Anda di halaman 1dari 3

BATAS SUSUT

Batas-batas Atterberg umumnya dinyatakan sebagai indeks konsistensi atau batasan


kadar air yaitu batas susut (Shrinkage Limit), batas plastis (Plastic Limit) dan batas cair
(Liquid
Limit). Batas Susut merupakan kadar air tanah maksimum ketika pengurangan kadar air tidak
akan menyebabkan perubahan volume dari massa tanah. (SNI 3422:2008)
Berdasarkan hasil pengujian batas susut yang disajikan, akan diubah menjadi
besarnya penurunan sampel uji untuk mencapai kondisi batas susut yang selanjutnya dibuat
suatu hubungan untuk menunjukkan apabila nilai batas susutnya besar berarti sedikit air yang
hilang setelah pengeringan dengan kata lain semakin sedikit volume yang berubah akibat
berkurangnya air tersebut. Arbinto dkk (2009), besarnya batas susut dan penurunan dapat
dikelompokkan kemudian diambil rata-rata, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

REFERENCE

BSN, 2008, SNI 3422 : 2008: Cara Uji Penentuan Batas Susut Tanah, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Arbianto, R., Susilo, B., dan Surjandari, N, S., 2009, Studi Korelasi Indeks Plastisitas dan
Batas Susut terhadap Perilaku Mengembang Tanah.
REFERENCE

BSN, 2008, SNI 3422:2008: Cara Uji Penentuan Batas Susut Tanah, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Uji ini merupakan kelanjutan dari uji batas-batas Atterberg. Tanah sampel yang
digunakan untuk uji susut adalah tanah pada kondisi kadar air pada batas cair. Tanah dicetak
pada cetakan susut memanjang dan cetakan susut volume, kemudian sample di oven pada
suhu 110±5 (º C) selama 24 jam. Penyusutan yang terjadi dihitung terhadap panjang awal dan
volume awal (Martono, 2009).

Anda mungkin juga menyukai