Klasifikasi Transmisi
Klasifikasi Transmisi
Kelemahan SKTT:
1. Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding
SUTT.
2. Pada saat proses pembangunan memerlukan
koordinasi dan penanganan yang kompleks, karena
harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah
kota (Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah,
PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan,
Kepolisian, dan lain-lain.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut
(Sub Marine Cable) dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu:
1. Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan
(Jawa – Madura).
2. Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk
(Jawa – Bali).
1. MENARA TRANSMISI
2. ISOLATOR.
3. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)
4. KAWAT TANAH.
MENARA TRANSMISI
Menara atau tiang transmisi adalah suatu
bangunan penopang saluran transmisi yang bisa
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton
bertulang dan tiang kayu.
Menurut penggunannya diklasifikasikan menjadi:
1. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang
kayu, umumnya digunakan untuk saluran-
saluran transmisi dengan tegangan kerja yang
relatif rendah (dibawah 70 kV).
2. Menara baja, digunakan untuk saluran
transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT)
dan tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Menara baja itu sendiri diklasifikasikan
berdasarkan fungsinya, menjadi:
1. menara dukung.
2. menara sudut.
3. menara ujung.
4. menara percabangan.
5. menara transposisi.
ISOLATOR.
Jenis isolator yang digunakan pada saluran
transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator
diklasifikasikan menjadi:
isolator jenis pasak.
isolator jenis pos-saluran.
isolator gantung.
Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran
digunakan pada saluran transmisi dengan
tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33
kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng
menjadi rentengan/rangkaian isolator yang
jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada
saluran transmisi adalah:
• tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
• tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
• aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)