MATA KULIAH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Oleh:
Pertanyaan :
Jawaban
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangk
a atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permi
ntaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
c. Permintaan ganti kerugian, atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau p
ihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.”
b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentik
an pada tingkat penyidikan atau penuntutan.”
Kedua, Hakim Sarpin juga tidak konsisten dalam melakukan penafsiran huku
m. Di satu sisi, hakim memperluas penafsiran terhadap objek praperadilan yang telah t
egas dan jelas diatur dalam KUHAP. Namun, di sisi lain, penafsiran yang diperluas it
u tidak dilakukan dalam konteks pemaknaan terhadap penyelenggara negara/penegak
hukum. Hal senada juga diungkapkan oleh Mantan pimpinan KPK Busyro Muqoddas,
menyatakan seharusnya hakim Sarpin Rizaldi menggunakan Kitab Undang-undang H
ukum Acara Pidana (KUHAP) sebagai landasan putusan. Secara fundamental setiap h
akim wajib mengadili berdasarkan Undang-undang.
b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentika
n pada tingkat penyidikan atau penuntutan”. Tetapi juga termasuk “penetapan tersang
ka, penggeledahan, dan penyitaan”.
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=10849. diakses
5/12/2021
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/peraturan/detail/11eace7b0037bc9097
49323033303236.html. diakses 5/12/2021