Anda di halaman 1dari 11

BISMA

JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN

Jurnal Bisnis dan Manajemen (BISMA) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun.
Jurnal ini diharapkan sebagai wahana komunikasi dan media bagi para akademisi dan praktisi dalam
menuangkan ide-ide dalam bentuk kajian, pengamatan, pengalaman praktis, dan hasil penelitian
empiris, di bidang bisnis dan manajemen

SUSUNAN REDAKSI
Penanggung Jawab : Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi. MM

Pemimpin Redaksi : Widyastuti, S.Si., M.Si

Sekretariat : Monika Tiarawati. SE., MM

Penyunting Pelaksana : Nindria Untarini. SE., M.Si

Hafid Kholidi Hadi, SE., M.SM

Alamat Redaksi:
JURUSAN MANAJEMEN FE UNESA
Kampus Ketintang Surabaya, 60231
Telp. (031) 8299945, 8280009 PS.107 Fax. 8299946
Email : wied75@yahoo.com
BISMA
Jurnal Bisnis dan Manajemen
Volume 7 No. 2 Februari 2015

DAFTAR ISI

1. Pengaruh Adversity Quetient dan Learning Organization Terhadap Kinerja


Pgawai Pusdiklat Kemensetneg RI
Hermawan Setiaji, Anik Hermaningsih 73-80

2. Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologi, Faktor Kebudayan


Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Three
Putri Anggraeni 81-89

3. Analisi Perubahan Laba Kotor (Gross Profit) pada PT. PR Kembang Jati
Kudus
Khoirur Rozaq 90-100

4. Dampak Ekonomi Wisata Religi, Studi Kasus Kawasan Wisata Sunan


Ampel Surabay
M. Madyan, Himmatul Kholidah, Dina Fitrisia S., Nisful Laila 101-106

5. Transformasi Ekonomi dan Kewirausahaan di Desa Blimbingsari


I Wayan Ruspendi Junaedi 107-116

6. Straegy Map dan Rancangan Balnced Scorecard PT. DPI


A.Fakhri Arifiyanto 117-124

7. Manajemen Biaya untuk Meningkatkan Ketepatan Penghitungan Biaya


Melalui Biaya Berbasis Aktivitas
Agung Listiadi 125-133

8. Pengaruh Pengetahuan Produk dan Presepsi Kualitas Produk terhadap


Keputusan Pembelian pada Kosmetik Organik
Indarto Candra Yoesmanam 134-142
MANAJEMEN BIAYA UNTUK MENINGKATKAN KETEPATAN
PENGHITUNGAN BIAYA MELALUI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS

AGUNG LISTIADI1
Email: agung_296@yahoo.com

Abstract
Cost is an important factor in ensuring the company win in the competition on the market. Consumers will
choose a manufacturer that is able to produce products and services that have high quality with low prices.
Costs of Management Systems Contemporary emphasis on search than the allocation. And management
based activities are at the heart of contemporary operating control system. At least two major factors that
must be considered in the selection of cost driver (cost driver) are: the cost of measurement and the degree of
correlation between the consumption cost driver with the actual overhead. Cost driver is divided into two
categories, namely the structural cost driver and executional cost driver. Cost driver is the basis used to
charge collected on cost pool to the product. So that the calculation of the cost through Time Driven activity-
based costing system, the company obtain more precise information and accurate.

Key Words : activity-based costing system, Cost driver.

PENDAHULUAN Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur


Tanggung jawab dan tugas para manajer di Amerika mulai berkonsentrasi dalam
keuangan berbeda dari satu perusahaan ke pengembangan teknologi produksi yang
perusahaan lain. Namun, perbedaan itu hanya berkapasitas besar. Para manajer dan insinyur
bersifat nuansa karena besaran perusahaan, sebab pada perusahaan metal telah mengembangkan
tugas pokok manajer keuangan menyangkut antara prosedur untuk menghitung relevant product cost
lain pengambilan keputusan tentang penanaman yang disebut scientific management (Mowen :
modal, pembiayaan kegiatan bisnis dan pembagian 2005). Prosedur ini digunakan untuk menganalisis
dividen yang berhasil diraih kepada pihak-pihak produktivitas dan laba suatu produk. Akan tetapi
yang berhak menerimanya, seperti pemodal dan seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka
pemilik saham di samping menjamin kepuasan prosedur tersebut mulai hilang dari praktik
berbagai pihak yang berkepentingan, baik intemal akuntansi perusahaan. Terdapat peraturan
maupun ekstemal (Kaplan: 2007). akuntansi keuangan yang mempunyai dampak
Untuk menyelenggarakan tugas pokok itu, berkurangnya informasi akuntansi yang
seorang manajer keuangan dengan bantuan stafnya bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan
terlibat dalam paling sedikit empat. Segi lain yang dalam perusahaan besar (lost relevance). Semua
mutlak perlu dikenali ialah berbagai jenis lembaga manajer percaya pada informasi yang
keuangan yang terdapat dalam sistem berhubungan dengan proses produksi utama,
perekonomian nasional di lingkungan mana transaksi dan even yang menghasilkan jumlah
perusahaan yang bersangkutan bergerak. nominal pada laporan keuangan (Kieso :2001).
Misalnya, peranan bank sentral dalam bidang Kebanyakan prosedur perhitungan harga
moneter dan fiskal, ada tidaknya pasar bebas surat pokok produk (product costing) yang digunakan
berharga dan berbagai instrumen keuangan pada abad 20 dikembangan antara tahun 1880 dan
lainnya. Berdasarkan pengetahuan dan pengenalan 1924. Perkembangan sebelumnya (sampai tahun
serta pemahaman pasar uang dan lembaga 1914) menekankan pada perhitungan pada
keuangan, seorang manajer keuangan dapat perhitungan harga pokok produk pada tingkat
mengambil keputusan yang tepat tentang manajerial yaitu penelusuran tingkat laba
instrumen keuangan mana yang dipandangnya perusahaan ke tiap produk dan menggunakan
paling tepat untuk digunakan, seperti untuk informasi ini untuk pengambilan keputusan
kepentingan perolehan modal untuk investasi dan strategis (Shank : 1993). Mulai tahun 1925,
bentuk-bentuk pembiayaan yang harus dipikul setelah dikembangkannya pasar modal di
dalam rangka perolehan dana yang diperlukan Amerika, hampir semua usaha akuntansi
oleh perusahaan. manajemen untuk menghasilkan informasi bagi

125
pemakai intern kemudian dihentikan dan diganti tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki
dengan penentuan harga pokok persediaan perusahaan mampu menghasilkan produk dan jasa
(inventory costing), yang merupakan pembebanan yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu
biaya produksi kepada produk sedemikian rupa berubah (Porter : 1985).
sehingga harga pokok persediaan dapat dilaporkan Fleksibel menuntut manajemen perusahaan
kepada pemakai eksternal dalam laporan secara terus menerus melakukan perbaikan
keuangan. Laporan keuangan telah menjadi manfaar yang terkandung di dalam produk dan
kekuatan yang membentuk desain sistem jasa konsumen. Perkembangan teknologi
akuntansi biaya (Mulyadi : 1997). informasi mengakibatkan konsumen mudah
Manajer dan perusahaan bersedia menerima melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa
informasi biaya rata-rata secara agregat atas tiap yang akan mereka beli. Dengan demikian, hanya
produk, karena mereka merasa tidak perusahaan yang mampu menghasilkan produk
membutuhkan informasi biaya Dalam tahun 1950- dan jasa yang memenuhi mutu yang dibutuhkan
an dan 1960-an telah dilakukan beberapa usaha konsumen, yang mampu menjadi pemimpin dalam
untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi persaingan di pasar (Lucas : 2005).
biaya konvensional untuk kepentingan Biaya merupakan faktor penting dalam
manajemen(Shank : 1997). Diperkenalkannya menjamin kemenangan perusahaan dalam
variable costing untuk penyempurnaan penentuan persaingan di pasar. Menurut majalah bisnis
harga pokok produk pada dasarnya ditujukan Fortune Indonesia pada tahun 2014 menempatkan
untuk memperbaiki penentuan harga pokok ASII, Tbk sebagai perusahaan manufaktur terbaik.
persediaan yang disajikan dalam neraca dan dalam Sebagai perusahaan yang terbaik tentunya berhasil
perhitungan rugi laba (Supriyono : 1990). melakukan efisiensi dari sisi biaya yang timpus.
Perbaikan akuntansi biaya pada saat itu pada Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk
hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana mengetahui proses manajemen biaya untuk
membuat informasi akuntansi keuangan lebih meningkatkan ketepatan penghitungan biaya
bermanfaat bagi pemakai luar, tidak ditujukan melalui biaya berbasis aktivitas pada PT. ASII,
untuk menghasilkan informasi akuntansi yang Tbk. Hal ini penting untuk diteliti, karena
khusus diperuntukkan bagi kepentingan konsumen akan memilih produsen yang mampu
manajemen. menghasilkan produk dan jasa yang memiliki
Pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak mutu tinggi dengan harga yang murah. Harga
ditemukan bahwa praktek-praktek akuntansi murah hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang
manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi secara terus-menerus melakukan perbaikan
melayani kebutuhan manajerial (Ingram : 2004). terhadap aktivitas penambah nilai (value added
Kalkulasi biaya produk yang lebih akurat lebih activities), dan yang senantiasa berusaha
berguna, dan yang menjelaskan secara rinci menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai
penggunaan masukan, dibutuhkan untuk (non value added activities) bagi konsumen.
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, Value-Added Activities Strategy vs Non-value-
produktifitas, dan mengurangi biaya Added Activities Strategy Dalam proses
(Kaplan:1998). Sebagai tanggapan terhadap pembuatan produk diperlukan throughput time
kelemahan akuntansi biaya manajemen yang merupakan keseluruhan waktu yang
tradisional. diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi
Perkembangan teknologi informasi produk jadi.
menyebabkan dunia menjadi seperti kampung saja
(ditinjau dari sudut bisnis), batas-batas antar METODE PENELITIAN
negara menjadi semakin tidak jelas dengan Dalam penelitian ini digunakan metode
semakin meluasnya perdagangan bebas di seluruh penelitian Deskriptif. Maksud dari pendekatan
dunia dan persaingan bersifat global dan tajam. deskriptif menurut Dukat (1999 : 44)
Sifat persaingan ini menyebabkan laba yang menjelaskan atau memberikan informasi tentang
diperoleh perusahaanperusahaan yang memasuki kejadian ekonomi yang relevan, yang dapat
tingkat persaingan dunia menjadi menciut. dimanfaatkan dalam berbagai model-model
Penciutan laba memaksa manajemen mencari keputusan. Melalui pendekatan ini laporan
berbagai strategi baru yang menjadikan keuangan dirasa sebagai suatu komunikasi tidak
perusahaan mampu bertahan dan berkembang. langsung seluruh kejadian akuntansi yang relevan
Hanya perusahaan-perusahaan yang untuk perusahaan sejak terbentuknya. Metode
manajemennya berhasil menjadikan deskriptif mampu menjawab permasalahan yang
perusahaannya memiliki keunggulan pada tingkat diteliti. Dari pendeskripsian di atas dapat
dunialah yang mampu Fleksibel merupakan diuraikan indikator yang akan diteliti yaitu

126
manajemen biaya yang berlaku berdasarkan pada overcosted atau undercosted. Pada PT. ASII, tbk
laporan keuangan. metode pembebanan ini dikenal dengan istilah
Teknik sampling dalam penelitian ini traditional costing system Traditional costing
digunakan purposive sampling. Purposive system umum digunakan karena dianggap murah
sampling ditetapkan berdasarkan predikat sebagai dan mudah perhitungannya untuk diterapkan.
perusahaan terbaik yangmendapatkan peringkat Kelemahan yang muncul akibat penggunaan
dari majalah bisnis fortune. Sehingga yang traditional costing system di atas, nampaknya
menjadi sampel dari penelitian ini adalah seluruh dapat diatasi dengan mengunakan activity based
keadaan PT. ASII, Tbk dalam menjalankan costing system (ABC). ABC system tidak saja
aktivitasnya selama periode 2014. Yang menjadi hanya menggunakan unit output sebagai cost
sampel dalam penelitian ini adalah Laporan driver tetapi juga menggunakan non-unit driver.
Keuangan selama periode 2014. ABC system juga dapat mengarahkan manajer
Data dalam penelitian ini dikumpulkan untuk memfokuskan diri terhadap pengaturan
dengan menggunakan teknik dokumentasi. Dalam aktivitas yang ada sehingga aktivitas yang tidak
teknik pengumpulan data melalui dokumentasi ini, menghasilkan nilai tambah dapat diminimalkan,
penulis berusaha untuk mendapatkan data dan karena sistem inii memberikan informasi yang
informasi dari. Data dokumen yang diperoleh lengkap mengenai semua aktivitas yang terjadi di
adalah data laporan keuangan selama periode dalam perusahaan secara terintegrasi. Keputusan
2014. Adapun data laporan keuangan yang telah yang diambil oleh para manajer berdasarkan
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam informasi yang dihasilkan ABC dikenal sebagai
prinsip-prinsip akuntansi, yaitu laporan keuangan activity-based management (ABM), yang
yang telah diaudit oleh pihak-pihak yang dijabarkan sebagai sistem yang luas, dengan
berkompeten dan dinyatakan wajar tanpa pendekatan terintegrasi yang mengarahkan
pengecualian. Penelitian ini tergolong dalam manajemen untuk berfokus pada aktivitas-aktivitas
penelitian deskriptif. Untuk data-data deskriptif untuk meningkatkan customers value sehingga
yang diperoleh dalam penelitian ini, yang berasal meningkatkan profit. Tujuan ABM pada
dari laporan keuangan, dianalisa dengan teknik perusahaan ini adalah untuk meningkatkan nilai
analisis deskriptif. yang diterima pelanggan sehingga dapat
meningkatkan laba, dengan cara
HASIL DAN PEMBAHASAN mengidentifikasikan terlebih dahulu peluang untuk
Sistem Manajemen Biaya pada PT. ASII, Tbk melakukan perbaikan dalam strategi dan operasi
Manajemen keuangan dalam setiap perusahaan. Tujuan ABM ini dicapai melalui 2
perusahaan memainkan peranan instrumental yang pendekatan yaitu: (1) operational abm; dan (2)
sangat stratejik dan kritikal, misalnya yang strategic abm. Strategic ABM lebih berfokus pada
menyangkut strategi penentuan harga jual produk melakukan tindakan yang benar (do the right
perusahaanbaik berupa barang ataujasa - dan thing). Analisis laba per pelanggan merupakan
analisis biaya. Dalam hal penentuan strategi strategic activity based management, yang
penentuan harga jual produk harus tercermin memiliki tujuan untuk mengetahui pelanggan
pembenaran finansial dalam hal perolehan mana yang menguntungkan dan pelanggan mana
keuntungan jangka pendek, pertumbuhan jangka yang merugikan, sehingga manajer dapat membuat
panjang, dan perluasan usaha. Sistem Manjemen keputusan apakah akan mempertahankan
Biaya pada PT. ASII, Tbk menekankan pada pelanggan yang menguntungkan, menghentikan
penelusuran dibandingkan alokasi. Manajeman pelanggan yang merugikan, atau mengambil
berdasarkan kegiatan atau aktivitas yaitu tindakan untuk mengefisienkan aktivitas
menekankan pada sistem pengendalian operasi operasinya sehingga biaya dapat dikurangi.
kontemporer. Dan manajeman berdasarakan Sebagai alat untuk menunjukkan bagaimana
kegiatan memfokuskan pada menagemen kegiatan metode ABC dapat digunakan untuk menghitung
dengan tujuan meningkatkan nilai/value added pembebanan biaya per pelanggan yang lebih tepat,
yang diterima oleh pelanggan dan laba yang di bawah ini disajikan perhitungannya. Paling
diterima dengan menyediakan nilai/value ini. tidak ada dua faktor utama yang harus
Sistem manajeman biaya ini mencakup analisis diperhatikan dalam pemilihan pemicu biaya (cost
pendorong, analisis kegiatan, dan evaluasi kerja. driver) ini yaitu: biaya pengukuran dan tingkat
Padahal ada biaya-biaya yang meningkat secara korelasi antara cost driver dengan konsumsi
tidak proporsional dengan peningkatan unit yang overhead sesungguhnya. Dalam sistem biaya
ada pada perusahaan, sehingga bila dibebankan Activity-ased Costing (ABC), sejumlah besar
menggunakan unit driver saja akan pemicu biaya dapat dipilih dan digunakan. Jika
mengakibatkan pembebanan biaya yang memungkinkan, adalah sangat penting untuk

127
memilih pemicu biaya yang menggunakan adalah biaya perawatan, dapat diketahui bahwa
informasi yang telah tersedia. Informasi yang biaya perawatan akan didistribusikan pada
tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya aktivitas atau tujuan biaya yang memerlukan
berarti harus dihasilkan, dan akibatnya akan pelayanan perawatan saja. Distribusi biaya yang
meningkatkan biaya sistem informasi perusahaan. akurat akan didapatkan berdasarkan estimasi atau
Kelompok biaya (cost pool) yang homogen dapat permintaan aktual perawatan. Sama seperti
menawarkan sejumlah pemicu biaya. Untuk kelompok pemilikan (occupancy group),
keadaan ini, pemicu biaya yang dapat digunakan kelompok permintaan ini juga jarang dipakai
pada sistem informasi yang ada sebelumnya untuk menentukan besar biaya yang terjadi,tetapi
hendaknya dipilih. Pemilihan ini akan lebih sering dipakai untuk menentukan biaya yang
meminimumkan biaya pengukuran. Struktur harus didistribusikan.
informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan Pemicu biaya yang dipakai untuk kelompok
dengan cara lain untuk meminimalkan biaya ini adalah biaya perawatan dan pemeliharaan
pengumpulan informasi konsumsi pemicu biaya. mesin (repair and maintenance mechine).
Terdapat kemungkinan utnuk menggantikan suatu Kelompok Thoroughput (Thoroughput Group),
pemicu biaya yang secara langsung mengukur dipakai sebagai pemicu biaya bila biaya utama
konsumsi suatu aktivitas dengan pemicu biaya dari suatu aktivitas ditentukan oleh jumlah unit
yang tidak secara langsung , mengukur konsumsi thoroughputnya.. Surrogate cost driver merupakan
tersebut. Misalnya, jam inspeksi dapat digantikan data atau ukuran yang telah tersedia di lapangan
oleh jumlah inspeksi aktual tiap produk, angka ini dan praktis dipakai untuk mendistribusikan suatu
dapat lebih diketahui. biaya ke aktivitas lain atau kedepartemen lain yng
Penggantian ini berlaku apabila jam yang ada di PT. ASII, Tbk, apabila pemicu biaya secara
digunakan dalam setiap inspeksi per produk teoritis sulit diukur datanya. Ada beberapa
adalah cukup stabil. Beberapa pemicu biaya pada aktivitas yang pemicu biayanya sulit dan tidak
PT. ASII, Tbk yang sering digunakan dalam praktis untuk diukur atau ditentukan dengan tepat.
sistem biaya Activity Based Costing (ABC) Misalnya, production control, accounting, general
adalah : Kelompok Tenaga Kerja (Labour Group), management dan marketing. Contoh pemicu biaya
kelompok ini dipakai pada aktivitas yang elemen untuk kelompok ini adalah biaya material
biaya utamanya adalah tenaga kerja atau pada (material cost), dan biaya konversi (convertion
aktivitas yang biaya aktivitasnya berubah secara cost), kedua pemicu biaya ini sering dipakai oleh
paralel dengan perubahan tenaga kerja. Pemicu perusahaan kecil dan menengah. Untuk
biayanya yaitu : jam kerja, upah tenaga kerja. memperoleh hasil perhitungan penerapan ABC
Jam kerja juga dapat memacu konsumsi utilitas. dalam membebankan biaya pelanggan dengan
Kelompok Waktu Operasi (Operating Time tepat dan akurat maka diambil departemen
Group), dipakai sebagai pemicu biaya pada suatu produksi sebagai objek untuk ilustrasi
grup operasi pengerjaan yang merupakan operasi perhitungan, sehingga melalui angka yang sesuai
dari suatu peralatan tunggal atau beberapa dengan fakta yang ada di perusahaan, dapat
peralatan. Pemicu biaya yang digunakan adalah dihasilkan perbedaan yang signifikan nilai
jam mesin (machine hour). Kelompok Pemilikan pembebanan biaya berdasarkan ABC dan
(Occupancy Group), merupakan pemicu biaya traditional costing.
yang tepat untuk mendistribusikan biaya tetap Data perusahaan yang berhubungan dengan
(fixed cost) berdasarkan lokasi aktivitas atau asset. masalah yang dibahas telah terdokumentasi di
Sebagai contoh, depresiasi bangunan, pajak perusahaan kemudian dikumpulkan, bila ada
bangunan yang didistribusikan berdasarkan luas informasi lain yang diinginkan dilakukan
areal peraktivitas.Depresiasi peralatan atau biaya wawancara dengan pihak terkait serta dilakukan
sewa gedung didistribusikan pada aktivitas yang observasi. Data tersebut diolah dan dilakukan
terjadi dilokasi asset tersebut. Kelompok pemicu penerapan perhitungan menggunakan metode
ini jarang digunakan sebagai dasar untuk ABC untuk menghitung biaya per pelanggan.
penentuan besar biaya yang terjadi, tetapi lebih Informasi mengenai biaya per pelanggan ini
sering dipakai untuk menentukan dimana biaya selanjutnya digunakan untuk menghitung laba
harus didistribusikan. Pemicu biaya yang biasa setiap pelanggan, dan hasil perhitungan
dipakai adalah seperti ukuran pabrik, lokasi dibandingkan dengan hasil perhitungan
peralatan dan nilai peralatan. Kelompok perusahaan berdasarkan traditional costing
Permintaan (Demand Group), dipakai sebagai system. Berdasarkan observasi yang dilakukan,
pemicu biaya bila distribusi biaya pada aktivitas biaya-biaya yang terjadi pada departemen printing
lain atau pada tujuan biaya didasarkan pada di perusahaan tersebut dapat dikelompokkan
permintaan akan aktivitas tersebut. Contohnya menjadi 2 : biaya produksi dan biaya operasional.

128
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang Suatu perusahaan perlu menjalin kemitraan
terjadi di lapangan/pabrik berkaitan dengan proses dengan pemasoknya. Tujuan kemitraan ini adalah
printing kain sampai kain tersebut dikirimkan untuk menciptakan dan memelihara hubungan
kepada pelanggan. Biaya produksi ini terdiri dari: yang loyal, saling percaya, dan dapat diandalkan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak.
biaya tidak langsung. Sedangkan biaya Disamping itu, juga untuk meningkat-kan
operasional adalah biaya-biaya yang tmbul di luar penyempurnaan kualitas, produktivitas, dan daya
proses produksi sebagai usaha untuk menunjang saing secara berkesinambungan.
proses produksi yang ada. Seiring dengan ketatnya persaingan di dunia
Biaya operasional mencakup biaya gaji staf, industri dewasa ini, maka sudah menjadi sebuah
biaya penyusutan opersional, biaya pemeliharaan, keharusan bagi setiap perusahaan yang bergerak
telepon, konsumsi, biaya perjalanan dinas, alat dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan
tulis kantor, biaya konsultan, biaya perizinan, efisiensi dan efektifitas prosesnya guna
biaya pos, telegram, materai, biaya pajak meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.
kendaraan, biaya pajak bumi dan bangunan, biaya Dilain pihak, perkembangan yang fantastis di
asuransi, biaya kesejahteraan karyawan, retribusi bidang teknologi dan informasi telah menjadikan
lain, biaya umum dan sosial. Perusahaan setiap perusahaan berusaha semaksimal mungkin
melakukan pembebanan biaya operasional untuk menerapkan teknologi guna meningkatkan
berdasarkan presentase terhadap harga pokok kualitas prosesnya. Hal tersebut secara tidak
penjualan. Perhitungan harga pokok dilakukan langsung telah mengakibatkan perubahan
dengan menggunakan metode rata-rata, paradigma pada aspek biaya yang terllibat dalam
berdasarkan data yang diperoleh periode proses produksi di perusahaan tersebut.
sebelumnya. Peningkatan harga pokok penjualan Penggunaan teknologi secara massal di hampir
dianggap sebagai akibat peningkatan unit output setiap proses produksi telah menjadikan adanya
yang diproduksi. Anggapan ini akan berpengaruh pengurangan tena-ga kerja langsung dalam jumlah
terhadap pembebanan biaya operasional, atau yang signifikan. Dilain pihak, hal tersebut telah
dengan kata lain jumlah biaya operasional yang membuat jumlah biaya overhead yang digunakan
akan dibebankan bergantung pada jumlah unit meningkat dalam jumlah yang cukup besar. Tren
output yang dibeli oleh pelanggan. biaya-biaya ini lambat laun membawa konsekuensi logia pada
atas aktivitas tersebut dibebankan kepada masing- pandangan kita akan konsep biaya.
masing pelanggan, berdasarkan konsumsi aktivitas Activity Based Costing (ABC) biasa
oleh masing-masing pelanggan. Keakuratan digunakan pada perusahaan yang memiliki biaya
perhitungan biaya per pelanggan menjadi hal yang overhead lebih dari 5 sampai 10 kali biaya tenaga
sangat penting, karena bila terjadi pembebanan kerja langsungnya. ABC membebankan biaya
biaya per pelanggan yang tidak tepat atau overhead pada setiap aktifitas yang dilakukan oleh
overcosted maupun undercosted maka akan sumberdaya dan selanjutnya membebankan biaya
mengakibatkan laba yang dihasilkan tidak aktifitas tersebut pada produk, jasa, dan konsumen
menggambarkan laba yang sebenarnya. . (Rayburn, 1996) Dalam kaitannya dengan proses
Biasanya kemitraan internal dikenal pula produksi, biaya dikategorikan dalam dua
dengan istilah keterlibatan karyawan, kelompok besar, yaitu biaya langsung (direct cost)
pemberdayaan karyawan, atau berbagai istilah dan biaya overhead (overhead Cost) Biaya
lainnya. Kemitraan internal ini sendiri merupakan langsung adalah biaya yang timbul sebagai akibat
usaha penciptaan suatu lingkungan yang dilakukannya proses yang terkait langsung dengan
didalamnya terdapat mekanisme terstruktur. produk yang dibuat. Biasanya biaya ini
Mekanisme itu merangsang dan membentuk dikelompokkan dalam biaya tenaga kerja langsung
aliansi yang saling mendukung antara manajer dan dan biaya bahan baku. Biaya langsung biasanya
karyawan, tim, dan karyawan individual yang memiliki sifat sebagai biaya variabel, yaitu biaya
memaksimumkan potensi sumber daya manusia yang besarnya saat tergantung dari jumlah produk
yang dimiliki suatu perusahaan. Pembentukan yang dibuat. Biaya overhead merupakan biaya
kemitraan internal dapat dilakukan pada tiga yang tidak terlibat secara langsung dalam proses
tingkatan, yaitu (1) kemitraan antara manajemen produksi, namun diperlukan untuk kelancaran
dengan karyawan, (2) kemitraan antar tim, dan (3) proses produksi tersebut. Biaya ini biasanya
kemitraan antar karyawan. Tujuan dijalinnya memiliki sifat sebagai biaya tetap.
kemitraan internal adalah untuk memanfaatkan Activity-Based Costing (ABC) telah
kemampuan penuh dari sumber daya perusahaan dikembangkan pada organisasi sebagai suatu
dan memfokuskannya pada perbaikan kualitas solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat
secara terus-menerus. diselesaikan dengan baik oleh sistem biaya

129
tradisional, Sistem biaya ABC ini merupakan hal tradisional hanya menggunakan satu macam
yang baru sehingga konsepnya masih dan terus pemicu biaya tertentu yang digunakan sebagai
berkembang, sehingga ada berbagai defenisi yang basis, misalnya jam tenaga kerja/jam kerja orang,
menjelaskan tentang sistem biaya ABC itu sendiri. rupiah tenaga kerja, atau jam mesin. Paling tidak
Activity-Based Costing (ABC), sebagai sistem ada dua faktor utama yang harus diperhatikan
pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya dalam pemilihan pemicu biaya (cost driver) ini
keobjek biaya dengan dasar aktivitas yang yaitu: biaya pengukuran dan tingkat korelasi
menyebabkan biaya. Sistem ABC ini didasarkan antara cost driver dengan konsumsi overhead
pada pemikiran bahwa aktivitas penyebab biaya sesungguhnya.
dan biaya aktivitas harus dialokasikan keobjek
biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut Manajemen Biaya Untuk Meningkatkan
dikonsumsikan. Sistem ABC ini menelusuri biaya Ketepatan Penghitungan Biaya Melalui Time
ke produk sebagai dasar aktivitas yang digunakan Driven
untuk menghasilkan produk tersebut. Activity- Salah satu tujuan utama sistem manajemen
Based Costing (ABC), sebagai suatu metode biaya adalah perhitungan biaya produk untuk
kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok pelaporan keuangan eksternal. Untuk tujuan
biaya untuk setiap kejadian atau transaksi perhitungsan biaya produk, kesepakatan yang
(aktivitas) dalam suatu organisasi Yang berlaku berlaku secara eksternal menyatakan bahwa biaya
sebagai pemicu biaya. Biaya overhead kemudian dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau
dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar fungsi-fungsi, yang hendak mereka capai. Biaya
jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional
jasa yang dihasilkan tersebut. Activity-Based utama: produksi dan nonproduksi. Biaya produksi
Costing (ABC), sebagai merupakan sebagai suatu adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan
konsep akuntansi biaya yang berdasarkan atas barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi
pemikiran bahwa produk mengkonsumsi aktivitas adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
dan aktivitas yang menimbulkan biaya. Dalam perancangan, pengembangan, pemasaran,
sistem biaya ABC ini dirancang sedemikian rupa distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi
sehingga setiap biaya yang tidak dapat umum. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan
dialokasikan secara langsung kepada produk, pelanggang biasa ditempatkan dalam satu kategori
dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas yaitu biaya penjualan. Biaya perancangan,
dan biaya dari setiap aktivitas kemudian pngembangan, dan administrasi umum
dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi ditempatkan alam kategori biaya administrasi.
masing-masing aktivitas tersebut. Biaya produksi (biaya manufaktur) dapat
Dalam sistem biaya Activity Based Costing diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan
(ABC), produk diartikan sebagai barang atau jasa baku, tenaga kerja langsung, dan overhead. Hanya
yang berusaha dijual oleh perusahaan, termasuk tiga unsur biaya ini yang dapat ibebankan ke
pelayanan kesehatan, asuransi, pinjaman bank, produk dalam pelaporan eksternal. Biya produksi
pelayanan konsultasi, bensin, bioskop, roti, dan seringkali dibedakan menjadi dua yaitu biaya
lain-lain. Semua produk tersebut diatas dihasilkan utama dan biaya konversi. Biaya utama (prime
melalui aktivitas perusahaan dan akrivitas inilah cost) adalah jumlah biaya bahan baku langsung
yang mengkonsumsi sumber daya. Dasar-dasar dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah
sistem biaya ABC ini mencakup biaya produksi jumlah biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tidak langsung, aktivitas, tujuan biaya (cost overhead. Pada perusahaan manufaktur, biaya
objective), dan pemicu biaya (cost driver) dan konversi dapat diinterpretasikan sebagai biaya
kelompok biaya (cost pool). Pemicu biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
didefenisikan sebagai faktor yang digunakan Konsep kos berhubungan dengan volume input,
untuk mengukur bagaimana biaya terjadi atau kos tetap versus kos variabel, kos rata-rata versus
dapat juga dikatakan sebagai cara untuk kos marginal, kos volume analisis profit, analisis
membebankan biaya pada aktivitas atau produk. break event, budget fleksibel, dan margin
Secara praktis, pemicu biaya menunjukkan dimana kontribusi. Dalam rerangka kerja value chain
biaya harus dibebankan dan seberapa besar sangat berbeda, volume output dipandang untuk
biayanya. menangkap sejumlah kecil variasi perilaku biaya.
Pemicu biaya adalah penyebab terjadi Oleh karena itu, biasanya digunakan cost driver
biaya, sedangkan aktivitas adalah merupakan multiple, yaitu cost driver yang berbeda untuk
dampak yang ditimbulkannya, Dalam sistem biaya berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost driver
activity-Based Costing (ABC) digunakan beberapa dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost
macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya driver dan executional cost driver.

130
Structural cost driver ditetapkan dari menghitung total biaya proses, jenis biaya yang
pilihan perusahaan tentang struktur ekonomi yang terapat pada cost item dibebankan pada aktofitas
mendasarinya. Pilihan tersebut diturunkan dari berdasarkan urutan berikut : Direct tracing, Driver
posisi kos untuk berbagai kelompok produk yang Tracing, dan Allocation. Biaya yang langsung
ditawarkan. Ada lima pilihan strategi yang dibuat dikonsumsi oleh aktifitas (seperti biaya tenaga
perusahaan ini tentang struktur ekonomi yang kerja langsung) dibebankan kepada aktifitas
mendasari, yaitu sebagai berikut : Scale: berapa melalui direct tracing. Untuk biaya yang tidak
ukuran investasi dalam manufakturing, research berkaitan langsung dengan aktifitas, namun
and development, dan marketing resources. Scope: memiliki hubungan sebab akibat dibebankan
bagaimana tingkat integrasi secara vertikal kepada aktifitas melalui Driver Tracing.
(integrasi horizontal lebih berhubungan dengan Sedangkan biaya yang tidak ada hubungannya
skala). Experience: berapa banyak waktu yang dengan aktifitas dibebankan pada aktifitas melalui
dibutuhkan perusahaan pada masa yang lalu dan allocation secara akurat kos obyek. Namun lebih
apakah masih bisa dilakukan dalam waktu yang jauh dari itu ABC didesain untuk tujuan
sama untuk saat ini. Technology:proses teknologi penyediaan informasi bagi semua pihak yang
apa yang digunakan dalam masing-masing tahap terlibat dalam pengambilan keputusan (personel)
value chain perusahaan. Complexity: seberapa luas dan pemberdayaan karyawan (informing and
lini produk atau jasa yang akan ditawarkan pada empowering)untuk membangun daya saing
konsumen. Executional cost driver diturunkan perusahaanmelalui cost leadership strategy.
dari posisi kos perusahaan yang meliputi hal-hal Sistem biaya Activity-Based Costing (ABC)
berikut. Work force involvement (participation): merupakan suatu sistem biaya yang pertama kali
apakah pekerjaan ditekankan untuk perbaikan menelusuri biaya keaktivitas Dan kemudian
yang terns menerus. Total quality management keproduk yang dihasilkan. Dalam sistem biaya
(TQM): apakah pekerjaan ditekankan untuk ABC ini juga dikenal adanya prosedur
kualitas produk total?. Capacity utilization : pembebanan biaya aktivitas kepada produk
bagaimana pilihan skala untuk memaksimalkan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi
plant construction. Plant lawut efficiency: oleh produk yang dihasilkan tersebut. Tahap yang
seberapa efisien plant's layout saat ini dimiliki oleh sistem ABC tersebut dalam
dibandingkan dengan standar yang ada. Product analisisnya dapat dibagi dalAM dua tahapan, yaitu
configuration: apakah desian produk efektif . sebagai berikut : Pada tahap pertama ini
Linkages with suppliers or customers: apakah dilakukan pembebanan biaya pemakaian sumber
hubungan dengan suplier dan menguraikan bahwa daya kepada aktivitas-aktivitas yang
suatu perusahaan harus dipandang sebagai suatu menggunakannya. Dalam kalkulasi biaya
sistem keseluruhan yang terdiri atas berbagai berdasarkan sistem Activity-Based Costing (ABC)
aktivitas, yaitu perancangan/desain, tahap pertama, biaya overhead dibagi kedalam
pembuatan/produksi, pemasaran, pendistribusian, kelompok biaya yang homogen. Suatu kelompok
dan pelayanan purnajual terhadap produk atau jasa biaya yang homogen merupakan suatu kumpulan
yang dihasilkan. dari biaya overhead, yaitu variasi biaya dapat
Pada tahap pertama, aktivitas dijelaskan oleh suatu pemicu biaya (cost driver).
diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada Aktivitas overhead yang homogen apabila mereka
aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk
menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis semua produk. Pada tahap kedua ini, biaya setiap
dibentuk, dan tarif kelompok dihitung. Pada tahap kelompok biaya (cost pool) ditelusuri ke produk.
kedua, setiap permintaan produk untuk sumber Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif
daya kelompok diukur dan biaya-biaya kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan
dibebankan kepada produk dengan menggunakan dikalikan dengan jumlah sumber daya yang
permintaan ini dan tarif kelompok yang mewakili. dikonsumsi oleh setiap produk.Tolok ukur ini
Namun, untuk menghindari kerancuan pada merupakan kuantitas pemicu biaya yang
konsep dasar, kita menghindari setiap pembahasan digunakan oleh setiap produk. Dengan demikian
detail dari beberapa langkah prosedur tahap overhead yang dibebankan setiap kelompok biaya
pertama. Kita sekarang beralih ke penjelasan yang ke produk dihitung sebagai berikut : Overhead
lebih rinci dari dua langkah pertama : (1) yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah
identifikasi aktivitas dan (2) klasifikasi aktivitas konsumsi pemicu biaya
ke dalam kelompok sejenis. Kos obyek pada perusahaan ini adalah
Activity Based Process Costing bertujuan seluruh item seperti produk, kostumer,
untuk menyajikan informasi biaya setiap proses departemen, proyek, aktifitas, dan lain-lain dimana
yang dijalankan oleh perusahaan. Untuk untuk itu biaya diukur dan dibebankan. ABC

131
merupakan sebuah system yang dilandasi oleh tenaga kerja yang kurang terampil mengakibatkan
empat paradigma manajemen berikut : Pertama, meningkatnya biaya tenaga kerja. Cost driver atau
Customer Value memfokuskan ABC pada pemicu biaya digunakan untuk membebankan
penciptaan Value bagi kostumer dengan proses biaya aktivitas kepada output yang secara
yang cost effective. Cost effective merupakan struktural berbeda dengan yang digunakan dalam
sebuah kondisi dimana biaya yang timbul sedapat sistem biaya konvensional. Atau faktor-faktor
mungkin dikarenakan sebagai akibat dari proses penyebab yang menjelaskan konsumsi overhead.
yang mengandung nilai tambah. Kedua, Cost driver merupakan dasar yang digunakan
paradigma continuous improvement menjadikan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada
ABC sebagai system informasi yang memacu cost pool kepada produk. Identifikasi cost driver
personel melakukan peningkatan sevara adalah komponen yang penting dalam
berkelanjutan para proses yang dilakukan oleh pengendalian biaya tak bernilai tambah. Jika
perusahaan dalam menciptakan value bagi kinerja individual dipengaruhi oleh
kostumer. Ketiga, paradigma corss functional kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak
menjadikan ABC sebagai sebuah system informasi bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan
yang menunjang keterpaduan antar fungsi dalam bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat
menciptakan value bagi kostumer. Paradigma ini mempengaruhi perilaku para individu. Jika cost
mengisyaratkan bahwa perusahaan yang sesuai driver biaya untuk biaya setup yang dipilih adalah
mengguanakan ABC adalah perusahaan yang waktu setup, maka insentif harus diciptakan bagi
menerapkan cross functional organization. pekerja agar mereka dapat mengurangi waktu
Konsep ABC System, bahwa biaya produk setup. Sehingga dengan perhitungan biaya melalui
ditimbulkan oleh aktivitas, baik aktivitas yang Time Driven activity-based costing system,
berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas perusahaan memperoleh informasi yang lebih
yang tidak berkaitan dengan volume produk. BOP tepat dan akurat.
merupakan biaya yang akan diatribusikan kepada
produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers), KESIMPULAN
bukan berdasarkan volume produk. Keakuratan informasi biaya produk pada
Aktivitas merupakan tindakan yang PT. ASII, Tbk sangat ditentukan oleh ketepatan
berulang-ulang untuk memenuhi fungsi bisnis. dan kecermatan mengidentifikasikan biaya dalam
Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value kaitannya dengan produk yang dihasilkan.
added atau non value added. Sistem manajemen Perubahan paradigma organisasi dan manajemen
biaya mempunyai dua sisi pengukuran kinerja, sebagai dampak revolusi informasi yang diwarnai
yaitu finansial dan non finansial. Pengukuran dengan kondisi persaingan baik dipasar global
kinerja yang bersifat finansial digunakan untuk maupun domestik mempunyai pengaruh kuat
pengukuran kinerja periodik dan untuk penentuan tentang perlunya perubahan sistem manajemen
biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran biaya yang mampu beradaptasi dengan aktivitas
kinerja non finansial dapat digunakan untuk manajemen yang semakin sophisticated untuk
mengembangkan dan memperbaiki secara terus menyajikan informasi akurat.
menerus proses produksi dengan mengurangi non Pada kondisi lingkungan bisnis yang lebih
value added time. Continuous improvement ini kompleks seperti yang terjadi dewasa ini, sudah
mengacu pada falsafah pengolahan bernilai saatnya perusahaan-perusahaan mulai menerapkan
tambah (value added manufacturing), yang perhitungan laba setiap pelanggan berdasarkan
mengacu pada kegiatan manufaktur yang terbaik activity based costing, sehingga para manajemen
dan sederhana, sehingga sistem manufaktur memperoleh informasi yang lebih tepat dan akurat
menjadi lebih efisien. atas biaya yang dibebankan kepada setiap
Dalam value added manufaturing, pelanggan, manajemen dapat pula meningkatkan
pemborosan diartikan secara luas, yaitu setiap efisiensi operasi perusahaan, serta dapat
kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghindarkan overcosted atau undercosted
menghasilkan nilai tambah, seperti inspection pembebanan biaya dan perhitungan laba.
time, waiting time dan moving time. Dengan Penerapan Activity Based Cost System akan
demikian apabila tidak terdapat pemborosan maka meningkatkan keakuratan penghitungan biaya
nilai masing-masing inspection time, waiting time proses bisnis perusahaan.
dan moving time sama dengan nol. Non value
added dapat disebabkan oleh faktor yang bersifat DAFTAR ACUAN
sistemik, fisik dan manusiawi, misalnya mesin Ingram, Robert W.; Albright, Thomas L.;
mempunyai sistem yang mengharuskan setiap Baldwin, Bruce A. 2004. Fifth Edition.
proses produksi harus dalam batch yang besar, Financial Accounting: A Bridge to

132
Decision Making. Canada:Thomson South Mulyadi. 1997, Akuntansi Manajemen: Konsep,
Western. Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta, STIE
Kaplan, Robert. S. 2007. Time Driven Activity YKPN.
Based Costing. USA : Harvard College. Mowen, Maryanne, M.; Hansen, Don, R. 2005.
Kaplan, Robert, S.; Cooper, Robin. 1998. Cost Management Accounting the Cornerstone
and Effect: Using Integrated Cost Systems for Business Decisions. USA: Thomson
to Drive Profitability and Performance. South Western.
USA: Harvard College. Porter, Michael, E . 1980. Competitive Strategy.
Kismono, Gugup. 1999. Perubahan Lingkungan, Ney York : The Free Press.
Transformasi Organisasional dan Reposisi ______ Michael, E. 1985. Competitive Strategy,
Fungsi Sumber Daya Manusia. Jurnal New York: The Free Press.
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 14 Sembiring, Eddy R. 2003. “Meraih Competitive
No.2, 62-76. Advantage Melalui Learning
Kieso, Donald, E.; Weygand, Jerry, J.; Warfield Organization”. Media Akuntansi 36, 52—
Terry D. 2001. Tenth Edition. 53.
Intermediate Accounting. USA: John Shank, J.K., and Govindarajan. 1993. Strategic
Wiley and Sons, Inc. Cost Management. New York: The Free
Lucas, Robert, W. 2005. Third Edition. Customer Press.
Service: Building Successful Skill for the ______ J.K., dan Govindarajan. 1997. Reading In
Twenty First Century. Americas, New Management Accounting. New York: The
York: McGraw Hill. Free Press.
Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategic Supriyono,R., A. 1990. Edisi ke 2. Akuntansi
Berbasis Balanced Scorecard, Yogyakarta Biaya: Perencanaan dan Pengendalian
: UPP AMP YKPN Biaya serta Pembuatan Keputusan.
Yogyakarta:BPFE.

133

Anda mungkin juga menyukai