Anda di halaman 1dari 4

JENIS KEKERASAN PADA ANAK DAN PEREMPUAN

A. Pada Anak

1.Kekerasan Fisik

Bentuk kekerasan seperti ini mudah diketahui karena akibatnya bisa terlihat pada tubuh
korban Kasus physical abuse: persentase tertinggi usia 0-5 tahun (32.3%) dan terendah usia
13-15 tahun (16.2%). Kekerasan biasanya meliputi memukul, mencekik, menempelkan
benda panas ke tubuh korban dan lain-lainnya. Dampak dari kekerasan seperti ini selain
menimbuBlkan luka dan trauma pada korban, juga seringkali membuat korban meninggal

2. Kekerasan secara Verbal

Bentuk kekerasan seperti ini sering diabaikan dan dianggap biasa atau bahkan dianggap
sebagai candaan. Kekerasaan seperti ini biasanya meliputi hinaan, makian, maupun celaan.
Dampak dari kekerasaan seperti ini yaitu anak jadi belajar untuk mengucapkan kata-kata
kasar, tidak menghormati orang lain dan juga bisa menyebabkan anak menjadi rendah diri.

3. Kekerasan secara Mental

Bentuk kekerasan seperti ini juga sering tidak terlihat, namun dampaknya bisa lebih besar
dari kekerasan secara verbal. Kasus emotional abuse: persentase tertinggi usia 6-12 tahun
(28.8%) dan terendah usia 16-18 tahun (0.9%)Kekerasaan seperti ini meliputi pengabaian
orang tua terhadap anak yang membutuhkan perhatian, teror, celaan, maupun sering
membanding-bandingkan hal-hal dalam diri anak tersebut dengan yang lain, bisa
menyebabkan mentalnya menjadi lemah. Dampak kekerasan seperti ini yaitu anak merasa
cemas, menjadi pendiam, belajar rendah diri, hanya bisa iri tanpa mampu untuk bangkit.

4.Pelecehan Seksual

Bentuk kekerasan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah dikenal anak seperti
keluarga, tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri.Kasus pelecehan eksual:
persentase tertinggi usia 6-12 tahun (33%) dan
terendah usia 0-5 tahun (7,7%).Bentuk kekerasan seperti ini yaitu pelecehan, pencabulan
maupun pemerkosaan. Dampak kekerasan seperti ini selain menimbulkan trauma mendalam,
juga seringkali menimbulkan luka secara fisik.

Berikutnya hendak dikemukakan berbagai bentuk kekerasan terhadap anak yang ditetapkan
sebagai tindak pidana sebagaimana diatur dalam UU Perlindungan Anak. Seperti
dikemukakan di atas, bahwa ada beberapa bentuk kekerasan terhadap anak, yaitu kekerasan
fisik, psikis, dan seksual. Bentuk bentuk kekerasan terhadap anak tersebut dijabarkan ke
dalam berbagai tindak pidana, seperti diatur dalam Pasal 77 s/d Pasal 89. Berbagai bentuk
tindak pidana kekerasan pada anak dalam UU Perlindungan Anak adalah sebagai berikut:

(1) diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian

materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya (Pasal 77);

(2)penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan
fisk, mental, maupun social (Pasal 77);

(3) membiarkan anak dalam situasi darurat, seperti dalam pengusian, kerusuhan, bencana
alam, dan/atau dalam situasi konflik bersengjata (Pasal 78);

(4) membiarkan anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan
terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan,
anakyang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkhohol, psikotropika, dan zat adiktif
lainya (napza), anak korban penculikan, anak korban perdagangan, padahal anak tersebut
memerlukan pertolongan dan harus dibantu (Pasal 78);

(5) pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan Pasal 39 (Pasal 79);

(6)melakukan kekejaman, kekerasan atau penganiayaan terhadap anak (Pasal 80);

(7) melakukan kekerasan terhadap anak untuk melakukan persetubuhan (Pasal 81)

(8) melakukan kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan perbuatan cabul (Pasal 82);

(9) memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual
(Pasal 83);
(10) melakukan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak untuk pihak lain dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, secara melawan hukum(Pasal 84);

(11) melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak(Pasal 85);

(12) melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau jaringan tubuh anak, tanpa
memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai
objeknya tanpa mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, secara melawan hukum
(Pasal 85);

(13) membujuk anak untuk memilih agama lain dengan menggunakan tipu muslihat atau
serangkaian kebohongan (Pasal 86);

(14) mengeksploitasi ekonomi dan seksual anak dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain (Pasal 88);

(15) menempatkan, membiarkan, melibatkan,menuruh melibatkan anak dalam


penyalahgunaan produksi atau distribusi narkotika, psikotropika, alkhohol, dan/atau zat
adiktif lainya (napza) (Pasal89).

B. Pada Perempuan

a. Tindakan kekerasan fisik ;

Adalah tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa atau menganiaya orang la in. Tindakan
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku (tangan, kaki) atau dengan
alat. Bentuk kekerasan fisik yang dialami perempuan, antara lain: tamparan, pemukulan,
penjambakan, mendorong secara kasar, penginjakan, penendangan, pencekikan, pelemparan
benda keras, penyiksaan menggunakan benda tajam, seperti : pisau, gunting, setrika serta
pembakaran. Tindakan tersebut mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit dan luka berat.

b. Tindakan kekerasan non fisikal

Adalah tindakan yang bertujuan merendahkan citra atau kepercayaan diri seorang perempuan,
baik melalui katakata maupun melalui perbuatan yang tidak justdisukai/dikehendaki korbannya.
bentuk nonfisik dari tindakan kekerasan yaitu, penghinaan, komntar-komentar yang
dimaksudkan merendahkan dan melukai harga diri dari pihak istri, melarang istri bergaul,
ancaman-ancaman berupa akan mengembalikan istri ke orang tua, akan menceraikan dan
memisahkan istri dari anak-anaknya.

c. Kekerasan Seksual

Yaitu kekerasan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai perilaku yang tak diinginkan dan
mempunyai makna seksual yang disebut pelecehan seksual, maupun berbagai bentuk pemaksaan
hubungan seksual yang disebut sebagai perkosaan. Tindakan kekerasan ini bisa diklasifikasikan
dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikologis. Tindak kekerasan seksual meliputi perkosaan,
pelecehan seksual.

d. Penelantaran Rumah Tangga Yaitu dalam bentuk penelantaran ekonomi dimana tidak
diberi nafkah secara rutin atau dalarn jumlah yang cukup, membatasi atau melarang untuk
bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah, sehingga korban di bawah kendati orang
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai