2021)
Finishing dinding pada ruang kamar mandi gedung workshop menggunakan finishing granit
ukuran 30 x 60 cm , hal ini dilakukan dengan Untuk menghindari muncul atau tumbuhnya lumut pada
dinding kamar mandi karena suhu lembab dan keadaan kamar mandi yang selalu basah, maka dinding
26
kamar mandi dipasang keramik. Proses pemasangannya dimulai dari menarik benang untuk mengukur
ketebalan dinding yang akan dipasang keramik, kemudian diukur dengan tali air agar setiap sudut dari
dinding yang akan dipasang keramik sejajar, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan keramik
menggunakan pelekat acian pasir semen dan air.
Lantai pada area workshop menggunakan penyelesaian rabat beton. Proses pengerjaannya
dimulai dari pemasangan plastik beton pada tanah urug yang sudah diletakkan di atas tanah, kemudian
dilanjutkan dengan peletakan beton decking yang berukuran 4x4 cm atau 4x6 cm pada jarak tertentu
lalu dilanjutkan dengan peletakan bar wermes. Setelah itu baru beton k-250 dituangkan ke area
tersebut. Sebelum cor mengering, lalu dilanjutkan dengan floor hardening, hal ini bertujuan untuk
membuat beton tidak retak dan rata
27
• Plumbing
Pekerjaan plumbing pada Gedung Workshop yaitu instalasi air hujan meliputi pemasangan
pipa air hujan, talang air, dan roof drain
Progres pekerjaan MEP pada Gedung Workshop ini baru sampai pada tahapan pemasangan turbin
ventilator dan instalasi air hujan.
28
➢ Pada Pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran, sebelum itu ujungnya diamplas
terlebih dahulu dan dibersihkan. Setelah itu oleskan lem pada ujung dan dalam
shock (penyambung), masukan pipa secara lurus tanpa perlu diputar. Tahap
terakhir adalah menunggu lem kering, apabila belum kering, posisi sambungan
tidak boleh digerakan karena akan mengakibatkan lem yang dioles menjadi tidak
rekat
c) Alat Bantu Pekerjaan Pemasangan Instalasi Plumbing Air Hujan
➢ Gergaji
➢ Amplas
➢ Lm PVC
➢ Shell Tape
➢ Kunci Pipa
• Turbin Turbin
Turbin ventilator adalah alat ventilasi sejenis exhaust fan atau roof fan yang berfungsi
menghisap udara panas, debu serta dapat berfungsi sebagai sirkulasi udara. Turbine
ventilator dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan listrik dan
dapat bertahan 24 jam sehingga penggunaannya lebih terjangkau dibandingkan dengan
exhaust fan atau sejenisnya. Pada proyek workshop SMKN KRIAN 2, pengaplikasian turbie
ventilator berada di bangunan bengkel workshop.
3.1 Fungsi dan Keuntungan
• Dapat mengatasi masalah udara panas, pengap, dan kotor dari dalam ruangan
serta mengurangi kelembaban.
• Bebas biaya listrik (operational fee).
• Bebas biaya perawatan (maintenance free).
• Didesign secara Khusus untuk negara Tropis seperti INDONESIA , dan dapat
dipasang pada segala jenis atap .
• Membuat ruangan kerja lebih nyaman (sirkulasi udara normal / layak) sehin
Cocok untuk berbagai aplikasi jenis atap dan bagunan seperti : rumah tinggal,
pabrik, gudang,ruang serba guna , lapangan futsal ,rumah tingal ,rumah makan,
perkantoran, tempat ibadah dan lain lain.gga dapat meningkatkan produktivitas
pelajar.
•
29
• Keterlambatan pada proses pengerjaan, dikarenakan cuaca yang sangat panas, sehingga
tukang mudah capek.
Rapat koordinasi dilaksanakan ketika terjadi sebuah ketidak tahuan peserta praktik magang,
ataupun tentang revisi dan beberapa perubahan terutama revisi dan perubahan gambar DED (Detail
Engineering Drawing) saat terjadi misskomunikasi saat mengawas proyek dengan gambar kerja yang
sudah terbuat (yang tidak sesuai di lapangan dan tidak sesuai pada gambar ).
Rapat Koordinasi biasa diadakan berkala setiap minggu sampai dua minggu sekali, dipimpin oleh
seorang asisten direktur proyek. Dengan dihadiri oleh anggota yang melaksanakan praktik profesi
atau mahasiswa/i magang. Kegiatan rapat berjalan informal, atau lebih santai jika dibanding dengan
rapat koordinasi. Tujuan Rapat Koordinasi sendiri adalah untuk menemukan solusi dari suatu
permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga bisa cepat teratasi, untuk koreksi diri masing-masing
terkait pekerjaan yang ditangani oleh anggota praktik profesi agar lebih teliti dalam menjalankan
bidangnya.
30
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Proyek pengawasan Gedung Workshop SMK 2 Krian ini, merupakan sebuah proyek yang
dikerjakan oleh CV. AS Cipta Design Consultant Pada laporan ini meliputi rangkuman dari rangkaian
hasil kegiatan selama 3 bulan praktik dalam proyek pengawasan Gedung Workshop SMK 2 Krian.
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan diantaranya adalah:
1. Pembagian job desk anggota terbagi secara sistematis sesuai kapasitas masing – masing
2. Secara umum teori pengawasan proyek atau tahapan pembangunan/ perencanaa di bidang
struktural cenderung tidak terlalu diajarkan mendetail dalam proses pembelaaran di
perkuliahan. Oleh karena itu, adanya mata kuliah praktik profesi bidang pengawasan ini
memberikan berbagai ilmu baru. Yang dimana, di dalam suatu proyek pembangunan masih ada
tahapan tahapan lain selain tahapan perencanaan.
3. Dari kegiatan praktik profesi ini kami dapat mengetahui tahapan tahapan setelah proses
perancangan bangunan selesai. Meliputi knstruksi, kendala pembangunan, kendala
pelaksanaan dari pihak kontraktor/pelaksana, kinerja konsultan pengawas dan pihak pihak
lainnya yang terkait dalam pembangunan proyek
4.2. Saran
1. Diharapkan peran kontraktor/ pelaksana dapat berperan aktif dan menjalankan proses
pembangunan sesuai dengan pedoman yang telah disepakati serta time schedule yang telah
dibuat sehingga progres pembangunan proyek dapat terlaksana dengan baik dan tepatwaktu.
2. Memberikan lebih banyak wawasan tentang struktural yang diluar konteks proyek kepada
praktikan sehingga dapat mengerti dunia pryek tidak hanya di lingkup arsitektural yang
sesungguhnya, khususnya dalam dunia kerja.
3. Memberikan lebih banyak pengarah kepada praktikan sehingga kedepannya dapat membantu
lebih maksimal dalam proyek
31
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Widjajanta & Aristanti Widyaningsih, 2007. Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan
Ekonomi, CV. Citra Praya: Bandung.
Ferguson, Phil M., Prof., ”Dasar – Dasar Beton Bertulang” 1986, Erlangga, Jakarta Pusat.
Royani, M. 2011. Konstruksi atap. Teknik Desain Arsitektur. Unpublished thesis Universitas
Diponegoro. Semarang.
Wang, Chu-Kia dan Charles G. Salmon. 1985.Desain Beton Bertulang Jilid 1.Jakarta : Penerbit
Erlangga.
32
LAMPIRAN FORM KEGIATAN ( A )
33
34
GAMBARAN UMUM
FORM ASISTENSI LAPORAN PRAKTIK PROFESI
Ttd. Pembimbing
No Tanggal Catatan Asistensi
Laporan
1 28 September Asistensi Pengenalan Profil perusahaan dan
2021 Jobdesc yang di lakukan di lapangan
Catatan :
Usahakan terlibat dalam pembelajaran
penggambaran kerja atau gambar detail, dan
pembagian tugas dalam kelompok untuk lebih
memahami dalam bidang pengawasan lapangan,
gambar arsitektural dan struktur, serta dalam
pembelajaran RAB dan Kurva S
2 17 November Asistensi Draft Bab 1 dan Bab 2
2021
Catatan :
Pakah kegiatan praktek Profesi ini mencangkup
pemahaman Gambar kerja DED ?
3 5 Desember 2021 Asistensi Bab 3 dan mengenai permasalahan di
Proyek Magang
35
LOGBOOK KERJA MAHASISWA
23/09/21
5. Melakukan Pengawasan pekerjaan di Gedung Workshop pada pembuatan
bekisting
27/09/21
6/10/21
36
12. 7/10/21 Pengawasan pekerjaan Gedung workshop serta pengambilan foto untuk
progress laporan harian
13. 11/10/21 Melakukan pengawasan pada pekerjaan balok dan dinding bata ringan
14. 12/10/21 Melakukan pengawasan pada pekerjaan balok dan dinding bata ringan
20. 21/10/21 Rapat Koordinasi membahas material pembangunan dan anggaran yang
telah di keluarkan
21. 25/10/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
22. 26/10/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
33. 15/11/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
34. 16/11/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
35. 17/11/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
37
36. 18/11/21 Rapat Koordinasi membahas material pembangunan dan anggaran yang
telah di keluarkan
41. 29/11/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
42. 30/11/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
43. 1/12/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
44. 2/12/21 Pengawasan pekeerjaan Gedung Workshop dan pengambilan foto untuk
progress laporan harian dan laporan magang
38
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN MAGANG ( B )
39
40
41
LAMPIRAN DOKUMEN PROYEK ( C )
42
B
A B C D E F
B1 B1 B1 B1 B1 20.00 TERAS
ELV. -0.05
TERAS
ELV. ± 0.00
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
B1 TERAS
ELV. -0.05
TERAS
ELV. ± 0.00
B1
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
B1
TERAS B1
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00
B1
7.00 B1 B1
GUDANG
B1
A
ELV ±0.00
AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00 5.00
B1 B1
B1 B1 B1 B1 B1 B1
B
B1 = 20X30
B2 =12X15
ARS-501 RENCANA TOC ELV. + 04.00
I 01 1 : 150
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
B2 B2 B2 B2 B2
B2
B2
B2
B2 3
B2
A GUDANG
ELV ±0.00 B2 A
B2
B2 B2 B2 B2 B2 B2
4
25.00
B
B1 = 20X30
B2 =12X15
ARS-501 RENCANA TOC ELV. + 09.00
I 01 1 : 150
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
KP K1
ELV.-0.02 ELV.-0.02
2
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 KP LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00
K1 KP K1 3
7.00 GUDANG
A A
ELV ±0.00
KP AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00
KP KP
KP K1 K1 K1 K1 K1
4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
K1 K1 K1 K1 K1
K1 2
KP KP
K1 K1 3
KP
A KP
GUDANG
ELV ±0.00
A
KP K1 K1 K1 K1 K1
4
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
20.00
6.00 3.00 5.00 5.00 6.00 4.00
2.00 2.00
1
20.00 1.40
8.00 0.60
2.00
S1
2
S1
0.60
S1
5.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
S1 S1 S2
3
S2
7.00 S2
A S2
5.00 5.00
A
S2
S1 S1 S1
4
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
25.00 45.00
A B C D E F
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
2
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
+0.00
b 10 AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
+0.00 +0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
a 12 a 12
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
+0.00
7.00 a 12
A GUDANG
ELV ±0.00
AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00 A
1.50
4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
+4.00
a 12 2
TANDON
TANDON
3
+4.00
a 12
A GUDANG
ELV ±0.00 A
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
350
STRAUSS PILE
400 D 13 - 170
300
50
Strauss pile 100
550 1250
Ø 8 -150
LANTAI KERJA 50 mm 8 D13
PASIR URUG 50mm
D13 - 170
8000 STRAUSS PILE Ø 30 cm
350 TUL. POKOK 8 D13
STRAUSS PILE
8 D13 TUL. BEGEL Ø 8 - 150
520 Ø8 - 150 H = 8 M dari Pile Cap
1100 BETON READYMIX K - 225
1250
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 15 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
0 1.20
1.2
1.1
1.13 3
20°46'11"
0.91
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 75 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
SKALA GAMBAR :
D E D E
3.26 3.26
4 4
TUL. Ø8-150
TUL. Ø8-150
TUL. Ø8-200
TUL. Ø8-200
a 12
b 10
+0.00
+4.00
5.00 5.00
TUL. Ø8-150 TUL. Ø8-150 TUL. Ø8-200 TUL. Ø8-200
TUL. Ø8-200
TUL. Ø8-200
TUL. Ø8-150
TUL. Ø8-150
A
A
5
3.26 3.26
D E D E
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 50 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
GAMBAR
PENULANGAN
SKALA 1:20
30 30
25 25 10 10
20 20 15 15 10 10
DIMENSI 200X300 200X300 150 x 250 150 x 250 100 x 100 150 x 250
TUL. ATAS 3 D 13 3 D 13 3 D 12 3 D 12 1 D 12 1 D 12
TUL. SAMPING 2 D 10 2 D 10 - - - -
TUL. BAWAH 2 D 13 5 D 13 2 D 12 2 D 12 2 D 12 2 D 12
TUL. SENGKANG Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150 Ø 8 - 150
KUALITAS BETON K - 300 K - 300 K - 300 K - 300 K - 300 K - 300
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 15 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
GAMBAR
PENULANGAN
SKALA 1:20
40 40 30 30
25 25 20 20
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 10 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
U
S
100.00
12.00 8.00 35.00 25.00 20.00
T
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
IN
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
5.00
PARKIR R4
6.00 AREA. CUCI MOBIL
ELV ±0.00
AREA. CHASIS
ELV ±0.00
TOILET TOILET
TERAS ELV.-0.02 ELV.-0.02
ELV ±0.00
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
C
AREA WORKSHOP
15.00
ELV ±0.00
5.00 LAHAN PENGEMBANGAN
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00
TERAS
A
ELV ±0.00
R. GUDANG
13.02
ELV ±0.00 AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
5.00
RUMAH WARGA
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00
1.50
RUMAH WARGA
12.00
OUT
6.00
D
2.00
6.0000
Z
S R
B
M
L
X
I
TERAS
TERAS TERAS TERAS
LAPANGAN
MCK
MCK
A
JALAN SETAPAK
CD
25.00
PENGEMBANGAN
RENCANA
TERAS
TERAS TERAS TERAS TERAS TERAS TERAS OLAH RAGA
H G
Y
N
P
K
E
B
C
A
Q
J
F
LEGENDA
PARKIR MOBIL (R4)
SIRKUIT DRIVING CAR
AREA WORKSHOP
PARKIR (R2)
M
R
K
O
G
N
A
P
E
S
F
T
W
I
Y
U
V
Z
EKSISTING
SMK KRIAN 2
LEGENDA
LAPANGAN UPACARA
R. PKAKERIN & BKK
R. WAKASEK & BKK
RUANG KOPERASI
RUANG TEORI
RUANG TEORI
RUANG TEORI
RUANG TEORI
RUANG TEORI
LAB. KOMP 3
LAB. KOMP 2
LAB. KOMP 1
BENGKEL 13
BENGKEL 2
MUSHOLLA
BENGKEL 1
RUANG T.U
MCK GURU
MCK GURU
R. KEPSEK
LAB KPPI
GUDANG
GARASI
KANTIN
MCK
UKS
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
IN
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
5.00
PARKIR R4
6.00 AREA. CUCI MOBIL
ELV ±0.00
AREA. CHASIS
ELV ±0.00
TOILET TOILET
TERAS ELV.-0.02 ELV.-0.02
ELV ±0.00
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
C
B
B
AREA WORKSHOP
15.00
ELV ±0.00
5.00 LAHAN PENGEMBANGAN
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00
TERAS
13.02
A ELV ±0.00
R. GUDANG
ELV ±0.00 AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00
1.50
RUMAH WARGA
PEMUKIMAN 12.00
OUT
6.00
D
2.00
SMK
KRIAN 2 PEMUKIMAN
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
IN
5.00
PARKIR R4
6.00 TERAS
ELV ±0.00 A
6.00
A
10.00
C
B
5.00 LAHAN PENGEMBANGAN
ARS-501 DENAH TOILET
15.00
I 01 1 : 50
TERAS
ELV ±0.00
6.00
D
2.00
5.00
12.00
JALAN KAMPUNG 5.00
SMK
KRIAN 2 PEMUKIMAN
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
1.34
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00 TERAS
ELV ±0.00
A A
R. GUDANG
ELV ±0.00 AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00 5.00
1.50
4
DONGKRAK
B
TIRE BALANCER KOMPRESOR
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
TANDON
TANDON
GUDANG
ELV ±4.00 3
A A
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
1.34
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00 TERAS
ELV ±0.00
A A
R. GUDANG
ELV ±0.00 AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00 5.00
1.50
4
DONGKRAK
B
TIRE BALANCER KOMPRESOR
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
2
TANDON AIR
TANDON
TANDON
GUDANG
ELV ±4.00 3
A A
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
2
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
KERAMIK TILE
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
A A
KERAMIK TILE R. GUDANG
ELV ±0.00 AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00 5.00
KERAMIK TILE
1.50
4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
2
TANDON AIR
TANDON
TANDON
GUDANG
ELV ±4.00 3
A A
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
RENG GALVALUM
T=0.75mm
KUDA- KUDA
RANGKA GALVALUM
SELASAR GEDUNG UTAMA T= 1mm
5.00
A
8.00
TANDON
TANDON
7.00
5.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
KUDA- KUDA
RANGKA GALVALUM
5.00
8.00
7.00
5.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TERAS TERAS
20.00 ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00
7.00
A AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00 A
1.50
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
2
TANDON AIR
TANDON
TANDON
3
A A
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
TOILET TOILET
ELV.-0.02 ELV.-0.02
2
TERAS TERAS
ELV. -0.05 ELV. ± 0.00
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
PJ1
TERAS
ELV ±0.00 P2
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00 GUDANG
A A
ELV ±0.00
AREA. AC AREA. ENGINE AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 ELV ±0.00 ELV ±0.00 5.00
P2
P1
1.50
4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
TANDON
TANDON
P2
A GUDANG
ELV ±0.00 A
25.00
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA 95
POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM 95
KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA 4
POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM 45
KACA 45
POLOS 5MM
4
4
422
KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA KACA
POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM POLOS 8MM
250 KACA
POLOS 8MM 246
15.0000000°
4
4
81 81 81 81 81 78 78 81 81 81 81 83
POT. -B
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
POT. -A
ARS-501 DETAIL PJ 1
I 01 1 : 50
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 50 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
4
Angker 20 cm 12
55
Kupingan
55
215 Angker 20 cm
55
29
82
4 4
90
10 10
82
4 4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
1 : 25 DWI CAHYONO, ST
D:\IRVAN\SMK\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
C:\Users\USER\Documents\Logo-Tutwuri-Handayani.-696x692.png
DETAIL PINTU
DETAIL PINTU TOILET
SMK KRIAN 2 DETAIL JENDELA
NOMOR GAMBAR : JUMLAH GAMBAR :
B A N T U A N P E M E R I N T A H
S M K P U S A T K E U N G G U L A N
T A H U N A N G G A R A N 2 0 2 1
ELV. +8.79
ELV.+4.32
ELV.+0.00
8.00 Ke
Tandon Atas
M
2
Dari
Tandon Atas
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00
A GUDANG
ELV ±0.00
AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00 A
1.50
4
M
ARS-501 RENCANA AIR BERSIH LT 1
I 01 1 : 150
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
25.00
2.00 4.00 3.00 5.00 5.00 6.00
1
Dari Ke
Pompa air KM / WC
TANDON
TANDON
3
A GUDANG
ELV ±0.00 A
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
8.00
2
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00
A GUDANG
ELV ±0.00
AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00 A
1.50
4
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
20.00
8.00
2
AREA WORKSHOP
ELV ±0.00
15.00 LAHAN PENGEMBANGAN 5.0015.00
TERAS
ELV ±0.00
RUANG TUTORIAL
ELV ±0.00 3
7.00
A GUDANG
ELV ±0.00
AREA. AC
ELV ±0.00
AREA. ENGINE
ELV ±0.00
AREA. ELEKTRIKAL
ELV ±0.00 5.00 A
1.50
4
KETERANGAN :
B
Pipa Refrigent + insulasi Unit Kipas Blower
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
0.15
Ex. Wavin
0.64
1.30
1.00
SP
A
0.15
0.40
Plat Beton
0.60
2.53
0.10
Dari Saluran Cl
osed KM
Ke Peresapan ( PIPA PVC
Ø4 ")
1.20
1.00
Selimut Beton
0.08
Rabat
0.15
1.20
CATATAN : NAMA SEKOLAH : MENYETUJUI : PERENCANA : JUDUL GAMBAR : SKALA GAMBAR : DIGAMBAR OLEH :
D I R E K T O R A T S M K
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMTENRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
R I S E T , D A N T E K O N O L O G I
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5
NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH BIAYA Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I. PEKERJAAN FISIK BANGUNAN
A PEMBANGUNAN RPS TEKNIK PEMESINAN GEDUNG UTAMA
I. UMUM
1.1. Pekerjaan Persiapan Rp 96.600.623,85 5,338% 5,338%
II. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Galian, Urugan dan Pondasi Rp 73.239.133,57 4,047% 1,349% 1,349% 1,349%
2.2 Pekerjaan Poer Plat,Sloof, Kolom dan Lantai Beton Rp 506.029.764,86 27,965% 6,991% 6,991% 6,991% 6,991%
2.3 Pekerjaan Balok Rp 61.177.432,02 3,381% 0,845% 0,845% 0,845% 0,845%
2.4 Pekerjaan Atap Rp 258.346.013,69 14,277% 4,759% 4,759% 4,759%
III. PEKERJAAN ARSITEKTUR
3.1 Pekerjaan Dinding dan Plesteran Rp 313.762.752,01 17,339% 4,335% 4,335% 4,335% 4,335%
3.2 Pekerjaan Finishing Lantai Rp 45.252.171,17 2,501% 0,834% 0,834% 0,834%
3.3 Pekerjaan Kusen dan Kaca Rp 63.461.937,36 3,507% 0,877% 0,877% 0,877% 0,877%
3.4 Pekerjaan Penutup Plafond Rp 14.296.838,88 0,790% 0,395% 0,395%
3.5 Pekerjaan Pengecatan Rp 60.864.483,10 3,364% 0,841% 0,841% 0,841% 0,841%
3.6 Pekerjaan Fasade Rp 110.117.449,61 6,085% 2,028% 2,028% 2,028%
IV. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
4.1 Pekerjaan Instalasi dan Armatur Lampu Rp 28.965.265,00 1,601% 0,320% 0,320% 0,320% 0,320% 0,320%
4.2 Pekerjaan Plumbing Rp 46.914.328,28 2,593% 0,519% 0,519% 0,519% 0,519% 0,519%
B PEMBANGUNAN TOILET/JAMBAN
I. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Galian, Urugan dan Pondasi Rp 9.080.429,26 0,502% 0,502%
2.2 Pekerjaan Sloof, Kolom dan Lantai Beton Rp 9.128.922,78 0,504% 0,504%
2.3 Pekerjaan Balok Rp 1.643.810,47 0,091% 0,091%
II. PEKERJAAN ARSITEKTUR
3.1 Pekerjaan Dinding dan Plesteran Rp 9.223.508,43 0,510% 0,510%
3.2 Pekerjaan Finishing Lantai Rp 9.858.452,02 0,545% 0,272% 0,272%
3.3 Pekerjaan Kusen dan Kaca Rp 8.554.793,33 0,473% 0,473%
3.4 Pekerjaan Penutup Plafond Rp 12.601.505,22 0,696% 0,348% 0,348%
3.5 Pekerjaan Pengecatan Rp 3.899.353,17 0,215% 0,215%
III PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
3.1 Pekerjaan Instalasi dan Armatur Lampu Rp 1.712.478,00 0,095% 0,095%
3.2 Pekerjaan Plumbing Rp 9.881.837,55 0,546% 0,273% 0,273%
BERDASARKAN MC 0
HARGA JUMLAH JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME VOLUME SATUAN HARGA HARGA
SATUAN
KONTRAK MC0
(Rp) (Rp) KONTRAK (Rp) MC 0
a b d e f g
I. UMUM
1.1. Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lapangan dan M2
1 Perataan 350,000 350,000 22.140,00 7.749.000,00 7.749.000,00
Pengukuran dan M1
2 Pemasangan Bouwplank 239,000 239,000 57.839,69 13.823.684,72 13.823.684,72
Pengadaan Sumber Air Ls
3 Bersih 1,000 1,000 1.500.000,00 1.500.000,00 1.500.000,00
Ls
Papan Nama Proyek
4 1,000 1,000 550.000,00 550.000,00 550.000,00
Pembuatan Kotak Adukan Bh
5 40 x 50 x 25 cm 2,000 2,000 128.969,57 257.939,13 257.939,13
Mobilisasi Peralatan dan Ls
6 Bahan 1,000 1,000 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00
Peningkatan jalan akses ke Ls
lokasi dan rekondisi 1,000 1,000 10.000.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00
7 infrastruktur yg terdampak
Sewa mobile crane termasuk Ls
bahan bakar, mob demob 1,000 1,000 15.160.000,00 15.160.000,00 15.160.000,00
8 dan operator
Sistem Manajemen Ls
Keselamatan dan Kesehatan 1,000 1,000 40.800.000,00 40.800.000,00 40.800.000,00
9 Kerja (SMK3) Konstruksi
Pekerjaan Bongkar Pondasi m2
10 Existing 14,400 400.000,00 5.760.000,00
M2
- Bakesting Plat 48,000 48,000 285.640,46 13.710.742,08 13.710.742,08
11 Plat Lantai t.10 cm (kanopi)
M3
- Beton K-250 3,000 3,000 1.121.798,12 3.365.394,36 3.365.394,36
Tulangan Besi Polos Ø 10 Kg
- mm 251,770 251,770 11.167,49 2.811.634,97 2.811.634,97
M2
- Bakesting Plat 30,000 30,000 285.640,46 8.569.213,80 8.569.213,80
M
13 Pasang Bubungan 25,000 25,000 228.053,00 5.701.325,00 5.701.325,00
Pasang Talang Seng M
14 Galvalume 40,000 40,000 223.750,00 8.950.000,00 8.950.000,00
M
15 Pas. Lisplank GRC 40,000 40,000 186.750,00 7.470.000,00 7.470.000,00
M2
16 Pek. Pengecatan besi IWF 10,000 10,000 40.066,88 400.668,80 400.668,80
M3
4 Urugan Pasir Bawah Lantai 0,120 0,120 259.480,00 31.137,60 31.137,60
M3
5 Pas. Batu Kosong 2,100 2,100 841.860,60 1.767.907,26 1.767.907,26
Pas. Pondasi Batu Kali, M3
6 Adukan 1 Pc : 4 Psr 4,320 4,320 1.242.677,00 5.368.364,64 5.368.364,64
M2
- Bakesting Plat 3,000 3,000 285.640,46 856.921,38 856.921,38
M2
4 Acian Dinding 1 Pc : 7 Kpr 1.483,922 1.483,922 46.911,80 69.613.448,74 69.613.448,74
M
5 Benangan 119,920 119,920 24.768,06 2.970.185,28 2.970.185,28
m2
3 Epoxy lantai 2000 micron 289,000 230.000,00 66.470.000,00 -
Jumlah 3.3
63.461.937,36 63.461.937,36
3.4 Pekerjaan Penutup
Plafond
1 Pasang Plafond Gypsumboard + Rangka M2
Hollow Galvalum 54,550 54,550 204.402,00 11.150.129,10 11.150.129,10
PEMBANGUNAN
B. TOILET/JAMBAN
III. PEKERJAAN ARSITEKTUR
3.1 Pekerjaan Dinding
dan Plesteran
M2
1 Rollag batu bata 1,380 1,380 250.472,29 345.651,76 345.651,76
Pas. Dinding Bata Tebal 1/2 M2
1 Batu, Camp. 1 SP : 5 PP 51,188 51,188 139.652,40 7.148.527,05 7.148.527,05
Plesteran Dinding Camp. 1 M2
2 SP : 5 PP, Tebal 15 mm 8,957 8,957 81.123,32 726.605,35 726.605,35
M2
3 Acian Dinding 1 Pc : 7 Kpr 8,957 8,957 46.911,80 420.179,59 420.179,59
M
4 Benangan 23,520 23,520 24.768,06 582.544,68 582.544,68
Jumlah 3.3
8.554.793,33 8.554.793,33
3.4 Pekerjaan Penutup
Plafond
Pas Rangka Atap Baja
1 Ringan 19,200 19,200 M2 193.235,00 3.710.112,00 3.710.112,00
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
IV. DAN PLUMBING
PEMBANGUNAN RPS
TEKNIK PEMESINAN
GEDUNG UTAMA
4.1 Pekerjaan Instalasi
dan Armatur Lampu
Instalasi penerangan, daya, stop kontak,
saklar menggunakan kabel Kabel NYM 2
x 1 x 2,5 mm2 dalam conduit hight
impact Ø 20 mm, setiap pencabangan ke
armature melalui junction box dan
diletakkan dlm fleksibel konduit jarak
minimum 1,5 m dari armature
Biaya Penyambungan Baru
Daya Listrik P-KWH (2200 3.300.000,00
1 VA) 1,000 1,000 Ls 3.300.000,00 3.300.000,00
Instalasi Titik Lampu Kabel
2 NYM 2,5mm2 52,000 52,000 Titik 138.248,00 7.188.896,00 7.188.896,00
dalam PVC Ø 20 mm
Komplit Juction Box &
Perlengkapannya
Instalasi Saklar dan Stop
3 Kontak Kabel NYM 2,5 mm2 18,000 18,000 Titik 218.248,00 3.928.464,00 3.928.464,00
dalam PVC Ø 20 mm
Komplit Juction Box &
Perlengkapannya
Lampu Tanam Downlight
4 14 Watt 16,000 16,000 Set 141.500,00 2.264.000,00 2.264.000,00
Lampu Tanam Downlight
5 20 Watt 36,000 36,000 Set 162.300,00 5.842.800,00 5.842.800,00
Pekerjaan Sanitary
Pek. Pemasangan Floor
1 Drain 2,000 2,000 Bh 67.840,00 135.680,00 135.680,00
Pekerjaan Sanitary
Pek. Pemasangan Floor
1 Drain 2,000 2,000 Bh 67.840,00 135.680,00 135.680,00
Pek. Pemasangan Kloset
2 Duduk 4,000 4,000 Set 885.384,96 3.541.539,83 3.541.539,83
Pek. Pemasangan
3 WASTAFEL 2,000 2,000 Bh 569.006,00 1.138.012,00 1.138.012,00
50.000.000,00 50.000.000,00
DAFTAR ISI
1
2.16 PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN ....................................................................................... .. 211
2.16.1 Dokumen Terlaksana. ............................................................................................................ . 211
2.16.2 Penyerahan ............................................................................................................................ 222
3 BAB 3 PEKERJAAN PERSIAPAN .............................................................................................. 233
3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN .......................................................................................................... . 233
3.1.1 Direksi Keet (Bangunan Sementara). ...................................................................................... 233
3.1.2 Kantor dan Gudang Kontraktor................................................................................................ 233
3.1.3 Sarana Kerja........................................................................................................................... 233
3.1.4 Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja. ........................................................... 244
3.1.5 Perlindungan Terhadap Bangunan/Sarana Yang Ada.............................................................. 244
3.1.6 Pembersihan dan Penebangan Pohon-Pohonan. .................................................................... 244
3.1.7 Penjagaan, Pemagaran Sementara, dan Papan Nama............................................................ 255
3.1.8 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja ...................................................... . 255
3.1.9 Drainase Tapak................................................................................ ....................................... 255
3.1.10 Mengadakan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank. .......................................................... 266
3.2 HEALTH AND SAFETY ENVIRONTMENT (HSE) ......................................................................... 277
3.2.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................. 277
3.2.2 Standard dan Persyaratan....................................................................................................... 277
3.2.3 Akses, Pagar Pengaman Proyek, Barrier, Perlindungan pada bangunan yang sudah ada dan
lingkungan sekitar.....................................................................................................................28
3.2.4 Kebersihan harian, Pembersihan lokasi proyek, pembuangan sisa material keluar lokasi . ........28
3.2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................................................... 29
3.3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN .............................................................. . 344
3.3.1 Lingkup Pekerjaan. ................................................................................................................ . 344
3.3.2 Pelaksanaan.......................................................................................................................... . 344
3.3.3 Hasil Bongkaran...................................................................................................................... 344
4 BAB 4 PEKERJAAN TANAH....................................................................................................... 355
4.1 PEKERJAAN GALIAN TANAH...................................................................................................... 355
4.1.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................. 355
4.1.2 Syarat-Syarat Pelaksanaan..................................................................................................... 355
4.2 PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT ........................................................................................ 366
4.2.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................. 366
4.2.2 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 36
4.2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan ...................................................................................................... 36
4.3 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN ................................................................................... 37
4.3.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 37
2
4.3.2 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 38
4.3.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan...................................................................................................... . 38
4.4 PEKERJAAN URUGAN SIRTU....................................................................................................... 39
4.4.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 39
4.4.2 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 40
4.4.3 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 40
4.4.4 Persyaratan Pelaksanaan ....................................................................................................... 410
5 BAB 5 PEKERJAAN STRUKTUR ............................................................................................... 466
5.1 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG.................................................................................. 466
5.1.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................. 466
5.1.2 Umum............................................................................................................................. ........ 466
5.1.3 Persyaratan Bahan ................................................................................................................. 466
5.1.4 Syarat – syarat Pelaksanaan..................................................................................................... 47
5.2 PEKERJAAN BETON STRUKTUR ................................................................................................. 48
5.2.1 Pekerjaan Bekisting / acuan ...................................................................................................... 48
5.2.2 Pekerjaan Beton Bertulang..................................................................................................... . 48
6 BAB 6 PEKERJAAN ARSITEKTUR ........................................................................................... ...66
6.1 PEKERJAAN PASANGAN ORNAMEN NON STRUKTURAL .......................................................... 66
6.1.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 66
6.1.2 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 66
6.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan....................................................................................................... 66
6.2 PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN ..................................................................................... 67
6.2.1 Lingkup Pekerjaan ................................................................................................................... 67
6.2.2 Pekerjaan yang Berhubungan .................................................................................................. . 67
6.2.3 Persyaratan Bahan ...................................................................................................................67
6.2.4 Syarat-syarat Pelaksanaan ...................................................................................................... . 68
6.3 PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN SEMEN DINDING BATA RINGAN ................................... 68
6.3.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 68
6.3.2 Persyaratan Bahan .................................................................................................................. .69
6.3.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan....................................................................................................... 69
6.4 PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM, DAUN PINTU, JENDELA DAN KACA ..................................... 70
6.4.1 Pekerjaan Kusen Aluminium ..................................................................................................... 70
6.4.2 Pekerjaan Daun Pintu Panel .................................................................................................... . 71
6.4.3 Pekerjaan Kaca.........................................................................................................................71
6.4.4 Pekerjaan Kunci-Engsel-Penggantung (Hardwares) .................................................................. 72
6.5 PEKERJAAN PINTU BESI............................................................................................................. . 75
3
6.5.1 Lingkup pekerjaan..................................................................................................................... 75
6.5.2 Pekerjaan Yang Berhubungan................................................................................................... 75
6.5.3 Standard Dan Persyaratan........................................................................................................ 75
6.5.4 Persyaratan Bahan .................................................................................................................. .75
6.5.5 Persyaratan Pelaksanaan ........................................................................................................ . 76
6.6 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING ........................................................ 77
6.6.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 77
6.6.2 Pekerjaan Yang Berhubungan................................................................................................... 77
6.6.3 Standar Dan Persyaratan......................................................................................................... . 77
6.6.4 Pekerjaan Pasangan Keramik Dinding ...................................................................................... 79
6.6.5 Pekerjaan Pasangan Keramik Lantai........................................................................................ . 80
6.6.6 Persediaan Untuk Perawatan.................................................................................................... 80
6.7 PEKERJAAN PLAFOND KALSIBOARD.......................................................................................... 81
6.7.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 81
6.7.2 Pekerjaan yang Berhubungan .................................................................................................. . 81
6.7.3 Standard dan Persyaratan ........................................................................................................ 81
6.7.4 Persyaratan Bahan .................................................................................................................. .81
6.7.5 Persyaratan Pelaksanaan ......................................................................................................... 82
6.8 PEKERJAAN RAILING STAINLESS STEEL ................................................................................... 83
6.8.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 83
6.8.2 Persyaratan Bahan ...................................................................................................................83
6.8.3 Syarat-syarat Pelaksanaan ...................................................................................................... . 83
6.8.4 Syarat-syarat Kualitas Pekerjaan .............................................................................................. 83
6.9 PEKERJAAN PENGECATAN ........................................................................................................ . 84
6.9.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 84
6.9.2 Standar Dan Persyaratan................................................................... ....................................... 84
6.9.3 Pengecatan Dinding Dan Plafond............................................................... ...............................84
6.9.4 Pengecatan Kayu Dengan Melamine Lacquer ........................................................................... 85
6.9.5 Pengecatan Besi Dan Kayu Dengan Semi Duco....................................................................... . 86
6.9.6 Pengecatan Epoxy Super Gloss............................................................................................... .86
6.9.7 Persediaan Untuk Perawatan.................................................................................................... 87
7 BAB 7 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING ............................................... 87
7.1 PEKERJAAN SANITAIR ................................................................................................................ . 89
7.1.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 89
7.1.2 Pekerjaan yang Berhubungan ................................................................................................... 89
7.1.3 Persyaratan Bahan ...................................................................................................................89
4
7.1.4 Persyaratan Pelaksanaan ......................................................................................................... 90
7.2 PEKERJAAN PLUMBING .............................................................................................................. . 92
7.2.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................... 92
7.2.2 Pekerjaan yang Berhubungan ................................................................................................... 93
7.2.3 Standard dan Persyaratan ....................................................................................................... . 93
7.2.4 Persyaratan Bahan ................................................................................................................... 96
7.2.5 Persyaratan Pelaksanaan Umum ..............................................................................................96
7.2.6 Pekerjaan Instalasi Air Bersih.................................................................................................... 99
7.2.7 Pekerjaan Instalasi Air Bekas.................................................................................................. 101
7.2.8 Pekerjaan Instalasi Air Kotor ................................................................................................... 103
7.2.9 Pekerjaan Instalasi Air Hujan .................................................................................................. 104
7.2.10 Sistem Pengolahan Air Limbah ............................................................................................... 106
7.3 PEKERJAAN INSTALASI KELISTRIKAN...................................................................................... 107
7.3.1 Lingkup Pekerjaan .................................................................................................................. 108
7.3.2 Standar yang Dipakai.............................................................................................................. 108
7.3.3 Persyaratan Bahan ................................................................................................................. 109
7.3.4 Spesifikasi Bahan dan Peralatan............................................................................................. 109
7.3.5 Syarat-Syarat Pelaksanaan..................................................................................................... 111
7.3.6 Pengujian Pekerjaan ............................................................................................................... 112
7.3.7 Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan ................................................................................ 112
7.3.8 Rekomendasi Produk.............................................................................................................. 113
8 BAB 8 PENUTUP ....................................................................................................................... 115
8.1 PENYERAHAN PEKERJAAN DAN PERBEDAAN PERNYATAAN DOKUMEN ............................. 115
8.2 DOKUMEN PELAKSANAAN......................................................................................................... 116
8.3 UMUR EKONOMIS GEDUNG....................................................................................................... 117
5
BAB 1
SPESIFIKASI TEKNIS
6
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
2.2 Pekerjaan pasangan Bata
Bata Ringan Bata ringan Ex. Citicon, Grand Elephent, Bricon
2.3 Pekerjaan plesteran dan
acian semen
Semen / Portland Cement (
Ex. Dynamix, Gresik, tiga roda
PC )
Ex. MU, Prime Mortar, Bostik, Grand
Semen Instan (Mortar)
elephant
Ex. Lumajang, Ex local yang disetujui
Pasir Pasangan
pengawas
2.4 Pekerjaan kusen, pintu,
jendela dan kaca
Frame aluminium
Uk 4" tebal 1,2 mm Ex Alexindo, Alkan, Indal
Pintu & jendela
Daun pintu Ex. DUMA, Integra, Tulus, S Door,
Pintu wood solid kaka
Pintu Aluminium Spandrail
Daun Pintu Utama kaca Ex. Lokal
Tempered 12mm
Ex.Lokal
2.5 Pekerjaan kunci dan
penggantung
Hardware pintu Engsel Pintu, Handle +
Kunci, Grendel Tanam, Ex. Dekson, Solid, Paloma. Dorma
cassement
2.6 Pekerjaan kaca
Kaca bening, kaca rayban Ex. Asahimas, Mulia
2.7 Pekerjaan Penutup Lantai
dan dinding
Pasangan Keramik Keramik 60x60cm,
Dinding motif/warna polished/non polished, cutting Ex Habitat, Roman, Platinum
(bevelless)
Keramik Dinding 25x40cm,
Ex Platinum, Habitat, Roman
polished, cutting (bevelless)
Pekerjaan Keramik
Plint Lantai Ex Platinum, Roman
Lantai motif/warna
Pekerjaan Keramik
Step Nosing Tangga Ex Platinum ,Roman
Lantai motif/warna
2.8 Pekerjaan plafond dan
ornamen
Rangka Plafond Rangka Ex. Knauf, Kalsiboard, Jaya Board,
Rangka Plafond
Hollow Galvalum 0.45mm Mulcindo
Plafond Gypsumboard 9 mm, Ex. Knauf, Kalsiboard, Jaya Board,
Plafond area kering
12 mm yoshino
Plafond Kalsiboard ( Toilet / Ex. Kalsiboard, Hardie Panel,
Plafond area basah
Teras ) 4 mm Versaboard,
7
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
2.9 Pekerjaan pengecatan
Interior Cat Tembok Interior Ex. Nippon, Dulux,, Mowilex, Jotun
Cat plafond interior Ex. Nippon, Dulux, , Mowilex, Jotun
Eksterior Ex. Nippon Weatherbond, Dulux
Cat Tembok Eksterior
Weathershield, Jotun
Ex. Nippon Weatherbond, Dulux
Cat plafond eksterior
Weathershield, jotun
Daun Pintu Cat plamir (dasar) Lihat RKS
Cat warna Ex. Nippon, Emco, Avian
2.12 Pekerjaan sanitair
Kran Air Standart Ex. TOTO,American standard
Kran Air Tangkai Panjang Ex. TOTO,American standard
Wastafel Gantung Ex. TOTO,American standard
Kaca Cermin Wastafel
Ex. Asahimas, Mulia.
Gantung
Floor drain Ex. TOTO,American standard
Closet Duduk Ex. TOTO,American standard
Jet Washer Ex. TOTO,American standard
Water drain + asesories Ex. TOTO,American standard
9
BAB 2
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1. Persyaratan Teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk
Pembangunan Rusunawa pakal, yang meliputi :
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Tanah
3) Pekerjaan Struktur
4) Pekerjaan Arsitektur
5) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapatdisesuaikan/ dilihat dan tercantum
pada Bill Of Quantity (BQ) dan BQ bersifat tidak mengikat.
3. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi
seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-dokumen
berikut ini :
1) Gambar-gambar pelelangan/ pelaksanaan termasuk perubahannya,
2) Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pekerjaan/ bahan,
3) Rincian volume pekerjaan/ rincian penawaran,
4) Dokumen-dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang lain.
4. Dalam hal dimana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat diterapkan
pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan diatas, maka bagian dari Persyaratan Teknis
Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
2.2 REFERENSI
10
- NI • 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia
- NI • 5Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI • 8Peraturan Semen Portland Indonesia
- NI • 10Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
- Peraturan Plumbing Indonesia
- Peraturan Umum Instalasi Listrik
- Standart Industri Indonesia (SII)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM, JIS dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03).
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart- standart yang disebut diatas,
maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional
yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart
Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan/ pekerjaan yang bersangkutan dan dari
produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
Persyaratan Teknis Umum/ Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang
disebutkandiatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut Kontraktor harus mengajukan salah satu
dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis :
1) Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan
yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Assosiasi Profesi/ Assosiasi Produsen/
Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang berwenang/berkepentingan atau Badan-
badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal
tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
2) Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga Pengujian
yang diakui secara Nasional/ Internasional.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaian.
11
2. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus dibuatkan
lantai kerja dari beton tak bertulang setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar
pelaksanaan.
3. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan
mengerti benar akan pekerjaannya.
4. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan gambar dan
spesifikasi struktur.
5. Apabila Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas memandang perlu, untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus,Kontraktor harus meminta
nasihat/ petunjuk teknis dari tenaga ahli/ Lembaga yang ditunjuk Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas atas beban Kontraktor.
12
2.4.4 Penggantian (Substitusi).
1. Kontraktor/ Supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan/ produk
dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang
dipersyaratkan bilamana produk yang disyaratkan dalam RKS tidak ditemukan dipasaran.
2. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang ada
dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan
pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Kontraktor/ Supplier
untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan
pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
b. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas sebagai masukan (input) baru yang menyangkut
nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah
dapat diperkenankan.
13
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas harus diserahkan3 (tiga) buah contoh
yang masing-masing disertai dengan salinan sertifikat pegujian yang bersangkutan.
14
- Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
- Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
g. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atau contoh dari
bahan/ produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap
bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas.
2.5 PELAKSANAAN
15
6) Penyampaian jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
2. Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas akan memeriksa rencana kerja Kontraktor
dan memberikan tanggapan atas hal tersebut dalam waktu 2 (dua) minggu.
3. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja apabilaDireksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas meminta
diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atas rencana kerja tersebut paling lambat 4 (empat)
hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya
persetujuan dari Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas terhadap rencana kerja
tersebut, yang dituangkan dalam bentuk Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan (tertulis).
16
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan untuk memberitahu
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x
24 jam sebelumnya.
17
memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas mengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian
pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang
bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran
kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang
terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh Kontraktor.
3. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang
dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, Kontraktor
berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
4. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas atau
suatu pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Kontraktor (SPP).
5. Walapun telah diperiksa dan disetujui, kepada Kontraktor masih dapat diperintahkan untuk
membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan lain guna pemeriksaan
bagian pekerjaan yang tertutupi.
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang
diikuti.
2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti.
3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka RKS yang
diikuti.
4. Bila Kontraktor meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS, baik
tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka Kontraktor wajib bertanya kepada Pengawas secara
tertulis.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus meneliti kembali semua dokumen yang ada
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
18
4. Kontraktor harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran serta debu yang ditimbulkan akibat
pelaksanaan pekerjaan agar tidak mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan
ataupun prasarana yang telah ada/ berada di sekitar lokasi.
5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan/ kerusakan terhadap ketentraman dan kepemilikan
penduduk sekitarmaupun infrastruktur yang digunakan, baik merupakan kepemilikan
perorangan atau umum, milik Pemberi Tugas ataupun milik pihak lain. Maka Kontraktor harus
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut
diatas.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan mengganti atau memperbaiki kerusakan-
kerusakan pada jalan, jembatan maupun infrastruktur lainnya sebagai akibat dari lalu lalang
peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-bahan/ material
guna keperluan proyek.
7. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan memperbaiki kerusakan-
kerusakan pada kepemilikan penduduk sekitar lokasi pekerjaan sebagai akibat dari operasional
pelaksanaan pekerjaan.
8. Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-unit alat
berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan raya, jembatan maupun infrastruktur
lainnya yang dimungkinkan akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya Kontraktor akan
membuat perkuatan-perkuatan atas infrastruktur tersebut, maka hal tersebut harus
terlebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Intansi yang berwenang dan biaya
yang ditimbulkan untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang ditentukan dalam
Peraturan Ketenagakerjaan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum dan air bersih ditempat pekerjaan untuk
para pekerjanya, serta air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan selama masa pelaksanaan
dengan menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
perhitungan pembayaran pemakaian air) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila
kondisi air yang disediakan meragukan Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas,
maka air tersebut harus diperiksakan pada laboratorium dan Kontraktor harus menyediakan
ketersediaan air penggantinya.
19
3. Apabila terjadi kecelakaan pada pekerja Kontraktor saat pelaksanaan, maka Kontraktor harus
segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban dengan biaya pengobatan dan
lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kejadian tersebut harus segera dilaporkan pada
Serikat Tenaga Kerja dan Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
4. Di lokasi pekerjaan harus selalu disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia setiap saat dan berada di Direksi keet.
1. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak memperkerjakan tenaga kerja
yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
2. Kontraktorwajib menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan berkualitas baik. Semua
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak/ tidak diterima oleh Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
1. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang lain, sehingga secara
visuil menghalangi Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk memeriksa
bagian pekerjaan yang terdahulu, maka Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawasmengenai rencananya untuk melaksanakan
bagian pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga Direksi/ Konsultan Manajemen Konstru
2. ksi/ Pengawasberkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang
bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pekerjaannya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan tertulis diatas, memberikan hak kepada
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawasuntuk memerintahkan pembongkaran
kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu
dengan resiko pembongkaran dan pemasangannya kembali menjadi tanggung jawab Kontraktor.
20
4. Apabila laporan tertulis telah disampaikan (dibuktikan dengan tanda terima dari pihak Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas) dan Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawastidak mengambil langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka
waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan
pelaksanaan pekerjaan serta menganggap Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
5. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawasterhadap suatu pekerjaan, tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.
1. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan yang diterimanya dan
gambar detail yang telah disahkan Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Kontraktor selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis dari
Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan
satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Direksi adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
21
a. Dokumen Pelaksanaan.
b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
4. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
a. Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran banyak yang secara
operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana ini harus
dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan / Perlengkapan yang mengidentifikasikan lokasi
dari masing-masing barang tersebut.
b. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pengawas, Kontraktor harus membuat Dokumen
Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak dibenarkan
membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen Terlaksana tanpa izin dari Direksi
Pengawas.
2.16.2 Penyerahan
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
2. Untuk peralatan / perlengkapan :
a. 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operation Manual) dan Pedoman Pemeliharaan (Maintenance
Manual).
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orsinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal Pajak dan
lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pengawas.
22
BAB 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
23
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja
sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material dilapangan harus aman dari segala
kerusakan hilang dan hal-hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.
4. Untuk menghindari kemacetan dan gangguan lain terhadap akses jalan yang timbul akibat
operasional pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyediakan lahan untuk penyimpanan bahan/
material selama pelaksanaan pekerjaan.
24
3.1.7 Penjagaan, Pemagaran Sementara, dan Papan Nama.
1. Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan
petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi/ arus kendaraan keluar/ masuk proyek.
2. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka Kontraktor diwajibkan terlebih
dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaaan yang akan dilakukan.
3. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan,sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan dan
dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai dan tampak
dari luar dapat menunjang estetika atas kawasan yang ada.
4. Syarat pagar pengaman :
a. Pagar dari seng gelombang finish cat berpola sesuai dengan pengarahan Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas dengan ketinggian minimal 180 cm.
b. Tiang dolken minimum berdiameter 10 cm, jarak pemasangan minimal 180 cm, bagian
yang masuk pondasi minimum 40 cm.
c. Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi
pagar.
d. Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30cm dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1:3:5.
e. Pada pagar pengaman hendaknya diberi tanda atau petunjuk mengenai keberadaan
pekerjaan tersebut
f. Pagar diengkapi dengan pembuatan pintu akses dari bahan yang sama.
5. Selesai proyek semua bahan pagar adalah milik Kontraktor, untuk hal tersebut didalam
penyusunan penawaran hendaknya telah dipertimbangkan.
6. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan memasang papan nama Proyek yang
dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan ketentuan yang telah
ditetapkan atas beban Kontraktor.
25
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
26
4. Pemasangan Bouplank.
a. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan bouplank/
pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan benchmark yang
diberikan Direksi secara tertulis, serta bertanggung jawab atau ketinggian, posisi, dimensi,
serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan terdapat referensi tertulis dari Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Direksi atau wakilnya tidak menyebabkan
tanggung jawab Kontraktor menjadi berkurang.Kontraktor wajib melindungi semua
benchmark, dan lain-lain atau seluruh referensi dan realisasi yang perlu pada
pengukuran pekerjaan ini.
27
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;
3.2.3 Akses, Pagar Pengaman Proyek, Barrier, Perlindungan pada bangunan yang sudah ada dan
lingkungan sekitar.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan perlindungan terhadap Pihak Ketiga dan pengawasan
keamanan dalam hubungannya dengan pekerjaan.
Kontraktor akan menyediakan perlindungan seperlunya untuk mencegah terjadinya kerusakan atau
kehilangan dari :
a. Semua pekerjaan dan orang yang mungkin berkepentingan dalam pekerjaan.
b. Semua pekerjaan dan bahan-bahan serta alat perlengkapan yang harus ditempatkan dengan aman
dibawah pengawasan Kontraktor atau salah satu Sub Kontraktor.
c. Harta benda ditapak pekerjaan atau yang berbatasan dengan pekerjaan.
d. Semua harta benda milik orang lain atau Pihak ketiga disekitar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus mematuhi semua hukum, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai
keamanan orang, harta benda dan melindungi dari kerusakan, cidera atau kehilangan.
Kontraktor diharuskan memperbaiki dan mengganti kerugian, apabila ternyata lalai terhadap kewajiban yang
disebutkan diatas.
3.2.4 Kebersihan harian, Pembersihan lokasi proyek, pembuangan sisa material keluar lokasi Proyek.
Kontraktor harus, menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap kebersihan proyek dari
hari kehari, pengendalian kebersihan lingkungan dan pengaruhnya lingkungan dan bahwa semua
28
penyediaan sarana dan prasarana untuk pencegahan yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya dengan memperhatikan:
a. Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama kerja dan setelah jam
kerja.
b. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan akses kerja
dan disimpan setelah selesai jam kerja.
c. Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu dibersihkan dan dikumpulkan
serta siap diangkut keluar proyek.
d. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan yang rutin
e. Tempat Kerja yang licin karena air, minyak, atau zat lainnya harus segera dibersihkan
f. Semua orang wajib menyingkirkan paku yang berserakan, kawat/besi menonjol, potongan logam
yang tajam, semuanya yang dapat membahayakan.
g. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman secara
teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerilkil dan harus menutupi truk angkutan
dengan terpal.
h. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini tidak berlebihan, agar
tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja (selebihnya dikembalikan ke gudang umum).
i. Material sisa, bahan bongkaran dan sampah secara rutin dibawa keluar lokasi proyek dengan
persetujuan Direksi Pengawas.
29
Perhatikan jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada kegiatan tersebut.
Adanya alat-alat konstruksi yang bergerak.
Untuk lokasi-lokasi kritis atau tindakan yang akan menimbulkan bahaya bagi pekerja maka
Kontraktor wajib menyediakan seorang petugas yang membantu mengingatkan Pekerja saat
melakukan pekerjaannya.
b. Kontraktor wajib menyediakan peralatan safety yang sesuai dengan jenis dan lokasi pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
c. Bilamana terdapat pekerjaan yang akan menimbulkan percikan api atau sumber api maka
Kontraktor wajib menyediakan petugas siaga dengan Pemadam Api Portable.
d. Form Rencana Pematauan Keselamatan wajib diserahkan dan ditanda tangani oleh Direksi
Pengawas sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.
Pekerjaan yang memerlukan Rencana Pemantauan Keselamatan dan ijin kerja dari Direksi
Pengawas:
a. Bekerja diruang terbatas (conned area), sempit, gorong-gorong
b. Bekerja terkait dengan pemeliharaan, pembersihan, bersinggungan langsung dengan jalan raya
yang sedang digunakan
c. Menggunakan bahan kimia berbahaya
d. Menggunakan bahan mudah terbakar
e. Menggunakan bahan mudah meledak
f. Bekerja berhubungan dengan listrik
g. Bekerja dengan cara menyelam
h. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
i. Memindahkan barang/benda berat
j. Pekerjaan pembongkaran
k. Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas
l. Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
m. Bekerja di ketinggian
30
d. Tempat memasak, Kantin Pekerja.
Tempat memasak dan kantin pekerja berada diluar lokasi proyek. tIdak diijinkan memasak
dilokasi Proyek Konstruksi.
e. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja mengandung resiko untuk
terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan berat), berbagai upaya pencegahan
dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi. Selain itu, keterampilan melakukan tindakan
pertolongan pertama tetap diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aid), atau setidaknya
setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi
kecelakaan kerja maupun kegawatan medic.
31
Fungsi Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah.
a. Untuk mengetahui larangan atau memenuhi perintah/ permintaan, peringatan atau untuk
memberi informasi
b. Mencegah kecelakaan (mengisyaratkan terhadap suatu bahaya)
c. Mengindikasikan lokasi perlengkapan keselamatan dan pemadam kebakaran
d. Memberi arahan dan petunjuk tentang prosedur keadaan darurat.
Kontraktor wajib menyediakan Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 secukupnya untuk hal-
hal tersebut diatas.
3.2.5.5 Pengoperasian Alat Berat/Mekanis.
Peralatan berat mekanis umumnya seperti : excavator, motor grader, bulldozer, wheel loader, vibro
roller, pneumatic tire roller, dump truck, Beton Molen, Concrete Pump dll.
Kotraktor wajib menyediakan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelaikan Peralatan Berat Mekanis, ada inspeksi dan dinyatakan oleh Mekanik/petugas yang
kompeten serta alat dijalankan operator mempunyai kompetensi (SIO) yang masih berlaku
b. Setiap persiapan pengoperasian alat harus dilakukan uji coba tanpa beban lebih dulu, yang
menyangkut keselamatan: rem, gigi, kemudi, kaca spion, gerakan lengan, alarm dan tanda
mundur,lampu sein jika semuanya baik maka boleh beroperas
c. Jika bekerja pada jalur lintas dimana ada pengguna jalan lain maka Operator harus
bekerja/bergerak searah (tidak berlawanan) supaya tidak terperanjat, kaget, tidak dapat
menduga gerakan tersebut.
d. Jika bekerja pada lokasi yang terdapat kegiatan lain maka operator wajib dibantu 2 petugas yang
memberikan aba-aba bantuan dan pemerhati kegiatan sekeliling nya.
e. Saat selesai operasi, posisi alat harus aman: gigi netral, bucket diturunkan, ruang kabin dan
panel dalam keadaan tertutup, mesin dalam keadaan mati, parkir ditempat yang ditentukan. (dalam
jarak aman dari pengguna jalan dan kegiatan di lingkungan)
f. Terpasang tanda peringatan untuk tidak boleh istirahat didalam dan disekitar alat baik bagi
operator atau pekerja lainnya.
g. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara sangat
keras (gaduh), dan di dalam daerah pemukiman suatu sarigan kegaduhan harus dipasang serta
dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor, di bawah
pengendalian Kontraktor.
h. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik dalam daerah-
daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti dekat Pemukiman,
Perkantoran dan lain-lain.
3.2.5.6 Pencegahan Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian pada jiwa, peralatan produksi,
proses produksi dan pencemaran lingkungan kerja.
Khususnya pada kejadian kebakaran yang besar dapat melumpuhkan bahkan menghentikan proses
konstruksi, sehingga ini memberikan kerugian yang sangat besar.
Untuk mencegah hal ini Kontraktor wajib melakukan upaya-upaya penanggulangan kebakaran.
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
32
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
Kontraktor wajib melatih pekerjanya dalam upaya yang pengendalian setiap bentuk energi :
a. Melakukan identifikasi semua sumber energi yang ada di tempat kerja/ perusahaan baik berupa
peralatan, bahan, proses, cara kerja dan lingkungan yang dapat menimbulkan timbulnya proses
kebakaran (pemanasan, percikan api, nyala api atau ledakan);
b. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran berdasarkan peraturan
perundangan atau standar teknis yang berlaku.
Pada Lokasi proyek tidak diijinkan sama sekali untuk Merokok.
3.2.5.7 Asuransi
1. Construction’s All Risk (CAR)
a. Bilamana diminta maka Kontraktor Atas nama Pemilik, Kontraktor diwajibkan
mengansurasikan pekerjaan terhadap semua risiko (Construction’s all risk atau Erection all
risk) termasuk Third-Party Liability (TPL). Yaitu kehilangan dan kerusakan akibat
kebakaran, petir, ledakan, taufan, banjir, pecahnya tangki air atau pipa, gempa bumi,
kejatuhan benda terbang, huru hara serta kecelakaan-kecelakaan robohnya bangunan akibat
kesalahan teknis.
b. Besarnya nilai yang harus ditanggung adalah sebesar nilai borongan pekerjaan meliputi
semua pekerjaan yang telah dilaksanakan, bahan-bahan bangunan dan perlengkapan
bangunan yang belum terpasang yang direncanakan untuk pekerjaan tersebut, tetapi tidak
termasuk peralatan-peralatan, milik Kontraktor atau Sub Kontraktor.
c. Pengasuransian itu harus oleh Perusahaan Asuransi yang disetujui Pemilik.
d. Polis asuransi diserahkan kepada pemilik dan berlaku selama berlakunya Surat perjanjian
Kontraktoran termasuk perpanjangan waktu yangmungkin diberikan.
e. Atas penggantian dari klaim yang tergantung asuransi, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaan yang rusak, mengganti atau memperbaiki semua pekerjaan yang
rusak atau hilang, membersihkan segala puing yang ada dan menyelesaikan pekerjaan
sampai selesai menurut surat Perjanjian Pekerjaa Konstruksi. Dalam hal demikian
Kontraktor hanya berhak menerima penggantian biaya sejumlah yang diganti oleh asuransi.
2. Asuransi Pekerja Konstruksi
Kontraktor diwajibkan untuk mengansuransikan personil lapangan termasuk personil Sub
Kontraktor terhadap bahaya kecelakaan dan keehatan yang mungkin terjadi selama waktu
pelaksanaan Konstruksi.
Asuransi untuk personil Kontraktor harus dapat digabung dalam satu paket polis asuransi
ASTEK/ BPJS/ Atau jenis asuransi lainnya.
33
3.3 PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
3.3.2 Pelaksanaan
1. Sebelum memulai, Kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai kondisi-kondisi
yang ada disekitar lapangan pembangunan serta gambar-gambar dan izin-izin yang
diperlukan untuk bekerja.
2. Kontraktor juga harus mengajukan rencana, lokasi dan sistem pelaksanaan pembongkaran
kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas, untuk disetujui.
3. Terhadap semua sarana-sarana listrik maupun yang ada lainnya harus dilakukan tindakan-
tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan fungsinya serta tidak akan mengganggu
kelancaran pemakaian yang ada dan mengadakan tindakan-tindakan yang perlu guna
menanggulangi hal ini tanpa membebani Pemberi Tugas.
4. Pelaksanaan pembongkaran dan pembersihan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan. Semua kerugian pihak lain yang
timbul karenanya akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Semua sarana yang dapat dipakai lagi dan/atau ditambah/dikurangi harus terpasang kembali
sesuai dengan standar serta petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas, hingga
dapat berfungsi dengan baik. Keadaan sesudah selesai harus rapih dan bersih serta siap
untuk pekerjaan selanjutnya. Penggunaan bahan peledak untuk pekerjaan pembongkaran
tidak diizinkan.
34
BAB 4
PEKERJAAN TANAH
35
harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi sayarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan
material lain seperti adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab
mengenai pekerjaan urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya.
Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor harus mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib menyediakan pompa
air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur
pada dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan
, sehingga tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi disekitar proyek. Didalam lokasi galian harus
dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam , maka kontraktor harus membuat pengaman
galian sedemikan rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya
diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi
dengan adukan beton terpasang., maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air
seperti lembaran terpal/ kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun
sinar matahari.
8. Perlindungan Benda yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang yang dilindungi selama
pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap
berada di tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki/
diganti oleh kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya , maka galian harus dimulai pada bagian yang
lebih dalam dahulu dan seterusnya.
36
4.2.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur,
tanah lempung dan organis. Bahan ini harusmendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
2. Air Kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak , asam alkali dan bahan-bahan
organis lainnya, serta dapat diminum . Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib
mencari air kerja yang memenuhi syarat.
37
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis , maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari hal
tersebut diatas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
2. Pemasangan Patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistim Drainase
Pada daerah yang basah , kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa
sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air.
Sistim drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Dan sistim drainase
tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk
menanggulangi air yang ada.
38
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil uji ini
digunakan untuk menentukan cara pemadatan di lapangan . uji yang dilakukan antara lain :
- “Density of soil inplace by sand-cone method” AASHTO.T.191
- “Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T204
- “Density of soil inplace by the rubber ballon method” AASHTO.T205
39
4. Pekerjaan ini juga mencakup urugan secara manual atau mekanis, dikerjakan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pengawas
40
2. Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung lumpur dan ukuran butiran
kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
3. Material yang digunakan harus memenuhi persyaratan sirtu kelas B.
4. Seluruh material harus bersih dari kotoran organic dan mineral.
5. Kontraktor wajib menjelaskan asal usul bahan sirtu.
6. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi permukaan harus dipadatkan dalam
dalam lapisan - lapisan urugan dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak boleh kurang dari 10
cm, kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering maksimum atau sesuai yang di
jelaskan oleh Perencana.
Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang yang disyaratkan
, maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan pada kedalaman
penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pengawas, tetapi tidak boleh berselang lebih dari
50 m untuk setiap lebar hamparan.
41
permukaanya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan
dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Lapis hamparan urugan yang terlalu kering untuk dipadatkan,dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyratkan, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut,dilanjutkan dengan
penyemprotan air secukupnya,dan dicampur seluruhnya dengan mengunakan Motor Ggreader
atau peralatan lian yang disetujui.
Urugan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyratkan dalam Spesifikasi ini,
menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan
perkerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi
ketentuan dalam spesifikasi ini.
f. Pengembalian Bentuk Pekerjaan setelah Pengujian.
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akaibat pengujian Kepadatan atau lainya
harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh spesifikasi ini.
g. Cuaca Yang Dijinkan Untuk Bekerja.
Urugan tanah tidak boleh ditempatkan dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilahsanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar
rentang yang disyaratkan.
h. Untuk menghasilkan hamparan dengan tebal padat 30 cm atau yang disyaratkan Kontraktor harus
menyampaikan metoda kerja yang akan dilakukan.
i. Pelaksanaan Urugan Badan Jalan harus dikerjakan setengah lebar jalan sehingga setiap saat
jalan tetap terbuka untuk lalu – lintas.
j. Sebelum penghamparan urugan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus
dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pengawas sesuai dengan Spesifikasi ini.
k. Kontraktor harus memasang patok batas dasar urugan 3 hari sebelum pekerjaan dimulai.
l. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja yang
melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk sekitar.
m. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainya berada dalam galian yang mengharuskan
kepada mereka berada dipermukaan tanah, kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan
pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat
peralatan galian cadangan(yang belum terpakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
n. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang
lain terjatuh kedalamnya, dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu jalan harus
ditambah dengan rambupada malam hari dengan drunm dicat putih (atau yang serupa) ketentuan
pengaturan dan pengendalian lalu – lintas selama pelaksanaan kostrukasi harus diterapkan pada
seluruh galian dalam daerah milik jalan.
2. Penghamparan Urugan
a. Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang
merata yang setelah dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.
Bilamana urugan terakhir yang dipadatkan lebih dari 30 cm dan kurang dari 60 cm maka dibagi 2
sama tebalnya.
42
b. Tanah /Sirtu urugan diangkut langsung dari luar sumber bahan ke permukaan yang yang telah
disiapkan pada saat cuaca cerah. Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun dilokasi urugan
untuk persedian tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan
perlindungansehingga air hujan tidak membasahi tumpukan Tanah / Sirtu.
c. Penimbunan dalam suatu lokasi(lot)dan pada satu lapis hanya boleh digunakan bahan tanah yang
berasal dari satu sumber galian dan yang seragam.
d. Bilamana urugan badan jalan akan dipelebar, pelebaran urugan harus dihampar horizontal lapis demi
lapis sampai dengan elevasi tanah dasar jalan lama, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang
diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin,dengan demikian pembangunan
dapat dilanjutkan kesisi jalan lainya bilamana diperlukan.
3. Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis harus dipadatkan dengan
peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pengawas sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya, bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air oftimum sampai 1% diatas kadar air optimum.
c. Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang dsyaratkan , diuyji
kepadatanya dan harus diterima oleh Direksi Pengawas sebelum lapisan berikutnya dihampar.
d. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke arah elevasi tertinggi
sumbu jalan, sehingga setiap titik akan menerima energi pemadatan yang sama.
e. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan
dengan penumbuk loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau timbris(tamper)manual
dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan dibawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian
Khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga , dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.
4. Pengendalian Mutu
a. Penerimaan Bahan
Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan
akan ditetapkan ditetapkan oleh Direksi Pengawas , tetapi bagaimanapun juga harus mencakup
seluruh pengujian yang disyaratkan dengan satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap,
untuk setiap jenis tanah dari setiap sumber bahan setelah setelah persetujuan terhadap
mutu bahan urugan yang diusulkan, Direksi Pengawas dapat memintakan pengujian mutu
bahan ulang untuk mencegah terjadinya perubahan sifat bahan.
Pengandalian mutu bahan harus rutin dilaksanakan untuk mengendalikan setiap perubahan
mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Setiap perubahan sumber bahan paling sedikit harus
dilakukan satu pengujian untuk menentukan bahan urugan ketentuan, seperti yang
disyaratkan. Direksi Pengawas setiap saat dapat memerintahkan dilakukanya uji ke ekspansif
an sesuai SNI 03-6795-2002.
b. Percobaan Pemadatan Lapangan
Kontraktor harus menyampaikan usulan percobaan pemadatan termasuk memilh Metoda dan
peralatan untuk mendapatkan ketebalan dan tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana
43
Kontraktor tidak dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini
harus diikuti:
Mengganti alat pemadat yang lebih sesuai atau lebih berat.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan alat pemadat dan kadar
air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai, sehingga dapat diterima oleh Direksi
Pengawas
c. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Kontraktor sebagai bahan untuk
menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis jenis alat pemadat dan kadar air untuk
seluruh pemadatan berikutnya.
d. Ketentuan Kepadatan untuk tanah,Sirtu
Lapisan Tanah ,Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi permukaan harus dipadatkan dalam
dalam lapisan - lapisan urugan dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak boleh kurang dari 10
cm, kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering maksimum atau sesuai yang di
jelaskan oleh Perencana.
e. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang yang
disyaratkan , maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan pada
setiap luas 500m2 atau 1000 m2 luas lokasi yang ditimbun (tergantung luas dan petunjuk
Perencana) pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pengawas.
f. Toleransi Dimensi
Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (sub grade), toleransi elevasi permukaan tidak boleh
lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang
3 m arah memanjang dan melintang.
Seluruh permukaan akhir urugan yang terekpos harus cukup rata dan harus memiliki memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng urugan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang
ditentukan.
5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Retribusi bahan galian untuk Urugan
Bilamana bahan galian tanah biasa atau bahan urugan pilihan atau lapis pondasi agregat, atau bahan
lainya dari galian sumber bahan di luar daerah milik jalan, Kontraktor harus dilakukan pengaturan
yang diperlukan dan membayar kepemilikan bahan konsesi kepada pemilik tanah maupun
retribusi dan ijin pengangkutan kepada pihak yang bewenang.
b. Pengukuran Urugan (unit price contract)
Kontraktor wajib melakukan menyampaikan berkas delivery order dan meminta Persetujuan
Direksi Pengawas pada setiap pengiriman bahan nya.
Dari urugan lapis-perlapis Kontraktor wajib bersama-sama dengan Direksi Pengawas untuk
pemeriksaan ketinggian level yang mana hasil pengukurannya di paparkan dalam berita acara
pemeriksaan bersama.
c. Pengukuran Urugan (lumpsum contract fixed price).
44
Dari urugan lapis-perlapis Kontraktor wajib bersama-sama dengan Direksi Pengawas untuk
pemeriksaan ketinggian level yang mana hasil pengukurannya di paparkan dalam berita acara
pemeriksaan bersama.
d. Dasar Pembayaran (unit price contract)
Pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah perhitungan delivery order dan hasil berita acara
pengukuran bersama antara Kontraktor dan Direksi Pengawas yang menjelaskan level ketinggian
urugan.
e. Dasar Pembayaran (lumpsum contract fixed price).
Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil berita acara pengukuran bersama antara Kontraktor dan
Direksi Pengawas yang menjelaskan level ketinggian urugan yang sudah dipenuhi sesuai dengan
gambar Perencanaan.
Pada penyerahan hasil akhir semua kepadatan berdasarkan hasil test CBR telah terpenuhi.
45
BAB 5
PEKERJAAN STRUKTUR
5.1.2 Umum
Semua material dan pelaksanaan pada pekerjaan ini mengacu pada spesifikasi umum dari pekerjaan
pondasi dan spesifikasi umum pada pekerjaan, dan spesifikasi khusus seperti yang tercantum pada bab
ini.
Kontraktor wajib mempelajari semua hal yang termuat dalam laporan penyelidikan tanah. Bilamana
terdapat keraguan atau perbedaan pendapat dengan yang termuat dalam laporan, kontraktor wajib
mendiskusikannya dengan piliak Perencana.
Apabila Kontraktor ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan tanah terscbut, maka
pcmborong boleh mcngadakan penyclidikan tanah tambahan atas biaya sendiri.
Kontraktor wajib mempelajari data-data penyelidikan tanah diiapangan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kelongsoran, hambatan-hambatan selama pelaksanaan sehubungan dcngan kondisi tanah
tersebut dan lingkungan yang ada.
Segala biaya-biaya yang mungkin timbul karenanya sudah harus diperhitungkan dalam penawaran dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sebagai lampiran penawaran Kontraktor harus mcngajukan metode pclaksanaan tiang yang akan
dilakukan (termasuk detail sambungan, tulangan, peralatan) kecuali jika ditentukan lain didalam paket
tender.
5.1.3.1 Baty belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang di belah-belah menjadi
ukuran normal dan harud memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
46
5.1.4 Syarat – syarat Pelaksanaan
47
melindungi pondasi dari faktor cuaca dan dapat pula memberikan daya dukung tanah yang cukup
untuk menahan beban bangunan di atasnya
5.2.1.1 Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara struktur baik
kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan .Acuan merupakan
suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai
gambar rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan didalam spesifikasi ini. Kontraktor dapat
mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
Didalam penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan
didalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur
beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingg
bebas dari kebocoran. Semua pengikat. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi
dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu
dengan struktur beton.
48
8. Mutu dan Cara Uji Sement Beton (SII 0052-80)
9. ASTM C-33 Standard Specification for concrete Agregates
10. Baja Tulangan Beton (Sni 2052 2017)’
11. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)’
12. American Socicty for testing and Material setempat (ASTM)
13. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daserah setempat
14. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC:699.81:624.04)
15. Tata Cara Penghitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah Dan Gedung SNI 03-1727-1989.
16. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002.
17. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2013.
18. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012.
49
Semua ukuran-ukurann yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih
penampang beton, tidak termasuk plester/ finishing. Tambahan elemen tertentu seperti
bentuk / profil khusus yang tercantum didalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan
baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar Kerja.
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang
dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail
sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Direksi Pengawas untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai
pembuatan acuan dilapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Direksi, tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan,
kekakuan dan nstabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi
hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan
timbulnya biaya tamabh, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat didalam gambar kerja. Pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Direksi Pengawas berhak untuk meminta
Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna dengan beban
biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Direksi/ Tim Teknis .
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi.
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2 (dua) kali, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
9. Akurasi.
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan/ kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus
sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini.
10. Sistim Pengaliran Air.
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran . Harus dipersiapkan
sistim pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air dapat mengalir
ketempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama
pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
11. Ikatan Acuan di Dalam Beton.
Baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian
dan mendapat persetujuan dari Direksi, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan
merusak beton yang sudah dibuat.
12. Acuan Beton Exposed
50
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang
menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna
permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan
seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar
pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut . Merk dan jenis relesae
agent yang telah disetujui bersama. Tidak boleh diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdangan dari release agent tersebut,
data
bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya, cara-
cara pemakainnya, resiko-resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh
persetujuan tertulis dari Direksi.
13. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada
bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
14. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus mengggunakan steger besi (scaffolding) .
Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh Direksi.
15. Persetujuan Direksi.
Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada Direksi.
16. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat, harus
dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb :
51
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk
hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara
tertulis untuk disetujui Direksi/ Pengawas.
5.2.2.1 Umum
semua beton untuk struktur bemutu fc’ = 25 MPa, dengan tambahan ketentuan bahwa semua unsur
struktur yang berhubungan dengan air, campuran betonnya harus kedap air seperti pelat untuk kamar
mandi dan wc, dsb
2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organik ,lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Sagregat
halus harus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi
syarat sbb :
Sisa diatas (% berat)
Ayakan 4.00 mm >02
52
Ayakan 1.00 mm > 10
Ayakan 0,25 mm 80-95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika
sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka kontraktor wajib untuk memberitahukan
secara tertulis kepada Direksi Pengawas. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih , yang
keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
4. Besi Beton
Besi beton berdiameter lebih besar 12 mm harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformad
bars/ U40) untuk tulangan utama, sedang besi beton berdiameter sama atau lebih kecil 12 mm
menggunakan besi beton polos, U24 atau dapat disesuaikan dengan notasi dalam gambar, Agar
dipeoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran , lapisan minyak ,karat dan tidak cacat
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi
4. Merk Krakatau Steel, Bhirawa, Hanil, Master Steel
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
6. Kualitas Beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang harus dibuktikan
dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.
b. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus
melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku
dengan mengadakan trialmix di laboratorium yang disetujui oleh Direksi.
c. Jika tidak ditentukan secara khusus , maka untuk lantai kerja, kolom praktis, ring balk,
lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton Mutu K 225,
sedangkan untuk beton structural menggunakan beton Mutu K 350.
d. Disain Adukan Beton
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan
memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah
53
dituangkan kedalam acuan dan kesekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi
agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara kelebihan. Campuran beton harus
dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan dibawah ini :
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus dipenuhi
syarat pada Pedoman Beton Indonesia.
2. Laboratorium Penguji.
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium
penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini .
54
Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan spesifikasi
ini.
b. Kecuali ditentukan lain , Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji di lapangan
seperti tersebut berikut ini seperti pada poin 3, beserta tenaga ahli yang menguasai
bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus
1) Alat pengukur kadar air (moisture countent) dari agregat
2) Alat pengukur kekentalan beton (slump)
3) Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat benda uji pada
temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
d. Jika menggunakan beton readymix, maka peralatan yang disebut a) dan b) diatas harus
disiapkan pada pabrik beton readymix .
3. Pengujian Agregat
a. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harusmelakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
1) Sieve analysis
2) Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain
3) Pengujian unsur organis
4) Pengujian kadar clorida dan sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Direksi/ manajemen Konstruksi untuk
mendapatkan persetujuan a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat
harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap trial mix.
b. Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk
menghasilkan beton seperti yang disyaratkan . jumlah minimum untuk pengujian agregat
yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan , maka
Direksi Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya
Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil diperoleh
ternyata memuaskan.
2
fc f cr
S=
N1
56
Bila salah satu dari kedua syarat diatas tidak dipenuhi, maka harus diambi l langkah
untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomondasi KP
Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus perkasus.
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus
adalah antara 5 – 12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor slump beton adalah 16 –
18 cm lebih besar dari 12cm (disesuaikan dengan bab pengecoran bored piled,
Pondasi).Cara uji slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan kedalam
57
cetakan beton (begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas permukaan
yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.Kemudian beton tersebut
ditusuk- tusuk 25 kali dengan besi beton diameter 16 mm, panjang 30 cm dengan ujung yang
bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan
dibawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan
diukur penurunnannya.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar
pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat
dikurangi . Siar pelaksanaan tidak diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai
daerah basah, seperti toilet, seservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaaya geser adalah minimal, umumnya
terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjangg efektif elemen struktur .Pada
pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur
yang besarpada beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horizontaldan
pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus
disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus sudah mempertimbangkan didalam penawarannya ,
segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan sepertierstop, perekat beton, dowel
58
dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama
dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak
melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian
rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
59
5. Temperatur Beton Segar
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala 5 s/d
100 derajat C, harus dimasukkan kedalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur
sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 derajat
C.
2. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih selama
minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding
beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama
7 hari .
3. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton harus
dilindungi dengan material (antara lain stirofoam) yang disetujui oleh Direksi, agar dapat
memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban
permukaan beton dapat dipertahankan.
4. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal , beton ataupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakuakan . Acuan tersebut dihindari dari terik
matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan
yang kuarang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
5. Curing
Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap sinar matahari
dan hembusan angin kering.
Semua permukaan beton yang terlihat hams diambil tindakan sebagai berikut:
- Sebelum beton mulai mengeras, maka beton setelah pengecoran pada hari pertama harus
disirami, ditutupi dengan karung basah atau digenangi dengan air selama paling sedikit 2
minggu secara terus menerus.
- Tidak diperkenankan menaruh bahan-bahan diatas konstruksi beton yang baru dicor (dalam
tahap pengeringan) atau mempergunakannya sebagai jalan mengangkut bahan-bahan.
60
dasar beton, didalam beton dan dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 10 meter.
Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu tersebut harus diusulkan kepada Direksi/
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Perbedaan Temperatur.
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting adalah tidak
terjadi perbedaan temperatur yanng besar (> 20o C) antara permukaan dan inti beton dan beton
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung atapun tiupan angin.
3. Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat dicampur kedalam
beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton untuk mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu cepat.
4. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. dan lebar retak yang dizinkan
maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
5. Antisipasi Perbedaan Temperatur.
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi jika perbedaan temperatur
menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau
membuat isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera
dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar , Untuk itu harus disiapkan material
isilosi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
6. Hal-hal Lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah pengecoran
beton adalah :
1) Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung
dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuaran dimulai.
2) Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air
dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih besar.
3) Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4) Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair kedalam campuarn beton.
5) Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam
6) Lakukan pengecoran bertahap sedemikan rupa, misalnya dengan membuat siar
pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis
pengecoran penjadi kurang lebih 1 meter dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
7) Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur
lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang hari.
8) Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton yang
terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu
berbeda pada seluruh penampang beton.
9) Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus diteruskan
sampai sistim isolasi terpasang seluruhnya
10) Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan
angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran
dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.
7. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang diizinkan , maka
Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara lain metode kerja
danperalatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan, Kepada Direksi
61
untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk memperbaikai keretakan tersebut
sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi.
a. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syaratsyarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1988).
c. Penyimpanan
62
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak merusak
kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan karat dapat
dihindarkan
e. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar dan harus
sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan
besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi
beton.
2. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar stndar ditail . Sebagai
catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/ tekan penampang beton harus dipasang
sejauh mungkin dari garis tengah penampang , sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi
ketentuan - ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
3. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait,panjang penjangkaran, penyaluran , letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar
rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Direksi.
4. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh untuk
menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari
16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan . Pembesian harus ditunjang dengan
beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada
gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini . Penunjang-penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan acuan . Ikatan dari kawat harus dimasukkan kedalam penampang beton,
sehingga tidak menonjol permukaan beton.
5. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang harus
diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar . Akhiran/ kait sengkang
harus dibuat seperti yang disyaratkan didalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja
seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat
tulangan utama.
6. Beton Tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum
mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton tahu
ditentukan maksimal 100 cm dengan ketebalan sesuai SNI
7. Penggantian Besi.
63
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor
dapat menambah ektra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
gditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter
yang terdekat dengan catatan :
1) Harus ada persetujuan dari tertulis dari Direksi.
2) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas) .
Khusus untuk balok portal , jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh
lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
3) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.
4) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
8. Toleransi Besi
64
5.2.2.15 Beton Kedap Air
1. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu yang lama.
Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap
air/ waterproofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
2. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik. Waterstop
tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop drawing, sehingga rencana pengecoran
harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk didalam penawaran
yang diajukan oleh Kontraktor.
3. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus mengadakan perbaikan-
perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor
dan disetujui oleh Direksi, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah
selesai.
65
BAB 6
PEKERJAAN ARSITEKTUR
66
dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi. Pemasangan percobaan tidak boleh
dibongkar tanpa persetujuan Direksi.
7. Pengecatan.
a. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Sebelum dicat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan sikat
besi mekanis (mechanical wire brush).
b. Cat dasar adalah cat zinc chromate produk ICI, Mowilex atau setara. Pengecatan dilakukan
satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh
dicat.
c. Cat akhir adalah cat zinc chromate (synthetic super gloss paint) produk primptop, protective,
nippon paint ICI, atau setara. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih dilapangan sampai
menutup sempurna.
8. Pemasangan akhir (final erection)
a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan
baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya,
sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalahan
penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Direksi,
untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya, yang dapat dilakukan di
lapangan atau di work shop. Meluruskan pelat dan besi siku atau bentuk lainnya harus
dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Segala biaya sebagai akibat dari hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang tidak
terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah disetujui.
c. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar pemasangan.
Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sesuai dengan
gambar detail.
67
Berat jenis normal : 650 kg/m3
Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
Tebal spesi : 3 mm
Ketahanan terhadap api : 4 jam
Jumlah per luasan per 1 m2 : 22 - 26 buah tanpa construction waste.
Plasteran dinding menggunakan MU-301 atau PM-200 atau setara dengan acian dinding MU-200
atau,PM-300 atau setara kualitas.
Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
68
6.3.2 Persyaratan Bahan
1. SemenMortar harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
2. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
3. Penggunaan campuran untuk plesteran :
- Tuang air sebanyak 13 liter untuk kantong semen mortar khusus acian (40kg).
- Masukan adukan kering semen mortar khusus acian ke dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata.
- Pelaksanaan acian tebal 1,5 mm.
- Semen mortar menggunakan produk Mortar Utama (MU), AM atau Prime Mortar.
6.3.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Perencana dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu
bata telah disetujui oleh Perencana sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitekur terutama
pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan
plumbing untuk seluruh bangunan.
5. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
a. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara dipahat halus.
b. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan dari
segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen.
c. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
6. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
7. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
8. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap finishingnya, kecuali untuk
yang menerima cat.
9. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping
plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
10. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar,
atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diizinkan Perencana.
11. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus
diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain didalam
gambar.
12. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi
5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya
atas tanggungan Kontraktor.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali
dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
69
15. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
16. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib memelihara
dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib
diperbaiki.
17. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.
70
l. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran
sebagai berikut :
untuk tinggi dan lebar 1 mm.
untuk diagonal 2 mm.
m. Accessories.
Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.
n. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau setara.
o. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.
p. Handle, engsel, kunci maupun slot pintu dan jendela menggunakan kwalitas I dengan merk :
Solid / Dexxon / solid / paloma. Untuk hak angin sikutan menggunakan casement.
72
Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam
gambar.
c. Toleransi
Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5
mm per meter panjang.
Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas /
ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan bekerja pada
bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Direksi Pengawas.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik:
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan
mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda /
dihaluskan.
73
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka aluminium
harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi rongga-
rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak
diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan
dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
1. Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi
90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.
2. Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
3. Engsel diatas dipasang kurang dari 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah
dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel ditengah dipasang ditengah antara
kedua engsel tersebut.
4. Pemasangan lock case, handle harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh direksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
5. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
6. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
7. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan).
74
6.4.4.4 Persyaratan Penerimaan Hasil Pekerjaan
1. Kontraktor wajib mengganti semua bahan yang rusak. Perbaikan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
2. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka kontraktor wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan kerusakan. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan pintu dan jendela
selesai terpasang, permukaannya dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi
terhadap kemungkinan cacat pada permukaannya.
4. Kontraktor memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan, sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan Direksi Pengawas.
5. Pada saat diserah terimakan anak kunci deiserahkan lengkap 3 set, masing-masing memiliki
tag name yang menjelaskan lokasi kunci dan korespondensi dengan cylinder nya.
Kusen terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm. Bagian bawah kusen
diperkuat dengan door sill dari baja siku, setelah kusen terpasang, door sill dihilangkan.
Daun pintu terbuat dari pelat baja tebal 1,5 mm, pelat baja pelapis daun pintu ini tidak ada
sambungan las.
Tebal daun 55 mm.
75
Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut harus dibuat
dari bahan dan ketebalan yang sama dengan daun pintu.
c. Pintu Besi Fire Rated/Fire Door
Fire rating : 2 jam.
Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm.
Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan mineral rockwool tahan api. Tebal
daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak ada sambungan las.
Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut harus dibuat dari
bahan dan ketebalan yang sama dengan daun pintu.
Jika didalam gambar terdapat kaca pada daun pintu maka kaca tersebut harus memenuhi
standard fire rated.
Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer's Laboratories (UL).
d. Pintu Besi Ruang X-Ray
Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50 x 150 mm. dengan lapisan Pb
setebal 3 mm.
Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, di lapisi PB setebal 3mm. diisi dengan bahan mineral
rockwool tahan api. Tebal daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak ada sambungan las.
Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut harus dibuat
dari bahan dan ketebalan yang sama dengan daun pintu.
Jika didalam gambar terdapat kaca pada daun pintu maka kaca tersebut harus memenuhi
standard anti radiasi.
Lockcase, handle-handle dan lubang kunci harus memenuhi standard anti radiasi.
e. Konstruksi Pintu Besi
76
d. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan distorsi diagonal
maksimal 2 mm.
e. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan distorsi diagonal
maksimal 2 mm.
f. Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman ke kolom praktis dan rigid pada tempat
tumpuannya.
Semen Portland harus memenuhi NI 8, pasir dan air harus memenuhi syarat syarat yang ditentukan dalam
PVBB 1970 (NI 3) dan PBI 1971 (NI 2) dan ASTM.
77
Lis keramik dinding/Listello:
1. Jenis : Glaze Keramik tile ex. Roman/ Platinum atau setara kualitas yang
disetujui oleh Direksi Pengawas.
2. Finishing Permukaan : Berglazuur / Matt / Kasar.
3. Bahan pengisi siar : ex. MU/AM atau setara kualitas disetujui oleh Direksi Pengawas.
4. Bahan perekat : mortar semen biasa.
5. Warna/texture : akan ditentukan kemudian
6. Ukuran : 10x20, 5x20, 10x25, 5x25 atau sesuai yang tertera pada gambar.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan Keramik Indonesia
(NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak
seragam akan ditolak.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.
e. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Perencana.
f. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Perencana.
78
l. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih khusus untuk keramik.
m. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grout.
n. Grouting
Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat
dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)
Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan
kain.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
d. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam
akan ditolak.
e. Bahan bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.
f. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai
informasi bagi Perencana.
g. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Perencana.
79
6.6.5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Sebelum dimulai pekerjaan diwajibkan Kontraktor membuat shop drawing mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1PC:3 pasir pasang dan ditambah bahan
perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.
d. Pemasangan Lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai dengan baik
dan sempurna serta disetujui Direksi (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min. 7
hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan Keramik dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai
beton adalah minimum berusia 28 hari.
e. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh,
f. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.
g. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Perencana.
h. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya,
maximum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya,
untuk siar-siar yang berpotongan membentuk sudut siku yangsaling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
i. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan diatas. Warna keramik yang dipasang.
j. Pemotongan untui-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang terpasang dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan itu.
m. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
n. Grouting
Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat dibersihkan
dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)
Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.
Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan kain.
80
6.7 PEKERJAAN PLAFOND KALSIBOARD
81
6.7.5 Persyaratan Pelaksanaan
a. Pengukuran kembali dan Shop Drawing
1. Desain dan produk dari sistem langit-langit harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar gambar yang
ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola lay
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detil detil sesuai gambar.
3. Diwajibkan kepada Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme
kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
4. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock up sebelum pekerjaan dimulai dan
dipasang.
b. Rangka Plafond
5. 5.2.1. Semua batang profil untuk rangka langit langit telah diseleksi dengan baik, lurus dan
rata. Tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat cacat lainnya. Semua bahan
yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas.
6. 5.2.2. Seluruh rangka langit langit digantung pada plat beton atas balok kawat penggantung
seperti telah disebutkan diatas.
7. 5.2.3. Kawat penggantung dikaitkan pada pelat besi yang dipaku dengan paku ramset ke
plat beton/balok beton.
8. 5.2.4. Setelah seluruh rangka langit langit terpasang, seluruh permukaan harus rata, lurus
dan waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan batang batang rangka harus saling
tegak lurus.
c. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos klos, baut, angker angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang bidang tampak tidak boleh ada lubang lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
f. Urutan dan tata kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dari Produsen.
g. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak melebihi
batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing masing bahan yang digunakan).
h. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut sudut pertemuan dengan bidang lain.
Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar. Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Perencana.
i. Semua ukuran modul yang diatur berkaitan dengan modul lantai dan langit langit.
j. Penutupan sambungan Kalsiboard
5.10.1. Setelah plafon GRC/ Kalsi/ Versaboard terpasang dengan rapi, sebelum dipasang cotton tape
(perban), dempul dulu memakai compound GRC A plus B10 atau Kalsi Compound PD-INT dengan
memenuhi nat sambungan, tunggu hingga benar-benar kering atau -+ 6-7 jam.
5.10.2. Setelah kering pasang cotton tape dengan compon satu lapis memakai casting plaster, compound
A-plus, atau kasting yang biasa Anda gunakan.
5.10.3. Setelah kering ulangi pelapisan compon 1-2 kali sampai permukaan halus dan rata lalu diampelas.
82
k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel dilangit-langit yang bisa dibuka,
tanpa merusak Kalsiboard disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E. Dan
ukuran manhole minimal 60cm x 60cm.
l. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan benturan, benda
benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.
Meliputi pekerjaan railing stainless steel dilakukan pada tangga utama dan void atau seluruh lokasi yang
ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi Pengawas.
Pipa stainless steel harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ASTM A 36 dengan mutu
ST 37. Pengelasan sambungan pipa stainless steel harus baik dan rata serta memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam ASTM A 53 type E atau type S.
2. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserakan contohnya kepada Direksi Pengawas.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
oleh Direksi Pengawas.
83
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyampaikan contoh
material/bahan yang akan dipergunakan kepada Direksi Pengawasuntuk memperoleh
persetujuannya.
84
Cat yang digunakan Vinyl Acrylic dengan kemampuan tahan cuaca dan jamur ex Dulux /
Nippon / Mowilex/ Setara kualitas disetujui oleh Direksi Pengawas.
Tanpa plamir
Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis.
Tahap 2: Acrylic wall filler, 1 Lapis
Tahap 3: Cat akhir : Wheather shied dengan minimal 2 kali pengecatan.
Warna akan ditentuka Kemudian.
b. Cat dinding dan Plafond bagian dalam bangunan (Interior)
Cat yang digunakan cat Maxillite/Jotun/ Mowilex/setara kualitas yang disetujui Direksi
Pengawas.
Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding atau plafond/plafond beton
ekspose dengan urutan pengecatan sebagai berikut :
Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis
Tahap 2: Undercoat : Acrylic wall filler, 1 Lapis
Tahap 3: Cat akhir : Acrylic emulsion paint 2 kali pengecatan.
85
e. Tingkat kilap dari melamic adalah SEMI GLOSS (tidak terlalu mengkilap).
f. Kontraktor wajib membuat contoh/sample melamic di atas material yang akan dipakai dalam
proyek ini dan diajukan dan disetujui Direksi Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
86
6.9.5 Pengecatan Besi Dan Kayu Dengan Semi Duco
87
e. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.
f. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat
merusak atau mengurangi mut pengecatan.
g. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari
produk yang sama dengan cat yang digunakan.
h. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas serta pekerjaan
instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
i. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan mengirimkan contoh
bahan dari beberapa macam hasil produksi kepada Konsultan Manajemen Konstruksi,
selanjutnya akan diputuskan jenis, bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh
bahan diserahkan.
j. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
k. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan penerimaan
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
l. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan, serta pengerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
m. Hasil pekerjaan yang baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan
pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
n. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
o. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
p. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman dalam pelaksanan
pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.
88
BAB 7
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
89
Wastafel Meja : : ex. TOTO/AMSTAD lengkap dengan accessoriesnya.
Wastafel standard : ex. TOTO/AMSTAD/INA lengkap dengan accessoriesnya.
Kitchen Sink : ax. Royal/atau setara, type stainless steel single bowl
Urinoar : ex. TOTO/amstad
Paper Holder : ex. TOTO/AMSTAD Kran Air Bersih : ex.
TOTO/ONDA/AER
Floor Drain : ex. SAN-EI/ONDA/AER
Floor Clean Out : ex. SAN-EI/ONDA/AER
Stopkran : ex. Kitz/ONDA
2. Warna akan ditentukan kemudian dan pemasangan harus dengan persetujuan Direksi Pengawas
3. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di pasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
4. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik.
5. Barang yang dipakai adalah dari produk baru yang telah disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.
6. Kontraktor wajib melampirkan faktur pembelian dan asl usul barang pada setiap pengirimannya.
90
9. Pemasangan Kloset
a. Kloset yang digunakan adalah merk TOTO lengkap dengan segala accessorinya seperti
tercantum dalam brosurnya. Type type yang dipakai adalah sesuai dengan gambar dan bill
of quantities atau gambar.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipsang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui oleh Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk
petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi , waterpas dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran kebocoran.
10. Pemasangan Wastafel.
a. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO lengkap dengan segala accessorinya seperti
tercantum dalam brosurnya. Type type yang dipakai adalah sesuai dengan gambar dan bill
of quantities.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui oleh Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk
petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi , waterpas dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran kebocoran.
11. Pemasangan Urinal.
a. Urinal yang digunakan adalah merk lengkap dengan segala accessorinya seperti tercantum
dalam brosurnya atau sesuai gambar untuk itu. Type type yang dipakai adalah sesuai
dengan gambar dan bill of quantities.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipsang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat cacat lainnya dan telah disetujui oleh Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk
petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi , waterpas dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran kebocoran.
91
a. Floor drain dari metal verchroom, lobang 2" dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk floor drain dan dopverchroom dengan draad untuk clean out. Atau sesuai
dengan gambar untuk itu.
b. Floor drain dipasang ditempat tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang teleh diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Perencana.
d. Pada tempat tempat yang dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air dan pada
lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem.
f. Setelah floor drain dan floor clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda noda semen dan tidak ada kebocoran.
92
Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
Peraturan Instalasi Air Minum dari PDAM Surabaya.
Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk Berbagai kegunaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
2. Kontraktor-Sub kontraktor
a. Kontraktor yang bekerja wajib memiliki Surat ljin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PAM kelas III (C) untuk pekerjaan
plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidangnya
masing-masing.
c. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat
menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Direksi Pengawas.
d. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya,
baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada Sub
Kontraktor (di-sub-kontrakkan).
3. Koordinasi dengan Pihak Lain
a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian
pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli, sebelum
memulai mengerjakan pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor
harus dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
b. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh / sedapat mungkin
digunakan peralatan-peralatan yang seragam, merk dan type yang sama untuk seluruh proyek
ini dan bangunan yang sudah ada agar mudah memeliharanya.
c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau
yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistim ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
d. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor lainnya
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal /
Elektrikal agar sistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam
hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.
4. Shop Drawing, Contoh Bahan & Asbuilt Drawing
a. Shop Drawing
93
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja / shop drawing
rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Pengawas.
c. Asbuilt Drawings
Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan Gambar-
gambar kenyataan (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3 (tiga) set
dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
Gambar-gambar kenyataan tersebut pada saat diserahkan sudah di tanda tangani oleh
Direksi Pengawas.
94
d. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat lzin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga instalasi yang telah
terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
e. Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk
melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Direksi Pengawas serta
pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak
ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung
jawab Kontraktor.
7. Petunjuk Operasi dan Pelatihan
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
Katalog spare-parts.
Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini, juga
dalam bahasa Indonesia.
b. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan kepada
Direksi Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap
diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100%.
c. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas
secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3
(tiga) bulan sesudah penyerahanvpertama proyek dilakukan.
d. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pelatihan ini terlebih dahulu kepada Direksi
Pengawas.
e. Pelatihan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan perawatan
yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Direksi Pengawas dan sebuah lagi
hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam
ruang mesin utama lain yang ditunjuk Direksi Pengawas.
8. Servis dan Garansi
a. Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun
sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Direksi Pengawas secara baik (setelah masa
pemeliharaan).
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
c. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan
95
yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah
proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
d. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap minggu atau setiapp
dibutuhkan untuk mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Plumbing serta
mendatangkan seorang supervisor sekali sebulan untuk memeriksa atau melakukan
penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
e. Kontraktor wajib memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-
terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.
Keterangan Merk
Jenis Pekerjaan Tekanan
Type Tekanan Uji
Kerja
Pipa Instalasi Air Bersih 12 kg/cm2 Westpex/
PVC Class AW 10 kg/cm2
dan Accessoriesnya test tekan Vestbow/AGRUSAN/ Era
Check Valve/Gate Valve/
Kitz/ Toyo/RISER/WEFLO
Stop Kran
Plasti PPE/Stainless
Tandon Air Atas Jtech ,Induro, Profil Tank
Steel
lokal
Septic Tank
Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada Direksi Pengawas atau
pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang. Seluruh contoh
harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
96
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 40 mm.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan campuran
minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dan bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Las
Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.Kawat las atau elektrode yang dipakai
harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las
untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat
ijin tertulis dan Direksi/Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las tistrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Direksi/Pengawas.
c. Sambungan Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa, sesuai rekomendasi dan pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
d. Sambungan sanitary fixtures
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
e. Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap
air harus digunakan sayap.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk".
97
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian- bagian berikut ini :
Sambungan masuk dan keluar peralatan
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Ventilasi udara otomatis.
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
b. Labeling Tag untuk Katup-katup
Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags
katup.
Tags untuk katup harus terbuat dan plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
c. Floor Drain
Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Pooved type dengan
50mm Water Seal. Floor Drain terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
prooving
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.
98
3. Penggantung dan Penunjang Perpipaan
a. Penggantung dan Penunjang Pipa
1. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
Diameter Ukuran Pipa Batang Penggantung
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13mm
2. Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung
dengan faktor dan 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.
3. Bentuk gantungan.
4. Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.
5. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
6. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
4. Pipa Tertanam Dalam Tanah
Perlakuan pipa tertanam dalam tanah adalah sebagai berikut:
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda
keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.
5. Bak Kontrol/Sumur Periksa
b. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
c. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
d. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harusdibuat beralur
sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
6. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
99
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pamasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dan bahan PVC selain disebut diatas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Pipa
Pompa
Tandon Atas
Tandon Bawah (scope sipil)
Sambungan
Katup
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Penyambungan ke kran dan sanitary fixtures
Peralatan Bantu
Testing & Commisioning
100
2. Pompa Air Bersih ( Jet Pump ) mempunyai 1 unit pompa. Sedangkan laju aliran masing-
masing pompa berdasarkan standard pabrik perakit, Kapasitas pompa 28 ltr/mnt, head 30m
, serta daya pompa maximum 1,1 kw, name plate pompa diletakkan diunit pompa
3. Peralatan kendali untuk laju aliran menggunakan Floating valve.
4. Pompa air bersih menggunakan merk Sanyo, DAB, Groundfos, Torishima, Ebara
c. Tandon air bersih
5. Tangki Air Bawah( reservoir) Scope sipil
a. Tangki air berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu pemakaian sebesar
pemakaian rata-rata sehari.
Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut :
Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air.
Menghilangkan sudut tajam.
Mencegah air tanah masuk ke dalam tangki.
Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
Membuat manhoie dengan konstruksi water tight.
Tangki air dibuat untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
Reservoir / Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
Tangki dibuat untuk memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
Manhole
Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
Floating valve
Sleeve untuk masuk, pipa isap dan pipa PDAM
Membuat permukaan dinding licin dan bersih
101
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dan bahan PVC selain disebut diatas harus juga terlindung
dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
f. Perpipaan Air Bekas dari Kitchen Sink, Grating Drain, shower, Floor Drain sampai ke
resapan melewatik main grease trap.
g. Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bekas meliputi :
Pipa
Sambungan
Katup
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Penyambungan ke sanitary fixtures dan Instalasi pengolahan Limbah.
Peralatan Bantu
Testing & Commisioning
102
9. Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpjpaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
11. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
12. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
103
Testing & Commisioning
104
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dan bahan PVC selain disebut diatas harus juga terlindung
dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
f. Perpipaan air hujan mulai dan Atap atau Canopy sampai selokan halaman atau sampai
rembesan tanah apabila belum ada selokan kota.
g. Lingkup pekerjaan Instalasi Hujan meliputi :
Pipa
Sambungan
Katup
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Penyambungan ke roof drain dan bak control.
Peralatan Bantu
Testing & Commisioning
105
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan
katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
11. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
12. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda- metoda
yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
b. Pengecatan
1. Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
Pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dan pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui
3. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.
c. Testing dan Comisioning
1) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan rendaman air dalam
jangka waktu 24 jam.
2) Pipa-pipa juga diuji kelancaran nya dengan test glontor.
3) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
4) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji rendaman dan glontor harus dilepas (diputus)
dan hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
106
7.3 PEKERJAAN INSTALASI KELISTRIKAN
107
6. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang
ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan ke panel listrik. Sedangkan instalasi dari panel
pembagi menggunakan 4 core kabel.
7. Semua panel listik harus diberi pertanahan dengan kawat BC (Ukuran sesuai gambar perencana)
8. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat.
9. Sistem tegangan 220 V / 380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan dan stop kontak 220 V – 1
phase – 50 Hz.
108
mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish
bagian luar power coating .
Ruang dalam panel harus cukup luas ,untuk memudahkan kerja, dan dilengkapi
ventilasi bagian sisi panel .
Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir
sesuai kebutuhan.
Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna,
mudah diusut dan memudahkan dalam pemeliharaan.
Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari tembaga
yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator
dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis
pada level hubung singkat.
Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau
busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus di cat secara
standart untuk membedakan fasa-fasanya.
Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang
cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari rating Breaker.
Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (Tinned).
Ujung kabel harus memakai sepatu kabel, dan sarung kabel berwarna sesuai standard.
109
d. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, penyambungan, harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos, croos-doos dan diberi
warna untuk memudahkan maintenance.
e. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing kabel.
f. Semua sambungan menggunakan terminal.
5. Armature Lampu
a. Down Light RD150 E27
- Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector menggunakan mirror reflector.
- Diameter 154 mm.
- Terminal Grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
6. Panel listrik
Untuk pekerjaan panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Panel
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator set dengan system
Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker menggunakan MCCB dan sebagai pengaman
sesuai dengan gambar rencana.
b. Umum.
- Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
- Interupting capacity untuk main breaker 50 kA
- Jenis panel indoor di tanam di dinding lengkap dengan pintu.
- Lalu lintas feeder :
1) menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
2) dalam gedung menggunakan kabel NYY
- Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Konsultan MK sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
c. Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 220 V / 380 V – 1 fase / 3 fase – AC tidak kurang dari 50
kA.
110
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang
cukup secara elektris dan fisik.
- Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah.
- Rumah panel type wall mounted tebal plat.
- Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan
sejenis “ Phospatizing treatment “ atau sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat
paling sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar power
coating .
- Ruang dalam panel harus cukup luas ,untuk memudahkan kerja, dan dilengkapi ventilasi
bagian sisi panel .
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir
sesuai kebutuhan.
- Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna, mudah
diusut dan memudahkan dalam pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari tembaga
yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator
dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada
level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau
busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus di cat secara
standart untuk membedakan fasa-fasanya.
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang
cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari rating Breaker.
- Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (Tinned).
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel, dan sarung kabel berwarna sesuai standard.
e. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
- Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt ) menggunakan type analog
- pilot lamp, tipe LED
111
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam plat beton pelindung pipa
lengkap fitting-fitting.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut :
1) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau di klem dengan
pelindung conduit.
2) Untuk jalur kabel lebih dari 5 jalur instalasi harus lewat kabel tray tanpa conduit.
c. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke kolom atau tembok.
Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.Untuk stop kontak 30
cm di atas lantai
d. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak 150
cm.
e. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di bawah
permukaan tanah.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah permukaan tanah
dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
f. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M kemudian
doos tersebut ditutup.
g. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa saklar.
h. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke dalam besi beton.
Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
i. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur baut ke angkur.
j. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R = 30
D dimana D adalah diameter kabel.
k. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di tengah jalan kecuali pada
tempat penyambungan.
l. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
m. Armature lampu
- Balk oval TK-terpasang rata pada plat duck.
- Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
- GMS terpasang rata dengan penggantung 2 tempatpada plat duck.
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai dengan spesifikasi
yang diminta.
b. Bilamana ada Crossing/tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar
detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari
Konsultan Perencana / Konsultan MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian pelaksanaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki
kembali oleh kontraktor listrik.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan baik peralatan
electronik, motor pompa, panel litrik, Genset dan sebagainya minimal 2 ohm
112
2. Tahap – tahap pengujian adalah sebagai berikut :
a. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji system kerjanya
sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
b. Semua kabel instalasi sebelum terbebani harus diuji dengan Marger.
c. Semua penerangan lampu dalam ruang harus diuji dengan lux meter.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dan tidak terjadi kesalahan sambung
e. Pengujian dilakukan bersama Konsultan MK dan dibuat berita acara hasil test.
1. Panel Utama
Ukuran : Akan ditentukan kemudian
Tebal Panel : 2 mm (baja)
Warna : abu-abu (powder coating)
Protection CB :Thermal overload
Merk (seluruh komponen) :Siemens, MG, AEG.
113
4. Fitting-Fitting Lampu dan Socket
Fitting lampu yang digunakan adalah fitteing tempel plafon model E27, lampu yang
digunakan adalah LED Bulb E27
Stop Kontak & Saklar
Stop Kontak : 1P/220V/10A, 3 pins ex. Clipsal schneider
Saklar tunggal : 220V/10A, ex. Clipsal schneider
Saklar Seri/ganda : 220V/10A, ex. Clipsal Schneider
Saklar Hotel : 220V/10A, ex. Clipsal schneider
114
BAB 8
PENUTUP
1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan bahan-bahan
dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat "DIADAKAN
OLEH KONTRAKTOR ATAU DISELENGGARAKAN KONTRAKTOR", maka hal ini dianggap
seperti betul-betul disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang betul-betul termasuk
dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Rencana kerja dan Syarat-
syarat Pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh Kontraktor seperti benar-benar disebut.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap diadakan/
dikerjakan Kontraktor.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak Pemberi
Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan Perencana
1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan
semua barang yang tidak berguna maupun sisa-sisa bahan bangunan beserta alat bantu kerja harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan bestek
dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
4. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan
(Aanwijzing).
5. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil seluruh pekerjaannya, oleh karena itu
apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan atau ketidak sesuaian dalam pekerjaan pelaksanaan,
kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi/ Direksi Pengawas/ Konsultan MK.
6. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih dahulu harus diajukan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi. Semua material dari hasil alam akan
diperiksa oleh Direksi pada saat didatangkan di lapangan. Material-material yang tidak disetujui harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat 2 kali 24 jam. Bila Kontraktor tidak mengindahkan
Direksi berhak menyelenggarakannya atas biaya Kontraktor.
7. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan didalam RKS dan
Gambar maupun Berita acara Aanwijzing, tetap harus diselenggarakan oleh dan atas biaya
Kontraktor.
8. Apabila ada perubahan pernyataan yang terdapat dalam RKS ini, akan dituang dalam Lembaran
Berita Acara Aanwijzing, maka pernyataan yang ada sebelumnya dalam RKS dianggap tidak berlaku
dan mengacu pada Lembaran Berita Acara Aanwijzing, dan apabila terdapat perbedaan-perbedaan :
• Antara gambar-gambar dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pekerjaan, maka
RKS. lah yang mengikat.
• Antara gambar, RKS dan Berita Acara Aanwijzing (BAA), maka BAA lah yang mengikat.
• Antara gambar, RKS, BAA dan Berita Acara Site Meeting (BASM), maka BASM lah yang
diikuti.
115
• Antara gambar yang di skala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran yang tertulislah yang
diikuti.
• Antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan yang tertulislah yang
diikuti.
• Antara gambar rencana berskala kecil dengan gambar berskala besar (Detail), maka gambar
Detaillah yang diikuti.
• Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS, BAA maupun BASM tidak tertulis, maka
gambarlah yang diikuti.
• Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar tidak tercantum dan pada BAA maupun BASM
tidak diterangkan, maka RKS lah yang diikuti.
• Bila dijelaskan pada BAA tetapi pada gambar, RKS maupun BASM tidak tercantum, maka
BAA lah yang diikuti.
• Bila ditulis dalam BASM tetapi pada gambar, RKS maupun BAA tidak ditulis, maka BASM
lah yang diikuti.
1. Dokumen Kontrak Pelaksanaan yang dianggap mengikat dalam hubungan kerja ini adalah
• Dokumen Pelelangan yang terdiri dari : Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan (RKS)
beserta gambar-gambar Perencanaan.
• Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan semua Berita Acara Pelelangan.
2. Termasuk dalam ketentuan diatas, berlaku pula ketentuan berikut :
• Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab kepada pemberi tugas.
• Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak diperbolehkan mengalihkan seluruh hak dan
kewajibannya atas pekerjaan yang menjadi tugasnya kepada Pihak/Kontraktor lain.
• Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus tunduk pada peraturan dan undang-
undangan yang berlaku.
3. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah tersebut dalam gambar dan RKS, bila ternyata masih ada
pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam gambar dan RKS atau kedua- duanya
maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
4. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu bisa subsitusi merk lain asal sekualitas /
sejenis dan mendapat persetujuan Pengawas.
5. Pada prinsipnya Kontraktor tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat dalam RKS ini, namun
harus ada upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini sebaik mungkin.
116
8.3 UMUR EKONOMIS GEDUNG
Umur ekonomis gedung yg harus diperhatikan dalam pelakasanaan gedung sebagai berikut :
.........................................
Direktur
117