Perubuhan yang signifikan pada lingkungan bisnis seperti globalisasi dan kemajuan
telekomunikasi telah menciptakan persaingan yang sangat ketat. Untuk menyikapi hal
tersebut menghasilkan respon yang sangat beragam. Ada yang tetap bertahan dengan apa
yang dilakukan sekarang, ada pula yang melakukan penggabungan perusahaan. Dengan
penggabungan dua perusahaan atau lebih, maka akan menjadi lebih mungkin untuk saling
menunjang kegiatan usaha. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh akan lebih besar
dibandingkan jika mereka melakukan usaha sendiri-sendiri.
Lima macam alasan suatu perusahaan melakukan merger dan akuisisi, yaitu :
1. Keinginan untuk mengurangi kompetisi antar perusahaan atau ingin memonopoli salah satu
bidang usaha,
3. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lowest cost produce,
4. Untuk memperoleh sumber bahan baku yang murah (dari hulu ke hilir), dan
5. Untuk mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena kapasitas utang yang
semakin besar serta kemampuan, baik dalam hal teknologi maupun manajerial.
Reaksi positif dan negatif terhadap kejadian merger dan akuisisi tergantung dari
ketersediaan informasi bagi investor pada waktu pengumuman merger dan akuisisi serta
persepsi pasar terhadap keputusan merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan akuisisi
adalah informasi yang penting bagi suatu industri, artinya informasi tersebut tidak hanya
berpengaruh bagi perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi (target)
tetapi juga bagi perusahaan lain dalam industri yang sama dengan akuisitor dan perusahaan
target. (Bunga Rampai, 2002)
Riset-riset empiris tentang pengaruh merger dan akuisisi yang sudah dilakukan
cenderung melihat kinerja saham perusahaan dengan hasil yang beragam. Loughran dan Vijh
(1997) menemukan hasil bahwa perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi akan
mendatangkan abnormal return bagi pemegang saham. Hal senada juga ditemukan oleh riset
yang dilakukan Marwan Asri (1998) yang menemukan bukti empiris adanya abnormal return
signifikan setelah pengumuman akuisisi.
Sedangkan hasil riset Yudyatmoko (2000) menemukan adanya transfer intra industri
atau transfer informasi antara perusahaan yang mengumumkan suatu informasi dengan
perusahaan lain dalam suatu sektor industri yang sama. Hal senada juga ditemukan oleh
Amin (2000) yaitu ditemukan bukti empiris bahwa pengumuman merger dan akuisisi yang
diumumkan oleh perusahaan akuisitor mengakibatkan adanya abnormal return saham
perusahaan non akuisitor dalam sektor industri yang sama. Dengan kata lain pengumuman
yang dilakukan oleh perusahaan akuisitor berdampak negatif bagi pemegang saham
perusahaan non akuisitor.
85
8.2 Dasar Pemikiran Di Balik Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan.
Telah banyak alasan yang diusulkan oleh para manajer keuangan dan teoritikus sebagai
penjelasan dari tingkat aktifitas merger yang tinggi di AS. Motif-motif utama di belakang
merger perusahaan akan dibahas dalam bagian ini.
Sinergi
Motivasi utama dibalik merger adalah untuk meningkatkan nilai dari perusahaan
gabungan. Jika perusahaan A dan B bergabung untuk membentuk perusahaan C, dan jika
nilai C melebihi nilai dari A dan B jika dilihat secara terpisah, maka sinergi tersebut dapat
dikatakan telah terjadi. Merger seperti itu akan menguntungkan bagi baik pemegang saham
A maupun B. Secara matematis efek sinergis adalah jika VC lebih besar dari VA + VB
Efek sinergis dapat timbul dari sumber : (1). Ekonomi operasi yang berasal dari
skala keekonomian dalam manajemen, pemasaran, produksi dan distribusi; (2). Ekonomi
keuangan termasuk biaya transaksi yang lebih rendah dan cakupan yang lebih baik dari para
analis sekuritas; (3). Perbedaan efisiensi di mana maksudnya adalah manajemen dari salah
satu perusahaan lebih efisien daripada yang lain dan aktiva dari perusahaan yang lebih lemah
akan lebih produktif setelah merger; (4). Peningkatan kekuatan pasar akibat berkurangnya
persaingan. Ekonomi operasi dan keuangan adalah hal yang secara sosial diinginkan, seperti
juga merger yang akan meningkatkan efisiensi manajerial, namun merger yang mengurangi
persaingan tidak diinginkan secara sosial dan merupakan hal yang ilegal.
Optimal size
86
Gambar 8.1. Economies of Scale
Pertimbangan Pajak
Pertimbangan pajak telah mendorong pula terjadinya sejumlah merger. Sebagai
contoh, perusahaan yang menguntungkan dan berada di rentang tarif pajak tertinggi dapat
mengakuisisi sebuah perusahaan yang memiliki akumulasi kerugian pajak dalam jumlah
besar. Kerugian secara pajak ini selanjutnya dapat langsung diubah menjadi penghematan
pajak daripada dibawa ke tahun berikutnya dan digunakan di masa mendatang.
Diversifikasi
Perusahaan berpendapat bahwa diversifikasi akan membantu menstabilisasi
keuntungan dan akibatnya dapat memberikan keuntungan bagi pemiliknya.
87
Jika perusahaan A mengakuisisi B maka perusahaan A akan mendapatkan
nilai perusahaan B (VB) ditambah incremental gains ( V).
Jadi total nilai perusahaan B untuk A = V*B = V + VB
Keterangan :
V*B = nilai perusahaan B setelah bergabung dengan A, bukan nilai perusahaan B sebagai
entitas bisnis yang terpisah.
Contoh :
Perusahaan Aji dan Bayu memiliki aset dan resiko yang sama. Keduanya
mempunyai arus kas setelah pajak Rp 1.000.000,- per tahun dan keduanya mempunyai biaya
modal 10%. Perusahaan Aji ingin membeli perusahaan Bayu. Setelah merger, maka arus kas
setelah pajak akan menjadi Rp 2.100.000,- per tahun. Apakah penggabungan Aji dan Bayu
mendatangkan sinergi?
Jawab :
Aji dan Bayu akan membawa efek sinergi karena arus kas setelah merger :
CF = Rp 2.100.000,- lebih besar dari penjumlahan arus kas individual kedua perusahaan
yaitu Rp 2.000.000,- (Rp 1.000.000,- + Rp 1.000.000,-), maka :
VAB > VA + VB
2.100.000,- > 1.000.000,- + 1.000.000,-
Asumsi biaya modal adalah 10% maka :
- Nilai setelah merger (VAB) adalah Rp 2.100.000,- / 10% = Rp 21.000.000,-
- Perusahaan Aji (VA) adalah Rp 1.000.000,- / 10% = Rp 10.000.000,-
- Perusahaan Bayu (VB) adalah Rp 1.000.000,- / 10% = Rp 10.000.000,-
- Total A + B adalah Rp 20.000.000,-
- Incremental gains dari merger,
V = Rp 21.000.000,- - Rp 20.000.000,- = Rp 1.000.000,-
- Total nilai perusahaan B untuk A, V*B
= V + VB
= Rp 1.000.000,- + Rp 10.000.000,-
= Rp 11.000.000,-
88
2. Pooling of Interest
Aset dari perusahaan pengakuisisi dan yang diakuisisi digabung menjadi satu, yang
artinya neraca hanya digabung bersama. Akuntansinya lebih sederhana dengan
metode ini. Hanya menambahkan neraca lama menjadi satu. Total aset tidak berubah
dan tidak ada goodwill yang tercipta.
Contoh :
Perusahaan A hendak mengakuisisi B menjadi AB. Oleh karena itu perusahaan A
membayar Rp 18 juta untuk membeli B dengan utang. Fixed aset perusahaan B dengan nilai
buku Rp 8 juta dinilai pada nilai pasar saat ini sebesar Rp 14 juta. Modal kerja B adalah
Rp 2 juta maka modal kerja dalam neraca setelah marger bernilai Rp 6 juta. Perusahaan A
kemudian membayar Rp 2 juta sebagai kelebihan dari aset bersih, ini disebut goodwill.
Tabel 8.1 Purchase method (dalam jutaan)
Perusahaan A Perusahaan B
Modal kerja 4 Ekuitas 20 Modal kerja 2 Ekuitas 10
Fixed aset 16 Fixed aset 8
Total 20 Total 20 Total 10 Total 10
Perusahaan AB (pasca merger)
Modal kerja 6 Utang 18
FA 30 Ekuitas 20
Goodwill 2
Total 38 Total 38
Keterangan :
- Market value dari fixed aset perusahaan B dinilai Rp 14 juta sehingga FA menjadi
Rp 16 juta + Rp 14 juta = Rp 30 juta
- Modal kerja adalah Rp 4 + Rp 2 = Rp 6
- Ekuitas yang ditulis adalah milik perusahaan akuisitor yaitu Rp 20, karena membeli
B dengan utang.
- Goodwill sebesar 2 juta untuk menyeimbangkan neraca dan merupakan aset tidak
berwujud seperti bakat, pelanggan setia, peluang pertumbuhan, dll.
Perusahaan A Perusahaan B
Modal kerja 4 Ekuitas 20 Modal kerja 2 Ekuitas 10
Fixed aset 16 Fixed aset 8
Total 20 Total 20 Total 10 Total 10
Perusahaan AB (pasca merger)
89
Modal kerja 6 Ekuitas 30
FA 24
Total 30 Total 30
Keterangan :
- Hanya penggabungan dua neraca sehingga tidak ada goodwill yang tercipta.
- Lebih sederhana dan mudah.
90
3. Akuisisi Aset
Sebuah perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli sebagian
atau semua aset perusahaan tersebut. Jadi perusahaan target hanya menjual aset
perusahaan karena perusahaan membutuhkan transfer dari aset perusahaan ke aset
individu, cara ini sangat mahal.
Tingkat Aktivitas Merger di Luar Negeri
Lima gelombang merger besar telah melanda Amerika Serikat. Gelombang pertama
terjadi pada akhir tahun 1800 pada saat konsolidasi dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
minyak, baja, tembakau dan industri dasar lainnya. Gelombang ke dua terjadi pada tahun
1920, pada saat kejayaan pasar saham menolong para promotor keuangan mengkonsolidasi
perusahaan-perusahaan dalam sejumlah industri, yang mencakup perusahaan umum
(utilities), komunikasi dan mobil. Gelombang ke tiga berlangsung pada tahun 1960, ketiga
merger konglomerat tengah berkecamuk. Gelombang ke empat dimulai pada awal 1980,
ketika perusahaan LBO dan yang lain mulai menggunakan junk bond untuk membiayai
semua bentuk akuisisi. Gelombang ke lima, yang melibatkan aliansi strategis yang dirancang
guna memungkinkan perusahaan untuk bersaing dengan lebih baik dalam perekonomian
global, sedang dalam proses dewasa ini. (Brigham, 2004)
Tabel 8.3 Ilustrasi lima merger terbesar yang melibatkan
perusahaan A.S (miliar dolar)
91
Philop Morris-Kraft 1996 13,4 Saham
Seperti yang dapat dilihat dari tabel 13.2 beberapa merger besar terjadi dalam tahun-
tahun terakhir, dan beberapa yang bahkan lebih besar lagi sedang dalam proses. Tabel ini
hanya mencantumkan merger yang melibatkan perusahaan AS, tetapi merger besar yang
terjadi di Amerika Serikat bukan perusahaan di atas saja, misalnya : pada tahun 1998
ada banyak merger dan akuisisi kategori besar yang membuat merger dan akuisisi pada
tahun-tahun sebelumnya tampak kecil. Merger terbesar yang diumumkan pada tahun 1998
adalah penggabungan antara Citicorp dengan Traveller’s Group yang nilainya diperkirakan
mencapai 77 milyar Dolar Amerika Serikat dan akuisisi Exxon atas Mobile dengan perkiraan
nilai transaksi sebesar 79 milyar Dolar Amerika Serikat.
92
Semua penolakan tidak menguntungkan bagi pengakuisisi potensial, tetapi ada beberapa
taktik yang lebih merusak daripada taktik lain. Seperti hasil penelitian Dodd (1980) dalam
Bunga Rampai (2002) menemukan bahwa pasar bereaksi signifikan dengan adanya merger
tetapi terjadi penurunan harga saham jika ada manajemen yang menolak merger.
Selain itu sebagai bentuk penolakan memiliki efek yang berbeda terhadap
perusahaan sasaran dan para pemegang sahamnya. Penolakan penyebab lelang memiliki
tujuan akhir untuk mencapai harga jual yang lebih tinggi. Pada umumnya penolakan ini
dilakukan demi kepentingan para pemegang saham perusahaan sasaran. Penolakan pengurang
persaingan sering dikaitkan dengan pemertahanan manajemen, yang ditandai dengan adanya
para manajer yang tidak kompeten yang ingin menghalangi upaya akuisisi karena takut
kehilangan pekerjaan atau ingin mempertahankan gaji mereka yang tinggi meskipun
sebenarnya mereka tidak cakap. Pengaruh merger dan akuisisi terhadap manajemen
pengakuisisi dan manajemen target berbeda. Manajemen perusahaan pengakuisisi memiliki
peluang dan tantangan yang lebih besar sekaligus harapan untuk mendapatkan pengakuan,
kompensasi yang lebih tinggi, dan prestis setelah merger.
Kasus Riil Akuisisi
“United Tractor jajaki Akuisisi tambang batu bara”
93
ditandatangani yang mengalihkan kepemilikan saham ke perusahaan pengambil alih.
Pemegang saham perusahaan sasaran kemudian menerima pembayaran tertentu, entah dengan
saham biasa perusahaan pengambil alih (dalam hal ini pemegang saham perusahaan sasaran
akan menjadi pemegang saham perusahaan pengambil alih), uang kas, obligasi, atau
campuran antara uang kas dan sekuritas dan biasanya disebut dengan merger sukarela
(friendly merger).
Hostile Merger
Tetapi sering manajemen perusahaan sasaran menolak untuk melakukan merger. Hal
ini disebabkan karena mereka merasa bahwa harga yang ditawarkan terlalu rendah, atau
karena mereka mungkin hanya ingin mempertahankan pekerjaan mereka. Dalam kasus
manapun, tawaran perusahaan yang ingin mengakuisisi disebut sebagai secara terpaksa,
bukan sukarela dan perusahaan yang mengakuisisi harus melakukan pendekatan langsung
ke pemegang saham perusahaan sasaran. Dalam merger secara paksa (hostile merger),
perusahaan pengambil alih kembali akan melakukan suatu tender offer, dan sekali lagi
meminta para pemegang saham perusahaan sasaran mentenderkan saham mereka untuk
ditukar dengan harga yang ditawarkan.
Alasan penolakan adalah a). Harga yang ditawarkan (kas, obligasi, dan saham dari
perusahaan pengambil alih) adalah terlalu rendah, sehingga yang dilakukan manajer
perusahaan sasaran akan menyarankan para pemegang saham untuk tidak mentenderkan
sahamnya, b). Manajemen tidak ingin kehilangan pekerjaan, dan c). Memang tidak ingin
menjual perusahaan tersebut.
Contoh :
Perusahaan A yang menawarkan akan membeli perusahaan B dengan tender offer
$100/saham kepada pemegang saham perusahaan B. Tawaran ditolak. Kemudian A
menawarkan kembali seharga $140, akhirnya B menerima, namun karena harga terlalu tinggi
lama-lama perusahaan B kesulitan keuangan dan bangkrut.
94
Tabel 10.5 menyajikan laporan proyeksi arus kas Lowtech, yang sedang
dipertimbangkan untuk diambil alih oleh Hightech, sebuah konglomerat besar.
Proyeksi data tersebut adalah untuk periode pasca merger, sehingga semua
pengaruh sinegistik telah diperhitungkan. Lowtech saat ini menggunakan 30%
utang, tetapi jika diambil alih, Hightech akan menaikkan rasio utang Lowtech
menjadi 50%. Baik Hightech maupun Lowtech sama-sama mempunyai tarif
pajak marjinal 40%.
Tabel 8.5 Proyeksi Laporan Arus Kas Pasca Merger untuk Lowtech
per 31 Desember (dalam jutaan dolar)
95
kas bersih yang tersedia bagi Hightech dari hasil pengembalian. Arus kas ini
akan digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham Hightech,
atau untuk membiayai penambahan aktiva divisi atau anak perusahaan
Hightech, dan sebagainya.
(2). Mengestimasi Tingkat Diskonto
Analisis sensitivitas, analisis scenario, dan simulasi montecarlo dapat
digunakan agar manajemen high-tech menilai risiko yang terlibat dalam
akuisisi ini. Karena Lowtech adalah perusahaan terbuka, maka dapat menilai
langsung risiko pasarnya. Beta Lowtech sebelum merger yang ditentukan
berdasarkan pasar adalah 1,28. Akan tetapi hal ini mencerminkan rasio utang
sebelum merger sebesar 30% , sementara rasio utang pasca merger akan naik
menjadi 50%. Bankir investasi Hightech mengestimasi bahwa Beta Lowtech
akan naik menjadi 1,63 jika rasio utangnya naik menjadi 50%, dengan
demikian dapat digunakan Security Market Line (SML) untuk menentukan
perkiraan biaya ekuitas pasca merger Lowtech. Jika suku bunga bebas risiko
adalah 10% dan premi risiko pasar adalah 5%, maka biaya ekuitas, Ks,
Lowtech setelah merger dengan Hightech akan menjadi 18,2%.
ks = kRF + (RPM)b = 10% + (5%) 1,63 = 18,15% = 18,2%
Menilai Arus Kas
Nilai saat ini Lowtech bagi Hightech adalah nilai sekarang arus kas yang
diharapkan akan diperoleh Hightech yang didiskontokan dengan 18,2% (dalam
jutaan dolar) : berdasarkan data arus kas Tabel 13.5.
$ 6,4 $ 48,8 $ 9,8 $ 10,2 $ 161,4
V2003 = 1
+ 2
+ 3
+ 4
+ 5 = $92,8
(1,182) (1,182) (1,182) (1,182) (1,182)
Jadi, nilai Lowtech bagi Hightech adalah $92,8.
2. Analisis Multipel Pasar
Metode lainnya untuk menilai perusahaan sasaran adalah analisis multiple pasar (market
multiple analysis), yang menerapkan suatu pengganda (pengali) yang ditentukan pasar
terhadap laba bersih, laba per saham, penjualan, nilai buku atau untuk perusahaan seperti
TV kabel atau sistem telepon seluler, jumlah pelanggan. Untuk mengestimasi nilai
Lowtech dengan menggunakan multiple P/E dengan mengalikan laba bersih $7,7 dengan
multiple pasar sebesar 12 untuk mendapatkan nilai $7,7 (12) = $92,4 juta. Ini adalah nilai
ekuitas, atau kepemilikan perusahaan itu. Perlu diperhatikan pula dalam perhitungan ini
menggunakan laba bersih rata-rata selama lima tahun mendatang untuk menilai Lowtech.
Untuk menggambarkan situasi merger dengan contoh perhitungan model diskonto arus kas
maka dapat disajikan pada Gambar 10.2. menyajikan situasi merger tersebut. Jumlah $92,8
juta digambarkan sebagai titik pada sumbu horizontal, dan itu merupakan jumlah
maksimum yang dibayarkan Hightech. Jika Hightech membayar lebih kecil, misalkan
$82,8 juta, maka pemegang sahamnya akan mendapat keuntungan $10 juta dari merger itu,
sementara jika membayar lebih tinggi, pemegang saham akan mengalami kerugian.
96
Untuk memperjelas keterangan di atas perlu diperhatikan perusahaan sasaran yaitu
Lowtech. Perusahaan ini memiliki 10 juta saham yang terjual seharga $6,25, sehingga
nilainya sebagai perusahaan yang beroperasi secara independent dianggap $62,5 juta, jika
Lowtech diakuisisi pada harga yang lebih tinggi dari $62,5 juta, pemegang sahamnya akan
mendapat keuntungan, sebaliknya jika harganya lebih rendah, maka para pemegang
sahamnya akan mengalami kerugian.
Perubahan Kekayaan
Pemegang saham
(S)
Hightech Lowtech
0
Harga yang dibayarkan
$62,5 Rentang $92,8 untuk sasaran
Tawar Menawar (s)
=
Sinergi
Perbedaan antara $62,5 dan $92,8 atau $30,3 juta, merupakan sinergistik yang
diharapkan dari merger tersebut.
Inilah beberapa hal yang perlu dicatat :
1. Jika tidak ada manfaat sinergistik, maka tawaran maksimum akan sama dengan nilai
masa berjalan dari perusahaan sasaran.
2. Semakin besar keuntungan sinergistik, merger semakin dapat diwujudkan.
3. Masalah tentang bagaimana membagi manfaat sinergistik sangat penting. Kedua
belah pihak jelas akan menginginkan sebanyak mungkin keuntungan. Sebagai
contoh : jika manajemen Lowtech mengetahui harga maksimum yang dapat
dibayarkan Hightech, maka akan berusaha mendapatkan harga yang mendekati
97
$92,8 juta. Hightech di pihak lain akan berusaha sedapat mungkin memperoleh
Lowtech pada harga yang mendekati $62,5 juta.
4. Di antara rentang $62,5 sampai $92,8 juta, dimanakah harga aktual akan ditentukan?
Jawabannya tergantung pada posisi tawar menawar kedua belah pihak sebagaimana
yang ditentukan oleh kondisi-kondisi perekonomian yang mendasar.
5. Jika manajemen Lowtech mungkin menolak sebagai cara untuk mempertahankan
pekerjaannya, maka Hightech akan mengajukan tawaran “preemptive” yang tinggi
dengan sasaran menakut-nakuti tawaran pesaing dan/atau penolakan manajemen.
Di pihak lain, Hightech mungkin akan mengajukan tawaran yang lebih rendah
dengan harapan dapat “mencuri”/memanfaatkan kesempatan untuk menguasai
perusahaan itu.
Data lain :
Pada tahun ke-6 dan seterusnya pertumbuhan konstan dengan g = 5%, biaya modal (ks)
konstan 10%. Saham beredar perusahaan target adalah 1.000.000 lembar dan harga pasar
saham saat ini adalah Rp 1.500,-/lembar. Hitunglah harga yang tepat untuk mengakuisisi
perusahaan Gerald!
Jawab :
- Menghitung arus kas pada akhir tahun ke-5 atau arus kas tahun ke-6 dengan Model
Gordon = 500 (1 + 5%) = 525
PV arus kas awal tahun ke-6 :
= arus kas awal tahun ke-6/(ks – g)
= 525/ (10% - 5%)
= 1.050
PV arus kas tahun ke-6 sampai tak terhingga pada saat ini (t=0) :
= PV / (1 + ks)n = 1.050 / (1 + 10%) 5 = 662,46
- Menghitung PV arus kas tahun ke-1 sampai 5 :
98
PV (1) = 100 / (1 + 10%)1 = 90,91
PV (2) = 200 / (1 + 10%)2 = 165,29
PV (3) = 300 / (1 + 10%)3 = 229,01
PV (4) = 400 / (1 + 10%)4 = 277,58
PV (5) = 500 / (1 + 10%)5 = 315,45
- Maka total nilai Perusahaan Gerald bagi Christa adalah :
Total PV = 90,91 + 165,29 + 229,01 + 277,58 + 315,45 + 662,46
= Rp 1.740,7 juta
Maka harga maksimal yang dapat ditawarkan akuisitor adalah :
= Rp 1.740,7 juta / 1 juta lembar
= Rp 1.740,7 / lembar saham
- Harga saham saat ini Rp 1.500 maka nilai perusahaan target adalah :
1.000.000 x Rp 1.500 = Rp 1.500 juta
- Kesimpulan :
Rentang harganya adalah antara 1.500 juta dan Rp 1.740,7 juta. Selisihnya
merupakan efek sinergi yaitu Rp 240,7 juta. Harga yang tepat adalah sesuai
negosiasi tapi yang jelas di interval Rp 1.500 juta sampai Rp 1.740,7 juta.
99
1. Menyiapkan Merger
Bank-bank investasi besar mempunyai kelompok merger dan akusisi di bawah
departemen keuangan korporasinya. Departemen keuangan korporasi memberikan
nasihat kepada perusahaan, bukan memberikan jasa penjaminan dan jasa pialang.
Para anggota kelompok ini berupaya mengidentifikasikan perusahaan yang
mempunyai kelebihan kas yang mungkin ingin membeli perusahaan lain, perusahaan
yang ingin dibeli, atau perusahaan yang karena sesuatu hal menjadi menarik bagi
perusahaan lain. Misalnya, jika perusahaan minyak ingin memperluas usaha
ke pertambangan batubara, maka perusahaan itu mungkin akan menghubungi bank
investasi untuk membantunya mengambil alih perusahaan pertambangan. Begitu
juga pemegang saham yang tidak puas terhadap kinerja perusahaan dapat bekerja
sama dengan bank investasi untuk mendepak manajemen dengan membantu
menyiapkan suatu merger. Bank-bank investasi dilaporkan telah menawarkan paket-
paket untuk membiayai para pembajak perusahaan, yang mencakup rancangan
sekuritas yang akan digunakan dalam tender offer serta pengumpulan orang-orang
dan perusahaan yang akan membeli saham perusahaan sasaran saat ini dan kemudian
mentenderkan setelah tawaran terakhir dilakukan.
2. Mengembangkan Taktik Defensif
Perusahaan sasaran yang tidak ingin diambil alih akan meminta bantuan bank
investasi, bersama-sama dengan kantor pengacara yang berspesialisasi dalam
merger. Taktik-taktik defensif yang digunakan meliputi : (1) mengubah anggaran
dasar sehingga hanya sepertiga dari anggota direksi yang dipilih setiap tahun,
dan/atau diperlukan 75% persetujuan (super mayoritas) untuk dapat terlaksananya
merger, (2) berupaya meyakinkan para pemegang saham perusahaan sasaran bahwa
harga yang ditawarkan oleh calon pengambil alih terlalu rendah, (3) mengungkit
masalah antitrust dengan harapan campur tangan Departemen Kehakiman, (4)
membeli kembali saham di pasar terbuka dalam upaya menaikkan harga saham
di atas harga yang ditawarkan pengambil alih, (5) menarik white knight yang dapat
diterima oleh manajemen perusahaan sasaran untuk bersaing dengan calon
pengambil alih, (6) menarik white squire yang bersahabat dengan manajemen saat
ini untuk membeli lebih banyak saham perusahaan sasaran guna menghalangi
merger, dan (7) mengambil pil racun sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Pil racun (poison pills) yang terkadang benar-benar menjadi tindakan bunuh diri
secara ekonomi oleh perusahaan untuk mencegah pengambilalihan adalah strategi
seperti peminjam uang dengan syarat bahwa pinjaman itu harus dilunasi seketika
apabila perusahaan diambil alih, atau menjual dengan harga murah aktiva
perusahaan yang tadinya menarik minat pihak lain untuk membeli perusahaan
tersebut, memberikan parasut emas (golden parachutes) yang berlimpah kepada para
eksekutif yang membuat uang kas terkuras sehingga merger menjadi tidak layak
dilaksanakan dan merencanakan merger defensif yang mengakibatkan perusahaan
memiliki aktiva baru yang diragukan nilainya serta utang yang sangat besar. Saat ini,
pil racun yang paling digemari perusahaan adalah memberikan hak kepada para
100
pemegang sahamnya untuk membeli saham pengambil alih dengan setengah harga
apabila perusahaan diambil alih (Husnan,2004).
3. Menetapkan Nilai Wajar
Apabila dua perusahaan melakukan merger secara baik-baik (sukarela), maka harga
yang disetujui pastilah harga yang wajar, jika tidak, pemegang saham salah satu
perusahaan bisa menuntut pembatalan merger tersebut, karena itu, pada kebanyakan
merger yang besar, masing-masing pihak akan meminta jasa bank investasi untuk
mengevaluasi perusahaan sasaran dan menetapkan harga yang wajar. Sekalipun
merger tersebut tidak dilakukan secara sukarela, namun bank investasi masih
diperlukan untuk menetapkan harga yang wajar. Jika tender offer dilancarkan secara
tiba-tiba, maka perusahaan pengambil alih ingin mengetahui harga terendah yang
memungkinkannya untuk mengambil alih saham tersebut, sementara perusahaan
sasaran memerlukan bantuan bank investasi untuk melihat apakah harga yang
ditawarkan terlalu rendah.
4. Biaya Merger
Semua kegiatan merger dapat menimbulkan dua pertanyaan : (1) apakah akuisisi
koporasi menciptakan nilai? dan (2) bagaimana nilai itu dibagi di antara berbagai
pihak? Kebanyakan para peneliti sepakat bahwa pengambilalihan meningkatkan
kekayaan pemegang saham perusahaan sasaran, karena jika tidak mereka tidak akan
setuju dengan tawaran tersebut, tetapi ada perdebatan tentang apakah merger itu
akan bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan pengambil alih. Secara khusus,
manajemen perusahaan pengambil alih dapat termotivasi oleh faktor-faktor selain
memaksimisasi kekayaan pemegang saham. Misalnya : manajemen ingin melakukan
merger hanya untuk meningkatkan ukuran perusahaan yang dikelola, karena
semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi gaji yang diterima beserta fasilitas
dan prestisenya.
Beberapa studi telah mempelajari tanggapan harga saham perusahaan pengambil alih
dan sasaran terhadap merger dan tender offer. Secara kesuluruhan studi-studi yang
ada telah mencakup hampir setiap akuisisi yang melibatkan perusahaan terbuka
sejak tahun 1960 sampai sekarang, dan sangat konsisten dengan hasil-hasilnya.
Secara rata-rata harga saham perusahaan sasaran naik sekitar 30% dalam tender
offer secara paksa, sedangkan dalam merger sukarela kenaikan rata-ratanya adalah
sekitar 20%. Tetapi baik dalam perjanjian secara paksa maupun sukarela, harga
saham perusahaan pengambil alih, secara rata-rata tetap konstan. Jadi bukti ini
menunjukkan secara kuat (1) bahwa akuisisi memang menciptakan nilai, tetapi
(2) pemegang saham perusahaan sasaranlah yang sebenarnya meraih keuntungan.
101
sebagai merger. Apabila merger menggabungkan semua aktiva perusahaan yang terlibat,
termasuk keahlian manajerial dan teknis mereka, maka aliansi memungkinkan perusahaan
untuk menciptakan kombinasi yang memusatkan pada lini bisnis tertentu yang paling
memberikan sinergi potensial. Aliansi ini dapat dimulai dari kerjasama pemasaran sampai
dengan kepemilikan bersama operasi berskala internasional.
Salah satu bentuk aliansi korporasi adalah usaha patungan (joint venture) yaitu
penggabungan bagian-bagian tertentu dari dua atau lebih perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu yang terbatas sifatnya. Usaha patungan dikendalikan oleh tim manajemen yang
terdiri dari para wakil dari dua perusahaan induk. Usaha patungan ini sudah sering digunakan
oleh perusahaan AS, Jepang dan Eropa untuk berbagi teknologi dan atau keahlian pemasaran.
Misalnya, Whirlpool yang mengumumkan usaha patungan dengan raksasa elektronik
Belanda, Philips untuk membuat alat-alat elektronik dengan merek Philips di lima Negara
Eropa. Melalui penggabungan dengan mitra luar negeri, perusahaan-perusahaan AS mencoba
mendapat tempat berpijak yang kukuh di Eropa. Meskipun aliansi merupakan hal yang baru
bagi sejumlah perusahaan, namun hal itu sudah menjadi praktik yang mapan, misalnya :
Corning Glass mendapatkan lebih dari setengah labanya dari 23 usaha patungan, di mana dua
pertiga dari padanya dilakukan dengan perusahaan luar negeri yang meliputi hampir semua
Negara Eropa termasuk Jepang, Cina, Korea Selatan dan Australia.
8.9.3 Divestitur
102
Divestitur adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan. Ada tiga jenis
divestitur yaitu (1) penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain, (2) pemisahan unit
bisnis tertentu untuk dijadikan korporasi baru, dan kemudian membagikan saham-sahamnya
kepada pemegang saham perusahaan, dan (4) likuidasi aktiva secara langsung kepada
masyarakat.
Penjualan kepada perusahaan lain umumnya melibatkan penjualan seluruh divisi
atau unit, yang biasanya dilakukan secara tunai tetapi kadangkala dengan saham perusahaan
pengambil alih. Dalam spin-off, pemegang saham perusahaan menerima saham baru yang
merupakan hak kepemilikan terpisah atas divisi yang telah didivestasikan. Divisi baru itu
menetapkan sendiri dewan direksi dan pejabatnya, serta beroperasi sebagai suatu perusahaan
terpisah. Pemegang saham akan memiliki saham-saham dari dua perusahaan, tetapi tidak ada
perpindahan kas. Akhirnya, dalam likuidasi (liquidation), aktiva suatu divisi dijual sebagian-
sebagian, bukan sebagai suatu kesatuan operasi. Untuk menggambarkan berbagai jenis
divestitur, akan disajikan contoh sebagai berikut :
Ilustrasi Divestitur :
Pepsi mengumumkan ”spin-off “ atas bisnis makanan siap sajinya, yang termasuk
Pizza Hut, Taco Bell, dan Kentucky Fried Chicken, Pepsi pada awalnya membeli mata rantai
bisnis ini karena bermaksud meningkatkan mata rantai distribusi untuk minuman ringannya.
Namun dengan berjalannya waktu, Pepsi mulai menyadari bahwa bisnis minuman ringan dan
restoran memang berbeda, dan sinergi di antara keduanya kurang berhasil daripada yang
diharapkan. Spin-off yang diusulkan adalah bagian dari upaya Pepsi untuk kembali lagi
memfokuskan pada bisnis intinya. Akan tetapi Pepsi akan berusaha mempertahankan saluran
distribusi ini dengan menandatangani kontrak jangka panjang untuk memastikan bahwa
produk-produk Pepsi akan terjual secara eksklusif dalam masing-masing dari ketiga mata
rantai spin-off tersebut. Meskipun divestitur bukan merupakan kata akhir, namun tanggapan
awal dari para investor adalah positif.
103
penerimaan dividen, (2) Risiko yang berlebihan, karena pengaruh Leverage pada Holding
Company mengakibatkan kemungkinan kerugian atau keuntungan yang besar.
Contoh : kasus merger dua perusahaan : PT “Maju” dan PT “Makmur” (dalam ribuan rupiah)
Pengaruh merger terhadap earning per share (EPS) :
Tabel : 8.6 Data saham PT “Maju” dan PT “Makmur”
8.10 Ringkasan
1. Dasar pemikiran dibalik merger adalah sinergi, diversifikasi, biaya lebih murah dan
insentif pribadi manajer.
2. Jenis-jenis merger dikelompokkan menjadi tiga yaitu merger horizontal, meregr
vertikal dan merger konglomerat.
3. Jenis akuisisi ada dua yaitu pengambilalihan paksa dan sukarela (hostile dan friendly
merger).
4. Beberapa metodologi digunakan untuk menilai perusahaan sasaran yaitu arus kas
yang didiskontokan dan analisis multiple pasar.
104
5. Bank investasi terlibat dalam aktivitas merger dengan beberapa cara :
(1) membantu menyiapkan merger, (2) membantu perusahaan mengembangkan serta
menerapkan taktik defensif, (3) membantu menilai perusahaan sasaran, (4)
membantu membiayai merger, dan (5) menginvestasikan dalam saham perusahaan
calon merger yang potensial.
6. Leveraged Buyout adalah suatu bentuk pembelian saham perusahaan oleh
sekelompok investor.
7. Divestitur adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan. Ada tiga jenis
divestitur yaitu (1) penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain,
(2) pemisahan unit bisnis tertentu untuk dijadikan korporasi baru, dan kemudian
membagikan saham-sahamnya kepada pemegang saham perusahaan, dan
(4) likuidasi aktiva secara langsung kepada masyarakat.
8. Holding Company adalah bentuk perusahaan yang menguasai saham perusahaan lain
di mana pengendalian secara tidak langsung ada pada perusahaan yang menguasai
saham perusahaan lain.
Data lain : pada tahun ke-6 dan seterusnya pertumbuhan konstan dengan g = 6%,
biaya modal (ks) konstan 12%. Saham beredar perusahaan target adalah 1.750.000
lembar dan harga pasar saham saat ini adalah Rp 1.200,-/lembur. Hitunglah harga
yang tepat untuk mengakuisisi Perusahaan Lemah!
2. Pizza Place, sebuah rantai restoran pizza nasional sedang mempertimbangkan
membeli sebuah rantai yang lebih kecil, Western Pizza. Analisis Pizza Place
memproyeksikan bahwa merger akan menaikkan arus kas bersih $1,5 juta pada
tahun I, $2 juta pada tahun II, $3 juta pada tahun III, $5 juta pada tahun IV.
Diharapkan arus kas Western pada tahun IV akan tumbuh konstan sebesar 5%
setelah tahun IV. Diasumsikan seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun. Nilai beta
Western pascamerger diasumsikan 1,5 dan tarif pajak pascamerger sebesar 40%.
Tingkat bebas risiko adalah 6% dan premi risiko pasar adalah 4%. Berapakah nilai
Western Pizza bagi Pizza Place? (Brigham,2004)
105
.
106