Anda di halaman 1dari 3

Contoh Interaksi Sosial di Bidang Pertanian

Di Indonesia yang merupakan negara berkembang yang sangat unggul dibidang


pertanian. Indonesia terkenal dengan kesuburan tanahnya dan memiliki kekayaan alam yang
melimpah sehingga tidak heran para penjajah tertarik dengan rempah-rempah yang dimiliki
Indonesia. Tanaman yang mendominasi lahan pertanian di Indonesia adalah beras sebagai
makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia, jagung, umbi-umbian dan lain sebagainya.
Disamping itu kondisi iklim juga mendukung sektor pertanian di Indonesia yang mana Indonesia
disinari matahari sepanjang tahun dan hujan terjadi sepanjang tahun. Kondisi tersebut membuat
mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani terutama pada wilayah pedesaan.
Dalam sebuah interaksi sosial, dibutuhkan adanya kerjasama, akomodasi dan asimilasi
untuk menjalin hubungan sosial. Dengan adanya hubungan sosial maka dapat berpengaruh secara
timbal balik terhadap bidang pertanian. Misalnya dari interaksi sosial yang baik, maka akan
mendorong petani dalam bekerja sama untuk merawat tanaman sehingga bisa mendapatkan hasil
panen yang baik. Selain itu dengan adanya interaksisosial dalam bidang pertanian maka akan
tercipta kerukunan, saling menghormati dan bergotong royong dalam meningkatkan sektor
pertanian. Menurut jenis interaksi sosial tersebut dapat dikemukakan beberapa contohnya
berdasarkan bidang pertanian seperti:
1) Kerjasama
 Masyarakat yang berprofesi sebagai petani dapat berkerja sama untuk
bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya.
 Saling memberikan kontribusi apabila terjadi persoalan terhadap bidang
pertanian
 Berkontribusi dalam mencapai keberhasilan panen raya
2) Akomodasi
 Pemberian kebebasan dalam menyatakan pendapat
 Kekuatan dalam menghadapi tekanan ketika gagal panen
 Ramah terhadap oranglain sehingga tercipta kerukunan dan menciptakan
kenyamanan dalam bekerja
3) Asimilasi
 Toleransi terhadap pendapat yang diberikan orang lain
 Bertindak sesuai keputusan yang diambil bersama
 Tidak memaksakan kehendak apabila metode penanaman yang dipakai antara
satu dengan yang lain tidak sama.
Didalam sebuah interaksi sosial juga terdapat hubungan manusia dengan lingkungannya
terutama di lingkungan pertanian. Bentuk interaksi manusia terhadap lingkungan sangat
kompleks dan dinamis. Hal yang utama adalah adaptasi sebuah masyarakat terhadap lingkungan
yang didominasi oleh lahan pertanian dan iklim yang cocok untuk dibuat sektor pertanian.
Kondisi alam dan iklim yang berubah-ubah (dinamis) setiap tahun mendorong manusia dalam
melakukan perubahan agar sesuai dengan kondisi lingkungannya. Manusia akan bergantung,
beradaptasi dan memodifikasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh interaksi
sosial manusia dengan lingkungan di bidang pertanian adalah sebagai berikut.
1) Adaptasi
 Manusia beradaptasi dengan bentuk lahan pada daerahnya. Apabila suatu daerah
memiliki bentuk lahan berupa dataran rendah maka sangat cocok digunakan
sebagai lahan pertanian sehingga masyarakat yang bertempat tinggal pada
daerah tersebut, mayoritas akan berprofesi sebagai petani.
 Petani beradaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan adanya
perubahan waktu panen dan pergeseran musim sehinggan dapat mempengaruhi
hasil pertanian. Biasanya petani memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
membaca iklim sehingga petani dapat mengantisipasi dampak dan bertindak
secara reaktif terhadap perubahan iklim tersebut.
2) Bergantung
 Petani bergantung terhadap iklim yang sedang berlangsung. Misalkan petani
akan menanam padi ketika musim hujan sedangkan ketika musim kemarau
petani mulai menanam jagung.
 Petani akan bergantung terhadap air karena untuk mengairi sawah
 Pertanian tradisional biasanya bergantung pada kerbau dalam proses
pembajakan sawah sedangkan untuk pertanian modern mereka akan bergantung
pada mesin pembajak sawah.
3) Modifikasi
 Manusia memodifikasi alam menjadi lahan pertanian sehingga dapat bermanfaat
bagi kebutuhannya sendiri atau kebutuhan ekonomi.
Dalam berinteraksi dengan lingkungannya, manusia juga akan membutuhkan interaksi
dengan orang lain untuk membantu dalam menyelesaikan tugasnya. Masyarakat yang daerahnya
didominasi dengan lahan persawahan akan membentuk suatu komunitas tani yang mana akan
menunjang keberhasilan dalam pengelolaan lahan pertanian. Sehingga didalam komunitas
tersebut berlaku adanya interaksi sosial berupa kerja sama, akomodasi dan asimilasi seperti yang
disinggung sebelumnya.
Lingga, C. M. E., Memah, M. Y., & Benu, N. M. 2021. Interaksi sosial dalam
kelompok tani sehati di Kelurahan Kakaskasen Dua Kota Tomohon (sosial interaction in farmer
sehati groups in the Kakaskasen Dua sub district of Tomohon Citie). Agri-Sosioekonomi. 17(1):
37-44. ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X.

Amirat, F., Saediman, H., & Sarinah, S. 2021. Pengetahuan, persepsi, dan adaptasi
petani padi sawah terhadap perubahan iklim di Kota Kendari. Jurnal Sosio Agribisnis. 6(1): 36-
47. e-ISSN: 2502-3292.

Parmawati, R., Putra, F., & Hardyansah, R. 2021. Sustainable Livelihood Approach:
Mendorong Pertanian yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan. Malang: Universitas
Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai