Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385

www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) 2021, Vol. 2 (No. 3) : 215-222

Dampak Toxic Parents dalam Kesehatan Mental Anak

Impact of Toxic Parents on Children's Mental Health

Oktariani*
Fakultas Psikologi, Universitas Potensi Utama, Indonesia
Disubmit: 28 Mei 2021; Diproses: 02 Juni 2021; Diaccept: 08 September 2021; Dipublish: 02 Desember 2021
*Corresponding author: E-mail : oktariani1610@gmail.com

Abstrak
Dalam pola toxic parenting, orang tua memperlakukan anaknya dengan tidak hormat sebagai individu, contoh tidak
memuji pekerjaan anak atau, meremehkan hal-hal yang sudah anak lakukan dalam hidup kesehariannya. Atau
orang tua yang suka membanding – bandingkan anak dengan anak lainnya atau membandingkan dengan saudara
kandungnya sendiri sehingga mengakibatkan turunnya rasa percaya diri pada anak. Orang tua yang melakukan
pola asuh ini atau toxic parents memiliki perilaku yang buruk, seperti melakukan kekerasan fisik dan juga
kekerasan verbal, sehingga pada akhirnya ini menjadi racun dalam pribadi anak dan hal ini jarang di sadari oleh
orang tua. Toxic parents memberikan efek negatif yang sangat besar untuk anak-anak. Anak-anak dapat
menderita secara mental. Anak tipe penurut akan berusaha sekeras mungkin untuk membahagiakan
orangtuanya dengan cara menekan segala hal yang mereka inginkan. Sementara untuk yang anak tipe
pemberontak akan menjadi pembangkang untuk orang tuanya. Jika toxic parents ini berlangsung sepanjang
kehidupan anak maka kesehatan mental anak akan mengalami gangguan. Jika kesehatan mental anak
terganggu, maka akan mempengaruhi kepada perilaku anak didalam kehidupan kesehariannya.
Kata Kunci: Kesehatan Mental Anak; Toxic Parents

Abstract
In toxic parenting, parents treat their children with disrespect as individuals, for example not praising their children's
work or underestimating the things that children have done in their daily lives. Or parents who like to compare –
comparing children with other children or comparing with their own siblings, resulting in a decrease in self-
confidence in children. Parents who practice this parenting or toxic parenting have bad behavior, such as physical and
verbal violence, so that eventually this becomes toxic in the child's personality and this is rarely realized by parents.
Toxic parents have a huge negative effect on children. Children can suffer mentally. Submissive children will try their
best to make their parents happy by suppressing everything they want. As for the rebellious type children will become
dissidents for their parents. If this toxic parent lasts throughout the child's life, the child's mental health will be
disturbed. If a child's mental health is disturbed, it will affect the child's behavior in their daily life.
Keywords: Children's Mental Health; Toxic Parents

DOI: https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i3.107

Rekomendasi mensitasi :
Oktariani. (2021), Dampak Toxic Parents dalam
Kesehatan Mental Anak. Jurnal Penelitian Pendidikan,
Psikologi dan Kesehatan (J-P3K), 2 (3): 215-222.

215
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

PENDAHULUAN percaya diri, tetapi, dalam keluarga toxic,


Kelahiran seorang anak di dalam hal-hal tersebut tidak ada.
keluarga, pada awalnya membawa Dalam pola toxic parenting, orang tua
kebahagiaan pada orang tua. Namun memperlakukan anaknya dengan tidak
seiring dengan berjalannya waktu, banyak hormat sebagai individu, contoh tidak
anak yang tumbuh di dalam lingkungan memuji pekerjaan anak atau, meremehkan
keluarga yang dengan kondisi orang hal-hal yang sudah anak lakukan dalam
tuanya yang kasar, memperlakukan anak hidup kesehariannya. Atau orang tua yang
dengan semena-mena, yang paling fatal suka membanding – bandingkan anak
adalah “meracuni “mental anak baik secara dengan anak lainnya atau membandingkan
psikis dan fisik. Istilah orang tua yang dengan saudara kandungnya sendiri
“meracuni” ini di kenal dengan “toxic sehingga mengakibatkan turunnya rasa
parent” sementara pola asuh yang di jalani percaya diri pada anak.
orang tua di sebut dengan toxic parenting. Toxic parenting bukanlah konsep
Menurut (Lestari, 2012) keluarga yang tetap dalam dunia medis namun
merupakan rumah tangga yang ketika orang membahas toxic
mempunyai ikatan darah ataupun parenting atau toxic parent, hal ini
pernikahan ataupun wadah yang dimana dapat mengarah pada perilaku orang tua
terselenggaranya fungsi- fungsi yang tidak memperlakukan anak mereka
instrumental mendasar serta fungsi- fungsi dengan baik dan menyebabkan anak
ekspresif keluarga untuk para anggotanya merasa bersalah, ketakutan, dan merasa
yang terletak dalam sesuatu jaringan. harus berperilaku sangat patuh pada
Coleman dan Cressey dalam (Saskara orangtuanya.
dan Ulio, 2020) tingkatkan, keluarga ialah Sikap orang tua yang bisa dikatakan
sekelompok orang yang dihubungkan oleh toxic kala sikap memunculkan suatu pola
pernikahan, generasi, maupun adopsi yang kerutinan yang menyebabkan akibat
hidup bersama dalam sesuatu rumah negatif pada kehidupan anak.
tangga. Orang tua yang tercantum kategori
Apa yang terjadi dalam kehidupan toxic parents umumnya melaksanakan
kita akan memengaruhi keluarga kita, dan metode apapun tercantum metode yang
sebaliknya. Keluarga yang sehat tentu bisa mencelakakan ataupun mengganggu
didambakan oleh semua orang. Ada anak demi penuhi kebutuhan orang tua
beberapa karakteristik keluarga sehat sendiri. Contohnya melaksanakan
adalah: dukungan; kasih sayang untuk kekerasan intim, kekerasan emosional,
semua anggota keluarga yang lain; raga, serta pengabaian pada anak.
menyediakan keamanan dan perasaan Berdasarkan hasil penelitian yang di
memiliki; komunikasi yang terbuka; serta lakukan oleh Carelina dan Suherman
memastikan setiap anggota keluarga (2020) mengatakan bahwa bagi remaja
merasa penting, dihargai, dihormati dan toxic parent terdiri dari 3 kelompok yaitu
yang pertama kategori yang memaknai

216
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

orang tuanya toxic karena tidak adanya Sebaliknya, orang yang kesehatan
kepedulian terhadap anak, dalam mentalnya terganggu akan mengalami
memberikan alasan tidak adanya gangguan suasana hati, kemampuan
kepedulian terhadap anak, yang kedua berpikir, serta kendali emosi yang pada
subjek memaknai orang tuanya toxic akhirnya bisa mengarah pada perilaku
karena orang tua suka membandingkan buruk.
anak, dan yang terakhir ada kategori yang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memaknai orang tuanya toxic karena mendefinisikan kesehatan mental sebagai
sikap orang tua yang sampai membuat keadaan sosial dan kesejahteraan
trauma anak. emosional, bukan hanya tidak adanya
Masalah kesehatan mental dapat gangguan. Dengan demikian, kesehatan
dialami siapapun, termasuk anak dan mental adalah sumber daya untuk hidup,
remaja. Namun, orang tua sering kali tidak penting bagi semua anak-anak untuk
sadar bahwa anaknya memiliki masalah berkembang dan penting bagi
kesehatan mental. Kesehatan mental ini pembangunan manusia yang optimal dan
diperlukan dalam perkembangan anak. berfungsi di sepanjang kehidupan.
Kesehatan mental anak, jika Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
dikembangkan dengan baik sejak masa kesehatan mental pada anak (Waddell,
bayi dan balita, akan membantu anak dalam Puspita 2019).
dalam menghadapi situasi apapun dan Data World Health Organization
membantunya tumbuh jadi anak dan (WHO) tahun 2000 (dalam Puspita 2019)
kelak orang dewasa yang sehat secara diperoleh angka gangguan mental yang
utuh. semula 12% meningkat menjadi 13% di
Kesehatan mental anak merupakan tahun 2001 dan diprediksi pada tahun
bagaimana anak berpikir serta merasa 2020 menjadi 15%. WHO memprediksi
dirinya sendiri dan dunia di sekelilingnya, angka gangguan jiwa penduduk dunia
oleh karena itu kesehatan mental meningkat hingga 15% pada tahun 2015.
berhubungan dengan gimana anak Berdasarkan laporan Riset
mengalami tantangan dalam hidup. Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di
Kesehatan mental yang baik adalah Indonesia, prevalensi penduduk yang
kondisi ketika batin kita berada dalam mengalami gangguan mental emosional
keadaan tentram dan tenang, sehingga berumur 15 tahun ke atas secara nasional
memungkinkan kita untuk menikmati adalah 6,0% (37.728 orang dari 703.946).
kehidupan sehari-hari dan menghargai Dalam jurnal Department Of Health South
orang lain di sekitar. Seseorang yang East dijabarkan mengenai Kesehatan Jiwa
bermental sehat dapat menggunakan pada Anak & Young People (BMA, dalam
kemampuan atau potensi dirinya secara Puspita 2019), gangguan perilaku: 6 % dari
maksimal dalam menghadapi tantangan 5-16 tahun memiliki gangguan perilaku
hidup, serta menjalin hubungan positif yang lebih sering terjadi pada anak laki-
dengan orang lain. laki.

217
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

Gejalanya antara lain sering HASIL DAN PEMBAHASAN


mengalami gangguan emosi marah, Permasalahan di dalam keluarga
ketidaktaatan pada peraturan memberikan sumbangan sebagian besar
pemberontak atau provokatif, melakukan permasalahan gangguan mental pada anak
intimidasi, kekejaman terhadap hewan dan yang kemudian dibawa anak sampai
menyinggung perilaku. Gangguan mereka tumbuh dewasa. Anak yang
emosional: 4 % dari anak usia 5-16 tahun tumbuh dalam lingkungan keluarga
memiliki gangguan emosional. Mereka bermasalah akan cenderung mengalami
lebih umum pada anak perempuan dan gangguan psikologi dan memiliki
termasuk kecemasan, depresi dan fobia. kepribadian yang rapuh. Anak yang
Gejalanya adalah kesedihan, mudah tumbuh dalam keluarga yang
tersulut amarah dan kehilangan bermasalahan ketika dewasa, ia akan
kepentingan dalam kegiatan, kelelahan , cenderung pesimistis memandang dunia,
gangguan tidur , kehilangan nafsu makan, tidak tahan stres, gampang depresi, dan
sulit berkonsentrasi , perasaan bersalah , memiliki kecemasan yang tinggi.
tidak berharga dan bunuh diri dan juga Orang yang bermasalah karena
mengalami gangguan hiperkinetik dimana tumbuh dalam keluarga toxic memiliki
diperkirakan 2 % dari anak usia 5-16 kecenderungan membesarkan anaknya
tahun memiliki gangguan hiperkinetik . secara toxic juga. Akibatnya anak tersebut
Kesehatan mental dipengaruhi oleh menjadi pribadi yang toxic juga ketika
peristiwa dalam kehidupan salah satunya dewasa. Begitu seterusnya sampai
adalah toxic parenting yang meninggalkan melahirkan keturunan-keturunan
dampak yang besar pada kepribadian dan bermasalah secara psikologis. Kecuali
perilaku seseorang. rantai setan dampak toxic parent bisa
diputus dengan pembelajaran dan insigt
METODE PENELITIAN dari orangtua dan anak.
Penelitian ini termasuk dalam Toxic parents (Susan Forward,
penelitian kualititaif, dengan metode yang 2002) mengatakan bahwa orang tua yang
digunakan untuk pengkajian ini adalah dikategorikan sebagai orang tua toxic,
studi literatur. Pengumpulan data atau mempunyai ciri ciri seperti
sumber literature dengan menggunakan memperlakukan anak seperti orang yang
metode library research dengan berbagai bodoh, terlalu melindungi anaknya
sumber ilmiah dalam bentuk buku, artikel sehingga anaknya terkekang karena
ilmiah serta literature yang sesuai dengan orang tuanya terlalu mengekang, terlalu
topik yang diambil. Kemudian data atau membebani anaknya dengan rasa
informasi yang diperoleh dikumpulkan, bersalah atau dengan kesalahan yang
dianalisis, dan disimpulkan sehingga mereka perbuat lalu diungkit terus
mendapatkan kesimpulan mengenai studi menerus oleh orang tuanya, mengatakan
literature. kata-kata yang membuat anak tidak

218
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

percaya diri dan merasa tidak dicintai semuanya lebih terpusat kepada perasaan
oleh orang tuanya sendiri. dari orang tua toxic.
Mengutip artikel yang di tulis dari Berikut adalah contoh kepercayaan
TribunSumsel.com sejarah kata toxic ini yang tidak tertulis: (1) Anak harus
berawal dari orang-orang yang bermain menghormati dan menghargai orang tua
game serta orang-orang yang dalam kondisi apapun, (2) Ada dua cara
menggunakan media sosial, dalam hal dalam melakukan sesuatu – cara kami
mengungkapkan kekesalannya terhadap atau cara yang salah, (3) Anak harus
seseorang dengan menggunakan bahasa dapat dilihat tapi tidak boleh didengar,
gaul Bahasa Inggris yang diplesetkan. (4) Anak salah apabila marah kepada
Toxic parents mempunyai makna orang tuanya. Contoh peraturan tidak
adalah orangtua yang tidak menghormati tertulis dari keluarga toxic adalah: (1)
dan memperlakukan anaknya dengan Jangan sukses melebihi ayah, (2) Jangan
baik sebagai individu. Mereka melakukan lebih bahagia dari ibu, (3) Jangan
berbagai kekerasan pada anak yang mengikuti jalan anak, (4) Jangan pernah
dalam jangka pendek akan membuat berhenti membutuhkan sang orang tua.
kondisi psikologis atau kesehatan mental Apabila anak-anak tidak mengikuti
anak akan terganggu. aturan dan kepercayaan toxic ini, orang
Toxic parents juga tidak mau tua toxic biasanya bereaksi dengan
berkompromi, bertanggung jawab, memberikan hukuman, atau menahan
maupun meminta maaf pada anaknya. Hal cinta mereka. Akhirnya, anak akan tetap
ini dilakukan oleh orangtua yang memiliki mengikuti peraturan keluarga toxic hanya
gangguan mental atau merupakan karena mereka tidak mau dihukum. Atau,
seorang pecandu. Keadaan ini lebih lagi, anak-anak tidak mau menjadi
menciptakan lingkungan yang tidak aman penghianat keluarga karena tidak patuh,
bagi anak, baik itu dalam bentuk tidak peduli seburuk apa pun posisi anak.
kekerasan emosional, kekerasan seksual, Hal seperti inilah kemungkinan akan
kekerasan fisik, atau pengabaian (dalam sangat mempengaruhi faktor kesehatan
Saskara, 2020) mental anak (Saskara, 2020).
Menurut (Indrawati, Endang et al., Menurut Sri Juwita
2014) keluarga toxic memberikan efek Kusumawardhani, M.Psi., Psikolog (dalam
jangka panjang bagi anak, terutama pada Latifa, 2015) mengatakan bahwa toxic
sisi psikologis yang dapat mengakibatkan parent adalah istilah populer yang
trauma. Terlebih lagi, trauma ini justru digunakan untuk menyebut disfunctional
berpotensi kepada penerapan pola hidup family. Sri Juwita Kusumawardhani,
toxic tersebut kepada keluarga yang akan M.Psi., Psikolog Psikolog (dalam Latifa,
anak ini bangun di masa mendatang. 2015) mendefinisikannya sebagai
Menurut Forward & Buck (2002) di keluarga yang tidak berfungsi
dalam keluarga toxic ada kepercayaan sebagaimana mestinya atau tidak sehat.
dan peraturan tidak tertulis yang hampir Toxic parent adalah orang tua yang tidak

219
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

mampu memberikan rasa aman kepada kepada perilaku anak didalam


anaknya. kehidupan kesehariannya.
Menurut Sri Juwita Kesehatan mental memiliki
Kusumawardhani, M.Psi., Psikolog (dalam hubungan yang bersifat kontinum.
Latifa, 2015) , orang tua yang toksik tidak Kesehatan mental dan mental illness
bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. ditentukan oleh berbagai faktor biologis,
Orang tua pada umumnya berpikir bahwa psikologis serta sosial, seperti kesehatan
kebutuhan anak hanyalah makan, minum, dan penyakit pada umumnya. Jika dilihat
rumah, atau sekolah. Namun orang tua dari kontinumnya, kesehatan mental yang
lupa bahwa anak-anak tidak hanya tidak diperhatikan dapat berkembang
memiliki kebutuhan fisik, melainkan juga menjadi mental illness. Keadaan ini relatif
kebutuhan emosional. Misalnya menetap namun dapat berubah seiring
kedekatan dan kehangatan dengan orang waktu ataupun situasi yang dialami
tua, berbicara dari hati ke hati antara individu.
orang tua dengan anak. Individu yang sehat mental atau
Menurut Sri Juwita memiliki positif mental health mampu
Kusumawardhani, M.Psi., Psikolog (dalam menghadapi berbagai situasi dalam
Latifa, 2015), ciri – ciri toxic parents kehidupan dan dapat menyesuaikan diri
adalah : dengan baik. Individu menunjukkan
1. Menelantarkan Kebutuhan kesejahteraan dan merasakan
Emosional Anak kebahagiaan. Salah satu ciri individu yang
2. Terlalu Pedas Mengkritik sehat mental adalah memiliki resiliensi.
3. Anak adalah Pencapaian Resiliensi didefinisikan sebagai
4. Menyalahkan Anak atas proses dinamis dimana individu
Emosinya menunjukkan fungsi adaptif dalam
Toxic parents memberikan efek menghadapi kesulitan yang signifikan
negatif yang sangat besar untuk anak- (Luthar et al., 2000 dalam Schoon, 2006).
anak. Anak-anak dapat menderita secara Resiliensi merupakan kapasitas untuk
mental. Anak tipe penurut akan mengatasi kesulitan dan menghadapi
berusaha sekeras mungkin untuk berbagai peristiwa dalam hidup.
membahagiakan orangtuanya dengan Resiliensi erat kaitannya dengan
cara menekan segala hal yang mereka kemampuan dalam menyesuaikan diri.
inginkan. Sementara untuk yang anak Ketika individu mampu menyesuaikan
tipe pemberontak akan menjadi diri, mampu mengatasi kesulitan dan
pembangkang untuk orang tuanya. bangkit dari kesulitannya,
Jika toxic parents ini berlangsung Menurut data WHO 450 juta orang
sepanjang kehidupan anak maka di seluruh dunia memiliki gangguan
kesehatan mental anak akan mengalami kesehatan mental, dengan prevalensi
gangguan. Jika kesehatan mental anak 20% kejadian terjadi pada anak-anak
terganggu, maka akan mempengaruhi (O’Reilly, 2015). Kesehatan mental anak

220
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

dan remaja dapat mempengaruhi masa dan tidak aman yang sangat besar
depan dirinya sendiri sebagai individu, terhadap lingkungan. (2) Merasa kesepian
dan berdampak pada keluarga hingga dan tidak ada yang memahami dan
masyarakat, untuk mengetahui kesehatan mengerti dirinya, (3) Sering bersikap
mental anak, penting untuk melihat faktor tidak konsisten, kesulitan membangun
dalam diri anak, keluarga dan lingkungan. prinsip dan nilai hidup. (4) Dorongan
Faktor dalam diri anak seperti agresif keluar, ingin menentang aturan
faktor genetik, temperamen, dan sosial, melawan figur dominan. (5)
kesehatan fisik perlu diamati. Faktor dari Mengembangkan pertahanan diri yang
keluarga meliputi pola asuh orang tua sangat kuat sehingga menutupi diri
serta kelekatan anak terhadap orang tua. mereka yang sesungguhnya/tidak
Teori kelekatan (attachment) dari John mengenal diri sendiri. (6) Kesulitan
Bowlby (1969) memperlihatkan bahwa mengekspresikan emosi, respon emosi
anak-anak perlu membangun ikatan yang terkadang tidak sesuai dengan stimulus
aman dengan pengasuh utama mereka di yang diberikan. (7) Tidak memiliki tujuan
masa kecil (Cooper, 2005). pribadi yang jelas. Tujuan mereka
Ikatan yang aman ini penting untuk seringkali untuk membahagiakan
membangun kepercayaan dan rasa aman. orangtua mereka. (8) Merasa tidak bisa
Dengan adanya kedua hal tersebut, membangun kedekatan emosioal dengan
mereka dapat belajar dan melakukan orang lain. (9) Kesulitan beradaptasi
eksplorasi terhadap dunia di sekitar dengan lingkungan sosial. (10) Kesulitan
mereka dengan percaya diri dan tanpa berempati dan memberikan kasih sayang
ketakutan yang berlebihan. Pola asuh yang tepat kepada orang lain. (11) Terlalu
orang tua sangat berpengaruh terhadap patuh atau sebaliknya, menjadi sangat
rasa aman anak. memberontak kepada orang lain. (12)
Adanya peraturan yang berlebihan, Memiliki ketergantungan yang kuat pada
tuntutan yang tidak realistis, kebebasan orang selain dirinya. (13) Selalu
tanpa batasan aturan, dan pola menyalahkan orangtua ketika bertemu
komunikasi yang tidak didasari oleh dengan masalah-masalah dalam hidup.
alasan-alasan mengapa pesan tersebut (14) Dalam level yang lebih berat akan
harus dilaksanakan memiliki pengaruh munculnya gangguan kecemasan,
yang signifikan terhadap kesehatan gangguan fisik, dan depresi.
mental anak.
Kesehatan mental anak yang SIMPULAN
dibesarkan dengan orang tua yang toxic Setiap orang tua selalu berusaha
akan mengalami gangguan ketika anak untuk menjadi orang tua yang terbaik
beranjak tumbuh dewasa, perilaku yang bagi anak–anaknya. Namun pada
akan muncul pada anak yang memiliki kenyataannya banyak orang tua menjadi
toxic parent, adalah : (1) Memiliki toxic parents bagi anak – anaknya. Toxic
kecemasan tinggi, perasaan ketakutan parents di lakukan orang tua dengan

221
p-ISSN : 2721-5393, e-ISSN : 2721-5385
www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index

alasan untuk kebaikan anak mereka anak mempunyai harga diri yang rendah
namun orang tua tidak menyadari efek karena mereka ketika kecil selalu tidak di
negatif yang akan ditimbulkan pada anak hargai, selalu disalahkan ketika mereka
ketika anak tumbuh dewasa. melakukan kesalahan dan ini akan
Seorang anak yang mempunyai Toxic mempengaruhi kepribadiannya ketika
parents akan mengakibatkan seorang dewasa nanti.

DAFTAR PUSTAKA
Carelina, S., & Suherman, M. (2021). Makna Toxic Oktariani, O., & Rainata, W. (2021, July).
Parents di Kalangan Remaja Kabaret Peningkatan Pemahaman Perkembangan
SMAN 10 Bandung. Bahasa Anak di Kid Care Children Therapy
Forward, S., & Buck, C. (1991). Toxic Parents, Centre. In Journal of Social Responsibility
overcoming their full legacy and Projects by Higher Education Forum (Vol.
reclaiming your life. 2, No. 1, pp. 36-38).
Indrawati, E. S., Hyoscyamina, D. E., Qonitatin, Oktariani, Z. (2019). Meningkatkan Kepercayaan
N., & Abidin, Z. (2014). Profil keluarga Diri dan Menumbuhkan Sikap Sosial Pada
disfungsional pada penyandang masalah Anak Di Panti Asuhan Al Kahfi Cab.
sosial di Kota Semarang. Jurnal Psikologi Medan. SINDIMAS, 1(1), 320-323.
Undip, 13(2), 120-132. Nurvica Sari, O. (2019). Mengenal dan
Lela Latifa (2015) 5 Ciri Toxic Parent Mengidentifikasi Kecerdasan Majemuk
https://www.parenting.co.id/keluarga/5- Pada Anak. SINDIMAS, 1(1), 334-337.
ciri-toxic-parent / 20 Februari 2021
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga; penanaman
nilai dan penanganan konflik dalam
keluarga
Lester, J. N., & O'Reilly, M. (Eds.). (2015). The
Palgrave handbook of child mental health.
Springer.
Puspita, S. M. (2019). Kemampuan Mengelola
Emosi Sebagai Dasar Kesehatan Mental
Anak Usia Dini. SELING: Jurnal Program
Studi PGRA, 5(1), 85-92.
Kepmenkes, R. I. (2013). Riset Kesehatan Dasar
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Saskara, I. P. A., & Ulio, S. M. (2020). Peran
komunikasi keluarga dalam mengatasi
“toxic parents” bagi kesehatan mental
anak. PRATAMA WIDYA: JURNAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 5(2), 125-
134.
Tribun Sumsel. 2019. “Arti Kata Toxic ? Kata yang
sering digunakan dalam game online dan
media sosial”. Senin 9 September 2019. /3
Maret 2021
Website seminar parenting : Menghadapi Orang
Tua Toxic,2020.
https://deepapsikologi.com/website-
seminar-parenting-menghadapi-orangtua-
toxic /3 Maret 2021

222

Anda mungkin juga menyukai