SKRIPSI
Oleh:
Novika Bernadelpin
NIM : 148114165
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Judul
EVALUASI PROSES PERACIKAN DAN KUALITAS SEDIAAN STERIL
UNTUK PASIEN GERIATRI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
PANTI WILASA Dr. CIPTO SEMARANG
SKRIPSI
Oleh:
Novika Bernadelpin
NIM : 148114165
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” ROMA 8:28
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padamu mengenai
kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh
harapan.” YEREMIA 29:11
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan, karena atas bimbingan, rahmat,
dan cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“EVALUASI PROSES PERACIKAN DAN KUALITAS SEDIAAN STERIL
UNTUK PASIEN GERIATRI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI
WILASA Dr. CIPTO SEMARANG” sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian
ini merupakan bagian dari penelitian payung dosen yang berjudul “Evaluasi
Proses Peracikan dan Kualitas Sediaan Racikan Steril bagi Penderita Penyakit
Degeneratif di Bangsal Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang” dengan
nomor kontrak 070/Penel./LPPM-USD/IV/2017. Keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Orangtua yang penulis hormati, kagumi dan sayangi, Bapak Pither Minggu
Sempa dan Ibu Naomi Toding beserta kakak Jhon Mulpin dan Isteri, Anna
Reguspin dan Suami, Yulispin dan Suami, dan Keponakan-keponakan serta
seluruh Keluarga besar yang setia mendoakan, memberi dukungan dan selalu
memotivasi penulis dalam keadaan suka dan duka.
8. Teman seperjuangan skripsi Melviya, Sara yang selalu setia mengingatkan,
memberi semangat dan tidak kenal lelah sehingga penelitian dan penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan, semoga kedepan skripsi ini dapat berguna untuk
orang lain.
9. Sahabatku Kiki, Tiersa, Cila, Elma, Aldo, Ketsia, Yunisa, Dini, Rapang,
Ivonne, Anas, Lina, dan Indri yang penulis kasihi. Terima kasih telah memberi
dukungan, selalu menemani dalam suka dan duka, semoga ke depan kita sukses
bersama.
10. Teman-teman PWF jogja, XVIII PWF, agres, ines, vani, tuti, dan marla atas
bantuannya dalam segala hal.
11. Teman-teman FSMD, Farmasi 2014 USD, dan IKASKIBAR JOGJA yang
selalu memberikan doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
terbuka terhadap kritik dan saran untuk membangun agar hasil karya yang lebih
baik dan bermafaat bagi khalayak yang membutuhkan, terutama dalam bidang
kefarmasian. Terimakasih.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 4
Pengamatan personel, sarana dan prasarana ........................................................ 4
Pengamatan proses penyiapan sediaan steril ....................................................... 6
Pengamatan proses peracikan sediaan steril ........................................................ 8
Pengamatan hasil peracikan sediaan steril ........................................................ 10
Uji kualitas sediaan steril .................................................................................. 11
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 14
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN .......................................................................................................... 18
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 35
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Sediaan parenteral adalah bentuk sediaan untuk injeksi atau sediaan infus.
Injeksi adalah pemakaian dengan cara diaplikasikan langsung ke dalam aliran
darah, jaringan, atau organ untuk tujuan terapeutik (Lukas, 2011). Dispensing
sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, kontaminasi
sediaan, paparan terhadap petugas dan lingkungan, mencegah kesalahan dalam
pemberian obat, serta menjamin kualitas mutu sediaan (Depkes, 2009b).
Proses rekonstitusi dan peracikan sediaan steril biasanya dilakukan oleh
perawat segera sebelum disuntikkan kepada pasien. Menurut pedoman obat suntik
dan sitostatika (2009) pencampuran obat suntik seharusnya dilakukan oleh
apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Obat yang sudah direkonstitusi
memiliki batas waktu kestabilannya sehingga perlu diperhatikan lama
penyimpanannya (Lucida dkk, 2014). Stabilitas dan kompatibilitas dalam
peracikan obat adalah elemen yang sangat penting dalam mencapai ketepatan
terapi obat untuk pasien (Trissel, 2011).
Pasien usia lanjut memerlukan pelayanan farmasi yang berbeda dari pasien
usia muda. Penyakit yang beragam dan kerumitan rejimen pengobatan adalah hal
yang sering terjadi pada pasien usia lanjut. Menurut Depkes (2006) pasien geriatri
merupakan pasien dengan kelompok umur ≥ 60 tahun. Penyelenggaraan
pelayanan geriatri di rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup,
kualitas pelayanan dan keselamatan pasien geriatri di rumah sakit (Depkes, 2006).
Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto (RSPWDC) merupakan salah satu
rumah sakit tipe C yang ada di kota semarang. Rumah sakit ini memiliki
keterbatasan dalam jumlah tenaga kerja kefarmasian, sarana dan prasana serta
prosedur peracikan sediaan steril. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan
evaluasi proses peracikan sediaan steril untuk pasien geriatric rawat inap di
RSPWDC.
Aspek kritis meliputi personel peracik, sarana dan prasarana serta
prosedur peracikan merupakan hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memastikan kualitas dari sediaan steril (Depkes, 2009a). Evaluasi kualitas dari
sediaan steril yang dihasilkan di rumah sakit dilakukan secara visual saat semua
proses peracikan telah selesai.
Tujuan penelitian ini adalah yang pertama untuk mengetahui penerapan
aspek kritis yang meliputi personel peracik, sarana dan prasarana serta prosedur
peracikan sediaan steril untuk pasien geriatri rawat inap di RSPWDC, yang kedua
adalah untuk mengetahui kualitas sediaan meliputi sterilitas, stabilitas,
inkompatibilitas dan pH yang dihasilkan untuk pasien geriatri di RSPWDC
Semarang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi
untuk meningkatkan kualitas dari sediaan racikan steril di RSPWDC Semarang.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian termasuk observasional analitik. Penelitian
observasional dilakukan dengan tidak memberi intervensi atau perlakuan apapun
terhadap variabel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah incidental sampling, dimana data yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah setiap subjek yang ditemui oleh peneliti selama proses
penelitian dan memenuhi kriteria inklusi. Variabel bebas dalam penelitian adalah
personel peracik, sarana dan prasarana serta prosedur peracikan. Variabel
tergantung dalam penelitian adalah inkompatibilitas, stabilitas, sterilitas, dan pH
sediaan steril.
Penelitian berlangsung setiap hari sabtu dan minggu selama bulan
September-Oktober 2017 di RSPWDC Semarang dengan nomor penelitian
748.4/RSPWDC/LP/DIKLAT/VIII/2017. Penelitian dilakukan dengan mengamati
setiap proses peracikan sediaan steril untuk pasien rawat inap dengan meminta
kesediaan personel peracik untuk mengisi informed concent sebagai persetujuan
untuk peneliti dapat melakukan pengamatan. Data dari informed concent
dirahasiakan dengan tidak mencantumkan data pribadi personel peracik serta
mengganti nama dengan inisial.
Kriteria inklusi untuk observasi yang dilakukan di rumah sakit adalah
seluruh proses peracikan sediaan steril yang diamati untuk pasien geriatri rawat
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inap. Kriteria eksklusi untuk penelitian ini adalah proses peracikan sediaan steril
untuk pasien geriatri rawat inap yang beberapa proses tidak teramati atau data
hasil pengamatan kurang lengkap. Setelah diperoleh data observasi, penelitian
dilanjutkan di laboratorium untuk pengujian kualitas terhadap tiga sampel sediaan
steril dengan persentase peracikan tertinggi yang didapatkan dari hasil observasi.
Hasil dari pengamatan proses peracikan sediaan steril untuk pasien geriatri
rawat inap di RSPWDC kemudian akan disajikan dalam bentuk persentase untuk
tiap pengamatan berdasarkan Pedoman Peracikan Obat Suntik dan Sitostatika
Tahun 2009. Pengujian kualitas sediaan steril racikan meliputi uji sterilitas, uji
stabilitas, uji inkompatibilitas dan uji pH.
Uji sterilitas
Uji sterilitas dilakukan di Laboratorium Balai Kesehatan Semarang untuk sampel
sediaan steril yang didapatkan dari rumah sakit. Metode yang digunakan adalah
sampel di inokulasi langsung ke medium agar untuk melihat ada tidaknya
pertumbuhan bakteri. Media agar Brain Heart Infusion (BHI) sebagai media
penyubur dan di inkubasi selama 24 jam kemudian dipindahkan ke media
universal (media BP).
Uji stabilitas
Uji Stabilitas dilakukan di laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma. Pengujian stabilitas fisika sediaan steril
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sampel sediaan steril yang
diperoleh dari rumah sakit (perlakuan) dan kelompok sampel sediaan steril yang
diracik sesuai dengan pedoman (kontrol). Peracikan sediaan steril oleh peneliti
dilakukan di laboratorium FTS-Steril. Pengujian stabilitas fisika dilakukan dengan
mengukur nilai % transmitan sediaan steril menggunakan spektrofotometer UV-
Vis. Transmitan menggambarkan nilai kekeruhan suatu larutan semakin besar
nilai transmitan semakin jernih larutan tersebut dan sebaliknya. pengukuran nilai
transmitan dilakukan sebelum mencapai waktu Beyond Use Date (BUD) yaitu
mendekati 24 jam untuk ceftriaxone, mendekati 4 jam untuk omeprazole dan
mendekati 2 jam untuk meropenem. Hasil pengukuran kemudian dilakukan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji inkompatibilitas
Uji inkompatibilitas sediaan steril dilakukan dengan pengamatan inkompatibilitas
fisik pada saat peracikan sediaan steril selesai dilakukan. Kejadian
inkompatibilitas fisik yang diamati meliputi adanya perubahan larutan secara
visual atau organoleptis yang meliputi warna, kekeruhan, endapan serta
terbentuknya kabut atau Kristal.
Uji pH
Pengujian pH obat diukur dengan menggunakan pH meter. Pengujian pH
dilakukan untuk mengetahui apakah pH sediaan steril racikan sudah sesuai dengan
range pH sediaan pada literatur (Trissel, 2011). Sampel pengujian nilai pH dibagi
dalam dua kelompok yaitu sampel sediaan steril dari rumah sakit dan sampel
sediaan steril yang diracik sesuai pedoman. Pengujian pH dilakukan mendekati
waktu BUD yaitu mendekati 24 jam untuk ceftriaxone, mendekati 4 jam untuk
omeprazole dan mendekati 2 jam untuk meropenem.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perawat mulai dari bagian penyiapan obat yang telah diterima dari bagian farmasi
rawat inap hingga hasil dari peracikan sediaan steril. Dari Gambar 1 Peracikan
tidak dilakukan oleh apoteker namun dilakukan oleh perawat. Tidak ada peran
apoteker dalam proses peracikan sediaan steril di ruang perawat karena jumlah
apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang tidak memadai untuk
masing-masing ruang perawat. Hal ini tidak sesuai dengan yang tertera dalam
Pedoman Peracikan Obat Suntik dan Sitostatika (2009a), dimana dispensing
sediaan steril di rumah sakit dilakukan oleh apoteker dan dibantu TTK yang telah
mengikuti pelatihan khusus. Penelitian Thomas et al (2005) mengatakan bahwa
kualitas sediaan steril yang dihasilkan oleh apoteker maupun tenaga teknis
kefarmasian yang terlatih lebih baik dibandingkan dengan tenaga non
kefarmasian.
0% 0% 0% 0% 0%
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Depkes (2009b) jika tidak terdapat fasilitas LAF untuk peracikan sediaan steril,
maka peracikan sediaan steril dapat dilakukan dalam kondisi khusus dengan
memperhatikan beberapa hal yaitu ruang preparasi yang bersih dan khusus
sediaan steril dan meja peracikan yang jauh dari pintu untuk menghindari
kontaminasi akibat tingginya frekuensi personel lain yang melintas.
Ruangan perawat telah disediakan tempat sampah khusus (100%) untuk
wadah bekas peracikan sediaan steril (Gambar 1). Pengolahan sampah bekas
peracikan dapat menghindari kejadian penyalahgunaan alat yang telah digunakan
seperti jarum suntik dan vial obat. Limbah kesehatan berpotensi berbahaya,
dimana mikroorganisme dapat menginfeksi pasien rumah sakit, personel dan
masyarakat umum (Anonim,2011).
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Proses Penyiapan
Ya Tidak
100% 100% 100% 100% 100%
0% 0% 0% 0% 0%
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang digunakan ini dapat mempengaruhi kelarutan dan stabilitas obat (Lukas,
2011).
Proses Peracikan
Ya Tidak
25.21% 31.71%
0% 0% 0% 0%
Dari hasil observasi 100% (Gambar 3) sediaan racikan steril untuk pasien
geriatri diberi label, meskipun label hanya berisikan nama pasien, no. RM, dosis
pemberian, tanggal pembuatan, dan nama obat. Sedangkan beberapa informasi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lainnya tidak dituliskan pada label obat. Pelabelan obat yang kurang lengkap
dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya medication error, sehingga hal ini
perlu diperhatikan agar pada saat obat diadministrasikan tidak terjadi kesalahan
yang bisa membahayakan kondisi pasien atau menurunkan efek terapi seperti
salah dosis, salah waktu pemberian, salah rute pemberian, salah tempat
penyimpanan obat dan lain sebagainya (Cousins et al, 2005).
Pengamatan teknik aseptis yang diterapkan oleh personel peracik
(perawat) selama proses peracikan sediaan steril meliputi kegiatan rekonstitusi,
pengenceran obat dan pencampuran obat, masih banyak ketidaksesuaian yang
terjadi. Pada saat rekonstitusi obat perawat 92,75% tidak mengusap penutup vial
dengan menggunakan alcohol swab sebelum vial digunakan. Alcohol swab
berperan sebagai zat pendisinfeksi. Rekonstitusi dilakukan dengan jarum suntik
tidak dikeluarkan dari vial saat menggojok vial. Hal ini dilakukan karena
peracikan dilakukan tidak menggunakan LAF sehingga jarum suntik tetap
didalam vial saat proses pengocokan agar menghindari menempelnya kontaminan
pada jarum suntik (Lucida et al, 2014). Namun, menurut pedoman peracikan obat
suntik pada proses rekonstitusi obat, jarum suntik yang digunakan untuk
menambahkan pelarut dikeluarkan dari vial kemudian ditutup kembali dengan
penutupnya, melarutkan serbuk obat dilakukan dengan gerakan J-Motion sampai
seluruh serbuk obat di dalam vial terlarut sempurna (Depkes, 2009a). Ditemukan
beberapa kejadian dimana serbuk obat tidak terlarut sempurna, hal ini dapat
disebabkan karena cara melarutkan kurang tepat yaitu dilakukan tidak dengan
gerakan J-Motion, tetapi menggojok obat secara vertikal sambil menambahkan
pelarut ke dalam vial. Gerakan J-Motion dilakukan untuk mencegah serbuk
tertinggal dibagian bawah rubber vial. Selain itu setelah penambahan pelarut obat
kemudian langsung dimasukkan kedalam spuit sehingga obat yang tidak terlarut
tertinggal di dalam botol vial. Teknik peracikan yang diterapkan pada penggunaan
ampul juga masih kurang diperhatikan dimana sebelum digunakan bagian leher
ampul tidak diusap dengan alcohol swab dan tidak menggunakan kassa saat
hendak mematahkan ampul. Penggunaan kassa ini bertujuan untuk mengurangi
resiko pecahan ampul dapat melukai personel peracik (Depkes, 2009a).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Pengamatan
Ya Tidak
21.95% 21.95%
0% 0% 0% 0.81%
Sediaan jernih Inkompatibilitas Ada label Ada keterangan Ada keterangan Pakai
fisik disetiap obat BUD di label Simpan di label alumunium foil
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji Stabilitas
Stabilitas sediaan injeksi harus dipastikan agar pasien menerima dosis
terapi yang tepat (Buchanan&Schneider, 2009). Data nilai % transmitan yang
didapatkan dari pengukuran menggunakan spektrofotometri UV-Vis sebagai
berikut :
Tabel II. Data Nilai % Transmitan
Sampel λ (nm) Perlakuan Kontrol
ẋ±SD ẋ±SD
Omeprazole 280 0.025±0.013 0.017±0.009
Ceftriaxone 241 0.005±0.006 0.002±0.003
Meropenem 298 0.004±0.003 0.001±0.002
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji normalitas diperoleh hasil data tidak terdistribusi normal (Lhitung>Ltabel) untuk
kedua kelompok data. Selanjutnya pengujian perbedaan rerata dengan
menggunakan uji Mann Whitney tidak ada perbedaan yang signifikan
(Uhitung>Utabel) antara nilai % transmitan dari kedua kelompok data peracikan
sediaan steril untuk pasien geriatri.
Uji pH
Pengujian pH larutan dilakukan untuk mengetahui nilai pH sediaan steril
sudah sesuai dengan pH literatur. Nilai pH dari setiap sediaan injeksi yang akan
diberikan kepada pasien penting untuk diketahui. Pada sediaan injeksi intravena
nilai pH >9 dapat mengakibatkan nekrosis pada jaringan, dan bila pH <3 jaringan
akan mengalami rasa sakit, phlebitis, dan dapat menghancurkan jaringan
(Lukas,2011).
Tabel III. Data nilai pH literatur dan pH sediaan steril racikan
Sampel Literatur Dari RS Di Laboratorium
Omeprazole 8,8-10 8.6 8.5
(Trissel, 2011)
Ceftriaxone 6-8 6.5 6.7
(Trissel, 2011)
Meropenem 7,3-8,3 8.0 7.8
(Trissel, 2011)
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saran
Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang dapat meningkatkan peran
apoteker dalam proses peracikan sediaan steril dan pengadaan label khusus untuk
setiap sediaan hasil peracikan sediaan steril. Penelitian selanjutnya untuk uji
stabilitas dilakukan optimasi pengukuran panjang gelombang maksimal yang
dapat digunakan untuk melihat nilai % transmitan masing- masing obat. Pengujian
sterilitas dilakukan oleh peneliti di laboratorium sesuai dengan Farmakope
Indonesia Edisi V.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini didanai dengan dana hibah penelitian internal dosen oleh
LPPM USD dengan nomor kontrak 070/Penel./LPPM-USD/IV/2017. Ucapan
terimakasih disampaikan kepada dosen pembimbing yang telah mendanai
penelitian ini melalui penelitian payung, kepada kepala rumah sakit yang telah
memberikan izin penelitian, kepada kepala instalasi farmasi yang telah
memfasilitasi peneliti selama proses pengambilan data di ruang perawat serta
membantu setiap keperluan penelitian, kepada kepala perawat ruang alpha dan
ruang etha yang telah memberi izin peneliti untuk melakukan pengamatan proses
peracikan sediaan steril serta bimbingan selama proses pengamatan.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin, 2009, Sediaan Farmasi Steril, Institut Teknologi Bandung, p.19.
Allen, Loyd V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,
Rowe R.C., Sheskey, P.J., Queen, M.E.,(Editor), London, Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Assosiation, p.181.
Anonim, 2011, Medical Waste Management, International Committee of the Red
Cross, pp.17-18.
Ansel, H., Allen, L., Popovich, N., 2011, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms
and Drug Delivery Systems, 9th Edition, Lippincott Williams & Wilkins,
Baltimore.
Austin P.D., et al, 2015, Systematic review and meta-analysis of the risk of
microbial contamination of parenteral doses prepared under aseptic
techniques in clinical and pharmaceutical environments: an update, Journal
of hospital infection.
Asif, Saima, et al., 2016, Simple UV Spectrophotometric Method Development
for Determination of Meropenem in Bulk Form, Faculty of Pharmacy,
Jinnah University for Women.
Buchanan, Clyde & Scheneider, Philip., 2010, Peracikan Sediaan Steril, EGC.,
pp.51 & 89.
Cousins D, et al, 2005, Medication errors in intravenous drug preparation and
administration: a multicentre audit in the UK, Germany and France. Quality
and Safety in Health Care, 2005;14:190–5.
Departemen Kesehatan RI, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 1359-1360.
Departemen Kesehatan RI, 2009a, Pedoman Peracikan Obat Suntik Dan
Penanganan Sediaan Sitostatik, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan
Klinik, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2009b, Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Jakarta.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Smeulers, Marian et al, 2015, Quality indicators for safe medication preparation
and administration: A systematic review, PLoS ONE 10(4): e0122695.
Staven, V., Wang, Siri, Grønlie Ingrid, and Tho, Ingunn, 2016, Development and
Evaluation of A Test Program for Y-Site Compatibility Testing of Total
Parenteral Nutrition and Intravenous Drugs, Nutrition Journal (2016) 15:29.
Surahman, Emma., et al.,2008, Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi Intravena
Untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota
Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1.
USP 39, 2008, USP <797> Pharmaceutical Compounding-Sterie preparations,
United States Pharmacopeia Convention, Rocville.
Thomas, Mark., 2005., I.V. admixture contamination rates: Traditional practice
site versus a class 1000 cleanroom., Am J Health-Syst Pharm., Vol 62.
Trissel, L. A. 2011., Handbook on Injectable Drugs,. 12th Edition,. USA:
American Society of Health-System Pharmacists.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari RS
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari Laboratorium
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari RS
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari Laboratorium
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari RS
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari Laboratorium
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ruangan Peracikan
Tempat sampah
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ceftriaxone Omeprazole
Meropenem
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
35