Daftar isi
1Tentang 'Aisyiyah
2Peran dan perkembangan
3Identitas
4Jaringan kerja sama
5Program
o 5.1Pemberdayaan
o 5.2Kesehatan
o 5.3Pendidikan
6Lihat pula
7Pranala luar
Setelah berdiri, 'Aisyiyah tumbuh dengan cepat. Sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah,
'Aisyiyah kemudian tumbuh menjadi organisasi otonom yang berkembang ke seluruh penjuru tanah
air.
Pada tahun 1919, dua tahun setelah berdiri, 'Aisyiyah merintis pendidikan dini untuk anak-anak
dengan nama Frobelschool, yang merupakan taman kanak-kanak pertama kali yang didirikan oleh
bangsa Indonesia. Selanjutnya taman kanak-kanak ini diseragamkan namanya menjadi TK 'Aisyiyah
Bustanul Athfal yang saat ini telah mencapai 5.865 TK di seluruh Indonesia.
Gerakan pemberantasan kebodohan yang menjadi salah satu pilar perjuangan 'Aisyiyah terus
dicanangkan dengan mengadakan pemberantasan buta huruf pertama kali, baik buta huruf
Arab maupun Latin pada tahun 1923. Dalam kegiatan ini para peserta yang terdiri dari para gadis
dan ibu-ibu rumah tangga belajar bersama dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan
pemajuan partisipasi perempuan dalam dunia publik.
Selain itu, pada tahun 1926, 'Aisyiyah mulai menerbitkan majalah organisasi yang diberi nama
Suara 'Aisyiyah, yang awal berdirinya menggunakan bahasa Jawa. Melalui majalah bulanan inilah
'Aisyiyah antara lain mengkomunikasikan semua program dan kegiatannya termasuk konsolidasi
internal organisasi.
Dalam hal pergerakan kebangsaan, 'Aisyiyah juga termasuk organisasi yang turut memprakarsai
dan membidani terbentuknya organisasi wanita pada tahun 1928. Dalam hal ini, 'Aisyiyah bersama
dengan organisasi wanita lain bangkit berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan dan kebodohan. Badan federasi ini diberi nama Kongres Perempuan
Indonesia yang sekarang menjadi KOWANI (Kongres Wanita Indonesia). Lewat federasi ini berbagai
usaha dan bentuk perjuangan bangsa dapat dilakukan secara terpadu.
Dalam perkembangannya, gerakan 'Aisyiyah dari waktu ke waktu terus meningkatkan peran dan
memperluas kerja dalam rangka peningkatan dan pemajuan harkat wanita Indonesia. Hasil yang
sangat nyata adalah wujud amal usaha yang terdiri atas ribuan sekolah dari taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, rumah sakit, balai bersalin, panti asuhan, panti jompo, rumah-rumah sosial,
lembaga ekonomi dan lain-lain diberbagai tempat sebagai contoh di TK Aisyiyah Bustanul Alfal di
Botokan, Jonggrangan, Klaten Utara, Klaten.
Identitas[sunting | sunting sumber]
'Aisyiyah, organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam dan
dakwah amar makruf nahi mungkar, yang berasaskan Islam serta bersumber pada Al-
Qur'an dan As-Sunnah.
Program[sunting | sunting sumber]
Pemberdayaan[sunting | sunting sumber]
Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan,
'Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk memajukan kehidupan
masyarakat khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan.
Dengan visi “Tertatanya kemampuan organisasi dan jaringan aktivitas pemberdayaan ekonomi
keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, 'Aisyiyah melalui Majelis Ekonomi
bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat kecil dan menengah serta pengembangan-
pengembangan ekonomi kerakyatan.
Beberapa program pemberdayaan di antaranya: Mengembangkan Bina Usaha Ekonomi Keluarga
Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Saat ini 'Aisyiyah memiliki dan
membina Badan Usaha Ekonomi sebanyak 1.426 buah di wilayah, daerah dan cabang yang berupa
badan usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil/toko.
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Sebagai organisasi sosial, masalah kesehatan dan lingkungan hidup telah menempati posisi yang
sangat serius dalam gerakan 'Aisyiyah. Dengan misi sebagai penggerak terwujudnya masyarakat
dan lingkungan hidup yang sehat, 'Aisyiyah kemudian mengembangkan pusat kegiatan pelayanan
dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat serta pelestarian lingkungan hidup melalui
pendidikan. Saat ini 'Aisyiyah telah mengelola dan mengembangkan setidaknya 10 RSKIA (Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak), 29 klinik bersalin, 232 BKIA/yandu, dan 35 Balai Pengobatan yang
tersebar di seluruh Indonesia
Beberapa program yang dikembangkan antara lain: peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang
terjangkau di seluruh rumah sakit, rumah bersalin, Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan Anak
yang dikelola oleh 'Aisyiyah serta menjadikan unit-unit kegiatan tersebut sebagai agent of
development yang tidak hanya sebagai tempat mengobati orang sakit, tetapi mampu berperan
secara optimal dalam mengobati lingkungan masyrakat.
'Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga melakukan kampanye peningkatan
keadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit berbahaya dan menular,
penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA, bahaya merokok dan minuman keras, dengan
menggunakan berbagai pendekatan dan bekerja sama dengan berbagai pihak, meningkatkan
pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, menyelenggarakan pilot project
system pelayanan terpadu antara lembaga kesehatan, dakwah sosial, dan terapi psikologi Islami.
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Sejalan dengan pengembangan pendidikan yang menjadi salah satu pilar utama gerakan 'Aisyiyah,
melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Majelis Pendidikan Tinggi, 'Aisyiyah
mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa.
Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan
kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap,
percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridai Allah SWT,
berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia pra TK
sampai sekolah menengah umum dan keguruan.
Saat ini 'Aisyiyah telah dan tengah melakukan pengeloaan dan pembinaan sebanyak: 86 kelompok
bermain/pendidikan anak usia dini, 5.865 taman kanak-kanak, 380 madrasah diniyah, 668
TPA/TPQ, 2.920 IGABA, 399 IGA, 10 sekolah luar biasa, 14 sekolah dasar, 5 SLTP, 10 madrasah
tsanawiyah, 8 SMU, 2 SMK, 2 madrasah aliyah, 5 pesantren putri, serta 28 pendidikan luar sekolah.
Saat ini 'Aisyiyah juga dipercaya oleh pemerintah untuk menyelenggarakan ratusan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pendidikan tinggi 'Aisyiyah
memiliki 3 perguruan tinggi, 2 STIKES, 3 AKBID serta 2 AKPER di seluruh Indonesia.
Selain itu, 'Aisyiyah juga memperhatikan masalah kaderisasi dan pengembangan sumber daya
kader di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah Putri secara integratif dan profesional yang
mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar makruf nahi mungkar menuju
masyarakat madani.
Muhammadiyah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Muhammadiyah
Pusat, Jakarta[1]
Wilayah Indonesia
layanan
Jumlah 50 juta
anggota
Bagian dari seri tentang
Islam
tampil
Iman
tampil
Ritual
tampil
Teks dan hukum
tampil
Sejarah dan pemimpin
tampil
Firqah
tampil
Budaya dan masyarakat
tampil
Topik terkait
Portal Islam
l
b
s
Daftar isi
1Sejarah
2Organisasi
o 2.1Jaringan kelembagaan
o 2.3Organisasi otonom
3Referensi
4Amal usaha
5Pendidikan
o 5.1Universitas
o 5.2Sekolah Tinggi
o 5.3Institut
o 5.4Politeknik
o 5.5Akademi
5.5.7Akademi Fisioterapi
5.5.8Akademi Statistika
5.5.9Akademi Akuntansi
6Rujukan
7Bacaan lanjut
8Lihat pula
9Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta
Organisasi[sunting | sunting sumber]
Jaringan kelembagaan[sunting | sunting sumber]
1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada
di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi,
kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibu kota Jakarta. Struktur
Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010–2015 terdiri dari lima orang penasihat,
seorang ketua umum yang dibantu dua belas orang ketua lainnya, seorang
sekretaris umum dengan dua anggota, seorang bendahara umum dengan
seorang anggotanya.
2. Pimpinan Wilayah, setingkat provinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah.
3. Pimpinan Daerah, setingkat kabupaten/kota.
4. Pimpinan Cabang, setingkat kecamatan.
5. Pimpinan Ranting, setingkat pedesaan/kelurahan.
6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.
Pembantu Pimpinan Persyarikatan[sunting | sunting sumber]
1. Majelis
o Majelis Tarjih dan Tajdid
o Majelis Tabligh
o Majelis Pendidikan Tinggi
o Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
o Majelis Pendidikan Kader
o Majelis Pelayanan Sosial
o Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
o Majelis Pemberdayaan Masyarakat
o Majelis Pembina Kesehatan Umum
o Majelis Pustaka dan Informasi
o Majelis Lingkungan Hidup
o Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia
o Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
1. Lembaga
o Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
o Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
o Lembaga Penelitian dan Pengembangan
o Lembaga Penanggulangan Bencana
o Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
o Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
o Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
o Lembaga Hubungan dan Kerja sama International
Organisasi otonom[sunting | sunting sumber]
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:
'Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)
Pemuda Muhammadiyah
Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah)
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Hizbul Wathan (Gerakan kepanduan)
Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Perguruan silat)
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Persyarikatan Muhammadiyah
Petahana
Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si.
sejak 6 Agustus 2015
3 tahun (1950–1978)
5 tahun (1985–sekarang)
Dibentuk 18 November 1912
Berikut ini adalah daftar orang yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.[4]
Rapat Tahun
ke–2
Rapat Tahun
ke–3
Rapat Tahun
ke–4
Rapat Tahun
ke–5
Rapat Tahun
ke–6
Rapat Tahun
ke–7
Rapat Tahun
ke–8
Rapat Tahun
ke–9
Rapat Tahun
ke–10
Rapat Tahun
ke–11
Rapat Tahun
ke–12
Rapat Tahun
ke–13
Rapat Tahun
ke–14
Kongres ke–30
Purwokerto
Muktamar
1944 1946
Darurat
Ki Bagoes
5
Hadikoesoemo
Silahturrahmi
1946 1950 Yogyakarta
se–Jawa
Muktamar ke–
1950 1953
31
Muktamar ke–
7 K.H. M. Yunus Anis 1959 1962 Palembang
34
Muktamar ke–
1962 1965 Jakarta
35
Muktamar ke–
1965 1968 Bandung
36
Muktamar ke–
9 KH Faqih Usman 1968 1968
37
Palembang
Muktamar ke–
1978 1985 Surabaya
40
Muktamar ke–
1985 1990 Surakarta
41
Banda Aceh
Rumah Sakit ‘Aisyiyah Pariaman terletak di jalan Abdul Muis Taratak, Kelurahan
Taratak, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Rumah Sakit ini merupakan salah
satu amal usaha dibawah naungan Muhammadiyah Kota Pariaman., karena alasan
strategis dilimpahkan menjadi salah satu amal usaha naungan ‘Aisyiyah
Muhammadiyah Kota Pariaman.
Bermula dari Rumah Bersalin Aisyiyah (BKIA) yang telah dirintis berdirinya oleh Hj.One
Syarifah Dinar dan diresmikan pada tanggal 23 September 1978 yang berlokasi di jalan
SM Djamil Kampung Perak Pariaman, pada waktu itu khusus melayani persalinan.
Pada tahun 1990 Rumah Bersalin ini mengalami kemandekan, pasien jarang masuk
dan kadang-kadang sampai dua bulan pasien tidak ada laporan pengurus tahun
1992.Oleh karena itu diupayakan memperluas pelayanan, pelayanan tidak hanya
melayani persalinan tapi juga melayani kegiatan pelayanan kesehatan secara umum.
Pada waktu itu telah direncanakan perobahan RBA/BKIA menjadi Rumah Sakit Umum
(Rapat pengurus 28 September 1990). Tetapi demikian RBA/BKIA (Persiapan RSU)
masih saja belum bisa bangkit, malahan sampai mengalami titik kevakuman beberapa
bulan. Ditengah kevakuman itulah pada tanggal 19 September 1993 pengurus dibawah
pimpinan Hj.Masna S.BA berusaha menjalin kerjasama dengan seorang pengusaha
asal Sungai Limau yang berdomisili di Jakarta, yaitu bapak H.Sofyan Ahmad Zakaria.
Setelah kerja sama disepakati dan pelayanan hanya bersifat pelayanan/perawatan
medis secara umum, nama RBA/BKIA berobah menjadi Klinik Aisyiyah.
Kemudian kerja sama yang dilakukan juga tidak menguntungkan pada persyarikatan,
maka berdasarkan arahan dari Pimpinan PusatAisyiyah dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah
Sumatera Barat, pada tanggal 20 September 1997 Klinik Aisyiyah kembali ketangan
organisasi yang waktu itu kepemimpinan diserahkan kepada Hj.Asmak Bakry,A.Md
yang kemudian diusahakan melengkapi sarana sarana yang diperlukan, pada waktu itu
yang sangat mendesak adalah membangun ruangan UGD yang siap menerima pasien
24 jam. Alhamdulillah dengan telah kembalinya Klinik ke tangan organisasi, serta
kesungguhan kita bersama dalam mengelola amal usaha ini, dari tahun ke tahun amal
usaha ini dapat dikembangkan dan ditingkatkan.
Pada bulan Mei 2002, dengan terpilihnya Ibu Hj.Asmak Bakry,A.Md menjadi Ketua
Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Padang Pariaman, maka Pimpinan Klinik di
amanahkan kepada Dra.Anismar Amir sebagai ketua penyelenggara, struktur
kepengurusan disusun berdasarkan kaidah amal usaha kesehatan
Muhammadiyah/Aisyiyah.
Akhirnya dibentuklah struktur kepengurusan klinik aisyiyah yang terdiri dari Badan
Penyelenggara dan badan Pengelola. Badan Penyelenggara mengurus urusan
kepemilikan mewakili persyarikatan, sedangkan badan Pengelola mengurus urusan
pelayanan medis. Maka pengurus yang telah diamanahkan ini baik Badan
Penyelenggara maupun Badan Pengelola secara bersama mencoba melakukan
pembenahan baik dari segi fisik bangunan, peralatan maupun pelayanan.
Oleh karena itu pengurus mulai memprogramkan untuk mendirikan Rumah Sakit
Bersalin Aisyiyah, rencana ini disampaikan pada bulan September 2004 kepada
persyarikatan selaku pemilik amal usaha yang pada waktu penyampaian laporan
pertanggungjawaban pengurus tahun ke II (2003-2004) akhirnya rencana mendirikan
Rumah Sakit Bersalin disepakati secara bersama dengan menambah lokasi bangunan
RBA yang telah ada untuk ruangan operasi dan IGD sebagai salah satu persyaratan
berdirinya Rumah Sakit Bersalin.
Pada kunjungan Menteri Kesehatan RI Ibu Dr. Dr. Siti Fadilah Sapari Sp.JP (K) pada
tanggal 13 Juni 2006 telah menyerahkan bantuan peralatan medis kamar operasi
Rumah Sakit Bersalin ‘Aisyiyah Pariaman senilai Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh
juta rupiah ).
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah sesuai dengan SKOT No. 121/V
O/A/2010 tanggal 05 Agustus 2010 memutuskan memberi dukungan program
pengembangan RS PKU Muhammadiyah Kabupaten Padang Pariaman/ Kota Pariaman
sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu milliar rupiah) pada tanggal 16 Desember 2012
bantuan satu unit ambulance dari Hj. Hanifah Ilyas kepada ‘Aisyiyah Kota Pariaman
untuk operasional Rumah Sakit ‘Aisyiyah Pariaman.
Alhamdulillah pada tanggal l8 Juni 2007 Rumah Sakit Bersalin ‘Aisyiyah Pariaman
meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit Bersalin ‘Aisyiyah Pariaman. Dengan
berkembang pesatnya pelayanan kesehatan ini maka pada bulan Februari 2011
meningkat status menjadi Rumah Sakit ‘Aisyiyah Pariaman yang menggabungkan Klinik
‘Aisyiyah dengan Rumah Sakit Bersalin ‘Aisyiyah. Pada tanggal 3 Agustus 2011
pemerintah Kota Pariaman mengeluarkan surat izin operasional Rumah Sakit ‘Aisyiyah
Pariaman dengan nomor : 445.5 /01/Izin Yankes /DKK/SIRS/VIII/2011.
Seiring dengan perkembangan Rumah Sakit dalam melengkapi sarana, prasarana seta
pengembangan SDM maka pada akhir Desember 2011 mengajukan permohonan
Akreditasi RS ke Komisaris Akreditasi RS (KARS). Rumah Sakit ‘Aisyiyah Pariaman
telah lulus tingkat penuh (16 program) dikeluarkan oleh KARS dengan Nomor : KARS –
SERT/752/VI/2012, untuk masa berlaku 3 tahun mulai dari tanggal 29 Juni 2012 s/d 29
Juni 2015, dan kemudian Rumah Sakit Lulus Tingkat Perdana dengan Nomor : KARS-
SERT/407/V/2017 berlaku sampai dengan 4 Mei 2020.