Anda di halaman 1dari 182

PRA RANCANGAN PEMBUATAN MOLASES

KARYA AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana


Program Diploma IV ( D – IV )
Program Studi Teknologi Kimia Industri FT – USU

Disususn Oleh :

RIAMI MARISSA ULI HUTAPEA


NIM : 025201015

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


PROGRAM D – IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Universitas Sumatera Utara


INTISARI

Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula direncanakan

beroperasi dengan kapasitas 5000 ton / hari dan diharapkan dapat dikembangkan

menjadi komoditi ekspor.

Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan II Kotamadya Medan

Provinsi Sumatera Utara dan luas tanah yang dibutuhkan 11.050 m2.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik berjumlah 106

orang dengan bentuk organisasi Perseroan Terbatas ( PT ). Struktur organisasi berupa

sistem organisasi garis dan staf yang dipimpin oleh seorang direktur. Hasil analisa

ekonomi terhadap Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula ini

adalah sebagai berikut :

- Total Modal Investasi : Rp. 412.068.077.527,-

- Hasil Penjualan : Rp. 369.163.803.800,-

- Total Biaya Produksi : Rp. 250.637.795.763,-

- Profit Margin (PM) : 32,11 %

- Break Event Point (BEP) : 35,59 %

- Return Of Investment (ROI) : 20,16 %

- Pay Out Time (POT) : 4,96 tahun

- Internal Rate of Return (IRR) : 43,44 %

Dari hasil analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan

Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula layak didirikan.

Universitas Sumatera Utara


INTISARI

Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula direncanakan

beroperasi dengan kapasitas 5000 ton / hari dan diharapkan dapat dikembangkan

menjadi komoditi ekspor.

Lokasi pabrik direncanakan di Kawasan Industri Medan II Kotamadya Medan

Provinsi Sumatera Utara dan luas tanah yang dibutuhkan 11.050 m2.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik berjumlah 106

orang dengan bentuk organisasi Perseroan Terbatas ( PT ). Struktur organisasi berupa

sistem organisasi garis dan staf yang dipimpin oleh seorang direktur. Hasil analisa

ekonomi terhadap Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula ini

adalah sebagai berikut :

- Total Modal Investasi : Rp. 412.068.077.527,-

- Hasil Penjualan : Rp. 369.163.803.800,-

- Total Biaya Produksi : Rp. 250.637.795.763,-

- Profit Margin (PM) : 32,11 %

- Break Event Point (BEP) : 35,59 %

- Return Of Investment (ROI) : 20,16 %

- Pay Out Time (POT) : 4,96 tahun

- Internal Rate of Return (IRR) : 43,44 %

Dari hasil analisis ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan

Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula layak didirikan.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gula mempunyai posisi penting dalam tata gizi masyarakat Indonesia,

karena gula merupakan sumber kalori yang efektif dan sekaligus memberikan rasa

manis yang sangat diperlukan manusia. Konsumsi gula tidak hanya dalam bentuk

gula sentrifugal (gula pasir), tetapi juga gula non sentrifugal (gula merah, gula

kelapa, gula aren dan sebagainya) yang diproduksi secara tradisional. Fungsi gula

sebagai sumber rasa manis akhir – akhir ini banyak digantikan bahan pemanis

buatan seperti siklamat, sakarin, aspartam dan sebagainya.

Kebanyakan orang kurang menyadari bahwa penggunaan bahan pemanis

tak berkalori seperti pemanis buatan itu mengurangi jumlah kalori yang diserap

tubuh. Sebagai gugus kimia yang terdiri dari unsur C (karbon), H (hidrogen) dan

O (oksigen) gula memiliki kadar kalori yang cukup tinggi yaitu sekitar 3950

kalori per gram gula. Kadar kalori gula hampir sama dengan kadar kalori zat

tepung 4180 kalori per gram. ( Prabowo, 1992 )

Meskipun gula merupakan bahan pangan yang penting dalam tata gizi

masyarakat, tetapi kebanyakan orang baru mampu mengkomsumsi gula dalam

jumlah yang hanya memberikan sumbangan 5,5 % terhadap penyediaan kalori

secara keseluruhan. Dengan makin meningkatnya pendapatan masyarakat,

diharapkan komsumsi gula meningkat pula sehingga dapat memberikan

konstribusi dalam perbaikan gizi penduduk.

Universitas Sumatera Utara


Pengolahan tebu menjadi gula dilakukan dengan proses yang pertama

yaitu tebu dimasukkan ke unit stasiun penggilingan dengan lima kali proses

penggilingan dan air tebu yang dihasilkan dari stasiun penggilingan itulah yang

disebut dengan nira. Kemudian nira dialirkan ke unit stasiun penguapan

(evaporator) yang gunanya untuk menghasilkan nira yang lebih kental, setelah itu

dipompakan pada unit stasiun masakan / pengkristalan dan dilanjutkan pada unit

stasiun putaran / sentrifugal yang dimana dalam proses ini barulah terpisah antara

kristal gula dengan molases.

Dari proses tersebut di atas, dihasilkan produk utama berupa kristal gula

putih yang di pasar dikenal dengan sebutan SHS (Superieure Hoofd Suiker) atau

Plantation White Sugar. Kadang – kadang dihasilkan pula gula dengan mutu yang

lebih rendah, misalnya HS (Hoofd Suiker) yang dewasa ini umumnya tidak

dipasarkan. Selain gula kristal, pengolahan tebu menjadi gula menghasilkan pula

tetes (molases) yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kecap dan bahan

baku pabrik alkohol / spiritus serta Mono Sodium Glutamat (MSG) di dalam

negeri ataupun di ekspor. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa permintaan

molases setiap tahunnya semakin meningkat di seluruh dunia.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.1. Kebutuhan Molases di seluruh Dunia

Tahun Kebutuhan (Ton) Produksi (Ton)

1989 74.400 428.200

1990 697.300 269.500

1991 626.700 121.900

1992 860.700 371.700

1993 910.000 277.800

1994 1.048.000 434.594

1995 1.100.000 514.470

1996 1.200.000 670.000

(Sumber: Hugot, 1986)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada

Pabrik Gula ini adalah untuk mengetahui bagaimana terbentuknya proses

pembuatan molases pada stasiun kristalisasi (masakan) dan stasiun putaran pada

pabrik gula.

1.3 Tujuan Perancangan Pabrik

Sebagai ilmu keteknikan, Teknologi Kimia Industri membidangi

perancangan (design) konstruksi, operasi peralatan, serta proses pengolahan bahan

mentah dan bahan pendukung menjadi produk yang berdaya guna untuk bahan

baku bagi proses berikutnya, maupun digunakan langsung untuk kebutuhan

masyarakat. Tujuan rancangan unit utilitas ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu

Universitas Sumatera Utara


Teknologi Kimia Industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi

teknik kimia, dan bagian ilmu Teknologi Kimia Industri lainnya yang

penyajiannya disajikan pada Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik

Gula. Bahan baku yang digunakan pada kapasitas tebu sebesar 5000 ton/hari.

1.4 Manfaat Rancangan

Manfaat dari Pra Rancangan Molases Pada Pabrik Gula ini adalah sebagai

bahan dasar untuk pembuatan kecap, bahan baku pabrik alkohol dan Mono

Sodium Glutamat (MSG) serta dapat di proses untuk menghasilkan etanol.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pembuatan Gula

Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu

menjadi kristal produk yang memenuhi syarat.

Di dalam proses kristalisasi dilakukan dengan cara mengkristalkan

sukrosa yang terdapat di dalam nira kental / stroop pada suatu bejana dan

mengusahakan agar :

• Hasil memenuhi syarat dan kualitas

• Biaya operasi yang rendah / ekonomis

• Kehilangan sukrosa serendah – rendahnya

• Hasil tidak menyulitkan proses selanjutnya.

Sehingga di dalam operasinya dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :

• Proses dilaksanakan dengan tekanan yang direndahkan (vacum)

• Proses dilaksanakan secara bertingkat.

2.1.1 Mekanisme Pengkristalan

Nira kental merupakan bahan pokok yang digunakan di dalam proses

kristalisasi, yang memiliki konsentrasi mendekati jenuh dimana jarak antara

molekul – molekul sukrosa masih cukup jenuh sehingga satu sama lain belum

saling mempengaruhi.

Universitas Sumatera Utara


Dengan adanya penguapan air maka jarak antara molekul – molekul

sukrosa akan saling berdekatan dan pada saat mencapai suatu keadaan yang lewat

jenuh maka molekul akan saling membentuk rantai.

Dengan semakin tingginya konsentrasi maka rantai-rantai molekul akan

membentuk inti – inti kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristalisasi :

a. Konsentrasi Larutan

Agar dicapai proses penempelan yang lebih cepat maka perlu di

usahakan agar larutan pada kejenuhan yang tinggi karena pada

keadaan ini kandungan sukrosanya lebih besar dibandingkan bila pada

kejenuhan yang lebih rendah sehingga proses penempelan pada inti

kristal lebih cepat.

b. Kandungan Kotoran

Adanya kotoran yang terdapat di dalam bahan akan menyebabkan

naiknya viskositas sehingga berakibar turunnya nilai kemurnian, hal

ini akan mengakibatkan rendahnya kecepatan kristalisasi.

c. Bahan Pemanas

Merupakan bahan yang sangat diperlukan guna menguapkan air yang

dikandung oleh larutan, dapat menimbulkan sirkulasi yang sangat

diperlukan dalam proses kristalisasi.

d. Jenis Alat

Bejana tipe Serpentin umumnya akan lebih lama waktu masaknya

dibandingkan dengan bejana tipe Alandria, hal ini karena untuk bejana

tipe Serpentin membutuhkan tekanan bahan pemanas yang lebih besar,

Universitas Sumatera Utara


yang kadang – kadang sulit untuk dapat dipenuhi pada pabrik – pabrik

gula yang lama. (Kusumadiyono,1982)

2.1.2 Proses Kristalisasi Pada Pabrik Gula

Proses kristalisasi pada pabrik gula dilakukan sebanyak 3 tahap yaitu A,

B dan D. Dimana gula A dan B yang dihasilkan diambil sebagai gula produk.

Masakan D diputar dua kali dan gula D yang dihasilkan merupakan

babonan (bibit) untuk masakan A dan B. Pembuatan bibit masakan D

menggunakan bibit fondan pan masakan (vacum pan) berjumlah 5 buah dimana 3

buah dapat digunakan untuk masakan A dan B, dan 2 buah lagi untuk masakan D.

Kedua pan yang digunakan untuk masakan D tersebut dilengkapi dengan

pengaduk untuk membantu sirkulasi pada masakan D tersebut. Masakan D juga

dibantu oleh 1 buah palung penyimpangan bibit (Vacum Seed Crystalizer) yang

volumenya 300 Hl (Hekto Liter). Proses kristalisasi dimulai dengan membuat

bibit masakan D (masakan D 2 ) dengan bibit fondan, kemudian dibesarkan terus

sampai penuh 500 Hl. Masakan D 2 ini dipecah menjadi 2 pan masing-masing 250

Hl. Masakan yang 250 Hl tersebut dapat dipindahkan ke pan lain yang kosong

atau dipindahkan ke Seed Vessel.

Untuk masakan A dan B yang menggunakan bibit babonan, pertama

dilakukan adalah pembuatan bibit A/B. Apabila bibit sudah penuh sekitar 500 Hl

bibit tersebut dipecah menjadi 2 pan, masing – masing 250 Hl, kemudian kedua

bibit dalam 2 pan tersebut dapat diteruskan untuk 1 masakan A dan 1 masakan B

dengan menambah nira kental untuk masakan A dan stroop A dan untuk masakan

B atau kedua – duanya dijadikan masakan A. (Kusumadiyono,1982)

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Cara Memasak Pada Pabrik Gula

2.1.3.1 Cara Memasak A

Masakan A berasal dari bibit yang dibentuk oleh kristal gula D 2 dan nira

kental. Pembuatan bibit dilaksanakan dengan terlebih dahulu menarik sejumlah

nira kental guna dipekatkan hingga berada pada daerah meta mantap (larutan tebal

membentuk benang ± 2 cm), kemudian dimasukkan sejumlah kristal gula D 2 yang

telah diperhitungkan berdasarkan :

diameter kristal D2
Berat Kristal dalam masakan x ( ) kg
diameter kristal dikehendaki

dimana : berat kristal dalam masakan = berat masakan x brix masakan x kristal %

brix

Bila bibit telah siap maka dapatlah dilaksanakan proses masakan A

dengan cara memasukkan bibit tersebut ke dalam pan kemudian ditambahkan nira

kental atau memasukkan lebih dahulu nira kental untuk dipekatkan hingga berada

pada daerah meta mantap kemudian dimasukkan bibit.

Nira kental ditambahkan secara periodik guna menjaga agar kecepatan

kristalisasi tetap tinggi hingga diperoleh ukuran kristal yang diharapkan. Untuk

pelaksanaan pencucian maupun air sirkulasi dapat dilaksanakan bila memang

karena suatu keadaan yang memaksa harus mengadakan tindakan tersebut, karena

langkah seperti pencucian akan mengakibatkan lamanya proses memasak.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3.2 Cara Memasak B

Proses memasak B hampir sama dengan memasak A dan sebagai

bahannya juga dimasukkan stroop. Adapun langkah – langkahnya adalah sbb:

a. Mula – mula ditarik sejumlah nira kental guna dipadatkan hingga

membentuk benangan ± 2 cm.

b. Kemudian dimasukkan sejumlah bibit yang telah siap untuk proses

kristalisasi selanjutnya.

c. Ditambahkan larutan kembali dan dimasukkan nira kental hingga

tercapai volume masakan 150 Hl.

d. Kemudian dilaksanakan analisa sogokan guna mengendalikan HK

(Harkat Kemurnian) dari masakan dan menentukan bahan yang

ditambahkan hingga volume efektif yaitu 180 Hl.

e. Pada setiap penambahan stroop hampir selalu diikuti dengan langakah

pencucian karena adanya kristal – kristal yang terbawa oleh stroop.

f. Amati dengan mikroskop hingga terbentuk inti – inti kristal.

g. Tambahkan air sebagai air sirkulasi sampai masakan akan menarik

kembali bahan (stroop) dimana kristal sudah cukup kuat.

h. Setelah dicapai volume masakan 150 Hl diadakan analisa sogokan

guna mengendalikan HK masakan.

i. Tambahkan bahan berdasarkan dari analisa sogokan dimana setiap

penambahan stroop diikuti dengan air pencuci.

j. Setealah masakan mencapai volume 180 Hl, dilakukan memasak tua

hingga dicapai brix ≥ 99.

k. Masakan siap untuk diturunkan.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3.3 Pembuatan Bibit D (Masakan D 2 )

Pembuatan bibit D mengguanakan bibit pondan, pembuatan bibit D akan

memakan waktu yang lebih lama dari pembuatan bibit A/B disebabkan HK bahan

yang lebih rendah.

Proses masak D dimulai dari pembersihan pan dari pasir – pasir halus,

bahan masakan ditarik berupa stroop A sebanyak 200 HK dan stroop B 50 Hl.

Bahan tersebut dikentalkan dengan membuka uap pemanas maksimum agar

proses penguapan berlangsung cepat.

Penguapan terus dilanjutkan sampai daerah mata mantap dimana

panjangnya kira – kira 2,5 – 3 cm. Pada konsentrasi batas tersebut pondan

kemudian dimasukkan, sementara itu uap pemanas dikecilkan sampai tekanan 0,1

– 0,2 kg/cm2 dan kekentalan ditahan tetap dengan memberikan air dimana

molekul – molekul sakarosa hanya mampu menempel pada inti kristal yang sudah

ada.

Contoh masakan terus dilihat air sirkulasi, bila sudah tampak kristal yang

sesuai dengan yang dikehendaki ukuran dan bentuknya maka sirkulasi air ditutup.

Uap pemanas diperbesar sedikit demi sedikit dan pasir terus dibesarkan dan bila

ada pasir halus segea dicuci. Bila stroop sudah tipis dan pasir sudah rapat,

penarikan stroop B dilakukan secukupnya.

Penguapan dilanjutkan kembali dan penarikan stroop B ini dilakukan

bertahap sampai volume 500 Hl. Penarikan stroop B dan pemberian air sirkulasi

dilakukan seimbang dengan kecepatan penguapan sehingga tidak timbul pasir

palsu. Bila pasir telah cukup rata dan rapat sekitar 1 – 4 macam dan lapisan stroop

telah tipis masakan dipecah menjadi dua dan dioper ke Seed Vessel.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3.4 Cara Memasak D

Volume masakan D berasal dari bbit D 2 yang besarnya adalah 250 Hl,

kemudian diadakan analisa sogokan untuk menentukan jumlah penarikan stroop B

dan klare D dalam mencapai HK yang diinginkan.

Bibit yang berjumlah 250 Hl dibersihkan dari pasir halus dan uap pemanas

dibuka sedikit. Bila sudah bersih stroop B ditarik 10 Hl sesuai perhitungan

kemudian dilanjutkan dengan penarikan klare D secukupnya.

Penguapan dilanjutkan dan diusahakan kecepatan penempalan pada kristal

sesuai dengan kecepatan penguapan caranya dengan memberi sedikit sirkulasi dan

jangan membuka uap terlalu besar agar berada pada daerah mantap.

Kemudian contoh diperiksa, bila ada pasir palsu segera dicuci sampai

bersih, kemudian diuapkan lagi dan ditambahkan lagi klare D secukupnya, begitu

seterusnya sampai volume masakan 500 Hl. Masakan dituakan dan bila batas

dinding kristal dengan larutan sudah sangat tipis sekali masakan segera

diturunkan. (Kusumadiyono, 1982)

2.2 Deskripsi

Nira kental yang mengandung 15 % kandungan air dan 85 % nira dialirkan

secara gravitasi ke dalam vacum pan 01 dengan suhu 300C. Untuk mencapai

kondisi vacum pan 01 menggunakan saturated steam yang masuk pada suhu

980C,dari suhu vacum pan 01 steam keluar sebagai kondensat pada suhu 700C.

Vacum pan 01 dengan adanya steam akan menurunkan kandungan air pada

nira kental sebesar 5 % (Hugot, 1986). Penurunann kandungan air yang terlalu

Universitas Sumatera Utara


besar akan mengakibatkan terikutnya nira dalam proses penarikan air pada vacum

pan 01 yang dilakukan pada kondisi vacum.

Nira kental dengan kandungan air 14,36 % dan nira sebesar 85,64 %

dialirkan secara gravitasi ke dalam sentrifugal 01 untuk memisahkan antara air,

nira dan nira padat. Kandungan nira padat dialirkan ke mixer 01 untuk dicairkan,

sementara kandungan nira 85,64 % yang masih mengandung air dialirkan ke

dalam vacum pan 02 untuk diturunkan kandungan airnya dengan suhu 650C.

Untuk mencapai kondisi vacum pan 02 digunakan Saturated steam yang masuk

pada suhu 980C dan steam keluar sebagai kondensat pada suhu 800C.

Nira kental yang mengandung air 14,74 % dan nira sebesar 85,25 % yang

kandungan airnya sudah diturunkan pada vacum pan 02 dialirkan secara gravitasi

ke dalam sentrifugal 02 dengan kandungan nira 14,11 % air dan nira sebesar

85,89 %. Kandungan nira padat dialirkan ke mixer 01 untuk dicairkan, sementara

nira yang mengandung air dialirkan melalui vacum pan 03 dengan suhu 750C

yang menggunakan Saturated steam yang masuk pada suhu 980C dan steam

keluar sebagai kondensat pada suhu 900C.

Kandungan nira padat dari mixer 01 dialirkan secara gravitasi pada mixer 02

dengan kandungan nira 5 % air dan nira sebesar 95 %. Dalam hal ini nira padat

yang terdapat pada Mixer 01 yang dialirkan secara gravitasi pada mixer 02

dikatakan Molases yang mengandung nira 10,48 % air dan nira sebesar 89,16 %

dimasukkan ke dalam sentrifugal 03.

Dalam sentrifugal 03 yang mengandung nira 11,19 % air dan nira sebesar

88,81 % yang dialirkan dari vacum pan 03 dengan kandungan nira kental 14,47 %

air dan nira sebesar 85,52 % dengan suhu 75 0C dan steam keluar sebagai

Universitas Sumatera Utara


kondensat pada suhu 90 0C serta mixer 02 dihomogenkan dan kemudian

didinginkan pada condensor dengan suhu 90 0C dan digunakan air pendingin

masuk dengan temperatur 25 0C dan keluar pada temperatur 30 0C, sehingga suhu

molases yang dihasilkan berada pada suhu kamar agar proses pendistribusiannya

lebih mudah. Molases yang sudah diproduksi pada suhu kamar ini kemudian

disimpan dalam tangki penyimpanan sebelum didistribusikan kepada konsumen.

2.3. Gula

2.3.1 Gula Sebagai Sumber Kalori

Gula pasir mempunyai posisi penting dalam tata gizi masyarakat

Indonesia, karena gula merupakan sumber kalori yang efektif dan sekaligus

memberikan rasa manis yang sangat diperlukan manusia. Rasa manis itu

memberikan rangsangan bagi peningkatan konsumsi bahan lain yang diperlukan

tubuh manusia, karena umumnya manusia sangat menyukai rasa tersebut.

Fungsi gula akhir-akhir ini banyak digantikan bahan pemanis buatan,

seperti siklat, sakarin, aspartam dan sebagainya. Kebanyakan orang kurang

menyadari bahwa penggunaan bahan pemanis tak berkalori seperti pemanis

buatan itu mengurangi jumlah kalori yang diserap tubuh dan beberapa jenis

pemanis buatan dapat mempunyai efek sampingan yang merugikan kesehatan.

Sebagai gugus kimia yang terdiri dari unsure C (karbon), H (hidrogen),

dan O (oksigen), gula memiliki kadar kalori yang cukup tinggi, yaitu sebesar

3950 kalori/gr gula. Meskipun gula merupakan bahan pangan yang penting dalam

tata gizi masyarakat, tetapi kebanyakan orang baru mampu mengkonsumsi gula

Universitas Sumatera Utara


dalam jumlah yang hanya memberikan sumbangan 5,5 % terhadap penyediaan

kalori secara keseluruhan.

2.3.2 Produksi

Masyarakat Indonesia mengenal gula dari tebu sejak sekitar abad ke – 15,

bersamaan dengan itu mulai diperkenalkan pembuatan gula dari tanaman tebu

yang dibudidayakan. Bentuk gula yang dihasilkan bermula dari bentuk yang

sederhana seperti gula mangkok, gula tanjung yang kemudian berkembang

menjadi gula sentrifugal yaitu gula pasir dari berbagai tingkat mutu.

Pentingnya gula bagi masyarakat Indonesia tercermin pada kebijaksanaan

pemerintah yang menetapkan bahwa gula pasir adalah salah satu dari sembilan

bahan pokok kebutuhan rakyat banyak di samping beras, ikan asin, garam, sabun,

minyak tanah, minyak kelapa, kain batik dan tekstil. Pengadaan dan distribusi

bahan – bahan pokok diatur pemerintah dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan rakyat melalui penyediaan kebutuhan hidupnya secara cukup dan

merata.

Produksi gula harus diupayakan meningkat untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi, yaitu antara 3,9 % sampai 5,1 % tiap tahun. Upaya peningkatan itu

merupakan tugas yang tidak ringan karena menyangkut pengerahan sumber daya

alam ( lahan dana air ), sumber daya manusia ( petani tebu dan tenaga kerja ), dan

sumber daya modal yang cukup besar. Masalah peningkatan produksi gula

menyangkut aspek teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. ( Prabowo, 1992 ).

Universitas Sumatera Utara


2.4. Molases

Molases adalah hasil sisa dari sirup gula yang telah dididihkan dan

melewati sentrifugal untuk terakhir kalinya di stasiun pengilingan. Molases ini

berwarna hitam pekat dan rasanya pahit dimana sekitar 50 % dari molases

diproduksi di Australia dan sisanya digunakan untuk persediaan makanan.

Molases juga digunakan sebagai bahan baku dalam proses destilasi dimana

industri alkohol (etanol), minuman (rum) dan gas asam dibuat.

Dalam gudang penyimpanan yang bersuhu antara 300–350 C (860–950 F)

molases akan kehilangan 2-3 % setiap tahunnya dari ragi gula yang dihasilkan.

Jika temperatur dari gudang penyimpanan meningkat 100 C (180 F), maka

kerugian ini akan berlipat ganda. Molases disimpan di dalam tangki dimana di

dalamnya pernah mengalami beberapa pembusukan akibat panas dan penyebab

peristiwa ini belum pernah diketahui secara pasti, tetapi hal itu telah terjadi kurang

lebih dari periode waktu yang panjang pada proses pemanasan dengan suhu 400 C

(1040 F) atau lebih tinggi lagi. Sangat penting untuk mengamati molases di dalam

gudang penyimpanan untuk memastikan bahwa temperaturnya tidak mencapai

batas tersebut.

2.4.1. Densitas

Kepadatan molases yang benar biasanya berkisar antara 1,4 –1,5 yang

secara normal berisi gelembung udara yang diambil oleh friksi setiap kali molases

lepas dari dalam tangki. Gelembung udara ini lepas dengan perlahan ketika udara

sedang baik dan diperlukan untuk menentukan kepadatan. Di Jamaika umumnya

diperkirakan udara yang dimasukkan berkisar 10 – 15 % volume molases tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Volume udara lebih dari itu adalah besar ketika ditangani berulang – ulang seperti

10 % untuk molases ringan dan 15 % untuk molases berat. Sedangkan di Antigua

biasa mengurangi 15 % berat teoritisnya, tetapi penelitian telah menunjukkan

bahwa boleh diijinkan 17 % atau lebih. Maka adalah mustahil untuk mempunyai

kendali pada basis volume, ini hanya dapat diperoleh dengan berat molases

tersebut. Beberapa jenis skala otomatis ada tersedia untuk menimbang molases

dimana skala seperti itu memerlukan suatu koreksi otomatis untuk

mempertimbangkan molases yang tinggal untuk mempertahankan tangki ketika

molases dikosongkan. (Hugot, 1986).

2.4.2. Viskositas

Viskositas adalah yang paling utama karena viskositas membatasi factor

molases yang berada dalam tangki. Sifat viskositas pada temperatur 40, 45, 500 C

berturut – turut. Dengan kata lain sifat merekat pada molases kira – kira tiga kali

lebih tinggi pada 700 C (1400 F). Peningkatan sifat merekat dengan proposi udara

dalam wujud gelembung dalam molases tersebut. (Hugot, 1986).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

NERACA MASSA

3.1. Pada Vaccum Pan 01 (VP-01)

Tabel 3.1. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

1 2 3
A 177.083,33 - 177.083,33
B 31.249,99 1.562,49 29.687,5
TOTAL 208.333,33 208.333,33

3.2. Pada Centrifugal 01 (C-01)

Tabel 3.2. Neraca Massa Pada Centrifugal 01 (C-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

3 4 5
A 177.083,33 5.312,49 171.770,84
B 29.678,5 - 29.678,5
TOTAL 206.770,84 206.770,84

3.3. Pada Vaccum Pan 02 (VP-02)

Tabel 3.3. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

6 8
A 171.770,84 171.770,84 A
B 29.687,5 28.203,13 B
TOTAL 201.458,35 201.458,35

Universitas Sumatera Utara


3.4. Pada Centrifugal 02 (C-01)

Tabel 3.4. Neraca Massa Pada Centrifugal 02 (C-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

8 9 11
A 171.770,84 5.153,12 166.617,71
B 28.203,13 - 28.203,13
TOTAL 199.997,98 199.997,98

3.5. Pada Mixer 01 (,-01)

Tabel 3.5. Neraca Massa Pada Mixer 01 (M-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

5 9 19 7
A 5.213,49 5.153,12 - 10.833,11
B - - 1.036,66 570,16
TOTAL 11.403,27 11.403,2
7

3.6. Pada Mixer 02 (M-02)

Tabel 3.6. Neraca Massa Pada Mixer 02 (M-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

7 13 14
A 10.833,11 10.832,03 1,08
B 570,16 570,16 -
TOTAL 11.403,27 11.403,27

Universitas Sumatera Utara


3.7. Pada Vaccum Pan 03 (VP-03)

Tabel 3.7. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

12 15 16
A 166.617,71 166.617,71 -
B 28.203,13 26.792,97 1.410,15
TOTAL 194.844,86 194.844,86

3.8. Pada Centrifugal 03 (C-03)

Tabel 3.8. Neraca Massa Pada Centrifugal 03 (C-03)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

13 15 17
A 10.832,03 166.617,71 177.449,74
B 570,16 26.792,97 27.363,13
TOTAL 204.836,97 204.836,19

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

NERACA ENERGI

4.1. Pada Vacuum Pan 01 (V-01)

Tabel 4.1. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.083,33 983,79 602,81 5 2.965.192,25
B 31.249,99 1.736,11 75,24 5 653.124,58
TOTAL 2.894.678,33

Tabel 4.2. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 01 (VP-01)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.083,33 983,79 602,81 45 26.686.730,25
B 29.687,50 1.649,30 75,24 45 5.584.199,94
B 1.560,49 69,40 75,24 45 293.887,44
TOTAL 32.564.817,63

4.2. Pada Vacuum Pan 02 (V-02)

Tabel 4.3. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 171.770,84 954,28 602,81 40 23.009.981,07
B 29.687,50 1.649,30 75,24 40 4.963.733,28
TOTAL 27.973.714,35

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 02 (VP-02)
Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 171.770,84 954,28 602,81 55 31.638.723,97
B 28.203,13 1.566,84 75,24 55 6.483.897,29
B 1.484,37 82,46 75,24 55 341.235,97
TOTAL 38.463.857,23

4.3. Pada Vacuum Pan 03 (V-03)

Tabel 4.5. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 166.617,71 925,65 602,81 50 27.899.553,83
B 28.203,13 1.566,84 75,24 50 5.894.452,08
TOTAL 33.794.005,91

Tabel 4.6. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 03 (VP-03)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 166.617,71 925,65 602,81 65 36.269.419,97
B 26.792,97 1.488,49 75,24 65 7.279.609,19
B 1.410,15 78,34 75,24 65 383.129,60
TOTAL 43.932.159,60

Universitas Sumatera Utara


4.4. Pada Kondenser 01 (K-01)

Tabel 4.7. ∆ H Bahan Masuk Pada Kondenser (K-01)

Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)


(kJ/kmol.K) (K)
A 177.449,74 985,83 602,81 60 35.656.090,94
B 27.363,13 1.520,17 75,24 60 6.862.655,45
TOTAL 42.518.746,39

Tabel 4.8. ∆ H Bahan Keluar Dari Kondenser (K-01)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.449,74 985,83 602,81 5 2.971.304,91
B 27.363,13 1.520,17 75,24 5 571.887,95
TOTAL 3.543.228,86

Universitas Sumatera Utara


BAB IX

MANAJEMEN ORGANISASI PERUSAHAAN

9.1. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan unsur penentu keberhasilan perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Manajemen memiliki hubungan erat dengan organisasi.

Manajemen dapat didefenisikan sebagai ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya, terutama sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan

organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan.

9.2. Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha perusahaan direncanakan adalah perusahaan swasta

yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Perseroan Terbatas merupakan suatu

persekutuan untuk menjalankan perusahaan, dimana modal usaha yang diperlukan

terbagi atas beberapa saham, dan tiap sekutu/persero turut mengambil bahagian

sebanyak satu atau lebih saham.

Alasan pemilihan bentuk perusahaan ini adalah :

1. Kebutuhan modal yang sangat besar sehingga dibutuhkan beberapa orang

yang menjadi pemilik perusahaan.

2. Pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab yang terbatas.

3. Pemisahan pemilik dengan pengurus.

4. Pemilihan pengurus perusahaan atas dasar kemampuan, sehingga

kontinuitas perusahaan lebih terjamin.

Universitas Sumatera Utara


5. Modal yang dibutuhkan cukup mudah diperoleh, yaitu dengan menjual

saham.

6. Dapat diperoleh efisiensi dalam pimpinan perusahaan, karena perusahaan

menempatkan orang yang tepat.

7. Pemilik perusahaan dapat diganti tanpa membubarkan perusahaan.

9.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama. Sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran

secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang

menggerakkan organisasi tersebut. Dengan adanya organisasi maka setiap tugas

dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok

secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi yang dianut oleh suatu perusahaan sangat tergantung

pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi pada Pra Rancangan

Pabrik Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula ini adalah struktur organisasi garis

dan staff. Pemilihan struktur organisasi ini didasarkan atas pertimbangan :

1. Organisasinya masih sederhana

2. Pimpinan dan karyawan perusahaan saling kenal

3. Spesialisasi kerja belum begitu tinggi

4. Proses pengambilan keputusan cepat, karena orang yang diajak konsultasi

masih sedikit

5. Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pemimpin berada diatas

suatu tangan

6. Rasa solidaritas antar karyawan umumnya tinggi, karena saling mengenal.

Universitas Sumatera Utara


9.4. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang

memegang jabatan tertentu, dimana masing-masing orang melaksanakan tugas,

wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya dalam uraian tugas,

wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan

struktur organisasi perusahaan. Tanggung jawab yang diberikan harus sesuai

dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah organisasi yang

jelas dan teratur sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

setiap pemangku jabatan memiliki gambaran dan batasan tugas dan tanggung

jawab yang diembannya.

Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing staf yang terdapat pada

struktur organisasi unit pembuatan molases pada pabrik gula adalah sebagai

berikut :

9.4.1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham (RUPS) adalah pemegang keputusan yang

tertinggi diperusahaan. Adapun hak dan wewenang pemegang saham dalam

RUPS adalah :

a. Menentukan kebijakan yang harus dilakukan perusahaan apabila

mengalami kesulitan

b. Mengangkat/memberhentikan dewan direksi dan dewan komisaris

c. Menentukan besarnya gaji dewan komisaris dan honorarium komisaris

d. Menyetujui/mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

(RAPB) perusahaan dan Laporan Keuangan Tahunan dewan direksi

e. Menentukan besar deviden yang akan dibayar kepada masing-masing

pemegang saham

Universitas Sumatera Utara


9.4.2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris dipilih dan diangkat dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) berdasarkan suara terbanyak. Adapun hak dan wewenang dewan

komisaris adalah sebagai berikut :

a. Memperhatikan dan melindungi kepentingan pemegang saham

b. Mengetahui, mengawasi dan memeriksa segala tindakan yang dilakukan

oleh dewan direksi seperti, pembukuan perusahaan, surat-surat bukti,

persediaan barang-barang dan lain-lain

c. Meminta laporan pertanggungjawaban dewan direksi secara periodik

9.4.3. Dewan Direksi

Dewan direksi dipilih dan diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) yang terdiri dari :

1. Direktur

2. Manajer Produksi

3. Manajer Pemasaran

4. Manajer Personalia

5. Manajer Keuangan

6. Manajer Teknik

Dewan direksi secara bersama-sama mewakili perseroan di dalam maupun

di luar perusahaan dengan hak melakukan segala tindakan, baik mengenai

pengurusan maupun mengenai pemilikan. Secara umum tugas dan wewenang

dewan direksi adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan

b. Melaksanakan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Universitas Sumatera Utara


9.4.3.1. Direktur

Direktur adalah pimpinan tertinggi yang diangkat oleh RUPS untuk

menjalankan perusahaan. Adapun tugas dan wewenangnya adalah :

a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan perusahaan dan

memberikan bimbingan serta petunjuk operasionl

b. Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasi kepada setiap manajer

c. Mengadakan hubungan kerja

d. Mengambil keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan

perusahaan

Kualifikasi untuk jabatan direktur adalah :

a. Bertaqwa kepada Tuhan YME

b. Pria usia minimum 40 tahun

c. Pendidikan minimum S-2 Teknik Kimia/Manajemen Industri

d. Pengalaman kerja minimum 15 tahun pada posisi yang sama

e. Bertanggung jawab dan mempunyai jiwa kepemimpinan

f. Mampu bahasa inggris aktif

9.4.3.2. Manajer Produksi

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap efisiensi operasi dan penggunaan fasilitas

pabrik

b. Bertanggung jawab atas pengaturan seluruh proses produksi yang

berhubungan dengan maintenance dan electrical dalam mencapai

sasaran pengoperasian pabrik, kebijaksanaan, strategi dan program

c. Memimpin dan mengurus semua aspek produksi

Universitas Sumatera Utara


d. Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi dan bertanggung jawab

langsung kepada direktur

e. Menetapkan sistem perencanaan produksi dan memastikan bahwa proses

produksi dilaksanakan sesuai dengan rencana

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang kepala bagian.

Kualifikasi untuk jabatan manajer produksi :

1. Pria usia minimum 35 tahun

2. Pendidikan minimum S-1 Teknik Kimia/Manajemen Industri

3. Pengalaman kerja minimal 5 tahun pada posisi yang sama

4. Jujur dan bertanggung jawab

5. Mampu berbahasa inggris aktif

9.4.3.3. Manajer Pemasaran

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan promosi dan

pengiklanan

b.Bertanggung jawab terhadap pendistribusian hasil produksi

c. Membuat laporan harian finish good inventory control dan memonitor

kuantitas produksi yang dihasilkan dan dipasarkan

d.Menetapkan suatu sistem identifikasi dan menelusuri produk multi dari

raw material, pengolahan, packing, penyimpanan dan pengiriman

finished product

Universitas Sumatera Utara


Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang kepala bagian.

Kualifikasi untuk jabatan manajer pemasaran :

1. Pria usia minimum 35 tahun

2. Wanita usia minimum 30 tahun

3. Pendidikan minimum S-1 Teknik Manajemen Industri

4. Pengalaman minimal 5 tahun pada posisi yang sama

5. Jujur dan bertanggung jawab

6. Mampu berbahasa inggris aktif

9.4.3.4. Manajer Personalia

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengatur penyediaan jasa dan lain-lain yang diperlukan oleh perusahaan

untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab dan mengusahakan kedalam

dan keluar perusahaan

b. Bertanggung jawab terhadap penerimaan/pemberhentian tenaga kerja

c. Menyusun prosedur komunikasi internal dan eksternal

d. Mengatur penyediaan jasa-jasa administrasi, sekretariat dan arsip

e. Menyalurkan sasaran perusahaan, kebijaksanaan industri dari direktur

kepada semua yang berkewajiban

f. Mengerjakan dan menyelesaikan perselisihan dan perburuhan sesuai

dengan kebijakan perusahaan dan peraturan pemerintah

g. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pendidikan dan latihan serta mengatur pelaksanaannya dalam perusahaan

dan lembaga pendidikan yang sesuai

Universitas Sumatera Utara


h. Memberikan fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja bagi

karyawan

i. Mengatur dan menyimpan arsip kepersonaliaan

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang kepala bagian.

Kualifikasi untuk jabatan manajer personalia :

1. Pria usia minimum 35 tahun

2. Wanita usia minimum 30 tahun

3. Pendidikan minimum S-1 Hukum/Manajemen Industri

4. Pengalaman minimal 5 tahun pada posisi yang sama

5. Jujur dan bertanggung jawab

6. Mampu berbahasa inggris aktif

9.4.3.5. Manajer Keuangan

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Mengawasi segala pembukuan keuangan

b. Bertanggung jawab dalam penggajian karyawan

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seoarang kepala bagian.

Kualifikasi untuk jabatan manajer keuangan :

1. Pria usia minimum 35 tahun

2. Wanita usia minimum 30 tahun

3. Pendidikan minimum S-1 Akuntansi/Manajemen Ekonomi

4. Pengalaman minimal 5 tahun pada posisi yang sama

5. Jujur dan bertanggung jawab

6. Mampu berbahasa inggris aktif

Universitas Sumatera Utara


9.4.3.6. Manajer Teknik

Tugas dan wewenangnya adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan di pabrik yang berkaitan

dengan peralatan pabrik dan utilitas

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi

Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang kepala bagian.

Kualifikasi untuk jabatan manajer teknik :

1. Pria usia minimum 35 tahun

2. Pendidikan minimum S-1 Teknik Mesin

3. Pengalaman minimal 5 tahun pada posisi yang sama

4. Jujur dan bertanggung jawab

5. Mampu berbahasa inggris aktif

9.5. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan

9.5.1. Tenaga Kerja

Unit pembuatan molases pada pabrik gula memiliki tenaga kerja yang

terdiri dari tenaga kerja produksi dan penunjang produksi. Tenaga kerja produksi

adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian pengolahan, sedangkan tenaga

kerja penunjang adalah karyawan yang ditempatkan pada bagian kantor dan yang

tidak langsung bekerja di pabrik.

Universitas Sumatera Utara


Jumlah tenaga kerja direncanakan 106 orang termasuk tenaga kerja yang

dikontrak. Jumlah tenaga kerja diuraikan sebagai berikut :

Tabel 9.1. Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja di Pabrik

Jabatan Jumlah Pendidikan


Direktur S-2
1
Kimia/Mesin/Hukum/Ekonomi/Manajemen
Sekretaris 1 D-III Sekretaris
Manajer S-1
5
Kimia/Mesin/Hukum/Ekonomi/Manajemen
Kepala seksi D-IV
6
Kimia/Mesin/Hukum/Ekonomi/Manajemen
Karyawan proses 15 D-III
Karyawan Lab. 6 D-III MIPA
Karyawan utilitas 12 SMK/STM
Karyawan Pemasaran 6 SMU/SMK
Karyawan gudang 6 D-III/SMK
Karyawan administrasi 17 SMK
dan keuangan
Karyawan transportasi 7 SMU
Karyawan kebersihan 10 SLTP
Karyawan keamanan 12 SMU
Karyawan kesehatan 2 SMU
TOTAL 106

9.5.2. Sistem Kerja dan Jam Kerja

Pabrik pembuatan molases ini direncanakan beroperasi 330 hari pertahun

dan kontinu 24 jam/hari. Untuk itu tenaga kerja yang ada secara umum bekerja 8

jam sehari, kecuali untuk kondisi–kondisi khusus.

Universitas Sumatera Utara


Dari segi jam kerja karyawan dapat dibagi dua, yaitu:

1. Karyawan non shift

Karyawan non shift adalah karyawan yang tidak berhubungan langsung

dengan proses produksi, misalnya : sekretaris, karyawan administrasi, legal,

humas, perekrutan, karyawan pemasaran, karyawan bengkel, transportasi, dan

petugas kebersihan. Jam kerja karyawan non shift ditetapkan 44 jam/minggu, jam

kerja selebihnya dianggap lembur. untuk karyawan kesehatan selalu standby.

Perincian jam kerja karyawan non shift adalah :

Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 12.00 WIB

Pukul 13.00 – 17.00 WIB

Jumat : Pukul 08.00 – 12.00 WIB

Pukul 14.00 – 17.00 WIB

Sabtu : Pukul 08.00 –13.00 WIB

2. Karyawan shift

Karyawan shift yaitu karyawan yang berhubungan langsung dengan proses

produksi dan memerlukan pengawasan terus menerus selama 24 jam, misalnya:

karyawan produksi, karyawan utilitas, karyawan laboratorium dan karyawan

keamanan

Perincian jam kerja shift adalah:

Shift I : Pukul 07.00 – 15.00 WIB

Shift II : Pukul 15.00 – 23.00 WIB

Shift III : Pukul 23.00 – 07.00 WIB

Hari minggu dan hari libur lainnya karyawan shift tetap bekerja seperti biasa

dan karyawan shift diberikan libur satu hari setiap tiga hari kerja.

Universitas Sumatera Utara


9.5.3. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan dalam perusahaan ini digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap menerima gaji bulanan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, disamping juga mendapat fasilitas lainnya seperti pelayanan

kesehatan dan asuransi pembayaran gaji dilakukan pada tanggal terakhir

bulan berjalan, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari minggu atau hari

besar, maka pembayaran gaji dimajukan pada tanggal sebelumnya.

Karyawan yang melebihi hari kerja yang ditentukan undang-undang atau

bekerja pada hari minggu atau hari besar terhitung sebagai over time

(lembur).

b. Karyawan dengan sistem kontrak

Karyawan ini merupakan tenaga yang diperbantukan di perusahaan dan

bekerja sesuai dengan lama kontrak kerja tersebut. Kontrak kerja ini dapat

diperpanjang. Karyawan kontrak ini berasal dari berbagai profesi,

misalnya dokter, sopir, perawat maupun tenaga keamanan yang bergaji

secara bulanan.

c. Karyawan harian

Karyawan harian direkrut berdasarkan kebutuhan, misalnya buruh bongkar

muat barang dan buruh harian. Gaji karyawan harian ini berdasarkan target

kerja yang tercapai.

Universitas Sumatera Utara


9.5.4. Fasilitas Tenaga Kerja

Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada

setiap tenaga kerja antara lain :

a. Perusahaan memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) dan bonus

tergantung performance kerja dan lama kerja di perusahaan.

b. Pengobatan gratis bagi karyawan.

c. Selain uang transpor, karyawan juga disediakan bus karyawan untuk antar

jemput karyawan.

d. Untuk para manager diberikan kenderaan.

e. Adanya jaminan sosial tenaga kerja meliputi jaminan kecelakaan,

kematian, hari tua atau pensiun.

f. Pemberian alat-alat pengaman (sepatu, pakaian, dan sarung tangan)

g. Mushalla di lokasi pabrik.

h. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga)

setiap satu tahun sekali.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

SPESIFIKASI PERALATAN

5.1. Tangki Nira Kental

Fungsi : untuk menampung nira kental selama 30 hari

Jumlah : 10 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal,

alas datar.

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Volume : 17.999,99 m3

Diameter : 23,96 m

Tinggi : 41,39 m

Tekanan : 75,13 psi

Tebal dinding : 2,14 inchi

5.2. Vacuum Pan

Fungsi : untuk mengurangi kandungan air pada nira

Jumlah : 3 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal,

alas datar.

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Volume : 249,99 m3

Universitas Sumatera Utara


Diameter : 5,76 m

Tinggi : 10,08 m

Tekanan : 31,12 psi

Tebal dinding : 0,90 inchi

Diameter dalam jaket : 241,28 inchi

Tinggi jaket : 172,89 ft

Tekanan jaket : 88,95 psi

Tebal jaket : 2,12 inchi

5.3. Centrifugal

Fungsi : untuk mencampur nira dengan air sehingga

memperkecil gumpalan nira.

Jumlah : 3 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal,

alas datar.

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Volume : 263,96 m3

Diameter : 14,20 m

Tinggi : 24,85 m

Tekanan : 55,25 psi

Tebal dinding : 1,03 inchi

Universitas Sumatera Utara


5.4. Mixer

Fungsi : untuk mencampur nira dengan air sehingga

memperkecil gumpalan nira.

Jumlah : 2 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup datar dan alas

ellipsoidal

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Volume : 16,09 m3

Diameter : 2,30 m

Tinggi : 4,02 m

Tekanan : 22,81 psi

Tebal : 0,53 inchi

Jenis Pengaduk : helical ribbon

Daya Pengaduk : 8,77 hp

Daya motor : 11,00 hp

5.5. Tangki Produk

Fungsi : untuk menampung produk selama 15 hari

Jumlah : 10 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal,

alas datar.

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Universitas Sumatera Utara


Volume : 1.017,12 m3

Diameter : 19,81 m

Tinggi : 34,66 m

Tekanan : 54,52 psi

Tebal dinding : 1,33 inchi

5.6. Kondenser

Fungsi : untuk mendinginkan produk menjadi suhu kamar

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal,

alas datar.

Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Volume : 283,51 m3

Diameter : 14,72 m

Tinggi : 25,76 m

Tekanan : 53,49 psi

Tebal dinding : 1,10 inchi

5.7. Pompa

Fungsi : untuk pengaliran bahan

Jumlah : 2 buah

Spesifikasi :

Jenis : Pompa Centrifugal

Universitas Sumatera Utara


Daya pompa : 0,80 hp

Daya motor : 1,35 hp

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

INSTRUMENASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1. Instrumentasi

Instrumentasi adalah peralatan yang dipergunakan dalam suatu proses

kontrol untuk mengatur jalannya proses sehingga hasil yang diperoleh sesuai

dengan yang diharapkan.

Di dalam suatu unit pembuatan/pabrik, pemakaian alat-alat instrumen

merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen

tersebut maka operasi dari peralatan yang ada di dalam suatu unit

pembuatan/pabrik dapat dimonitor dan di kontrol dengan cermat agar senantiasa

berada pada kondisi yang diharapkan. Dengan demikian dapatlah dikatakan

bahwa fungsi peralatan instrumen adalah sebagai berikut :

1. Pengontrol

2. Penunjuk

3. Pencatat

4. Pamberi tanda bahaya

Peralatan instrumen biasanya bekerja dengan tenaga mekanik atau listrik,

ada dengan peralatan sederhana (manual) dan ada juga dengan peralatan yang

bekerja otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu proses bergantung pada

pertimbangan ekonomis dan sistem dari peralatan tersebut. Pada pemakaian alat

instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan

instrumen dekat alat-alat proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu

kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis).

Universitas Sumatera Utara


Pada dasarnya instrumen terdiri dari :

1. Elemen Perasa (Primary Element)

Elemen yang merasakan/menunjukkan adanya perubahan dari harga

variabel yang diukur.

2. Elemen Pengukur (Measuring Element)

Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya

perubahan variabel yang diukur. Perubahan ini merupakan sinyal dari

proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.

3. Elemen Pengontrol (Controlling Element)

Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur

perubahan-perubahan proses tersebut sesuai dengan nilai set point (nilai

yang diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat memperkecil

ataupun maniadakan penyimpangan yang terjadi.

4. Elemen Pengontrol Akhir (Final Controlling Element)

Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar

dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang akan

diukur tetap berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil

yang dikehendaki.

Variabel-variabel yang biasanya diukur oleh alat instrumenasi adalah :

• Variabel utama yang terdiri dari suhu, tekanan, laju alir, dan level

cairan.

• Variabel tambahan, terdiri dari densitas, viskositas, pH dan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah :

1. Range yang diperlukan untuk pengukuran

2. Ketelitian yang akan dibutuhkan

3. Bahan konstruksinya

4. Pengaruh pemasangan instrumen pada kondisi proses

Instrumen yang umum digunakan dalam suatu unit pembuatan/pabrik

adalah :

1. Temperature Controller (TC)

2. Level Controller (LC)

3. Flow Controller (FC)

4. Pressure Controller (PC)

6.1.1. Pengukuran Temperatur

Temperatur secara sederhana dapat didefenisikan sebagai derajat panas

atau dinginnya suatu bahan atau udara. Panas merupakan suatu energi dan

merupakan ukuran dari tingkat energi tersebut.

Skala temperatur dapat dinyatakan dalam skala absolut dan skala Kelvin.

Tetapi pada prakteknya di dalam suatu unit pembuatan/pabrik dapat digunakan

skala Celsius sedangkan skala Fahrenheit digunakan untuk sistem pemasangan

peralatan dan pelayanan lainnya. Interval temperatur dalam proses kimia dapat

bervariasi dari 00C sampai beratus-ratus derajat Celsius.

Universitas Sumatera Utara


Alat-alat pengukur panas yang dipergunakan adalah :

1. Termometer gelas air raksa

Termometer jenis ini tergantung pada pengembangan air raksa tersebut

pada saat dipanaskan. Termometer ini dapat dipergunakan secara tepat,

khususnya jika dipasang bersama peralatan-peralatan untuk pengukuran

yang dikendalikan tanpa kawat. Termometer ini terbuat dari gelas yang

berbentuk tabung yang diisi air raksa.

2. Termokopel

Merupakan termometer yang penting dengan menggunakan efek listrik

dalam penentuan temperatur. Termokopel terdiri dari dua kawat logam

tidak sejenis yang kedua ujungnya disatukan dan dihubungkan ke

instrumen pengukur arus. Jika terjadi pemanasan maka arus listrik akan

mengalir diantaranya dan kedua lapisan logam akan memuai. Karena

koefisien muai panjang kedua logam berbeda maka kedua lempengan

logam itu akan melengkung. Dengan menghubungkan kedua logam

tersebut pada alat penunjuk suhu yang telah dikalibrasi, maka suhu

pengukuran dapat diketahui.

6.1.2. Pengukuran Tekanan dan Kevakumam

Tekanan didefenisikan sebagai gaya yang dikenakan pada suatu luas

permukaan. Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan oleh udara pada

permukaan bumi. Pada Prarancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula,

tekanan proses adalah 1 atm (14,696 psi). Tekanan yang lebih rendah dari tekanan

udara dinyatakan dengan kevakumam dan tekanan yang mendekati nol

Universitas Sumatera Utara


menimbulkan kevakumam yang tinggi. Sebagian besar pengukuran tekanan diatas

tekanan udara dan ini dinyatakan tekanan ukur (gauge pressure).

6.1.3. Pengukuran Volume

Satuan volume pada umumnya adalah dalam liter dan gallon. Liter adalah

satuan metrik yaitu volume 1 kg air murni pada suhu 150C. Instrumen yang paling

sederhana untuk mengukur volume cairan dalam suatu bejana adalah tongkat yang

dicelupkan (gauge stick).

Peralatan yang umum digunakan dalam pengukuran volume cairan pada

bejana adalah gelas ukur (gauge glass) atau gelas pandang (sight glass). Gelas ini

dikalibrasikan dengan penandaan volume yang sesuai dengan tinggi volume

cairan dalam bejana. Beberapa katup umumnya dipasang pada ujung bawah dan

atas gelas untuk mencegah keluarnya isi dari bejana, apabila gelas pecah secara

tidak sengaja.

Peralatan lain yang tergantung pada ketinggian adalah pengukuran apung

(float gauge). Pada tipe pengukur ini pelampung dihubungkan ke suatu timbangan

berat yang berada di luar skala dan akan berubah naik turun pada saat pelampung

naik ataupun turun.

6.1.4. Pengukuran Laju Alir

Alat pengukuran laju alir fluida dapat bekerja secara mekanik dan

elektronik. Pengukuran aliran ini dapat dilakukan berdasarkan :

1. Perpindahan fluida

2. Penyempitan aliran fluida untuk mendapatkan beda tekanan

Universitas Sumatera Utara


3. Adanya aliran massa

4. Kecepatan

Tipe instrumentasi untuk pengukuran aliran meliputi flowmeter, rotameter,

orificemeter dan turbinemeter. Flowmeter adalah instrumen pengukur laju aliran

(kecepatan aliran) cairan dan gas. Contoh adalah pengukuran pelat berlubang,

pengukur apung ventura dan pengukur apung. Rotameter adalah suatu pengukur

berupa tabung runcing yang terapung dengan posisi tegak dalam suatu lubang.

Turun naiknya tabung runcing yang terapung itu menyebabkan terjadinya

berbagai letak permukaan. Dalam keadaan tidak ada aliran maka tabung runcing

tersebut akan turun dan merapat pada bagian dasar tabung yang lain. Pada saat

aliran masuk, tinggi permukaan yang tergenang sebanding dengan laju aliran.

Keadaan ini dapat diukur secara langsung pada tabung melalui pembacaan skala

yang tertera. Keuntungan dari alat ini adalah tekanan yang hilang sangat kecil.

Tekanan dapat dikatakan hampir konstan sepanjang kisaran aliran.

6.1.5. Pengukuran Level Cairan

Sistem kerja instrumen pengukur level cairan dapat dibedakan atas dua

bagian yaitu :

a. Sistem dengan pemanasan langsung

b. Sistem dengan penunjuk langsung dari luar

Pada sistem pengukuran dengan pelampung diperlukan alat yang

dihubungkan ke bagian penunjukan, pencatatan dan pengontrolan. Pada Pra

Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula, jenis-jenis instrumen yang

digunakan adalah :

Universitas Sumatera Utara


1. Temperature Control (TC)

Pengontrolan temperatur digunakan pada tang asam palmitat, mixer, heat

exchanger, vapour liquid separator dan vacuum spray chamber.

2. Pressure Control (PC)

Pengontrolan tekanan digunakan pada pompa, mixer, heat exchanger,

vapour liquid separator dan vacuum spray chamber.

3. Flow Control (FC)

Pengontrolan laju alir digunakan pada pompa, tangki bahan baku, mixer

dan vapour liquid separator.

4. Level Control (LC)

Pengontrolan level cairan digunakan pada tangki bahan baku, tangki

produk, mixer dan vapour liquid separator.

Pemasangan alat pengendali pada peralatan proses disesuaikan dengan

fungsi dan karakteristik peralatan yang digunakan. Instrumentasi pada unit ini

diuraikan pada tabel 6.1.

Tabel 6.1. Daftar Penggunaan Alat Intrumentasi Pada Unit Pembuatan

Molases Pada Pabrik Gula

No Nama Peralatan Kode Alat Instrumen Yang Digunakan


1 Tangki T FC, LC, TC
2 Mixer M FC, LC, PC, TC
3 Heat Exchanger HE PC, TC
4 Vapour liquid separator VLS FC, LC, PC, TC
5 Vacuum spray chamber VSC PC, TC
6 Pompa P FC, PC

Universitas Sumatera Utara


6.2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan suatu usaha untuk mencegah terjadinya

kecelakaan, cacat, ataupun kematian. Keberhasilan suatu pabrik, bukan hanya

ditentukan oleh keberhasilan menghasilkan produk saja, tetapi ditentukan juga

oleh keselamatan kerja karyawannya.

Adanya usaha-usaha pencegahan yang baik dapat mempengaruhi

semangat karyawan utnuk bekerja dengan baik, tenang dan efisien. Sebagai

pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah keselamatan kerja,

pemerintah RI telah mengeluarkan Undang-undang Keselamatan Kerja pada 12

Januari 1970 dengan Lembaran Negara RI No. 1 tahun 1970.

Untuk menjamin adanya keselamatan kerja maka dalam perencanaan unit

pembuatan/pabrik harus dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Lokasi pabrik

b. Pengamanan bejana bertekanan

c. Sistem pengendalian kebocoran

d. Kemudahan penanganan/penyimpanan bahan dan perlengkapan

e. Sistem perawatan

f. Sistem penerangan

g. Sistem pemadam kebakaran

Keselamatan kerja dalam proses produksi dapat ditingkatkan dengan

mengambil langkah-langkah berikut :

1. Penanganan dan pengangkutan bahan harus maksimal

2. Jarak antara mesin-mesin dan peralatan lainnya harus cukup luas

3. Setiap proses yang berbahaya dan sensitif harus diisolasi pelaksanaannya

Universitas Sumatera Utara


4. Setiap mesin dan peralatan harus dilengkapi dengan alat pencegah

kebakaran

5. Pengontrolan secara berkala dilakukan sehingga jaringan yang rusak atau

sudah tua dapat segera diganti

6. Tanda-tanda gambar pengamanan harus dipasang pada setiap tempat yang

berbahaya

7. Harus disediakan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran

Terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus

diperhatikan pada saat bekerja di pabrik kimia, yaitu :

a. Dilarang merokok dan makan

b. Tidak boleh minum minuman beralkohol

6.2.1. Keselamatan Kerja (Umum)

Untuk meningkatkan faktor keselamatan kerja dan menaikkan

(merangsang) semangat kerja para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas

rutin di pabrik, perlu diadakan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja sesuai

dengan daerah atau lokasi kerjanya dihubungkan dengan ketentuan-ketentuan

keselamatan kerja dari departemen tenaga kerja.

Untuk melaksanakan ini perlu dibentuk badan keselamatan kerja yang

bertugas untuk :

1. Merencanakan langkah-langkah keselamatan kerja yang dititik beratkan

pada pencegahan dan keberhasilan

2. Membuat analisa-analisa yang mungkin terjadi pada seksi yang dapat

menyebabkan kecelakaan

Universitas Sumatera Utara


3. Menyelenggarakan usaha-usaha pencegahan dengan langsung atau tidak

langsung

4. Menetapkan langkah-langkah preventative ataupun korektif dalam

lapangan keselamatan kerja

Dalam mengusahakan tercapainya keselamatan kerja ini, hendaknya pada

setiap karyawan ditanamkan disiplin yang tinggi tentang :

a. Mematuhi setiap petunjuk dan ketentuan umum keselamatan kerja

b. Mengetahui bahaya-bahaya secara umum, sehingga kemungkinan

terjadinya kecelakaan dapat dihindarkan

6.2.2. Keselamatan Kerja (Khusus)

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pada

suatu pabrik. Keselamatan kerja perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan, cacat, maupun kematian pada saat melakukan tugas operasional

pabrik.

Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan, antara lain adalah :

1. Kondisi operasi yang tidak memenuhi standar

2. Tata letak peralatan yang kurang baik

3. Sifat-sifat dan racun yang ditimbulkan oleh bahan yang ditangani

4. Faktor-faktor pribadi kerja, dan sebagainya

Keseluruhan penyebab kemungkinan kecelakaan serta penanggulangannya

harus dikaji lebih dini agar diperoleh suasana kerja yang lebih aman. Disamping

faktor utama penyebab kecelakaan di atas, maka faktor penerangan juga harus

diperhatikan karena dapat memberikan kecelakaan apabila faktor penerangan ini

Universitas Sumatera Utara


tidak memenuhi syarat yang ditentukan, terutama apabila pekerjaan yang

dilakukan pada malam hari. Pemeliharaan alat serta pendaftaran secara periodik

dan kontinu kondisi alat sangat diperlukan dalam usaha mengurangi dan

mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh faktor alat. Secara umum,

untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan itu diperlukan suatu sistem

penanggulangan bahaya. Yang dimaksud dengan sistem penanggulangan bahaya

adalah keamanan dan keselamatan kerja.

Sistem keamanan dan keselamatan kerja yang dikeluarkan pemerintah

adalah :

1. Pencegahan terhadap bahaya keracunan

Langkah-langkah pencegahan yang diambil :

a. Sirkulasi udara dan ruangan harus dapat berlangsung dengan

baik.

b. Operator maupun petugas yang bekerja disekitar zat yang

beracun sebaiknya dilengkapi dengan masker oksigen, untuk

mencegah terhirupnya gas beracun.

c. Pekerja sebaiknya dilengkapi dengan pakaian khusus untuk

pengamanan, seperti wear goggles untuk mencegah terjadinya

iritasi mata dan kulit

d. Para pekerja yang sampai mengalami keracunan hendaknya

segera diberikan pertolongan pertama sebelum dibawa ke

klinik dan bila perlu dirawat di rumah sakit untuk

penyembuhannya.

Universitas Sumatera Utara


2. Pencegahan terhadap bahaya kebakaran

Seperti bahaya peledakan, maka bahaya kebakaran juga mutlak

dihindarkan baik oleh terbakarnya zat yang ditangani maupun oleh

adanya gangguan listrik. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan

dalam pencegahan bahaya kebakaran antara lain :

a. Menghindari kemungkinan terjadinya hubungan singkat pada

jaringan instalasi listrik, serta bahaya akibat sambaran petir.

b. Menghindari benturan/tumbukan logam yang dapat

menimbulkan percikan api

c. Memasang alaram atau tanda bahaya kebakaran

d. Memasang alat-alat pemadam kebakaran di sekitar daerah

rawan terhadap bahaya kebakaran

e. Menyediakan alat pemadam kebakaran

f. Bagi petugas, pekerja maupun pengunjung tidak dibenarkan

merokok, membawa macis atau korek api ketempat bahan yang

dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

UTILITAS DAN SARANANYA

Utilitas dalam suatu pabrik adalah sarana penunjang utama dalam

kelancaran operasi. Mengingat pentingnya utilitas ini, maka segala sarana dan

prasarananya haruslah direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin

kelangsungan operasi pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada Pra

Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula dengan kapasitas bahan baku

5.000 ton/hari ini meliputi:

1. Kebutuhan uap (steam)

2. Kebutuhan air

3. Kebutuhan bahan kimia

4. Kebutuhan listrik

5. Kebutuhan bahan bakar

7.1. Kebutuhan Uap (Steam)

Pada pengoperasian pabrik dibutuhkan uap sebagai media pemanas.

Adapun kebutuhan uap pada unit pembuatan molases pada pabrik gula ini adalah:

Tabel 7.1. Kebutuhan Uap

Nama Alat kg/jam


Vacuum Pan 01 12.162,39
Vacuum Pan 02 4.486,61
Vacuum Pan 03 4.415,57
TOTAL 21.064,57

Universitas Sumatera Utara


Tambahan untuk kebocoran dan lain-lain diambil 5% dan faktor keamanan

diambil sebesar 20% (Perry, 1997). Maka kebutuhan uap adalah :

Total kebutuhan uap,

= 21.064,57 kg/jam = 505.549,68 kg/hari

Tambahan untuk kebocoran,

= 5% x 505.549,68 = 25.277,48 kg/hari

Faktor keamanan,

= 20% x 505.549,68 = 101.109,94 kg/hari

Total uap yang dihasilkan ketel,

= (505.549,68 + 25.277,48 + 101.109,94) kg/hari

= 631.937,09 kg/hari

Diperkirakan 80% kondensat dapat digunakan kembali (Evans, 1978),

sehingga kondensat yang digunakan kembali adalah :

= 80% x 631.937,09 = 505.549,68 kg/hari

Kebutuhan air tambahan ketel,

= 20% x 631.937,09 = 126.387,42 kg/hari

7.2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air pada Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula

dengan kapasitas bahan baku 5.000 ton/hari ini mencakup kebutuhan air umpan

ketel, proses, pendinginan dan domestik.

Kebutuhan air untuk pendingin adalah sebagai berikut :

Tabel 7.2. Kebutuhan Air Untuk Pendingin

Nama Alat kg/jam


Kondenser 1.864.857,29
TOTAL 1.864.857,29

Universitas Sumatera Utara


Total kebutuhan air untuk pendingin,

= 1.864.857,29 kg/jam = 44.756.574,96 kg/hari

Air yang telah digunakan sebagai pendingin dapat dimanfaatkan kembali

setelah diproses di water cooling tower. Selama proses sirkulasi terjadi kehilangan

akibat penguapan, blow down dan selama pengaliran, sehingga penambahan air

segar sebanyak :

Wm = We + Wd + Wb (Perry,1997)

We = 0,00085 x Wc (T 1 -T 2 ) (Perry,1997)

We
S −1
Wb = (Perry,1997)

Dimana :

Wm = Air segar yang harus ditambahkan, m3/hari

We = Air yang hilang akibat penguapan, m3/hari

Wb = Air yang terhembus (blow down), m3/hari

Wd = Air yang hilang sepanjang aliran, m3/hari

0,1% s/d 0,2% ; diambil 0,2% (Perry,1997)

Wc = Kebutuhan air untuk pendingin, kg/hari

T1 = Temperatur masuk = 50oC

T2 = Temperatur keluar = 25oC

S = Perbandingan antara padatan terlarut pada air untuk pendingin

dengan air yang ditambahkan = 3 s/d 5 ; diambil s = 5

(Perry, 1997)

Universitas Sumatera Utara


Densitas (ρ) air 996,53 kg/m3 pada suhu 250C dan tekanan 1 atm

Laju alir volumetrik air pendingin,

44.756.574,96 kg/hari
Wc = 3
= 44.912,42 m3/hari
996,53 kg/m

Maka :

We = 0,00085 (44.912,42) (50 – 25) = 954,39 m3/hari

954,39 m 3 /hari
5 −1
Wb = = 238,59 m3/hari

Wd = 0,002 x 44.912,42 m3/hari = 89,82 m3/hari

Air tambahan yang dibutuhkan untuk air pendingin :

Wm = 782,51 + 195,63 + 73,65 = 1.051,79 m3/hari

= 1.048.137,87 kg/hari

Air pendingin yang digunakan kembali,

= ( 36.696.014,88 – 1.048.137,87) kg/hari

= 35.647.877,01 kg/hari

• Kebutuhan air umpan ketel = 126.387,42 kg/hari

• Kebutuhan air proses,

Mixer 01 = 1.255,87 kg/jam = 30.140,88 kg/hari

• Kebutuhan air domestik (keperluan sehari-hari, kantin dan lain-lain).

Kebutuhan air domestik untuk masyarakat industri diperkirakan 10

liter/jam per orang. Jumlah karyawan 106 orang.

Maka,

Kebutuhan total air domestik adalah 106 orang x 10 liter/jam per orang

= 1.060 liter/jam x 0,9965 kg/liter

= 1.036,36 kg/jam = 24.872,64 kg/hari

Universitas Sumatera Utara


• Kebutuhan air tambahan untuk keperluan sehari-hari (laboratorium,

pencucian peralatan dan lain-lain) diperkirakan 5% dari total kebutuhan

air.

Kebutuhan air tambahan,

= 5%(1.048.137,87 + 126.387,34 + 30.140,88 + 24.872,64) kg/hari

= 61.476,94 kg/hari

Tabel 7.3. Perkiraan Kebutuhan Air di Pabrik

Kebutuhan Air kg/hari


Air pendingin 1.048.137,87
Air umpan ketel 126.387,34
Air proses 30.140,88
Air domestik 24.872,64
Air tambahan 61.476,94
TOTAL 1.291.015,67

Unit Pengolahan Air

Kebutuhan air untuk Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula

dengan kapasitas bahan baku 5.000 ton/hari ini diperoleh dari air bawah tanah.

Kualitas air dapat dilihat pada tabel 7.4 dan tabel 7.5.

Tabel 7.4. Sifat Fisika Air Bawah Tanah di KIM II Medan

No Parameter Range (mg/liter)


1 Padatan terlarut 32,80
2 Kekeruhan 290 NTU
3 Suhu 30,60 0C
4 Daya Hantar Listrik 66,20 us/cm

Universitas Sumatera Utara


Tabel 7.5. Kandungan Bahan Kimia dalam Air Bawah Tanah di KIM II Medan

No Bahan Kimia Range (mg/liter)


1 Alumunium 0,020
2 Ammonia -
3 Besi 2,250
4 Fluorida 0,200
5 Klorida 4,000
6 Kromium 0,000
7 Mangan 0,150
8 Nitrat 0,470
9 Nitrit 0,003
10 Oksigen terlarut (DO) -
11 pH 7,100
12 Seng 0,040
13 Sianida 0,000
14 Sulfat 0,000
15 Sulfid 0,065
16 Tembaga 0,000
17 BOD 6,000
18 COD 14,000
19 Alkalinitas 29,000
20 Kesadahan 36,000
(Sumber: Laporan PDAM KIM II Medan, 2006)

Air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan dipergunakan sesuai

dengan keperluan. Pengolahan air pada pabrik ini terdiri dari beberapa tahap,

yaitu:

1. Pengendapan

Air dari bak penampung dialirkan kedalam bak pengendapan dimana

partikel-partikel padat yang berdiameter besar akan mengendap secara gravitasi

Universitas Sumatera Utara


tanpa bantuan bahan kimia. Ukuran partikel yang mengendap ini berkisar antara

10-1 sampai 10-3 m (Alaert, 1987)

Massa air yang dibutuhkan untuk 1 hari,

= 1.291.015,67 kg/hari

Volume,

ρ
m 1.291.015,67 kg/hari
= = = 1.295,51 m3/hari
996,53 kg / m 3

Faktor keamanan, 20%

= (1+0,2) x 1.295,51 m3/hari

= 1.554,61 m3/hari

Direncanakan : Panjang bak = 3 x lebar bak

Tinggi bak = 2 x lebar bak

Sehingga, volume :

= p x l x t = l3

1.554,61 = l3 ⇒ l = 11,58 m

Maka,

Panjang bak = 3 x 11,58 m = 34,75 m

Lebar bak = 11,58 m

Tinggi bak = 2 x 11,58 m = 23,16 m

2. Klarifikasi

Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan didalam air. Air

dari pengendapan dialirkan kedalam klarifier setelah diinjeksikan dengan larutan

alum, Al 2 (SO 4 ) 3 , dan soda abu, Na 2 CO 3 . Al 2 (SO 4 ) 3 berfungsi sebagai koagulan.

Alum biasanya digunakan masing-masing sebesar 5-50 ppm terhadap

jumlah air yang diolah (Hammer, 1979). Berdasarkan jumlah alkalinitas untuk

Universitas Sumatera Utara


menghilangkan turbiditas air, diketahui 1 mg/liter alum bereaksi dengan 0,5

mg/liter alkalinitas air, sedangkan perbandingan antara Al 2 (SO 4 ) 3 dengan

Na 2 CO 3 adalah 1 : 0,53 (Hammer, 1979).

Total kebutuhan air = 1.291.015,67 kg/hari

Jumlah alkalinitas = 29 ppm

Jumlah Al 2 (SO 4 ) 3 yang digunakan,

x 29 x10 −6 x 1.291.015,67 kg/hari


1
=
0,5

= 74,88 kg/hari

Jumlah Na 2 CO 3 yang digunakan,

= 0,53 x 74,88 kg/hari

= 39,68 kg/hari

3. Filtrasi

Proses filtrasi dilakukan dengan menggunakan penyaring pasir (sand

filter). Sand filter ini berfungsi unuk menyaring kotoran/flok yang masih

terkandung atau tertinggal di dalam air. Sand filter yang digunakan terdiri dari 3

lapisan, yaitu :

 Lapisan I terdiri dari pasir hijau, setinggi 24 in = 60,96 cm

 Lapisan II terdiri dari antrasit, setinggi 12,5 in = 31,75 cm

 Lapisan III terdiri dari batu grafel, setinggi 7 in = 17,78 cm

(Pengolahan air PT. KIM, 2006)

Pada bagian bawah sand filter dilengkapi dengan strainer agar air

menembus celah-celah pasir secara merata. Daya saring sand filter akan

berkurang sehingga diperlukan pencucian (back wash) secara berkala (Sugiharto,

1987). Dari penyaring ini, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan

Universitas Sumatera Utara


ke berbagai pemakaian air. Untuk air umpan ketel masih diperlukan lagi

pengolahan air lebih lanjut, yaitu demineralisasi dan deaerasi.

Untuk air domestik dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air

dengan klor untuk membunuh kuman-kuman di dalam air agar syarat air minum

dapat terpenuhi. Klor yang digunakan biasanya dalam bentuk kaporit CaClO 2 .

Kebutuhan air domestik = 24.872,64 kg/hari


Kaporit yang direncanakan mengandung klorin 30%

Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air (Gordon,1968)

2 x10 −6 x 24.872,64
Kebutuhan kaporit = = 0,16 kg/hari
0,3

4. Demineralisasi

Air untuk umpan ketel harus air murni dan bebas dari garam-garam

terlarut, untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi dengan langkah-langkah

sebagai berikut,

• Menghilangkan kation-kation Ca2+, Mg2+ , Al2+, Fe2+, Mn2+ dan Zn2+

• Menghilangkan anion-anion S2-, NO 3 2-, NO 2 2- Cl-, F-

Alat demineralisasi dibagi atas :

a. Penukar kation (Cation Exchanger)

Berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi kesadahan

air yang dipakai. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation Ca2+

dan Mg2+ yang larut dalam air dengan kation hidrogen dari resin. Resin

yang digunakan bersifat asam dengan merek Amberlite IR-120 Plus

(Baron, 1982).

Universitas Sumatera Utara


Reaksi yang terjadi :

2H+R + Ca2+ → R 2 Ca + 2 H+

2H+R + Mg2+ → R 2 Mg + 2H+

2H+R + Al2+ → R 2 Al + 2 H+

2H+R + Fe2+ → R 2 Fe + 2 H+

2H+R + Mn2+ → R 2 Mn + 2 H+

2H+R + Zn2+ → R 2 Zn + 2 H+

Untuk regenerasi resin agar aktif kembali, digunakan H 2 SO 4 dengan

reaksi sebagai berikut :

H 2 SO 4 + Ca2+ → CaSO 4 + 2H+

H 2 SO 4 + Mg2+ → MgSO 4 + 2H+

H 2 SO 4 + Al2+ → AlSO 4 + 2H+

H 2 SO 4 + Fe2+ → FeSO 4 + 2H+

H 2 SO 4 + Mn2+ → MnSO 4 + 2H+

H 2 SO 4 + Zn2+ → ZnSO 4 + 2H+

Perhitungan kesadahan kation :

Kebutuhan air untuk umpan ketel = 126.387,34 kg/hari


Kesadahan awal terhadap Ca2+ dan Mg2+,

36x126.387,34 kg/hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 70,21 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap Al2+,

0,02 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,04 kgrain/hari

Universitas Sumatera Utara


Kesadahan awal terhadap Fe2+,

2,25 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 4,39 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap Mn2+,

0,15 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,29 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap Zn2+,

0,04 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,08 kgrain/hari

Total kesadahan kation,

= (70,21 + 0,04 +4,39 + 0,29 + 0,08) kgrain/hari

= 75,01 kgrain/hari

Resin yang digunakan memiliki EC (exchanger capacity) = 20 kgrain/ft3

(Nalco water Handbook, 1982). Exchanger capacity adalah kemampuan penukar

ion (ion exchanger) untuk menukar ion yang ada pada air yang dilaluinya.

Direncanakan volume kation exchanger 5 ft3

Jumlah air yang yang diolah setiap regenerasi,

5 ft 3 x 20 kgrain / ft 3 x126.387,34 kg / hari


=
75,01 kgrain / hari

= 168.493,99 kg

Universitas Sumatera Utara


Waktu regenerasi,

168.493,99 kg
=
126.387,34 kg / hr

= 1,33 hari

Untuk regenerasi dipakai H 2 SO 4 8% dimana pemakaiannya sebanyak

0,7025 lb H 2 SO 4 /gallon (Nalco water Handbook, 1982) = 2,3838 kg H 2 SO 4 /ft3.

Maka kebutuhan H 2 SO 4 ,

5 ft 3 x 2,3838 kg / ft 3
=
1,33 hr

= 8,96 kg/hari

b. Penukar anion (Anion Exchanger)

Penukar anion berfungsi untuk pertukaran anion negatif yang terdapat

dalam air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan merk R-

Dowex dengan reaksi :

2ROH- + H 2 SO 4 → RSO 4 2- + 2 H 2 O

Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi :

RCL- + NaOH → NaCl + ROH-

Dari tabel 7.5 diperoleh anion yang terkandung dalam air PAM KIM II

adalah S2-, NO 3 2-, NO 2 2- Cl-, F-.

Perhitungan kesadahan anion :

Kebutuhan air untuk umpan ketel = 126.387,34 kg/hari


Kesadahan awal terhadap S2-,

0,065x126.387,34 kg/hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,13 kgrain/hari

Universitas Sumatera Utara


Kesadahan awal terhadap NO 3 2-,

0,47 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,92 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap NO 2 2-,

0,003 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,006 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap Cl-,

4 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 7,80 kgrain/hari

Kesadahan awal terhadap F-,

0,2 x126.387,34 kg / hr 15,4322 kgrain


= x
10 6 1 kg

= 0,39 kgrain/hari

Total kesadahan anion,

= (0,13 + 0,92 + 0,006 + 7,80 + 0,39) kgrain/hari

= 9,25 kgrain/hari

Resin yang digunakan memiliki EC (exchanger capacity) = 20 kgrain/ft3

(Nalco water Handbook, 1982). Exchanger capacity adalah kemampuan penukar

ion (ion exchanger) untuk menukar ion yang ada pada air yang dilaluinya.

Direncanakan volume kation exchanger 5 ft3

Universitas Sumatera Utara


Jumlah air yang yang diolah setiap regenerasi,

5 ft 3 x 20 kgrain / ft 3 x126.387,34 kg / hr
=
9,25 kgrain / hr

= 1.366.349,62 kg

Waktu regenerasi,

1.366.349,62 kg
=
126.387,34 kg / hr

= 10,81 hari

Untuk regenerasi dipakai NaOH dimana pemakaiannya sebanyak 4,5 lb

NaOH/gallon (Nalco water Handbook, 1982) = 2,3838 kg H 2 SO 4 /ft3.

Maka kebutuhan NaOH,

5 ft 3 x 4,5 lb / ft 3
=
10,81 hr

= 2,08 lb/hari = 944,96 kg/hari

5. Dearasi

Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar

ion (ion exchanger) sebelum dikirimkan sebagai umpan ketel. Air hasil

demineralisasi dikumpulkan pada tangki air umpan ketel sebelum dipompakan ke

deaerator.

Pada deaerator ini air dipanaskan hingga 90oC sehingga gas-gas yang

terlarut dalam air seperti O 2 dan CO 2 dapat dihilangkan, sebab gas CO 2 dapat

bersifat korosif. Pemanasan ini berfungsi untuk mencegah perbedaan suhu yang

besar antara umpan air dengan suhu didalam ketel sehingga beban ketel dapat

dikurangi.

Universitas Sumatera Utara


7.3. Kebutuhan Bahan Kimia

Kebutuhan bahan kimia meliputi sebagai berikut :

1. Al 2 (SO 4 ) 3 = 74,88 kg/hari

2. Na 2 CO 3 = 39,68 kg/hari

3. H 2 SO 4 = 8,96 kg/hari

4. NaOH = 944,96 kg/hari

5. Kaporit = 0,16 kg/hari

7.4. Kebutuhan Listrik

Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut :

Tabel 7.6. Kebutuhan listrik pada pabrik

Nama Alat Daya Listrik (hp)


Unit Proses 9,45
Unit Utilitas 24,39
Ruang Kontrol dan Laboratorium 16,60
Penerangan dan Kantor 24,00
Bengkel 15,00
TOTAL 89,44

Faktor keamanan diambil 10% maka total kebutuhan listrik :

= 1,1 x 89,44 = 98,384 Hp = 44,72 kW

Effisiensi generator 80% (Deshpande, 1985)

44,72
= = 55,9 kW
0,8

Universitas Sumatera Utara


Untuk prarancangan dipakai :

Diesel generator AC, 300 kW, 220-240 Volt, 50 Hz, 3 Phase

Jumlah = 2 unit (1 unit dipakai untuk operasi normal dan 1 untuk cadangan)

7.5. Kebutuhan Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk boiler (ketel) dan pembangkit tenaga

(generator) adalah minyak solar, karena minyak solar mempunyai nilai bakar yang

tinggi.

7.5.1. Bahan Bakar Generator

Daya output generator = 274,52 kW = 236.197,008 kkal/jam

Digunakan bahan bakar solar dengan data :

Nilai bakar solar = 1.020 kkal/l (Laban, 1971)

Densitas solar = 0,89 kg/l (Perry, 1997)

236.197,008 kkal / jam


Kebutuhan bahan bakar = = 231,5657 l/jam
1.020 kkal / l

231,5657 l / jam
Kebutuhan solar = = 260,1862 kg/jam
0,89 kg / l

7.5.2. Bahan Bakar Ketel

Laju steam yang dihasilkan = 366.903,84 kg/hari

Entalpi steam (980C; 1,013 bar), Hs = 98,57 kkal/kg (Geankoplis, 1983)

Kondensat yang digunakan kembali,

= 0,8 x 366.903,84 kg/hari = 293.523,07 kg/hari

Entalpi kondensat (900C; 0,7 bar) , Hs =89,7143 kkal/kg (Geankoplis, 1983)

Universitas Sumatera Utara


Panas yang dibutuhkan ketel,

= (Hs – Hb) x total steam yang dihasilkan ketel

= (98,57 – 89,7143) kkal/kg x 366.903,84 kg/hari

= 3.458.802,50 kkal/hari

Effisiensi ketel uap = 75% (Ashton,1981)

Total kebutuhan panas, Qk

3.458.802,50 k kkal / hari


=
0,75

= 4.611.736,67 kkal/hari = 184.469,47 Btu/hari

= 7.686,23 Btu/jam

Digunakan bahan bakar minyak solar (Perry,1997) :

a. Nilai bakar (Heating Value), Nb = 11.040,45 kkal/kg

b. Densitas, ρ = 8,9 kg/l

c. Effisiensi bahan bakar = 60%

Kebutuhan bahan bakar,

= Qk / Nb

= 417,71kg / hari
4.611.736,67 kkal / hari
=
11.040,45 kkal / kg

= 782,23 l / hari
417,71kg / hari
=
0,89 kg / lx0,6

Universitas Sumatera Utara


7.6. Spesifikasi Peralatan Utilitas

1. Bak pengendapan (BP-01)

Fungsi : untuk menampung dan mengendapkan kotoran yang terbawa dari

air bawah tanah di KIM II Medan.

Bentuk : bak dengan permukaan persegi

Jumlah : 1 unit

Spesifikasi

- Kapasitas : 61,46432 m3

- Ukuran : Panjang = 11,8508 m

Lebar = 3,9503 m

Tinggi = 7,9008 m

2. Tangki Pelarutan Alum (T-01)

Fungsi : tempat melarutkan alum [Al 2 (SO 4 ) 3 ]

Bentuk : silinder tegak dengan tutup dan alas datar

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi tangki

- banyak alum yang diolah : 2,9691 kg/hari

- Ukuran : diameter : 0,6146 m

Tinggi : 0,9219 m

Spesifikasi pengaduk

- Type : propeller berdaun tiga

- Diameter : 0,4431 ft

- Putaran : 90 put/menit

- Motor : 0,1 hp

Universitas Sumatera Utara


3. Tangki Pelarut Soda Abu (T-02)

Fungsi : Membuat larutan soda abu (Na 2 CO 3 )

Bentuk : Silinder tegak dengan tutup dan alas datar

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi tangki

- Banyak soda abu yang diolah : 1,5736 kg/hari

- Ukuran : Diameter : 0,4576 m

Tinggi : 0,7134

Spesifikasi pengaduk

- Type : propeller berdaun tiga

- Diameter : 0,3433 ft

- Putaran : 90 put/menit

- Motor : 0,1 Hp

4. Klarifier (CL-01)

Fungsi : memisahkan endapan (flok) yang terbentuk karena

penambahan alum dan soda abu

Bentuk : continous thickener

Jumlah : 1 unit

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi

Ukuran : diameter : 7,9739 ft

Tinggi : 11,9609 ft

Pengaduk : daya motor : 2,6471 Hp

Universitas Sumatera Utara


5. Saringan Pasir / Sand Filter (SP-01)

Fungsi : menyaring kotoran-kotoran air yang berasal dari klarifier

Bentuk : silinder tegak dengan tutup segmen bola

Jumlah : 2 unit

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi

- Kapasitas : 997,0353 ft3

- Diameter : 2,6199 m

- Tinggi : 5,2399 m

6. Menara Air (MA-01)

Fungsi : mendistribusikan air untuk berbagai keperluan

Bentuk : silinder tegak dengan tutup segmen bola dan alas datar

Bahan : fiber glass

Jumlah : 4 unit

Spesifikasi

- Kapasitas : 14,1355 m3

- Ukuran : diameter : 2,2869 m

Tinggi : 3,4303 m

7. Penukar Kation (KE-01)

Fungsi : mengurangi kandungan kation dalam air

Bentuk : silinder tegak dengan tutup ellipsoidal

Bahan : carbon steel grade B

Universitas Sumatera Utara


Spesifikasi

- Kapasitas : 286,9235 ft3

- Diameter : 5,0 m

- Tinggi : 4,8373 m

8. Penukar Anion (AE-01)

Fungsi : menurunkan kandungan anion dalam air

Bentuk : silinder tegak dengan tutup ellipsoidal

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi

- Kapasitas : 251,6435 ft3

- Diameter : 5 m

- Tinggi : 4,2894 m

9. Tangki Pelarutan H 2 SO 4 (T-03)

Fungsi : tempat menampung H 2 SO 4

Bentuk : silinder tegak dengan tutup dan alas datar

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi tangki

- banyak alum yang diolah : 0,3948 kg/hari

- Ukuran : diameter : 0,2749 m

Tinggi : 0,4123 m

Universitas Sumatera Utara


10. Tangki Pelarutan NaOH (T-04)

Fungsi : tempat melarutkan NaOH

Bentuk : silinder tegak dengan tutup dan alas datar

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi tangki

- banyak alum yang diolah : 6,4967 kg/hari

- Ukuran : diameter : 0,6481 m

Tinggi : 0,9721 m

11. Tangki Pelarutan Kaporit (T-05)

Fungsi : tempat menampung kaporit

Bentuk : silinder tegak dengan tutup dan alas datar

Bahan : carbon steel grade B

Spesifikasi tangki

- banyak alum yang diolah : 0,220 kg/hari

- Ukuran : diameter : 0,2431 m

Tinggi : 0,3646 m

12. Cooling Tower (CT-01)

Fungsi : tempat mendinginkan air bekas

Bentuk : mechanical induced draft

Spesifikasi tangki

- Ukuran : panjang : 7,1055 m

Tinggi : 3,5527 m

Universitas Sumatera Utara


13. Dearator (DE-01)

Fungsi : memanaskan air yang diperlukan untuk boiler

Bentuk : silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal

Spesifikasi tangki

- Volume : 9,8075 m3

- Ukuran : diameter : 1,6398 m

Tinggi : 4,0996 m

14. Boiler (B-01)

Fungsi : memanaskan air menjadi steam

Bentuk : ketel pipa api

Spesifikasi tangki

- Jumlah tube : 18,7237

- Ukuran : OD tube : 1 in

Panjang : 20 ft

- Daya = 10 hp

15. Pompa 01 (P-01)

Fungsi : mengalirkan air dari sumur ke bak pengendapan

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 6 in schedule 40

Panjang pipa : 99,1712 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 1,4881 hp

Daya motor : 2,5 hp

Universitas Sumatera Utara


16. Pompa 02 (P-02)

Fungsi : mengalirkan air dari bak pengendapan ke klarifier

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 6 in schedule 40

Panjang pipa : 85,2441 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 0,6948 hp

Daya motor : 1,5 hp

17. Pompa 03 (P-03)

Fungsi : mengalirkan air dari klarifier ke sand filter

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 6 in schedule 40

Panjang pipa : 94,9158 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 1,2457 hp

Daya motor : 2,5 hp

18. Pompa 04 (P-04)

Fungsi : mengalirkan air dari sand filter ke menara air

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 6 in schedule 40

Universitas Sumatera Utara


Panjang pipa : 100,9412 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 1,5889 hp

Daya motor : 3,0 hp

19. Pompa 05 (P-05)

Fungsi : mengalirkan air dari KE ke AE

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 2 in schedule 40

Panjang pipa : 44,2076 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 0,0887 hp

Daya motor : 0,15 hp

20. Pompa 06 (P-06)

Fungsi : mengalirkan air dari AE ke dearator

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 2 in schedule 40

Panjang pipa : 59,9889 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 0,1872 hp

Daya motor : 0,5 hp

Universitas Sumatera Utara


21. Pompa 07 (P-07)

Fungsi : mengalirkan air cooling tower ke VLS dan VSC

Tipe : Pompa sentrifugal

Material pipa : commercial steel 1½ in schedule 40

Panjang pipa : 30,3734 ft

Effisiensi motor : 75 %

Effisiensi pompa : 80 %

Daya pompa : 0,0318 hp

Daya motor : 0,1 hp

Universitas Sumatera Utara


BAB VIII

LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

8.1. Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik secara umum bisa dikelompokkan berdasarkan dua

alasan pemilihan: mendekati tempat bahan baku atau berada/ mendekati pasar. Selain

itu, pada pemilihan lokasi pabrik perlu diperhitungkan pula biaya pengiriman,

transportasi, sarana dan prasarana di daerah lokasi pendirian pabrik serta kebijakan

yang berlaku di daerah setempat. Pemilihan lokasi pabrik pembuatan molases

didasarkan atas tempat bahan baku utama yaitu nira.

Berdasarkan pemilihan tersebut, maka pabrik pembuatan molases ini

direncanakan berlokasi di Medan Barat, Kecamatan Medan Labuhan, Kotamadya

Medan, Provinsi Sumatera Utara. Faktor-faktor pemilihan daerah pendirian pabrik

pembuatan molases lebih lengkapnya diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Faktor Utama

2. Faktor Khusus

8.1.1. Faktor Utama

a. Bahan baku

Bahan baku direncanakan diperoleh dari pabrik-pabrik di Kotamadya Medan.

Misalnya nira diperoleh dari pabrik gula yang tersebar di Kotamadya Medan

hingga Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara


b. Transportasi

Pembelian bahan baku dan penjualan produk dapat dilakukan melalui jalan darat.

Lokasi yang dipilih dalam rencana pendirian pabrik memiliki sarana transportasi

darat yang cukup memadai. Lokasi pabrik terletak di tepi jalan raya yang

menghubungkan kota-kota besar, sehingga mempermudah transportasi baik

untuk bahan baku maupun bahan pendukung lainnya.

c. Pemasaran

Indonesia mengekspor gula dari tebu kebanyakan dalam bentuk padatan, hanya

sedikit dalam bentuk cairan atau sirup molases. Sumatera Utara merupakan

daerah perkebunan tebu dan dapat menambah devisa negara jika mengekspor

dalam bentuk cairan atau sirup molases.

d. Kebutuhan air

Air yang dibutuhkan dalam proses diperoleh dari air bawah tanah yang berada di

sekitar pabrik KIM II untuk proses, sarana utilitas dan keperluan rumah tangga.

e. Kebutuhan tenaga listrik dan bahan bakar

Dalam pendirian suatu pabrik, tenaga listrik dan bahan bakar adalah faktor

penunjang yang paling penting. Kebutuhan tenaga listrik diperoleh dari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sumatera Utara. Bahan bakar untuk unit

proses, utilitas dan generator diperoleh dari Pertamina daerah Sumatera Utara.

f. Tenaga kerja

Sebagai kawasan yang masih berkembang, daerah ini merupakan salah satu

tujuan para pencari kerja. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang

produktif dari berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.

Universitas Sumatera Utara


8.1.2. Faktor Khusus

a. Biaya untuk lahan pabrik

Lahan yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga yang

cukup terjangkau.

b. Kondisi Iklim dan Cuaca

Seperti daerah lain di Indonesia, maka iklim di sekitar lokasi pabrik relatif stabil.

Pada setengah bulan pertama musim kemarau dan setengah bulan kedua musim

hujan. Walaupun demikian perbedaan suhu yang terjadi relatif kecil.

c. Kemungkinan perluasan dan ekspansi

Ekspansi pabrik dimungkinkan karena tanah sekitar cukup luas.

d. Sosial masyarakat

Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan

molases karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka. Selain

itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan

keamanan masyarakat di sekitarnya.

8.2. Tata Letak Pabrik

Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan

syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik

yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan

dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat

diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh

perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian.

Universitas Sumatera Utara


Tata letak pabrik disusun sedemikian rupa hingga memudahkan jalannya

proses produksi serta turut mempertimbangkan aspek keamanan dan lingkungan.

Untuk mempermudah jalannya proses produksi, unit-unit dalam pabrik diatur

sedemikian rupa sehingga unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan.

Dengan demikian pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang

dibutuhkan untuk mendistribusikan aliran dapat diminimalisir. Untuk keamanan area

perkantoran terletak cukup jauh dari areal proses. Unit terdekat dengan area

perkantoran adalah unit utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relatif

aman.

Disain yang rasional harus memasukkan unsur lahan proses, storage

(persediaan) dan lahan alternatif (areal handling) dalam posisi yang efisien dan

dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Urutan proses produksi.

b. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/perluasan lokasi yang belum

dikembangkan pada masa yang akan datang.

c. Distribusi ekonomis pada pengadaan air, steam proses, tenaga listrik dan bahan

baku

d. Pemiliharaan dan perbaikan.

e. Keamanan (safety) terutama dari kemungkinan kebakaran dan keselamatan kerja.

f. Bangunan yang meliputi luas bangunan, kondisi bangunan dan konstruksinya

yang memenuhi syarat.

g. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan

kemungkinan perubahan dari proses/mesin, sehingga perubahan-perubahan yang

dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara


h. Masalah pembuangan limbah cair.

i. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja

8.3 Perincian Luas Tanah

Luas tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya pabrik diuraikan dalam

Tabel 8.1 berikut ini :

Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Pembuatan Molases

No Nama Lokasi Luas (m2)


1 Daerah proses dan kontrol 3.000
2 Laboratorium 150
3 Pengolahan air 2.500
4 Perkantoran 200
5 Bengkel 300
6 Pemadam Kebakaran 100
7 Pembangkit listrik 100
8 Tempat ibadah 100
9 Poliklinik 100
10 Kantin 100
11 Gudang Bahan Baku 150
12 Gudang produk 800
13 Pos Keamanan 50
14 Parkir dan taman 400
15 Jalan 500
16 Rencana perluasan 2.000
17 Unit Pembangkit Uap 200
18 Ruang Diklat 200
Total 11.050

Universitas Sumatera Utara


Keterangan gambar:
No. Jenis Area
Daerah proses dan
1
kontrol
2 Laboratorium
3 Pengolahan air
4 Perkantoran
5 Bengkel
6 Pemadam kebakaran
7 Pembangkit listrk
8 Tempat ibadah
9 Poliklinik
10 Kantin
11 Gudang bahan baku
12 Gudang produk
13 Pos keamanan
14 Parkir dan taman
15 Jalan
16 Rencana perluasan
17 Unit Pembangkit Uap
18 Ruang Diklat

Gambar 8.1 Tata Letak Pabrik Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula

Universitas Sumatera Utara


BAB X

SEGI EKONOMI DAN PEMBIAYAAN

Untuk mengevaluasi kekayaan berdirinya suatu pabrik dan tingkat

pendapatannya, maka dilakukan analisa dan perhitungan secara teknis.

Selanjutnya dilakukan pula analisa terhadap ekonomi dan pembiayaannya, dan

dari analisa aspek ekonomi tersebut diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat

diambil untuk pengarahan secara tepat.

Untuk mengetahui kelayakan dan tingkat pendapatan dari suatu pabrik,

berbagai variabel digunakan sebagai pedoman untuk menentukan layak atau

tidaknya suatu pabrik didirikan berdasarkan segi ekonomi. Adapun variabel yang

digunakan antara lain :

- Total Modal Investasi

- Hasil Penjualan

- Total Biaya Produksi

- Perkiraan laba / rugi usaha

- Profit Margin (PM)

- Break Event Point (BEP)

- Return Of Investment (ROI)

- Pay Out Time (POT)

- Internal Rate of Return (IRR)

Universitas Sumatera Utara


10.1. Total Modal Investasi

Total modal investasi adalah sejumlah modal untuk mendirikan suatu pabrik

atau menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Total modal

investasi terdiri dari :

10.1.1. Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCL)

Modal investasi langsung adalah segala biaya yang diperlukan untuk

membeli peralatan pabrik yang pemakaiannya selama pabrik berproduksi.

Tabel 10.1. Modal Investasi Tetap (MIT / FCL)

No Komponen Biaya (Rp)


Modal Investasi Tetap Langsung
1 Tanah 4.068.875.000
2 Bangunan 3.460.000.000
3 Peralatan proses dan utilitas 12.900.000.000
5 Biaya perpipaan 8.159.250.000
6 Biaya instalasi listrik 2.967.000.000
7 Biaya instalasi 1.483.500.000
8 Biaya inventaris kantor 6.675.750.000
9 Biaya perlengkapan kebakaran dan keamanan 5.934.000.000
10 Sarana transportasi 2.750.000.000
Modal Investasi Tetap Tak Langsung
11 Pra Investasi 5.181.687.500
12 Biaya Perizinan 5.181.687.500
13 Biaya Engineering 5.181.687.500
14 Biaya Kontraktor 5.181.687.500
15 Biaya tidak terduga 5.181.687.500
TOTAL 77.725.312.500
10.1.2. Modal Kerja / Working Capital

Universitas Sumatera Utara


Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai

mampu menarik hasil penjualan dan memutar keuangannya. Dasar kebutuhan

biaya operasional awal untuk beberapa bulan sesuai dengan kebutuhan. Dalam

prarancangan ini modal kerja diambil 3 (tiga) bulan.

Tabel 10.2.Modal Kerja

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1 Biaya Bahan Baku dan Utilitas 915.136.536.960
2 Kas 12.490.427.426.712
3 Biaya start up 777.253.125
4 Piutang Dagang 92.290.950.950
TOTAL 334.342.765.027

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap (MIT) + Modal Kerja

= Rp 77.725.312.500,- + Rp 334.342.762.027,-

= Rp 412.068.077.527,-

Modal berasal dari :

- Modal sendiri : 60% dari Total Modal Investasi = Rp 247.240.846.516,-

- Pinjaman dari bank : 40% dari Total Modal Investasi = Rp 164.827.231.011,-

10.2. Hasil Penjualan

Hasil penjualan molases adalah sebesar Rp 369.163.803.800,-

10.3. Total Biaya Produksi

Universitas Sumatera Utara


Total biaya produksi merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik

berproduksi mulai dari biaya pengadaan bahan baku, biaya pemasaran dan biaya

umum. Total biaya produksi terdiri dari :

10.3.1. Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak bergantung dari jumlah produksi.

Tabel 10.3.Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1 Gaji Karyawan 2.534.400.000
2 Bunga Pinjaman Bank 31.317.173.892
3 Deprisiasi dan Amortisasi 9.346.659.167
4 Biaya Perawatan 4.774.800.000
5 Biaya Tambahan 7.772.531.250
6 Biaya Administrasi 21.120.000
7 Pemasaran dan Distribusi 777.253.125
8 Laboratorium dan Litbang 777.253.125
9 Asuransi 7.793.651.250
TOTAL 65.500.776.809

10.3.2. Biaya Variabel/Variabel Cost (VC)

Biaya variabel adalah biaya yang tergantung jumlah produksi.

Tabel 10.4 Biaya Variabel

No Jenis Biaya Jumlah (Rp)


1 Bahan baku proses dan utilitas 183.027.307.392
2 Pemasaran 77.725.313
3 Perawatan 477.480.000
4 Lainnya 1.554.506.250
TOTAL 185.137.018.095
Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel

Universitas Sumatera Utara


= Rp 65.500.776.809,- + Rp 185.137.018.955,-

= Rp 250.637.795.763,-

10.4. Perkiraan Laba / Rugi Usaha

• Laba sebelum pajak = Rp 118.526.008.037,-

• Pajak penghasilan = Rp 35.445.302.411,-

• Laba setelah pajak = Rp 83.080.705.625,-

10.5. Aspek Analisa Ekonomi

10.5.1. Profit Margin (PM)

Merupakan persentase yang menunjukkan perbandingan antara

keuntungan sebelum pajak penghasilan dengan total penjualan. PM = 32,11 %

Dari hasil perhitungan PM, maka Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada

Pabrik Gula ini memberikan keuntungan.

10.5.2. Break Event Point (BEP)

Merupakan titik kesetimbangan antara penerimaan dan pengeluaran.

BEP = 35,59 %

Kapasitas produk pada titik BEP = 602.408.207,1 kg/tahun

Nilai jual pada titik BEP = Rp 903.612.310.650,-

Dari data Feasibilities adalah,

= BEP ≥ 70% (kurang layak/unfeasible)

= BEP ≤ 50% (layak/feasible)

BEP perhitungan 35,59 % menunjukkan Pra Rancangan Pembuatan

Molases Pada Pabrik Gula ini layak untuk didirikan.

Universitas Sumatera Utara


10.5.3. Return of Investment (ROI)

ROI adalah besarnya persentase keuntungan pengembalian modal tiap

tahun dari penghasilan bersih bertahun-tahun. Resiko pengembalian modal

adalah: ROI ≤ 11% resiko pengembalian modal kecil.

ROI ≤ 44% resiko pengembalian modal besar.

Hasil perhitungan diperoleh pengembalian modal tiap tahun ROI = 20,16

%, sehingga Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula yang akan

dibangun itu termasuk pengembalian modal kecil.

10.5.4. Pay Out Time (POT)

Merupakan jangka waktu pengembalian modal dengan asumsi bahwa

pabrik beroperasi dengan kapasitas penuh tiap tahun POT = 4,96 tahun masih

dalam batas yang diizinkan (untuk industri kecil resikonya sampai batas 5 tahun).

10.5.5. Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga

pertahunnya dari semua pengeluaran yang dilakukan mulai dari tahap awal

pendirian sampai pada usaha itu sendiri. Kelayakan tercapai bila IRR lebih besar

dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang dipakai dalam pengembalian

bunga pinjaman ke bank. IRR pada perhitungan menunjukkan 43,44 %,

sedangkan bunga pinjaman bank sebesar 19% (Bank BNI Cab. USU Medan,

2005).

Universitas Sumatera Utara


BAB XI

KESIMPULAN DAN SARAN

11.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa perhitungan pada Pra Rancangan Pembuatan Molases

Pada Pabrik Gula ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain adalah:

1. Kapasitas rancangan pabrik direncanakan 5000 ton / hari.

2. Bentuk organisasi yang direncanakan adalah organisasi bentuk garis dan

staff.

3. Pabrik ini tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan.

4. Mendukung program pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja dan

ahli teknologi.

5. Secara ekonomi pabrik ini menguntungkan dan hal ini dapat dilihat dari

hasil analisa ekonomi yaitu :

- Total Modal Investasi : Rp. 412.068.077.527,-

- Hasil Penjualan : Rp. 369.163.803.800,-

- Total Biaya Produksi : Rp. 250.637.795.763,-

- Profit Margin (PM) : 32,11 %

- Break Event Point (BEP) : 35,59 %

- Return Of Investment (ROI) : 20,16 %

- Pay Out Time (POT) : 4,96 tahun

- Internal Rate of Return (IRR) : 43,44 %

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pra Rancangan

Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula untuk kapasitas 5000 ton / hari layak

didirikan di daerah Kawasan Industri Medan (KIM) II, Kecamatan Medan

Labuhan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

11.2. Saran

Kami menyadari bahwa Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik

Gula yang kapasitasnya 5000 ton / hari masih ada kesalahan, baik tulisan maupun

perhitungan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak terutama dari dosen penguji demi kesempurnaan perancangan ini.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN A

PERHITUNGAN NERACA MASSA

Basis Perhitungan : 1 jam operasi.

Waktu Operasi : 330 hari.

Satuan Operasi : kg/jam.

Kapasitas Produksi : 5000 ton / hari = 208.333,33 kg/jam

Pra Rancangan Pembuatan Molases Pada Pabrik Gula dengan kapasitas

bahan baku 5000 ton / hari mempunyai komposisi bahan baku dan produk dengan

persentase sebagai berikut :

• Komposisi Nira Kental : (Pabrik Gula Sei Semayang, 2007)

Nira : 85 %

Air : 15 %

• Komposisi Molases/Produk : (Pabrik Gula Sei Semayang, 2007)

Nira : 89,16 %

Air : 10,84 %

Misal :

Nira :A

Air :B

Universitas Sumatera Utara


LA-1. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)

A= 85 % 1 3 A = ...
B= 15% VP-01 B=…

Gambar LA.1. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 01

Neraca Massa Total :

F1 = F2 + F3………………….(1)

F2 + F3 = 208.333,33 kg/jam

F2 B = 5 % x F1 B

Neraca Massa Komponen :

F1 X 1 A = 208.333,33 kg/jam x 0,85

= 177.083,33 kg/jam

F1 X1 B = 208.333,33 kg/jam x 0,15

= 31.249,99 kg/jam

F2 B = 5 % x F1 B

F2 B = 5 % x 31.249,99 kg/jam

= 1.562,49 kg/jam

F3 X3 A = F1 X1 A

= 177.083,33 kg/jam

F3 X3 B = F1X1 B – F2X2 B

= 31.249,99 kg/jam – 1.562,49 kg/jam

= 29.687,5 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Tabel LA-1. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

1 2 3
A 177.083,33 - 177.083,33
B 31.249,99 1.562,49 29.687,5
TOTAL 208.333,33 208.333,33

LA-2. Neraca Massa Pada Centrifugal 01 (C-01)

A= 85,64 % 3 5 A = ...
B= 14,36% C-01 B=…

Gambar LA.2. Neraca Massa Pada Centrifugal 01

Neraca Massa Total :

F3 = F4 + F5 ………………….(2)

F4 + F5 = 206.770,84 kg/jam

F4 A = 3 % x F3 A

Neraca Massa Komponen :

F4 A = 3 % x F3 A

F4 A = 3 % x 177.083,33 kg/jam

=.5,312,49 kg/jam

F5 X5 B = F3 X3 B

= 29.687,5 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


F5 X5 A = F3X3 A – F4X4 A

= 177.083,33 kg/jam – 5.312,49 kg/jam

= 171.770,84 kg/jam

Tabel LA-2. Neraca Massa Pada Centrifugal 01 (C-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

3 4 5
A 177.083,33 5.312,49 171.770,84
B 29.678,5 - 29.678,5
TOTAL 206.770,84 206.770,84

LA-3. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)

10

A= 85,26 % 6 8 A = ...
VP-02 B=…
B= 14,74%

Gambar LA.3. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 02

Neraca Massa Total :

F6 = F8 + F10 ………………….(3)

F8 + F10 = 201.458,35 kg/jam

F10 B = 5 % x F6 B

Neraca massa komponen :

F10 B = 5 % x F6 B

F10 B = 5 % x 29.687,5 kg/jam

= 1.484,37 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


F8 X8 A = F6 X6 A

= 137.416,67 kg/jam

F8 X8 B = F6X6 B – F10X10 B

= 29.687,5 kg/jam – 1.483,37 kg/jam

= 28.203,13 kg/jam
Tabel LA-3. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

6 8 10
A 171.770,84 171.770,84 -
B 29.687,5 28.203,13 1.484,37
TOTAL 201.458,35 201.458,35

LA-4. Neraca Massa Pada Centrifugal 02 (C-02)

A= 85,89 % 8 11 A = ...
B= 14,11% C-01 B=…

Gambar LA.4. Neraca Massa Pada Centrifugal 02

Neraca Massa Total :

F8 = F9 + F11 ………………….(4)

F9 + F11 = 199.997,98 kg/jam

F9 A = 3 % x F8 A

Universitas Sumatera Utara


Neraca Massa Komponen :

F9 A = 3 % x F8 A

F9 A = 3 % x 171.770,84 kg/jam

= 5.153,12 kg/jam

F11 X11 B = F8 X8 B

= 28.203,13 kg/jam

F11 X11 A = F8X8 A – F9X9 A

= 171.770,84 kg/jam – 5.153,12 kg/jam

= 166.617,71 kg/jam

Tabel LA-4. Neraca Massa Pada Centrifugal 02 (C-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

8 9 11
A 171.770,84 5.153,12 166.617,71
B 28.203,13 - 28.203,13
TOTAL 199.997,98 199.997,98

LA-5. Neraca Massa Pada Mixer 01 (M-01)

B
19

5 9
M-01 A
A
7
A = 95 %
B=…

Gambar LA.5. Neraca Massa Pada Mixer 01

Universitas Sumatera Utara


Neraca Massa Total :

F5 + F9 + F19 = F7 ………………….(5)

5.213,49 kg/jam + 5.153,12 kg/jam + F19 = F7

10.366,61 kg/jam + F19 = F7

F19 = 10% x (F5 + F9)

Neraca Massa Komponen :

10.366,61 kg/jam = F7 + F19

10.366,61 kg/jam = F7 + 10% x (F5 + F9)

10.366,61 kg/jam+10%x(10.366,61 kg/jam) = F7

F7 = 11.403,27 kg/jam

F19 = 10% x (10.366,61 kg/jam)

= 1.036,66 kg/jam

F7 X7 A = 11.403,27 kg/jam x 0,95

= 10.833,11 kg/jam

F7 = F7X7 A + F7X7 B

F7 X7 B = 11.403,27 kg/jam – 10.833,11 kg/jam

= 570,16 kg/jam

Tabel LA-5. Neraca Massa Pada Mixer 01 (M-01)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

5 9 19 7
A 5.213,49 5.153,12 - 10.833,11
B - - 1.036,66 570,16
TOTAL 11.403,27 11.403,2
7

Universitas Sumatera Utara


LA-6. Neraca Massa Pada Mixer 02 (M-02)

A= 95 % 7 13 A = ...
B= 5% M-02 B=…

14

Gambar LA.6. Neraca Massa Pada Mixer 02

Neraca Massa Total :

F7 = F13 + F14 ………………….(6)

F13 + F14 = 11.403,27 kg/jam

F14 A = 0,01 % x F7 A

Neraca Massa Komponen :

F14 A = 0,01 % x F7 A

F14 A = 0,01 % x 10.833,11 kg/jam

= 1.08 kg/jam

F13 X13 B = F7 X7 B

= 570,16 kg/jam

F13 X13 A = F7X7 A – F14X14 A

= 10.833,11 kg/jam – 1,08 kg/jam

= 10.832,03 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Tabel LA-6. Neraca Massa Pada Mixer 02 (M-02)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

7 13 14
A 10.833,11 10.832,03 1,08
B 570,16 570,16 -
TOTAL 11.403,27 11.403,27

LA-7. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)

16

A= 85,52 % 12 15 A = ...
VP-03 B=…
B= 14,47%

Gambar LA.7. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 03

Neraca Massa Total :

F12 = F15 + F16 ………………….(3)

F15 + F16 = 194.844,86 kg/jam

F16 B = 5 % x F12 B

Neraca Massa Komponen :

F16 B = 5 % x F12 B

F16 B = 5 % x 28.203,13 kg/jam

= 1.410,15 kg/jam

F15 X15 A = F12 X12 A

= 166.617,71 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


F15 X15 B = F12X12 B – F16X16 B

= 28.203,13 kg/jam – 1.410,15 kg/jam

= 26.792,97 kg/jam

Tabel LA-7. Neraca Massa Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

12 15 16
A 166.617,71 166.617,71 -
B 28.203,13 26.792,97 1.410,15
TOTAL 194.844,86 194.844,86

LA-8. Neraca Massa Pada Centrifugal 03 (C-03)

A= 94,99 % 13 15 A = 88,81%
B= 5,01% C-03
B = 11,19 %

17

A = ...
B=…

Gambar LA.8. Neraca Massa Pada Centrifugal 03

Neraca Massa Total :

F17 = F13 + F15 ………………….(8)

F17 = 193.434,71 kg/jam + 11.402,19 kg/jam

= 204.836,9 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


Neraca Massa Komponen :

F17 X17 A = F13X13 A + F15X15 A

= 10.832,03 kg/jam + 166.617,71 kg/jam

= 177.449,74 kg/jam

F17 X17 B = F13X13 B + F15X15 B

= 570 16 kg/jam + 26.792,97 kg/jam

= 27.363,13 kg/jam

Tabel LA-8. Neraca Massa Pada Centrifugal 03 (C-03)

Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)

13 15 17
A 10.832,03 166.617,71 177.449,74
B 570,16 26.792,97 27.363,13
TOTAL 204.836,97 204.836,19

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN B

PERHITUNGAN NERACA ENERGI

Basis Perhitungan = 1 Jam Operasi


Suhu Referensi = 250C (298 K)
Satuan Perhitungan = kJ/jam

B.1. Sifat Fisik Bahan


B.1.1. Kapasitas Panas/Cp
Harga kapasitas panas (Cp) untuk masing-masing bahan yang digunakan
adalah (Perrys, 1997):
Cp Nira / A = 602,81 J/mol.K
Cp Air (H 2 O) / B = 75,24 J/mol.K
BM Nira / A = 180 kg/kmol
BM Air (H 2 O) / B = 18 kg/kmol

LB-1. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)


Steam
P = 1,013 bar
T = 980C

A 1 B
VP-01
2
B P = 1,013 bar
P = 1,013 bar T = 700C
T = 300C
3
A Kondensat
B P = 1,013 bar
0
P = 1,013 bar T = 70 C
T = 700C

Gambar LB-1. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)

Universitas Sumatera Utara


Tabel LB-1. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 01 (VP-01)
Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.083.33 983.79 602,81 5 2.965.192,25
B 31.249.99 1.736.11 75,24 5 653.124,58
TOTAL 3.618.316,83

Tabel LB-2. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 01 (VP-01)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.083,33 983,79 602,81 45 26.686.730,25
B 29.687,50 1.649,30 75,24 45 5.584.199,94
B 1.562,49 86,80 75,24 45 293.887,44
TOTAL 32.564.817,63

dQ = Q out – Q in
= (32.564.817,63 – 3.618.316,83) kJ
= 28.946.500,80 kJ/jam
Maka panas yang dilepas steam sebesar 28.946.500,80 kJ/jam.
Vacuum Pan (VP-01) membutuhkan panas sebesar 28.946.500,80 kJ/jam.
Untuk mencapai kondisi Vacuum Pan (VP-01) digunakan saturated steam yang
masuk pada suhu 980C; 1,013 bar. Dari Appendix steam tabel 8, Reklaitis (1983)

diperoleh bahwa pada suhu 980C; 1,013 bar besar entalpi ( H ) steam adalah 2.673
kJ/kg. Steam keluar sebagai kondensat pada suhu 700C; 1,013 bar. Dari Appendix
steam tabel 8, Reklaitis (1983) diperoleh uap air pada suhu 700C; 1,013 bar
mempunyai besar entalpi sebesar 293 kJ/kg.

Universitas Sumatera Utara


Sehingga jumlah steam yang dibutuhkan adalah :
dQ

H steam − H L
m =

28.946.500,80
2.673 − 293
=

= 12.162,39 kg/jam
LB-2. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)
Steam
P = 1,013 bar
T = 980C

A 12 B
VP-02
16
B P = 1,013 bar
P = 1,013 bar T = 800C
T = 650C
15
A Kondensat
B P = 1,013 bar
0
P = 1,013 bar T = 80 C
T = 800C

Gambar LB-2. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)


Tabel LB-3. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 02 (VP-02)
Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 171.770,84 954,28 602,81 40 23.009.981,07
B 29.687,50 1.649,30 75,24 40 4.963.733,28
TOTAL 27.973.714,35

Tabel LB-4. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 02 (VP-02)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 171.770,84 954,28 602,81 55 31.638,97
B 28.203,13 1.566,84 75,24 55 6.483.897,29
B 1.484,37 82,46 75,24 55 341.235,97
TOTAL 38.463,857,23

Universitas Sumatera Utara


dQ = Q out – Q in
= (38.463.857,23 – 27.973.714,35) kJ
= 10.490.142,88 kJ/jam
Maka panas yang dilepas steam sebesar 10.490.142,88 kJ/jam.
Vacuum Pan 02 (VP-02) membutuhkan panas sebesar 10.490.142,88
kJ/jam. Untuk mencapai kondisi Vacuum Pan 02 (VP-02) digunakan saturated
steam yang masuk pada suhu 980C; 1,013 bar. Dari Appendix steam tabel 8,

Reklaitis (1983) diperoleh bahwa pada suhu 980C; 1,013 bar besar entalpi ( H )
steam adalah 2.673 kJ/kg. Steam keluar sebagai kondensat pada suhu 800C; 1,013
bar. Dari Appendix steam tabel 8, Reklaitis (1983) diperoleh uap air pada suhu
800C; 1,013 bar mempunyai besar entalpi sebesar 334,90 kJ/kg.
Sehingga jumlah steam yang dibutuhkan adalah :
dQ

H steam − H L
m =

10.490.142,88
2.673 − 334,90
=

= 4.486,61 kg/jam

LB-3. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)


Steam
P = 1,013 bar
T = 980C

A 12 B
VP-03
15
B P = 1,013 bar
P = 1,013 bar T = 900C
T = 750C
16
A Kondensat
B P = 1,013 bar
0
P = 1,013 bar T = 90 C
T = 900C

Gambar LB-3. Neraca Energi Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)

Universitas Sumatera Utara


Tabel LB-5. ∆ H Bahan Masuk Pada Vacuum Pan 03 (VP-03)
Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 166.617,71 925,65 602,81 50 27.899.553,83
B 28.203,13 1.566,84 75,24 50 5.894.452,08
TOTAL 33.794.005,91

Tabel LB-6. ∆ H Bahan Keluar Dari Vacuum Pan 03 (VP-03)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 166.617,71 925,65 602,81 65 36.269.419,97
B 26.762,97 1.488,49 75,24 65 7.279.609,19
B 1.410,15 78,34 75,24 65 383.129,60
TOTAL 43.932.159,47

dQ = Q out – Q in
= (43.932.159,47 – 33.794.005,91) kJ
= 10.138.153,56 kJ/jam
Maka panas yang dilepas steam sebesar 10.138.153,56 kJ/jam.
Vacuum Pan 03 (VP-03) membutuhkan panas sebesar 10.138.153,56
kJ/jam. Untuk mencapai kondisi Vacuum Pan 03 (VP-03) digunakan saturated
steam yang masuk pada suhu 980C; 1,013 bar. Dari Appendix steam tabel 8,

Reklaitis (1983) diperoleh bahwa pada suhu 980C; 1,013 bar besar entalpi ( H )
steam adalah 2.673 kJ/kg. Steam keluar sebagai kondensat pada suhu 900C; 1,013
bar. Dari Appendix steam tabel 8, Reklaitis (1983) diperoleh uap air pada suhu
900C; 1,013 bar mempunyai besar entalpi sebesar 377 kJ/kg.
Sehingga jumlah steam yang dibutuhkan adalah :
dQ

H steam − H L
m =

10.138.153,56
2.673 − 377
=

= 4.415,57 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LB-4. Neraca Energi Pada Kondenser (K-01)
Air Pendingin
P = 1,013 bar
T = 250C

A A
B 17 18 B
K-01
P = 1,013 bar P = 1,013 bar
T = 900C T = 300C

Air Pendingin Bekas


P = 1,013 bar
T = 300C

Gambar LB-4. Neraca Energi Pada Kondenser (K-01)

Tabel LB-7 ∆ H Bahan Masuk Pada Kondenser (K-01)

Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)


(kJ/kmol.K) (K)
A 177.449,74 985,83 602,81 60 35.656.090,94
B 27.363,13 1.520,17 75,24 60 6.862.655,45
TOTAL 42.518.746,39

Tabel LB-8. ∆ H Bahan Keluar Dari Kondenser (K-01)


Komponen M (kg) n (kmol) Cp ∆T n.Cp.dT (kJ)
(kJ/kmol.K) (K)
A 177.449,74 985,83 602,81 5 2.971.340,91
B 27.363,13 1.520,17 75,24 5 571.887,95
TOTAL 3.543.228,86

dQ = Q out – Q in
= (3.543.228,86 – 42.518.746,39) kJ
= -38.975.517,53 kJ/jam
Maka panas yang diserap air pendingin sebesar -38.975.517,53 kJ/jam.

Universitas Sumatera Utara


Digunakan air pendingin dengan temperatur masuk 250C (298 K), 1 atm
dan keluar pada temperatur 300C (303 K), 1 atm. Cp air = 75,24 Joule/mol.K
(Perry, 1997).
Q = n x Cp x dT
Q - 38.975.517,53
75,24 x(298 − 303)
n = = = 103.603,18 kmol
Cp.dT
Maka jumlah air pendingin yang digunakan adalah :
m = n x BM
= 103.603,18 kmol x 18 kg/kmol = 1.864.857,29 kg/jam

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN C

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN

LC-1. Tangki Nira Kental

Fungsi : untuk menampung nira kental selama 30 hari

Jumlah : 10 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal, alas datar.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-1. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Tangki

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


Nira Kental 177.083,33 0,85 208.333,33
Total 177.083,33 208.333,33
(Sumber : Neraca Massa)

ρ = 0,85 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 53,0947 lb/ft3 (Perry, 1997)

Direncanakan dibuat tangki sebanyak 10 unit untuk persediaan 30 hari maka :

t = 30 hari = 30 hari x 24 jam/hari = 720 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 208.333,33 liter x 720 = 149.999.997,20 liter

= 149.999,99 m3

Universitas Sumatera Utara


Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 149.999,99 (1 + 0,2 ) = 179.999,99 m3

179.999,99
Masing-masing tangki memiliki volume sebesar = = 17.999,99 m3
10

4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup berbentuk

ellipsoidal, alas datar.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume tutup tangki :

π
Vh = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Volume tangki = Vs + Vh

17.999,99 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

17.999,99 m3 = 1,3084 D3

17.999,99
D3 = = 13.757,25 m3
1,3084

D = 3 13.757,25 m 3 = 23,96 m

= 23,96 m x 3,2808 ft/m = 78,61 ft

Universitas Sumatera Utara


5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 23,96 = 35,94 m
2 2

Tinggi tutup,

1 1
Hh = x D = x 23,96 = 5,99 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Hh

= 35,94 m + 5,99 m = 41,93 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x17.999,99
Hc = = = 39,94 m
3,14 x 23,96 2

= 39,94 m x 3,2808 ft/m = 131,04 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 53,0947(131,04 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 47,95
144 144

= 62,61 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 62,61 x (1,2) = 75,13 psi

7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Universitas Sumatera Utara


Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

75,13 x 23,96 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x75,13
t= + (0,0125x10)

t = 2,02 in + 0,125 in

= 2,14 in

(dipilih tebal dinding standar 2,15 inchi)

LC-2. Vacuum Pan

Fungsi : untuk mengurangi kandungan air pada nira

Jumlah : 3 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder tegak dengan tutup berbentuk datar, alas kerucut.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-2. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Vacuum Pan

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


Nira Kental 177.083,33 0,85 208.333,33
Total 177.083,33 208.333,33
(Sumber : Neraca Massa)

ρ = 0,85 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 53,0947 lb/ft3 (Perry, 1997)

Waktu tinggal nira dalam vacuum pan (t) = 1 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Universitas Sumatera Utara


Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 208.333,33 liter x 1 = 208.333,33 liter

= 208,33 m3

Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 208,33 (1 + 0,2 ) = 249,99 m3

4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup datar, alas kerucut.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume alas tangki :

π
Va = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Volume tangki = Vs + Va

249,99 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

249,99 m3 = 1,3084 D3

249,99
D3 = = 191,07 m3
1,3084

Universitas Sumatera Utara


D = 3 191,07 m 3 = 5,76 m

= 5,76 m x 3,2808 ft/m = 18,94 ft

5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 5,76 = 8,64 m
2 2

Tinggi alas,

1 1
Ha = x D = x 5,76 = 1,44 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Ha

= 8,64 m + 1,44 m = 10,08 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x 249,99
Hc = = = 9,59 m
3,14 x5,76 2

= 9,59 m x 3,2808 ft/m = 31,49 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 53,0947(31,49 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 11,24
144 144

= 25,94 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 25,94 x (1,2) = 31,12 psi

Universitas Sumatera Utara


7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

31,12 x5,76 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x31,12
t= + (0,0125x10)

t = 0,75 in + 0,125 in

= 0,87 in

(dipilih tebal dinding standar 0,90 inchi)

Jacket steam,

Kebutuhan steam = 12.162,39 kg/jam

Panas steam = 28.946.500,80 kJ/jam (Neraca Energi)

Temperatur steam masuk = 980C = 176,40 0F

Temperatur steam keluar = 700C = 126 0F

Diameter luar vacuum pan = diameter dalam + 2x tebal dinding

= 18,94 x 12 in + 2 x 2 in = 231,28 in

Asumsi jarak jaket = 5 in

Diameter dalam jaket = 231,28 in + 2 x 5 in

= 241,28 in

Universitas Sumatera Utara


dQ
U D x∆T
Luas permukaan perpindahan panas, A =

Dimana :

dQ = panas yang yang dibawa oleh air pendingin, BTU/jam

= 28.946.500,80 kJ/jam = 27.499.175,76 BTU/jam

∆T = perbedaan temperatur fluida masuk dan keluar

= T 1 = 176,40 0F, T 2 = 126 0F, ΔT = 50,4

UD = koefisien perpindahan panas, BTU/jam.0F.ft2

Besar U D berada antara 50 – 150 BTU/jam.0F.ft2 (Perry, 1997)

U D yang diambil adalah 50 BTU/jam.0F.ft2

Sehingga,

27.499.175,76
A = = 10.912,37 ft2
50 x50,4

Tinggi jaket steam,

πxD 3,14 x 20,10


A 10.912,37
H = = = 172,89 ft

Tekanan jaket steam,

ρ ( Hc − 1)
P desain =P operasi +
144

Dimana : ρ = 62,2 lb/ft3, tekanan operasi 14,696 psi

62,2(172,89 − 1)
P desain = 14,696 + = 88,95 psi
144

Tebal jaket pendingin,

+ (Cxn)
PxDx12
12.650 x0,85 − 0,6 P
t=

+ (0,0125 x10)
88,95 x 20,10 x12
12.650 x0,85 − 0,6 x88,95
t=

Universitas Sumatera Utara


t = 2,00 in + 0,125 in

= 2,12 in

(dipilih tebal dinding standar 2,15 inchi)

Ejektor,

P ob = tekanan operasi dalam tangki = 0,5 bar

P oa = tekanan steam yang masuk ke ejektor = 16 bar

P 03 = tekanan yang keluar dari ejektor = 1 atm = 1,01325 bar

= = 0,03125
P03 1,01325 Pob 0,5
= = 2,0265 ,
Pob 0,5 Poa 16

Dari figure 10-102 Perrys (1997) diperoleh :

= 50 , = 15
A2 wb
A1 wa

wb = jumlah uap air yang dikeluarkan = 1.562,49 kg/jam (Neraca Energi)

Sehingga jumlah steam yang diperlukan adalah :

wb 1.562,49
wa = = = 104,17 kg/jam
3,8 15

Gambar LC-1. Ejektor dan bagian-bagiannya

Universitas Sumatera Utara


LC-3. Centrifugal (C-01)

Fungsi : untuk mencampur nira dengan air sehingga memperkecil

gumpalan nira

Jumlah : 3 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder tegak dengan tutup berbentuk datar, alas kerucut.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-3. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Centrifugal

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


Nira 177.083,33 0,850 208.333,33
Air 29.687,50 0,995 31.250,00
Total 206.770,84 219.298,24
(Sumber : Neraca Massa)

206.770,84
ρ= = 0,94 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 58,86 lb/ft3
219.298,24

Waktu tinggal dalam centrifugal (t) = 1 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 219.968,97 liter x 1 = 219.968,97 liter

= 219,97 m3

Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 219,97 (1 + 0,2 ) = 263,96 m3

Universitas Sumatera Utara


4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup datar, alas kerucut.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume alas tangki :

π
Va = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Volume tangki = Vs + Va

263,96 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

263,96 m3 = 1,3084 D3

263,96
D3 = = 201,74 m3
1,3084

D = 3
201,74 m 3 = 14,20 m

= 14,20 m x 3,2808 ft/m = 46,59 ft

5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 14,20 = 21,30 m
2 2

Universitas Sumatera Utara


Tinggi alas,

1 1
Ha = x D = x 14,20 = 3,55 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Ha

= 21,30 m + 3,55 m = 24,85 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x 263,96
Hc = = = 23,68 m
3,14 x14,20 2

= 23,68 m x 3,2808 ft/m = 77,69 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 71,79(77,69 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 31,35
144 144

= 46,04 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 46,04 x (1,2) = 55,25 psi

7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Universitas Sumatera Utara


Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

55,25 x14,20 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x55,25
t= + (0,0125x10)

t = 0,88 in + 0,125 in

= 1,03 in

(dipilih tebal dinding standar 1,10 inchi)

LC-4. Mixer

Fungsi : untuk mencampur nira dengan air sehingga memperkecil

gumpalan nira yang tidak terproses di centrifugal

Jumlah : 2 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder tegak dengan tutup berbentuk datar, alas ellipsoidal.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-4. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Mixer

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


Nira 10.833,11 0,850 12.744,83
Air 570,16 0,995 573,02
Total 11.403,27 13.317,85
(Sumber : Neraca Massa)

11.403,27
ρ= = 0,85 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 53,45 lb/ft3
13.317,85

Universitas Sumatera Utara


Waktu tinggal dalam mixer (t) = 1 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 13.415,61 liter x 1 = 13.415,61 liter

= 13,41 m3

Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 13,41 (1 + 0,2 ) = 16,09 m3

4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup datar, alas

ellipsoidal.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume alas tangki :

π
Va = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Universitas Sumatera Utara


Volume tangki = Vs + Va

16,09 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

16,09 m3 = 1,3084 D3

16,09
D3 = = 12,30 m3
1,3084

D = 3 12,30 m 3 = 2,30 m

= 2,30 m x 3,2808 ft/m = 7,57 ft

5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 2,30 = 3,45 m
2 2

Tinggi alas,

1 1
Ha = x D = x 2,30 = 0,57 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Ha

= 3,45 m + 0,57 m = 4,02 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x16,09
Hc = = = 3,87 m
3,14 x 2,30 2

= 3,87 m x 3,2808 ft/m = 12,71 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Universitas Sumatera Utara


Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 53,45(12,71 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 4,35
144 144

= 19,01 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 19,01 x (1,2) = 22,81 psi

7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

22,81x16,09 x12
12.650 x0,85 − 0,6 x 22,81
t= + (0,0125x10)

t = 0,41 in + 0,125 in

= 0,53 in

(dipilih tebal dinding standar 0,55 inchi)

Pengaduk (agitator),

Fungsi : untuk menghomogenkan campuran

Tipe : helical ribbon

Universitas Sumatera Utara


Pengaduk didesain dengan standar sebagai berikut :


1
Diameter pengaduk, Da =x Dt = x 7,57 ft = 2,52 ft
3


1 1
Lebar efektif, J = x Dt = x 7,57 ft = 0,63 ft
12 12

• Tinggi pengaduk dari dasar, E = Da = 2,52 ft

• Kecepatan putaran: 500 rpm →


500
= 8,3333 rps
60

Daya Pengaduk,

Sifat-sifat bahan campuran dalam mixer :

Densitas, ρ = 53,45 lb/ft3

Viscositas, μ = 4,6 cp x 6,7197 x 10-4 lb/ft.s = 0,0031 lb/ft.s (Kern, 1965)

Bilangan Reynold,

Da 2 xNxρ
µ
N Re =

2,52 2 x8,3333 x53,45


= = 912.078,25
0,0031

Dari figure 8.3 N.Harnby, 1992 diperoleh nilai Np = 0,8

Maka daya pengadukan,

Da 5 xNpxN 3 xρ
P =
32,17 x550

2,52 5 x0,8 x8,33333 x53,45


= = 8,77 hp
32,17 x550

Daya motor, (diasumsikan efisiensi motor 80%)

η
P 8,77
P motor = = = 10,97 hp
0,8

Untuk desain dipilih motor dengan daya 11,00 hp

Universitas Sumatera Utara


LC-5. Tangki Produk

Fungsi : untuk menampung produk selama 15 hari

Jumlah : 10 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder tegak dengan tutup berbentuk ellipsoidal, alas datar.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-5. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Tangki Produk

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


A 177.449,74 0,850 208.764,40
B 27.363,13 0,995 27.500,63
Total 204.836,90 236.265,03
(Sumber : Neraca Massa)

204.836,90
ρ= = 0,87 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 54,12 lb/ft3
236.265,03

Direncanakan dibuat tangki sebanyak 10 unit untuk persediaan 15 hari maka :

t = 30 hari = 15 hari x 24 jam/hari = 360 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 235.444,71 liter x 360 = 84.760.096,55 liter

= 84.760,09 m3

Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 84.760,09 (1 + 0,2 ) = 101.712,11 m3

Universitas Sumatera Utara


101.712,11
Masing-masing tangki memiliki volume sebesar = = 1.017,12 m3
10

4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup berbentuk

ellipsoidal, alas datar.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume tutup tangki :

π
Vh = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Volume tangki = Vs + Vh

1.017,12 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

1.017,12 m3 = 1,3084 D3

1.017,12
D3 = = 7.773,78 m3
1,3084

D = 3
7.773,78 m 3 = 19,81 m

= 19,81 m x 3,2808 ft/m = 64,99 ft

Universitas Sumatera Utara


5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 19,81 = 29,71 m
2 2

Tinggi tutup,

1 1
Hh = x D = x 19,81 = 4,95 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Hh

= 29,71 m + 4,95 m = 34,66 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x7.773,78
Hc = = = 25,23 m
3,14 x19,812

= 25,23 m x 3,2808 ft/m = 82,79 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 54,12(82,79 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 30,74
144 144

= 45,43 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 45,43 x (1,2) = 54,52 psi

7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Universitas Sumatera Utara


Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

54,52 x19,81x12
12.650 x0,85 − 0,6 x54,52
t= + (0,0125x10)

t = 1,21 in + 0,125 in

= 1,33 in

(dipilih tebal dinding standar 1,35 inchi)

LC-6. Kondenser

Fungsi : untuk menampung mendinginkan produk menjadi suhu kamar

Jumlah : 1 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Silinder horizontal dengan tutup berbentuk ellipsoidal.

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

3. Volume :

Tabel LC-6. Komponen Bahan Yang Terdapat Pada Kondenser

Komponen M (kg/jam) ρ (kg/liter) V (liter/jam)


A 177.449,74 0,850 208.764,40
B 27.363,13 0,995 27.500,63
Total 204.836,90 236.265,03
(Sumber : Neraca Massa)

Universitas Sumatera Utara


204.836,90
ρ= = 0,87 kg/liter x 2,2046 lb/kg x 28,317 liter/ft3 = 54,12 lb/ft3
236.265,03

Waktu tinggal dalam kondenser/t = 1 jam

Faktor keamanan, fk = 20% = 0,2

Volume bahan masuk,

ρ
m
Vt =( )xt

= 236.265,03 liter x 1 = 236.265,03 liter

= 236,26 m3

Kapasitas volume tangki,

Vt = Vt (1 + fk)

= 236,26 (1 + 0,2 ) = 283,51 m3

4. Diameter :

Tangki didesain berbentuk silinder tegak dengan tutup berbentuk

ellipsoidal, alas datar.

Direncanakan perbandingan antara tinggi tangki dan tinggi head dengan diameter

tangki :

= , =
Hs 3 Hh 1
D 2 D 4

Volume silinder,

1  3  3
π .D 2 .Hs = π .D 2 . D  = π .D 3 = 1,1775 D3
1
4  2  8
Vs =
4

Volume tutup tangki :

π
Vh = D 3 = 0,1309 D3 (Brownell, 1959)
24

Universitas Sumatera Utara


Volume tangki = Vs + Vh

283,51 m3 = 1,1775 D3 + 0,1309 D3

283,51 m3 = 1,3084 D3

283,51
D3 = = 216,68 m3
1,3084

D = 3
216,68 m 3 = 14,72 m

= 14,72 m x 3,2808 ft/m = 48,29 ft

5. Tinggi :

Tinggi tangki,

3 3
Hs = x D = x 14,72 = 22,08 m
2 2

Tinggi tutup,

1 1
Hh = x D = x 14,72 = 3,68 m
4 4

Tinggi total tangki = Hs + Hh

= 22,08 m + 3,68 m = 25,76 m

Tinggi cairan dalam tangki,

πxD 2
4 xVc 4 x 283,51
Hc = = = 24,53 m
3,14 x14,72 2

= 24,53 m x 3,2808 ft/m = 80,49 ft

6. Tekanan :

Tekanan Operasi, P operasi = 1 atm = 14,696 psi

Universitas Sumatera Utara


Tekanan desain,

ρ ( Hc − 1) 54,12(80,49 − 1)
P desain = Poperasi + =14,696 + = 14,696 + 29,88
144 144

= 44,57 psi

Faktor keamanan 20%, maka

Tekanan desain alat = 44,57 x (1,2) = 53,49 psi

7. Tebal Dinding :

Bahan konstruksi tangki carbon steel grade B

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

Tebal dinding tangki :

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

53,49 x14,72 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x53,49
t= + (0,0125x10)

t = 0,88 in + 0,125 in

= 1,01 in

(dipilih tebal dinding standar 1,10 inchi)

LC-7. Pompa

Fungsi : Mengalirkan bahan

Type : Pompa sentrifugal

Universitas Sumatera Utara


Laju alir massa,

F = 177.083,33 kg/jam x 2,2046 lb/kg x 2,7778 x 10-4 jam/s

= 10,84 lb/s

Densitas,

ρ = 71,79 lb/ft3 (Perhitungan Sebelumnya)

Viskositas,

µ = 9,0 cp x 6,7197 x 10-4 lb/ft.s = 0,00605 lb/ft.s (Kern, 1965)

Kecepatan aliran,

ρ
F 10,84 lb / s
Q = =
71,79 lb / ft 3

= 0,15 ft3/s

Perencanaan pompa :

Diameter pipa ekonomis (De) dihitung dengan persamaan :

De = 3,9 (Q)0,45 (ρ)0,13 (Foust,1979)

= 3,9 (0,15)0,45(71,79)0,13

= 2,90 in

Dipilih material pipa comercial steel 3 in schedule 40, dengan :

• Diameter dalam (ID) = 3,50 in = 0,29 ft

• Diameter luar (OD) = 3,068 in = 0,25 ft

• Luas Penampang pipa (A) = 7,68 in2 = 0,05 ft2

Kecepatan rata-rata fluida dalam pipa,

Q 0,15 ft 3 / s
V = =
A 0,05 ft 2

= 3,00 ft/s

Universitas Sumatera Utara


Sehingga,

Bilangan Reynold,

ρVD 71,79 x3,00 x0,25


µ
N Re = =
0,00605

= 8.899,59

Material pipa merupakan bahan comercial steel maka diperoleh harga-harga

sebagai berikut :

ε = 4,6 x 10-5 m = 1,5092 x 10-4 ft

ε/D = 1,5092 x 10-4 ft/0,25 ft = 0,0006

dari grafik 5-9. Mc.Cabe, 1999 diperoleh f = 0,015

Panjang eqivalen total perpipaan (ΣL)

• Pipa lurus (L1 ) = 35,00 ft

• 1 buah gate valve fully open (L/D = 13),

L 2 = 1 x 13 x 0,25 ft = 3,25 ft

• 2 buah elbow 900 (L/D = 30), L3

L3 = 2 x 30 x 0,25 ft = 15,00 ft

• 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5)

(L/D = 25), L 4 = 1 x 25 x 0,25 ft = 6,25 ft

• 1 buah sharp edge exit (K = 1; L/D = 47)

L 5 = 1 x 47 x 0,25 ft = 11,75 ft

Total panjang ekuivalen (ΣL) = L1 + L 2 + L 3 + L 4 + L 5

= 71,25 ft

Universitas Sumatera Utara


Friksi (Σf),

fxV 2 xΣL 0,015 x3,00 2 x71,25


Σf = =
2 xgcxD 2 x32,17 x0,25

= 5,97 ft.lb f /lb m

Kerja Pompa (W),

Persamaan Bernouli

V1 − V2
( P1 − P2 ) + ( Z 1 − Z 2 ) + + W = Σf
2 xgc

P 1 = P 2 , V 1 = V 2 = 0, Z 1 = 0 dan Z 2 = 35,00

-35,00 + W = 5,97

W f = 5,97 + 35,00 = 40,97 lb.ft/jam

Daya,

WfxQxρ 40,97 x0,15 x71,79


Ws = =
550 550

= 0,80 hp

Jika efisiensi pompa, η = 80% dan efisiensi motor, η m = 75%

ηxη m 0,8 x0,75


Ws 0,80
P= = = 1,33 hp

Jadi digunakan pompa dengan daya 1,35 hp.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN D

PERHITUNGAN PERALATAN UTILITAS

LD-01. Bak Penampungan (BP-01)

Fungsi : Tempat menampung air dari sumur pompa

Jumlah : 1 unit

Spesifikasi :

1. Tipe : Bak beton

2. Bahan Konstruksi : Beton

Massa air yang dibutuhkan untuk 1 hari,

= 1.291.015,67 kg/hari

Volume,

ρ
m 1.291.015,67 kg/hari
= = 3
= 1.295,51 m3/hari
996,53 kg / m

Faktor keamanan, 20%

= (1+0,2) x 1.295,51 m3/hari

= 1.554,61 m3/hari

Direncanakan : Panjang bak = 3 x lebar bak

Tinggi bak = 2 x lebar bak

Sehingga, volume :

= p x l x t = l3

1.554,61 = l3 ⇒ l = 11,58 m

Universitas Sumatera Utara


Maka,

Panjang bak = 3 x 11,58 m = 34,75 m

Lebar bak = 11,58 m

Tinggi bak = 2 x 11,58 m = 23,16 m

LD-02. Klarifier (KL-01)

Fungsi : Sebagai tempat untuk memisahkan kontaminan-kontaminan

terlarut dan tersuspensi dari air dengan menambahkan alum yang

menyebabkan flokulasi dan penambahan soda abu agar reaksi

alum dengan lumpur dapat terjadi dengan sempurna.

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

1. Tipe : continous thickener

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Jumlah air yang diklarifikasi = 1.291.015,67 kg/hari

Reaksi : Al 2 (SO 4 ) 3 + 6H 2 O → 2Al(OH) 3 + 3H 2 SO 4

Jumlah Al 2 (SO 4 ) 3 yang tersedia = 2,9691 kg/hari

BM Al 2 (SO 4 ) 3 = 342 kg/kmol

Jumlah Al 2 (SO 4 ) 3 adalah,

2,9691
= 0,0086 kmol/hari
342

Jumlah Al(OH) 3 yang terbentuk,

2 x 0,0086 kmol/hari = 0,0172 kmol/hari

BM Al(OH) 3 = 78 kg/kmol

Universitas Sumatera Utara


Jumlah Al(OH) 3 adalah,

0,0172
= 0,0002 kg/hari
78

Sifat-sifat bahan (Perry, 1997):

• Densitas Al(OH) 3 = 2.420 kg/m3 (pada suhu 300C, tekanan 1 atm)

• Denssitas Na 2 CO 3 = 2.710 kg/m3

Jumlah Na 2 CO 3 diperkirakan sama dengan jumlah Al(OH) 3 yang terbentuk.

• Massa Na 2 CO 3 = 0,0002 kg/hari

• Massa Al(OH) 3 = 0,0002 kg/hari

Total massa = 0,0004 kg/hari


0,0002
Volume Na 2 CO 3 = = 8,2 x 10-8 m3
2.420


0,0002
Volume Al(OH) 3 = = 7,3 x 10-8 m3
2.710

Volume total = 1,56 x 10-7 m3


0,0004
= 2.564,1025 kg/m3 = 2,5641 gr/liter
1,56 x10 −7
Denssitas partikel =

3. Terminal Setting Velocity dari Hk. Stokes

D 2 x( ρ s − ρ ) g
18µ
Ut = (Ulrich, 1984)

Dimana,

D = diameter partikel = 20 mikron = 0,002 cm (Perry, 1997)

ρ = densitas air = 0,999 gr/liter

ρs = densitas partikel = 2,5641 gr/liter

μ = viscositas air = 0,007 gr/cm.s (Kern, 1950)

g = percepatan gravitasi = 980 gr/cm2

Universitas Sumatera Utara


Sehingga setting velocity,

0,002 2 x(2,5641 − 0,999)980


Ut = = 0,04869 m/sek
18 x0,007

4. Diameter Klarifier

 CxKxm 
 
0 , 25

 2 
D = (Brown, 1978)
12

Dimana,

C = kapasitas klarifier = 1.291.015,67 kg/hari (2.843.646,85

lb/hari)

K = konstanta pengendapan = 995

m = putaran motor direncanakan 1,5 rpm

D = diameter klarifier, ft

Maka diameter klarifier,

 2.843.646,85 x995 x1,5 


 
0 , 25

D =  2  = 17,88 ft
12

Tinggi klarifier = 1,5 x D

H = 1,5 x 17,88 ft = 26,83 ft

Tinggi konis,

h = 0,33 x 26,83 ft = 8,85 ft

5. Waktu Pengendapan

=
Hx30,48 26,83 x30,48
t = = 4,66 jam
U t x3600 0,0487 x3600

Universitas Sumatera Utara


6. Daya Klarifier

D 4 xHx(27 + D 2 xm 2 ) 17,72 4 x 26,83x(27 + 17,88 2 x1,5 2 )


Wk = =
415 xt 415 x 4,66

= 36,73 hp

7. Tebal dinding klarifier

Tekanan cairan dalam klarifier,

P = P operasi + ρgh

= 14,696 psi + 0,995 gr/cm3 x 980 cm/s2 x 364,5727 cm

= 14,696 psi + 3.554,948 dyne/cm2

= 14,7473 psi

Maka,

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

14,7473 x7,9739 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x14,7473
t= + (0,0125x10)

t = 0,1313 in + 0,125 in

= 0,2563 in

(dipilih tebal dinding standar 0,3 inchi)

LD-03. Sand Filter (SF-01)

Fungsi : menyaring kotoran-kotoran air dari klarifier

Jumlah : 1 buah

Universitas Sumatera Utara


Spesifikasi :

1. Tipe : silinder tegak dengan tutup segmen bola

2. Bahan Konstruksi : carbon steel grade B

Direncanakan volume bahan penyaring 0,3 dari volume tangki.

Media penyaring adalah :

o Lapisan I pasir halus

o Lapisan II antrasit

o Lapisan batu grafel

Laju alir massa = 1.291.015,67 kg/hari = 2.843.646,85 lb/hari

Sand filter yang dirancang untuk penampungan 1 hari operasi

3. Volume tangki

Volume air,

2.843.646,85
= = 45.717,79 ft3
62,2

Faktor keamanan 10%,

Volume tangki,

= 1,1 x 45.717,79 ft3 = 50.289,57 ft3

Sand filter dirancang sebanyak 2 unit dengan kapasitas 25.144,79 ft3

Direncanakan tinggi tangki, H = 2 x D

Volume = ¼ π x D2 x H = ½ π x D3

25.144,79 = ½ π x D3

2x 25.144,79
D = 3 = 25,21 ft = 7,68 m
3,14

H = 2 x 7,68 m = 15,37 m = 50,41 ft

Universitas Sumatera Utara


Tinggi total tangki,

= 37,87 ft + 50,41 ft = 88,28 ft

4. Tekanan

P = P operasi + ρgh

= 14,696 psi + 0,995 gr/cm3 x 980 cm/s2 x 523,99 cm

= 14,696 psi + 7,3686 psi

= 22,0646 psi

5. Tebal Dinding

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

22,0646 x37,87 x12


12.650 x0,85 − 0,6 x 22,0646
t= + (0,0125x10)

t = 0,2119 in + 0,125 in

= 0,3369 in

(dipilih tebal dinding standar 0,35 inchi)

LD-04. Menara Air (MA-01)

Fungsi : Menampung air untuk didistribusikan sebagai air domestik dan air

umpan ketel

Jumlah : 1 buah

Spesifikasi :

1. Tipe : silinder tegak dengan tutup segmen bola

2. Bahan Konstruksi : fiber glass

Universitas Sumatera Utara


Laju alir massa = 1.291.015,67 kg/hari = 2.843.646,85 lb/hari

Direncanakan untuk menampung air selama 1 hari.

Banyak air yang ditampung,

1.291.015,67
= = 1.296,33 m3
995,9

Faktor keamanan 10%

Maka volume menara,

= 1,1 x 1.296,33 m3 = 1.425,96 m3

Didesain 4 tangki menara air dengan volume 356,49 m3

3
Diambil tinggi tangki, H = xD
2

Volume = ¼ π x D2 x H = 1,1775 x D3

356,49 = 1,1775 x D3

356,49
D = 3 = 6,71 m = 22,03 ft
1,1775

3
H = x 6,71 m = 10,06 m = 33,02 ft
2

LD-05. Kation Exchanger (KE-01)

Fungsi : mengurangi kation dalam air

Bentuk : silinder tegak dengan tutup ellipsoidal

Bahan : carbon steel grade B

Jumlah air yang masuk KE = 126.387,34 kg/hari


Volume air,

=126,91m 3 / hari = 4.481,54 ft 3 / hari


126.387,34
Vair =
995,9

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 12-4. Nalco, 1958 diperoleh ukuran tangki sebagai berikut :

a. Diameter tangki : 5 ft

b. Luas penampang : 19,6 ft2

c. Jumlah penukar kation : 1 unit

Resin

 Total kesadahan : 3,3125 kg grain/hari

 Kapasitas resin : 20 kg grain/ft3

 Kapasitas regeneran : 2,3838 lb/ft3

 Tinggi resin, h : 2,1 ft

Regenerasi

 Volume resin, V : h x A = 2,1 ft x 19,6 ft2 = 41,16 ft3

 Siklus regenerasi, t : 30,1887 hari

 Kebutuhan regeneran : 0,3948 kg/regenerasi

Volume tangki,

= Vair + Vresin = (4.481,54 + 41,16) ft3

= 4.522,69 ft3

Faktor keamanan 20% maka :

Volume tangki,

Vt = 1,2 x 4.522,69 = 5.427,24 ft3

Vt = ¼ π D2Hs

= 276,55 ft
5.427,24 x 4
Hs =
3,14 x 5 2

Universitas Sumatera Utara


Tinggi tutup ellipsoidal : Diameter = 1 : 4

Hh = ¼ D

Hh = ¼ (5) = 1,25 ft

H T = Hs + Hh = (276,55+ 1,25) ft = 277,79 ft (84,67 m)

Tekanan operasi, P = 14,696 psi

P hidrostatik = ρ g h

= 39,15 psi
995,9 x 9,8 x 276,55
=
6.894,745

Tekanan desain,

P desain = (14,696 + 39,15) psi = 53,84 psi

Penentuan tebal dinding tangki

• Bahan : carbon steel grade B

• Diameter tangki : 5 ft = 1,5 m

Maksimum allowed stress, f = 12.750 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

53,84 x5 x12
12.650 x0,85 − 0,6 x53,84
t= + (0,0125x10)

t = 0,30 in + 0,125 in

= 0,42 in

(dipilih tebal dinding standar 0,45 inchi)

Universitas Sumatera Utara


LD-06. Anion Exchanger (AE-01)

Fungsi : Mengurangi anion dalam air

Bentuk : silinder tegak dengan tutup ellipsoidal

Bahan : carbon steel grade B

Jumlah air yang masuk AE = 126.387,34 kg/hari


Volume air,

=126,91m 3 / hari = 4.481,54 ft 3 / hari


126.387,34
Vair =
995,9

Dari tabel 12-4 Nalco, 1958 diperoleh ukuran tangki sebagai berikut :

a. Diameter tangki : 5 ft

b. Luas penampang : 19,6 ft2

c. Jumlah penukar kation : 1 unit

Resin

 Total kesadahan : 0,0636 kg grain/hari

 Kapasitas resin : 20 kg grain/ft3

 Kapasitas regeneran : 4,5 lb/ft3

 Tinggi resin, h : 0,6 ft

Regenerasi

 Volume resin, V : h x A = 0,6 ft x 19,6 ft2 = 11,76 ft3

 Siklus regenerasi, t : 1.572,3270 hari

 Kebutuhan regeneran : 6,4967 kg/regenerasi

Volume tangki,

= Vair + Vresin = (4.481,54 + 11,76) ft3

= 4.493,30 ft3

Faktor keamanan 20% maka :

Universitas Sumatera Utara


Volume tangki,

Vt = 1,2 x 4.493,30 = 5.391,96 ft3

Vt = ¼ π D2Hs

= 274,75 ft
5.391,96 x 4
Hs =
3,14 x 5 2

Tinggi tutup ellipsoidal : Diameter = 1 : 4

Hh = ¼ D

Hh = ¼ (5) = 1,25 ft

H T = Hs + Hh = (274,75 + 1,25) ft = 276 ft (84,12 m)

Tekanan operasi, P = 14,696 psi

P hidrostatik = ρ g h

= 39,87 psi
995,9 x 9,8 x 276
=
6894,745

Tekanan desain,

P desain = (14,696 + 39,87) psi = 54,56 psi

Penentuan tebal dinding tangki

• Bahan : carbon steel grade B

• Diameter tangki : 5 ft = 1,5 m

Maksimum allowed stress, f = 12.650 psi (Brownell,1959)

Effisiensi sambungan, E = 85% (Brownell,1959)

Faktor korosi, C = 0,0125 in/tahun

Umur alat, n = 10 tahun

+ (Cxn)
PxD
fxE − 0,6 P
t= (Brownell,1959)

Universitas Sumatera Utara


54,56 x5 x12
12.650 x0,85 − 0,6 x54,56
t= + (0,0125x10)

t = 0,30 in + 0,125 in

= 0,42 in

(dipilih tebal dinding standar 0,45 inchi)

LD-07. Cooling Tower (CT-01)

Fungsi : mendinginkan air pendingin bekas

Jumlah : 1 unit

Jenis : mechanical induced draft

Laju alir massa air pendingin bekas = 1.864.857,29 kg/hari


= 4.107.615,17 lb/hari
Suhu air pendingin masuk = 30 C = 111,6 0F
0

Suhu air pendingin keluar = 250C = 102,60F)

Wet bulb temperatur udara = 800F

Dari fig. 12-14. Perry, 1997 diperoleh konsentrasi air 0,75 gpm/ft2

Laju alir air pendingin,

1.864.857,29
= = 1.872,53 m3/hari = 0,52 m3/menit
995,9

= 0,52 m3/menit x 264,17 gallon/m3

= 137,41 gpm

Factor keamanan 20%

Laju air pendingin,

= 1,2 x 137,41 gpm = 164,89 gpm

Luas menara yang dibutuhkan,

Universitas Sumatera Utara


164,89
= = 219,85 ft2
0,75

Diambil performance menara pendingin 90%, dari fig. 12-15. Perry, 1997

diperoleh tenaga kipas 0,03 hp/ft2

Daya yang diperlukan untuk menggerakkan kipas,

= 0,03 hp/ft2 x 219,85 ft2 = 6,59 hp

Dimensi menara,

Panjang = 2 x lebar,

Lebar = tinggi

Maka,

V =pxlxt

= 2 x l3

1.872,53 = 2 x l3

1.872,53
l = 3 = 9,78 m
2

Sehingga,

Panjang = 19,56 m

Tinggi = 9,78 m

LD-08. Dearator (DE-01)

Fungsi : memanaskan air yang dipergunakan untuk air umpan boiler dan

menghilangkan gas CO 2 dan O 2

Jumlah : 1 unit

Bentuk tangki : silinder horizontal dengan tutup berbentuk ellipsoidal

Temperatur air masuk : 250C

Universitas Sumatera Utara


Temperatur air keluar : 900C

Banyak air yang dipanaskan : 126.387,42 kg/hari


Densitas air : 995,9 kg/m3 (Perry, 1997)

Laju volumetrik,

126.387,42
Q = = 126,91 m3/hari
995,9

Panas yang dibutuhkan

= m.c.∆T

= 126,91 x 1 x (90-25) = 8.249,00 kkal

Silinder berisi 75% air

Volume silinder,

= 1,75 x 126,91 = 222,09 m3

Silinder dirancang dengan ketentuan H = 2,5 x D

Vs = ¼ π x D2 x H = ¼ π x D2 x 2,5 x D = 1,9625 D3

π D3
Vh = = 0,2616 D 3
12

VD = Vs + Vh

222,09 = (1,9625 + 0,2616 ) D3

222,09
D= 3 = 4,64 m
2,2241

H = 4,64 (1,6398 m) = 7,61 m

LD-09. Boiler (B-01)

Fungsi : memanaskan air hingga menjadi steam sebagai media pemanas

Tipe : ketel pipa api

Universitas Sumatera Utara


Diagram alir proses

Diagram alir proses secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar :

Uap

Asap

Ketel Uap
Bahan Bakar

Air Blow Down

Gambar LD.1. Diagram Alir Proses Pada Ketel Uap

Luas Perpindahan Panas

Q
U D x ∆T
A=

A = Ni x a” x L

Dimana :

A = Luas perpindahan panas (ft2)

Q = Jumlah panas yang ditransfer = 7.686,23 Btu/jam

U D = Koefisien perpindahan panas overall = 350 Btu/jam.ft2.0F

(Kern, 1965)

∆T = Perbedaan temperatur (∆T = T 2 – T 1 )

Uap air keluar boiler (steam), T 2 = 980C (208,40F)

Air masuk boiler, T 1 = 900C (1940F)

Ni = jumlah tube

A” = luas permukaan tube per in ft (ft2/ft)

L = Panjang tube (ft)

Universitas Sumatera Utara


=1,52 ft 2
7.686,23 Btu / jam
350 Btu / jam. ft . F x (208,4 − 194) F
A = 2 0 0

Digunakan OD tube = 1 in

L = 20 ft

A” = 0,2618 ft2/ft

Jumlah tube,

1,52 ft 2
Ni = =1
0,2618 ft 2 / ft x 20 ft

Dari ASTM Boiler Code, permukaan bidang pemanas = 10 ft2/1hp

Daya boiler,

= 1,52 ft2 x 1 hp/10 ft2

= 0,15 hp

Dipilih boiler dengan daya 0,15 hp

LD-09. Pompa

Fungsi : Mengalirkan air ke bak penampungan

Type : Pompa sentrifugal

Laju alir massa,

F = 1.291.015,67 kg/jam x 2,2046 lb/kg x 2,7778 x 10-4 jam/s

= 31,2336 lb/s

Densitas,

ρ = 62,2 lb/ft3 (Perry, 1997)

Viskositas,

µ = 8,9 cp x 6,7197 x 10-4 lb/ft.s = 0,0059 lb/ft.s (Kern, 1965)

Kecepatan aliran,

Universitas Sumatera Utara


ρ
F 31,2336 lb / s
Q = =
62,2 lb / ft 3

= 0,502 ft3/s

Perencanaan pompa :

Diameter pipa ekonomis (De) dihitung dengan persamaan :

De = 3,9 (Q)0,45 (ρ)0,13 (Foust,1979)

= 3,9 (0,502)0,45(62,2)0,13

= 4,8936 in

Dipilih material pipa commercial steel 6 in schedule 40, dengan :

• Diameter dalam (ID) = 6,065 in = 0,5054 ft

• Diameter luar (OD) = 6,625 in = 0,5521 ft

• Luas Penampang pipa (A) = 28,9 in2 = 0,2007 ft2

Kecepatan rata-rata fluida dalam pipa,

Q 0,502
V = =
A 0,2007

= 2,5012 ft/s

Sehingga,

Bilangan Reynold,

ρVD 62,2 x 2,5012 x0,5054


µ
N Re = =
0,0059

= 14.040,6113

Material pipa merupakan bahan commercial steel maka diperoleh harga-harga

sebagai berikut :

ε = 4,6 x 10-5 m = 1,5092 x 10-4 ft

Universitas Sumatera Utara


ε/D = 1,5092 x 10-4 ft/0,5054 ft = 0,0002

dari grafik 5-9. Mc.Cabe, 1999 diperoleh f = 0,017

Panjang eqivalen total perpipaan (ΣL)

• Pipa lurus (L1 ) = 25,888 ft

• 1 buah gate valve fully open (L/D = 13),

L 2 = 1 x 13 x 0,5054 ft = 6,5702 ft

• 3 buah elbow 900 (L/D = 30), L3

L3 = 3 x 30 x 0,5054 ft = 30,324 ft

• 1 buah sharp edge entrance (K = 0,5)

(L/D = 25), L 4 = 1 x 25 x 0,5054 ft = 12,635 ft

• 1 buah sharp edge exit (K = 1; L/D = 47)

L 5 = 1 x 47 x 0,5054 ft = 23,754 ft

Total panjang ekuivalen (ΣL) = L 1 + L 2 + L 3 + L 4 + L5

= (25,888 + 6,5702 + 30,324 + 12,635 + 23,754) ft

= 99,1712 ft

Friksi (Σf),

fxV 2 xΣL 0,017 x 2,5012 2 x99,1712


Σf = =
2 xgcxD 2 x32,17 x0,5054

= 0,3243 ft.lb f /lb m

Kerja Pompa (W),

Persamaan Bernouli

V1 − V2
( P1 − P2 ) + ( Z 1 − Z 2 ) + + W = Σf
2 xgc

P 1 = P 2 , V 1 = V 2 = 0, Z 1 = 0 dan Z 2 = 25,888

-25,888 + W = 0,3243

Universitas Sumatera Utara


W f = 0,3243 + 25,888 = 26,2123 lb.ft/jam

Daya,

WfxQxρ 26,2123 x0,502 x62,2


Ws = =
550 550

= 1,4881 hp

Jika efisiensi pompa, η = 80% dan efisiensi motor, η m = 75%

ηxη m 0,8 x0,75


Ws 1,4881
P= = = 2,4802 hp

Jadi digunakan pompa dengan daya 2,5 hp.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN E

PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI

LE-1. Modal Investasi Tetap

1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL)

1.1. Biaya Tanah Lokasi Pabrik

Harga tanah untuk lokasi pabrik diperkirakan Rp. 350.000 /m2 (KIM, 2007)

Luas tanah seluruhnya 11.050 m2

Harga tanah seluruhnya = 11.050 m2 x Rp. 350.000/m2

= Rp. 3.867.500.000,-

Biaya perataan tanah diperkirakan 5 % dari harga tanah seluruhnya (Timmerhaus,

1991).

= 0,05 x Rp. 3.867.500.000,-

= Rp. 193.375.000,-

Total biaya tanah = Rp. 3.867.500.000,- + Rp. 193.375.000,-

= Rp. 4.068.875.000,-

Universitas Sumatera Utara


1.2. Perincian Harga Bangunan

Tabel LE-1. Perincian Harga Bangunan

No Nama Bangunan Luas (m2) Harga Jumlah (Rp)


(Rp/m2)
1 Daerah proses dan kontrol 3.000 550.000 1.650.000.000,-
2 Laboratorium 250 500.000 125.000.000,-
3 Pengolahan air 2.500 200.000 500.000.000,-
4 Perkantoran 200 500.000 100.000.000,-
5 Bengkel 300 500.000 150.000.000,-
6 Pemadam Kebakaran 100 500.000 50.000.000,-
7 Pembangkit listrik 100 500.000 50.000.000,-
8 Tempat ibadah 100 500.000 50.000.000,-
9 Poliklinik 100 500.000 50.000.000,-
10 Kantin 100 500.000 50.000.000,-
11 Gudang bahan baku 150 500.000 75.000.000,-
12 Gudang produk 800 500.000 400.000.000,-
13 Pos keamanan 50 500.000 20.000.000,-
14 Parkir dan taman 400 100.000 40.000.000,-
15 Jalan 500 100.000 50.000.000,-
16 Rencana perluasan 2.000 - -
17 Unit pembangkit uap 200 300.000 60.000.000,-
18 Ruang diklat 200 200.000 40.000.000,-
TOTAL 11.050 - 3.460.000.000,-

Universitas Sumatera Utara


1.3. Perincian Harga Peralatan

Tabel LE-2. Perkiraan Harga Peralatan Proses

No Nama Alat Jumlah Harga/unit (Rp) Total Harga (Rp)


1 Tangki Nira Kental 10 400.000.000,00 4.000.000.000,00
2 Tangki Molases 1 350.000.000,00 350.000.000,00
3 Vacumm Pan 3 150.000.000,00 750.000.000,00
4 Centrifugal 3 35.000.000,00 105.000.000,00
5 Mixer 2 89.000.000,00 178.000.000,00
6 Kondenser 1 25.000.000,00 25.000.000,00
7 Pompa 1,22 Hp 2 12.000.000,00 24.000.000,00
SUB TOTAL 5.432.000.000,00

Tabel LE-3. Perkiraan Harga Peralatan Utilitas

No Nama Alat Jumlah Harga/unit (Rp) Total Harga (Rp)


1 Sumur Pompa 1 55.000.000,00 55.000.000,00
2 Bak Pengendapan 1 29.000.000,00 29.000.000,00
3 Klarifier 1 78.000.000,00 78.000.000,00
4 Sand filter 1 289.000.000,00 289.000.000,00
5 Menara air 1 67.000.000,00 67.000.000,00
6 Kation Exchanger 1 183.000.000,00 183.000.000,00
7 Anion Exchanger 1 183.000.000,00 183.000.000,00
8 Pompa 7 12.000.000,00 84.000.000,00
9 Cooling tower 1 68.000.000,00 68.000.000,00
10 Boiler + Dearator 1 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00
TOTAL 7.468.000.000,00

Jumlah harga peralatan = Rp. 12.900.000.000,-

Biaya pemasangan diperkirakan 15 % dari harga peralatan (Timmerhaus 1991).

= 0,15 x Rp 12.900.000.000,- = Rp. 1.935.000.000,-

Universitas Sumatera Utara


Harga alat terpasang,

= Rp 12.900.000.000,- + Rp. 1.935.000.000,-

= Rp 14.835.000.000,-

1.4. Instrumentasi dan Alat control

Diperkirakan biaya alat instrumentasi dan alat control serta biaya

pemasangannya sebesar 10 % dari harga alat terpasang (Timmerhaus, 1991).

= 0,1 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 1.483.500.000,-

1.5. Biaya Perpipaan

Diperkirakan biaya perpipaan sebesar 55 % dari harga alat terpasang

(Timmerhaus, 1991).

= 0,55 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 8.159.250.000,-

1.6. Biaya Insulasi

Diperkirakan biaya insulasi sebesar 10 % dari harga alat terpasang

(Timmerhaus, 1991).

= 0,1 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 1.483.500.000,-

Universitas Sumatera Utara


1.7. Biaya Instalasi Listrik

Diperkirakan biaya instalasi listrik sebesar 20% dari harga alat terpasang

(Timmerhaus, 1991).

= 0,2 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 2.967.000.000,-

1.8. Biaya Inventaris Kantor

Diperkirakan biaya inventaris kantor sebesar 45 % dari harga alat

terpasang (Timmerhaus, 1991).

= 0,45 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 6.675.750.000,-

1.9. Biaya Perlengkapan dan Keamanan

Diperkirakan biaya perlengkapan dan keamanan sebesar 40% dar harga

alat terpasang (Timmerhaus, 1991).

= 0,4 x Rp 14.835.000.000,-

= Rp 5.934.000.000,-

Universitas Sumatera Utara


1.10. Sarana Transportasi

Tabel LE-4. Perkiraan Biaya Sarana Transportasi

Kenderaan Jumlah Harga @ Total Harga


(Rp) (Rp)
Direktur Utama 1 300.000.000,- 300.000.000,-
Staf Ahli 2 200.000.000,- 400.000.000,-
Manajer 2 200.000.000,- 400.000.000,-
Karyawan 2 150.000.000,- 300.000.000,-
Truk Bahan Baku Dan Produk 4 200.000.000,- 800.000.000,-
Mobil Bahan Bakar 1 200.000.000,- 200.000.000,-
Mobil Pemadam Kebakaran 1 250.000.000,- 250.000.000,-
Ambulans 1 100.000.000,- 100.000.000,-
TOTAL 14 - 2.750.000.000,-

Total Modal Investasi Tetap (MITL),

= Rp 51.816.875.000,-

2. Modal Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)

2.1.1. Pra Investasi

Pra investasi diperkirakan sebesar 10% dari MITL (Timmerhaus1991).

= 0,1 x Rp 51.816.875.000,-

= Rp 5.181.687.500,-

2.2. Engineering

Meliputi meja gambar dan alat–alatnya, inspeksi, pengawasan

pembangunan pabrik. Engineering diperkirakan sebesar 10% dari MITL

(Timmerhaus 1991).

Universitas Sumatera Utara


= 0,1 x Rp 51.816.875.000,-

= Rp 5.181.687.500,-

2.3. Supervisi

Meliputi survei lokasi, perizinan dan studi lingkungan. Supervisi

diperkirakan sebesar 10% dari MITL (Timmerhaus 1991).

= 0,1 x Rp 51.816.875.000,-

= Rp 5.181.687.500,-

2.4. Biaya Kontraktor

Diperkirakan sebesar 10% dari MITL (Timmerhaus 1991).

= 0,1 x Rp 51.816.875.000,-

= Rp 5.181.687.500,-

2.5. Biaya Tak Terduga

Diperkirakan sebesar 10% dari MITL (Timmerhaus 1991).

= 0,1 x Rp 51.816.875.000,-

= Rp 5.181.687.500,-

Total Modal Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL),

= Rp 25.908.437.500,-

Total Modal Investasi Tetap (MIT),

= MITL + MITTL

= Rp 51.816.875.000,- + Rp 25.908.437.500,-

= Rp 77.725.312.500,-

Universitas Sumatera Utara


LE-2. Modal Kerja

Modal kerja untuk 3 bulan pertama operasi pabrik.

1. Bahan Baku Untuk Proses dan Utilitas

1.1. Bahan-bahan Proses

 Nira Kental

Kebutuhan : 208.333,33 kg/jam Lampiran A

 Harga : Rp. 500,00/kg (PG Sei Semayang, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 24 jam/hari x 208.333,33 kg/jam x Rp. 500,00/kg

= Rp. 224.999.996.400,-

1.2. Bahan – bahan Utilitas

 Alum, Al 2 (SO 4 ) 2

Kebutuhan : 74,88 kg/hari Lampiran C

Harga : Rp 8.000 /kg (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 74,88 kg/hari x Rp 8.000,-/kg

= Rp 53.913.600,-

 Soda abu

Kebutuhan : 39,68 kg/hari Lampiran C

Harga : Rp 6.000 /kg (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 39,68 kg/jam x Rp 6.000,-/kg

= Rp 20.887.200,-

Universitas Sumatera Utara


 Asam Sulfat (H 2 SO 4 )

Kebutuhan : 8,96 kg/hari = 4,84 l/hari Lampiran C

Harga : Rp 22.000,-/liter (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 4,84 l/hari x Rp 22.000/liter

= Rp 9.583.200,-

 NaOH

Kebutuhan : 944,96 kg/hari Lampiran C

Harga : Rp 8.000,-/kg (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 944,96 kg/hari x Rp 8.000,-/kg

= Rp 680.371.200,-

 Kaporit

Kebutuhan : 0,16 kg/hari Lampiran C

Harga : Rp 8.000,-/kg (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 0,16 kg/hari x Rp 8.000,-/kg

= Rp 115.200,-

 Solar

Kebutuhan : 292,78 l/jam Lampiran D

Harga : Rp 4.300,-/lit (CV. Rudang Jaya, 2007)

Biaya 3 bulan,

= 90 hari x 24 jam/hari x 292,78 l/jam x Rp 4.300,-/lt

= Rp 2.719.340.640,-

Universitas Sumatera Utara


Total biaya persediaan bahan baku dan utilitas selama 3 bulan

= Rp 228.784.134.240,-

Total biaya pesediaan bahan baku dan utilitas selama 1 tahun

= Rp 915.136.536.960,-

LE-3. Biaya Kas

1. Gaji Pegawai

Tabel. LE-5. Perincian Gaji Pegawai Untuk 1 bulan

Jabatan Jumlah Gaji/orang (Rp) Total


Direktur 1 15.000.000 15.000.000
Sekretaris 1 2.000.000 2.000.000
Manajer 5 6.000.000 30.000.000
Kepala seksi 6 2.500.000 15.000.000
Karyawan proses 15 1.800.000 27.000.000
Karyawan Lab. 6 1.800.000 10.800.000
Karyawan utilitas 12 1.800.000 21.600.000
Karyawan Pemasaran 6 1.800.000 10.800.000
Karyawan gudang 6 1.800.000 10.800.000
Karyawan administrasi dan 17 1.800.000 30.600.000
keuangan
Karyawan transportasi 7 1.000.000 7.000.000
Karyawan kebersihan 10 900.000 9.000.000
Karyawan keamanan 12 1.500.000 18.000.000
Karyawan kesehatan 2 1.800.000 3.600.000
TOTAL 106 211.200.000

Gaji pegawai untuk 3 (tiga) bulan = 3 x Rp 211.200.000,-

= Rp 633.600.000,-

Universitas Sumatera Utara


2. Biaya Administrasi Umum

Biaya administrasi umum diperkirakan sebesar 5% dari gaji pegawai

= 0, 5 x Rp 633.600.000,- = Rp 31.680.000,-

3. Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran diperkirakan sebesar 5 % dari persediaan bahan baku

selama 3 bulan yaitu,

= 0,5 x Rp 228.784.134.240,- = Rp 11.439.206.712,-

4. Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2000 dan undang-undang No. 21

Tahun 1997 :

Objek pajak Luas (m2) NJPO (Rp)

Per m2 Jumlah
Bumi 11.050 150.000 1.657.500.000
Bangunan 11.050 200.000 2.210.000.000

Nilai jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan PBB

= Rp 1.657.500.000,- + Rp 2.210.000.000,-

= Rp 3.867.500.000,-

NJOP tidak kena pajak : Rp 8.100.000,- (PerDa SuMut, 2000)

NJOP untuk perhitungan PBB = (Rp 3.867.500.000,-) – (Rp 8.100.000,-)

= Rp 3.859.400.000,-

Universitas Sumatera Utara


Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

Nilai jual kena pajak 20 % x NJOP

= 0,2 x Rp 3.859.400.000,- = Rp 771.880.000,-

Pajak Bumi dan Bangunan terutang 0,5 % NKJP

= 0,5 % x Rp 771.880.000,- = Rp 385.940.000,-

(Berdasarkan UU No. 21 tahun 1997 pasal 6 ayat 3, PP No. 48 tahun 1994 dan

Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1996).

Total biaya kas :

= gaji pegawai + gaji administrasi + biaya pemasaran + PBB

= Rp. 12.490.426.712,-

LE-4. Biaya Start Up

Biaya satart up diperkirakan 10 % dari Modal Investasi Tetap (MIT)

= 0,1 x Rp 77.725.312.500,-

= Rp 777.253.125,-

LE-5. Piutang Dagang

Piutang dagang = (IP/12) x HPT

Dimana IP = jangka waktu kredit yang diberikan (3 bulan)

HPT = hasil penjualan produk tahun

Produksi Molases : 208.333,33 kg/jam Lampiran A

Harga jual : Rp. 1.500,00/kg (PG Sei Semayang, 2007)

Produksi Molases setahun :

208.333,33 kg/jam x 330 x 24 = 1.678.017.290 kg/thn

Universitas Sumatera Utara


Hasil penjualan Molases per tahun

= 1.678.017.290 kg x Rp. 1.500,00/kg

= Rp 369.163.803.000,-

Piutang dagang

= 3 / 12 x Rp 369.163.803.000,-

= Rp 92.290.950.950,-

Sehingga Total Modal Kerja (MK)

= Rp 334.342.765.027,-

Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap (MIT) + Modal Kerja (MK)

= Rp 77.725.312.500,- + Rp 334.342.762.027,-

= Rp 412.068.077.527,-

Modal ini berasal dari :

1. Modal sendiri

60 % dari total modal investasi = 0,6 x Rp 412.068.077.527,-

= Rp 247.240.846.516,-

2. Modal pinjaman Bank

40% dari total modal investasi = 0,4 x Rp 412.068.077.527,-

= Rp 164.827.231.011,-

LE-6. Biaya Produksi Total (Total Cost)

1. Biaya Tetap (Fixed Cost )

A. Gaji Tetap Karyawan

Gaji tetap karyawan = gaji tetap tiap bulan + 3 bulan gaji tunjangan.

= Rp. 633.600.000,- + Rp. 1.900.800.000 = Rp. 2.534.400.000,-

Universitas Sumatera Utara


B. Bunga Pinjaman Bank

Bunga pinjaman bank diperkirakan 19 % dari pinjaman bank (Bank BNI

Cab. USU Medan, 2007)

= 0,19 x Rp 164.827.231.011,- = Rp 31.317.173.892,-

C. Depresiasi dan Amortisasi

Depresiais dihitung dengan garis lurus dengan harga akhir nol.

D = (P – L) / n

Dimana : D = Depresiasi per tahun

P = Harga awal peralatan

L = Harga akhir peralatan

n = Usia peralatan

Semua modal investasi langsung kecuali tanah, mengalami penyusutan

yang disebut depresiasi sedangkan modal investasi tidak langsung juga

mengalami penyusutan yang disebut amortisasi.

Biaya amortisasi diperkirakan 10 % dari MITTL :

= 0,1 x Rp 51.816.875.000,- = Rp 5.181.687.500,-

Universitas Sumatera Utara


Tabel. LE-6. Perkiraan Depresiasi

Komponen Biaya (Rp) Umur Depresiasi (Rp)


(tahun)
Bangunan 3.460.875.000 15 230.666.667
Peralatan Proses + Utilitas 14.835.000.000 15 989.000.000
Instrumentasi dan Kontrol 1.483.500.000 10 148.350.000
Perpipaan 8.159.250.000 10 815.925.000
Instalasi Listrik 2.967.000.000 10 296.700.000
Inventaris Kantor 6.675.750.000 5 667.575.000
Sarana Transportasi 2.750.000.000 10 275.000.000
Sarana Insulasi 1.483.500.000 10 148.350.000
Perlengkapan Pemadam 5.934.000.000 10 593.400.000
Kebakaran dan Keamanan
TOTAL 4.164.966.667

Depresiasi dan amortisasi = Rp 5.181.687.500,- + 4.164.966.667,-

= Rp 9.346.659.167,-

D. Biaya Tetap Perawatan (Maintenance)

 Perawatan mesin dan alat-alat proses

Diperkirakan 10 % dari harga alat terpasang

0,1 x Rp 14.835.000.000,- = Rp. 1.483.500.000,-

 Perawatan bangunan

Diperkirakan 10 % dari harga bangunan

= 0,1 x Rp 3.460.000.000,- = Rp 346.000.000,-

Universitas Sumatera Utara


 Perawatan kendaraan

Diperkirakan 10 % dari harga kendaraan

= 0,1 x Rp 2.750.000.000,- = Rp 275.000.000,-

 Perawatan Instrumentasi dan Alat Kontrol

Diperkirakan 10 % dari instrumentasi dan alat kontrol

= 0,1 x Rp 1.483.500.000,- = Rp 148.350.000,-

 Perawatan Perpipaan

Diperkirakan 10 % dari harga perpipaan

= 0,1 x Rp 8.159.250.000,- = Rp 815.925.000,-

 Perawatan Instalasi Listrik

Diperkirakan 10 % dari harga instalasi listrik

= 0,1 x Rp 2.967.000.000,- = Rp 296.700.000,-

 Perwatan Insulasi

Diperkirakan 10 % dari harga insulasi

= 0,1 x Rp 1.483.500.000,- = Rp 148.350.000,-

 Perawatan Inventaris Kantor

Diperkirakan 10 % dari harga inventaris kantor

= 0,1 x Rp 6.675.750.000,- = Rp 667.575.000,-

Universitas Sumatera Utara


 Perawatan Perlengkapan Pemadam Kebakaran dan Keamanan

Diperkirakan 10 % dari harga perlengkapan pemadam kebakaran dan

keamanan

= 0,1 x Rp 5.934.000.000,- = Rp 593.400.000,-

Total biaya tetap perawatan = Rp 4.774.800.000,-

Biaya tambahan (Plant Overhead Cost)

Diperkirakan 10% dari modal investasi tetap (MIT) (Timmerhaus,

1991).

= 0,1 x Rp 77.725.312.500,- = Rp 7.772.531.250,-

E. Biaya Tetap Administrasi Umum

Diperkirakan 10 % dari biaya gaji karyawan

= 0,1 x Rp 211.200.000,- = Rp 21.120.000,-

F. Biaya Tetap Pemasaran dan Distributor

Diperkirakan 10 % dari biaya tetap tambahan

= 0,1 x Rp 7.772.531.250,- = Rp 777.253.125,-

G. Biaya Tetap Laboratorium, Penelitian dan Pengembangan

Diperkirakan 10 % dari biaya tetap tambahan

= 0,1x Rp 7.772.531.250,- = Rp 777.253.125,-

Universitas Sumatera Utara


H. Biaya Asuransi

 Asuransi pabrik diperkirakan 10 % dari modal investasi tetap

= 0,1 x Rp 77.725.312.500,- = Rp 7.772.531.250,-

 Asuransi karyawan diperkirakan 10 % dari gaji total karyawan

Diperkirakan 10 % dari biaya gaji karyawan

= 0,1 x Rp 211.200.000,- = Rp 21.120.000,-

Total asuransi = Rp. 7.793.651.250,-

I. Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak bumi dan bangunan = Rp 385.940.000,-

Total Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah : Rp 65.500.776.809,-

LD-7. Biaya Variabel (Variable Cost)

A. Biaya Variabel Bahan Baku dan Utilitas

Diperkirakan 20 % dari biaya bahan baku utilitas

= 0,2 x Rp. 915.136.536.960 = Rp 183.027.307.392,-

B. Biaya Variabel Pemasaran

Diperkirakan 10 % dari biaya tetap pemasaran

= 0,1 x Rp 777.253.125,- = Rp 77.725.312,-

C. Biaya Variabel Perawatan

Diperkirakan 10 % dari biaya perawatan

= 0,1x Rp 4.774.800.000,- = Rp 477.480.000,-

Universitas Sumatera Utara


D. Biaya Variabel Lainnya

Diperkirakan 20 % dari biaya tetap tambahan

= 0,2 x Rp 7.772.531.250,- = Rp 1.554.506.250,-

Total Biaya Variabel (Variable Cost) = Rp 185.137.018.955,-

Total Biaya Produksi (Total Cost)

= Biaya Tetap (Fixed Cost) + Biaya Variabel (Variable Cost)

= (Rp 65.500.776.809,-) + (Rp 185.137.018.955,-)

= Rp 250.637.795.763,-

LE-8. Perkiraan Laba / Rugi Usaha

A. Laba sebelum pajak = total penjualan - total biaya produksi

= (Rp 369.163.803.800,-) – (Rp 250.637.795.763,-)

= Rp 118.526.008.037,-

B. Pajak Penghasilan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Tahun 2000, tarif pajak

penghasilan adalah :

 Penghasilan s/d Rp 50.000.000,- : 10 %

 Penghasilan Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,- : 15 %

 Penghasilan diatas Rp 100.000.000 : 30 %

Universitas Sumatera Utara


Perincian pajak penghasilan (PPh) :

 10 % x Rp 50.000.000,- = Rp. 5.000.000,-

 15 % x (Rp 100.000.000 – Rp 50.000.000) = Rp. 7.500.000,-

 30 % x (Rp 158.550.819.293 – Rp 100.000.000)

= Rp 35.445.402.411,-

Total Pajak Penghasilan (PPh) adalah = Rp 35.445.302.411,-

C. Laba Setelah Pajak

 Laba setelah pajak = Laba sebelum pajak – pajak penghasilan

= (Rp 118.526.008.037,-) – (Rp 35.445.302.411,-)

= Rp 83.080.705.626,-

LE-9. Analisa Aspek Ekonomi

A. Profit Margin (PM)

PM =
laba sebelum pajak
x 100 %
total penjualan

Rp 118.526.008.037,−
= x 100 % = 32,11 %
Rp 369.163.803.800,−

B. Break Even Point (BEP)

BEP =
Biaya tetap
( total penjualan − biaya var iabel
x 100 %

Rp 65.500.776.809,−
=
[( Rp 369.163.803.800,−) − ( Rp185.137.018.955,−)
x 100 %

= 35,59 %

Universitas Sumatera Utara


Kapasitas produksi pada saat BEP :

 Molases = 0,359 x 1.678.017.290 kg/thn = 602.408.207,1 kg/tahun

Total penjualan pada saat BEP :

 Molases = 602.408.207,1 kg/tahun x Rp 1500/kg

= Rp 903.612.310.650,-

C. Return on Investment (RoI)

RoI =
laba setelah pajak
x 100 %
total mod al investasi

Rp 83.080.705.626,−
=
Rp 412.068.077.527,−
x 100 %

= 20,16 %

D. Pay Out Time (POT)

POT =
1
RoI

=
1
0,2016

= 4,96 tahun

E. Internal Rate of Return (IRR)

Untuk menentukan nilai IRR harus digambarkan jumlah pendapatan dan

pengeluaran dari tahun ke tahun yang disebut Cash Flow. Untuk memperoleh

cash flow diambil ketentuan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


- Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 10 % tiap

tahun

- Masa pembangunan disebut tahun ke nol

- Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke-

10

- Cash flow = laba sebelum pajak-pajak

Dari hasil perhitungan diperoleh IRR = 43,44 %

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai