TINJAUAN TEORI
mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda satu sama lain.. Afiliasi adalah
dekat dengan orang lain, untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang
lain dengan cara bersahabat, dan untuk jatuh cinta. Selain itu kebutuhan
24
Poewadarminta, W.I.S, kamus Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 18
25
Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 14
26
Ricard Gross, Psychology Science Mind and Behaviour, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2013), h. 117
28
29
relasi interpersonal.27
untuk mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang
dan mencari afeksi dari objek yang disukai, patuh dan tetap setia pada
seorang kawan.28
Orang-orang seperti ini mudah setuju dengan orang lain karena mereka ingin
berlaku ramah.29
kemapuan untuk bekerjasama. Mereka melihat orang lain sebagai jati diri
27
Robert A Baron dan Donn Byrne, Psikologi sosial. Alih Bahasa: Ratna Djuwita,
(Jakarta: Erlangga, 2003), Jilid ,1h. 274-275.
28
Herfina Rinajni dan Ari Firmantio. (2013). Kebutuhan afiliasi dengan Intensitas
Mengakses Facebook pada Remaja. Jurnal Psikologi. h. 78. Diakses dari
http://ejounal.umm.ac.id/index..php/jipt/article/viewFile/1359/1454. pada tanggal 23 Febuari 2018.
Jam 09.02 WIB
29
Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern, ( Jakarta: Erlangga, 2008), h. 321
30
Tasmara, toto, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 230
30
dengan orang lain, berada bersama orang lain, membutuhkan kehadiran orang
31
Herfina Rinajni dan Ari Firmantio, Loc it.
32
Desmita, Op Cit., h. 62.
31
d. Senang bergaul.
secara lebih efektif bila bekerja dengan orang lain dalam suasana
bekerjasama.
33
Supardi, Anwar, Dasar-dasar Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h.
53.
34
Sears, D.O., Freedman J. L. & Peplau, L. Anne, Psikologi Sosial. Alih Bahasa: Michael
Adriyanto & Savitri Soekrisno, (jakarta: Erlangga, 1985), Jilid 1, h. 208-210.
32
b. Pembawaan, salah satu karakteristik yang dibawa oleh manusia agar tetap
kebutuhan afiliasi tinggi lebih banyak berinteraksi dengan orang lain atau
35
Herfina Rinajni dan ari Firmantio, Loc Cit..
33
diakui. Hal ini terjadi karena adanya dorongan dari keingan remaja yaitu
afiliasi rendah tidak ingin diterima orang lain, tapi mereka kurang aktif
lain.
lain.
penerimaan dan pujian dari orang lain. Kebutuhan afiliasi yang rendah
36
Robert A Baron, dan Donn Byrne, Op Cit., h. 276.
35
individu akan selalu membutuhkan orang lain, rasa inilah yang membuat
lebih aktif dan lebih sering melalui jejaring sosial dari pada individu
a. Kasih sayang
hubungan yang sangat erat. Sebagai anak, biasanya sangat terikat dengan
b. Integrasi sosial
dan sikap yang sering diberikan oleh hubungan dengan teman, rekan
c. Harga diri
37
Sears, D.O., Freedman J. L. & Peplau, L. Anne, Op Cit., h. 211.
36
afiliasi tinggi sering meminta bantuan pada orang lain dan keluarga.
e. Bimbingan
afiliasinya tinggi.
tinggi membpunyai aspek-aspek yaitu lebih suka bersama orang lain dari
pada sendirian, sering berinteraksi dengan orang lain, ingin disukai dan
diterima oleh orang lain, menyenangkan hati orang lain, menunjukkan dan
a. Kebudayaan
tersebut, sebaliknya jika kebutuhan tersebut tidak dinilai tinggi, itu akan
38
Herfina Rinajni dan Ari Firmantio, Loc it.
38
pendapatnya, akan merasa tertekan, rasa tertekan ini akan berkurang jika
dalam pembandingan ini merasa lebih baik, ini akan lebih menguatkan
kesamaan kelompok etnik atau kesamaan bangsa; person takut atau cemas.
kelompok suku tertentu. Orang yang tidak kesepian akan lebih trdorong
membuat afiliasi dari pada orang yang tidak kesepian, juga orang yang
a. Kebutuhan akan pujian dan hinaan. Kedua unsur ini merupakan faktor
kemampuan manusia yang terbatas itu tidak mampu lagi untuk mencapai
merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain, yang
sosial yang terdapat pada setiap individu, dan besar kecilnya perhatian
secara sosial dan masuk dalam kelompok. Menurut Bimo Walgito (1994:
luar kelompok.
lain.
ini akan dapat terpenuhi apabila individu bersama dengan orang lain,
insentif afiliasi berupa penghargaan dan identitas diri dari orang lain.
41
Yanica Nur laila, (2014). Korelasi Antara Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan Diri
dengan Intensitas Menggunakan Jejaring Sosial pada Siswa Kweas VIII SMP Negeri 15
Yogyakarta, SKRIPSI: Yogyakarta. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
42
cenderung setuju dengan pendapat orang lain yang tidak dikenal, yang
mereka merasa takut mendapat umpan balik negatif dari orang lain. Agar
tidak mendapat umpan balik dari orang lain dengan cara berbuat baik
teman yang baik, mempunyai perhatian besar pada orang lain, menghayati
cukup besar, ia akan puas bila ia dapat membina kelestarian suatu usaha
ekonomi yang ada pada masyarakat. Pada tingkat ekonomi tertentu sebuah
ekonomi yang lebih baik barang tersebut telah menjadi kebutuhan. Dengan
kemaslahatan.
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
dari unsur yang melekat pada diri individu kosumen yang disebut behavior
42
M. Fahim Khan, Esai Esai Ekonomi Islam, terjemahan: Suherman Rosyidi, (Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada, 2014), h. 36
43
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif,Tujuan,
dan Keinginan Konsomen, (Jakarta: Prenadamedia, 2003), h. 342.
45
dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata yang dapat dilahat dan
dari individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa bagi
Gambar III.1
Pengambilan Keputusan Pembelian45
1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian informasi
Jika dorongan dari dalam diri konsumen kuat maka proses pembelian akan
44
Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen dalam perspektif kewirausahaan,
(Bandung:Alfabeta, 2012), h. 195
45
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Terjemahan Teguh dan Rusli molan, (Jakarta:
Prenhalindo, 2004), Jilid 11 Ed. Milenium, h. 204.
46
dalam ingatannya.
3. Evaluasi alternatif
pengiriman, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting. Dalam tahap ini
penting.
4. Keputusan pembelian
kapan dibeli.
berikutnya.
mengkonsumsinya.46
tentang unit pembelian (Buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan
ide.47
keinginan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa untuk memenuhi
orang pada dasarnya adalah sama, hanya seluruh proses tidak selalu
tindakan tersebut.
variabel antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan
yaitu faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas
sosial, kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor yang lain adalah
mencari informasi tentang produk dan jasa yang dibutuhkan yang dilanjutkan
pembelian dimana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan
1. Faktor ekternal
a. Budaya
b. Demograsi
c. Keluarga
d. Status sosial
e. Kelompok Referensi
2. Faktor Internal
50
Mulyadi Nitisusastro, Op Cit., h. 86.
51
Nugroho J. Setiadi, Op Cit., h. 12.
50
b. Persepsi
52
Philip Kotler, Op Cit., h. 248.
53
John C. Mowen/Michael Minor, op Cit., h. 205-206.
54
Nugroho J. Setiadi, Op Cit., h. 15.
55
Nugroho J. Setiadi, Op Cit.,h. 13.
56
Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta:Indeks Kelompok Gramedia, 2003), Edisi
kesebelas, h. 210.
51
d. Sikap
e. Pembelajaran
dan diinginkan.
57
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian Prentice
Hall, (Jakarta:Salemba Empat, 2003), Ed. Bahasa Indonesia, h. 251.
58
Mulyadi Nitisusastro, Op Cit., h. 70-71.
59
Siti Nurhayati (2017), Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Handphone Samsung di Yogyakarta : Akademi Manajemen Administrasi Ypk
Yogyakarta.
52
yang diinginkan.
tepat untuk membeli produk yang telah dipilih mereknya dan tempat
pembeliannya.
e. Jumlah pembelian
produk tersebut.
f. Metode pembayaran
pada produk yang dibeli, yakin keputusan tepat dengan merek yang
dalam penelitian adalah mantap atas keputusan produk, merek, dan metode
pembayaran. Yakin keputusan tepat tentang produk yang dibeli, merek yang
sesama.
bersifat fisik, tapi juga berbicara cukup luas tentang pemuasan materi yang
sebagai hamba Allah swt. Prinsip dasar perilaku konsumen Islami dapat
a. Prinsip Syariah
1. Prinsip akidah
2. Prisip Ilmu
3. Prinsip Amaliah
60
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam 2 (Pasar, Perdagangan, Manajemen, Produksi,
Konsumsi, Institusi Keuangan dan Kontribusi), (Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2014), h. 94-96.
55
apa yang sudah diketahui, maka dia akan mengkonsumsi hanya yang
4. Prinsip Kuantitas
Sederhana
5. Prinsip Prioritas
Primer
Sekunder
56
mengalami kesusahan.
Tersier
6. Prinsip Sosial
Kepentingan Umat
Keteladanan
7. Kaidah Lingkungan
lingkungan.
57
adalah semua bukan hakiki karena sangat dipengaruhi oleh waktu dan
kondisi dan keadaan barang dan jasa yang diambil manfaatnya, sehingga
pihak lain, karena tidak jarang orang yang terlalu berfikir ekonomis,
gunakan.