Bagian II
Penilaian Kinerja Pegawai
Modul 13
Performance Assessment (Bagian 2)
Program
Fakultas Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Studi
Sekolah Magister 13 201431306 Tim Dosen
Pascasarjana Manajemen
Abstract Kompetensi
Materi di pertemuan ke-13 merupakan bagian dari Mahasiswa mampu membandingkan
pelaksanaan proses Performance Assesment yang berbagai metode dalam penilaian
menyajikan berbagai alternatif metode penilaian kinerja pegawai serta mengelola
kinerja tradisional maupun kontemporer yang dapat proses penilaian kinerja tersebut.
dipergunakan. Pada praktiknya, berbagai
organisasi dapat menggabungkan berbagai
metode tersebut dengan tujuan mencari
metode yang paling efektif dan efisien
memberikan umpan balik bagi pegawai.
Performance Appraisal
195 Biro Akademik dan Pembelajaran
13.1 METODE PENILAIAN KINERJA: TRADISIONAL DAN
KONTEMPORER
Saat ini banyak organisasi yang telah memanfaatkan digitalisasi sehingga dapat
secara otomatis melakukan proses penilaian/manajemen kinerja. Dashboards digital
untuk penilaian tersebut membantu melakukan monitoring, membuat laporan, dan
memperbaiki deviasi kinerja secara real time (Dessler, 2017). Namun, banyak juga
organisasi yang masih menggunakan alat penilaian kinerja sebagai berikut. Modul 13
ini menggunakan referensi utama dari Dessler (2017). Metode Penilaian Kinerja ini
terbagi dalam dua kelompok: Metode Penilaian Tradisional dan Metode Penilaian
Kontemporer.
Performance Appraisal
196 Biro Akademik dan Pembelajaran
Keinginan untuk bekerjasama dan kemampuan untuk bekerja dengan orang lain
dalam menghasilkan produk atau layanan.
Inisiatif.
Pilihan lainnya, selain menilai trait, adalah saat menilai kompetensi (keahlian atau
perilaku).
Performance Appraisal
197 Biro Akademik dan Pembelajaran
Penilai akan mendistribusikan pegawai yang dinilai pada semua skala
penilaian. Asumsi yang dipergunakan adalah kinerja berbentuk distribusi
normal. Forced distribution merupakan bentuk evaluasi penilaian yang akan
membuat evaluator menilai bawahannya sehingga akan terdistribusi secara
spesifik. Berdasarkan metode ini, manajer menetapkan persentase penilaian
berdasarkan kategori kinerja. Misalnya, 15% adalah pegawai yang diberikan
predikat no 1, 75% berada di kategori tengah, dan 10% sisanya adalah
pegawai yang masuk dalam kelompok ketiga dengan kinerja yang buruk. Di GE
dipergunakan formula 20/70/10, dan pegawai yang berada di kelompok 10%
dapat kehilangan pekerjaan. Namun, saat ini GE tidak menerapkan secara
kaku dalam kelompok 70/20/10 dan mencoba menerapkan pola lain yang lebih
rendah pengaruhnya terhadap tingkat stress pegawai. Metode ini sangat baik
untuk mencegah seorang penilai memberikan penilaian yang sama untuk
seluruh pegawai (seperti memberikan rating semua pegawai “memuaskan”).
Metode ini tidak memerlukan adanya diskusi dengan supervisor. Meskipun
teknik ini memiliki banyak variasi distribusi (contoh Tabel 13. 1), tetapi metode
yang paling umum dipergunkaan adalah “memaksa” penilai untuk memilih yang
terbaik dan yang terburuk kinerjanya.
f. Narrative Forms
Metode ini menggunakan bentuk narasi di seluruh atau sebagian form
penilaian. Penilai akan melakukan penilaian untuk kinerja masa lalu dan area
yang perlu perbaikan. Penilaian dengan narasi ini membantu pegawai
memahami area kinerjanya yang baik atau buruk, dan membantu pegawai
untuk meningkatkan kinerjanya.
Performance Appraisal
199 Biro Akademik dan Pembelajaran
3. Reallocate incidents untuk memverifikasi pengelompokkan dengan
melakukan konfirmasi sehingga dapat diperoleh dimensi yang lebih fit.
4. Scale the incidents untuk dapat membedakan kinerja yang efektif atau
tidak efektif.
5. Develop a final instrument dengan memilih enam atau tujuh incidents
sebagai ukuran perilaku.
i. Confidential Records
Teknik ini banyak dipergunakan di pemerintahan, dengan penilaian seperti
kehadiran, kemampuan kerja dalam tim, kepemimpinan, inisiatif, pelayanan,
koodinasi, dan lainnya. Seringkali umpan balik diberikan hanya jika ada kasus
tertentu. Kelemahan metode ini adalah sangat subyektif dan rating dapat
dimanipulasi karena evaluasi berhubungan dengan tindakan SDM seperti
promosi dan pemberikan punishment. (Khanna & Sharma, 2014).
Performance Appraisal
200 Biro Akademik dan Pembelajaran
j. Performance Test and Observations
Metode ini berdasarkan pada pengujian pengetahuan dan atau keahlian.
Pengujian dapat tertulis atau merupakan presentasi keahlian yang aktual.
Untuk dapat berguna, maka pengujian harus valid dan reliabel. Manfaatnya
adalah pengujian dapat mengukur potensi pegawai; sedangkan kelemahan
metode ini adalah biaya untuk pengujian dan administrasinya bisa tinggi.
Performance Appraisal
201 Biro Akademik dan Pembelajaran
Metode MBO lebih menekankan pada hasil atau tujuan yang dapat dicapai bukan
bagaimana pegawai dapat menyelesaikannya.
b. Psychological Appraisal
Penilaian ini lebih kepada melakukan potensi kinerja pegawai di masa depan
dibandingkan masa lalu. Pola yang dipergunakan dapat berupa in-depth
interviews, tes psikologi, dan diskusi dengan supervisor untuk mereview hasil
evaluasi lain. Penilaian lebih berfokus pada emosional, intelektual, motivasi, dan
karakteristik lainnya yang mempengaruhi kinerja. Pola ini akan berguna jika
organisasi memiliki program manajemen talenta. Kualitas hasil penilaian akan
tergantung pada kualitas kompetensi psikologi yang melakukan evaluasi.
c. Assessment Centers
Pola ini dilakukan dengan lebih fokus pada perilaku yang diobservasi dari
berbagai sampel. Lokasi penilaian tersentralisasi dalam bentuk in-basket
exercises, tim kerja, simulasi computer, role playing, dan aktivitas lain yang
serupa.
d. 360-Degree Feedback
Metode ini akan melibatkan banyak sumber sebagai penilai seperti atasan
langsung, rekan kerja, bawahan, serta konsumen pengguna hasil pekerjaan.
Teknik ini merupakan teknik yang secara sistematis mengumpulkan data individu
dari berbagai sudut pandang penilai yang berbeda. Metode ini dapat berguna
untuk mengukur kemampuan inter-personal, kepuasan pelanggan, dan
membangun tim kerja.
Performance Appraisal
202 Biro Akademik dan Pembelajaran
Evaluative Development
1 2 3 4 5 6
Decisions Decisions
Performance Appraisal
204 Biro Akademik dan Pembelajaran
Tabel 13.2 Perbandingan Berbagai Teknik Penilaian Kinerja
Survei Karyawan Tes Kemampuan Penilaian Kepribadian Penilaian Kinerja 3600 Umpan Balik
Untuk mendiagnosis masalah Pemilihan atau promosi Seleksi, pengembangan & Peningkatan kinerja, Multi-tujuan, tidak termasuk
organisasi konseling hadiah, motivasi, pilihan. Dapat digunakan pada
Tujuan
perencanaan suksesi, tim & individu
mengidentifikasi potensi
Hampir semua hal (misalnya Area Keterampilan Khusus Kepribadian atau gaya Berbasis hasil, Kompetensi dipecah
pendapat, sikap, keselamatan, (misalnya kemampuan verbal kognitif pencapaian tujuan. menjadi perilaku terperinci
Cakupan
pelatihan) atau numerik)
Kuesioner, kadang-kadang ditambah Kuesioner atau latihan yang Kuesioner yang mengundang Diskusi antara manajer Questionnaires pada disk,
dengan wawancara dan kelompok mengundang orang untuk orang untuk menggambarkan dan menilai kertas atau jaringan.
Metode fokus. menunjukkan keterampilan perasaan, preferensi, atau berdasarkan
khusus tindakan khas mereka. dokumentasi penilaian.
Dijawab oleh semua atau Dijawab oleh peserta sendiri Dijawab oleh peserta sendiri Biasanya manajer Peserta, atasan, dan
Responden sampel karyawan dan menilai. orang lain yang terpilih,
Kuesioner didistribusikan dengan Diberikan oleh personel Diberikan kadang-kadang Biasanya diatur oleh Kuesioner biasanya dikirim oleh
surat penjelasan. terlatih dalam kondisi yang dengan diri sendiri, kadang- fungsi SDM. peserta.
Administrasi Jawaban dari individu dikontrol ketat. kadang dalam kondisi Dikumpulkan secara eksternal
dirahasiakan. terkontrol. atau di titik pusat.
Kuesioner menggunakan skala Pertanyaan memiliki jawaban Tidak ada jawaban yang benar Penilaian dengan Skala peringkat digunakan
peringkat untuk persepsi tentang yang benar. Juga dapat atau salah. pendapat atau untuk menunjukkan persepsi
Jawaban/ pendapat. memiliki elemen lulus atau pengamatan manajer dan tentang seberapa efektif
Skor gagal. menilai. Skala peringkat perilaku itu, atau seberapa
kinerja sering digunakan. sering itu terjadi.
Umpan balik Awalnya kepada mereka yang Untuk fungsi SDM atau line Umumnya diberikan kepada Oleh manajer untuk Laporan umpan balik individu
menugaskan survei dan kadang- management. Tidak selalu peserta secara tatap muka menilai. dibahas dengan fasilitator
kadang pihak lain. kepada peserta. oleh fasilitator. terlatih.
Performance Appraisal
205 Biro Akademik dan Pembelajaran
Pekerjaan di level apa yang akan memperoleh manfaat paling berguna dalam
menerapkan 3600- feedback? Secara tradisional 3600- feedback merupakan alat untuk
mengembangkan kepemimpinan senior, tetapi metode ini dapat bermanfaat untuk
kelompok karyawan lainnya. Ketika proses penilaian melibatkan pemimpin senior, maka
akan membuat keyakinan bagi pegawai lainnya.
Performance Appraisal
206 Biro Akademik dan Pembelajaran
PIHAK YANG BERPERAN DALAM PENILAIAN
Terdapat berbagai pihak yang berperan ketika 3600-feedback akan dipergunakan (360-
degree Feedback: Best Practice Guide: Erasmus+). Berikut peran yang dapat terlibat:
1. Administrator adalah peran yang menjaga proses penilaian dari mulai awal sampai
dengan akhir adanya umpan balik, serta biasanya menjadi pihak yang memberikan
berbagai informasi kepada pihak lain yang terkait. Administrator bisa seseorang dari
departemen SDM, seorang talent manager, atau pegawai yang bertanggung jawab
dalam melatih dan mengembangkan SDM.
2. Pegawai yang dinilai, atau subjek atau “rate” dan mereka dapat diminta untuk
merekomendasikan kolega/rekan sejawat/rekan dalam tim untuk menilai dirinya.
Pegawai yang dinilai akan melakukan self-evaluation, menilai dirinya secara mandiri
dengan mengisi kuesioner yang dapat juga dilengkapi dengan isian penilaian essay.
Pegawai menilai dirinya sendiri sehingga dapat dibandingkan dengan penilaian yang
dilakukan oleh orang lain.
3. Responden atau Rater dapat menyertakan anggota tim, kolega, adan manajer yang
ditanggapi. Biasanya, akan ada antara 4-8 responden per peserta. Terdapat opsi apakah
akan terjadi saling berbagai hasil penilaian atau tidak.
4. Manajer. Manajer merupakan salah satu responden yang penting karena dapat memiliki
peran kunci dengan menilai untuk tujuan mengembangkan keterampilan dan perilaku
peserta.
Penilai Penilai
dinila dinila i
Gambar 13.2
Perbedaan Penilaian Kinerja Tradisional vs 3600 Feedback
Changed Briefing
Behavior
The
Feedback Questionnaire
Action Plan
Cycle Completion
Reflection Report
Processing
Feedback
Tahap 1: Observasi
Merupakan proses untuk melakukan observasi secara formal. Individu
mengobservasi satu sama lain sepanjang waktu, dengan disadari atau tidak atau
secara sistematis dan tidak sistematis. Observasi ini mengombinasikan berbagai
bentuk impresi dan opini mengenai individu dan perilakunya. Beberapa observasi
berasal dari hal yang dapat diingat, dan observasi lainnya terlupakan, tetapi kedua
kondisi tersebut akan dikombinasikan dan menghasilkan persepsi individu.
Tahap 2 dan 3: Briefing dan Penyelesaian Kuesioner
Memberikan briefing bagi para penilai mengenai kuesioner atau alat ukur atau
instrumen yang akan dipergunakan termasuk menginformasikan mengenai
berbagai dokumen yang dapat dipersiapkan oleh penilai ketika melakukan
penilaian kinerja.
Tahap 4: Memproses laporan melibatkan pemrosesan data yang dihasilkan dari kuesioner
yang terkumpul dan menyajikan laporan hasil penilaian kinerja.
Tahap 5, 6, dan 7: Merupakan tahapan memberikan umpan balik, refleksi, dan menyiapkan
rencana tindak termasuk menyiapkan manajer dan atau organisasi dengan umpan
balik secara langsung sehingga dapat menyiapkan refleksi untuk mengidentifikasi
tindakan yang spesifik harus dilakukan.
Tahap 8: Perubahan perilaku melibatkan perubahan yang dibuat oleh manajer untuk
mengubah perilaku dan kinerja yang dinilai.
Langkah 1: Perencanaan
Sistem umpan balik 360 derajat dapat menjadi proses yang intensif dan cmenuntut
manajemen dan karyawan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan perencanaan
yang memadai dengan menggunakan pertanyaan seperti:
Apa tujuan dan sasaran Anda?
Siapa yang akan dinilai dan oleh siapa?
Keterampilan atau perilaku apa yang akan dicakup oleh penilaian?
Sistem atau alat apa yang harus digunakan? (misalnya TeamMate 360)
Bagaimana Anda akan mengkomunikasikan rencana penilaian kepada peserta dan
responden?
Tujuan dari sistem umpan balik 360 derajat adalah untuk memacu pengembangan
karyawan, produktivitas, dan kinerja. Hindari mengembangkan metrik program umpan balik
untuk mengatasi struktur pembayaran bonus, tindakan disipliner, atau strategi pemecatan
karyawan. Pelaksanaan survei 360 derajat untuk alasan yang salah akan menyebabkan
karyawan menjadi tidak puas dengan seluruh proses, dan akhirnya menghambat
pertukaran ide dan umpan balik yang terbuka dan jujur.
Latihan 360 derajat yang efektif harus tentang pengembangan terus menerus personal (dan
organisasi): seharusnya BUKAN tentang mengukur tujuan tertentu atau persetujuan kinerja
satu waktu.
Manajer, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya harus percaya pada nilai
dari instrumen penilaian 360 derajat dan proses umpan balik - ini berarti bahwa manajemen
senior harus mengkomunikasikan keuntungan penilaian sehingga karyawan menghargai
manfaat dari pelaksanaan penilaian.
Survei umpan balik 360 derajat yang efektif idealnya akan diulang secara berkala
sehingga dapat mengevaluasi adanya perkembangan kinerja.
Pertanyaan dan perilaku harus dinyatakan dengan cara positif untuk menghindari
pemikiran negatif akan penilaian kinerja. Hal ini akan membantu mendorong perubahan
dan m manajer untuk mengadopsi perilaku positif di masa depan. Pertanyaan atau
perilaku harus didasarkan pada kriteria yang dapat diamati dan kriteria yang
memungkinkan manajer untuk mempengaruhi dan meningkatkannya. Terdapat praktik baik
untuk memasukkan pertanyaan dan memberikan pengulangan pertanyaan di dalam
kuesioner. Hal ini dapat menghidnari peserta atau responden yang hanya menebak
pemberikan skor penilaian.
Susunlah formulir tinjauan 360 derajat secara sederhana dan singkat dengan tetap
memperhatikan validitas dan reliabilitas alat ukur. Pastikan semua pertanyaan dan perilaku
relevan dan ditanyakan dengan cara yang baik, jelas, dan terukur. Idealnya, kuesioner dan
pernyaan perilaku sebaiknya dicek dan divalidasi sebelum survei penilaian kinerja
dilakukan.
Umpan balik harus diberikan kepada peserta, idealnya oleh fasilitator terlatih dan
berkualitas. Laporan umpan balik harus jelas dan ringkas dan berisi ide dan saran tentang
cara meningkatkan dan mengembangkan. Setiap penilaian 360 derajat dan latihan umpan
balik harus menghasilkan pengembangan sederhana atau rencana tindakan untuk manajer
dan idealnya saran untuk manajemen senior tentang bagaimana mereka dapat mendukung
dan meningkatkan kinerja manajer dan organisasi di masa depan.
Situasi yang dialami oleh John bisa jadi merupakan situasi yang jarang atau bahkan
tidak dialami oleh pegawai lain di unit berbeda organisasi yang sama, atau organisasi
berbeda. Proses penilaian kinerja yang tidak melibatkan komunikasi, setidaknya di proses
perencanaan dan evaluasi, akan dapat menimbulkan rasa frustiasi, dan kemarahan. Proses
penilaian kinerja sebaiknya melibatkan adanya pertemuan, atau rapat, atau diskusi yang
diselenggarakan minimal dua kali dalam satu tahun.
1. Pertemuan pertama saat proses merencanakan kinerja (fase 1) dengan topik
pembahasan kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun. Pada pertemuan ini, atasan
dan bawahan akan melakukan review deskripsi pekerjaan termasuk visi dan misi
organisasi, sasaran kinerja departemen, termasuk aspek-aspek yang dinilai dalam
penilaian kinerja.
2. Pertemuan kedua terjadi diakhir tahun setelah penilaian kinerja selesai dilakukan (fase
4). Pada pertemuan ini, dilakukan review kinerja yang dicapai oleh pegawai, berbagai
kebutuhan yang diperlukan oleh pegawai untuk meningkatkan kinerjanya, termasuk
merencanakan untuk kinerja tahun selanjutnya.
13.3 REFERENSI
Khanna, M., & Sharma, R. K. 2014. Employee Performance Appraisal and Uts Techniques:
A Review. Asian Journal of Adv. Basic Science; 292), 51-58.
https://www.sagepub.com/sites/default/files/upm-binaries/45674_8.pdf