Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI

PABRIK TEMPE MAWAR


LHOKSEUMAWE, ACEH UTARA

DOSEN PEMBIMBING:
Bapak DR, Hilmi, S.E., M.Si, Ak

Nama Dan Email Kelompok :


nazla.190420128@mhs.unimal.ac.id
wanda.190420020@mhs.unimal.ac.id
selvia.190420034@mhs.unimal.ac.id
aula.190420012@mhs.unimal.ac.id
yara.190420007@mhs.unimal.ac.id
arif.190420078@mhs.unimal.ac.id
iin.190420033@mhs.unimal.ac.id
malik.190420245@mhs.unimal.ac.id
nanda.190420177@mhs.unimal.ac.id
@mhs.unimal.ac.id

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTASI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021

ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Indonesia secara astronomis terletak pada garis khatulistiwa sehingga memiliki dua musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sebagai Negara agraris banyak penduduk Indonesia
mengandalkan pertanian sebagai dasar kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga sehari hari
(Yusdistira,2011).
Kesejahteraan keluarga merupakan pembangunan ekonomi yang berjangka panjang.
Pebangunan ekonomi yang dimaksud adalah pembangunan ekonomi yang berawal dari tingkat
kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat naik apabila masyarakat
melakukan tindakan sebagai pelaku bisnis industri, sebagai sarana penunjang pemenuhan kebutuhan
hingga dapat tercapai, karena dalam hal ini masyarakat dapat menghasilkan tingkat keuntungan
yang tinggi dalam sekali memproduksi.
Salah satu industri kecil di Indonesia adalah industri tempe. Indutri tempe merupakan bentuk
kegiatan ekonomi yang kecil, dan membutuhkan tenaga kerja. Menurut UU No 5 Tahun 1984
tentang perindustrian, industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunanya, termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri.
Banyaknya konsumsi tempe pada masyarakat Indonesia membuat industri tempe terus
berkembang salah satunya adalah Pabrik Tempe Mawar di Desa Uteun Bayi Kec. Banda Sakti Kota
Lhokseumawe. Hal ini dapat dilihat penghasilan Pabrik Tempe Mawar perhari mencapai 800.000-
1.000,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan dari industri tempe lebih besar.hal serupa
juga dipaparkan oleh pemilik perusahaan tersebut bahwasanya industri tempe dapat menghasilkan
keuntungan yang sangat besar,membantu banyak orang dan meciptakan lowongan pekerjaan.

II. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Biaya dan Pengendalian


Menurut Firdaus dan Wasilah (2012: 22) mendefinisikan biaya sebagai pengeluaran-
pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa
yang akan datang. Sedangkan pengertian biaya menurut Supriyono (2011: 12) adalah harga
perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang
akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Dari pengertian biaya menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan uang dengan maksud untuk mencapai suatu
tujuan.

2. Pengertian Biaya Standar


Biaya standar menurut Mulyadi (1992) biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor- faktor lain
tertentu.

3. Pengertian Biaya Produksi


Menurut Mulyadi (2015:14) biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi
ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Sedangkan menurut Harnanto (2017:28) biaya produksi adalah biaya – biaya yang dianggap
melekat pada produk, meliputi biaya, baik langsung maupun tidak langsung dapat diidentifikasikan
dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

4. Pengertian Pengendalian
Menurut Mulyadi (2007:89) pengendalian merupakan usaha untuk mencapai tujuan tertentu
melalui perilaku yg diharapkan. Sedangkan menurut Indra Bastian (2006:70) pengendalian
merupakan tahap penentu keberhasilan manajemen.
Berdasarkan uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa pengendalian merupakan
pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan dalam organisasi
terhadap komponen organisasi dan sumber-sumber yang ada untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumya, secara terus menerus dan berkesinambungan agar semua bisa berfungsi
secara maksimal sehingga tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif dan efisien.

5. Pengertian Pengendalian Biaya


Menurut Henry Simamora (1999: 301) pengendalian biaya adalah perbandingan kinerja aktual
dengan kinerja standar, penganalisisan selisih-selisih yang timbul guna mengindentifikasikan
penyebab-penyebab yang dapat membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian di
masa yang akan datang.
II. METODOLOGI PENELITIAN

Kelompok ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dimana metode ini
diharapkan dapat membedah dan mengoreksi secara fakta fenomena yang diteliti. Metode
kualitatif ini bersifat menjbarkan serta menggambarkan temuan-temuan di lapangan
tanpa memerlukan hipotesis, Metode ini juga mengangkat fakta,keadaan ,variable, dan
fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan dengan
apa adanya kondisi di lapangan, yaitu di Pabrik Tempe Cap Mawar yang beralamat di
Gampong Uteun Bayi Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang didirikan oleh
Bapak Zafar Usman.
Seperti yang dikatakan oleh Moeleng (2002:3) bahwa:
‘’Metode Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara utuh’’
Dalam metode ini, Peneliti melakukan terlebih dahulu yaitu proses pengumpulan data,
analisis data langsung di lokasi tersebut hal itu memudahkan para peneliti menyelesaikan
tugasnya .
Beberapa merupakan teknik para peneliti melakukan riset di lapangan yaitu:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi sejelas mumgkin dari orang-
orang yang dianggap lebih tahu tentang bahan kajian yang sedang diteliti. Dalam hal
ini kami melakukan wawancara secara langsung kepada pemilik usaha yaitu Bapak
Zafar Usman.
2. Observasi
Pada tahap ini tim kelompok ini langsung datang ke lokasi usaha Pabrik Tempe
tersebut yaitu di Gampong Uteun Bayi Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
untuk melihat dan mengamati data-data secara langsung.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi dalam hal ini sangat diperlukan untuk menunjang kekuatan hasil
observasi dari wawancara. Dokumentasi disini berupa file file foto proses produksi
pabrik tempe tersebut.

IV. HASIL PENELITIAN


V. KESIMPULAN

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Harnanto. 2017. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit ANDI, kerjasama dengan BPFEUGM.
Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Simamora, Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.
Supriyono, R.A. 2011. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.
Lampiran

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai