KATA PENGANTAR
Kita hidup didalam generasi Sandwich, artinya kita terjepit ditengah dan
tidak dapat lepas dari himpitan kehidupan. Secara finansial anak-anak
bergantung pada kita, demikian juga orang tua, atau saudara-saudara yang
tidak beruntung. Biaya pendidikan di universitas tidak kepalang mahalnya
dan akan semakin mahal melebihi cepatnya tingkat inflasi. Untuk orang tua
terkasih, biaya pengobatan penyakit dan perawatan diusia tua mereka
memerlukan puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Sedang bagi diri sendiri
yang akan memasuki usia pensiun suatu hari nanti, kita harus
mempersiapkan dana masa tua bagi diri sendiri dan pasangan, termasuk juga
dana kesehatan dan perawatan disaat tua
Ucapan terimakasih atas dukungan dan advis dari beberapa praktisi seperti
bapak Muhamad Ichsan, Bapak Profesor Roy Sembel PhD, Bapak Teddy
Ferdiansyah, Bapak Tri Djoko Santoso serta praktisi lainnya yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
-Selamat belajar.
Kata Pengantar
Financial Planning Standards Board Indonesia
ii
Lippo Bank
Kata Pengantar
Financial Planning Standards Board Indonesia
iii
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Financial Planning Standards Board Indonesia
iv
Metode penilaian 60
Memeriksa objektifitas investasi klien 64
Daftar Isi
Financial Planning Standards Board Indonesia
v
***
Daftar Isi
Financial Planning Standards Board Indonesia
vi
1
BAB 1
PENGENALAN PASAR MODAL INDONESIA
Isi Bab
1. Pengantar
7. Remote Trading
1. Pengantar
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara, yang pada
dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu negara dengan
negara yang lain. Hampir semua negara didunia ini mempunyai pasar modal,
yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan
keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal.
Disamping pasar modal, kita mengenal juga pasar uang dimana pasar ini
memperjualbelikan instrumen keuangan yang jangka pendek (yang umurnya
tidak lebih dari satu tahun) seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat
Berharga Pasar Uang (SPBU), Promissory Notes, Repurchase Agreement,
dan lain-lain.
Dalam sebuah pasar modal kita akan menjumpai sejumlah profesi yang
berkaitan ataupun lembaga-lembaga penunjang suatu operasi pasar modal.
Undang-Undang No.8 tahun 1995, mengatur tentang tugas, kewenangan dan
fungsi dari lembaga-lembaga atau profesi-profesi pasar modal di Indonesia
tersebut, diantaranya adalah;
2.1 Bapepam
Bapepam berwenang antara lain memberi izin usaha kepada bursa efek,
lembaga kliring dan penjamin, lembaga penyimpanan dan penyelesaian,
reksa dana, perusahaan efek, penasihat investasi dan biro administrasi
efek.
Dimana, efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap
derivatif dari efek.
Tugas dan kegiatan penjamin emisi efek antara lain adalah membantu
emiten dalam rangka mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut
dokumen pendukungnya, memberikan konsultasi di bidang keuangan,
Adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk
kepentingan sendiri atau pihak lain yang bertugas antara lain untuk
menyelesaikan perintah jual beli dari pemberi amanat dan atau untuk
kepentingan sendiri, menyediakan data dan informasi bagi kepentingan
pemodal dan memberikan rekomendasi perdagangan untuk klien.
2.10 Kustodian
Adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga dan hak-hak lainnya, menyelesaikan transaksi efek dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi kliennya.
Kegiatan usaha wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan
pihak lain yang telah ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan
terlebih dahulu terdaftar di Bapepam.
Wali amanat wajib memberikan ganti rugi kepada pemegang efek yang
bersifat utang atas kerugian karena kelalaiannya dalam pelaksanaan
tugasnya sebagaimana diatur dalam undang-undang no.8 tahun 1995
dan atau peraturan pelaksanaannya serta kontrak perwaliamanatan.
Setiap profesi penunjang pasar modal wajib menaati kode etik dan
standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang pasar modal no.8
tahun 1995 dan atau peraturan pelaksanaannya.
Obligasi dan obligasi konversi akan dibahas lebih lanjut dalam Bab.
Sekuritas Berpendapatan Tetap. Sementara instrumen pasar modal yang
BAB 1 : Pengenalan Pasar Modal Indonesia
Financial Planning Standards Board Indonesia
8
dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek
Jakarta, satu lot berarti 500 saham, dan itulah batas minimal pembelian
saham. Pesanan jual atau beli para pemodal dari berbagai perusahaan akan
bertemu di lantai bursa. Setelah terjadi pertemuan (match) antar order
tersebut, maka proses selanjutnya adalah proses terjadinya transaksi.
Di BEJ, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut Hari Bursa,
yaitu:
Nomor 096 tahun 2000 tentang Bidang Usaha Yang Tertutup dan
Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan
Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal
Nomor 118 tahun 2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
No. 96 Tahun 2000 Tentang Bidang Usaha
BAB 1 : Pengenalan Pasar Modal Indonesia
Financial Planning Standards Board Indonesia
12
Bursa Efek
III.A.1 Perizinan Bursa Efek
III A.2 Tata Cara Pembuatan Peraturan oleh Bursa Efek
III.A.3 Persyaratan Calon Komisaris Dan Direktur Bursa Efek
III.A.4 Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana
Anggaran Dan Penggunaan Laba Bursa Efek
III.A.5 Tata Cara Pemberian Persetujuan Anggaran Dasar Bursa
Efek.
III.A.10 Transaksi Efek
III.A.11 Pelelangan Saham Bursa Efek
III.B.6 Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
III.B.7 Dana Jaminan
X.A.1 Laporan Bursa Efek
X.A.2 Pemeliharaan Dokumen oleh Bursa Efek
dan Penjaminan
III.B.3 Persyaratan Calon Direktur dan Komisaris Lembaga
Kliring dan Penjaminan
III.B.4 Tata Cara Penyusunan Serta Pengajuan Rencana
Anggaran Dan Penggunaan Laba Lembaga Kliring dan
Penjaminan
III.B.5 Tata Cara Pemberian Persetujuan Anggaran Dasar
Lembaga Kliring dan Penjaminan
III.B.6 Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
III.B.7 Dana Jaminan
X.B.1 Laporan Lembaga Kliring dan Penjaminan
X.B.2 Pemeliharaan Dokumen oleh Lembaga Kliring dan
Penjaminan
Reksa Dana
Pemeriksaan Reksa Dana
II.F.2 Pemeriksaan Reksa Dana
Standar Akuntansi
VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Dana
VIII.G.9 Informasi Dalam Ikhtisar Singkat Reksa Dana
Pernyataan Pendaftaran
IX..C.4 Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran
Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan
IX.C.5 Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran
Umum Reksa Dana Berbentuk KIK
IX.C.6 Pedoman Bentuk dan isi Prospektus Dalam Rangka
Penawaran Umum Reksa Dana
Penasihat Investasi
V.H.1 Perilaku Yang Dilarang Bagi Penasihat Investasi
X.F.1 Laporan Yang Dipersyaratkan Bagi Penasihat Investasi
X.F.2 Kewajiban Penyimpanan dan Pemeliharaan Catatan Bagi
Penasihat Investasi
X.F.3 Keterbukaan Kepentingan Dalam Efek Dari Penasihat
Investasi
Manajer Investasi
V.G.1 Perilaku Yang Dilarang Bagi Manajer Investasi
V.G.3 Pedoman Pencatatan Dalam Rangka Pengambilan
Keputusan Oleh Manajer Investasi.
V.G.5 Fungsi Manajer Investasi Berkaitan Dengan Efek
Beragun Aset (Aset Backed Securities)
IX.K.5 Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
(Asset Backed Securities)
X.N.1 Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi
Wali Amanat
VI.C.2 Pendaftaran Bank Umum Sebagai Wali Laporan Wali
Amanat
X.1.2 Pemeliharaan Dokumen Oleh Wali Amanat
Konsultan Hukum
VIII.B.1 Pendaftaran Konsultan Hukum Yang Melakukan
Kegiatan di Pasar Modal
Penilai
VIII.C.1 Pendaftaran Penilai Yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Modal
Notaris
VIII.D.1 Pendaftaran Notaris Yang Melakukan Kegiatan di Pasar
Modal
Peraturan Lainnya :
IX.E.2 Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama
Benturan Kepentingan
IX.E.1 Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu
Penawaran Tender
IX.F.1 Penawaran Tender
IX.F.2 Pedoman Tentang Bentuk dan Isi Pernyataan Penawaran
Tender
IX.F.3 Pedoman Tentang Bentuk dan Isi Pernyataan Perusahaan
Sasaran Dan Pihak Lainnya Sehubungan Dengan
Penawaran Tender
Pengambilalihan Perusahaan
IX.H..1 Pengambilalihan Perusahaan Terbuka
Anggaran Dasar
IX.J.1 Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang
Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan
Perusahaan Publik
Standar Akuntansi
VIII.G.5 Pedoman Penyusunan Comfort Letter
VIII.G.6 Pedoman Penyusunan Surat Pernyataan Manajemen
Dalam Bidang Akuntansi
VIII.G.7 Pedoman Penyajian Laporan Keuangan
Sanksi
XIV.B.1 Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda
7. Remote Trading
Remote Trading adalah sistem perdagangan jarak jauh yang dapat dilakukan
oleh anggota bursa dari kantor anggota bursa masing-masing dimana setiap
order jual/beli langsung dikirim ke sistem perdagangan Bursa Efek Jakarta
(Jakarta Automated Trading System - JATS) tanpa perlu memasukkan order
melalui lantai bursa.
Perbedaan antara Remote Trading dengan Online Trading adalah dalam hal
proses memasukkan order. Jika Remote Trading, proses memasukkan order
hanya dapat dilakukan melalui komputer yang ada di kantor anggota bursa,
BAB 1 : Pengenalan Pasar Modal Indonesia
Financial Planning Standards Board Indonesia
20
***
BAB 2
KONSEP DASAR INVESTASI
Isi Bab
1. Pengantar
4. Jenis-Jenis Investasi
4.1 Aset Nyata dan Aset Keuangan
4.2 Investasi Langsung dan Tidak Langsung
1. Pengantar
Anda baru saja memasuki masa pensiun (usia 55 tahun). Setelah bekerja
kurang lebih 30 tahun di sebuah perusahaan BUMN, tentulah Anda
menginginkan menikmati masa hari tua yang nyaman. Dengan nilai aset
sejumlah Rp. 3 Milyar, Anda yakin bahwa Anda dapat menjalani masa hari
tua yang nyaman.
Contoh diatas mungkin tidak merefleksikan kondisi Anda sama sekali, tapi
cerita diatas adalah fakta yang terjadi. Saat ini, Indonesia bisa dikategorikan
memasuki aging population. Karena gaya hidup, usia nikah semakin telat,
di masa orang tua kita, usia nikah adalah 16-20 tahun. Sedangkan sekarang,
usia 30 masih dikatakan cepat. Dulu, orang tua kita memiliki banyak anak di
usia yang masih muda. Masa kita sekarang, masyarakat menunda memiliki
anak sehingga di usia menjelang pensiun kita masih dihadapi dengan
kebutuhan biaya pendidikan anak-anak kita. Sedang biaya pendidikan
meningkat tajam setiap tahunnya, mengalahkan peningkatan inflasi.
Semua ini membuat kita harus lebih bijak dalam mengelola dan
menginvestasikan aset yang kita miliki guna memenuhi kebutuhan masa
pensiun dan prioritas tujuan keuangan lainnya.
Dana yang akan diinvestasikan bisa berasal dari aset atau kekayaan yang
sudah dimiliki, meminjam dan menabung secara regular setiap bulan dengan
menunda konsumsi—Dollar Cost Averaging. Dengan menunda konsumsi
saat ini dan menginvestasikannya, investor berharap bahwa nilainya akan
berkembang di masa datang.
Untuk dapat mencapai semua tujuan keuangan yang Anda miliki Anda harus
menginvestasikan dana Anda agar dapat berkembang. Secara umum, tujuan
keuangan sebuah keluarga adalah:
• Membeli rumah
• Menyiapkan biaya pendidikan anak
• Menyiapkan masa pensiun dari sisi keuangan
• Menyiapkan dana untuk diwariskan kepada generasi penerus
• Membeli rumah
4. Jenis-Jenis Investasi
Aset pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu aset nyata
(real assets) dan aset keuangan (Financial Assets). Aset nyata dapat
dilihat fisik dan ujudnya, misalnya aset property seperti tanah, gedung,
rumah atau logam mulia seperti emas, berlian, dan perak. Sedangkan
aset keuangan merupakan klaim terhadap pihak tertentu seperti
perusahaan. Klaim tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat
atau kertas berharga yang menunjukkan kepemilikan aset keuangan
tersebut, seperti saham, obligasi, dan kredit bank. Dengan memiliki
saham maka pemodal mempunyai klain kepemilikan terhadap
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, sedangkan obligasi
memberikan klaim hutang kepada pemilik obligasi tersebut.
Kaitan aset nyata dan aset keuangan adalah sebagai berikut: perusahaan
menggunakan aset nyata seperti pabrik dan mesin untuk memperoleh
keuntungan. Keuntungan tersebut kemudian dibagikan kepada pemodal
sesuai dengan kepemilikan aset keuangannya di perusahaan tersebut.
Pemegang obligasi misalnya, berhak memperoleh penghasilan sesuai
dengan tingkat bunga yang disepakati, sedangkan pemegang saham
berhak memperoleh penghasilan sisa (residual income) setelah
penghasilan perusahaan dikurangi berbagai kewajiban pembayaran
kepada pemegang obligasi atau kreditur lain.
Telah diuraikan bahwa aset dapat berupa aset nyata dan aset keuangan.
Untuk dapat membedakan aset-aset financial kita harus membaginya
terhadap dua kelompok yaitu marketable dan non marketable. Investasi
keuangan yang marketable adalah investasi yang dapat diperjual belikan
melalui pasar modal, bisa di Bursa Efek Jakarta atau Bursa Efek Surabaya.
Sedangkan investasi keuangan yang non maketable adalah investasi yang
tidak dapat diperjual belikan di dalam pasar yang terorganisir, seperti
deposito atau saham pada perusahaan yang belum listed di Bursa. Dalam
pembahasan ini, kita hanya akan focus pada investasi keuangan yang
marketable.
Pasar Uang, Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap, Efek
yang bersifat Ekuitas, Derivatif dan Reksadana atau mutual fund.
Secara umum, instrumen pasar uang meliputi produk pasar uang yang
berjangka waktu kurang dari 1 tahun tetapi cukup likuid. Produk ini
merupakan surat berharga atau hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau pemerintah untuk meminjam dana dari masyarakat.
Beberapa jenis instrumen pasar uang yang dikenal secara umum adalah:
Obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo lebih besar dari 12 bulan.
Biasanya instrumen ini berjanji akan membayar bunga tetap selama
masa berlakunya dan pada saat jatuh tempo.
Saham ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
Preferen (preferred Stock).
Selain dari itu sebagai pemegang saham biasa Anda memiliki hak
suara dalam RUPS dalam menentukan tim direksi.
5.4. Derivatif
Sesungguhnya ada dua tipe derivative yang paling penting Anda ketahui
yaitu, opsi dan futures—kontrak berjangka. Banyak tipe lainnya ada
dipasar, namun biasanya tipe-tipe lainnya tersebut bisa dikembanghkan
berdasarkan dua tipe penting diatas.
5.4.1. Opsi
Perjanjian ini bisa disebut sebagai opsi. Secara umum definisi Opsi
adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada
pemegang kontrak itu untuk membeli (call options) atau menjual (put
oprtions) suatu aset tertentu dengan harga tertentu (Strike price/
exercise price atau harga patokan/ tebus) dalam jangka waktu tertentu.
Terdapat dua tipe utama dari opsi yaitu call options dan put options.
Agar lebih jelas, ikuti Illustrasi berikut ini. Umpamanya harga saham
Telkom di Bursa Amerika Serikat US$29 per saham. Kalau Anda
membeli call options untuk saham Telkom dengan harga tebus US$30
dan jatuh tempo tiga bulan dari sekarang, maka tiga bulan lagi Anda
mempunyai hak (bukan kewajiban) untuk membeli saham Telkom dari
penjual Opsinya seharga $30 per lembar sahamnya.
Jika tiga bulan telah berlalu dan harga saham Telkom saat itu ternyata
$40 per saham, maka Anda boleh menggunakan hak Anda (istilahnya
Anda exercise opsi Anda) membeli saham Telkom dengan harga $ 30
per saham. Kemudian, kalau mau, Anda bisa segera menjualnya di
pasar dengan harga $ 40 persaham sehingga Anda untung $ 10 per
saham.
Namun jika ternyata harga saham Telkom setelah tiga bulan bukannya
$40 melainkan $15, Anda tidak perlu exercise call options Anda.
Soalnya, Anda bisa beli saham lebih murah dari $30 per saham di
pasar. Dalam kasus ini, Anda biarkan saja kontrak call options Anda
berakhir tanpa Anda gunakan, sehingga Anda cuma rugi sebesar harga
yang Anda bayar untuk beli kontrak itu (harga ini disebut sebagai
premi dari opsi). Dengan demikian, kalau Anda punya call options
saham Telkom, bila harga jatuh kerugian Anda terbatas sebesar Premi
dari opsi sedangkan kalai harga naik potensi laba Anda tak terbatas.
Kalau Anda beli put options, Anda punya hak untuk menjual aset
tertentu dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kalau
harga aset turun drastis, pemegang kontrak put options akan
beruntung besar. Sebaliknya, kalau harga aset naik di atas harga
patokan, pemegang put options akan rugi sebesar premi dari opsi.
Potential untung rugi yang tidak simetris ini merupakan ciri penting
dari opsi.
Salah satu bentuk dari opsi adalah waran. Waran adalah sekuritas yang
sebenarnya merupakan sebuah call options. Seperti yang telah
dijelaskan, call options merupakan kontrak yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli suatu aset dasar pada saat jatuh
tempo pada suatu harga patokan yang telah ditetapkan diawal kontrak.
Bedanya dengan call options, asetnya biasa bervariasi sedangkan pada
waran asetnya hanyalah saham.
5.4.2 Futures
Walau banyak yang bilang bahwa bermain kontrak berjangka sama saja
dengan judi, namun ada satu manfaat penting yang dapat Anda ambil
dari intrumen investasi ini yaitu melaksankan lindung nilai atau
hedging. Misalnya, dengan mengambil posisi short pada perdagangan
berjangka, seorang produsen atau petani dapat melakukan selling
hedge (lindung nilai jual), untuk melindungi dirinya dari kerugian
akibat penurunan harga komoditas yang diproduksinya. Sebaliknya,
dengan mengambil posisi long untuk buying hedge (lindung nilai beli),
konsumen atau pabrik bisa memanfaatkan perdagangan berjangka
untuk melindungi diri dari kerugian akibat kenaikan harga barang
(input). Dengan adanya mekanisme untuk mengelola risiko, proyek
yang sebelumnya dirasa terlalu besar risikonya dan tidak bisa
dijalankan akan menjadi layak dijalankan karena risikonya berhasil
ditekan. Dengan berjalannya proyek bisnis tersebut, sumber daya yang
sebelumnya menganggur akan bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
nilai tambah bagi perekonomian pada umumnya.
saham, obligasi maupun pasar uang. Dari sisi investor, RDC dapat
memberikan alternatif investasi bagi yang menghendaki suatu komposisi
investasi yang terdiri dari kombinasi saham dan efek hutang (baik
jangka panjang seperti obligasi maupun jangka pendek seperti SBI).
Karena fleksibilitasnya yang sangat tinggi, maka RDC yang ditawarkan
oleh perusahaan yang berbeda bisa sangat bervariasi. Pelajari komposisi
investasi yang ditawarkan dalam prospektus agar Anda dapat menelaah
risiko yang terkandung serta potensi hasil yang diberikan.
Sayangnya hasil dari berinvestasi tidak datang tanpa biaya. Setiap investasi
pasti akan diikuti oleh risiko. Jadi dalam hal investasi, risk dan return
berjalan berdampingan, semakin tinggi potensi return-nya akan semakin
tinggi pula risikonya. Pasti Anda mengikuti berita seputar investasi di sektor
perkebunan yang pernah dilakukan oleh QSAR, dimana dijanjikan return
yang sangat tinggi dengan risiko rendah. Masyarakat tergiur dan
menginvestasikan uang simpanannya dan dana pensiun tanpa
mempertimbangkan lebih dalam. Uang masyarakat yang terhimpun ludes
entah kemana, untung yang ditunggu, buntung yang didapat.
Tentunya Anda mengetahui return yang Anda peroleh dari investasi yang
Anda alokasikan, misalkan di reksadana saham selama 1 tahun tingkat
pengembalian dari investasi tersebut adalah 23%. Jadi pertumbuhannya
selama satu tahun meningkat 23% dari nilai diawal tahun. Tapi yang
seringkali dilupakan adalah konsep risiko. Oleh karenanya dalam sub bab ini
kita akan memberikan landasan yang penting untuk dapat memahami ruang
lingkup dari risk dan return dan belajar bagaimana mengukur atau
menghitungnya. Dengan dasar ini, kami mengharapkan Anda dapat
mengikuti perhitungan risiko dan return pada jenis investasi lainnya di bab-
bab selanjutnya.
Anda akan memperoleh nilai tunai atau penghasilan bilama Anda memiliki
investasi. Sebagai contoh, bila Anda memiliki saham, dividen yang Anda
terima merupakan pendapatan dari investasi saham tersebut. Dan kedua,
nilai dari saham tersebut mungkin saja berubah bilamana Anda akan
menjualnya. Dalam hal ini Anda mendapatakn capital gain or loss dari
investasi tersebut.
Total return yang diperoleh untuk satu periode adalah sama dengan
berbagai pendapatan yang diperoleh ditambah dengan capital gain or
loss:
Sebagai contoh:
Anda membeli saham PT. Granit di harga Rp.3000 pada tanggal 1
Januari. Selama 1 tahun berjalan, Anda mendapatkan Rp.100 dalam
bentuk dividen. Setelah satu tahun, Anda menjual saham tersebut di
harga Rp.3400, Mendapatkan capital gain Rp.400. Total rupiah return
yang Anda peroleh adalah Rp.500.
Pendapatan = Rp.100
Capital gain = (Rp.3400 – Rp.3000) = Rp.400
Dari contoh diatas, berapa total return investasi pada PT. Granit dalam
bentuk saham setelah satu tahun? Dengan Pendapatan sebesar Rp.100
dan capital gain sebesar Rp.400, maka total returnya adalah 16,67%.
RR = 1 + TR
RR = (pendapatan + Pe)/ Pa
Dengan contoh PT. Granit, dengan total return adalah 0,167 akan
menghasilkan relatif return sebesar 1,167:
RR = 1 + TR
RR = 1 + 0.167
= 1,167
Bagaimana bila ada nilai negatif? Misalkan total return sebuah investasi
adalah -0.15. Relatif returnnya akan menjadi 0,85:
RR = 1 + TR
RR = 1 + (-0.15)
= 0,85
Seperti yang Anda lihat, data hasil investasi selama 10 tahun tidak
beraturan dan secara menyeluruh tidak memberikan data yang
bermanfaat sebelum dilakukan sesuatu terhadap data tersebut. Untuk itu
kita membutuhkan cara untuk menyimpulkan data dengan
mempertimbangkan tiga ukuran penting :
Bila Anda ingin mengetahui secara pasti berapa yang Anda peroleh
dalam satuan rupiah saat ini dari investasi yang Anda alokasikan 10
tahun yang lalu, IIK menjawab hal ini. IKK mengukur kumulatif hasil
investasi pada periode tertentu dengan investasi awal yang umumnya
dipakai adalah Rp.1.
IKK = (1,167) (0,9) (0,85) (0,95) (0,8) (1,05) (1,1) (1,15) (1,25)(1,2)
= 1,35
1.400
1.200
IKK
1.000
0.800
0.600
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
Tahun
Cara termudah untuk menghitung nilai rata-rata dari seri data seperti
hasil investasi PT. Granit pada tabel 6.2 adalah dengan menjumlahkan
semua total hasil investasi setiap tahun dan membaginya dengan 10.
cara ini dikenal dengan nilai rata-rata Aritmatik. Jadi kalau kita hitung
Nilai rata-rata Artimatik hasil investasi dari PT. Granit selama 10
tahun atau dari periode 1995 sampai 2004 adalah:
AM = (0,167 - 0,1 - 0,15 – 0,05 – 0,2 + 0,05 + 0,1 + 0,15 + 0,25 + 0,2)
10
= 0,417/10
= 0,0417 atau 4,17%
• Nilai rata-rata Aritmatik akan selalu lebih besar atau sama dengan
Nilai rata-rata Geometrik. Dalam contoh perhitungan diatas, Nilai
rata-rata Aritmatik untuk PT. Granit adalah 4,17% sedangkan Nilai
rata-rata Geometriknya adalah 3%. Satu pengecualin hanya bila
semua tingkat bunga setiap tahunnya sama, maka Nilai rata-rata
Aritmatik dan Nilai rata-rata Geometrik akan sama.
Bila Anda memiliki uang dan Anda menempatkan hanya pada satu
investasi, maka bila investasi tersebut turun maka semua investasi
atau uang Anda akan merugi. Tapi sebaliknya bila Anda
menempatkannya pada beberapa pilihan investasi, maka bila terjadi
penurunan terhadap salah satu investasi tidak mengakibatkan semua
jumlah portofolio Anda menurun.
Semua efek sekuritas pasti memiliki risiko sistematik, terdapat tiga risiko
sistematik faktor:
Bila inflasi naik, semua efek sekuritas akan terpengaruhi. Inflasi akan
mengerogoti nilai real uang atau investasi Anda dalam satuan nilai
saat ini. Inflasi juga mempengaruhi tingkat suku bunga, semakin
tinggi inflasi akan semakin tinggi pula kenaikan tingkat suku bunga.
Yang perlu kita lakukan adalah menghitung selisih atau spread dari
semua tingkat bunga dibandingkan dengan tingkat bunga rata-rata. Yang
ingin kita ketahui adalah berapa besar tingkat bunga aktual berbeda dari
rata-rata tingkat bunga pada tahun tersebut. Variance dan standard
deviation merupakan alat ukur yang umum diguankan untuk hal ini.
(5 – 20)2 = 225
(20 – 20)2 =0
(35 – 20)2 = 225
Total = 450
Variansi = 450/ (3-1)
= 225
Standar Deviasi (SD) adalah akar pangkat dua dari Variansi:
SD = √225
= 15%
Sebagai latihan, coba hitung berapa Standar deviasi dari PT. Granit untuk
periode 1995-2004? Jawabannya adalah 15,74%, coba cek dengan
perhitungan Anda.
Derivatif
R
E
Saham Perusahaan
T Risk
U Premium
R Obligasi Perusahaan
N
Obligasi Pemerintah
RISK
BAB 3
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
(FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS)
Isi Bab
2. Analisa Likuiditas
2.1 Modal Kerja Neto (net working capital)
2.2 Current Ratio
2.3 Quick (acid-test) Ratio
3. Analisa Aktifitas
3.1 Pengembalian Atas Inventori
3.2 Periode Rata-Rata Penagihan
3.3 Periode Rata-Rata Pembayaran
3.4 Pengembalian Atas Aset Tetap
3.5. Pengembalian Atas Total Aset
4. Analisa Hutang
4.1 Rasio Hutang
4.2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
4.3. Rasio Kali Bunga Terperoleh (Times Interest Earned Ratio)
5. Analisa Profitabilitas
5.1 Margin Laba Kotor
5.2 Margin Laba Operasi
5.3 Margin Laba Bersih
5.4 Pengembalian Atas Total Aset
5.5 Pengembalian Atas Ekuitas
Para kreditor akan menggunakan hasil dari analisa rasio keuangan ini guna
melihat likuiditas jangka pendek dari perusahaan bersangkutan dan
kemampuannya dalam membayar kewajiban-kewajiban dalam bentuk bunga
maupun pokok hutang. Hal lain yang menjadi perhatian kreditor adalah
kemampuan perusahaan menghasilkan laba, kreditor ingin memastikan
bahwa bisnis dari perusahaan tersebut sehat dan dapat terus berlangsung.
• Analisa likuiditas
• Quick ratio
• Analisa aktifitas
• Analisa hutang
• Analisa profitabilitas
Biaya operasional
Biaya penjualan 10.000.000 10.800.000
Biaya administrasi 19.400.000 18.700.000
Biaya sewa 3,500,000 3.500.000
Biaya depresiasi 23.900.000 22.300.000
Total biaya operasional 56.800.000 55.300.000
Laba operasional 41.800.000 30.300.000
Aktiva lancar
Kas 36.300.000 28,800,000
Sekuritas terdagangkan 6.800.000 5,100,000
Piutang 50.300.000 36,500,000
Inventori 28.900.000 30,000,000
Total aktiva lancar 122.300.000 100,400,000
2. Analisa Likuiditas
Aktiva lancar
Current ratio =
hutang jangka pendek
Rp.122.300 .000
Current ratio = Rp.62.000. 000
= 1,97
Sebuah current ratio sebesar 2 secara umum dianggap cukup, tapi nilai
penerimaan tersebut tergantung jenis industri dari perusahaan yang
sedang dievaluasi. Sebagai contoh, sebuah current ratio 1 dapat
dipertimbangkan layak untuk jenis industri produk kegunaan tapi besar
kemungkinan angka ini tidak cukup untuk jenis perusahaan yang
bergerak dalam industri manufaktur.
Nilai current ratio 1 berarti modal kerja neto adalah nol. Jika sebuah
perusahaan mempunyai current ratio lebih kecil dari 1 berarti
perusahaan tersebut mempunyai modal kerja neto negatif.
Quick (acid-test) ratio adalah rasio yang mirip dengan current ratio
hanya dengan pengecualian pengurangan atas inventori. Pengurangan
ini beralasan atas sifat dari inventori yang paling tidak likuid dari semua
pos di aktiva lancar.
Sebuah quick ratio sama dengan 1 atau lebih besar secara umum
menunjukkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang memadai.
Tapi sama halnya dengan current ratio, nilai ini tetap bergantung pada
jenis dari industri dimana perusahaan tersebut bergerak.
= 1,51
3. Analisa Aktifitas
Rp.208.800 .000
Pengembalian atas inventori =
Rp.28.900. 000
= 7,2
Inventori Mika Company berputar 7,2 kali dalam setahun. Atau dengan
kata lain, umur inventori dari Mika Company adalah 50 hari (360 ÷ 7,2)
Hasil dari tingkat pengembalian atas inventori ini hanya memberikan arti
bila kita membandingkannya dengan rasio dari perusahaan pesaing atau
perusahaan sejenis lainnya atau kita membandingkannya dengan data
perusahaan kita pada waktu-waktu yang lalu. Tingkat pengembalian atas
inventori sebesar 20 bukanlah hal yang luar biasa untuk sebuah
supermarket, sementara tingkat pengembalian atas inventori yang hanya
sebesar 4 masih dianggap wajar untuk perusahaan pabrikan pesawat
terbang.
piutan g
Periode rata-rata penagihan = rata− rata penjualan per hari
Rp 50.300.000
= Rp.307.400 .000 = 58,9 hari
360
Data ini hanya berguna bila dikombinasikan dengan kondisi kredit dari
Mika Company. Bila manajemen memberikan kelonggaran 30 hari
penagihan setelah tanggal penjualan, dan kenyataannya bahwa
penagihan berhasil dilakukan rata-rata setelah 58,9 hari, maka hal ini
mengindikasikan kontrol kredit dan kinerja bagian penagihan yang
kurang baik.
hutang
Periode rata-rata pembayaran =
rata− rata pembelian per hari
Kita mengasumsikan bahwa 70% dari harga pokok barang terjual adalah
merupakan biaya pembelian untuk tahun 2002. Maka periode rata-rata
pembayaran untuk tahun 2004 adalah
Rp .38.200.000
= 0,70xRp.20 8.800.000 = 94,1 hari
360
penjualan
Pengembalian atas aset tetap = aktiva tetap neto
penjualan
Pengembalian atas total aset = total aset
4. Analisa Hutang
total hutang
Rasio hutang = total aset
Rp .164.300.00 0
= Rp.359.700 .000
= 45,67%
Rp .102.300.00 0
= Rp.195.365 .500
=52,36%
Interpretasi atas nilai ini adalah bahwa hutang jangka panjang Mika
Company hanya sebesar 52,36% dari keseluruhan nilai ekuitas
pemegang saham.
5. Analisa Profitabilitas
= 32,07%
laba operationa l
Margin laba operasi =
penjualan
Rp .41.800.000
= Rp.307.400 .000 = 13,6%
5.3 Margin Laba Bersih
Perhitungan berikut adalah untuk mengukur persentase dari setiap
rupiah penjualan yang tersisa setelah pengurangan seluruh biaya,
termasuk pajak. Semakin tinggi margin laba bersih sebuah perusahaan
maka semakin baiklah kinerja perusahaan tersebut. Sebuah margin laba
bersih sebesar 1% atau bahkan kurang adalah hal yang biasa untuk
sebuah supermarket, sementara margin laba bersih sebesar 10% dapat
dipertimbangkan sangat rendah untuk sebuah toko perhiasan mewah.
Rp . 23.100.000
= Rp.307.400 .000 = 7,5%
Rp .23.100.000
=
Rp.359.700 .000
= 6,4%
= 0.11
***
BAB 4
PENILAIAN TOLERANSI RISIKO KLIEN
(RISK TOLERANCE)
Isi Bab
1. Tujuan Penilaian
2. Metode Penilaian
3. Memeriksa Obyektifitas Investasi Klien
1. Tujuan Penilaian
2. Metode Penilaian
diamati dengan satu tehnik dan penolak risiko ketika diamati dengan tehnik
lainnya. Misalnya, dalam satu studi yang memberikan 16 prosedur penilaian
berbeda, persentase orang yang dapat diklasifikasikan sebagai pengambil
risiko berkisar antara 0% sampai 94%, tergantung dari tehnik yang
dipergunakan. Praktisnya, hal ini berarti bahwa lebih dari satu pendekatan
harus dilakukan untuk penilaian yang akurat bagi kecenderungan
pengambilan risiko klien.
Anggap saja bahwa ukuran tersebut akurat, alat ukur kuantitatif terbaik
adalah yang memberikan perencana kesempatan membandingkan
keberadaan seseorang tertentu dalam kelompok yang diwakilinya. Alat ukur
semacam ini dikatakan memiliki “norma.” Mempergunakan norma seperti
itu, seseorang dapat membandingkan individu dari masyarakat luas, atau
kelompok lainnya. Misalnya, mempergunakan ukuran norma toleransi
risiko, adalah mungkin untuk melihat apakah klien lebih toleran terhadap
risiko atau tidak dari pada orang pada umumnya atau membandingkan klien
dengan orang dari usia dan jenis kelamin yang sama.
• Obyektif investasi
• Pilihan pada beberapa alat investasi
• Pilihan nyata dalam hidup yang melibatkan risiko
• Perilaku terhadap risiko
• Pilihan bagi probabilitas berbeda dan tingkat sukses
Obyektif, tidak boleh dikacaukan dengan toleransi risiko. Ada banyak orang
yang menginginkan pengurangan pajak namun merupakan penolak risiko.
Obyektif yang dinyatakan seseorang mungkin, pada kenyataannya, sangat
setara dengan tingkat toleransi risiko orang tersebut. Dalam banyak kasus,
klien mungkin tidak menyadari hal ini. Dalam arti, tingkat toleransi risiko
klien harus berdasarkan pada evaluasi bagaimana layaknya obyektif klien.
Namun, menggunakan obyektif untuk tujuan meningkatkan toleransi risiko,
tanpa ada usaha lainnya untuk menilai toleransi risiko sebenarnya, adalah
salah. Dengan melakukan hal ini sama saja seperti “mengikuti goyangan
ekor anjing.”
***.
BAB 5
ALOKASI ASET DAN DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
(ASSET ALLOCATION & PORTFOLIO DIVERSIFICATION)
Isi Bab
1. Pengertian Alokasi Aset
2. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dari Alokasi Aset
2.1 Umur
2.2 Harapan hidup seseorang
2.3 Kewajiban dan tanggung jawab keuangan dari individu
2.4 Periode waktu
2.5 Jenis pendekatan
2.6 Sumber pendapatan
2.7 Tingkat hasil investasi pasar yang diharapkan
2.8 Toleransi risiko
Alokasi aset berarti membagi portofolio investasi dan dana yang tersedia ke
dalam berbagai macam kelas aset dengan tujuan untuk mengurangi tingkat
fluktuasi dari nilai dan pengembalian atas aset dan portofolio investasi
tersebut guna pencapaian sejumlah objektif investasi. Dengan kata lain,
alokasi aset adalah bagaimana mengatur penempatan dana atau sumber
keuangan yang terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan individu
bersangkutan yang terus berubah dan kadang tanpa batas.
Program dari alokasi aset ini haruslah merupakan kombinasi dan kesatuan
dari objektifitas keuangan atau hasil yang ingin dicapai, jangka waktu
pencapaian objektifitas tersebut, halangan yang dapat ditemui pada proses
pencapaian objektifitas dan toleransi risiko.
Untuk dapat menciptakan program alokasi aset yang optimal, kita harus
terlebih dahulu memperhatikan sejumlah faktor diantaranya adalah ;
2.1. Umur
Seorang individu yang hidup sendiri pada usia produktif relatif lebih
mempunyai keleluasaan dalam pengalokasian dananya ketimbang
seseorang yang telah berkeluarga dengan 2 anak tertanggung.
Kesemua faktor diatas ini saling berhubungan satu sama lain, termasuk
dengan tingkat toleransi risiko yang dapat diterima oleh seseorang. Hal
ini berkaitan dengan umur, objektifitas keuangan dan jumlah dana yang
tersedia. Seorang dengan dana Rp.100 juta lebih mampu menerima
kerugian sebesar Rp.10 juta ketimbang seorang dengan dan Rp.20 juta
untuk besar kerugian yang sama Rp.10 juta.
• Keluarga
• Laporan neraca keuangan
• Arus kas
• Objektif awal
• Keluarga
Dalam kelompok ini, seorang perencana keuangan harus mampu
mengumpulkan informasi yang lengkap mengenai kondisi dan struktur
keluarga, berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
pribadi klien termasuk (bila perlu) jumlah anak diluar nikah yang tetap
menjadi tanggungan klien.
• Arus Kas
Dalam wawancara dengan klien, perencana keuangan akan
mengumpulkan data keuangan klien yang menginformasikan total
pendapatan dan pengeluaran. Data ini akan disimpulkan ke dalam
bentuk pelaporan arus kas keuangan pribadi.
• Objektif Awal
Kita akan membedakan objektif awal dengan objektif revisi. Objektif
awal adalah objektif yang dimasukkan dalam laporan kondisi
menyeluruh klien yang merupakan objektif mula-mula dari klien.
Objektifitas awal ini dapat dikatakan sebagai objektifitas murni dari
pribadi klien.
Objektif awal adalah objektif atau motifasi yang mendorong klien untuk
menghubungi seorang perencana keuangan.
Objektif awal yang telah direvisi itulah yang akan menjadi objektif
Hal lain yang dapat kita temukan setelah merevisi posisi keuangan
individu tersebut adalah jumlah dana aktual yang tersedia (actual excess
of cash). Jumlah ini akan menjadi sumber arus kas sekarang yang dapat
dipergunakan untuk mengeksekusi keputusan perencanaan keuangan
saat ini.
Pada tahap ini seorang perencana keuangan akan melakukan apa yang
dinamakan pengidentifikasian kembali objektifitas, dimana objektifitas
tersebut harus dituangkan dalam bentuk tertulis beserta dengan aspek
terkaitnya seperti biaya, waktu pencapaian, dan tingkat risiko.
Sebuah investasi yang tidak memiliki arah yang jelas hanya akan
mengalami risiko perubahan, koreksi dan revisi yang berulang-ulang
dalam periode pencapaiannya. Sehingga pada akhirnya proses
pencapaian itu menjadi terlalu lama dan tingkat risiko tertanggung akan
semakin terakumulasi sementara tujuan investasi tersebut tetap kabur.
Hal kedua yang dapat kita simpulkan dari analisa perbandingan laporan
keuangan dan rencana anggaran adalah kelayakan dari rencana anggaran
itu sendiri. Bisa saja rencana anggaran tersebut dibuat terlalu rendah
sehingga pada kenyataannya tidak dapat mengakomodasi kebutuhan
pengeluaran rumah tangga pada tahun berikutnya. Atau kita
menemukan kenyataan yang sebaliknya, dimana rencana anggaran
tersebut dibuat terlalu tinggi sehingga banyak terdapat kelebihan dana
tanpa ada pemanfaatan yang optimal.
Pada dasarnya, sebuah anggaran belanja memiliki dua pos utama, yaitu
pos pengeluaran tetap dan pos pengeluaran variabel. Secara umum pos
pengeluaran tetap tidak akan terlalu banyak mengalami perubahan sebab
jenis pengeluaran yang menjadi faktor pembentuknya sudah tetap dan
Contoh,
Seorang investor diperhadapkan pada dua macam pilihan investasi,
investasi A dan B dengan perincian arus kas masuk sebagai halaman
berikut ;
Investasi A Investasi B
Investasi awal Rp. 42.000.000 Rp. 45.000.000
Tahun Arus kas masuk
1 Rp.14.000.000 Rp.28.000.000
2 Rp.14.000.000 Rp.12.000.000
3 Rp.14.000.000 Rp.10.000.000
4 Rp.14.000.000 Rp.10.000.000
5 Rp.14.000.000 Rp.10.000.000
Rata-
rata Rp.14.000.000 Rp.14.000.000
Investasi A
Investasi B
Nilai arus kas seka-
Tahun Arus kas PVIF10%,5thn rang
Sejumlah revisi atau modifikasi arus kas dapat saja dilakukan pada
tahapan ini jika memang kondisi pasar pada saat itu tidak dapat
memberikan tingkat pengembalian yang setara dengan yang
• Berusia 18 – 34 tahun
• Sedang mengembangkan karir yang pertama atau kedua
• Memiliki gelar diploma, sarjana atau master
• Masih tinggal dengan orang tua, menyewa rumah atau sudah
memiliki rumah sendiri
• Mempunyai kendaraan (kontan/kredit)
• Mempunyai hutang jangka pendek dalam bentuk kartu kredit
• Mulai memikirkan untuk menginvestasikan uang mereka
Profil umum yang dapat ditemui dari kelompok individu ini adalah :
• Berumur antara 26 – 35 tahun
• Hidup bersama sebagai pasangan muda
• Memiliki gabungan dua kemampuan keuangan pribadi
• Memiliki gabungan dua gaya investasi, prioritas finansial dan
objektif
• Sedang mengembangkan jenjang karir yang pertama atau
kedua
• Memiliki gelar diploma, sarjana atau master
• Menyewa atau memiliki rumah sendiri
• Memiliki mobil sendiri
• Mulai menginvestasikan dana mereka.
• Membeli rumah
• Menabung untuk kebutuhan anak-anak nantinya
3.6.5 Pensiunan
Pembagian aset yang dapat dilakukan oleh mereka yang akan pensiun
atau telah pensiun misalnya :
• Kas dan setara kas 0 –20%
• Instrumen berpendapatan tetap 25 – 50%
• Saham unggulan 35 – 50%
• Saham asing unggulan 5 –10%
• Saham berkapitalisasi kecil 0
• Aset berisiko menengah 5 – 10%
• Aset berisiko tinggi 0
***.
BAB 6
ANALISA SAHAM(EQUITY ANALYSIS)
Isi Bab
1. Karakteristik dari Saham Biasa
1.1 Sertifikat Saham
1.2 Voting
1.3 Pembayaran Dividen
1.4 Hak Memesan Terlebih Dahulu (Preemtive Right)
4. Proses Investasi
4.1 Menentukan Kebijakan Investasi
4.2 Melakukan Analisa Proforma Saham
4.3 Membentuk Sebuah Portofolio
4.4 Merevisi Portofolio
4.5 Mengevaluasi Performance dari Portofolio
Saham biasa mewakili ekuitas, atau satu posisi kepemilikan dalam sebuah
perusahaan. Kepemilikan ini bersifat klaim residu, dalam pengertian bahwa
pihak kreditor dan pemegang saham khususlah yang akan menerima
pembayaran pembagian keuntungan perusahaan sebelum dibagikan kepada
para pemegang saham biasa.
Segi positif dari sifat saham biasa adalah bahwa pemegang saham jenis ini
hanya akan kehilangan keseluruhan investasi awalnya, dalam bentuk modal
kepemilikan jumlah saham biasa, pada saat perusahaan penerbit saham
tersebut mengalami kebangkrutan.
1.2 Voting
Sejumlah perusahaan ada yang menerbitkan dua atau lebih jenis saham
biasa. Sebagai contoh, saham class A yang mempunyai keunggulan
posisi dalam hal pembagian dividen tapi tidak memiliki hak suara utk
voting. Sebaliknya, saham class B memiliki hak suara penuh untuk
voting tetapi posisi yang lemah dalam hal urutan pembagian dividen.
Hak memesan efek terlebih dahulu adalah hak yang diberikan kepada
para pemegang saham lama untuk memesan atau membeli saham yang
baru diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Tujuan dari penyertaan
hak ini adalah untuk tetap menjaga proporsi kepemilikan dari seseorang
terhadap sebuah perusahaan.
Harga pasar dari saham jenis ini dapat sangat berfluktuasi, khususnya
untuk jangka pendek. Saham jenis ini biasanya dapat bergerak lebih
cepat dari saham jenis lain, tapi pada saat hasil perusahaan tidak dapat
memenuhi harapan investor atau analis, harga saham ini dapat jatuh
dengan cepat.
Sering kali investor membeli saham untuk pendapatan saat ini. Investor
akan mencari saham-saham yang mampu memberikan hasil yang lebih
tinggi dari rata-rata saham yang ada dalam bentuk dividen.
Saham jenis ini adalah saham yang diasumsikan stabil dan aman,
khususnya dalam periode dimana siklus bisnis sedang menurun. Saham-
saham dalam industri makanan adalah contoh dari jenis saham bertahan.
Nilai dari saham biasa adalah sama dengan nilai sekarang dari
keseluruhan keuntungan yang bakal diperoleh dimasa depan. Dengan
kata lain, nilai dari sebuah saham biasa adalah setara dengan total
keseluruhan dividen yang tersedia dalam kerangka waktu horizontal
yang tidak terbatas.
D1 D2 D∞
+ + ... +
Po = (1 + Ks )1 (1 + Ks )2 (1 + Ks )∞
Dimana,
Po = nilai dari saham biasa
Dt = dividen per saham yang diharapkan pada setiap akhir tahun t
Ks = tingkat pengembalian atas saham biasa (required return of
common stock)
Contoh,
Dividen dari perusahaan Mika Company yang bergerak dalam sektor
industri tekstil di perkirakan akan tetap konstan pada Rp.150 per saham
untuk jangka waktu tidak terbatas. Jika tingkat pengembalian saham
yang diharapkan adalah sebesar 15%, maka nilai saham Mika Company
adalah (150/0,15) = Rp.1000
Dà x (1 + g )1 Dà x (1 + g ) 2 Do x (1 + g ) ∞
Po = (1 + K s )1
+
(1 + K s ) 2
+ ... +
(1 + K s ) ∞
Atau
D1
Po = Ks − g
Contoh,
Sebuah saham biasa diharapkan memberikan dividen Rp.10 per lembar
saham, adapun tingkat pertumbuhan dividen untuk jangka panjang
diperkirakan sebesar 12%, dan tingkat pengembalian sebesar 15%,
maka nilai saham tersebut sekarang adalah;
Po = 10 / (0,15-0,12)
= Rp333,33
Tahap 1
Temukan nilai dividen pada akhir tahun (Dt);
Dt = Do x (1+g1)t = Do x FVIFg1,t
Tahap 2
Temukan nilai sekarang daridividen yang diharapkan sepanjang periode
pertumbuhan awal. Nilai ini bisa diperoleh lewat perhitungan;
N DO x (1+g1)t N
D1 N
∑t=1 (1+Ks )t
= ∑(1+K )
t=1
t
= ∑(D
t=1
1 x Ks,t )
PVIF
s
Tahap 3
Temukan nilai saham pada akhir periode pertumbuhan awal;
1 DN +1
x = PVIF
KsN x PN
(1+ Ks )N Ks − g2
Tahap 4
Tambahkan nilai sekarang dari komponen yang ditemukan pada tahap
perhitungan 2 dan 3 untuk menentukan nilai saham,Po;
1 DN +1 N DO x (1+g1)
t
Po =
(1+ Ks )N
x ∑ (1+K )t
Ks − g2 t=1
+
s
Dimana,
1
PVIF = (1 + i) n
FVIF = (1+i)n
Contoh,
Pembayaran dividen tahunan terakhir (2002) dari Mika Industries
adalah Rp.25 per saham. Manager keuangan dari perusahaan
bersangkutan mengharapkan terjadinya peningkatan sebesar 10% per
tahun, (g1), selama tiga tahun kedepan (2003,2004 dan 2005). Pada
akhir tahun ke tiga (akhir tahun 2005) akibat siklus produk yang telah
jenuh maka diperkirakan pertumbuhan dividen hanya sebesar 5% per
tahun untuk seterusnya (dinyatakan sebagai g2). Tingkat pengembalian
(required return) perusahaan (Ks) adalah 15%. Untuk memperkirakan
nilai saham biasa pada saat ini (akhir tahun 2002), Po = P2002 adalah
dengan mengaplikasikan keempat langkah diatas.
3 Do x (1+ g1)t
Total nilai sekarang dari dividen = ∑ = Rp.68,689
t =1 (1+ Ks )t
Tahap 1 Nilai dari dividen dalam setiap tahun dari data tiga tahun dihitung
di kolom 1,2 dan 3. Dividen untuk tahun 2003, 2004 dan 2005
adalah masing-masing 27,5, 30,25, 33,275.
Tahap 4 Tambahkan nilai sekarang dari dividen awal yang didapat dari
tahap dua ke nilai sekarang saham pada akhir dari periode
BAB 6 : Analisa Saham
Financial Planning Standards Board Indonesia
98
4. Proses Investasi
Melibatkan evaluasi sejumlah saham per saham atau grup industri yang
nantinya akan menjadi saham-saham unggulan untuk dimasukkan ke
dalam portofolio investasi. Analisa saham ini jatuh ke dalam dua jenis
klasifikasi, yaitu : analisa teknikal; yaitu analisa yang dilakukan
dengan menggunakan sejumlah grafik harga saham beserta berbagai
indikator penunjang yang mampu memberikan indikasi pergerakan
harga saham di kemudian hari. Klasifikasi kedua dikenal sebagai
analisa fundamental; sebuah analisa yang didasarkan pada evaluasi
laporan keuangan, aspek makro dan mikro saham terkait.
Pt − Pt −1 + C t
Kt = Pt −1
Dimana,
Kt = aktual, nilai yang diharapkan, atau (required rate of return)
sepanjang periode t
Pt = nilai (price) dari aset pada waktu t
Pt-1 = nilai (price) dari aset pada waktu t-1
Ct = cash flow yang diterima dari investasi aset dalam periode waktu
t-1 ke t
Contoh,
Wynne Gamezone, ingin menentukan tingkat pengembalian aktual dari 2
mesin video game, Destroyer dan Crazy Rally. Destroyer dibeli setahun
yang lalu dengan harga Rp.20,000,000 dan memiliki nilai pasar sekarang
sebesar Rp.21,500,000. Sepanjang tahun yang lalu, mesin ini telah
menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp.800,000. Mesin Crazy
Rally dibeli empat tahun lalu, dan nilainya pada awal tahun dan akhir tahun
jatuh dari Rp.12,000,000 ke Rp.11,800,000. Sepanjang tahun, mesin ini
menghasilkan keuntungan setelah pajak sebesar Rp.1,700,000. Maka tingkat
pengembalian dari kedua mesin video game ini adalah:
Crazy Rally
11,800 ,000 − 12 ,000 ,000 + 1,700 ,000
Kc = = 12,5%
12 ,000 ,000
Walaupun harga mesin Crazy Rally terus turun sepanjang tahun berjalan,
tetapi mesin ini mampu memberikan arus kas yang tinggi dibandingkan
mesin Destroyer.
Aset A dan B
Asset A Asset B
Initial investment Rp.10,000,000 Rp.10,000,000
Walaupun kedua aset ini mempunyai most likely return yang sama
(15%), namun jarak tingkat pengembalian masing-masing aset
berbeda satu sama lain, aset A 4% sementara aset B 16%. Tingkat
distribusi dari pengembalian atas investasi aset B terlalu besar
penyebarannya (dispersion) sehingga mengakibatkan investasi atas
aset B lebih berisiko ketimbang aset A.
Dimana,
K1 = pengembalian untuk hasil dari i
Pri = probabilitas terjadinya hasil i
n = jumlah hasil yang dipertimbangkan
2
n
−
standar deviasi σk = ∑ k1 − k x
i=1
Pri
Weighted value
Possible Probabil- Returns (%) (%)
outcomes ity (2) [(1)x(2)]
(1) (3)
Asset A
Pessimistic 0,25 13 3,25
Most likely 0,50 15 7,50
Optimistic 0,25 17 4,25
Total 1 Expected re- 15
turn
Asset B
Pessimistic 0,25 7 1,75
Most likely 0,50 15 7,50
Optimistic 0,25 23 5,75
Total 1 Expected re- 15
turn
−
Tabel di atas menunjukkan perhitungan expected value of return k untuk
aset A dan B.
Asset A
− − −
(ki- k )2 (ki- k )2x Pri
−
i ki k ki- k Pri
1 13% 15% -2% 4% 0,25 1%
2 15 15 0 0 0,50 0
3 17 15 2% 4% 0,25 1
2%
Asset B
1 7% 15% -8% 64% 0,25 16%
2 15 15 0 0 0,50 0
3 23 15 8% 64% 0,25 16
32%
aset B ; σKB = 32 %
= 5,66%
Aset B memiliki standar deviasi yang lebih besar daripada aset A, maka
relatif lebih berisiko.
Asumsi bahwa kita ingin menentukan nilai yang diharapkan dan standar
deviasi dari pengembalian untuk portofolio X dan Y, yang diciptakan dengan
memakai komposisi 50-50% aset X dan Y. Tingkat pengembalian yang
diharapkan atas aset X dan Y untuk tiap-tiap tahun dalam 5 tahun kedepan
tercantum dalam kolom 1 dan 2 pada tabel di bawah.
Expected return, expected value dan standard deviation dari return untuk
portofolio XY
−
12% +12% +12% +12% +12%
kp = = 12%
5
(12% − 12%)2 + (12% − 12%)2 + (12% − 12%)2 + (12% − 12%)2 + (12% − 12%)2
= 0%
5 −1
σkp=
BAB 7
ANALISA SEKURITAS BERPENDAPATAN TETAP
(FIXED INCOME ANALYSIS)
Isi Bab
2. Penilaian (Valuation)
2.1 Pengertian Umum Sebuah Penilaian
2.2 Penilaian Obligasi
2.3 Hasil Serahan Hingga Jatuh Tempo (Yield to Maturity)
2.4 Durasi Obligasi
1.1 Deposito
Tingkat bunga tahunan disebut repo rate, yang mana dalam contoh ini
sebesar 12%
Rp.1.000.000 360
= Rp.100.000.000
x
30
dihitung berdasar 30
360
Dimana,
ai = bunga yang masih harus dibayar (accrued interest)
i = suku bunga kupon (coupon interest)
TDCS = jumlah hari kupon dari pembayaran kupon terakhir
hingga tanggal settlement
TDP = jumlah hari pada periode kupon
Contoh,
Sebuah obligasi korporasi dengan harga par Rp.10.000.000 membayar
bunga kupon setiap tanggal 1 Maret dan 1 September dengan suku
bunga kupon 9%. Jika obligasi dibeli pada tanggal 12 Juli untuk
settlement tanggal 15 Juli, maka bunga yang masih harus dibayar
(accrued interest) adalah sebesar ;
Total hari kupon dari pembayaran terakhir (Maret – Juli) = 134 hari
Total hari kupon pada periode pembayaran (Maret – September) =
180 hari
Bunga kupon = Rp.10.000.000 x 9 %
2
= Rp.450.000
134
Bunga yang masih harus dibayar = Rp.450.000 x 180
= Rp.335.000
BAB 7 : Analisa Sekuritas Berpendapatan Tetap
Financial Planning Standards Board Indonesia
111
Berdasarkan penerbit maka obligasi dapat dibagi atas dua yaitu obligasi
yang diterbitkan oleh pemerintah atau lembaga pemerintah dan obligasi
yang diterbitkan oleh swasta. Obligasi pemerintah sesuai dengan
namanya adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah (biasanya
dalam bentuk seri obligasi).
1.4.1 Indentur
Debentur
Adalah obligasi tanpa jaminan, dimana para pemegang obligasi ini
hanya berpegang pada janji dari penerbitnya bahwa hutang pokok dan
bunga kupon obligasi tersebut akan dilunasi pada waktunya.
Subordinat Debentur
Jika penerbit menerbitkan lebih dari satu obligasi debentur, maka
sebuah hirarki obligasi dapat dibentuk. Sehingga kita mengenal
subordinat debentur yaitu sebuah obligasi junior dari unsubordinated
debentures. Hal ini memberikan pengertian bahwa dalam kondisi
bankrut, maka klaim atas obligasi junior tidak akan dibayarkan
sebelum penerbit mampu melunasi seluruh kewajibannya atas obligasi
senior.
2. Penilaian (Valuation)
Nilai dari sebuah aset tergantung kepada arus kas yang diperkirakan
bakal tersedia oleh aset tersebut setelah sejumlah waktu kepemilikan
tertentu.
Contoh,
Cenlia, seorang analis finansial ingin mengestimasi nilai dari tiga
buah aset; saham biasa dari Michael Enterprise, bunga dari sebuah
BAB 7 : Analisa Sekuritas Berpendapatan Tetap
Financial Planning Standards Board Indonesia
115
sumur minyak, dan sebuah lukisan asli dari seorang pelukis terkenal.
Saham dalam Michael Enterprise; diperkirakan memberikan dividen
Rp.3.000.000 per tahun untuk waktu tidak terbatas.
Sumur minyak; diperkirakan memberikan arus kas Rp.20.000.000
pada akhir tahun pertama, Rp.40.000.000 pada akhir tahun kedua, dan
Rp.100.000.000 pada akhir tahun keempat, sebelum sumur itu dijual
kembali.
Lukisan; diperkirakan dapat laku dijual dalam 5 tahun untuk harga
Rp.850.000.000
Waktu (timing)
Pada saat membuat estimasi arus kas, kita harus menentukan dengan
jelas waktu penerimaan dari arus kas tersebut, kebanyakan analis
menggunakan batasan akhir tahun sebagai waktu penerimaan arus
kas.
Risiko dalam hal ini adalah kemungkinan hasil yang diharapkan tidak
mampu dicapai. Secara umum, semakin besar risiko (atau semakin
tidak pasti pencapaian) sebuah arus kas, maka semakin kecil nilai aset
tersebut.
Penilaian aset.
n 1 1
B0 = I ∑
+ M
atau = (I (PVIFAKd,t) + (M (PVIFKd,t)
t =1 (1 + kd )t (1+ kd )
t
1
1 −
PVIFAKd,t = (1+i)n
i
Contoh,
Sebuah korporasi menerbitkan obligasi dengan nilai par sebesar
Rp.10.000.000, mempunyai bunga kupon 10% yang dibayar secara
tahunan, dengan masa berlaku obligasi 10 tahun. Nilai obligasi
tersebut adalah sebesar ;
Dimana,
i = suku bunga (interest)
M = nilai par
B0 = Nilai obligasi terkini
N = jumlah tahun hingga jatuh tempo
Contoh,
Sebuah obligasi dijual pada harga Rp.10.800.000, nilai par sebesar
Rp.10.000.000, mempunyai bunga kupon 10% yang dibayar secara
tahunan, dengan masa berlaku obligasi 10 tahun.
Interpolasi
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, kita dapat menggunakan
metode interpolasi sebagai berikut ;
Langkah 1:
Temukan perbedaan antara nilai obligasi,B0, pada bunga 8% dan 9%.
Perbedaannya adalah sebesar Rp.700.250,51 (Rp.11.342.016 –
Rp.10.641.765,77)
Langkah 2 :
Temukan perbedaan absolut antara nilai sekarang Rp.10,8 juta dan nilai
yang diasosiasikan dengan suku bunga diskonto terendah.
BAB 7 : Analisa Sekuritas Berpendapatan Tetap
Financial Planning Standards Board Indonesia
118
Contoh,
Obligasi dengan bunga kupon 4% per tahun, dengan nilai par
Rp.10.000.000, YTM sebesar 8% dengan umur obligasi 10 tahun.
Tahun (t) Arus kas (CF) PVIF0,08 PV dari CF PV sebagai % t x (PV sbg %)
1 400 000,00 0,9259 370 370,37 0,051 0,051
2 400 000,00 0,8573 342 920,00 0,047 0,094
3 400 000,00 0,7938 317 520,00 0,043 0,130
4 400 000,00 0,7350 294 000,00 0,040 0,161
5 400 000,00 0,6806 272 240,00 0,037 0,186
6 400 000,00 0,6302 252 080,00 0,034 0,207
7 400 000,00 0,5835 233 400,00 0,032 0,223
8 400 000,00 0,5403 216 120,00 0,030 0,236
9 400 000,00 0,5002 200 080,00 0,027 0,246
10 10 400 000,00 0,4632 4 817 280,00 0,658 6,585
7 316 010,37 1,000 8,118
***
BAB 8
PENGENALAN INSTRUMEN DERIVATIF
Isi Bab
1. Waran (Warrant)
1.1 Karakteristik Dasar dari Waran
2.1 Nilai Waran
2. Opsi (Option)
2.1 Calls dan Puts
2.2 Transaksi Option
- Call Option
- Put Option
4. Sewa (Leasing)
4.1 Bentuk Dasar Penyewaan
- Sewa Operasi
- Sewa Finansial atau Kapital
4.2 Keputusan Sewa atau Beli
1. Waran
Umur waran biasanya tidak lebih dari 10 tahun, walaupun ada juga
waran yang tidak mempunyai batasan umur. Tidak sama halnya
dengan efek konversi (convertible securities), waran tidak dapat
ditebus oleh penerbitnya.
Umur dari right tidak lebih dari beberapa bulan saja; sementara waran
bisa dieksekusi walaupun setelah lewat beberapa tahun.
BAB 8 : Pengenalan Instrumen Derivatif
Financial Planning Standards Board Indonesia
121
Pada saat sebuah waran melekat pada sebuah obligasi, maka harga
murni dari waran yang disertakan yang merupakan harga yang efektif
dibayar untuk setiap waran yang menyertai obligasi tersebut, dapat
dihitung dengan cara ;
Contoh,
Marine Enterprise menerbitkan sebuah obligasi dengan par
Rp.10.000.000, bunga kupon 10,5% yang dibayar per tahun selama 20
tahun, mempunyai 20 waran yang disertakan untuk membeli saham
dari perusahaan penerbit obligasi tersebut. Obligasi ini dijual pada
harga par.
a
perhitungan PVIFA12%,20
b
perhitungan PVIF12%,20
= Rp.55.877,5
Nilai teoritis dari sebuah waran adalah pada level harga berapa sebuah
waran seharusnya dijual di pasar.
Dimana,
P0 = nilai pasar dari saham biasa
E = harga eksekusi dari waran
N = jumlah saham biasa yang dapat dibeli dengan satu lembar waran
Contoh,
Merci Corporation mempunyai waran yang beredar dengan harga
eksekusi Rp.4.000 per lembar dengan perincian satu lembar waran
mempunyai hak membeli 3 lembar saham biasa. Saham biasa dari
Merci Corporation dijual saat ini pada harga Rp.4.500 per lembar.
Maka waran dari Merci Corporation itu seharusnya dijual di pasar
pada harga ;
2. Option
- Call Option
Contoh,
Asumsikan Pan membayar Rp.25.000 untuk 3 bulan call option dari
Flyover Enterprise pada harga Rp.5.000. Kontrak ini menyatakan
bahwa dengan membayar Rp.25.000, maka Pan digaransi dapat
membeli 100 lembar saham Flyover Enterprise pada harga Rp.5.000
dalam kurun waktu 3 bulan.
- Put Option
Contoh,
Asumsikan bahwa Dunne membayar Rp.32.500 untuk sebuah kontrak
put option dengan durasi 6 bulan dari Divine Corporation, pada harga
eksekusi Rp.4.000. Dengan membayar sebesar Rp.325.000, Dunne
memastikan bahwa dia dapat menjual 100 saham Divine Corporation
pada harga Rp.4.000 per lembarnya kapan saja hingga 6 bulan
kedepan.
Sementara jenis peserta pasar yang kedua adalah para lindung nilai
(hedger) yang membeli dan menjual kontrak berjangka untuk
mengurangi risiko posisi mereka di pasar spot. Kebanyakan dari para
lindung nilai ini adalah produsen atau konsumen dari produk atau aset
yang diperdagangkan di bursa berjangka tersebut.
4. Sewa (Leasing)
Penyewa (lessee) adalah mereka yang menerima service dari aset tersebut
didalam kontrak penyewaan. Pemberi sewa (lessor) adalah pemilik
sebenarnya dari aset yang disewakan.
- Sewa Operasi
Sistim sewa ini tidak dapat dibatalkan, sehingga pihak penyewa wajib
melakukan pembayaran atas penggunaan aset tersebut sepanjang
periode waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
berikut ;
1. Temukan nilai arus kas keluar setelah pajak untuk setiap tahun
dalam alternatif periode sewa aset.
2. Temukan nilai arus kas keluar setelah pajak untuk setiap tahun
dalam alternatif pembelian aset.
3. Hitung nilai sekarang dari kedua arus kas keluar tersebut.
4. Pilih alternatif yang memberikan nilai sekarang paling rendah
yang diperoleh dari langkah perhitungan ketiga.
Contoh,
M&M Corp. membutuhkan pengadaan sebuah mesin dengan total harga
beli Rp.240.00.000. Perusahaan ini mengaplikasikan 40% pajak.
Maka,
Langkah pertama, arus kas keluar setelah pajak adalah sebesar
= Rp.60jt x (1-0,4)
= Rp.36.000.000
Berarti alternatif sewa ini memberikan hasil arus kas keluar sebesar
Rp.36.000.000 setiap tahun untuk 5 tahun, dimana pada tahun kelima
terdapat pilihan tambahan biaya sebesar Rp.40.000.000
BAB 8 : Pengenalan Instrumen Derivatif
Financial Planning Standards Board Indonesia
129
Langkah kedua, menentukan arus kas keluar setelah pajak dari alternatif
beli adalah dengan menentukan dahulu pembayaran bunga dan pokok
pinjaman, yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini ;
Akhir Tahun Pinjaman Pokok Awal Tahun Bunga (9%) Pokok Pokok Akhir Tahun
1 Rp61 702 189,67 Rp240 000 000,00 Rp21 600 000,00 Rp40 102 189,67 Rp199 897 810,33
2 Rp61 702 189,67 Rp199 897 810,33 Rp17 990 802,93 Rp43 711 386,74 Rp156 186 423,59
3 Rp61 702 189,67 Rp156 186 423,59 Rp14 056 778,12 Rp47 645 411,55 Rp108 541 012,04
4 Rp61 702 189,67 Rp108 541 012,04 Rp9 768 691,08 Rp51 933 498,59 Rp56 607 513,46
5 Rp61 702 189,67 Rp56 607 513,46 Rp5 094 676,21 Rp56 607 513,46 Rp0,00
1 Rp 61 702 189,67 Rp 15 000 000,00 Rp 48 000 000,00 Rp 21 600 000,00 Rp 84 600 000,00 Rp 33 840 000,00 Rp 42 862 189,67
2 Rp 61 702 189,67 Rp 15 000 000,00 Rp 76 800 000,00 Rp 17 990 802,93 Rp 109 790 802,93 Rp 43 916 321,17 Rp 32 785 868,50
3 Rp 61 702 189,67 Rp 15 000 000,00 Rp 45 600 000,00 Rp 14 056 778,12 Rp 74 656 778,12 Rp 29 862 711,25 Rp 46 839 478,42
4 Rp 61 702 189,67 Rp 15 000 000,00 Rp 28 800 000,00 Rp 9 768 691,08 Rp 53 568 691,08 Rp 21 427 476,43 Rp 55 274 713,24
5 Rp 61 702 189,67 Rp 15 000 000,00 Rp 28 800 000,00 Rp 5 094 676,21 Rp 48 894 676,21 Rp 19 557 870,48 Rp 57 144 319,19
Sewa Beli
Akhir Arus Kas Keluar Faktor Nilai Sekarang Arus Kas Keluar Faktor Nilai Sekarang
Tahu
n Setelah Pajak Nilai Sekarang Arus Kas Setelah Pajak Nilai Sekarang Arus Kas
1 Rp 36 000 000,00 0,943 Rp 33 948 000,00 Rp 42 862 189,67 0,943 Rp 40 419 044,86
2 Rp 36 000 000,00 0,890 Rp 32 040 000,00 Rp 32 785 868,50 0,890 Rp 29 179 422,97
3 Rp 36 000 000,00 0,840 Rp 30 240 000,00 Rp 46 839 478,42 0,840 Rp 39 345 161,87
4 Rp 36 000 000,00 0,792 Rp 28 512 000,00 Rp 55 274 713,24 0,792 Rp 43 777 572,89
5 Rp 76 000 000,00 0,747 Rp 56 772 000,00 Rp 57 144 319,19 0,747 Rp 42 686 806,43
arus kas keluar Rp 181 512 000,00 arus kas keluar Rp 195 408 009,02
***
BAB 9
REKSADANA (UNIT TRUSTS)
Isi Bab
1. Reksadana di Indonesia
1.1 Pengertian Reksadana
1.2 Bentuk Reksadana
4. Kinerja Reksadana
4.1 Menghitung Kinerja sub-periode
4.2 Menghitung Kinerja periode tertentu—Time Weighted Rate
of Return
4.3 Indeks Kinerja Reksadana
4.4 Kinerja Tolak Ukur (Benchmark)
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
132
1. Reksadana di Indonesia
Reksadana berasal dari kosa kata ‘reksa’ yang berarti ‘jaga’ atau
‘pelihara’ dan kata ‘dana’ yang berarti ‘(kumpulan) uang’. Sehingga
Reksadana dapat diartikan ‘kumpulan uang yang dipelihara (bersama
untuk suatu kepentingan)’.
portofolio efek, yaitu kumpulan surat berharga yang dimiliki oleh suatu
pihak. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para klien atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk sekelompok klien. Sedangkan bank kustodian
adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,
bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi kliennya.
Deposito
Saham
Investasi Klien
Transaksi:pembukaan Rekening
formulir aplikasi & setoran
Agen
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
134
Pada Reksa Dana berbentuk KIK, bagian laba dari Reksa Dana termasuk
pelunasan kembali Unit Penyertaan yang diterima pemilik adalah bukan
objek Pajak Penghasilan (PPh). Keringanan ini dimaksudkan pemerintah
untuk lebih menggairahkan Reksa Dana di Indonesia.
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
135
Catatan: bunga obligasi dan capital gain obligasi bukan obyek PPh selama 5
tahun pertama sejak Reksadana berbentuk KIK dikeluarkan.
MVt − LIABt
NAVt = NSOt
Dimana,
MVt = nilai pasar (market value) dari investasi perusahaan pada waktu t
LIABt = jumlah hutang (liabilities) perusahaan pada waktu t
NSOt = jumlah saham yang beredar (number of share outstanding) pada
waktu t
Contoh,
Sebuah perusahaan investasi memiliki 4.000.000 saham yang beredar,
dimana aset ini dalam bentuk saham biasa dengan total harga pasar sebesar
Rp.1.020.000.000, hutang perusahaan berjumlah Rp.200.000.000 per
tanggal 20 November. Maka NAV sebesar Rp.205
Nilai ini dapat berubah setiap hari sebab ketiga faktor pembentuk nilai ini
berubah pula setiap hari.
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
136
4. Kinerja Reksadana
NAt – Nat-1 + Pk
Kinerja sub periode = Nat-1 – (PKxF)
Dimana:
Nat = NAB/Unit akhir minggu ini
Nat = NAB/Unit akhir minggu sebelumnya
Pk = Pembagian keuntungan per unit
F = 0,5 yang mengasumsikan bahwa pembagian uang tunai dilakukan
pada pertengahan periode mingguan.
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
137
Dimana:
HPRn = Kinerja sub periode ke n + 1
Kinerja/sub-
Tanggal NAV/Unit Dividen/Unit periode HPR
1 Januari 2000 1,000.00 -
30 Juni 2000 1,150.00 50.00 20.00% 1.200
30 Desember 2000 1,000.00 50.00 -8.70% 0.913
1 Januari 2001 1,002.00 - 0.20% 1.002
30 Juni 2001 950.00 - -5.19% 0.948
30 Desember 2001 1,050.00 25.00 13.16% 1.132
1 Januari 2002 1,055.00 - 0.48% 1.005
30 Juni 2002 1,100.00 25.00 6.64% 1.066
30 Desember 2002 1,150.00 50.00 9.09% 1.091
1 Januari 2003 1,155.00 - 0.43% 1.004
30 Juni 2003 1,250.00 50.00 12.55% 1.126
30 Desember 2003 1,300.00 50.00 8.00% 1.080
Total Dividen 300.00 total HPR 1.681
Total Kinerja 68.1%
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
138
Sebagai contoh, jika NAB/Unit pada awal periode adalah Rp.1,000 dan
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
139
Pada pasar investasi yang telah berkembang, terdapat suatu indeks pasar
untuk masing-masing jenis instrumen investasi. Di Indonesia, khususnya
untuk pasar saham, indeks yang sudah kita kenal adalah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta.
Ada indeks harga saham lain seperti LQ-45 atau Bisnis 40. Indeks
saham diatas saat ini sering dijadikan sebagai tolak ukur atau
pembanding dari suatu kinerja portofolio saham atau reksadana saham.
Hal lain yang juga penting adalah masalah waktu. Perbandingan kinerja
reksadana dengan suatu tolak ukur harus dilakukan untuk periode yang
sama. Misalkan, sebuah reksadana saham melakukan penawaran umum
perdana pada tanggal 15 Januari 2003, dengan NAB/Unit Rp.1,000,
maka pembanding dengan tolak ukur IHSG harus dimulai pada posisi
IHSG pada tanggal yang sama. Misalkan, pada tanggal 31 Desember
2003, reksadana tersebut memiliki NAB/Unit sebesar Rp.1,250 (tidak
ada pembagian dividen), maka kinerja reksadana tersebut adalah 25%.
Jika pada tanggal 15 Januari 2003 posisi IHSG ada di 400 dan pada
tanggal 31 Desember 2003 posisinya naik menjadi 480 maka, kinerja
rata-rata pasar saham adalah 20%. Untuk periode yang sama diatas, kita
dapat membandingkan IHSG dengan reksadana saham dimana kinerja
reksadana lebih baik dari kinerja rata-rata pasar saham.
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia
141
2.500,00
2.000,00 JCI
1.500,00
1.000,00 Reksadana
500,00 saham-A
-
29/05/1997
29/11/1997
29/05/1998
29/11/1998
29/05/1999
29/11/1999
29/05/2000
29/11/2000
29/05/2001
29/11/2001
Date
BAB 9 : Reksadana
Financial Planning Standards Board Indonesia