Anda di halaman 1dari 28

TUGAS

PENGANTAR MANAJEMEN

OLEH:
KADEK WAHYU JULIARTA
2117041249
1G

PENGAMPU:
NYOMAN AGUS TRIMANDALA S.S., M.PAR.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2021
2

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat pertolongan
danrahmat- Nya kami berhasil menyelesaikan makalah “Penganta Manajemen”
ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen, yaitu Bapak Nyoman Agus
Trimandala S.S., M.Par. selaku dosen mata kuliah Pengantar Manajemen karena
telah memberi kami tugas pembuatan makalah ini yang dapat menambah
wawasan penulis. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Penulis juga menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat kritik dan saran
nantinya akan membuat penlis lebih baik kedepannya.

Singaraja, 12 September 2021

Kadek Wahyu Juliarta


NIM 2117041249
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Manajemen.........................................................................................................6
2.2. Definisi Planning................................................................................................................10
2.2.1. Sifat Rencana yang Baik.................................................................................................11
2.2.2. Proses Pembuatan Rencana.............................................................................................12
2.2.3. Siapa Pembuat Rencana..................................................................................................12
2.3. Definisi Organisasi.............................................................................................................12
2.4. Definisi Staffing.................................................................................................................15
2.4.1. Peran Manajer..................................................................................................................15
2.4.2. Pandangan Umum Tentang Fungsi Staffing....................................................................16
2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Situasi Staffing...................................................................16
2.5. Definisi Directing...............................................................................................................17
2.6. Definisi Controlling............................................................................................................20
2.7. Definisi Motivasi................................................................................................................24
2.7.1. Seorang Motivator...........................................................................................................24
2.7.2. Tujuan dan Manfaat Motivasi.........................................................................................25
2.7.3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja..............................................................................25
BAB III.............................................................................................................................................27
PENTUP...........................................................................................................................................27
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................27
3.2. Saran...................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................28
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan bagian terpenting dari keseluruhan kegiatan
organisasi. Di dalam manajemen dianggap sebagai reformis dalam
memperbarui persyaratan-persyaratan kerja, kondisi kerja, standar kerja.
Memberi batasan manajemen sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang
serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan (Siswanto, 2005). Selain itu
dalam manajemen juga memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja dalam
suatu organisasi. Dengan pembagian kerja juga akan memudahkan dalam
meningkatkan keterampilan masing-masing tenaga kerja yang terpsesialisasi.
Menurut Pophal (2008:8) pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai
tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Menunjukan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk jabaran tersebut menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut
berhubungan dengan bagian lain dalam perusahaan. Keahlian profesional
biasanya mengandung unsur ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu
pengetahuan dan teknik dapat dipelajari secara formal di dunia pendidikan,
tapi kiat didapati dengan cara mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang
keahlian profesional masing-masing sehingga akan tumbuh keahlian
berdasarkan pengalaman kerja. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
ilmu yang didapat dan mampu mempraktekkan di dunia kerja sesuai dalam
bidangnya masing-masing, sehingga Universitas Pendidikan Ganesha memiliki
SDM yang bermutu. Manajemen merupakan ilmu dan seni di mana terdapat 4
utama fungsi yaitu dalam manajemen: Perencanaan (planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Acuating) dan Pengawasan
(Controling). Semua fungs tersebut saling berkaitan satu sama lain, sehingga
meningkat efesektivitas sebuah organisasi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa arti dari manajemen (ilmu dan Seni)?
2. Mengapa kita membutuhkan sesuatu yang disebut planning?
3. Apa fungsi dari organisasi di manajemen?
4. Apa Fungsi dari diadakannya staffing?
5. Bagaimanakah directing berfungsi di manajemen?
6. Mengapa controlling sangat penting manajemen?
7. Seberapa besarkah pengaruh Motivasi terhadap kinerja manusia?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk memahami pengertian dari manajemen.
5

2. Untuk mengetahui seperti apa perencaan kegiatan yang dilakukan agar


dapat berjalan dengan lancar.
3. Dapat memahami fungsi dan jenis jenis maupun tujuan organisasi
4. Untuk memahami fungsi dan tujuan dari staffing.
5. Untuk memahamii fungsi dan tujuan dari directing.
6. Agar dapat mengontrol pelaksaanan suatu kegiatan yang dilakukan
7. Agar bisa menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri maupun orang lain
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen


Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sebagai seni dapat diartikan sebagai
manajemen yang memiliki unsur-unsur bakat serta talenta untuk mengatur orang
dan memiliki sikap kepimpinan dalam kebebasan untuk mencapai tujuan yang
dicapai.

2.1.1. Sarana Manajemen


Dalam ilmu manajemen, juga ada beberapa unsur-unsur yang ada proses
manajemen itu sendiri. Unsur manejemen ini dikenal dengan istilah 6M karena
terdiri dari 6 unsur yang berawalan huruf M dalam bahasa Inggris, yakni man
(manusia), money (uang), materials (bahan), machines (mesin), methods
(metode), dan market (pasar).
 Man (Manusia)
Unsur manajemen yang pertama dan paling utama adalah man atau manusia.
Lebih spesifik lagi, man merujuk pada sumber daya manusia (SDM)) yang
dimiliki. Adanya sumber daya manusia sangat penting untuk melakukan proses
manajemen, mulai dari perencanaan hingga proses produksi yang dilaksanakan.
 Money (Uang)
Selanjutnya ada unsur uang atau money. Dalam manajemen, uang sangat penting
agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk menjalankan aktivitas
perusahaan atau industri, uang dibutuhkan sebagai modal untuk membeli bahan
baku, membeli alat dan mesin, menggaji karyawan, menyewa lahan, dan lain
sebagainya.
 Material (Bahan)
Bahan atau materials juga termasuk unsur manajemen. Unsur ini sangat
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Bahan tersebut nantinya
akan diolah hingga menghasilkan produk tertentu. Tanpa adanya bahan baku, tentu
aktivitas perusahaan tidak bisa berjalan karena tidak ada produk yang bisa
dihasilkan.

 Machine (Mesin)
Dengan perkembangan teknologi yang maju dan modern saat ini, tentu mesin
sudah menjadi kebutuhan wajib bagi tiap perusahaan untuk melakukan proses
produksi. Selain itu, produksi dengan bantuan alat dan mesin tentu akan
meminimalisir kesalahan yang biasa dilakukan manusia (human error)..
7

 Method (Metode)
Unsur manajemen selanjutnya adalah metode atau methods. Yang dimaksud
metode adalah tata cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam aktivitas
perusahaan. Umumnya metode yang disepakati dan digunakan dikenal
sebagai standard operational procedure (SOP) yang harus dipatuhi oleh pekerja..
 Market (Pasar)
Unsur manajemen yang terakhir adalah pasar atau market. Pasar menjadi unsur
yang sifatnya sangat strategis, karena penguasaan pasar akan menjadi faktor yang
menentukan keberhasilan perusahaan. Yang dimaksud pasar adalah sektor
konsumen yang ditargetkan atau dituju dengan harapan konsumen membeli
produk yang dihasilkan perusahaan.
2.1.2. Fungsi Manajemen
Menurut George Terry, Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Terry membagi fungsi manajemen menjadi empat fungsi
yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
 Planning (Perencanaan)
Planning (perencanaan) merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik
dan teratur untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan merupakah tahap
awal dari proses manajemen karena pada tahap ini disusun berbagai aktivitas
organisasi ke depannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam
melakukan perencanaan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu merencanakan
kegiatan apa yang akan dilakukan perusahaan dan membuat budget (anggaran).
 Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (pengorganisasian) adalah suatu kegiatan pembagian tugas kepada
setiap sumber daya yang ada di perusahan sesuai dengan kemampuan masing-
masing sumber daya tersebut. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan pada tahap
organizing, yaitu staffing dan pemaduan segala sumber daya perusahaan.
 Actuanting (Pelaksanaan)
Actuating adalah menggerakan semua anggota kelompok untuk bekerja sama
mencapai tujuan perusahaan. Tahapan ini terdiri dari kepemimpinan dan
koordinasi, yaitu pemimpin perusahaan memimpin setiap sumber daya yang ada
untuk bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya dan
mengkoordinasi agar kerja sama ini dapat dilakukan dengan harmonis.
 Controlling (Pengendalian)
Controlling bukan hanya sekedar mengendalikanpelaksanaan berbagai kegiatan
yang dilakukan, namun juga melakukan koreksi-koreksi apabila aktivitas yang
dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan
kata lain, tujuan utama dari controlling adalah untuk memastikan bahwa aktivitas
yang dilakukan sesuai dengan perencanaan.
8

2.1.3. Fungsi Manajer


Fungsi manajer untuk bertanggung jawab mengelola perusahaan. Manajer
mungkin bertanggung jawab pada sebuah departemen dan orang-orang yang
bekerja di dalamnya. Dalam beberapa kasus, manajer bertanggung jawab atas
keseluruhan bisnis. 
1. Perencanaan.

Fungsi ini melibatkan pemetaan dengan tepat bagaimana mencapai tujuan


tertentu. Katakanlah, misalnya, tujuan organisasi adalah meningkatkan penjualan
perusahaan. Manajer pertama-tama perlu memutuskan langkah mana yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Langkah-langkah ini mungkin termasuk
meningkatkan periklanan, inventaris, dan staf penjualan. Langkah-langkah yang
diperlukan ini dikembangkan menjadi sebuah rencana. Ketika rencana sudah ada,
manajer dapat mengikutinya untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan
perusahaan..

2. Pengaturan.
Tugas manajer selanjutnya adalah mengatur dan mengelola tim agar sejalan
dengan tujuan organisasi. Tanggung jawab ini meliputi perencanaan pekerjaan,
pembagian dan pendistribusian tugas ke setiap staf, penetapan target, penyusunan
prosedur operasional dan standar kinerja, serta penerapan proses kerja yang
efisien.
3. Pengawasan.
Manajer punya wewenang untuk mengawasi dan mengendalikan tim untuk
memastikan agar proses berjalan sesuai rencana. Manajer juga bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi kendala dan hambatan tim serta membantu mereka
mengatasinya.
4. Evaluasi.
Tugas manajer ini terkait dengan evaluasi dan penilaian terhadap proses dan hasil,
apakah meleset atau melampaui target. Manajer bertanggung jawab mencari tahu
di mana bottleneck dari keseluruhan proses dan apa yang harus diperbaiki. Mereka
juga mengevaluasi bagaimana kinerja setiap karyawan dan memberikan penilaian
individual.
5. Kepemimpinan.
Ini merupakan tugas manajer yang tak kalah penting. Manajer adalah pemimpin di
setiap divisi, sehingga mereka harus mampu memotivasi seluruh anggota tim
untuk bekerja mencapai tujuan bersama.
9

2.1.4. Tingkatan Manajer


Sebuah organisasi perusahaan dipimpin oleh satu orang, maka menyebut
manajemen sama artinya dengan menyebut Manajer. Namun apabila suatu
organisasi dipimpin oleh sekelompok orang, maka menyebut manajemen tidaklah
sama dengan menyebut manajer. Seseorang dapat saja menjalankan fungsi
manajemen walaupun ia bukan seorang manajer, tetapi orang yang disebut
manajer selalu menjalankan fungsi manajemen. Jadi kalau ada manajer yang tidak
menjalankan fungsi manajemen berarti ia belum layak menjadi manajer. Secara
umum manajemen sering dikelompokan kedalam 3 klasifikasi utama, yaitu :
1. Manajer Lini Pertama
Manajemen lini pertama harus memiliki keterampilan teknis yang
bertanggung jawab memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Manajemen lini
pertama berhubungan langsung dengan tenaga operasional atau karyawan.
Contohnya adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi
tenaga pengetik dan tenaga administrasi dalam kantor yang besar, atau pengawas
teknis dalam suatu perusahaan otomotif..
2. Manajer Tingkat Menengah
Manajemen menengah menjadi penghubung antara manajemen puncak
dengan manajemen lini pertama. Manajemen menengah atau dalam profesinya
adalah manajer menengah tugasnya membawahi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan para manajer lainnya atau bisa juga karyawan operasional.  Sebagai
contoh, Manajer Cabang, Kepala Pengawas, Kepala Departemen, Kepala Bagian,
dan lain-lain.
3. Manajer Puncak
Manajemen puncak harus memiliki keterampilan konsep dengan tugas
untuk memimpin organisasi atau perusahaan secara keseluruhan agar dapat
membentuk tim kerja yang baik. Manajemen puncak terdiri atas Dewan Direktur
atau Eksekutif, Presiden Direktur, Direktur, Kepala Perwakilan, dan Kepala
Divisi.
2.1.5. Tokoh-tokoh Manajemen
A. Teori Manajemen Klasik
1. Robert Owen, Bapak manajemen klasik 1800-an (1971 – 1858 )
Robert Owen adalah seorang manajer pada beberapa pabrik pemintal kapas
di New Lanark, Skotlandia dalam tahun di awal 1800-an. pada masa itu, kondisi
kerja dan hidup para pekerja sangat buruk. Pekerja anak-anak yang berumur lima
atau enam tahun adalah umum dan standar waktu kerja adalah tiga belas jam
sehari.
2. Charles Babbage, Pencetus Division Of Labor (1792 – 1871 )
Charles Babbage (1792-1871) adalah seorang profesor matematika Inggris
yang menggunakan banyak waktunya mempelajari cara-cara untuk membuat
pekerjaan dalam pabrik lebih efisien. Ia menjadi yakin bahwa penerapan
10

prinsipprinsip ilmiah pada proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan


menekan biaya.
B. Teori Manajeman Ilmiah
1. Frederick W. Taylor (1865-1915)
Sering disebut sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”Taylor telah
memberikan prinsip- prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada
manajemen , dan mengembangkan sejumlah teknik – tekniknya untuk mencapai
efisiensi. Salah satu orang yang sangat berjasa dalam perkembangan manajemen
ilmiah yang mengemukakan teori manajemen ilmiah. Dalam bukunya yang
berjudul Principles Of Scientific Management yang di buatnya pada tahun 1991.
2. Frank Bunker Gilbert dan Lillian Gilbert
Frank Bunker adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan
waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Sedangkan
Lillian Gilbert lebih menekankan dan tertarik kepada aspek–aspek manusia dalam
kerja. Seperti misalnya seleksi penempatan dan latihan personalia. Baginya
manajemen ilmiah mempunyai tujuan membantu karyawan mencapai seluruh
potensinya sebagai makhluk hidup.
3. Henry L. Ganti (1861-1919)
Seorang tokoh yang mempunyai latar belakang insinyur , Henry L. Ganti
juga menciptakan peta yang di namai Gantt. Dia adalah seorang ilmuan dalam
bidang manajemen mempunyai sebuah teori manajemen ilmiah yang menekankan
pada kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
seleksi ilmiah tenaga kerja, sistem insentif untuk merangsang produktivitas.
4. Harrington Emerson ( 1853 – 1931 )
Prinsip utamanya ialah berhubungan dengan tujuan, dimana dari hasil
penelitiannya yang menunjukan kebenaran prinsip yakni uang akan lebih berhasil
jika mengetahui tujuan penggunaannya seperti apa.
C. Teori Organisasi Klasik
1. Henry Fayol ( 1841 – 1925 )
Fayol merupakan seorang industrialis Perancis. Fayol menuturkan bahwa
teori dan teknik administrasi adalah dasar dari pengelolaan organisasi yang sangat
kompleks
2. James D Mooney
James D. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan
prinsipprinsip dasar manajemen tertentu. Dia mendefinisikan organisasi sebagai
sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut
Mooney, untuk merancang organisasi perlu memperhatikan 4 kaedah dasar
diantaranya, koordinasi, prinsip skalar, prinsip fungsional, dan prinsip staf.
3. Marry Parker Follet (1868 – 1933 )
Marry Parker Follet bertindak sebagai "jembatan" antara teori klasik dan
aliran hubungan manusiawi, karena pemikirannya berdasarkan kerangka klasik,
11

tetapi memperkenalkan beberapa unsur baru tentang aspek-aspek hubungan


manusiawi. Marry Parker Follet adalah ahli ilmu pengetahuan sosial pertama yang
menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintah.
4. Chaster I.Barnard (1886 – 1961 )
Chaster I. Barnard, presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey,
menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya yang berjudul "The
Functions of The Executive", yang ditulisnya pada tahun 1938.

2.2. Definisi Planning


1. Perencanaan menurut Abe (2001) dalam Ovalhanif (2009) adalah susunan
(rumusan) sistematik mengenai langkah-langkah mengenai langkah
(tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor
eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu
tujuan tertentu.
2. Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Ovalhanif (2009) mendefinisikan
perencanaan sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
(maksimum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan
efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa, perencanaan merupakan penentuan
tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan
oleh siapa.
3. Menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010), perencanaan diartikan
sebagai suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta, serta
menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi yang diduga bakal terjadi
di masa datang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan demi tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan.
2.2.1. Sifat Rencana yang Baik
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami
oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya bila ada perubahan keadaan maka tidak semua rencana dirubah
dan dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian saja.
3. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari
yang direncanakan.
4. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus
dijaga stabilitasnya setiap rencana harus ada dalam perimbangan. Ada dalam
perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan factor-faktor produksi
kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi
yang ada dalam organisasi.
12

2.2.2. Proses Pembuatan Rencana


1. Menetapkan tugas dan tujuan
Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat
difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya.
Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau
nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa
Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan
(Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa
terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan
dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut
atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang
dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang
ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
2.2.3. Siapa Pembuat Rencana
1. Panitia Perencanaan
Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang
masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan
harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan
Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus
membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu
bagian dalam organisasi.
3. Tenaga Staf
Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu :
- Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung
menangani pekerjaan
- Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang
atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian
merencanakan sesuatu guna.
2.3. Definisi Organisasi
Secara umum, pengertian organisasi adalah suatu perkumpulan atau wadah
bagi sekelompok orang yang bekerjasama dengan terstruktur untuk mencapai
13

tujuan tertentu.. Tujuan tersebut nantinya akan dicapai bersama dengan anggota
dari organisasi tersebut melalui kerjasama dari pihak yang bersangkutan.
2.3.1. Organisasi Formal dan Non-Formal
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau
organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan
hubunganhubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara
pejabat dalam suatu organisasi). Organisasi formal terdiri dari:
1. Struktur organisasi
2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab
3. Tujuan organisasi
4. Pembagian tugas
5. Kebijakan dan prosedur
6. Memiliki saluran komunikasi
7. Output atau produk atau jasa yang di hasilkan
Organisasi non formal adalah “merupakan satuan kerja yang berada diluar
sekolah, yang secara potensial dapat membantu dan menggantikan kegiatan formal
dalam aspek-aspek tertentu” dengan kata lain, organisasi non formal adalah suatu
bentuk kegiatan yang dikerjakan dengan sengaja dan sistematis dengan
menyesuaikan kebutuhan yang ada dilingkungan ataupun masyarakat sekitarnya,
atau disebut juga dengan satuan kerja yang tidak resmi.
2.3.2. Bentuk-bentuk Organisasi
Organisasi Lini
Organisasi Garis/Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang langsung secara vertikal dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap
bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini
merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol
Ciri :
1. Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui
satu garis wewenang
2. Selain top manajer, manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
3. Jumlah karyawan sedikit
4. Sarana dan alatnya terbatas
5. Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah
sebagai top manajer
6. Organisasi kecil
Organisasi Lini dan Staf
14

Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan
organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung
secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk
membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk
membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan
pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu
keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan
dengan bawahan tidak secara langsung.
Ciri :
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
2. Karyawan banyak
3. Organisasi besar
4. Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
spesialisasi:
a) Personel lini
b) Personel staf
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk
organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang
memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang
jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut Ciri :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
2.3.3. Departementasi
Departementasi adalah suatu aktivitas untuk menyusun satuan organisasi
yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efisiensi kerja
tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam
dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokan
disebutkan departementasi.
1. Departementasi Fungsional
Adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk
membentuk satuan organisasi. Departemen ini merupakan bentuk organisasi yang
paling umun dan bentuk dasar dari departementasi. Individu dikelompokan
berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalkan
15

organisasi dalam bagian administrasi,dan bagian operasi.Pembentukan satuan


organisasi yang masing-masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang
tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang
berkaitan, agar lebih tercapinya tujuan dengan tepat dan efektif dalam penggunaan
waktu.
2. Departementasi Devisional
Departementasi ini berdasarkan pada divisi melihat produk, layanan, dan
klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan
usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya organisasi
otomotif, organisasi terbagi atau divisi otomotif, divisi internasional, divisi
keuangan, divisi keamanan. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk,
wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi, dan
memasarkan produknya sendiri.

2.4. Definisi Staffing


Staffing adalah salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan,
penyeleksian, pengembangan dan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien .Staffing dan
organizing erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal
untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu
organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang
akan memangku masingmasing jabatan yang ada dalam organisasi tersebut.
2.4.1. Peran Manajer
1. Mediator dan Penghubung Komunikasi
Manajer wajib memiliki skill interpersonal yang sangat baik, agar dapat
menjadi penghubung komunikasi yang baik untuk karyawan dan perusahaan.
Seperti pada saat penyampaian CEO itu diterima oleh manajer dan
menjelaskannya lagi karyawan.
2. Mengambil Keputusan
Manajer adalah penanggung jawab sebuah divisi sekaligus pengambil
keputusan utama dengan berdasarkan pada pengalaman, pengetahuan, dan
kompetensi. Setiap manajer punya gaya berbeda dalam mengambil keputusan, ada
yang berdasarkan naluri karena pengalamannya bertahun-tahun, dan ada pula yang
harus berdasarkan pada data. Manajer juga pengambil keputusan tentang nasib
karyawan di dalam divisinya, sejak perekrutan hingga penempatan. Mereka juga
menentukan siapa yang akan mendapat promosi maupun sanksi.
3. Memecahkan Masalah
Seorang manajer juga menjadi pemecah masalah yang terjadi di dalam
divisi yang dipimpin, dari masalah yang menyangkut proses kerja hingga konflik
antar anggota tim. Sales manager dituntut menguasai cara memecahkan masalah
penjualan yang mandek di bawah kuota, sementara seorang marketing manager
perlu tahu bagaimana memecahkan masalah terkait merek produk yang merosot di
mata konsumen.
16

4. Membangun Tim yang Produktif


Dalam membangun tim yang produktif sering juga terjadi beberapa
kendala, seorang manajer wajib memliki skill dalam pemilihan karyawan yang
produktif atau aktif dalam berkegiatan.
2.4.2. Pandangan Umum Tentang Fungsi Staffing
1. Untuk mengetahui kecakapan seorang pegawai
Untuk mengetahui kecakapan dari seorang pegawai itu, perlu adanya
seleksi sesuai dengan bagian yang diinginkan agar dalam pembentukan organisasi
akan berjalan dengan lancar.
2. Berusaha mendapatkan tenaga kerja yang tepat
Dalam proses penyeleksian perlu adanya penyesuaian dengan kemampuan
dari tenaga kerja tersebut dan staff yang sudah dipilih akan diberikan kepercayaan
oleh manajer untuk menjalankan tugas sesuai dengan bagian yang ditempatkan,
3. Berusaha mendapatkan tenaga kerja yang memiliki potensi
untuk dikembangkan
Perlu adanya potensi disetiap tenaga kerja yang akan menjadi staff di
sebuah perusahaan, dengan adanya potensi ini staff bisa ditingkatkan dan
dikembangkan lagi untuk membantu perusahaan menjadi lebih baik lagi.
2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Situasi Staffing
1. . Pertumbuhan Perusahaan
Posisi pekerjaan baru akan terjadi jika pertumbuhan bisnis perusahaan
akanmenetapkan posisi pekerjaan baru. Baik dalam posisi karyawan baru atau
lama.
2. Latar Belakang Pendidikan
Akademis yang dipertimbangkan tidak terbatas, persentase yang dimiliki
sebelumnya harus dipertimbangkan untuk penempatan tenaga kerja tersebut untuk
bias menyelesaikan kewajiban dan tanggung jawab sebagai tenaga kerja.
3. KesehatanFisik dan Mental
Faktor fisik dan mental perlu diperhitungkan dengan matang agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dalam perusahaan. Karena kesehatan sangat
penting dalam sumber daya manusia
4. Pengalaman Kerja
Karyawan akan mendapatkan pertimbangan dalam bekerja. Pengalaman
bekerja memberikan keterampilan atau keahlian yang cukup luas. Makin lama
karyawan bekerja makin banyak pengalaman yang dimiliki dan adapun sebaliknya
semakin sebentar karyawan bekerja semakin sedikit pengalaman yang dimiliki.
5. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan menjadi salah satu pertimbangan dalam
penempatannya, sumber daya manusia yang belum menikah menjadi syarat untuk
penempatan struktur organisasi dibadingkan dengan yang menikah
17

6. Sikap
Sikap merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam penerimaan
pekerja, sebab sikap sangat menentukan dan sumber daya manusia tersebut akan
mempengaruhi perkembangan dari perusahaan tersebut.
7. Usia
Faktor usia sangat perlu diperhatikan sebab ini akan mempengaruhi
efisiensi efektivitas suatu pekerjaan, sehingga ini dapat mempengaruhi
perkembangan organisasi

2.5. Definisi Directing


Directing/commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan
dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah ditetapkan semula.
Directing/commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak
melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan
berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang
ditetapkan sebelumnya.
2.5.1. Tujuan Directing
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang dilakukan untuk membuat
atau mendapatkan para bawahan atau anggota untuk melakukan apa yang
diinginkan oleh kita sebagai pemimpin. Proses pengarahan itu meliputi suatu
pemberian motivasi dan perintah-perintah kepada para anggota atau bawahan yang
melaksanakan perintah-perintah pemimpin tersebut.
Pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan untuk
melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai
leading, directing,motivating atau actuating. Pengarahan memiliki beberapa
karakteristik:
1.Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagai level
organisasi. Setiap manajer menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada
bawahannya.
2.Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan
disepanjang masa organisas.
3.Human factor, fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh
karena itu berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku
manusia yang kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4. Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah
rencana ke dalam tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan
sumber fisik menjadi tak berarti.
5. Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer
dan eksekutif pada semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan,
bawahan menerima instruksi hanya dari atasannya.
6. Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang
berhadapan dengan manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku
manusia merupakan suatu hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan
18

seharusnya dapat mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang


diharapkan.
2.5.2. Jenis-jenis Perintah
1. Perintah Lisan
Tidak ada yang menolak adanya perintah lisan. Meskipun demikian,
mereka tidak sependapat tentang suatu perintah dapat di berikan secar lisan.
Dalam dua hal, yaitu:
a) Tugas yang diperintahkan itu merupakan tugas yang sederhana, dan dalam
keadaan darurat.
b) Bawahan yang di perintah sudah pernah mengerjakan perintah.
c) Perintah itu dapat selesai dalam waktu yang singkat.
d) Apabila dalam mengerjakan tugas itu ada kekeliruan, tidak akan membawa
akibat yang besar.
e) Apabila bawahan yang di perintah adalah buta huruf.
 Dampak Positif :
 Tidak butuh waktu banyak untuk mempersiapkan
 Memperjelas yang kurang jelas
 Dapat diberikan kepada banyak orang.
 Dampak Negatif :
Tidak ada persiapan sebelumnya dan perintah yang digunakan itu secara
langsung diberikan
2. Perintah Tertulis
Pada umumnya perintah tertulis dapat di berikan dalam hal – hal sebagai
berikut:
a) Pada pekerjaan yang sulit, memerlukan ketrampilan, keterangan detail,
angka
– angka yang pasti dan terperinci
b) Bila pegawai yang diperintah berada di tempat lain, lalu jika pegawai yang
di perintah sering sekali, dan Jika tugas yang di perintah itu berlangsung dari
suatu bagian ke bagian yang lain jika dalam pelaksanaan perintah itu,
kesalahan yang terjadi dapat menimbulkan akibat yang besar.
 Dampak Positif :
 Mudah diperiksa guna memelihara kebenaran
 Penerima perintah mengetahui benar isi perintah dan tanggung jawabnya.
 Menjamin persamaan pelaksanaan
.
 Dampak Negatif :
19

Memakan waktu yang cukup lama dalam prosesnya, memerlukan biaya


yang besar dalam pembuatan perintah yang tertulis, dan banyak mengandung
infleksibilitas
Terdapat juga unsur-unsur yang terdapat dalam perintah serta kegunaan
dari perintah itu sendiri diantarannya,
1. Instruksi resmi
Suatu perintah adalah instruksi resmi ,baik berbentuk lisan maupun tulisan.
Perintah dikatakan resmi apabila yang mengeluarkan perintah itu adalah orang
yang mempunyai wewenang untuk melakukan itu. Yang dimaksud dengan
mempunyai wewenang ialah bahwa bilamana bawahan tidak melaksanakannya,
maka orang yang mengeluarkan perintah itu dapat melakukan tindak sanksi.
Sanksi disini memiliki pengertian sebagai akibat dari sebuah kesalahan yang
dilakukan oleh bawahan.
2. Dari atasan kepada bawahan
Suatu perintah harus datang dari pihak atasan kepada bawahan tidak boleh
sebaliknya. Bawahan yang diperintah ini haruslah bawahan atasan yang
bersangkutan ,tidak boleh bawahan dari atasan yang lain, kecuali dalam sistem
organisasi fungsional. Sebagai wewenang atau hak khusus , maka dia mempunyai
kekuatan sanksi ,wewenang tanpa sanksi tidak ada gunannya. Sanksi dapat berupa
perpindahan pegawai, pemberhentian sementara pegawai bahkan dapat pula
berupa pemberhentian atau pmecatan pegawai itu sendiri. Perintah atasan kepada
bawahan haruslah ada kemungkinan pelaksanaannya. Kemungkinan pelaksanaan
itu ditentukan oleh faktor- faktor pendidikan,pengalaman, waktu,alat alat serta
keadaan bawahan dan tempatnya.
3. Mengerjakan atau tidak mengerjakan
Telah dibatasi bahwa pimpinan itu adalah orang yang mendapatkan hasil
dari bawahannya. Pengrealisasian tersebut adalah dengan memberikan perintah
kepada bawahan untuk mengerjakan atau untuk tidak mengerjakan sesuatu.
Adanya perintah atasan kebawahan berarti menggerakan bawahan untuk berbuat,
begitupun sebaliknya. Bawahan berbuat karena ada kemungkinan pelaksanaannya,
disamping perintah itu jelas baginya. Perintah haruslah jelas bagi penerima
perintah, agar yang dilaksanakan sesuai dengan perintahnya.
4. Instruksi untuk merealisasi tujuan perusahaan
Salah satu unsur penting dalam suatu perintah ialah bahwa perintah itu
mempunyai tujuan akhir untuk perealisasikan tujuan daripada perusahaan. Seorang
sarjana besar berkata bahwa tujuan besar fungsi memberikan komando ialah
mengkoordinasikan usaha berbagai-bagai unsur organisasi degan cara seefektif
mungkin untuk mencapai tujuan. Suatu perintah harus dalam rangka menuntun
bawahan agar pekerjaan bawahan tertuju kepada tujuan perusahaan. Perintah itu
merupakan salah satu cara mengkoordinasikan segala tindakan dalam perusahaan
agar segaa macam kegiatan itu mempunyai satu arah yang sama, yakni tujuan
perushaan.
20

2.5.3. Prinsip-Prinsip Perintah


 Perintah Harus Jelas
Selanjutnya, elemen “bagaimana”, menuntut penjelasan tentang segala
sesuatu yang menyangkut soal tugas yang di berikan itu sejelasnya sehingga
penerima perintah meras telah memperoleh fakta–fakta yang cukup untuk
melaksanakan tugas yang serahkan kepadanya.
 Perintah di Beri Satu Per Satu
Perintah yang terlalu banyak di berikan pada waktu yang sama,
memberikan kesan yang tidak baik bagi si penerima perintah. Adalah lebih tepat
jika perintah di berikan satu persatu, bahkan walaupun perintah itu mempunyai
pertalian yang erat satu sama lain.
 Perintah Harus Positif
Apabila perintah menggunakan perintah yang positif, sebab dengan
perintah positif, tegas, dan jelas apa yang harus di kerjakan oleh bawahan.
 Perintah Harus di Berikan Kepada Orang Yang Tepat
Mengapa Perintah itu harus di berikan pada orang yang tepat? Karena
mengingat pengetahuan dan pengalamannya sanggup melaksanakan tugas itu.
Sesungguhnya bukan saja tergantung kepada pengetahuan dan pengalamannya,
tetapi juga kepada kecukupan waktuserta peralatan yang tersedia untuk
menyelesaikantugas tersebut.
 Perintah Harus Erat Dengan Motivasi
Setelah orang bekerja, pada umumnya mendapat balas jasa berupa
material, tetapi bilamana motivasi hanya bersifat material saja, maka ada
kecenderungan kendornya semangat kerja petugas.
 Perintah Satu Aspek Berkomunikasi
Pemberian komuniakasi harus berkenaan di hati bawahannya dan ia mau
mengerjakan dan pemberia tugas itu tidak secara sewenang–wenang.
2.5.4. Hubungan Komunikasi dengan Perintah
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Menurut Everett M. Rogers
komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau
banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerakgerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.
Proses Komunikasi yang efektif memungkinkan manejer untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada
anggotanya agar mereka mempunyai dasar perencanaan dan agar rencana-rencana
21

itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan


bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi
seorang manajer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.

2.6. Definisi Controlling


Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah satu diantara beberapa
fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari proses, maka proses
itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang
diharapkan.
Pengawasan merupakan tindakan seorang manejer untuk menilai dan
mengendalikan jalan suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang
telah ditentukan. Didalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini
biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
2.6.1. Tujuan dari Controlling
Adapun tujuannya adalah, menghentikan atau meniadakan kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan,
mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan, mendapatkan cara-cara yang lebih baik
atau membina yang telah baik, menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran,
partisipasi, dan akuntabilitas organisasi meningkatkan kelancaran operasi
organisas imeningkatkan kinerja organisasi memberikan opini atas kinerja
organisasi mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas
masalahmasalah pencapaian kerja yang ada, dan menciptakan terwujudnya
organisasi yang bersih
2.6.2. Prinsip-Prinsip Pengawasan
Prinsip-prinsip Pengawasan Untuk memungkinkan adanya suatu sistem
penga wasan yang efektif dan agar pengawasan itu dapat terarah, maka perlu
dipenuhi beberapa, prinsip pengawasan sebagai berikut :
 Obyektif dan menghasilkan fakta, Pengawasan harus bersifat obyektif dan
harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan dan
berbagai faktor yang mempengaruhinya
 Berpangkal tolak dari keputusan pimpinan, Untuk mengetahui dan menilai
ada tidaknya kesalahan-kesalahan dan penyimpangan. Pengawasan harus
berpangkal tolak dari keputusan pimpinan, yang tercermin dalam :
1. Tujuan yang ditetapkan.
2. Rencana kerja yang telah ditentukan.
3. Kebijakan dan pedoman kerja yang telah digariskan.
22

4. Perintah yang telah diberikan.


5. Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
 Preventif Karena pengawasan pada dasarnya adalah untuk menjamin
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yang harus efisien dan efektif, maka
pengawasan harus bersifat mencegah jangan sampai terjadi
kesalahankesalahan, berkembangnya dan terulangnya kesalahan- kesalahan.
 Bukan tujuan tetapi sarana. Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan,
tetapi sarana untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.
 Efisiensi Pengawasan haruslah dilakukan secara efisien, bukan justru
menghambat efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
 Apa yang salah, Dalam pengawasan janganlah mencari siapa yang salah,
tetapi apa yang salah, bagaimana timbulnya sifat kesalahan itu.
 Membimbing dan Mendidik, Manajemen merupakan pengembangan
manusia dan benda. Sebagai suatu fungsi manajemen, maka pengawasan
harus bersifat membimbing dan mendidik supaya pelaksana atau pegawai
meningkatkan kemampuannya dan dedikasinya untuk melakukan tugas-tugas
yang ditetapkan.
2.6.3. Jenis-Jenis Pengawasan
1. Pengawasan intern dan ekstern
a. Pengawasan intern.
Pengawasan yang dilakukan oleh orang dari badan/unit/instansi di dalam
lingkungan unit tersebut. Dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau
pengawasan melekat
b. Pengawasan ekstern.
Pengawsan yang dilakukan di luar badan/unit/instansi tersebut. UUD 1945 Pasal
23E. “Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri
2. Pengawasan Preventive dan Refresif
a. Pengawasan Preventif : sebelum kegiatan dilaksanakan
b. Pengawasan Refresif : setelah kegiatan dilaksanakan
3. Pengawasan Aktif dan Pasif
a. Pengawasan aktif (dekat)
Merupakan jenis pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang
bersangkutan
b. Pengawasan Pasif
Melakukan penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggungjawaban
yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.
23

4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak dan kebenaran matril mengenai


maksud dan tujuan pengeluaran.
a. Pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak
adalah pemeriksaan pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak
kadarluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.
b. Pengawasan kebenaran materil mengenai maksud dan tujuan pengeluaran
adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip
ekonomi yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang
serendah mungkin.
2.6.4. Cara-Cara dan Proses dari Pengawasan
a) Pengawasan langsung: adalah pengawasan yang dilakukan langsung oleh
pimpinan yaitu dengan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh para
bawahannya, apakah hasilnya sesuai rencana atau tidak.
b) Pengawasan tidak langsung, dapat berupa kata kata atau statistik yang
menggambarkan kemajuan yang dicapai, baik lisan maupun tulisan.
keburukan dari pengawasan tidak langsung adalah, laporan yang dilaporkan
kebanyakan yang baik saja, dalam segi laporan kurang objektif, dan terdapat
adanya kecendrungan untuk menyenangkan atasan saja.
c) Pengawasan berdasarkan kekecualian, adalah pengawasan yang ditujukan
untuk menangani khusus penyimpangan yang luar biasa.
Terdapat juga proses-proses yang diperlukan sebelum atau pada saat
memulai pengawasan diantaranya,
1) Menetapkan Standar/Control Standard adalah target yang menjadi
acuan perbandingan untuk kinerja dikemudian hari. Standar yang ditetapkan
untuk tujuan pengawasan harus diekspresikan dalam acuan yang dapat diukur.
Strategi pengawasan harus konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam
penentuan standar, diperlukan pengidentifikasian indikator-indikator kinerja.
Indikator kinerja adalah ukuran kinerja yang menyediakan informasi yang
berhubungan langsung dengan objek yang diawasi. Standar bagi hasil kerja
karyawan pada umumnya terdapat pada rencana keseluruhan maupun
rencanarencana bagian. Agar standar itu diketahui secara benar oleh
karyawan, maka standar tersebut harus dikemukakan dan dijelaskan kepada
karyawan sehingga karyawan akan memahami tujuan yang sebenarnya ingin
dicapai.
2) Mengukur Kinerja Pengukuran adalah aktivitas konstan dan kontinu
bagi sebagian besar organisasi. Agar pengawasan berlangsung efektif,
ukuranukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan biasanya diukur berbasis
kuantitas dan kualitas output, tetapi bagi banyak pekerjaan, pengukuran
kinerja harus lebih mendetail.
3) Membandingkan Kinerja dengan Standar. Tahap ini dimaksudkan
dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan (actual result) dengan
standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan karyawan dapat diketahui
melalui laporan tertulis yang disusun karyawan, baik laporan rutin maupun
24

laporan khusus. Selain itu atasan dapat juga langsung mengunjungi karyawan
untuk menanyakan langsung hasil pekerjaan atau karyawan dipanggil untuk
menyampaikan laporannya secara lisan. Kinerja dapat berada pada posisi
lebih tinggi dari, lebih rendah dari, atau sama dengan standar. Pada beberapa
perusahaan, perbandingan dapat dilakukan dengan mudah, misalnya dengan
menetapkan standar penjualan produk mereka berada pada urutan pertama di
pasar. Standar ini jelas dan relatif mudah dihitung untuk menentukan apakah
standar telah dicapai atau belum. Namun dalam beberapa kasus perbandingan
ini dapat dilakukan dengan lebih detail. Jika kinerja lebih rendah
dibandingkan standar, maka seberapa besar penyimpangan ini dapat
ditoleransi sebelum tindakan korektif dilakukan.
4) Menentukan Kebutuhan Tindakan Korektif. Berbagai keputusan
menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahliankeahlian
analitis dan diagnotis manajer. Setelah membandingkan kinerja dengan
standar, manajer dapat memilih salah satu tindakan mempertahankan status
(tidak melakukan apa-apa), mengoreksi penyimpangan, atau mengubah
standar. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk
menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan
standar atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.7. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata
movere, dalam bahasa inggris, sering disepadankan dengan motivation yang
berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan
atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi merupakan suatu dorongan
yang membuat orang bertindak atau berperilaku dengan cara – cara motivasi yang
mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor – faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi
dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan
pengakuan yang lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat
sebagai basis untuk mencapai sukses pada berbagai segi kehidupan melalui
peningkatan kemampuan dan kemauan. Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai
keadaan yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves, mengarah dan
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan atau
mengurangi ketidakseimbangan.
2.7.1. Seorang Motivator
Motivator adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian dari
memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini biasanya melalui
pelatihan (training), namun bisa juga melalui mentoring, coaching atau
counselling. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di entri motivator
disebutkan memiliki dua arti: orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya
motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak.
petugas yang ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi kepada calon
akseptor keluarga berencana.
25

Dari arti dalam KBBI, tampaknya pengertian motivator seperti disebutkan


pertama kali belum dimasukkan. Sebagai profesi yang tengah berkembang, tentu
artinya tidak sekedar pemberi motivasi kepada akseptor keluarga berencana saja,
melainkan kepada siapa pun yang membutuhkan. Hanya saja, karena ini
merupakan profesi, maka ada jasa tertentu yang harus dibayarkan apabila
membutuhkan motivasi dari motivator. Umumnya, pemberian motivasi dilakukan
dalam bentuk pelatihan (training). Kecuali, tentu saja bagi motivator yang
memiliki acara televisi sendiri, akan dapat diakses secara gratis oleh pemirsa.
2.7.2. Tujuan dan Manfaat Motivasi
Terdapat beberapa tujuan dan manfaat motivasi menurut Malayu antara
lain :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan,
meningkatkankedisiplinan karyawan.
4. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
6. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan.
7. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
8. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
9. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Jadi tujuan dari motivasi adalah untuk menggerakan dan mengarahkan
potensi dan tenaga kerja dan organisasi agar mau berhasil, sehingga dapat
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya baik itu
keinginan karyawan ataupun keinginan organisasi
2.7.3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Motivasi adalah hasrat untuk berupaya guna memberikan manfaat bagi
orang lain menunjukkan tingkat dimana perilaku para karyawan berhasil di dalam
memberikan kontribusi tujuan-tujuan organisasi. karyawan akan lebih memiliki
keyakinan terhadap komunikasi misi dan tindakan para manajer yang dapat
dipercaya. Ini akan memungkinkan karyawan untuk melihat bagaimana pekerjaan
mereka membantu pihak yang menerima manfaat serta meningkatkan kinerja
karyawan. Selain itu lingkungan kerja juga tidak kalah pentingnya di dalam
pencapaian kinerja karyawan. Dimana lingkungan kerja mempengaruhi karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Dengan adanya lingkungan kerja yang memadai tentunya akan membuat
karyawan betah bekerja, sehingga akan timbul semangat kerja dan kegairahan
kerja karyawan dalam melakasanakan pekerjaannya, kinerja karyawan akan
meningkat. Sedangkan lingkungan kerja yang tidak memadai dapat mengggangu
konsentrasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaaannya sehingga menimbulkan
kesalahan dalam bekerja dan kinerja karyawan akan menurun. Jadi hubungan
motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sesuai dengan
pendapat suharsimi dan suhertian yang mengatakan bahwa faktor motivasi
seseorang akan mempengaruhi pelaksanaan tugas atau kinerja yang dilakukannya.
26

2.7.4. Jenis-Jenis Dalam Motivasi


Motivasi kerja dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis motivasi menurut
Winardi selaku tokoh motivator dapat bersifat negatif dan positif, yakni:
1. Motivasi Positif, yang kadang-kadang dinamakan orang “motivasi yang
mengurangi perasaan cemas” (anxiety reducting motivation) atau “pendekatan
wortel” (the carrot approach) di mana orang ditawari sesuatu yang bernilai
(misalnya imbalan berupa uang, pujian dan kemungkinan untuk menjadi
karyawan tetap) apabila kinerjanya memenuhi standar yang ditetapkan.
2. Motifasi Negatif, yang sering kali dinamakan orang “pendekatan tongkat
pemukul” (the stick approach) menggunakan ancaman hukuman
(teguranteguran, ancaman akan di PHK, ancaman akan diturunkan pangkat
dan sebagainya) andaikata kinerja orang bersangkutan di bawah standar.Sama
halnya Gregor dalam Winardi “masing-masing tipe motivasi memiliki
tempatnya sendiri di dalam organisasi-organisasi, hal mana tergantung dari
situasi dan kondisi yang berkembang”

BAB III

PENTUP

3.1. Kesimpulan
Dengan ini terdapat manajemen yang terlihat dari aspek seni dan ilmu
dalam pemanfaatan sumber daya manusia. Dalam sebuah kehidupan sangatlah
diperlukan sebuah manajemen yang baik. Keberhasilan suatu kegiatan atau
pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil apabila
manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu
perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait.Dalam
27

manajemen, perlu diperhatikan prinsip-prinsip, fungsi, tujuan hingga cara


membagun tim yang baik agar kegiatan yang dijalankan dapat berjalan dengan
lancar. Selain itu, figur seorang pemimpin atau manajer juga sangat diperlukan
dalam sebuah manajemen. Pemimpin yang baik dapat membuat organisasinya
yang dipimpinnya dapat terus majudan berkembang lebih baik dan akan dapat
memotivasi seluruh karyawannya dengan baik sehingga semangat kerja semakin
meningkat

3.2. Saran
1. Hendaknya kita selalu mengimplemantasikan ilmu ilmu manajemen dalam
kehidupan agar dapat mengatur segalanya sesuai denga harapan.
2. Sebagai seorang manajer kita harus dapat menjalankan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik
3. Sebagai seorang manajer yang baik kita harus menjadi orang yang penuh
motivasi dan inovasi

DAFTAR PUSTAKA

Dian Wijayanto,SPi., M.M., MSE. Organisasi Pengantar Manajemen. 1 ed., vol.


127, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2012. 319 vols. books.google.co.id,
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=c0hODwAAQBAJ&oi=fnd&pg=
28

PP1&dq=pengantar+manajemen+perencanaan&ots=5m7cBJ2kJk&sig=MOD_9a
3PpKOe3oYs8ejjltZnH4I&redir_esc=y#v=onepage&q=pengantar%20manajemen
%20perencanaan&f=false. Accessed Sabtu Oktober 2021.

ISMAR AGUSTINS.Kep,M.Kes. “Directing Pengantar Manajemen.” Snow Info


Terbaru, aderapedia.blogspot.com, Selasa September 2018,
http://aderapedia.blogspot.com/2013/09/directing-dalam-konsep-manajemen.html.
Accessed Sabtu Oktober 2021.

Novi Marlena, S.Pd, M.Si. “Makalah Controlling Dalam Manajemen.” For


Blogger, vol. 27, no. 1, 2013-2014, p. 13. tugaskuliahku09.blogspot,
http://tugaskuliahku09.blogspot.com/2014/02/makalah-controlling-
dalammanajemen.html. Accessed Minggu Oktober 2021.

Priyono. Pengantar Manajemen. 1 ed., vol. 52, Surabaya, Zifatama Publisher,


2007. 140 vols. Libgen_Librarian,
https://libgen.is/book/index.php?md5=A76DBCD3AC1F3F81EF440809D808AA
F3. Accessed Jumat Oktober 2021.

Reza Pratama S.E., M.M. “Pengantar Manajemen.” books.google.co.id, CV Budi


Utama, Selasa Juli 2020,
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=mzX4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg
=PP1&dq=pengantar+manajemen+perencanaan&ots=BMVTfjGCLw&sig=Lo32o
KsBoT12AYHTBL4yS2Z0pNk&redir_esc=y#v=onepage&q=pengantar%20mana
jemen%20perencanaan&f=false. Accessed Jumat Oktober 2021.

Rois Arifin, S.E., M.M. “MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN


“MOTIVASI.”” Pengantar Manajemen "MOTIVASI" - Juni 12, 2018,
Orang_Blora, Selasa Juni 2018,
http://febrisemiotiker.blogspot.com/2018/06/pengantar-manajemen-motivasi.html.
Accessed Minggu Oktober 2021.

T. Hani Handoko. MANAJEMEN. 2 ed., vol. 68, Yogyakarta, BPFE, 1998. 289
vols. library.stik, http://library.stik-ptik.ac.id/detail?id=49334&lokasi=lokal.
Accessed Jumat Oktober 2021.

Wayan Nugroho. “Staffing dalam Pengantar Manajemen.” Pengantar Manajemen,


vol. 28, no. 1, 2019, p. 16. Jurnal_pustakawan,
http://manajemenunitomo2012.blogspot.com/2015/03/makalah-staffing.html.
Accessed Sabtu Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai