Leukosit - Purnomo DKK
Leukosit - Purnomo DKK
ISSN: 0852-3681
E-ISSN: 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
dianpurnomo595@gmail.com
ABSTRACT : The aim of the present study was to determine the effect of cassava pulp
fermented with Rhizopus oryzae onthe total leucocyte and differential leucocyte and its
influence on the health of broiler chickens. The study was conducted in July-September
2015. The material used was 275 DOC of broiler with average of initial weight 55 g.
Ration ingredient used were corn, rice bran, soybean meal, fish meal, poultry meat meal
and fermented cassava pulp. The experiment used a completely randomized design
(CRD) comprised of 5 treatments and 5 replications. Treatment ration consist of T0
(control ration), T1 (8% cassava pulp without fermentation), T2 (8% cassava pulp
fermented with Rhizopus oryzae), T3 (16% cassava pulp fermented with Rhizopus oryzae)
and T4 (24% cassava pulp fermented with Rhizopus oryzae). The result of the study
showed that there was no influence among treatments (P>0,05) of the use of cassava pulp
fermented with Rhizopus oryzae in ration to total leucocyte and differential leucocycte. It
is concluded that cassava pulp fermented with Rhizopus oryzae in ration is potential to
substitute the use of corn in ration without compromising the health and amount of total
leucocyte and differential leucocyte.
59
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
60
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
Kandungan nutrien
EM (kkal/kg)** 2924,0 2925,0 2961,0 2943,0 2932,0
Protein kasar (%)* 22,5 22,7 22,9 23,8 24,3
Serat kasar (%) 9,3 8,9 8,9 9,0 11,8
Lemak kasar (%) 1,3 1,0 1,7 1,7 1,3
Abu (%) 9,2 7,5 11,6 11,2 10,8
Air (%) 11,7 11,8 11,9 13,2 14,0
Keterangan :
(*) Komposisi ransum yang ada pada tabel sebagian telah terpublikasi di jurnal Livestock
Research (Sugiharto et al., 2016).
(**) Nilai Energi Metabolis (EM) dihitung berdasarkan rumus Balton (Siswohardjono,
1982).
EM : 40,81 x (0,87 (PK + (2,25 x LK) + BETN) + 2,5
61
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
Tabel 2. Rataan total leukosit, heterofil, eosinofil, limfosit dan monisit ayam broiler umur
35 hari akibat penggunaan tepung onggok fermentasi fungi Rhizopus oryzae
pada ransum
Perlakuan
Variabel
T0 T1 T2 T3 T4
Leukosit (x 103 / ml) 20,12 16,65 16,03 16,48 28,13
Heterofil (%) 30,40 31,60 37,33 52,00 40,00
Eosinofil (%) 26,00 24,40 21,33 20,00 27,20
Limfosit (%) 39,20 37,60 32,80 25,60 31,00
Monosit (%) 10,40 9,00 6,40 12,00 9,00
Keterangan : Rataan total leukosit, heterofil, eosinofil, limfosit dan monosit menunjukkan
tidak ada perbedaan nyata (P>0,05).
62
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
fisiologis ayam broiler. Hartoyo dkk. kondisi kesehatan ternak secara pasti.
(2015) menyatakan bahwa fungsi dari Akhirnya, berdasarkan data yang
leukosit yaitu menjaga tubuh dari diperoleh dari penelitian ini dapat
patogen dengan cara fagositosis dan diasumsikan bahwa pemberian onggok
menghasilkan antibodi. Faktor-faktor fermentasi dalam ransum mampu
yang menentukan jumlah leukosit antara menjaga tingkat kestabilan kesehatan
lain aktivitas biologis, kondisi ayam broiler.
lingkungan, umur dan pakan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Guyton dan Hall Persentase diferensial leukosit
(1997) yang menyatakan bahwa total Berdasarkan hasil penelitian
leukosit yang menggambarkan tingkat pada Tabel 2, persentase heterofil pada
kesehatan dipengaruhi oleh beberapa darah ayam broiler berumur 35 hari
faktor baik internal yang meliputi jenis dengan penggunaan tepung onggok
kelamin, umur, penyakit dan hormon fermentasi Rhizopus oryzae dalam
maupun faktor eksternal seperti keadaan ransum tidak berbeda nyata antar
lingkungan, aktivitas ternak, stress dan perlakuan. Persentase heterofil pada
pakan yang diberikan. darah ayam broiler berdasarkan hasil
Berdasarkan data pada Tabel 2 penelitian berada pada kisaran 30,40-
terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah 52,00% dimana hasil tersebut tergolong
leukosit pada T1, T2 dan T3 normal. Hendro dkk. (2013) menyatakan
dibandingkan T1 dan meningkat pada T4 bahwa persentase heterofil yang normal
(pemberian taraf 24%) tetapi penurunan pada darah ayam broiler berada pada
dan peningkatan jumlah leukosit masih kisaran 20-40%.
berada pada kisaran normal. Peningkatan Heterofil adalah bagian dari
dan penurunan leukosit dalam darah leukosit yang termasuk kedalam
merupakan mekanisme respon tubuh kelompok granulosit dan berada pada
terhadap patogen yang menyerang. garis depan (first line) yang berfungsi
Tingginya produksi leukosit belum dapat sebagai pertahanan awal terhadap
diasumsikan bahwa ternak tersebut penyakit yang dapat mengakibatkan
dalam keadaan sakit. Peningkatan infeksi atau peradangan. Baratawidjaja
jumlah leukosit menggambarkan adanya dan Rengganis (2012) menambahkan
respon secara humoral dan seluler dalam bahwa sistem kerja heterofil yaitu
melawan agen patogen penyebab menghancurkan patogen melalui jalur
penyakit dalam tubuh. Moyes dan oksigen independen (lisozom, enzim
Schute (2008) dan Soeharsono dkk. proteolitik dan protein kationik) dan
(2010) menyatakan bahwa kesehatan oksigen dependen. He et al. (2005) dan
fisik ternak dapat diukur melalui jumlah Redmond et al. (2011) melaporkan
leukosit yang dihasilkan, dimana bahwa heterofil mengandung zat
peningkatan jumlah leukosit antimikroba yang berhubungan dengan
menandakan adanya peningkatan resistensi penyakit pada tubuh dan
kemampuan pertahanan tubuh. dipengaruhi oleh kontrol genetik dari
Sedangkan penurunan jumlah leukosit ternak tersebut. Faktor-faktor yang
juga dapat diasumsikan bahwa tidak menentukan tinggi rendahnya heterofil
adanya infeksi atau gangguan bakteri antara lain kondisi lingkungan, tingkat
patogen yang menyerang tubuh. Oleh stress pada ternak, genetik dan
karena itu, perlu diketahui secara kecukupan nutrien pakan (Puvadolpirod
keseluruhan jumlah leukosit dan and Thaxton, 2000).
diferensial leukosit untuk mengetahui
63
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
64
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
65
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
66
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
67
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59 - 68
68