Anda di halaman 1dari 8

Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Memenuhi Kebutuhan

Psikologis dan Spiritual Klien Terminal


Yuke Kiran1,Umi Sri Puspita Dewi2
1,2
Akademi Keperawatan Rumah Sakit Dustira Cimahi
Email : 1kiranayuke55@gmail.com

ABSTRAK

Pengetahuan dan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual klien
terminal penting dikuasai oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Kebutuhan klien pada
stadium lanjut suatu penyakit, tidak hanya memerlukan perawatan secara fisik saja, tetapi memerlukan
juga dukungan tentang kebutuhan psikologis dan spiritual. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan
spiritual pada klien terminal. Metode penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di Ruang
III, Ruang X, Ruang XIII, dan ICU Rumah Sakit Tingkat II Dustira dengan sampel berjumlah 70
perawat. Teknik yang digunakan adalah total sampling.Terdapat dua variable yaitu pengetahuan dan
sikap perawat. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil uji validitas dan reliabilitas
didapatkan 34 item valid. Analisis data dibagi menjadi dua tahapan, yaitu 1)univariat untuk melihat
distribusi frekuensi; dan 2) bivariat untuk melihat hubungan. Hasil penelitian didapatkan bahwa
hampir setengah responden (42,9 %) berpengetahuan baik, hampir setengah responden (41,4 %)
berpengetahuan cukup, dan sebagian kecil responden (15,7 %) berpengetahuan kurang. Sebagian besar
responden (61,4 %) memiliki sikap yang mendukung dan hampir setengahnya responden (38,6 %)
memiliki sikap yang tidak mendukung. Hasil chi-square test diperoleh p- value 0,798 > α 0,05 yang
berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan
psikologis dan spiritual. Bagi perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang
optimal kepada klien dengan penyakit terminal terutama dalam hal psikologis dan spiritual dengan
cara melibatkan keluarga. Untuk meningkatkan pengetahuan, perawat bisa mengikuti in service
training atau seminar minimal sebanyak 3 kali.

Kata kunci: Kebutuhan Psikologis dan Spiritual, Pengetahuan, Sikap.

ABSTRACT

Knowledge and attitudes of nurses to meet the psychological and spiritual needs of the client
important terminal controlled by nurses in providing nursing care. The client needs at an advanced
stage of disease, treatment requires not only physically alone, but requires also the support of the
needs psychological and spiritual. The aim of this study was to determine the relationship between
knowledge and attitude of nurses to meet the psychological and spiritual needs of the clients of the
research terminal. This study uses descriptive correlation with a cross-sectional approach in this
study are all nurses in Space III, Space X, XIII space, and ICU Hospital Level II Dustira with the
sample amounted to 70 nurses.Tehnik used is total sampling.Terdapat two variables, namely
knowledge and the attitude of nurses. Methods of data collection using the questionnaire. Validity and
reliability of test results obtained 34 valid items. Analysis of the data is divided into two stages,
namely to see the univariate and bivariate frequency distribution to see the connection. The research
found that nearly half of respondents (42.9%) knowledgeable good, almost half of respondents
(41.4%) knowledgeable enough, and a small proportion of respondents (15.7%) less knowledgeable.
Most respondents (61.4%) have a supportive attitude and almost half of the respondents (38.6%) had
the attitude that does not support. Chi-square result test was obtained p-value 0.798> α 0.05, which

182  
Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

means there is no correlation between knowledge and attitude of nurses in psychological and spiritual
needs. For nurses is expected to provide optimum nursing care to clients with terminal illnesses,
especially in terms of psychological and spiritual in a way involving family. To improve knowledge,
nurses can follow in-service training or seminar training at least 3 times.

Keywords: Psychological and Spiritual Needs, Knowledge, Attitude.

PENDAHULUAN dkk. (2007) menjelaskan bahwa sikap


Pengetahuan dan sikap yang benar dalam merupakan reaksi atau respons seseorang
memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual terhadap stimulus atau objek. Sikap terdiri
klien terminal sangat penting dikuasai oleh dari 4 tingkatan yaitu dapat menerima
perawat professional dalam memberikan (receiving), mampu merespon (responding),
asuhan keperawatan, sehingga tujuan dalam dan menghargai (valuing) serta bertanggung
memberikan asuhan keperawatan yang jawab (responsible). Perilaku manusia sangat
holistik kepada klien tercapai. Hal ini kompleks dan mempunyai ruang lingkup
disebabkan karena kebutuhan klien pada yang luas. Terbentuknya suatu perilaku baru
suatu penyakit stadium lanjut tidak hanya terutama pada orang dewasa dimulai dari
berupa perawatan secara fisik, namun juga domain kognitif, dalam arti subjek terlebih
perlu adanya dukungan terhadap baik dahulu mengetahui terhadap stimulus yang
kebutuhan psikologis, sosial maupun spiritual, berupa materi atau obyek luarnya sehingga
dimana kebutuhan tersebut sangat penting menimbulkan pengetahuan dan sikap baru
agar klien merasakan ketenangan dan pada subyek tersebut.
kenyamanan dalam menghadapi penyakit Sikap juga penting ditunjukkan oleh
yang sedang di deritanya. Berkaitan dengan seorang perawat ketika akan memberikan
hal tersebut, peran perawat dalam asuhan keperawatan kepada klien terminal.
memberikan dukungan asuhan keperawatan Perawat seharusnya dapat memberikan semua
sangat dibutuhkan. perawatan yang masih bisa diberikan kepada
Salah satu peran perawat dalam klien, baik kebutuhan psikologis dan spiritual.
menangani klien dengan keadaan terminal
Pentingnya bimbingan spiritual dalam
yaitu memberikan suatu asuhan keperawatan
kesehatan telah menjadi ketetapan World
untuk membantu klien menjalani sisa
Health Organization (WHO), 1984 yang
hidupnya dalam keadaan yang seoptimal
menyatakan bahwa aspek agama (spiritual)
mungkin. Perawat harus mempunyai
merupakan salah satu unsur dari pengertian
pengetahuan yang dapat diberikan kepada
kesehatan seutuhnya. Perawat memiliki peran
klien diantaranya mempelajari respons klien
untuk memenuhi kebutuhan biologis,
terhadap penerimaan penyakitnya secara
sosiologis, dan spiritual klien karena peran
mendalam. Menurut Kubler – Ross, 2009,
perawat yang komprehensif tersebut pasien
respon individu sebelum menerima
senantiasa mendudukan paerawat dalam tugas
kondisinya dibagi kedalam lima fase, yaitu
mulia mengantarkan pasien diakhir hayatnya.
penyangkalan dan isolasi, marah, tawar
Akan tetapi kebutuhan tersebut seringkali
menawar, depresi, dan terakhir penerimaan.
dianggap tidak penting oleh perawat.
Menurut Notoatmojo, 2010.
Banyak perawat merasa tidak nyaman
Pengetahuan merupakan domain yang sangat
atau kurang siap dalam memberikan asuhan
penting untuk terbentuknya tindakan dan
spiritual sehingga sering menghindari
memiliki beberapa tingkatan pengetahuan
pembahasan mengenai isu spiritual.
diantaranya tahu (know), memahami
Walaupun kebutuhan spiritual manfaatnya
(comprehension) dan aplikasi (application).
sangat besar, alasan keraguan dan
Begitu pula dengan sikap menurut Wahit,

183   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189    


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

ketidakpastian personal dapat memunculkan ICU. Jumlah terbanyak klien dengan kondisi
perasaan tidak mampu membantu klien dalam terminal terdapat di ruang XIII sebanyak 387
memberikan asuhan spiritual. orang.
Kondisi terminal merupakan suatu proses Berdasarkan studi pendahuluan yang
yang progesif menuju kematian berjalan telah dilakukan peneliti pada sepuluh orang
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, perawat, enam orang perawat mengatakan
psikososial dan spiritual bagi individu. bahwa mereka mengetahui tentang perawatan
Berbagai penelitian telah dilakukan tentang klien terminal yang berkaitan dalam
bagaimana perilaku klien terminal. Bila memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual,
mereka atau keluarganya telah diberitahu namun tentang dukungan spiritual belum
bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat mengaplikasikannya. Mereka juga
disembuhkan lagi, dalam menghadapi hal mengatakan sangat penting untuk memenuhi
tersebut perawat harus mampu memberikan kebutuhan psikologis dan spiritual klien
perawatan yang manusiawi, dengan terminal, namun mereka belum siap
memperhatikan aspek biologis, psikologis dan melaksanakannya karena mereka lebih
spiritual. Perawat juga perlu dibekali mengutamakan kebutuhan fisiologis klien.
pengetahuan tentang bagaimana cara Empat orang perawat lainnya mengatakan
menghadapi klien dan keluarganya saat fase mereka mengetahui dan sudah
isolasi, fase depresi, fase amarah, dan fase mengaplikasikan perawatan yang harus
penerimaan. Dalam setiap fase ini tenaga diberikan pada klien terminal terutama dalam
keperawatan patut mengantisipasi memenuhi kebutuhan psikologis maupun
perilakunya, agar tetap dapat memberikan spiritual, karena kebutuhan psikologis dan
pelayanan yang optimal. spiritual pada klien terminal itu sangat
Rumah Sakit Tk.II Dustira adalah rumah diperlukan untuk memberikan ketenangan,
sakit yang berada di Jl. Dr. Dustira no 1 Kota kenyamanan dan kesiapan dalam menghadapi
Cimahi dan merupakan rumah sakit penyakitnya. Oleh karena itu apabila klien
kebanggaan prajurit, sipil TNI dan sudah dinyatakan dalam keadaan terminal,
keluarganya, Rumah Sakit Dustira berada di perlu adanya pendampingan baik dari perawat
wilayah Kodam III Siliwangi dan sekaligus maupun dari pemuka agama sesuai dengan
sebagai Rumah Sakit rujukan tertinggi di keyakinan yang dimilikinya. Dalam
lingkungan Angkatan Darat. karena mampu memberikan asuhan keperawatan selain
mengupayakan pelayanan kesehatan kuratif memenuhi kebutuhan fisiologis, mereka juga
dan rehabilitatif yang terpadu dengan harus mendapatkan perawatan dalam hal
pelaksanaan kegiatan kesehatan promotif dan pemenuhan kebutuhan psikologis dan
preventif. Rumah Sakit ini juga telah spiritual.
dilengkapi sarana dan prasarana yang cukup Dalam memenuhi kebutuhan terhadap
memadai, terutama untuk perawatan klien dukungan psikologis dan spiritual pada klien
terminal. Berdasarkan data yang diperoleh dengan penyakit terminal, diharapkan perawat
dari Informasi Kesehatan Rumah Sakit dapat memberikan asuhan keperawatan yang
Tingkat II Dustira, diketahui bahwa tiga bulan holistik sehingga klien dan keluarga merasa
terakhir, sejak bulan Januari hingga Maret puas dan dapat menerima kenyataan.
terdapat 772 orang dengan penyakit terminal Berdasarkan permasalahan tersebut,
yang dirawat di ruang III, ruang X, ruang penulis tertarik untuk melakukan penelitian
XIII, dan ruang ICU. Dengan rincian tentang Hubungan Pengetahuan dengan Sikap
sebanyak 224 orang dirawat di ruang III, 100 Perawat Dalam Memenuhi Kebutuhan
orang dirawat di ruang X, 387 orang dirawat Psikologis dan Spiritual Pada Klien Terminal
di ruang XIII, dan 61 orang dirawat di ruang di Rumah Sakit Tingkat II Dustira Cimahi.

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189   184  


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

pernyataan sebanyak 15 pernyataan dengan


METODE menggunakan skala Likert. Responden
Berdasarkan tujuan penelitian, maka menjawab dengan cara memberi tanda cek (√)
desain penelitian yang digunakan penelitian pada salah satu pilihan jawaban yang
deskriptif korelasi, untuk mengetahui dianggap benar, dengan lima pilihan jawaban
hubungan pengetahuan dan sikap perawat (Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, Tidak
dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan Setuju, Sangat Tidak Setuju).
spiritual pada pasien terminal dengan Instrumen yang digunakan dilakukan uji
rancangan penelitian cross sectional. validitas sebanyak 34 pertanyaan dan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dinyatakan ke 34 pertanyaan seluruhnya
perawat pelaksana di ruang III, X, XIII, dan valid. Uji validitas telah dilaksanakan pada
ICU Rumah Sakit Tingkat II Dustira sejumlah bulan Mei tahun 2013 di Rumah Sakit Dr.
70 orang perawat. Data ini diperoleh pada Salamun pada 20 orang perawat karena
bulan Maret 2013. Teknik sampling yang dianggap memiliki karakteristik yang sama
digunakan dalam penelitian ini adalah total dengan Rumah Sakit Tingkat II Dustira
sampling, dimana seluruh anggota populasi Cimahi. Data diolah dengan menggunakan
dijadikan sampel. analisis univariat dan bivariat. Hasil
Kemudian pemilihan sampel dilakukan penelitian disajikan dengan menggunakan
berdasarkan tujuan dan kriteria yang sudah tabel distribusi frekuensi dan prosentase
ditentukan yaitu kriteria inklusi yaitu seluruh (Riyanto, 2011). Analisis bivariat untuk
perawat pelaksana ruang III, X, XIII, ICU dan membuktikan adanya hubungan yang
bersedia menjadi sampel penelitian. Dalam bermakna antara variabel independent dengan
penelitian ini terdapat variabel independent variabel dependent. Uji statistik dilakukan
berupa tingkat pengetahuan dan variabel dengan metode Chi –squere atau Chi
dependent berupa sikap perawat dalam Kuadrat karena data yang diolah berbentuk
memenuhi kebutuhan psikologi dan spiritual data katagorik dengan kriteria pengujian
pada pasien terminal. Hasil hypotesa bila H0: adalah bila p-value < α = 0,05 maka artinya
tidak ada hubungan yang bermakna, H1: ada hubungan yang bermakna secara statistik,
terdapat hubungan yang bermakna. Instrumen tetapi bila p-value > α = 0,05 maka berarti
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak signifikan atau tidak ada hubungan yang
angket tertutup (kuesioner). Dengan metoda bermakna secara statistik.
wawancara langsung dengan perawat
pelaksana ruangan yang terpilih dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian. Kuesioner yang ada terdiri dari Distribusi Frekuensi Responden
dua bagian yaitu Instrumen penelitian untuk Berdasarkan Pengetahuan
mengukur pengetahuan perawat dalam
memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
klien terminal dengan menggunakan Perawat di Ruang Perawatan III, Ruang
Perawatan X, Ruang Perawatan XIII,
pertanyaan pilihan berjumlah 19 pertanyaan dan ICU Tahun 2013
berganda. Responden menjawab dengan cara
Pengetahuan Frek Presentase
memberi tanda silang (X) pada salah satu
Baik 30 42, 9 %
pilihan jawaban yang dianggap benar, dengan Cukup 29 41, 4 %
tiga pilihan jawaban (A, B, dan C). Jawaban Kurang 11 15,7 %
benar diberi nilai 1, jawaban salah diberi nilai Total 70 100 %
0. Untuk mengukur sikap perawat dalam
memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual Tabel 1 menggambarkan bahwa dari 70
klien terminal dengan menggunakan orang responden hampir setengah dari

185   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189    


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

responden (42,9 % ) memiliki pengetahuan


yang baik tentang pemenuhan kebutuhan (45,5 %) memiliki sikap yang tidak
psikologis dan spiritual klien terminal. mendukung. Dari analisis hubungan antara
Hampir setengah dari responden ( 41,4 % ) pengetahuan dengan sikap, didapatkan p
memiliki pengetahuan yang cukup. Sebagian value = 0,798 > α = 0,05 sehingga Ho gagal
kecil dari responden ( 15,7 % ) memiliki ditolak, ini menunjukkan bahwa tidak
pengetahuan yang kurang. terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Perawat psikologis dan spiritual klien terminal.
di Ruang Perawatan III, Ruang
Perawatan X, Ruang Perawatan XIII, PEMBAHASAN
dan ICU Tahun 2013 Pengetahuan Perawat Tentang Pemenuhan
Sikap Frekuensi Presentase Kebutuhan Psikologis dan Spiritual
Mendukung 43 61,4 % Klien Terminal
Tidak mendukung 27 38,6 %
Total 70 100 %
Menurut Soekanto (2003) Pengetahuan
Distribusi Frekuensi Responden adalah kesan di dalam pikiran manusia
Berdasarkan Sikap sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 70 Dengan adanya kemauan perawat untuk
responden, sebagian besar dari responden mengingat suatu hal termasuk mengingat
(61,4 %) memiliki sikap yang mendukung kembali kejadian yang pernah dialami dan
tentang pemenuhan kebutuhan psikologis dan melakukan pengamatan terhadap objek
spiritual klien terminal dan hampir tertentu maka pengetahuan perawat akan
setengahnya dari responden (38,6 %) bertambah dan pengetahuan perawat menjadi
memiliki sikap yang tidak mendukung. lebih baik.
Berdasarkan hasil analisis univariat pada
Tabel 3. Analisis Hubungan antara tabel 1 didapatkan data bahwa hampir
Pengetahuan Dengan Sikap Perawat setengah dari responden (42,9 %)
Dalam memenuhi Kebutuhan Psikologis berpengetahuan baik tentang pemenuhan
dan Spiritual Pada klien Terminal di
Ruang Perawatan III, Ruang Perawatan kebutuhan psikologis dan spiritual klien
X, Ruang Perawatan XIII, dan ICU terminal. Hasil dari penelitian ini sejalan
Tahun 2013 dengan penelitian yang dilakukan oleh Iqbal
Pengetah Sikap Perawat Total P Value (2010) dengan hasil yaitu hampir setengah
uan Menduku Tidak dari perawat (48,9 %) berpengetahuan baik
Perawat ng Menduku tentang pemberian asuhan keperawatan pada
ng
n % n % n % pasien terinfeksi HIV/AIDS.
Baik 18 60,0 12 40,0 30 100 0,798 Menurut Nursalam (2003), tidak dapat
Cukup 19 65,5 10 34,5 29 100 dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
Kurang 6 54,4 5 45,5 11 100 seseorang semakin mudah pula menerima
Total 43 61,4 27 38,6 70 100
informasi. Hal ini terlihat pada rata – rata
pendidikan perawat di Rumah Sakit Tingkat
Berdasarkan tabel 3 sebagian besar
II Dustira yaitu D3. Selain pendidikan, umur
dari respoden yang memiliki pengetahuan
juga mempengaruhi seseorang dalam
cukup (65,5 %) memiliki sikap yang
menerima informasi. Menurut Wawan (2010 )
mendukung dalam memenuhi kebutuhan
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
psikologis dan spiritual klien terminal.
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
Hampir setengah dari responden yang
berfikir. Terbukti pada rata-rata umur perawat
memiliki pengetahuan kurang

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189   186  


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

yang menjadi responden yaitu diatas 22 Berdasarkan hasil penelitian bahwa


tahun. sebagian besar dari responden (61,4 %)
Dengan adanya kemauan perawat untuk memiliki sikap yang mendukung dalam
mengingat suatu hal termasuk mengingat memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual
kembali kejadian yang pernah dialami dan klien terminal. Sikap mendukung yang
melakukan pengamatan terhadap objek ditunjukkan berhubungan dengan faktor –
tertentu maka pengetahuan perawat akan faktor yang mempengaruhi sikap seperti yang
bertambah dan pengetahuan perawat menjadi diutarakan oleh Wawan (2010). Pertama,
lebih baik. Pengetahuan merupakan hasil pengaruh orang lain yang dianggap penting.
mengingat suatu hal, termasuk mengingat Pada umumnya individu cenderung memiliki
kembali kejadian yang pernah dialami baik sikap yang konformis atau searah dengan
secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini sikap seseorang yang dianggap penting.
terjadi setelah orang melakukan pengamatan Kedua, pengaruh kebudayaan, tanpa disadari
terhadap suatu objek tertentu. kebudayaan telah menanamkan garis
Menurut peneliti, pengetahuan perawat pengarah sikap kita terhadap berbagai
yang baik dipengaruhi oleh faktor internal masalah. Dan yang terakhir yaitu faktor
yang terdapat dalam diri perawat itu sendiri. emosional, terkadang suatu bentuk sikap
Perawat mengetahui, memahami dan merupakan pernyataan yang didasari emosi.
mengaplikasikan ilmu yang telah mereka Terbentuknya sikap positif dari perawat
dapatkan. Pengetahuan perawat yang baik ini dapat dipengaruhi oleh interaksi antar sesama
memungkinkan perawat dapat memberikan perawat, karena sikap terbentuk dengan
informasi yang dibutuhkan oleh klien dan interaksi terjadi saling tukar informasi
keluarganya sesuai dengan perannya sebagai mengenai hal yang berhubungan dengan
sumber informasi (consultant). Keinginan pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat
perawat untuk terus berkembang dan terus mau dan memperhatikan kebutuhan klien,
berusaha memberikan asuhan keperawatan mengerjakan dan menyelesaikan yang
yang seoptimal mungkin, dapat memotivasi diberikan serta mengajak orang lain untuk
perawat untuk terus meningkatkan mengerjakan atau mendiskusikan suatu
pengetahuannya, dalam hal ini pengetahuan masalah.
tentang pemenuhan kebutuhan psikologis dan Hal ini sesuai dengan teori tingkatan
spiritual klien terminal. sikap yang diutarakan oleh Notoatmodjo
(2007) yaitu sikap memiliki berbagai
Sikap Perawat Tentang Pemenuhan tingkatan, yang pertama menerima
Kebutuhan Psikologis dan Spiritual Klien (receiving). Kedua merespon (responding),
Terminal ketiga menghargai (valuing) dan terakhir
Sikap adalah respon tertutup seseorang bertanggung jawab (responsible). Pada
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang dasarnya sikap perawat yang ditunjukkan
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi sudah mencapai pada tingkatan bertanggung
yang bersangkutan. Sikap merupakan jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan atas segala yang dipilihnya dengan segala
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. resiko yang mungkin akan terjadi.
Dalam kata lain, sikap belum merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas. Akan Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
tetapi merupakan predisposisi perilaku Sikap Perawat Dalam Memenuhi
(tindakan), atau reaksi tertutup. Kebutuhan Psikologis Dan Spiritual Pada
(Notoatmodjo, 2010). Klien Terminal Di Rumah Sakit Tingkat II
Dustira Cimahi.

187   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189    


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

mempengaruhi pembentukan sikap dari


Berdasarkan hasil uji korelasi yang seorang perawat.
dilakukan, dengan (p value = 0,798 > α = Berdasarkan hasil pada tabel 3, meskipun
0,05) menunjukkan Ho gagal ditolak atau pengetahuan perawat tentang pemenuhan
tidak ada hubungan antara pengetahuan kebutuhan psikologis dan spiritual klien
dengan sikap perawat dalam memenuhi terminal mayoritas pada kategori baik, namun
kebutuhan psikologis dan spiritual pada klien sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan
terminal di Rumah Sakit Tingkat II Dustira psikologis dan spiritual masuk dalam kategori
Cimahi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa mendukung. Tetapi persentase pada
banyak faktor yang mempengaruhi responden dengan pengetahuan yang cukup
pembentukan sikap seseorang. Sebagaimana memiliki sikap yang mendukung lebih tinggi
diketahui bahwa sikap tidak dibawa sejak yaitu 65,5 % dibandingkan dengan responden
lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk yang pengetahuannya baik sebanyak 60,0 %.
berdasarkan pengalaman individu sepanjang Hal ini menunjukkan bahwa perawat yang
perkembangan selama hidupnya. Pada pengetahuannya baik, belum tentu sikapnya
individu sebagai makhluk sosial, mendukung.
pembentukan sikap tidak lepas dari pengaruh Sejalan dengan teori Notoatmodjo (2010)
interaksi (eksternal). Di samping itu, manusia pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan domain
juga sebagai makhluk individual sehingga apa kognitif. Tingkatan ketiga dari domain
yang datang dari dalam dirinya, juga kognitif tersebut setelah tahu dan memahami
memengaruhi pembentukan sikap. adalah aplikasi. Hal ini berarti bahwa perawat
Seorang perawat yang memiliki yang memahami tentang pentingnya
pengetahuan yang baik, belum tentu memiliki pemenuhan kebutuhan psikologis dan
sikap yang baik pula. Hal ini sejalan dengan spiritual pada klien terminal, seharusnya
hasil penelitian Sulastri (2015) yang dapat mengaplikasikannya. Peneliti berasumsi
menunjukkan tidak ada hubungan antara bahwa sebelum domain pengetahuan seorang
pengetahuan dengan perilaku kesehatan individu sampai pada tahap tingkat aplikasi,
seorang individu. Hal ini disebabkan karena ini memungkinkan seseorang tersebut sudah
banyak faktor yang mempengaruhi sampai pada domain tahu dan memahami,
pengetahuan dan sikap seseorang. Dari namun belum mampu mengaplikasikan
beberapa faktor yang mempengaruhi, sepenuhnya sesuatu tersebut. Dalam hal ini
pengetahuan, pendidikan, umur dan mengaplikasikan pengetahuan tentang
lingkungan adalah yang paling berperan. pemenuhan kebutuhan psikologis dan
Sebagaimana diketahui semakin tinggi spiritual diwujudkan dalam bentuk sikap dan
pendidikan perawat dan semakin matang perilaku.
umur perawat, hal ini dapat dijelaskan bahwa Tugas utama seorang perawat adalah
semakin matang umur perawat, maka semakin mengidentifikasi perubahan pola interaksi
mudah untuk menerima informasi, semakin klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
banyak pengalaman yang ia dapatkan, maka Perawat dapat memberikan pelayanan
semakin banyak ilmu yang ia dapatkan. keperawatan secara langsung dan tidak
Sementara itu, lingkungan juga dapat langsung kepada klien, dengan menggunakan
mempengaruhi perkembangan dari proses keperawatan. Perawat juga dapat
pengetahuan dan sikap perawat dalam berkolaborasi dengan keluarga atau tim
memberikan asuhan keperawatan. Faktor- kesehatan klien untuk menentukan rencana
faktor pemungkin (enabling factors) yang ataupun pelaksanaan asuhan keperawatan
terwujud dalam lingkungan, tersedia atau kepada klien. Hal ini sesuai dengan yang
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas yang dikemukakan oleh Kusnanto (2004) tentang

Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189   188  


Kiran, Y. & Dewi, U.S.P.  

peran perawat yaitu sebagai pemberi asuhan dengan cara memberikan asuhan
keperawatan (care giver), pembela klien keperawatan yang optimal kepada klien,
(client advocate), pemberi bimbingan terutama pemenuhan kebutuhan psikologis
(counselor), pendidik klien (educator), dan spiritual pada klien terminal. Saran untuk
kolaborasi (collaborator), pembaru (change Rumah Sakit diharapkan dapat mengambil
agent), dan sumber informasi (consultant). kebijakan yang mendukung pengetahuan dan
sikap perawat dalam memenuhi kebutuhan
SIMPULAN psikologis dan spiritual pada klien terminal,
Berdasarkan uraian dan analisis yang seperti seminar tentang pemenuhan kebutuhan
telah dilakukan pada masalah pemenuhan psikologis dan spiritual pada klien terminal
dukungan psikologi dan spiritual pada klien dan mengadakan in-service training minimal
terminal di Rumah Sakit Tingkat II Dustira sebanyak satu bulan sekali.
Cimahi pada tahun 2013, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa DAFTAR PUSTAKA
hampir setengah dari responden (42,9 %)
memiliki pengetahuan yang baik dalam Iqbal, M. 2010, Gambaran Tingkat
memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual Pengetahuan dan Perilaku Perawat
pada klien terminal, sebagian besar responden Dalam Pemberian Asuhan
(61,4 %) sikapnya mendukung dalam Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi
memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual HIV/AIDS.
pada klien terminal. Hasil perhitungan http://publikasi.umy.ac.id/index.php./ps
statistic menunjukkan tidak terdapat ik/article/viewFile/2613/1652 diunduh
hubungan antara pengetahuan dengan sikap tanggal 8 Agustus 2013
perawat dalam memenuhi kebutuhan Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan
psikologis dengan nilai P value = 0,798 > α = Praktik Keperawatan Profesional.
0,05. Jakarta: EGC
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
SARAN Metodologi Penelitian Ilmu
Penelitian ini menghasilkan saran bagi Keperawatan Edisi 1. Jakarta :
Perawat untuk dapat memberikan asuhan Salemba Medika
keperawatan yang optimal kepada klien Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku.
dengan penyakit terminal terutama dalam Jakarta: Rineka cipta
memberikan dukungan psikologis dan ___________. 2010. Ilmu Perilaku. Jakarta:
spiritualhal psikologis dan spiritual dengan Rineka cipta
cara melibatkan keluarga dalam pemenuhan Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
kebutuhan psikologis dan spiritual. Bagi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
perawat yang pengetahuannya baik, Nuha Medika
diharapkan dapat pengetahuannya cukup dan Sulastri, A. 2015. Hubungan Pengetahuan
kurang diharapkan meningkatkan Sains Remaja di Bandung terhadap
pengetahuannya dengan cara lebih sering Perilaku Sehatnya. Jurnal
mengikuti workshop atau seminar yang Keperawatan Aisyiah No.1(2).
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan Bandung: STIKES Aisyiah
psikologis dan spiritual pada klien terminal Wawan, A. 2010. Teori dan Pengukuran
serta mengikut incervice training minimal Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
lebih dari tiga kali dan perilaku yang positif Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

189   Jurnal  Pendidikan  Keperawatan  Indonesia.  2017;3(2):182–189    

Anda mungkin juga menyukai