Anda di halaman 1dari 18

POTENSI WISATA HUTAN PINUS SONGGON

KABUPATEN BANYUWANGI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pariwisata

Dosen Pengampu

Elan Artono Nurdin S.Pd., M.Pd.

Oleh

Tafarrosa Aqda Miena Asyafin 200210303024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Potensi Wisata Hutan
Pinus Songgon” dengan baik dan tepat waktu.

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pariwisata. Diharapkan


dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca serta
menambah referensi dalam penyelesaian tentang Potensi Wisata Hutan Pinus
Songgon. Ucapan terimakasih atas kerja sama kepada dosen pengampu Pendidikan
Geografi dan pihak-pihak lain yang sudah berpatisipasi dalam penyusunan makalah
ini.

Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan


dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Sehingga kritik dan saran
para pembaca sangat diperlukan agar dijadikan evaluasi dalam penyusunan makalah.

Banyuwangi, 28 November 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4

1.3 Tujuan 4

1.4 Manfaat 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

2.1 Perencanaan Perjalanan Wisata Hutan Pinus ………,…................................................6

2.2 Daya Tarik Wisata Hutan Pinus.........................................................................................9

2.3 Pemasaran Wisata Hutan Pinus........................................................................................11

BAB III PENUTUP...................................................................................................14

3.1 Kesimpulan ……………………………………………...………….,...............14

3.2 Saran...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

LAMPIRAN..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki letak geografis


sangat strategis dengan luas sekitar 1.919.440 km. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya
alam yang sangat melimpah dan beragam. Salah satunya pada bidang
kehutanan. Hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui,
artinya hutan tergolong sumberdaya alam yang selalu berkembang atau tidak
akan pernah habis. Sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
sehingga hutan memiliki potensi untuk menyediakan sumber daya alam yang
tidak terbatas, sehingga mampu memberikan daya dukung lingkungan yang
memadai, maka pengelolaan dan pemanfaatan hutan harus dilaksanakan
secara optimal dan lestari. Pengelolaan yang demikian akan menjamin
keberadaan peranan dan fungsi sumber daya hutan. Jika dilihat dari aspek
biologisnya, hutan memainkan peranan yang jauh lebih penting, karena
keberadaannya dapat dikatakan mempengaruhi hampir segala aspek
kehidupan manusia. Apalagi hutan tropika sebagaimana yang ada di
Indonesia, sudah diakui banyak ilmuwan mempunyai fungsi sebagai paru-
paru dunia.
Bukan hanya hal itu saja, Indonesia juga memiliki potensi sangat besar
pada sektor pawisatanya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki 17.504
pulau sehingga Indonesia dikatakan sebagai Negara kepulauan. Dengan
memiliki cukup banyak pulau tersebut membuat Indonesia lebih unggul dalam
sektor pariwisata. Keindahan alam di Indonesia sudah tidak diragukan lagi
bagi para wisatawan mancanegara maupun lokal. Salah satunya dapat kita
lihat pada Kabupaten yang terletak di paling ujung timur pulau Jawa yaitu
Kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur. Secara astronomis, kabupaten
ini terletak di antara 111o 53’ – 114 o38’ Bujur Timur dan 70o 43 - 8o 46
Lintang Selatan. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan
Kabupaten Situbondo di sebelah utara Samudera Indonesia di sebelah Selatan,
Kabupaten Bondowoso disebelah barat, dan Selat Bali di sebelah Timur.
Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten yang memiliki potensi yang sangat
unggul dalam bidang pariwisatanya. Sehingga tak heran lagi jika Banyuwangi
menjadi Kabupaten favorit di Jawa Timur. Salah satunya terdapat pada Desa
Sumberbulu, Kecamatan Songgon. Daerah yang berada pada dataran tinggi ini
cenderung memiliki tanah yang subur dan terdapat berbagai macam
tumbuhan. Salah satunnya Hutan Pinus yang dapat membantu perekonomian
masyarakat pada desa tersebut.
Seiring perkembangannya zaman, manusia selalu memiliki tambahan
akan kebutuhan hidup. Sama halnya dengan masyarakat di Desa Sumberbulu
Kecamatan Songgon ini. Masyarakat setempat memanfaatkan hutan pinus
sebagai sumber penghasilannya sehingga masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat setempat setempat melakukan
penyadapan getah pinus dan membangun tempat wisata dengan semenarik
mungkin. Dengan begitu, masyarakat akan terbantu dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana perencanaan perjalanan wisata Hutan Pinus Songgon?
2) Bagaimana daya tarik wisata Hutan Pinus Songgon?
3) Bagaimana pemasaran wisata Hutan Pinus Songgon?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan dari makalah
ini yaitu sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui bagaimana perencanaan perjalanan wisata Hutan
Pinus Songgon.
2) Untuk mengetahui bagaimana daya tarik wisata Hutan Pinus Songgon.
3) Untuk mengetahui bagaimana pemasaran wisata Hutan Pinus
Songgon.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah, yaitu sebagai berikut.
1) Manfaat Teoritis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi atau menambah
wawasan mengenai potensi wisata Hutan Pinus Songgon. Atau
sebagai sumber referensi dalam pembuatan makalah yang betema
wisata Hutan Pinus Songgon
2) Manfaat Praktis
Diharapkan pembaca menjadi lebih mengerti dan memahami
mengenai wisata hutan pinus songgon sehingga dapat membantu
dalam mengidentifikasi proses, faktor, jenis atau hal yang berkaitan
dengan hal tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Perjalanan Wisata Hutan Pinus

Kawasan Hutan Pinus terletak pada dusun Sumberagung, desa


Sumberbulu, kecamatan Songgon, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Kecamatan Songgon berjarak sekitar 34km dari ibukota Kabupaten
Banyuwangi, tepatnya di lereng gunung Raung dengan kemiringan antara 0
hingga 45%. Dengan ketinggian yang berkisar antara 100-500 diatas
permukaan laut. Sumberagung merupakan salah satu dusun yang terdapat
pada desa Sumberbulu kecamatan Songgon kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur yang terletak pada 8°12'24.5" Lintang Selatan 114°10'04.5" Bujur
Timur dan memiliki luas 3.17km2. Desa Sumberbulu memiliki ketinggian
+450 mdpl , kecamatan Songgon ini berjarak 17km dari kota Rogojampi dan
dapat ditempuh sekitar 1 jam dengan mobil. Sedangkan jika ditempuh dengan
motor dapat ditempuh 45 menit dari kota Rogojampi.
Secara administratif kecamatan Songgon pada sebelah utara
berbatasan dengan kecamatan Glagah, sebelah timur kecamatan Rogojampi
dan Kecamatan Singojuruh, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan
Sempu dan Kecamatan Glenmore, serta sebelah Barat berbatasan dengan
kecamatan Bondowoso. Untuk desa Sumberbulu sendiri diapit oleh 2 sungai
besar yaitu sungai Kumbo dan sungai Badeng, juga terdapat hutan pinus
diujung barat desa ini.
Songgon merupakan salah satu kecamatan di Banyuwangi yang
terletak pada dataran tinggi, tepatnya pada lereng atau kaki gunung Raung.
Kecamatan Songgon ini sangat terkenal akan keindahan alamnya. Tentunya
juga banyak sekali wisata alam yang terdapat pada kecamatan Songgon ini.
Salah satunya wisata rumah pohon yang terdapat pada kawasan hutan pinus
dan terletak pada dusun Sumberagung, desa Sumberbulu, kecamatan
Songgon. Hutan pinus tersebut juga dimanfaatkan warga sebagai tempat
wisata. Akan tetapi pembangunan tempat wisata tersebut dilakukan dengan
strategi yang efektif guna menjaga kelestarian ekosistem hutan. Masyarakat
hanya menambahkan beberapa objek yang dinamakan spot selfie para
wisatawan. Sehingga para wisatawan hanya dapat melintasi kawasan yang
sudah disediakan tanpa harus memasuki kawasan yang bukan dijadikan
tempat wisata. Hal ini dilakukan agar hutan pinus tidak mengalami kerusakan
akibat para wisatawan.
Desa Sumberbulu merupakan salah satu desa yang terletak pada kaki
gunung Raung. Hal ini dapat kita lihat bahwa kawasan tersebut termasuk
kawasan dataran tinggi sehingga memiliki udara yang lebih dingin dari
kawasan lainnya. Dengan terletaknya pada dataran tinggi membuat desa
tersebut memiliki tanah yang subur dan keindahan alam yang sangat tidak
diragukan lagi. Salah satunya terdapat sebuah hutan pinus pada dusun
Sumberagung tersebut. Hutan pinus yang dimanfaatkan warga sebagai sumber
penghasilan tersebut dapat membantu perekonomian warga sekitar desa
Sumberbulu. Dengan dilakukannya kebudayaan menyadap getah pinus dapat
menjadikan mayoritas masyarakat bekerja sebagai penyedap getah pinus.
Namun bukan hal itu saja, pada kawasan hutan pinus tersebut juga dibangun
sebuah wisata oleh masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran pada desa tersebut. Masyarakat yang memanfaatkan hutan
pinus sebagai tempat sumber penghasilannya tersebut tidak merusak
ekosistem ruang alam yang terdapat pada hutan. Karena hutan pinus tersebut
masih dalam pangkuan perhutani sehingga harus tetap dilestarikan dan
dilindungi.
Wisata hutan pinus ini dibangun pada tahun 2014. Yang dimana hutan
pinus tersebut dibawah naungan perhutani daerah setempat. Kemudian
dikelola oleh warga setempat menjadi sebuah tempat wisata. Hutan pinus
yang awalnya hanya sebuah hutan kemudian diubah menjadi sebuah tempat
wisata yang sangat menarik. Misalnya saja terdapat rumah pohon, spot selfie,
dan beberapa wahana lainnya. Bukan hanya hal itu saja, lokasi yang berada di
kaki gunung raung ini sangat memberikan sensasi keindahan alamnya. Dan
juga akses di lokasi wisata tersebut sangat mudah.
Dengan adanya wisata rumah pohon tersebut, tentunya dapat
mengurangi angka pengangguran pada desa Sumberbulu atau desa yang
berada pada Kecamatan Songgon. Masyarakat yang awalnya hanya menjadi
pengangguran akan bekerja sebagai karyawan wisata rumah pohon tersebut.
Dan tentunya pemerintah dapat terbantu dalam mengatasi angka
pengangguran. Pemanfaataan hutan pinus sebagai tempat wisata tentunya
merupakan ide yang sangat bermanfaat. Karena belum tentu semua hutan
pinus yang ada di Indonesia ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan
menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat.
Wisatawan yang selalu ramai pada saat akhir pekan ini sangat
membantu perekonomian masyarakat desa Sumberbulu. Para wisatawan dapat
membayar tiket masuk dan nantinya akan dimasukkan dalam penghasilan para
karyawan wisata. Akan tetapi dengan adanya pandemi ini, para wisatawan
cednerung menurun secara drastis dam juga banyak sekali beberapa objek
atau spot selfie yang sudah rusak. Namun, keindahan alam yang terdapat pada
hutan pinus masih tetap terpancar karena masyarakat selalu menjaga
kelestarian ekosistem hutan pinus tersebut.
Diharapkan kedepannya tempat wisata ini akan terus berkembang
sehingga dapat menjadikan destinasi pariwisata pada kecamatan Songgon
tersebut. Jika pariwisata suatu daerah dapat maju dan berkembang, maka akan
memberikan sebuah keuntungan bagi pemerintah tersebut. Misalnya saja
dapat membantu masyarakat sekitar dan juga dapat menjadikan pemerintahan
kecamatan tersebut menjadi lebih maju. Sehingga dapat dijadikan panutan
bagi daerah sekitarnya. Karena pada dasarnya pada setiap wilayah daerah
memiliki sebuah potensi wisata masing-masing. Tidak harus membangun
sebuah tempat wisata. Tetapi dapat memanfaatkan keadaan alam sekitar.
Hanya saja perlu memodifikasi tempat tersebut agar menjadi lebih menarik
dan layak disebut sebagai tempat wisata.

2.2 Daya Tarik Wisata Hutan Pinus


Wisata Hutan Pinus Songgon ini memiliki daya tarik tersendiri.
Karena tempat wisata ini merupakan tempat yang memanfaatkan keindahan
alam. Sehingga hal tersebut dapat menjadikan daya tarik tersendiri bagi
masyarakat. Dengan memanfaatkan hutan Pinus yang awalnya tidak terawat
kini diubah menjadi sebuah tempat wisata. Dalam lingkup wisata tersebut
para pengelola wisata memodifikasi beberapa tempat yang mana dijadikan
sebagai wahana ataupun spot selfie.
Dalam wisata ini, masyarakat memanfaatkan sebuah hutan pinus yang
mana dalam hutan tersebut dibangun sebuah rumah pohon dan beberapa
wahana lainnya sehingga dapat menjadi daya tarik sebuah wisatawan.
Mengingat pada saat ini, sosmed menjadi hal yang paling utama dalam
menunjukkan kegiatan yang dilakukan setiap orang. Sehingga dalam wisata
hutan pinus juga terdapat banyak sekali sport selfie yang mana setiap
pengunjung nantinya dapat mengabadikan momentnya disaat berada pada
lokasi wisata tersebut. Dengan adanya sosial media tersebut tentu saja dapat
menjadikan wisata tersebut terkenal dikalangan masyarakat. Wisata hutan
pinus ini terletak di kaki gunung raung, sehingga tempatnya lebih menyatu
dengan alam. Karena keindahan alam tersbeut, membuat wisata ini memiliki
pemandangan yang sangat indah dan sejuk. Sehingga wisatawan sangat
nyaman jikalau mengunjungi tempat ini.
Dengan adanya hal tersebut tentu saja menjadikan tempat wisata
memiliki daya tarik tersendiri. Selain itu pemandangan yang langsung menuju
sungai Badeng sehingga menjadikan pemandangan lebih asri dan menyatu
dengan alam. Bukan hanya tempat wisata saja. Dalam hutan Pinus tersebut
juga bisa dijadikan sebagai tempat edukasi. Yang mana terdapat petani getah
Pinus yang selalu memanen getah Pinus dengan cara pohon Pinus disadap
agar mengeluarkan getahnya. kemudian getah tersebut dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri. Dengan demikian, para pengunjung juga dapat melihat
proses penyadapan getah Pinus dalam hutan Pinus tersebut.
Sehingga bukan hanya dijadikan sebagai tempat wisata saja. Tetapi
juga dijadikan sebagai tempat pembelajaran baik untuk kalangan anak-anak
maupun orang tua. Karena pada dasarnya dalam wisata hutan pinus ini kita
diajarkan bahwasanya tidak diperbolehkan merusak alam meskipun kita
memanfaatkan alam tersebut. Contohnya saja, para pengelola memodifikasi
hutan Pinus tersebut tanpa menebang atau merusak pohon Pinus dalam
kawasan tersebut. Dan para penyadap getah Pinus juga mengambil getah
dengan cara yang sudah disosialisasikan pemerintah agar tidak melukai pohon
Pinus. karena hutan Pinus ini masih dibawah naungan perhutani pemerintah
setempat.
Pelestarian hutan pinus yang dilakukan oleh masyarakat desa
Sumberbulu meskipun memanfaatkan hutan tersebut sebagai sumber
penghasilannya sehari-hari ini sudah memenuhi peraturan yang terdapat pada
undang-undang. Dengan membangun tempat wisata ditengah hutan tanpa
harus merusak atau melukai pohon sudah sangat membantu dalam menjaga
dan melestarikan ekosistem hutan tersebut. Penyadapan yang dilakukan
masyarakat juga sudah sesuai dengan sistem penyadapan yang baik dan benar
tanpa harus membuat pohon pinus mati agar dapat menyadap getahnya.
Tentunya pemanfaatan tersebut dapat dilakukan dalam jangka panjang karena
ruang alam masih tetap terjaga dan hutan tersebut juga mendapat
perlindungan dari pihak perhutani. Pemanfaatan yang dilakukan dengan
jangka panjang nantinya akan dapat menguntungkan masyarakat juga
membantu pemerintah dalam upaya pengurangan angka pengangguran.
2.3 Pemasaran Wisata Hutan Pinus
Untuk pemasaran wisata Hutan Pinus Songgon ini. Para pengelola
wisata hanya memanfaatkan teknologi yaitu media sosial. Yang dimana
semua kegiatan wisatawan akan diposting melalui akun sosial media yang
sudah dibuat oleh pihak pengelola. Sehingga sangat mudah memperkenalkan
wisata ini. Dengan adanya media sosial tentu saja sangat membantu dalam
menaikkan rate wisata ini. Pada tahun 2018 lalu, wisata hutan Pinus ini sangat
terkenal di Kabupaten Banyuwangi. Akan tetapi seiring berjalannya waktu,
banyak sekali desa-desa setempat yang membangun sebuah tempat wisata
sehingga wisata hutan Pinus kini tak lagi terkenal seperti dahulu.
Dengan adanya spot selfie yang menjadikan foto para wisatawan
menjadi estetik atau menjadi kekinian. Sehingga banyak sekali wisatawan
yang memposting foto dirinya ketika berada dikawasan wisata hutan Pinus
ini. Dengan demikian banyak masyarakat yang tertarik ketika melihat hal
tersebut. Selain itu, biaya untuk masuk dalam kawasan wisata ini sangat
terjangkau sekali. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi membayar terlalu
mahal untuk menikmati wisata dengan keindahan alam yang asri. Dan juga
akses untuk menuju lokasi yang mudah ini menyebabkan banyak pengunjung
yang tertarik. Dengan banyaknya wisatawan dapat membantu pemasaran
wisata hutan Pinus Songgon ini.
Ruang alam yang terdapat pada desa Sumberbulu ini sangat membantu
dalam perekonomian masyarakat. Tentunya pemanfaatan tersebut berperan
sangat besar dalam upaya pengurangan angka pengangguran daerah tersebut.
Masyarakat yang bekerja pada hutan pinus tersebut dapat terbantu dalam segi
ekonominya. Dengan adanya hutan pinus yang dijadikan sebagai tempat
wisata dan penyadapan getah pinus ini nantinya akan sangat membantu
menyejahterakan perekonomian masyarakat sekitar dimasa yang akan datang
nanti. Dengan demikian masyarakat tidak perlu lagi bingung mencari sebuah
pekerjaan pada masa depan nanti. Pemanfaatan ruang alam tanpa merusak
ekosistem hutan ini nantinya dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu panjang
karena tidak merugikan tetapi menguntungkan. Hutan yang dijadikan sebagai
sumber penghasilan tanpa merusak ekosistem ini juga tetap dilindungi oleh
pihak perhutani dan sudah terdapat undang-undang yang nantinya sebagai
peraturan dalam pemanfaatan ruang alam berupa hutan tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat yang memanfaatkan hutan pinus
tersebut juga harus mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hutan pinus adalah hutan dengan pohon pinus yang menjadi tumbuhan
paling dominan di dalamnya. Selaih pohon pinus, tumbuhan-tumbuhan lain
juga terdapat di dalam hutan ini. Hutan pinus memiliki berbagai manfaat
selain penghasil oksigen juga sebagai salah satu sumber mata pencaharian
masyarakat sekitar hutan. Masyarakat melakukan penyadapan getah pohon
pinus dan menjualnya. Dengan ini masyarakat mendapatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Selain penyadapan getah, hutan pinus
bisa dijadikan objek wisata seperti di dusun Sumberagung, desa Sumberbulu,
kecamatan Songgon, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Masyarakat
melakukan pelestarian hutan pinus tersebut dan memanfaatkannya menjadi
sumber penghasilan serta objek wisata alam yang menyenangkan tanpa
melanggar peraturan-peraturan yang berlaku.
3.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk masyarakat sekitar hutan
pinus adalah selalu lestarikan hutan pinus guna mengurangi efek rumah kaca
dan mengurangi polusi udara. Sedangkan untuk makalah observasi ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu berbagai macam perbaikan serta
masukan dari pembaca juga diperlukan agar makalah ini layak menjadi
referensi bagi pembaca lain.
DAFTAR PUSTAKA

Profil Desa Sumberbulu. (2019). http://sumberbulu.desa.id/.(diakses pada tanggal 15


Oktober 2020)

B, R. (n.d.). Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Alam Indonesia Berbasis


Web. Jurnal Informatika Ahmad Dahlan, 2(2).
Banyuwangi, B. P. (2017). KECAMATAN SONGGON DALAM ANGKA 2017.
Badan Pusat
Statistik.
https://banyuwangikab.bps.go.id/publication/2017/09/19/6f522a237b65f13b3
6621c90/kecamatan-songgon-dalam-angka-2017.html.(diakses pada 15
Oktober 2020)

Banyuwangi, D. k. (2019). Banyuwangi persebaran penduduk


https://www.banyuwangikab.go.id/profil/kependudukan-dan- naker.html.
(diakses pada 16 Oktober 2020)
Budiman Mampi, A. H. (2018). Produksi Getah Pinus (Pinus merkusii Jung et de
Vriese) Pada Berbagai Diameter Batang Menggunakan Sistem Koakan di
Desa Namo Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi. Jurnal Alam Rimba, 6.3, 42-
48.
Dewi Citra Larasati, Y. K. (n.d.). Peran Pemerintah Desa dalam Mengelola Wisata
Hutan Pinus untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Desa di Desa Bendosari,
Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. 9.2. Larasati, Dewi Citra, Ya’taufiq
Kurrahman. Peran Pemerintah Desa dalam Mengelola Wisata Hutan Pinus
untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Desa di Desa Bendosari, Kecamatan
Pujon, Kabupaten Malang. 9.2(2019)
Mubarikha, A. (n.d.). Indonesia Kaya Dengan Sumber Daya Alam Tetapi Miskin
Dalam Sumber Daya Manusia. Mubarikha, Alviatin. Indonesia Kaya Dengan
Sumber daya alam.
Subarudi, N. G. (n.d.). Subarudi, Ngaloken Gintings, and Suwardi Sumadiwangsa.
"Analisis KebijakaKemungkinan Penyadapan Getah Pinus di Hutan Lindung.
Subarudi, Ngaloken Gintings, and Suwardi Sumadiwangsa. "Analisis
Kebijakan Pengelolaan Hutan Lindung: KemuJurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan 2.2 , Subarudi, Ngaloken Gintings, and Suwardi Sumadiwangsa.
"Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Lindung: Kemungkinan 101-113.
Sundra, I. K. (2017). Pengelolaan Sumber Daya Hutan. Makalah .
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai