PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi
2
Gambar 1. Anatomi tulang panjang3
II. Definisi
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya
penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari
metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi(diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini
berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan (chondrosit).
Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh
tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya
aktif dan pada dewasa muda.4
Osteokondroma dapat tumbuh secara soliter maupun multipel.
Osteokondroma yang multipel bersifat herediter (autosomal dominan) dan akan
berhenti tumbuh dan mengalami proses penulangan setelah dewasa. Oleh karena
itu eksositosis multipel ini tidak lagi disebut sebagai neoplasma. Osteokondroma
yang soliter berbeda dengan multipel karena akan tumbuh terus walaupun
penderita telah dewasa dan jenis ini dianggap sebagai neoplasma. Kebanyakan
osteokondroma adalah soliter tetapi lesi multipel dapat berkembang pada
individu dengan predisposisi genetik.4
Osteokondroma biasanya mengenai tulang panjang, dan tulang yang sering
terkena adalah ujung distal femur (30%), ujung proksimal tibia(20%), dan
humerus(2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang tangan dan kaki (10%)
serta tulang pipih seperti pelvis(5%) dan scapula(4%) walaupun jarang.
3
Osteokondroma terdiri dari 2 tipe yaitu tipe bertangkai (pedunculated) dan tipe
tidak bertangkai(sesile). Tulang panjang yang terkena biasanya tipe bertangkai
sedangkan di pelvis tipe sesile.5
III. Etiologi
Osteochondroma tulang kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu
cacat bawaan atau trauma perichondrium yang yang menghasilkan herniasi dari
fragmen lempeng epifisis pertumbuhan melalui manset tulang
periosteal.Meskipun etiologi pasti dari pertumbuhan ini tidak diketahui, sebagian
perifer fisis diduga mengalami herniasi dari lempeng pertumbuhannya. Herniasi
ini mungkin idiopatik atau mungkin hasil dari trauma atau defisiensi dari
cincin perichondrial. Apapun penyebabnya, hasilnya adalah perpanjangan yang
abnormal dari tulang rawan metaplastic yang merespon faktor-faktor yang
merangsang lempeng pertumbuhan dan dengan demikian
menghasilkan pertumbuhan yang exostosis. Pulau -pulau tulang rawan mengatur
ke dalam struktur yang mirip dengan epiphysis Karena ini metaplastic cartilage
dirangsang, terjadi pembentukan tulang enchondral , dan terjadi pengembangan
tangkai tulang.2
Histologi tulang rawan mencerminkan, zona klasik didefinisikan diamati
dalam pertumbuhan darilempeng yaitu yaitu, zona proliferasi, columniation,
hipertrofi, kalsifikasi, dan pengerasan. Teori ini diperkirakan untuk menjelaskan
temuan klasik dari osteochondroma terkait dengan pertumbuhan lempeng dan
berkembang jauh darifisis untuk tetap menjaga kelangsungan meduler nya.
Karyotyping genetik telah menyarankan bahwa kelainan genetik
direproduksi berhubungan dengan pertumbuhan jinak dan bahwa mereka benar-
benar dapat mewakili proses neoplastik sejati, bukan yang reaktif. Penelitian ini
masih pada tahap awal, dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.4
IV. Patofisiologi
4
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit)
dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini
awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks
dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar maka akan tampak
sebagai benjolan menyerupai bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit
sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan
tumbuh dari metafisis, tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin
memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang. Lokasi
osteokondroma biasanya pada metafisis tulang panjang khususnya femur distal,
tibia proksimal dan humerus proksimal, dapat juga ditemukan pada tulang scapula
dan illium.5
V. Gambaran klinis
Tumor ini tidak memberikan gejala sehingga sering ditemukan secara
kebetulan, namun terabanya benjolan yang tumbuh dengan sangat lama dan
membesar. Bila tumor ini menekan jaringan saraf atau pembuluh darah akan
menimbulkan rasa sakit. Dapat juga rasa sakit ditimbulkan oleh fraktur patologis
pada tangkai tumor,terutama pada bagian tangkai tipis. Kadang bursa dapat
tumbuh diatas tumor (bursa exotica) dan bila mengalami inflamasi pasien dapat
mengeluh bengkak dan sakit. Apabila timbul rasa sakit tanpa adanya
fraktur,bursitis, atau penekanan pada saraf dan tumor terus tumbuh setelah
lempeng epifisis menutup maka harus dicurigai adanya keganasan.6
Osteokondroma dapat menyebabkan timbulnya pseudoaneurisma terutama
pada a.poplitea dan a.femoralis disebabkan karena fraktur pada tangkai tumor di
daerah distal femur atau proximal tibia. Osteokondroma yang besar pada kolumna
vertebralis dapat menyebabkan angulasi kyfosis dan menimbulkan gejala
spondylolitesis. Pada herediter multipel exositosis keluhan dapat berupa massa
yang multipel dan tidak nyeri dekat persendian. Umumnya bilateral dan simetris.6
5
Gambar : Klinis Osteochondroma1
Gejala yang paling umum dari osteochondroma adalah benjolan tidak nyeri
didekat sendi. Lutut dan bahu lebih sering terlibat.Suatu osteochondroma dapat
terletak di bawah tendon. Ketika itu, patah jaringandi atas tumor dapat
menyebabkan aktivitas yang berhubungan dengan nyeri.Suatu osteochondroma
dapat terletak dekat saraf atau pembuluh darah, seperti di belakang lutut. Ketika
itu, mungkin ada mati rasa dan kesemutan pada ekstremitasitu. Suatu tumor yang
menekan pada pembuluh darah dapat menyebabkan perubahan periodik dalam
aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pulsasi atau perubahan dalam
warna ekstremitas. Perubahan dalam aliran darahyang dihasilkan dari suatu
osteochondroma jarang terjadi.Benjolan yang keras dapat ditemukan pada daerah
sekitar lesi.5
6
Tahap I - lesi aktif atau statis
Tahap II - lesi aktif tumbuh
Tahap III - lesi aktif yang berkembang bahwa secara lokal destruktif / agresif .
Rata-rata Osteochondromas berada pada stadium I atau II. Namun,deformitas
sekunder yang signifikan untuk efek massa dapat terjadi di daerah seperti sendi
radioulnar sendi dan tibiofibular. Meskipun klasifikasi ini tidak sempurna, lesi
tersebut dapat dianggap lesi tahap III.5
7
Gambar Osteochondroma4
8
Gambar Sebuah lesi khas pada tulang paha kanan, tonjolan pada permukaan
eksternal dari tulang femur dan kalsifikasi linear dalam lesi tumor juga jelas.4
Radiograf dengan kualitas yang baik harus diperoleh dalam 2 pesawat tegak lurus
dengan ciri lesi sepenuhnya. Fitur radiografi klasik termasuk orientasi lesi jauh
dari fisis dan kontinuitas meduler 4
9
Gambar Foto Lateral dari osteokondroma pedunkulata femur distal. Orientasi
yang jauh dari lempeng pertumbuhan, dan kontinuitas meduler jelas4
CT SCAN
Computed tomography adalah metode sangat akurat untuk
menggambarkan osteochondroma pada kolumna tulang belakang, bahu, dan
panggul. Secara khusus, jika kompresi myelopathy telah terjadi, CT mielografi
menjadi pemeriksaan pilihan. CT dapat menggambarkan lesi tulang secara rinci,
serta menunjukkan adanya kalsifikasi. Lokalisasi CT dapat berguna ketika
merencanakan reseksi.7
10
Kemampuannya dalam membedakan suatu osteochondroma dari
osteosarcoma telah menjadi bahan perdebatan. Kriteria yang digunakan adalah
ketebalan tulang rawan pada tumor. Kerugian dari CT adalah bahwa ia tidak bisa
memperkirakan aktivitas metabolik, indikasi serius keganasan tumor apapun7
11
Gambar MRI sessile osteokondroma femur menunjukkan ketebalan tutup tulang
rawan.4
VI Diagnosa banding
1. Chondrosarkoma
Adalah tumor ganas tulang dan tulang rawan. Paling banyak ditemukan
pada tulang pelvis, femur, iga, humerus, dan scapula. Tetapi selain itu juga dapat
ditemukan disemua tulang termasuk tulang-tulang kecil di tangan dan kaki6
Gambaran radiologis : lesi luas tampak tidak teratur dengan tepi tulang yang
menghilan. Tumor berisi daerah kalsifikasi dengan gambaran seperti popcorn.
Gambar Chondrosarkoma4
12
2. Osteosarkoma
Merupakan tumor ganas primer pada tulang. Lokasi tumor terbanyak
adalah di distal, femur, proksimal tibia, dan proksimal humerus. Tumor juga dapat
menyerang tulang pipih seperti pelvis, tengkorak, dan mandibula.6
Gambaran radiologi :
Gambaran detruksi tulang
Sunburst appearance
Codman triangle
Gambar Osteosarkoma4
VII Penatalaksanaan
Pengobatan osteokondroma tulang bersifat individual. Pasien dengan lesi
kecil tanpa gejala atau minimal gejala, temuan pencitraan yang khas, dan tidak
ada gangguan fungsional atau mekanis atau deformitas progresif harus diamati
secara teratur untuk kemungkinan regresi spontan atau transformasi keganasan.
Namun, pengobatan harus bertujuan juga pada pencegahan cacat.7
13
asimtomatik soliter bukan merupakan indikasi untuk bedah eksisi, karena risiko
dari operasi yang lebih serius daripada yang ditimbulkan oleh tumor. Ketika
exostosis yang menjadi begitu besar menimbulkan gejala nyeri persisten atau
nyeri saat aktivitas, maka lesi harus dipotong. Indikasi lainnya adalah lesi pada
saraf seperti kompresi.8
Bedah Eksisi wajib dilakukan jika terjadi perubahan dari ketebalan tulang
rawan atau ditemukan pembesaran tumor. Bedah tetap menjadi pengobatan
pilihan jika ada komplikasi dari osteokondroma tersebut. Komplikasi yang paling
umum termasuk patah tulang, gejala perifer saraf seperti paresthesia, paraplegia,
neuropati peroneal dan neuropati ekstremitas atas.8
Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang
jaringan (tumor) dengan memotong. Tindakan ini dilakukan dengan berbagai
tujuan antara lain pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun
ganas dan memperbaiki penampilan secara kosmetik.8
Komplikasi
1. Penekanan pada saraf (lebih sering n.poplitea)
2. Penekanan pada pembuluh darah,menimbulkan pseudoaneurisma pada
a.poplitea dan a.femoralis)
3. Penekanan tulang sekitar
4. Fraktur patologis
5. Inflamasi bursa pada daerah lesi
14
6. Perubahan keganasan
A. Fraktur
Fraktur pada osteochondroma adalah komplikasi yang tidak biasa yang
merupakan hasil dari trauma yang terlokalisir dan biasanya melibatkan dasar
daritangkai lesi . Osteochondromas pedunkulata di lutut yang paling mungkin
untuk terjadinya fraktur. Selanjutnya, pembentukan kalus menyebabkan
sklerosis bandlike pada radiografi terjadi dengan penyembuhan. Tidak ada
kejadiansignifikan nonunion yang dilaporkan. Menariknya, regresi atau
resorpsiosteochondroma soliter yang terjadi baik secara spontan dan setelah patah
tulangtelah dilaporkan.10
B. Komplikasi Vaskuler
Komplikasi vaskular yang berhubungan dengan osteochondroma
termasuk kelainan pembuluh darah, stenosis, oklusi, dan pembentukan
pseudoaneurysm .Gejala klinis pada kasus kompromi vaskular termasuk rasa
sakit, bengkak, dan jarang klaudikasio atau massa berdenyut teraba biasanya
mempengaruhi pasienmuda. Trombosis pembuluh darah atau oklusi dapat
mempengaruhi baik sistemarteri atau vena dan paling sering terlihat dalam
pembuluh tentang lutut, terutamaarteri poplitea atau vena. Pseudoaneurysm
formasi yang terkait denganosteochondroma pertama kali dilaporkan oleh Paulus
pada tahun 1953. lokasi darikelainan komplikasi ini terutama mengenai arteri
femoralis, brakialis, dan arteritibialis posterior, arteri poplitea . Komplikasi ini
mempengaruhi pasien muda didekat akhir pertumbuhan tulang normal dan terjadi
dengan lesi soliter dan beberapa dengan frekuensi yang sama.10
15
saraf radialis juga telah dijelaskan. Osteochondromas yang terjadi pada dasar
tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk atau kepala dapatmenyebabkan defisit
saraf kranial, radikulopati, stenosis tulang belakang, caudaequina syndrome, dan
myelomalacia.10
16
DAFTAR PUSTAKA
9. Soedarwoto, AD. 2000. Kombinasi bedah eksisi, skin flaps dan injeksi
tramsinolon asetonid intra lesi pada keloid kulit di Indonesia. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
10. Weiner, D.S. 2004. Paediatric Orthopaedic For Primary Care Physician 2nd
ed. New York : Cambridge University Press.
17
18