Anda di halaman 1dari 3

1.

Epidemiologi tetanus
Tetanus terdapat di seluruh dunia, terutama di negara beriklim tropis, salah
satunya Indonesia. Pada negara berkembang, penyakit tetanus masih merupakan
masalah kesehatan publik yang sangat besar. Dilaporkan terdapat 1 juta kasus per
tahun di seluruh dunia, dengan angka kejadian 18/100.000 penduduk per tahun serta
angka kematian 300.000- 500.000 per tahun (Rahmanto,2017).
Mortalitas dari penyakit tetanus melebihi 50 % di negara berkembang, dengan
penyebab kematian terbanyak karena mengalami kegagalan pernapasan akut. Angka
mortalitas menurun karena perbaikan sarana intensif (ICU dan ventilator),
membuktikan bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan oleh ahli sangat berguna
dalam efektivitas penanganan penyakit tetanus. Penyebab kematian pasien tetanus
terbanyak adalah masalah semakin buruknya sistem kardiovaskuler paska tetanus
( 40%), pneumonia (15%), dan kegagalan pernapasan akut (45%) (Rahmanto,2017).
Rahmanto. 2017. Toksin pada penyakit Tetanus. Universitas Diponegoro
2. Komplikasi dan prognosis tetanus
Komplikasi tetanus
Tetanus perlu segera ditangani, karena bila dibiarkan terlalu lama, maka bisa
menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal. Berbagai komplikasi yang bisa
terjadi akibat tetanus, antara lain:
 Pneumonia, yaitu infeksi yang terjadi pada kantong-kantong udara di dalam
paru-paru karena aspirasi
 Spasme otot faring
 Emboli paru, yaitu penyumbatan pada arteri pulmonalis.
 Asfiksia terutama pada saat kejang
 Atelektasis
 Status konvulsivus dan fraktur vertebra akibat kejang.
 Ruptur tendon akibat spasme
 Tetanus juga berpotensi mematikan, terutama bila luka berada di kepala atau
wajah, dialami oleh bayi yang baru lahir, serta bila luka tidak segera ditangani
dengan cepat dan tepat (Utama, Herry 2011).

Utama, Herry Setya Yudha. 2011. Tetanus. SMF Bedah RSUD Arjawinangun
Prognosis Tetanus
Prognosis tergantung pada masa inkubasi, onset, jenis luka dan status imunitas
pasien.Sebuah skala rating telah dikembangkan untuk menilai tingkat keparahan
tetanus dan menentukan prognosis. Pada skala ini, 1 poin diberikan untuk masing-
masing sebagai berikut.:
 masa inkubasi lebih pendek dari 7 hari
 Periode onset kurang dari 48 jam
 Tetanus diperoleh dari luka bakar, luka bedah, patah tulang majemuk, aborsi
septik, pemotongan tali pusat, atau injeksi intramuscular
 Pengguna narkotika
 Generalized tetanus
 Suhu yang lebih tinggi dari 104 ° F (40 ° C)
 Takikardia melebihi 120 denyut / menit (150 denyut / menit pada neonatus)
(Rahmat,2016).

Total skor menunjukkan keparahan penyakit dan prognosis sebagai berikut:

 0 atau 1 – Mild tetanus yaitu kematian di bawah 10%


 2 atau 3 – Moderate tetanus yaitu mortalitas 10-20%
 4 – Severe tetanus yaitu mortalitas 20-40% (Rahmat,2016).

Prognosis tetanus juga diklasifikasikan dari tingkat keganasannya:

1. Ringan : Tidak ada kejang umum (generalized spasm)


2. Sedang: Bila sesekali muncul kejang umum.
3. Berat : Bila kejang umum yang berat sering terjadi.

Berdasarkan kasus scenario prognosis pasien tersebut adalah dubia et malam


dikarenakan termasuk dalam kategori moderate tetanus atau tetanus sedang

Rahmat, D. 2016. Referat Tetanus. Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Saraf RSPI
Prof. DR Sulianto Saroso FK UNTAR

Anda mungkin juga menyukai