Anda di halaman 1dari 8

Nama : Adjie Dzikry Firdausi

NIM : 7211419074
Subjek : Resume Kelompok 3 – Emirates Group

 Profil Perusahaan
Pada tahun 1984, Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Pertahanan UEA dan anggota keluarga kerajaan progresif
Dubai, bertanya kepada Sir Maurice Flanagan, yang saat itu adalah direktur eksekutif
dnata, untuk memulai perencanaan pendirian maskapai. Pada bulan Desember, rencana
bisnis yang komprehensif sudah siap, dan nama “Emirates” dipilih untuk maskapai
penerbangan baru.
Emirates memimpin dalam hal hiburan dalam pesawat, menjadi maskapai
penerbangan pertama yang memasang sistem video di semua kursi, di setiap kelas kabin,
di seluruh armadanya. Dengan dibukanya Terminal Sheikh Rashid pada tahun 2000,
kapasitas Bandara Internasional Dubai meningkat menjadi 22 juta penumpang setiap
tahun.
Bandara Internasional Al Maktoum dibuka di Dubai World Central, dan
menyambut penerbangan komersial pertamanya. Emirates SkyCargo memindahkan
operasional pesawat angkut ke DWC pada tahun 2014.

 EFE Matrix
Dari hasil perhitungan EFE Matrix yang dilakukan oleh kelompok 3, dapat
disimpulkan bahwa skor diperoleh dari hasil dari weight dikalikan dengan rating dimana
total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Peluang yang dimiliki Emirates antara lain
adalah mengurangi harga pengiriman, kebijakan pajak terbaru, tingkat inflasi yang
rendah, dll. Sedangkan ancaman yang dimiliki Emirates antara lain adalah penawaran
inovasi layanan yang tidak teratur, perubahan perilaku pembelian pelanggan, teknologi
terbaru dikembangkan oleh kompetitor, dll.
Dalam evaluasi eksternal, skor total cukup baik dimana dalam Emirates,
perusahaan telah menerima total skor sebesar 3,32 yang mengindikasikan bahwa strategi
perusahaan berjalan secara efektif dan menunjukkan bahwa strategi perusahaan
dirancang dengan baik untuk memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman
yang ada.
 Competitive Profile Matrix (CPM)
Dari hasil perhitungan Matrix CPM yang dilakukan oleh kelompok 3, dapat
disimpulkan bahwa skor dari masing-masing perusahaan diperoleh dari hasil dari weight
dikalikan dengan rating dimana total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Faktor yang
dijadikan indikator penilaian dalam matrix ini diantaranya adalah iklan, kualitas
pelayanan, persaingan harga, manajemen, saham, ekspansi global, dll.
Dalam hal ini, skor total dari Emirates memiliki nilai tertinggi kedua diantara dua
perusahaan lainnya, yaitu telah menerima total skor sebesar 3,80 yang mengindikasikan
bahwa Emirates masih kalah dengan Qatar yang mana memiliki kekuatan yang lebih
tinggi dari para pesaing lainnya, yaitu Emirates dan Singapore dalam hubungannya
dengan pengembangan bisnis serta posisi strategis produk atau jasa yang ditawarkan.

 IFE Matrix
Dari hasil perhitungan IFE Matrix yang dilakukan oleh kelompok 3, dapat
disimpulkan bahwa skor diperoleh dari hasil dari weight dikalikan dengan rating dimana
total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Kekuatan yang dimiliki Emirates antara lain
adalah nama merek yang kuat, fokus di pasar yang terdiversifikasi, teknologi yang
canggih dan inovatif, dll. Sedangkan kelemahan yang dimiliki Emirates antara lain
adalah tidak melayani kelas menengah, tidak ada aliansi maskapai penerbangan global,
keberhasilan terbatas di luar bisnis utama, dll.
Dalam evaluasi internal, skor total masih cukup baik dimana dalam Emirates,
perusahaan telah menerima total skor sebesar 3,25 yang mengindikasikan bahwa strategi
perusahaan berjalan secara efektif dan menunjukkan bahwa strategi perusahaan
dirancang dengan baik untuk memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman
yang ada.

 SWOT Matirx
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan oleh kelompok 1, dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai strategi yang telah dilakukan oleh Emirates, yaitu:
 SO Strategi
- Meningkatkan strategi marketing untuk mempengaruhi pelanggan
- Menggunakan media sosial untuk menarik minat konsumen
- Melakukan inovasi pada layanan dan memberikan diskon

 ST Strategi
- Meningkatkan inovasi pelayanan dengan teknologi canggih dan aplikasi seluler
- Menggunakan kepopuleran di media sosial untuk menarik konsumen

 WO Strategi
- Melakukan aliansi maskapai penerbangan di negara yang berpotensi dan belum
menjalin aliansi

 WT Strategi
- Meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk maskapai agar dapat
berkompetisi dengan kompetitor

 BCG Matrix
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh kelompok 3, dimana Emirates
Business Class dan Emirates First Class dikategorikan sebagai star. Yang termasuk
dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa
pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan)
yang besar sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat melakukan beberapa
strategi yaitu:
1. Melakukan integrasi baik ke depan, belakang maupun horizontal
2. Market penetration
3. Market development
4. Product development

 GSM Matrix
Emirates Airlines mengalami pertumbuhan yang cepat, terutama pada pasar
internasional. Namun, posisi kompetitif mereka tidak jelas, yaitu terletak antara Kuadran
I dan II. Sementara ada beberapa maskapai yang menguasi pasar internasional seperti
Qatar Airways, Singapore Airlines, ANA AII Nippon Airways. Emirates Airlines berada
pada posisi ke 4 setelah ANA AII Nippon Airways dan sebelum EVA Air.
 I-E Matrix
IFE perusahaan bernilai 3,25 dan EFE perusahaan bernilai 3,32. matriks IE
memiliki 9 sel dan 9 kuadran sehingga perusahaan akan dapat menggunakan semua jenis
tersebut. Perusahaan berada di:
1. Masuk dalam kategori Growth and Build, dimana strategi yang dapat dilakukan
perusahaan yaitu integrasi mundur, maju, atau horizontal, penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk .
2. Sel 1 yang dimana merupakan strategi pertumbuhan (Growth Strategy) yang
diciptakan untuk mencapai pertumbuhan baik dalam penjualan, aset, profit, maupun
kombinasi ketiganya. Selain itu, dapat dicapai dengan menurunkan harga,
mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan
akses ke pasar yang lebih luas.

 Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix


Emirates Airlines berada di kuadran aggressive, dimana perusahaan terletak di
posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya untuk:
1. Memanfaatkan peluang eksternal,
2. Mengatasi kelemahan internal, dan
3. Menghindari ancaman eksternal.
Dengan demikian, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa
layak digunakan, tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.

 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)


Skor Emirates Airlines dalam hal pengembangan layanan yaitu 2,93. Sedangkan
dalam hal pengembangan pasar, Emirates memperoleh skor 3,06. Hal ini memberikan
hasil bahwa Emirates Airlines lebih baik menggunakan strategi yang berfokus kepada
pengembangan pasar.
Nama : Adjie Dzikry Firdausi
NIM : 7211419074
Subjek : Resume Kelompok 4 – Dunkin Donuts

 Profil Perusahaan
Dunkin Donuts merupakan restoran dan waralaba makanan internasional yang
mengkhususkan dalam donat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1950 oleh William
Rosenbergg di Quinc, Amerika. Dunkin' Donuts hadir di Indonesia untuk pertama
kalinya pada tahun 1985. Saat ini, Dunkin' Donuts sudah dapat ditemui dengan mudah di
kota-kota besar di seluruh Indonesia.

 EFE Matrix
Dari hasil perhitungan EFE Matrix yang dilakukan oleh kelompok 4, dapat
disimpulkan bahwa skor diperoleh dari hasil dari weight dikalikan dengan rating dimana
total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Peluang yang dimiliki Dunkin Donuts antara
lain adalah membuka kesepakatan waralaba, memiliki outlet yang tersebar luas,
masyarakat yang konsumtif, dll. Sedangkan ancaman yang dimiliki Dunkin Donuts
antara lain adalah banyak persaingan, produk mudah ditiru, adanya produk yang lebih
murah, dll.
Dalam evaluasi eksternal, skor total cukup baik dimana dalam Dunkin Donuts,
perusahaan telah menerima total skor sebesar 3,20 yang mengindikasikan bahwa strategi
perusahaan berjalan secara efektif dan menunjukkan bahwa strategi perusahaan
dirancang dengan baik untuk memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman
yang ada.

 Competitive Profile Matrix (CPM)


Dari hasil perhitungan Matrix CPM yang dilakukan oleh kelompok 4, dapat
disimpulkan bahwa skor dari masing-masing perusahaan diperoleh dari hasil dari weight
dikalikan dengan rating dimana total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Faktor yang
dijadikan indikator penilaian dalam matrix ini diantaranya adalah iklan, kualitas produk,
variasi produk, layanan pelanggan, daya saing harga, ekspansi global, dll.
Dalam hal ini, skor total dari Dunkin Donuts memiliki nilai tertinggi kedua
diantara dua perusahaan lainnya, yaitu telah menerima total skor sebesar 3,00 yang
mengindikasikan bahwa Dunkin Donuts masih kalah dengan Starbucks yang mana
memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari para pesaing lainnya, yaitu Dunkin Donuts dan
Krispy Kreme dalam hubungannya dengan pengembangan bisnis serta posisi strategis
produk atau jasa yang ditawarkan.

 IFE Matrix
Dari hasil perhitungan IFE Matrix yang dilakukan oleh kelompok 4, dapat
disimpulkan bahwa skor diperoleh dari hasil dari weight dikalikan dengan rating dimana
total skor sebesar 2,5 adalah skor rata-rata. Kekuatan yang dimiliki Dunkin Donuts
antara lain struktur organisasi yang jelas, banyak variasi menu, kualitas produk terjamin,
dll. Sedangkan kelemahan yang dimiliki Dunkin Donuts antara lain adalah variasi rasa
kurang banyak, tidak terdapat drive thru, outlet kurang luas, dll.
Dalam evaluasi internal, skor total masih cukup baik dimana dalam Dunkin
Donuts, perusahaan telah menerima total skor sebesar 3,19 yang mengindikasikan bahwa
strategi perusahaan berjalan secara efektif dan menunjukkan bahwa strategi perusahaan
dirancang dengan baik untuk memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman
yang ada.

 SWOT Matirx
Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan oleh kelompok 4, dapat
disimpulkan bahwa terdapat berbagai strategi yang telah dilakukan oleh Dunkin Donuts,
yaitu:
 SO Strategi
- Adanya outlet yang berada ditempat strategis dan tersebar luas
- Banyak varian menu untuk masyarakat yang konsumtif
- Pelayanan yang baik membuat brand dikenal banyak orang

 ST Strategi
- Adanya kualitas produk yang terjamin untuk bersaing dengan produk yang lebih
murah
- Meningkatkan kualitas dan fasilitas yang baik pelayanan agar mendapat
kepercayaan dari pelanggan
- Memperbanyak varian menu agar tidak mudah ditiru oleh para pesaing

 WO Strategi
- Meningkatkan kesempatan promosi secara online
- Membuka pelayanan melalui drive thru untuk outlet yang tersebar luas

 WT Strategi
- Memberikan ciri khas pada brand sehingga tidak adanya plagiasi produk
- Membuka varian rasa baru pada produk Dunkin Donuts
- Membuka pemesanan secara online untuk memudahkan pelanggan dalam
pembelian produk

 BCG Matrix
 Dunkin's Brands adalah waralaba restoran cepat saji yang menjual kopi panas
atau dingin, makanan panggang, dan es krim kepada lebih dari 20.000 gerai di
dunia.
 Pendapatan yang mereka hasilkan adalah sekitar 8,6 milliar dolar AS pada tahun
2020
 Produk fast selling Dunkin Donnut's meliputi burger, es teh/es kopi sehingga
mereka termasuk dalam posisi bintang
 Sapi perah termasuk donat yang populer namun lebih sedikit dibandingkan
dengan kategori bintang.
 Permasalahan anak diatas kategori tanda tanya yang mencakup camilan dan ice
cream berada dai ambang kepunahan dan menghasilkan pendapatan yang sedikit.
 Terakhir adalah kategori anjing yang termasuk produk makanan namun kurang
laku sehingga mengalami kepunahan.

 GSM Matrix
Dari diagram yang terdapat di kelompok 4, dapat dilihat bahwa Dunkin Donuts
Brands berada diposisi kuadran pertama.
Strategi yang digunakan : pengembangan pasar, penetrasi pasar, integrasi ke depan,
integrasi ke belakang, integrasi horizontal, diversifikasi terkait.

 I-E Matrix
Berdasarkan analisis Matriks IE menjelaskan bahwa Dunkin Brands berada pada
bagian I dengan nilai IFE sebesar 3,19 menyatakan posisi internal pada kondisi kuat.
sedangkan untuk nilai EFE sebesar 3,20 menyatakan posisi eksternal perusahaan pada
kondisi tinggi.

 Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix


Dunkin berada pada kuadran Aggresive yang sama dengan pangsa pasar.
perusahaan harus menggunakan kekuatannya di pasar. pengembangan pasar penetrasi
produk strategi pengembangan cocok untuk Dunkin.

 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)


Berdasarkan hasil matrix yang sudah dibahas di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa sesuai dengan SWOT yang dimiliki oleh perusahaan Hasil analisis
SWOT, pelaksanaan strategi tersebut diurutkan dengan menggunakan alternatif-alternatif
strategi. Strategi bagi Dunkin Donuts adalah:
 Memaksimalkan sarana penunjang dan sumberdaya manusia untuk
mempertahankan konsumen lama dan menjaring konsumen yang baru.
 Menjaga loyalitas dengan menambah variasi rasa
 Memaksimalkan penggunaan media informasi internet dan sosial media untuk
mempromosikan menu-menu baru.
 Memperluas outlet lebih banyak agar dapat menjangkau pasar lebih luas.
 Meluncurkan produk baru yang tidak mudah ditiru sehingga tidak adanya produk
serupah yang merusak harga

Anda mungkin juga menyukai