Anda di halaman 1dari 4

7.

DS Skenario (Osteochondroma)
A. Definisi
Osteokondrouuma yang juga dikenal sebagai osteocartilagenous exostosis
merupakan tumor tulang jinak yang paling umum ditemukan pada usia anak-anak, remaja
lanjut, dan dewasa awal yang ditandai oleh adanya penonjolan tulang dari kontur lateral
tulang endokondral yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang timbul dari metafisis dan
penonjolan tulang ini ditutupi oleh tulang rawan hialin.

B. Epidemiologi
Kasus osteokondroma pada tahun 2013, dilaporkan yaitu sekitar 35% dari semua
jenis tumor jinak dan 8% dari semua jenis tumor tulang dapat diangkat melalui
pembedahan. Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari 20 tahun, Rasio laki-
perempuan adalah 3:1. Lokasi osteokondroma biasanya mengenai pada daerah metafisis
tulang panjang, dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur (30%), ujung
proksimal tibia(20%), dan humerus(2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang
tangan dan kaki (10%) serta tulang pipih seperti pelvis(5%) dan scapula(4%) walaupun
jarang. Osteokondroma terdiri dari 2 tipe yaitu tipe bertangkai (pedunculated) dan tipe
tidak bertangkai(sesile). Tulang panjang yang terkena biasanya tipe bertangkai sedangkan
di pelvis adalah tipe sesile.
C. Etiologi
Osteochondroma tulang kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu cacat
bawaan atau trauma perichondrium yang yang menghasilkan herniasi dari fragmen
lempeng epifisis pertumbuhan melalui manset tulang periosteal. Meskipun etiologi pasti
dari pertumbuhan ini tidak diketahui, sebagian perifer fisis diduga mengalami herniasi
dari lempeng pertumbuhannya. Herniasi ini mungkin idiopatik atau mungkin hasil dari
trauma atau defisiensi dari cincin perichondrial. Apapun penyebabnya, hasilnya adalah
perpanjangan yang abnormal dari tulang rawan metaplastik yang merespon faktor-faktor
yang merangsang lempeng pertumbuhan dan dengan demikian menghasilkan
pertumbuhan yang exostosis.
D. Patofisiologi
Ditemukan adanya tulang rawan hialin didaerah sekitar tumor dan terdapat
eksostosis yang berbentuk didalamnya. Lesi yang besar dapat berbentuk gambaran bunga
kol dengan degenerasi dan kalsifkasi ditengahnya. Tumor terjadi karena pertumbuhan
abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis.
Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran
tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar
makan akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol dengan komponen osteosit
sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya.
Tumor akan tumbuh dari metafisis,tetapi adanya pertumbuhan tulang yang
semakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang.
Pertumbuhan ini membawa ke bentuk klasik “coat hanger” variasi dari osteokondroma
yang mengarah menjauhi sendi terdekat.
Osteochondroma dapat dikelompokkan berdasarkan staging berdasarkan
muskuloskeletal Tumor Society (MSTS) untuk lesi jinak, sebagai berikut:
- Tahap I - lesi aktif atau statis

- Tahap II - lesi aktif tumbuh

- Tahap III - lesi aktif yang berkembang bahwa secara lokal destruktif / agresif

Rata-rata Osteochondroma berada pada stadium I atau II. Namun, deformitas


sekunder yang signifikan untuk efek massa dapat terjadi di daerah seperti sendi radioulnar
sendi dan tibiofibular. Meskipun klasifikasi ini tidak sempurna, lesi tersebut dapat
dianggap lesi tahap III.
E. Gambaran Klinis
Osteokondroma pada umumnya tidak memiliki gejala, oleh sebab itu satu -
satunya gejala klinis ialah massa yang tumbuh tanpa rasa sakit yang terdapat pada tulang
yang terlibat, namun gejala yang signifikan dapat terjadi sebagai akibat dari komplikasi,
seperti patah tulang, kelainan tulang, atau masalah sendi mekanis.
F. Diagnosis
Diagnosis osteokondroma dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis terhadap
gejala klinis yang dikeluhkan oleh penderita, yaitu adanya pembengkakan terutama pada
daerah tulang-tulang panjang yang dapat terasa nyeri atau tidak, serta penderita umumnya
berasal dari kalangan remaja atau dewasa muda. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya
massa yang keras pada daerah predileksi. Pemeriksaan radiologis terdapat adanya
tonjolan tulang eksternal dan mungkin memiliki dasar yang lebar (sessile) atau dasar
sempit (pedicled atau pedunculated). Dan pada beberapa kasus yang dicurigai adanya
keganasan, pemeriksaan histologi juga diperlukan.

G. Tatalaksana
Pengobatan osteokondroma biasanya tergantung pada sifat tumor jinak itu sendiri,
apakah bersifat simptomatik atau tidak. Jika bersifat simptomatik seperti (1)
menimbulkan gejala akibat penekanan terhadap struktur-struktur sekitarnya, (2) bila
gambaran radiologis menunjukkan tanda-tanda keganasan, serta (3) bila pertumbuhannya
progresif, maka pengobatannya adalah dilakukannya operasi atau eksisi. Eksisi dilakukan
dengan cara tumor harus benar-benar dipotong untuk menghindari terjadinya
perkembangan kelainan bentuk tulang dan juga menghindari terjadinya transformasi
keganasan.
Lesi-lesi asimptomatik pada anak besar dapat dibiarkan saja, tetapi penderita
diawasi agar tidak mengalami trauma di daerah lesi sebab mudah menimbulkan fraktur.
Lesi-lesi soliter yang besar (> 5 cm) diangkat untuk tujuan kosmetik serta memperkecil
resiko terjadinya keganasan

Kata/kalimat Kunci Osteosarkoma Bone Cyst Osteochondroma


Perempuan 20 tahun + + +
Benjolan pada paha kanan + + +
bagian bawah
Sejak 4 tahun lalu ̶ +
Awalnya sebesar kelereng, + +
makin lama makin besar
Benjolan keras + +
Tidak Nyeri ̶ + +

Sumber :
Atmaja, I.G., Sumadi, I.W., Sriwidyani, N.P. (2020). Karakteristik klinikopatologi
osteokondroma di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode tahun 2013-2018.
Jurnal Intisari Sains Medis. 11 (3): 1230-1235.
Sari, F. (2015). Diagnosis dan penatalaksanaan osteokondroma. Referat. SMF Ilmu Bedah
Umum RSUD Prof. Dr Margono Seokarjo, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai