Anda di halaman 1dari 4

Sinusoidal pada Rangkaian Listrik

Sinusoidal adalah sinyal yang memiliki bentuk gelombang sinus atau cosinus, suatu
rangkaian memiliki arus atau sumber tegangan yang berbentuk sinusoid disebut sebagai
rangkaian AC (alternating current). Sinusoidal sangat penting dalam menganalisis suatu
rangkaian rangkaian. Perhatikan tegangan sinusoidal di bawah ini:
v(t)=Vmsinωt………………………..(1) Dimana: Vm = amplitudo dari sinusoidal ω = frekuensi
sudut (rad/s) ωt = argumen dari sinusoidal Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 1. Sinusoidal dengan argumen ωt Berdasarkan gambar di atas, gambar 1 adalah


sinusoidal yang digambar sebagai fungsi argumen. Dari gambar di atas, kita dapat simpulkan
bahwa bentuk gelombang sinusoidal terjadi secara berulang setiap T detik. T disebut sebagai
periode dari sinusoidal, perhatikan pada gambar 1 bahwa satu gelombang penuh dimulai
dari 0 sampai dengan 2π, jadi kita dapat menuliskan: ωT=2π Maka;
T=2πω…………………………………………………(2) Jika kita ganti π dan kelipatannya pada gambar 1
dengan T maka diperoleh; π=T2 2π=T,dst Maka jika diplot sinusoidal sebagai fungsi waktu
t maka diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Sinusoidal dengan fungsi waktu Karena gelombangnya berulang tiap T maka
persamaan (1) kita coba ganti t dengan t+T: v(t+T)=Vmsinω(t+T) Subtitusi T dengan
persamaan (2); v(t+T)=Vmsinω(t+2πω) v(t+T)=Vmsin(ωt+2π) Misalkan: sin90o=1 Jika kita
jumlahkan dengan 2π=360o maka; sin(90o+360o)=sin450o sin450o=1 Jadi kita dapat
simpulkan bahwa sin(ωt+2π)=sinωt, sehingga: v(t+T)=Vmsinωt…………………………………(3)
Persamaan (1) dan (3) adalah sama, maka: v(t+T)=v(t)…………………………………………….(4)
Berdasarkan persamaan (4), v(t+T)=v(t) maka dapat dikatakan sinusoidal adalah fungsi
periodik. T menyatakan waktu yang diperlukan untuk satu gelombang penuh, kebalikan dari
T adalah berapa gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu. Disebut sebagai frekuensi
f, persamaannya adalah: f=1T……………………………………………(5) Satuan dari f adalah hertz
(Hz). Kita plot fungsi sinusoidal: v1(t)=Vmsinωt Seperti pada gambar 3 (gelombang
berwarna biru). Misalkan kita memplot fungsi sinusoidal yang lainnya v2 dengan persamaan:
v2(t)=Vmsin(ωt+ϕ) ϕ adalah fasa, perhatikan gambar 3 (gelombang terputus-putus) bahwa
fungsi v2 terjadi lebih dahulu daripada fungsi v1.

Gambar 3. Dua sinusoidal dengan fasa ϕ yang berbeda Berdasarkan gambar 3: v2


mendahului v1 sebesar ϕ, atau bisa juga disebut v1 tertinggal oleh v2 sebesar ϕ. Gambar 3
di atas menunjukkan bahwa saat ϕ≠0, v1 dan v2 memiliki perbedaan fasa, tapi jika ϕ=0
maka v1 dan v2 disebut satu fasa. Recall fungsi trigonometri Jika dua fungsi dijumlahkan,
maka rumusnya sebagai berikut: sin(A±B)=sinAcosB±cosAsinB cos(A±B)=cosAcosB∓sinAsinB
…………………………………(6) Mari kita ekspansi fungsi trigonometri, misalkan: sin30o=0,5 Kita
coba tambahkan dengan sudut 90o maka; sin(30o+90o)=sin120o sin120o=123–√ Ternyata
nilai sin120o=cos30o, jadi dapat disimpulkan: sin(ωt+90o)=cosωt Dengan cara yang sama,
kita dapatkan: sin(ωt−90o)=−cosωt Jadi dari kedua kasus tersebut, kita dapat
menyimpulkan: sin(ωt±90o)=±cosωt…………………………..(7) Sekarang kita coba untuk
cosiunus: cos60o=0,5 Jika dijumlahkan dengan sudut 90o maka; cos(60o+90o)=cos150o
cos150o=−123–√ Ternyata; sin60o=123–√ Jadi kita dapat menyimpulkan:
cos(ωt+90o)=−sinωt Dengan cara yang sama, kita mendapatkan: cos(ωt−90o)=+sinωt Jadi
kita dapat menyimpulkan: cos(ωt±90o)=∓sinωt………………………………(8) Berdasarkan
persamaan (7) dan (8), kita bisa membuat grafik hubungan sinus-cosinus jika dikurangi atau
ditambah sudut 90o. Perhatikan gambar berikut:

Gambar 4. Hubungan sinus-cosinus jika ditambah atau dikuarngi sudut 90o Bagaimana
cara membaca grafiknya?. Sebagai contoh: kita punya persamaan cos(ωt−90o), berapakah
nilai sinusnya? Karena yang diketahui adalah cosinus, maka kita mulai dari sumbu +cosωt,
catatan: kalau dikurangi (-) maka arah perputarannya adalah searah jarum jam, jik
dijumlahkan (+) maka perputarannya berlawanan arah jarum jam. Karena dikurangi maka
berputar searah jarum jam sebesar 90o seperti pada gambar 4 di atas. Sekarang kita
menemui +sinωt. Jadi cos(ωt−90o)=+sinωt. kita coba –sin(ωt+90o), nilai cosinusnya berapa?
Kita mulai dari sumbu –sin, karena dijumlahkan maka perputarannya berlawanan jarum jam,
maka kita menemui sumbu –cos, jadi –sin(ωt+90o)=−cosωt. Dengan menggunakan gambar
4, kita berhasil membuktikan persamaan (7) dan (8). Bagaimana kalau suatu sinus ditambah
atau dikurangi dengan sudut 180o? Maka kita cukup menggunakan grafik releasi sinus-

cosinus pada gambar di bawah ini: Gambar 5.


Relasi sinus-cosinus jika dijumlahkan atau dikurangi sudut 180o. Jika ada persamaan
sin(ωt+180o), berapakah nilai cosinusnya? Perhatikan gambar 5, kita mulai dari sumbu
positif sinus, karena dijumlahkan maka perputarannya berlawanan arah jarum jam, kita
menemui sumbu negatif sinus, jadi sin(ωt+180o=−sinωt, dengan cara yang sama kita
peroleh: sin(ωt±180o)=−sinωt cos(ωt±180o)=−cosωt………………………………(9) Penjumlahan
fungsi sinus-cosinus Misalkan ada dua fungsi: y1=Acosωt y2=Bsinωt Maka y1+y2;
y1+y2=Ccos(ωt−θ) Dimana: C=A2+B2−−−−−−−√ θ=tan−1BA Contoh: tentukan
3cosωt−4sinωt. Jawab Menentukan C C=32+(−4)2−−−−−−−−−√=5 Menentukan θ
θ=tan−1−43=−53,1o Jadi: 3cosωt−4sinωt=5cos(ωt+53o) Jika diplot maka grafiknya adalah

sebagai berikut: Gambar 6. Penjumlahan fungsi


sinus dan cosinus Contoh soal 1 Tentukan amplitudo, fasa, periode dan frekuensi pada
sinusoidal berikut ini: v(t)=12cos(50t+10o) Jawab Amplitudo Vm=12 Fasa ϕ=10o Frekuensi
sudut ω=50 rad/s Periode T=2πω=2π50=0,1257sekon Frekuensi f=1T=10,1257=7,958 Hz
Contoh soal 2 Hitunglah sudut fasa antara: v1=−10cos(ωt+50o) v2=12sin(ωt−10o) Manakah
sinusoidal yang mendahului? Jawab Kedua sinusoidal berbeda bentuk, v1 berupa gelombang
cosinus sedangkan v2 berupa sinus. Supaya bisa menyelesaikannya, maka kita harus
membuat bentuk gelombangnya sama, boleh ke sinus boleh juga ke cosinus. Ubah ke fungsi
sinus Yang harus kita rubah adalah v1 ke bentuk sinus. Bentuk dari v1 adalah –cosωt.
Misalkan: ωt+50o=β Maka v1 menjadi: v1=10×–cosβ Berdasarkan persamaan (7), –
cos(ωt−90o) maka; v1=10sin(β−90o) Kita subtitusi nilai β; v1=10sin(ωt+50o−90o
v1=10sin(ωt−40o) Supaya menyamakan bentuk dengan v2, maka: v1=10sin(ωt−10o−30o)
Kita bandingkan dengan v2; v2=12sin(ωt−10o) Perhatikan bahwa perbedaan v1 dengan v2
adalah −30o. Catatan: tanda negatif (-) berarti tertinggal tanda positif (+) berarti
mendahului. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa gelombang v1 tertinggal 30o oleh v2,
bisa juga dikatakan bahwa v2 mendahului v1 sebesar 30o. Jika ingin diubah ke cosinus, maka
v2 yang dikonversi ke bentuk cosinus. Hasilnya akan sama dengan pengerjaan di atas
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks adalah gabungan antara bilangan Real dengan bilangan Imajiner.
Dalam pelajaran matematika, bilangan ini adalah bilangan yang
berbentuk
di mana a dan b adalah bilangan riil, dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang
mempunyai sifat i2 = −1. Bilangan riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks dan
bilangan real b disebut bagian imajiner.

Anda mungkin juga menyukai