Anda di halaman 1dari 7

KEGAGALAN 

PASAR dan CAMPUR TANGAN 
PEMERINTAH
KEGAGALAN PASAR dan CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
Yang dimaksud dengan kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu
perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dan
pertumbuhan ekonomi. Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa
kegiatan ekonomi.
Tujuan Campur Tangan Pemerintah
Berdasarkan kelemahan-kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah
diterangkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari campur tangan pemerintah
adalah untuk :
1. Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat
dihindarkan.
2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar dapat
mempengaruhi psar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang
merugikan.
4. Menyediakan barang bersama yaitu barang-barang seperti jalan raya, polisi dan tentara yang
penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan
sosial masyarakat.
5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau
dikurangi masalahnya.
Bentuk-Bentuk Campur Tangan Pemerintah
1. Membuat Peraturan-peraturan : Tujuan pokok dari peraturan pemerintah adalah agar
kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak merugikan khalayak ramai.
Contohnya peraturan mengenai syarat kerja pada para pekerja di sektor industri adalah dibuat
untuk menjamin dalam pemberian gaji, upah dan tunjangan lain yang wajar dan tidak
menindas. Contoh lain peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan yang bertujuan
agar industri tidak dikembangkan secara sembarangan, sehingga kegiatan industri ini tidak
mengganggu masyarakat sekitar dan menghindari pencemaran udara. Peraturan dibuat oleh
pemerintah meliputi berbagai aspek kegiatan ekonomi, bukan saja terbatas pada kegiatan dan
pendirian industri tetapi juga kegiatan ekspor impor, perbaikan lalu lintas, pengembangan
perusahaan dan aspek kegiatan ekonomilainnnya.
2. Menjalankan Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal adalah Strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam pengeluarannya dan
dalam sistem dan cara-cara pengumpulan pajak. Kebijakan Moneter adalah langkah-langkah
pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu mempengaruhi
suku bunga, operasi bank-bank dan mengatur jumlah uang yang beredar. Kedua kebijakan ini
sangat penting dalam mengatur kegiatan ekonomi. Perekonomian selalu menghadapi masalah
inflasi dan pengangguran, kebijakan ini merupakan tindakan untuk mengatasi kenaikan harga
dan kekurangan pekerjaan.
3. Melakukan Kegiatan Ekonomi Secara Langsung : Dalam kegiatan ekonomi terdapat
perbedaan nyata antara keuntungan yang dinikmati oleh orang yang melakukannya
(keuntungan pribadi) dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara menyeluruh
(keuntungan sosial). Adakalanya seseorang memperoleh keuntungan yang besar dalam
kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi masyarakat mengalami kerugian. Contohnya adalah
kegiatan pendidikan. Pendidikan memberi kemungkinan untung yang besar apabila
sepenuhnya dijalankan oelh pihak swasta, sedang pada masyarakat merupakan kerugian
karena biaya yang besar dalam memperoleh pendidikan. Tindakan masyarakat menyediakan
pendidikan kepada sebagian besar anak-anak yang memerlukan dapat menghindari
pengeluaran yang sangat besar untuk pendidikan

Kegagalan Pasar dan Campur Tangan Pemerintah

Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien dalam
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini,
mekanisme akan menyebabkan barang yang dihasilkan memnjadi terlalu banyak atau terlalu
sedikit dan dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar terjadi
sehingga barang dan jasa tertentu tidak dihasilkan pasar tersebut. Esensi timbulnya kegagalan
pasar timbul karena masyarakat tidak bertindak secara kooperatif, sebab perilaku
kooperatiflah yang akan menyebabkan terjadinya kondisi Pareto Optimum.
Dalam hal terjadinya kegagalan pasar, maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur
tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat tercapai secara efisien.
Kegagalan pasar terjadi karena adanya factor-faktor di bawah ini, yaitu:
1. Adanya Common Goods
2. Adanya unsure ketidaksempurnaan pasar
3. Adanya barang public
4. Adanya eksternalitas
5. Adanya pasar tidak penuh (incomplete market)
6. Adanya kegagalan inforamasi
7. Unemployment
8. Adanya ketidakpastian

Barang Bersama (common goods)


Dasar adanya system pasar persaingan adalah adanya hak pemilikan (property rights) yang
memberikan hak pemilikan kepada setiap individu atas suatu barang sehingga ia dapat
mengecualikan orang lain untuk memanfaatkan barang tersebut.
Untuk beberapa jenis barang, hak pemilikan tidak dapat diberikan kepada satu individu
melainkan diberikan kepada sekelompok masyarakat, misalnya saja sebidanag padang rumput
milik desa, dan sebagainya. Oleh karena manfaat dari barang-barang di atas tidak hanya
dirasakan oleh satu insividu saja, maka tidak seorangpun yang dapat menjual. Dalam situasi
ini, maka Hume menyatakan akan timbul apa yang disebut dengan tragedy kebersamaan
( tragedy of commons). Hume memberikan contoh sebidang tanha gembalaan yang dimiliki
sekelompok orang yang dapat dimanfaat oleh anggota kelompok tersebut untuk
menggembalakan ternaknya, akan tetapi tidak seorangpun secara individual dapat menjual
hak kepemilikannya sehingga tidak ada pasar untuk tanah tersebut. Oleh karena setiap orang
dapat menggembalakan tenaknya maka setiap orang akan cenderung menggunakan tanah
tersebut secara berlebihan ( over used) sehingga tanah tersebut akan menjadi tandus dengan
cepat. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa dalam hal kekayaan yang diliki bersama
maka perilaku yang optimal bagi setiap individu merupakan tindakan yang optimal
dipandang dari segi kelompok. Masalah yang timbul dalam kasus kekayaan bersama karena
ada dua factor, yaitu indivisibility dan jumlah kelompok masyarakat. Apabila jumlah anggota
kelompok hanya dua orang, maka diantara kedau orang tersebut akan dibuat suatu perjanjian
yang menagtur penggunaan kekayaan tersebut secara optimal tetapi apabila anggota
kelompok semakin banyak maka biaya untuk memperoleh persetujuan menjadi semakin besar
dan mahal.
Dalam hal kekayaan bersama (common property), apabila seseorang yang merasakan manfaat
padang penggembalaan tersebut, berarti orang lain juga akan menerima manfaat tanpa harus
ikut menanggung biayanya yang disebut dengan free riders. Free riders adalah suatu sikap
yan tidak menyatakan dengan sebenarnya manfaat suatu barang atau jasa dengan maksud
agar ia dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa harus membayarnya atau ikut menanggung
biaya pengadaan barang atau jasa tersebut.
Dalam hal contoh di atas, menurut David Hume, maka pemerintahlah yang harus melakukan
pengaturan atas penggunaan padang penggembalaan di atas. Jadi, peranan pemerintah adalah
mengalokasikan penggunaan padang penggembalaan agar tercapai kepuasaan bersama yang
optimal ( Pareto Optimal) dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pengaturan
yang dilakukan oleh pemerintah tentu saja membutuhkan biaya, dan karena itu maka
pemerintah harus juga menetapkan sistem pembayaran yang sifatnya dipaksakan karena jelas
setiap individu tidak bersedia untuk menanggung biaya pengaturan di atas. Sistem
pembayaran paksaan tersebut adalah yang umumnya disebut dengan pajak.
Adanya Unsur Ketidaksempurnaan Pasar
Pada pasar persaingan sempuran maka setiap produsen maupun konsumen merupakan satu
unit yang sangat kecil sehingga baik konsumen maupun produsen secara individual tidak
akan dapat mempengaruhi harga dengan cara menambah atau mengurang barang yang dijual
ayau barang yang dibeli.
Diagram 1 menunjukan kurva biaya marjinal (MC=Marginal Cost), kurva penerimaan
(MR=Marginal Revenue) dan kurva penerimaan rata-rata (AR=Average Revenue) pada suatu
pasar persaingan sempurna.produsen yang melaksanakan prinsip keuntungan yang
maksimum akan menghsilkan barang X pada tingkat produksi dimana MC=MR, yaitu pada
tingkat produksi OX1. Pada tingkat produksi sebesar X2 biaya marjinal sebesar BX2sedangkan
penerimaan marjinal sebesar AX2. Jadi dengan memproduksi X2 maka produsen memperoleh
keuntungan AB sehingga tindakan yang logis bagi produsen adalah menaikkan jumlah barang
yang dihasilkan. Sebaliknya, pada tingkat produksi OX3 biaya marjinal sebesar CX3 lebih
besar daripada penerimaan marjinal DX3 sehingga produksi X3 menimbulkan kerugian bagi
produsen dan tindakan yang logis diambil adalah mengurangi produksinya. Jadi tingkat
produksi OX1 adalah yang optimal karen pada produksi X 1 biaya marjinal sama dengan
penerimaan marjinal.
Pada tingkat produksi OX1 tersebut alokasi sumber ekonomi tercapai secara efisien. Pada titik
E, MC=P0 yang berarti produsen menetapkan harga sesuai dengan tambahan biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan satu unit terakhir (MC). Harga yang terjadi (P0) digunakan
seluruhnya untuk membayar factor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan X 1.
Sebaliknya, konsumen bersedia membayara sesuai dengan yang ditunjukkan oleh kurva
permintaan, yaitu sebesar P0 per unit barang (AR=P0).
P

O X2 X1 X3 Jumlah
Barang X

A E

P0

MR, AR
Pasar Persaingan Sempurna
Pada tingkat harga P0 konsumen bersedia membayar harga tersebut untuk membeli barang X1.
Jadi, di sini ju7mlah barang yang diminta produsen sama dengan harga yang mau dibayar
oleh konsumen. Karena itu, kondisi alokasi sumber ekonomi yang efisien terjadi apabila MC
= AR = P. Pada pasar persaingan sempurna, keinginan konsumen dan produsen selaras pada
jumlah brang sebanyak OX1.
Pada pasar monopoli, produsen yang mempunyai prinsip keuntungan yang maksimal
akan mengahsilkan barang X sebanyak OX1, yaitu tingkat produksi di mana MC=MR, pada
gambar di bawah ini produksi sebesar OX 1 tersebut, harga yang dipungut sebesar OP1,
sedangkan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan output X 1 hanya sebesar CX1 yang
berarti produsen memperoleh keutungan monopolis.
Harga

MR

AC

AR

MC

O X1 X2 X

P2

P2

P1

Pasar Monopoli
Efisiensi Penggunaan Sumber ekonomi dan produksi tercapai pada titik B yaitu pada
tingkat produksi OX2 dan harga OP2. Pada titik B tersebut konsumen bersedia membayar
harga barang sebesar Rp BX2 atau sebesar Rp OP2 dan biaya yang diperlukan produsen untuk
menghasilkan tambahan barang terakhir (MC) juga sebesar Rp OP2.

Monopoli Alamiah
Ada beberapa jenis barang yang hanya dapt diproduksikan oleh satu produsen saja.
Betapa pun pemerintah berusaha untuk menghapus monopoli pada produksi satu industri,
akan tetapi persaingan di antara produsen yang ada akan menyebabkan hanya satu produsen
saja yang mampu bertahan.

Harga

MC

Faktor Penyebab Kegagalan Pasar

Oleh: Saeful Fachri


Kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta
menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna.
Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai
keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan
dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat
perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.

Terdapat 6 (enam) faktor penyebab kegagalan pasar yaitu:


a. Kegagalan dari persaingan (failure of competition).
b. Adanya barang publik (public good).
barang publik adalah barang yang memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti: konsumsi
atas barang tersebut oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia
untuk dikonsumsi oleh individu lainnya; dan noneksklusif berarti semua orang berhak menikmati
manfaat dari barang tersebut. Sebagai contoh: jalan raya adalah barang publik, banyaknya
pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut; semua orang dapat menikmati
manfaat dari jalan raya (noneksklusif); dan jalan raya dapat digunakan pada waktu bersamaan.
Istilah barang publik sering digunakan untuk merujuk pada barang yang non-eksklusif dan barang
non-rival. Ini berarti bahwa tidak mungkin mencegah seseorang untuk tidak mengkonsumsi
barang publik. Udara dapat dimasukkan sebagai barang publik karena secara umum tidak mungkin
mencegah seseorang untuk menghirupnya. Barang-barang yang demikian itu sering disebut
sebagai barang publik murni.
c. Eksternalitas.
Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh
terhadap pihak yang lain dan tidak ada kompensasi yang dibayar oleh pihak yang terkena dampak
tersebut. Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam
kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik.
Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau
saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau
subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan
untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
d. Pasar tidak lengkap.
e. Kegagalan informasi.
Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien) .
Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih
banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjual yang lebih tahu tentang produk
tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para
pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mobil tersebut telah digunakan sebagai
mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli.
f. Adanya pengangguran, inflasi, dan ketidakseimbangan (unemployment, and other
macroeconomic disturbances).
Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya faktor-faktor di bawah ini, yaitu:
a. Adanya Common goods
Sebelum pemerintah melakukan intervensi dengan menetapkan suatu kebijakan terhadap berbagai
barang, pemerintah harus dapat membedakan jenis barang-barang beserta permasalahannya.
Jenis barang tersebut, yaitu public good, common good, club good, dan private good. Common
good adalah barang yang tersedia bagi masyarakat dalam jumlah tidak terbatas, namun memiliki
nilai bersaing. Permasalahan yang terjadi pada common good dapat diselesaikan dengan adanya
hak kepemilikan sehingga dapat diperjual belikan secara individual. Common good yang dimiliki
oleh negara dan tidak bersifat natural monopoly harus diprivatisasi. Jika biaya privatisasi tersebut
menjadi masalah, maka sebaiknya privatisasi tersebut dilakukan kepada masyarakat umum
daripada secara individual.

b. Adanya Unsur ketidaksempurnaan pasar


Ketidaksempurnaan Pasar
Disebabkan oleh perkembangan ekspor tidak menciptakan perkembangan yang cukup laju pada
sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti faktor :
• Mobilitas
• Produksi yang terbatas
• Tingkat pendidikan masyarakat sangat rendah
• Kurangnya pengembangan tehnologi
• Kurangnya tenaga wirausaha, dll

c. Adanya barang public


d. Adanya Eksternalitas
e. Adanya pasar tidak penuh (incomplete market)
f. Adanya kegagalan informasi
g. Unemployment
h. Adanya ketidakpastian (uncertainly)

Anda mungkin juga menyukai