Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang

Dalam menyukseskan pendidikan banyak hal harus diperhatikan, di antaranya,


kebijakan pemerintah yang memihak kepada masyarakat, anggaran dana pendidikan
direalisasikan, visi, misi, tujuan pendidikan harus jelas, peningkatan profesionalisme guru,
sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang matang dan mudah diakses oleh
seluruh pelaksana pendidikan di semua satuan pendidikan.

Kurikulum merupakan jantungnya pendidikan karena kurikulum menentukan jenis


dan kualitas pendidikan. Oleh karena itu kurikulum harus disusun dan disempurnakan dengan
perkembangan zaman. Hal ini sejalan dengan Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menenkankan perlunya peningkatan standar nasional
pendidikan sebagai acuan kurikulum serta berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

Atas dasar itu pula di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perbaikan kurikulum.
Dan sekarang ini pendidikan di Indonesia dihadapkan dengan kurikulum terbaru yaitu
“Kurikulum 2013 edisi revisi 2018” siap untuk diimplementasikan., masih banyak dari
pelaksana pendidikan belum paham betul esensi dari kurikulum ini. Misalnya kompenen –
kompenen apa saja yang terdapat pada kurikulum 2013 edisi revisi 2018 yang mesti dipahami
agar penerapannya sesuai dengan aturan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah kurikulum 2013 edisi revisi 2018?
2. Apa saja kah yang terdapat dalam perangkat pembelajran kurikulum 2013 edisi revisi
2018?

1.3 Tujuan Penuliasan

1. Untuk mengetahui Kompenen – komponen apa saja kah yang terdapat dalam
kurikulum 2013 edisi revisi 2018?
2. Untuk mengetahui Apa manfaat kita mengetahui kompenen – kompenen kurikulum ?

1
1.4 Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui apa kurikulum 2013edisi revisi 2018?


2. Dapat mengetahui Kompenen – komponen apa saja yang terdapat dalam kurikulum
2013 edisi revisi 2018?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kurikukum


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum itu sendiri merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana
bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa
tersebut sekarang.Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu
mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi.
Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara
yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut. Namun bagaimana semua itu dapat terwujud dan terlaksana dengan baik
sementara Kurikulum yang ada selalu berganti ganti.
Kurikulum 2013 dikembangkan beberapa faktor yakni tantangan internal dan tantangan
eksternal. Faktor tantangan internal, antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan. prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Tantangan eksternal, yang antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional.
Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO),Association of Southeast Asian

3
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA).
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studiInternational Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak
tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan
dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara
lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.

2.2 Komponen-komponen kurikulum 2013 edisi revisi 2018


2.2.1 Pengertian Literasi

Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan


menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca,
melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber dan media belajar dapat dalam bentuk audio maupun
visual. Oleh sebab itu lieterasi dikelompokkan kedalam literasi audio dan literasi visual.
Strategi literasi mengandung makna meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan
berbagai sumber informasi yang ada di berbagai media.

Misalnya media cetak (buku, jurnal, tabloid, surat kabar, majalah, dll). Dalam bentuk
digital, strategi literasi menghendaki peserta didik dapat mengkases dan memanfaatkan
media internet dan digital yang berkembang dewasa ini.
Bentuk integrasi literasi dalam proses pembelajaran antara lain;
1.mengamati objek media gambar/charta
2.mengamati lingkungan sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran
3.membaca sumber belajar seperti buku pelajaran, lks, buku catatan, dll.
4.mengumpulkan informasi melalui lembaran observasi
5.menganalisis informasi

4
6.mendiskusikan secar kelompok
7mempresentasikan hasil diskusi
8.bertanya dan menjawab pertanyaan
9.menyimpulkan
10.menyajikan laporan diskusi secara tertulis
11.memajang laporan diskusi di peprustakaan sekolah.

2.2.2 PPK ( Penguatan Pendidikan Karakter )


PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan bertanggungjawab. Fokus pendekatan PPK dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah pada pendidikan karakter berbasis kelas. Pendidikan karakter
berbasis kelas merupakan keseluruhan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam proses pemelajaran untuk memenuhi tuntutan minimal dalam kurikulum yang
disepakati. Pendidikan karakter berbasis kelas berbicara tentang bagaimana relasi atau
hubungan antara guru dan peserta didik dalam konteks pemelajaran formal isi
kurikulum.

Selain itu, dalam pendekatan ini, bagaimana guru mengintegrasikan nilai-nilai


pembentukan karakter dalam proses pembelajaran yang terintagrasi dalam kurikulum
menjadi sangat penting. Guru perlu memahami bagaimana cara mempersiapkan dan
mengintagrasikannya dalam proses pembelajaran melalui pemilihan metodologi
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan cara membuat evaluasi. Hal-hal ini menjadi
bagian penting yang perlu dipahami pendidik dalam rangka mengintegrasikan
penguatan pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013.

2.2.3. Pembelajaran Abad 21 4C


Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal
ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun pembelajaran abad
21 mencerminkan empat hal.
1. Critical Thinking and Problem Solving
2. Creativity and Innovation

5
3. Communication
4. Collaboration
1. Communication
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan
multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk
mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun
ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
Abad 21 adalah abad digital. Komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara
dengan menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat membantu
manusia dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media sosial yang digunakan sebagai
sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang dimilikinya, dalam hitungan detik,
manusia dapat dengan mudah terhubung ke seluruh dunia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Sedangkan Wikipedia dinyatakan bahwa komunikasi adalah “suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.
Komunikasi tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi
memerlukan seni, harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa dilakukan
baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang beragam, mulai di rumah,
sekolah, dan masyarakat. Komunikasi bisa menjadi sarana untuk semakin merekatkan
hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya bisa menjadi sumber masalah ketika terjadi
miskomunikasi atau komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi
sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik tidak lepas dari
adanya penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan komunikan.
Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru,
maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya,
menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah
komunikasi.

6
2. Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab,
bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya,
menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan tanggungjawab pribadi dan
fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat, menetapkan dan
mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi
kerancuan.
Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan
bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan
ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa
memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.
Sukses bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga sukses bersama,
karena pada dasarnya manusia disamping sebagai seorang individu, juga makhluk sosial. Saat
ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang mampu bekerja dalam tim,
kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego yang tinggi. Hal ini tentunya akan
menghambat jalan menuju kesuksesannya, karena menurut hasil penelitian Harvard
University, kesuksesan seseorang ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil.
Kolaborasi merupakan gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.

3. Critical Thinking and Problem Solving


Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk
akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara
sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta didik juga memiliki
kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan
masalah.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan
pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan
pembelajaran berbasis projek.
Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak
bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya
yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan

7
bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama.
Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk
mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.

4. Creativity and Innovation


Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka
dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.
Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini
bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu kita ingat
dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi acara menggambar atau melukis di TVRI sekian tahun
silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi hasil karya anak-anak didiknya.
Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa kini agar siswa merasa dihargai.
Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar,
karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis
kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3)
kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan
intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.

2.2.4 HOTS (Higher Order Thinking Skills)


Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang
mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.
Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir
dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan
kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan
mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.

8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang tercakup dalam


kurikulum 2013 edisi 2018 mencakup :
1. Literasi
2. PPK (Penguatan Pendidikan karakter )
3. 4 C (Critical Thinking and Problem Solving,Creativity and
Innovation,Communication,Collaboration )
4. Hots ( Higer order Thinking skill )

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis maupun pembaca dan pembaca dapat
mengetahui tentang kurikulum 2013 edisi 2018.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/%E2%81%A0%E2%81%A
0%E2%81%A0tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013/
(diunduh hari Jumat, 17 Maret 2017 pkl 14.00)

https://pendidikkreatif.wordpress.com/2017/01/07/7-karakteristik-guru-
abad-21/ (diunduh hari Kamis 16 Maret 2017 pkl 21.00)

https://www.britishcouncil.id/sites/default/files/1400-
cs2_schools_activities_-_barlin_hk-ind.pdf (diunduh hari Senin 13 Maret
2017 pkl 21.00)

http://alisistiqomahhayati.blogspot.co.id/2012/12/pembelajaran-abad-21-
dan-peran-pendidik.html (diunduh hari senin 13 Maret 2017 pkl 20.00)

10

Anda mungkin juga menyukai