Anda di halaman 1dari 6

Fiber post & core

Prosedur Klinis
1. Preparasi Saluran Akar
 Membuang gutta percha dengan Peeso Reamer atau Gates gliden (Reis et
al., 2020)
 Post Design (Perdigã o, 2015) :
1. Panjang post
 Meninggalkan gutta percha untuk apical seal setidaknya 5mm,
menurut penelitian in vitro meninggalkan gutta percha 3mm
menghasilkan unpredictable apical seal

 Panjang post setidaknya sama dengan panjang mahkota klinis atau


3/4 dari panjang saluran akar --> greatest rigidity and least root
deflection (bending) --> 20-30% more retentive
2. Diameter post
 Diameter post jangan terlalu tebal --> merusak struktur gigi ,
integritas struktur & natural strength dari gigi
 Minimal 1mm ketebalan dentin sehat yang mengelilingi saluran
akar harus dipertahankan
 Wider post diameter --> incresead stress
 Rekomendasi diameter insisif mandibula 0,7mm dan insisif sentral
maksila 1,7mm
 Tidak boleh lebih besar dari 1/3 diameter akar pada CEJ
3. Bentuk post
 Tapered fiber post lebih direkomendasikan dibandingkan parallel
 Parallel-sided weakens the tooth --> preparasi lebih banyak -->
root fracture
 Preparasi saluran akar dengan post drill (sesuai dengan ukuran fiber post
yang akan digunakan) (Reis et al., 2020)
 Preparasi coronal --> membuang unsupported tooth structure -->
menyisakan dentin yang sehat (Garg and Garg, 2010)
 Debridement saluran akar --> menghilangkan secondary smear layer -->
irigasi ultrasonic dan 17% EDTA (Coniglio et al., 2008) atau dengan NaOCl
1% dengan passive ultrasonic irrigation (PUI) (Bitter et al., 2017)

2. Pemilihan fiber post dan persiapan untuk adhesive luting


 Cek kualitas preparasi dengan radiografi (Reis et al., 2020)
 Memilih ukuran fiber post yang sesuai dengan dimensi anatomis saluran
akar (Reis et al., 2020)
 Try in dan tandai untuk persiapan cutting, kurangi sampai mencapai
panjang kerja yg adekuat menggunakan high-speed diamond bur/
separating disc dengan water cooling (Reis et al., 2020)
 Bersihkan post dengan alkohol (Reis et al., 2020)
 Sandblasting (alumunium oxide)/ silicatization/ silanization sebagai
surface treatment pada fiber post --> meningkatkan kekasaran
permukaan fiber post --> menghasilkan interpenetrating network antara
fiber post & semen resin --> meningkatkan bonding strength (Perdigã o,
2015)
 Aplikasikan bonding pada permukaan fiber post dan solvent dihilangkan
dengan gentle blow dari air syringe kurang lebih selama 5 detik lalu light
cure selama 10 detik. (Reis et al., 2020)

3. Fiber post cementation dan core build-up (Perdigã o, 2015)


1) Teknik sementasi dengan Self-Adhesive
 Bersihkan saluran akar dengan distilled water dan keringkan dengan
paper point
 Masukkan mixing canula endo tip ke dalam saluran akar dan injeksikan
semen self-adhesive dimulai dari daerah apikal

 Masukkan post ke dalam saluran akar dengan gentle vertical presssure


pada post selama 5-10 detik
 Buang kelebihan semen di sekitar post dengan microbrush, light-cure
selama 40 detik

 Bersihkan daerah koronal dentin dengan low-speed round bur jika


terdapat kelebihan semen
 Etsa dentin dan enamel pada bagian koronal dengan 30-40% asam fosfat
selama 15 detik dan bilas selama 10 detik, lalu gentle air-dry
 Aplikasikan dentin adhesive actively selama 20 detik, gentle air-dry, light-
cure 20 detik sesuai dengan instruksi pabrik
 Aplikasikan komposit core buildup dengan teknik freehand atau
menggunakan matrix band. Pada kasus tertentu dapat menggunakan
celluloid crown (pilih ukuran yang sesuai, trim, lalu adjust matrix
terhadap struktur gigi)
 Injeksikan komposit buildup, light-cure selama 40 detik dari aspek bukal
dan lingual
 Kelebihan material dihilangkan dengan diamond bur
 Dilakukan foto radiografi untuk konfirmasi adaptasi fiber post dan apical
sealing
2) Teknik sementasi konvensional (etch-and rinsed/ dual-cured)
 Dinding dentin saluran akar dan bagian koronal di etsa dengan 30-40%
asam fosfat selama 15 detik, jika diperlukan gunakan paper point untuk
mencapai dinding saluran akar
 Etsa dihilangkan dengan semprotan air selama 10 detik dan saluran akar
dikeringkan dengan paper point
 Aplikasikan dentin adhesive ke dalam saluran akar dengan small-tip
microbrush, dan rotasikan brush beberapa kali di dalam saluran akar,
aplikasikan adhesive juga pada bagian koronal selama 20 detik
 Kelebihan adhesive pada saluran akar dihilangkan dengan paper point,
lalu gentle air-dry adhesive pada bagian koronal, light cure selama 20
detik sesuai dengan anjuran pabrik
 Insersikan semen resin dual-cure ke dalam saluran akar dimulai dari
bagian apikal
 Insersikan post ke dalam saluran akar dengan light-pressure selama 5-10
detik
 Light cure komposit selama 40 detik
 Aplikasikan komposit core buildup dengan teknik freehand atau
menggunakan matrix band. Pada kasus tertentu dapat menggunakan
celluloid crown (pilih ukuran yang sesuai, trim, lalu adjust matrix
terhadap struktur gigi)
 Injeksikan komposit buildup, light-cure selama 40 detik dari aspek bukal
dan lingual
 Kelebihan material dihilangkan dengan diamond bur
 Dilakukan foto radiografi untuk konfirmasi adaptasi fiber post dan apical
sealing

4. Preparasi gigi, pencetakan, dan sementasi full crown


 Preparasi akhiran dengan rounded shoulder atau chamfer margin -->
ferrule effect (Reis et al., 2020), ketinggian ferrule 2mm dan ketebalan
circumferential 1,5-2mm dari margin mahkota (Perdigã o, 2015)
 Letak margin berada sedikit dibawah gingival crest agar terjadi self
cleansing (Sakaguchi and Powers, 2012)
 Ideal inklinasi dinding vertikal core buildup antara 2-4 derajat dan 5-14
derajat (konvergen) sesuai dengan sumbu panjang gigi masih acceptable,
ketinggian dinding aksial minimum 4mm (Bowley and Kieser, 2007)

 Pencetakan dengan teknik two-step putty-wash dengan polyvinyl


siloxane (PVS) (Reis et al., 2020)
 Crown definitive diluting dengan self-adhesin resin cement (Reis et al.,
2020)

Daftar Pustaka
Bitter, K., Polster, L., Askar, H., von Stein-Lausnitz, M., Sterzenbach, G., 2017.
Effect of final irrigation protocol and etching mode on bond strength of a
multimode adhesive in the root canal. J Adhes Dent 8, 245–52.
Bowley, J., Kieser, J., 2007. Axial-wall inclination angle and vertical height
interactions in molar full crown preparations. J. Dent. 35, 117–23.
https://doi.org/10.1016/j.jdent.2006.06.002
Coniglio, I., Magni, E., Goracci, C., Radovic, I., Carvalho, C.A., Grandini, S., Ferrari,
M., 2008. Post space cleaning using a new nickel titanium endodontic drill
combined with different cleaning regimens. J. Endod. 34, 83–86.
Garg, N., Garg, A., 2010. Textbook of endodontics. Boydell & Brewer Ltd.
Perdigã o, J., 2015. Restoration of root canal-treated teeth: an adhesive dentistry
perspective. Springer.
Reis, J.M. dos S.N., Oliveira, C.R. de M., Reis, E.G., Mascaro, B.A., Abi‐Rached, F. de
O., 2020. One‐step fiber post cementation and core build‐up in
endodontically treated tooth: A clinical case report. J. Esthet. Restor. Dent.
32, 5–11.
Sakaguchi, R.L., Powers, J.M., 2012. Craig’s restorative dental materials-e-book.
Elsevier Health Sciences.

Anda mungkin juga menyukai